1. Timun emas
Dahulu di Jawa Tengah ada seorang janda setengah baya. Mbok rondo namanya. Pekerjaannya hanya
mencari kayu di hutan. Sudah lama sekali Mbok Rondo ingin mempunyai seorang anak. Tapi ia hanya
seorang janda miskin, lagi pula sudah tua. Mana bisa dia mendapatkan anak .
Pada suatu hari ,sehabis mengumpulkan kayu di hutan Mbok Rondo duduk beristirahat sambil mengeluh
“seandainya aku mempunyai anak, beban hidupku agak ringan sebab ada yang membantuku bekerja,
Tiba-tiba tanah bergetar, seperti ada gempa bumi. Tidak berapa lama kemudian di depan Mbok Rondo
muncul raksasa bertubuh besar dan wajahnya menyeramkan.
Mbok Rondo takut melihatnya. Ia mundur beberapa langkah.
“ jangan….jangan dekat-dekat aku, aku takut…” rintih Mbok Rondo.
“kau takut kepadaku ? “ Tanya si raksasa dengan suara keras.
“ya aku takut kau memakanku.”sahut Mbok Rondo.
“hahaha…siapa sudi memakanmu. Kau sudah tua, dagingmu tentu sudah a lot. Aku tidak mau memakan
daging tua.”
“lalu apa maumu ?”
“Aku telah mendengar keluh kesahmu. Bukankah kamu menginginkan anak?”
“Beb..benar..dari mana kau tau?”
“Aku bisa mengabulkan keinginanmu, “kata raksasa itu dengan suarakeras.
“Benarkah?” Tanya Mbok Rondo. Rasa takutnya mulai menghilang.
“Benar..tapi ada syaratnya..”
“Katakana pa syaratnya, pasti aku akan memenuhinya jika aku mampu.”
“Hai Mbok Rondo benarkah kamu akan memenuhi syarat yang akan kuajukan?”
“Ya akan kupenuhi asal asal aku punya anak?”
“Tapi manusia akan berbohong!”sahut raksasa.
“Aku tidak suka berbohong!” tukas Mbok Rondo.” Katakan saja apa syaratnya. Apakah aku harus
menyediakan makanan yang enak-enak untukmu/”
2. “Ho yidak! Tidak!” sahut si raksasa.” Syaratnya ialah kalu anakmu sudah berumur enam belas tahun, kau
harus menyerahkan kepadaku. Dia akan kujadikan santapanku”
Jawab si Raksasa.
“Wah kok begitu syarartnya.” Kat Mbok Rondo.
Tapi karena begitu inginnya dia punya anak maka Mbok Rondo tidak bewrpikir opanjang lagi. Yang
penting segera punya anak.
“Baikalh, aku tidak keberatan,” jawab Mbok Rondo.
“benarkah?” Tanya Raksasa dengan ragu.
Kemudian, raksasa itu member biji mentimun kepada Mbok Rondo.
“Tanamlah biji timun di halaman belakang rumahmu. Kauharus rajin merawatnya, sirami dengan air
setiap sore hari.”
Kata si Raksasa.
“Baik, akan ku laksanakan!”
“Ingat ! Jangan lupa akan janjimu!”
“ Jangan khawatir, aku adalah manusia yang bias memegang janji.”
Mbok Rondo segera pulang dan menanam benih itu di halaman rumah belakang.
Setiap hari Mbok Rondo menyirami biji timun itu. Sungguh ajaib! Dua minggu kemudian,
tanaman itu sudah berbuah.
Buahnya lebat sekali.
Kini Mbok Rondo tidak l;agi mencari kayu bakar di hutan.Ia membawa timun-timun segar ke
pasar di desanya. Hasil penjualan timun-timun itu bias untuk biaya makan sehari-hari bahkan ia bias
membeli beberapa pakaian yang baru.
Taraf hidupMbok Rondo kini meningkat, tidak lagi miskin. Rumahnya semakin bersih dan banyak
perabotan yang di belinya berkat menjual timun.
Suatu hariketika ia pergi ke kebun timun di belakang rumahnya ia menjadi kaget. Di antara
sekian banyak buah mentimun yang tumbuh, ada satu buah yang sangat besar. Warnanya kekuningan.
Kalau tertimpa sianar matahari, buah itu berkilau seperti emas. Mbok Rondo sanat tertarik pada buah
mentimun yang besar itu.
“Ini pasti yang di sebut Timun Emas…”piker Mbok Rondo.Ia memetiknya dan membawa pulang
buah timun yang paling besar itu.
3. Ia teringat akan janji si Raksasa yang akan membantunya mendapatkan seorang anak.
Dengan hati-hati ia memondong Timun Emas. Sampai di rumahnya, Mbojk Rondo ragu-ragu…
akan ia apakan Timun ini
Sebentar kemudian ia ke dapur, mengambil pisau dan membelah buah itu. Lalu, ia membukanya
dengan hati-hati. Hatinya bedebar-debar. Sungguh ajaib! Ternyata ada seorang bayi perempuan mungil
yang cantik.
Bayi itu mengeluarkan tangis tapi tida terlalu keras, Mbok Rondo segera menggendongnya.
Ketika berada dalam dekapan Mbok Rondo bayi itu langsung diam.
“Ah, ternyata raksasa itu tidak berbohong!” gumam Mbok Rondo.”sekarang aku punya anak
perempuan. “Aduh senangnya hatiku.”
Mbok Rondo sangat gembira. Ia menamkan bayi mungil itu Timun Emas. Hari, bulan, dan tahun
pun berganti. Timun Emas tumbuh menjadi seorang gadis jelita. Mbok Rondo sangat menyayangi Timun
Emas.
Disamping berwajah cantik, Timun Emas juga rajin membantu ibunya. Ia pandai memasak dan
membersihkan rumah. Ia juga mencuci pakaiannya sendiri. Juga ikut mengurus tanaman di kebun timun.
Pagi itu sangat cerah. Mbok Rondo dan TImun Emas bersiap pergi kekebun Timun. Baru saja
hendak melangkah keluar rumah.
Tiba-tiba…terdengar suara keras. “Bum, bum, bum…!” Bumi bergetar lalu di susul suara tawa
menggelegar. Mbok Rondo cepat-cepat menyuruh Timun Emas masuk ke dalam rumah dan
bersembunyio di kolong tempat tidur.
“hehehehehehe….Haiu, Mbok Rondo, keluarlah! Aku dating untuk menagih janji,”kata raksasa
itu.
Gemetar seluruh tubuh Mbok Rondo tapi ia kuatkan hati dan melangkah menyambut
kedatangan raksas di halaman depan rumahnya.
“Bagaimana Mbok Rondo kau siap menyerahakan anakmu?”Tanya raksasa.
“Aku tahu, kedatanganmu kemari untuk mengambil Timun Emas . Berilah aku waktu dua tahun
lagi. Kalau Timun Emas aku berikan sekarang, tentu kurang lezat untuk di santap. Tubuhnya masih kecil.”
“Apakah ia masih kecil?”
“Benar dia masih terlalu kecil dan tidak enak di makan.”
“Benar juga kau Mbok Rondo!” sahut raksasa.
“Ya sebaiknya kau dating kemari dua tahun lagi tubuhnya pasti sudah besar.”
4. “Baiklah , dua tahun lagi aku akan datang . Kalau bohong, kamu akan ku telan mentah-mentah,
“ancam raksasa itu.
Sambil tertawa, raksasa itu pergi meninggalakn rumah Mbok Rondo.
Mbok Rondo menghela napas lega. Kemudian ia masuk ke rumah menghampiri anaknya yang
masih bersembunyi di kolong tempat tidur. “Anakku, keluarlah. Raksasa itu sudah pergi,” kata Mbok
Rondo.
“Aku tadi medengar percakapan ibu dengan raksasa itu. Rupanya raksasa itu menginginkan
aku,”kata Timun Emas.
“benar, anakku. Tapi, ibu tidak rela kamu menjadi santapan raksasa itu,”kata Mbok Rondo
sambil memeluk Timun Emas. Air mata berlinang di pipi.
“Baiklah ibu kita berdo’a agar di beri keselamatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.” Sahut Timun
Emas.
Dua tahun kemudian, Timun Emas sudah dewasa. Wajahnya semakijn cantik. Kulitnya kuning
langsat. Tapi Mbok Rondo cemas jika teringat akan janjinya kepada raksasa.
Setiap hari ia berpikir keras, berupaya bagaimana caranya agar si Raksasa menggagalkan
rencananya menyantap Timun Emas yang sangat ia kasihi.
Bila sore menjelang malam tak henti-hentinya ia memandangi Timun Emas dengan linangan air
mata
“Ibu jangan terlalu bersedih….”kata Timun Emas pada suatu hari.
“Bagaimana tidak sedih anakku, jika raksasa itu datang kemari apa yang dapat kita lakukan
untuk menyelamatkanmu?”
“kita berdo’a kepada Tuhan.”sahut Timun Emas .” kita yakin mendapatkan pertolongan-Nya.”
“Ya anakku,” kata Mbok Rondo sambil memeluk anaknya seakan tak mau berpisah dan
melepaskannya lagi.
Mbok Rondo prihatin. Kini ia sering mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara berpuasa
berdo’a dan mengurangi tidur. Malam hari setelah Timun Emas tertidur lelap, Mbojk Rondo masih
memincingkan matanya dan memohon terus kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar anaknya di beri
keselamatan.
Seringkali ia tertidur dalam posisi berdo’a karena kelelahan. Pada suatu malam, ketika Mbok
Rondo sedang tidur , ia mendengar suara gaib dalam mimpinya.’Hai, Mbok Rondo, kalau kau ingin
anakmu selamat, mintalah bantuan kepada seorang pertapa di bukit Gandul.”
5. Mbok Rondo seketika terbangun dari mimpinya. Esok paginya ia menceritakan hal itu kepada
Timun Emas .
“Jadi ibu akan pergi ke Bukit Gundul?”
“Benar anakku.”
“Tapi Bukit Gundul letaknya sangat jauh dari rumah kita.”
“Tidak mengapa anakku, demi keselamatanmu aku rela menempuh perjalanan jauh. Kau harus
tetap berada di rumah, jika raksasa itu datang bersembunyilah di dalam kolong tempat tidur.”
“Baikalah Bu..selamat jalan semoga selamat sampai tujuan.”
“Hati-hati, jaga dirimu baik-baik…!
Demikialah. Mbok Rondo pergi ke Bukit Gundul. Mula-mula ia bias menyewa kuda hingga ke
kaki bukit. Tapi untukl naik ke bukit ia terpaksa harus berjalan kaki.
Susah payah ia mendaki. Karena usianya sudah lanjut ia sering berhenti untuk istirahat. Namun
akhirnya ia sampai juga ke pertapaan yang di tuju. Sebuah goa besar yang kanan kir pintu masuknya
dipenuh anekamaca tanaman bunga yang tumbuh dengan rambutnya juga telah memutih ,
“ada apa kau berususah payahh datang kemarin Mbok Rondo?” Tanya pertapa itu.
“aduh Eyang …..moho ampun karena saya telah berani mengganggu ketenangan eyang,” kata
Mbok Rondo samba bersimpuh.
“Jangan sungkan-sungkan…katakana saja apa masalah yang membuatmu bersedih”
“Saya …. Saya mempunyai ank perempuan ….. “Mbok Rondo alu menceritakan segala peristiwa
yang telah dialaminya Termasukperjanjinya dengan raksasa.
Oh….begitu ….”sahut sang pertapa
“ Benar eyang ………saya mohon pertolongan agar anka sqaya selamt dari ancaman raksasa itu.”
“Baik lah aku membantukanmu…. “ kata si pertapa yang kemudian bangkit berdiri, melangkahke
bagian dalam goa itu terlalu gelapMbok Rondo tiudak bisa melihat sipertapa lagi.
Tidak berapa lama kemudian si pertapa muncul lagi dengan membawa empat bungkusan kecil
isinya biji timun,jamur,garam,dan terasi.
Mbok Rondo menerimanya dengan terasa heran. Sang pertapa menerangkan khasiat benda-
benda itu.
“Terima kasih eyang.….”kata Mbok Rondo yang kemudian mohonpamit untuk pulang
kerumahnya.
6. Sesampainya di rumah, ia memnceritakan perihal pemberian peertapa itu kepada timun emas.
“Anak , mulai saat ini kamu tidak perlu cemas. “Kamu tak perlu takut kepada raksasa itu, sebab kamu
sudah memiliki penangkalnya. Berdo’alah selalu supaya tuhan menyelamatkanmu, “kata Mbok Rondo.
“ Terima kasih Bu…yterima kasih, aku juga tidak mau berpisah denganmu. “Kata timun emas
dengan penuh haru.
Pada suatu hari . ketika Mbok Rondo sedang menjahit baju untuk timun emas, tiba-tiba
berguncang pertanda raksasadatang.
Ho…. ho….. ho……Mbok Rondo ! kel;uarlah kau”
Tentu saja Mbok Rondo kaget. Tidak menyangkan si raksasa datnag secepat itu. Cepat –cepat ia
menghampiri Timun emas .
Diambilnya bungkusan pemberian sang pertapa,kemudian di berikan kepada Timun emas.
“Anakku, bawqalah bekal ini. Ingat cara menggunakan bungkusan ini. Pergilah lewat pintu
belakang sebelum raksasa itu menangkapamu. “
“Baik Mbok Rondo, “ Timun emas segara berlari lewat pintu belakang.
“ Mbok Rondo, mana Timun emas?!” suara raksasa itu terdengar tidak sabar.
Mbok Rondo segara keluar rumah menemui raksasa.
“Mana timun emas! Ayo, cepat serahkan dia padaku . Aku sadah snagt lapar!” kata raksasa
dengan suara menegglegar
“ Baiklah. Akan kubawa dia keluar,” Kata Mbok Rondo sambil melangkah masuk ke dalam
rumah.
Sesaat kemudian ia keluar dengan wajah murung,”Maafkanaku, Raksasa. Timun Emas ternyata
sudah pergi.”
“Apa kau bilang?” geram raksasa itu.
“Benar! Anka itu ternyata sudah pergi!”
“Pergi kemana?”
“Tidak tahu, ia keluar lewat pintu belakang.”
“Kurang ajarrr!” teriak raksasa itu dengan dengan marah.
Raksasa itu segara bergerak ke belakang rumah samarsanar ia masih dapat melihat Timun emas
yang sedangkan melarikan diri. Tanpa berkata-kata lagi, si raksasa langsung mengejarkan lebar.
7. Karena terus menerus berlari, Timu emas mulai kelelahan.
“Aku perlu beristirahat …”gumam Timun Emas dengan nafas terngah-engah. Gadis ini
berhentikan sejanak. Namun raksasa yang melangkah dengan kakinya yang lebaqr semqakin dekat
dengannya.
“Hehehehehe…… mau ke mana kau anak manis ….?”
Dalam keadaan terdesak, Timun Emas teringat akan bungkusan pemberian sang pertapa.
Cepat ia taburkannya biji mentimu di sekitarnya. Sungguh ajaib. Mentimun itu langsung tumbuh
dengan lebat . bauhnya besar-besar. Raksasa itu brthenti ketika melihat buah mentimun terhampar. Di
hadapannya.
Wuahahahahahaha….kebetulan perutku sudah lapar dan haus ……!” teriak raksasa.
Dengan rakus ia segera melahap buah timu emas yang ada,lima-lima sekaligus, sampai tak satu
pun tersisa.
“Ha………ha…….ha…… bujah mentimun ini dapat menambah tenaga,” kata raksasa.
Sementara Timun Emas menggunakan kesempatan itu untuk lari berlari kencang.
Setelah kenyang, barulah raksasa teringat pada Timun Emas. Ia segera bangkit berdiri , kembali
mengejar timun emas .
Timun emas sudah sudah berlari kencang, jaraknya agak jauh dari raksasa. Namun dalam waktu
yang tidak begitu lama si raksasa sudah hampit ,menyusulnya.
Pada saat itu juga, Timun Emas membuka bungkusan dan menamburkan jarum ke tanah.
Sungguh ajaib! Jarum jarum itu berubah menjadi hutan bamboo yang lebat.
Raksasa itu terkejut. Tidak menyhangka ada segeromnolan pohon bamboo menghadang
langkahnya.
Raksasa itu berusaha menembuskanya.
Pada saat itu juga, timun emas membuka bungkusan dan menabarukan jamur ke tanh. Sungguh
ajaib! Jamur itu berbuah menjadi hutan bamboo yang lebat.
Raksasa itu kejut. Tidak menyangkan ada segeromonolan pohon bamboo menghadang
lakangnya.