power point ini adalah hasil review dari buku "How The Brain Learn" khusus Chapter 3 tentang memori kerja otak.
Memori kerja otak merupakan bahan kajian yang baik untuk kita ketahui agar kita dapat memaksimalkan memori otak kita dalam berpikir dan belajar.
Materi ini mencoba menjabarkan hal-hal yang mendasari munculnya perilaku menolong. Selain itu ada pula penjelasan hal-hal apa saja yang akan meningkatkan atau malah mengurangi munculnya perilaku menolong. Terakhir, ada satu pertanyaan menggelitik yang coba dilempar, apakah benar perilaku menolong berada di titik yang berseberangan dengan perilaku agresif.
Hi semua, terima kasih sudah berkunjung kesini 😆 Semua file yang diupload adalah materi perkuliahan. Nah... materi ini dari dosen yang dikhususkan untuk teman-teman kelas #manabeve 💚
Biar gampang diakses, yah masukin sini aja kan😆 Sekalian membantu kalian yang mungkin butuh beberapa konten dalam file-file ini.
Jangan lupa di like yah 💙 Kalau mau dishare atau didownload PLEASE MINTA IZIN dulu oke??
Biar ngga salah paham cuy😆
ASK FOR PERMISSION ▶ itsmeroses@mail.ru
Kalau kesulitan untuk mendownload FEEL FREE untuk email ke aku🔝🔝🔝🔝
[DISCLAIMER] Mohon banget kalau udah didownload. Kemuadian ingin dijadikan materi atau referensi. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Terima kasih atas pengertiannya💖
------------------------------------------------------------
Materi details :
Coming soon ")
------------------------------------------------------------
MEET CLASS FELLAS💚
Instagram ▶ https://www.instagram.com/manabeve
Blog ▶ https://manabeve.blogspot.com
Email ▶ manabeve@gmail.com
------------------------------------------------------------
LET'S BECOME FRIENDS WITH ME💜
Instagram ▶ https://www.instagram.com/ameldiana3
Twitter ▶ https://www.twitter.com/amlediana3
power point ini adalah hasil review dari buku "How The Brain Learn" khusus Chapter 3 tentang memori kerja otak.
Memori kerja otak merupakan bahan kajian yang baik untuk kita ketahui agar kita dapat memaksimalkan memori otak kita dalam berpikir dan belajar.
Materi ini mencoba menjabarkan hal-hal yang mendasari munculnya perilaku menolong. Selain itu ada pula penjelasan hal-hal apa saja yang akan meningkatkan atau malah mengurangi munculnya perilaku menolong. Terakhir, ada satu pertanyaan menggelitik yang coba dilempar, apakah benar perilaku menolong berada di titik yang berseberangan dengan perilaku agresif.
Hi semua, terima kasih sudah berkunjung kesini 😆 Semua file yang diupload adalah materi perkuliahan. Nah... materi ini dari dosen yang dikhususkan untuk teman-teman kelas #manabeve 💚
Biar gampang diakses, yah masukin sini aja kan😆 Sekalian membantu kalian yang mungkin butuh beberapa konten dalam file-file ini.
Jangan lupa di like yah 💙 Kalau mau dishare atau didownload PLEASE MINTA IZIN dulu oke??
Biar ngga salah paham cuy😆
ASK FOR PERMISSION ▶ itsmeroses@mail.ru
Kalau kesulitan untuk mendownload FEEL FREE untuk email ke aku🔝🔝🔝🔝
[DISCLAIMER] Mohon banget kalau udah didownload. Kemuadian ingin dijadikan materi atau referensi. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Terima kasih atas pengertiannya💖
------------------------------------------------------------
Materi details :
Coming soon ")
------------------------------------------------------------
MEET CLASS FELLAS💚
Instagram ▶ https://www.instagram.com/manabeve
Blog ▶ https://manabeve.blogspot.com
Email ▶ manabeve@gmail.com
------------------------------------------------------------
LET'S BECOME FRIENDS WITH ME💜
Instagram ▶ https://www.instagram.com/ameldiana3
Twitter ▶ https://www.twitter.com/amlediana3
Arnold Lucious Gessel (1880-1961), Lewis Madison Terman (1877-1956), Henry Alexander Murray (1893-1988), Jean Piaget (1896-1980), Louis Leon Thurstone (1887-1955), Sir Godfrey Hilton Thomson (1881-1955).
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Masyarakat Awam biasanya mendefinisikan kepribadian
sebagai tingkah laku yang ditampakkan dalam lingkungan
sosial, kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat
ditangkap oleh lingkungan sosial.
Kepribadian merupakan bagian dari jiwa yang membangun
keberadaan manusia menjadi satu kesatuan, tidak
terpecah dalam fungsi-fungsi. (Alwisol, 2004)
Kepribadian merupakan pola sifat dan karakteristik tertentu,
yang relatif permanen dan memberikan konsistensi pada
perilaku seseorang.
(Feist & Feist, 2013)
3. satu perangkat pertanyaan yang sudah di
bakukan yang dilakukan pada seseorang
dengan tujuan untuk memperoleh hasil
pengukuran satu bidang tertentu. (Chaplin,
2011)
Tes Kepribadian merupakan tes yang dilakukan
untuk mengukur kepribadian seseorang.
5. Tes proyektif : Tes dimana kepada subjek
disajikan rangsangan yang relatif ambigius
(tidak
jelas), dari cari subjek menanggapi
rangsangan
tersebut , tester dapat menduga dan
menyimpulkan motif dan emosi yang
melandasi
persepsinya. Misal : Tes Rho, TAT, CAT, Grafis
Tes non Proyektif : Tes dimana disajikan
stimulus yang cukup jelas
6. Istilah proyektif pertama kali dikemukakan
oleh Freud tahun 1894 dalam “ The Anxiety
Neurosis” yang menyatakan bahwa jiwa
manusia memiliki potensi untuk
mengembangkan kecemasan yang neurotis
pada saat dirinya tidak mampu mengatasi
rangsangan-rangsangan seksual. (Dewi, 2014)
7. Teknik proyektif merupakan alat yang mampu
mengungkap motif, nilai, emosi, nya dengan
need yang tidak bisa diungkap dalam kondisi
yang wajar dengan memproyeksikan dirinya
mealui objek yang diberikan.
Teknik proyektif dilakukan dengan
menghadapkan individu pada stimulus yang
ambigu, kemudian subjek diminta untuk
memberikan respon terhadap objek tersebut
dengan memproyeksikan dorongan pada
dirinyamelalui kerjasama denagan tuntutan
yang bersifat eksternal.
10. Disusun oleh Hermann Rorschach (1921)
Tujuannya : untuk menyediakan data tentang
kognisi dan kepribadian, seperti motivasi,
kecenderungan dalam memberikan respon,
operasional kognitif.
Asumsi Dasarnya adalah DEM dari Freud dan
teknik Proyektif
Terdiri dari 10 kartu yang terbagi dalam :
1. kartu Achromatic : I, IV, V, VI, VII
2. kartu Chromatic : II, III, VIII, IX, X
11. Aspek yang diungkap dalm tes ini adalah
Aspek Kognitif dan Individual : status dan fungsi
Intelekstual, cara pendekatan intelektual, daya
observasi, orisinalitas berpikir, produktivitas,
keluasan minat.
Aspek Afektif dan emosional: nada emosi umum,
perasaan tentang diri sendiri, hubungan sosial,
reaksi terhadap stress emosional, kontrol
terhadap impuls emosional.
Aspek Fungsi Ego : kekuatan ego, wilayah konflik,
defense.
12. Merupakan tes dengan bercak tinta yang
dikhususkan untuk anak- anak.
Dikembangkan oleh Behnyang bekerjasama
dengan Harrower.
13. Disusun oleh Henry Murray di Harvard University
Tujuannya : menganalisa hubungan seseorang
dengan lingkungannya , mengungkap adanya
kekuatan, dorongan, dan perasaan seseorang
dalam lingkungan yang tetap.
Asumsi dasarnya yaitu berdasarkan teori Murray
yang mengatakan bahwa kepribadian manusia
berpangkal dari hal-hal yang bersifat unconcious
dengan penekanan pada spek fisiologis yang
berpusat pada otak. Serta seseorang dapat
memproyeksikan impuls-impuls yang ada dalam
dirinya melalui gambar yang ada.
Terdiri dari 19 kartu yamg memuat berbagai
gambar dan 1 kartu yang kosong. Subjek diminta
untuk menceritakan gambar yang dilihatnya.
14. Aspek yang diungkap
Pendekatan mental
Proses imajinasi
Dinamika keluarga
Penyesuaian terhadap diri sendiri
Reaksi emosi
Penyesuaian sexual
Pendekatan behavior
15. Tes ini diperuntukkan oleh anak berusia 3-10
tahun.
Disusun oleh Ernst Kris
Tujuannya : untuk memudahkan pemahaman
akan hubungan anak dengan figur-figur dan
dorongan penting serta memunculkan respon
terhadap masalah makan, aktivitas oral,
persaingan antar saudara, hubungan orangtua
dan anak, agresi, dan toilet training.
Asumsi dasarnya : perilaku apperseptif dianalisa
dengan memperhatikan apa yang dilihat dan
dipikirkan seseorang.
16. Jenis Kartu CAT
CAT turunan dari TAT terdiri dari 2 yaitu CAT-A
dan CAT-H
CAT adaptasi
CAT-S terdiri dari 10 kartu yang berbahan mudah
dicuci.
17. Dasar filosofisnya berasal dari teori
Psikoanalisa mengenai ID, EGO, dan
SUPEREGO.
Peralatan yang digunakan adalah kertas
kosong ukuran A4, Pensil HB, dan Penghapus
(Bila diperlukan)
Waktu yang diperlukan untuk Tes adalah 15
menit.
Aspek yang diukur : kognitif, emosi, sosial.
18. DAP
•dikembangkan oleh
Karen Macover.
•Mengungkap sikap
sosial dan seksual
individu
•Aspek yang diukur :
imajinasi, emosi,
dinamisme, reality
function
•Subjek diminta untuk
menggambar Orang.
HTP
•Dikembangkan oleh
Buck and hammer,
Burns, maslow.
•Mengukur keseluruhan
aspek pribadi, interaksi
antara pribadi dengan
lingkungan, tingkat
intelegensi, dan
diagnosis
perkembangan
kepribadian
•Arti simbol gambar :
pohon menggambarkan
proses transformasi,
orang menggambarkan
fungsi ego, dan rumah
mencerminkan
kehidupan subjek.
BAUM
•Mengungkap proses
sekresi vitalias, afek
dan kognitif seseorang.
•Dikembangkan oleh
Emil Juckerdi Zurich
•Aspek yang diukur:
imajinasi, emosi,
dinamisme, reality
function
•Waktunya : 10 menit
•Subjek diminta untuk
menggambar pohon.
19. Pertama kali dikenal dengan nama Ganzheit
Psychologie yang dikembangkan oleh F. Krueger
dan F. Sander. Kemudian dikembangkan oleh
Ehrig wartegg yang kemudian dikenal dengan
Wartegg Zeichentest.
Tujuannya: mengeksplorasi struktur kepribadian
individu.
Asumsi dasarnya : psikologi gestalt, psikologi
asosiasi, psikoanalisa, dan teknik proyektif.
Terdiri dari satu lembar kertas dengan 8 kotak
yang masing0masing kotak memiliki stimulus
didalamnya.
20. Aspek yang diukur ;
emosi
imajinasi
Intelektual
Aktivitas
23. Pertama kali dikembangkan oleh J. Charnley
Mckinley (1930) namun kemudian
dikembangkan kembali menjadi MMPI-2 dan
MMPI- Adolescent oleh Butcher, Dahlstrom,
Graham, Tellegen,dan Kaemmer (1989 dan
1992)
Tujuannya : mendeteksi psikopatologis.
Terdiri dari 567 pertanyaan yang ditanggapi
dengan “benar” atau “salah”
24. Mulai diterbitkan tahun 1956
Digunakan untuk orang Dewasa
Terdiri dari 434 butir pertanyaan yang semula
480 kemudian direvisi menjadi 462 dan pada
revisi terakhir menjadi 434 butir soal dengan
jawaban “benar” atau “salah”
Menghasilkan 20 skala dan 3 diantaranya
adalah skala validitas
25. Dirancang untuk anak-anak dan remaja 3-16
tahun.
Terdiri dari 600 butir soal.
26. Dikembangkan oleh Galton lalu kemudian
direvisi oleh Woodworth
Tujuannya : mengidentifikasi gangguan serius
yang mamapu menghambat kinerja seseorang
dalam bekerja.
Terdiri dari 75 aitem pertanyaan dengan
jawaban “ya” atau “tidak”
Aspek yang diukur : kondisi emosional,
paranoid, depresi hipokondria, impulsif,
epilepsi, instabilita, anti sosial, schizoid,
psychastenia.
27. Dikembangkan oleh Cattel (1949)
Dirancang untuk individu yang berumur 16
tahun keatas
Menghasilkan 16 skor yang termasuk dalam
keberaniaan sosial, dominasi, kewaspadaan,
stabilitas emosional, dan kesadaran
peraturan.
Terdiri dari 15 butir soal dari skala
penalaran.
28. Pertama kali dikembangkan oleh Murray
Terdiri dari 225 aitem yang masing-masing
terdiri dari pertanyaan A dan B
Aspek yang diukur : achievement, defence,
order, exhibition, autonomy, affiliation,
intraception, succorance, dominance,
abasement, murturance, change, endurance,
heterosexuality, aggression.
29. Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM
Press.
Chaplin, J.P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta
: Rajawali Press.
Dewi, E. M. P. (2014). Diktat Pengantar Tes Psikologi.
Makassar : Universitas Negeri Makassar Fakultas
Psikologi
Dewi, E. M. P. (2014). Diktat Teknik Proyektif.
Makassar : Universitas Negeri Makassar Fakultas
Psikologi
Feist, J., & Feist, G,J. (2013). Teori Kepribadian.
Jakarta: Salemba Humanika.
Kaplan, R. M & Saccuzzo, D. P. (2012). Pengukuran
Psikologi: Prinsip, penerapan, dan Isu. Jakarta:
Salemba Humanika