Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
TIMUN EMAS SELAMAT
1. TIMUN EMAS
hiduplah seorang perempuan tua pada zaman dahulu. Mbok Sirni namanya.
Dia telah menjanda. Sejak masih bersuami, Mbok Sirni sangat menghendaki
mempunyai anak. Namun, hingga suaminya meninggal dunia, belum juga dia
dikaruniai seorang anak. Meski demikian, keinginan Mbok Sirni untuk
mempunyai anak terus bergelora. Dia berharap ada seseorang yang berbaik hati
memberikan ank kepadanya. Anak yang akan dirawatnya hingga kahirnya dapat
membantunya bekerja setelah anak itu besar.
Pada suatu hari seorang raksasa datang menemui Mbok Sirni. Mbok Sirni sangat
ketakutan akan dimangsa raksasa yang terlihat sangat menyeramkan tersebut.”
Tuan Raksasa.” Kata Mbok Sirni dengan tubuh gemetar.” Jangan Engkau
memangsaku. Aku telah tua, tubuhku tidak lagi enak untuk engkau mangsa.”
Mbok Sirni sangat bahagia melihat mentimun yang dia tanam berbuah seorang
bayi perempuan
“Sama sekali aku tidak ingin memangsamu, justru aku ingin memberimu
sesuatu.” Sahut si Raksasa. Dia memberikan biji-biji tanaman mentimun kepada
Mbok Sirni seraya berujar.” Tanamlah biji-biji mentimun ini, niscaya engkau akan
mendapatkan apa yang ingin engkau kehendaki selama ini.”
Ke slide 7
2. Si Raksasa berpesan pada Mbok Sirni agar tidak menikmati hasil dari biji
mentimun pemberiannya itu, melainkan hendaknya berbagi dengannya
sebagai ucapan terima kasih Mbok Sirni kepadanya.
Mbok Sirni setuju dengan pesan si Raksasa. Dia lantas menanam bibit-bibit
mentimun itu dihalaman rumahnya. Bibit mentimun itu sangat cepat
tumbuh. Hanya berselang beberapa hari kemudian bibit tanaman mentimun
itu telah tumbuh dan juga berbuah. Buah-buahnya sangat besar. Di antara
buah-buah itu terdapat satu buah yang sangat besar. Warnanya kekuningan
yang berkilauan seperti emas saaat terkena cahaya matahari.
timun emas tumbuh menjadi anak yang sehat dan sangat cantik
Mbok Sirni mengambil buah yang paling bsaer itu dan membelahnya. Mbok
Sirni sangat terkejut bercampur gembira ketika mendapati bayi perempuan
yang cantik didalam buah mentimun emas tersebut. Mbok Sirni sangat
bersyukur karena doa dan keinginannya selama ini untuk memiliki anak
dikabulkan oleh tuhan. Dia lantas memberi nama bayi cantik itu dengan
nama Timun Emas.
KE SLIDE 1
3. Mbok Sirni merawat Timun Emas dengan baik hingga Timun Emas tumbuh
menjadi anak yang sehat dan semakin terlihat kecantikannya. Mbok Sirni sangat
menyayangi Timun Emas, begitu juga sebaliknya.
Beberapa waktu kemudian Mbok Sirni kembali bertemu dengan Raksasa yang
dahulu memberinya bibit mentimun. Si Raksasa memintanya memenuhi
janjinya untuk membagi hasil biji mentimun ajaib dengannya. Sesungguhnya
Mbok Sirni sangat tidak rela jika harus membagi anak kesayangannya dengan
Raksasa. Dia juga bingung bagaimana cara membagi anak gadisnya Timun Mas.
Untungnya si Raksasa masih berbaik hati dengan mengizinkan Timun Mas untuk
tinggal bersama Mbok Sirni setelah Mbok Sirni mengungkapkan
kebingungannya. Si Raksasa berkata.” Baiklah, gadis cantik itu boleh tinggal
bersamamu sampai dengan umurnya yang ke tujuh belas. Setelah itu aku akan
datang untuk memangsanya.”
Raksasa mengejar timun emas untuk dimangsa
Mbok Sirni sangat gembira mendengar ucapan si Raksasa. Setidaknya masih
cukup waktu baginya memikirkan cara bagaimana agar anak gadis
kesayangannya Timun Emas tidak dimangsa oleh Si Raksasa. Walaupun sedikit
bergembira karena masih ada waktu baginya hidup bersama Timun Emas,
namun dalam hati Mbok Sirni tetap dipenuhi ke kakhawatiran.
K
E
S
L
I
D
E
2
4. Timun Emas tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Sifat dan perilakunya yang
baik menambah rasa sayang Mbok Sirni kepadanya. Dia taat dan penurut. Rajin pula
dia membantu kerepotan Mbok Sirni yang telah dianggapnya sebagai ibu kandung.
Aneka pekerjaan di rumah mbok Sirni dikerjakannya dengan baik. Dia memasak,
mencuci, menyapu dan juga turut bersama Mbok Sirni mencari kayu bakar di hutan.
Tidak berlebihan rasanya jika Mbok Sirni sangat menyayangi Timun Emas dan
menganggapnya sebagai anak kandung. Namun demikian, seiring berjalannya waktu,
Mbok Sirni menjadi sangat cemas jika teringat janjinya pada si raksasa. Sungguh
sangat tidak rela dia jika anak gadis kesayangannya akan dimangsa si raksasa.
Pada suatu malam Mbok Sirni bermimpi. Dalam impiannya itu dia harus menemui
seorang pertapa sakti yang berada di gunung gundul jika menghendaki anaknya
selamat. Keesokan harinya Mbok Sirni menuju Gunung Gundul. Dia berjumpa dengan
seorang pertapa. Dia meminta tolong kepada pertapa agar anaknya dapat terbebas
dari si raksasa.
Sang Pertapa memberikan satu biji bibit tanaman mentimun, jarum, sebutir garam
dan sepotong terasi kepada Mbok Sirni. “ Berikat semua itu kepada anakmu. Niscaya
dia akan selamat dari raksasa yang hendak memangsanya.” Kata Sang Pertapa. Sang
Pertapa menjelaskan cara menggunakan benda-benda pemberiannya itu.
Setelah mengucapkan terima kasih. Mbok Sirni bergegas kembali pulang ke rumah.
Diberikannya benda-bendar dari Pertapa kepada Timun Emas.
KE
SLIDE
3Slide
5. Hanya berselang beberapa hari setelah itu, Si Raksasa pergi menuju rumah Mbok
Sirni. Keinginannya untuk memangsa Timun Emas sudah tidak dapat dibendung.
Jarak ke rumah Mbok Sirni masih cukup jauh namun dia sudah berteriak-teriak.” Hai
perempuan tua! Lekas engkau serahkan anakmu itu untuk ku Mangsa secepatnya.”
Mbok Sirni keluar dari rumahnya dan menyahut.” Tuan raksasa, anakku telah menuju
hutan tempat tinggalmu. Dia siap untuk engkau jadikan santapan.”
Si Raksasa melihat Timun Mas berlari di kejauhan. Tanpa menunggu lebih lama, Si
Raksasa segera mengejar Timun Emas. Air Liur si Raksasa menetes-netes karena
telah menguat keinginannya untuk secepat mungkin menyantap Timun Emas.
Timun Emas telah mengerahkan seluruh kekuatannya untuk dapoat berlari
sekencang-kencangnya. Namun, langkah kaki si Raksasa yang lebar dan cepat
membuat jarak antara Timun Emas dan Si Raksasa semakit dekat. Melihat si Raksasa
sebentar lagi akan menangkapnya, Timun Emas lantas melemparkan satu bibit
mentimun. Keajaiban terjadi, seketika bibit mentimun itu berubah menjadi tanaman
mentimun yang sangat lebat dan banyak sekali buahnya. Terlihat menggiurkan sekali
buah-buah mentimun itu. Si Raksasa dengan rakus langsung melahap semua buah-
buah mentimun ajaib itu. Namun, ternyata sekian banyak buah mentimun belum
memuaskan perut Si Raksasa yang rakus. Dia kembali mengejar Timun Emas yang
sudah berlari cukup jauh. Semakin lama Timun Emas pun kembali akan disusul oleh
Si Raksasa.
KE SLIDE
4Slide 4
6. Jarum yang dilempar timun mas berubah menjadi bambu
Melihat posisinya yang semakin dekat kembali dengan si Raksasa, Timun Emas lalu
melemparkan jarum yang dibawanya. Keajaiban kembali terjadi. Jarum yang dilemparkan
Timun Emas berubah menjadi pohon bambu yang sangat lebat. Batang-batang pohon
bambu itu tinggi dan tajam. Si Raksasa awalnya sangat kesulitan melewati hutan bambu
yang seperti pagar menghalangi dirinya. Namun dengan ganas si raksasa mencabuti
pohon-pohon bambu yang menghalanginya. Kedua kakinya yang tertusuk oleh batang-
batang bambu tidak diperdulikannya. Dia kembali mengejar Timun Emas yang kembali
menjauh.
Timun Emas kemudian melempar segenggam garam yang dibawanya saat mengetahii si
raksasa kembali mendekat. Segenggam garam itu berubah menjadi lautan yang luas
sehingga menjadi penghalang antara Timun Emas dan Si Raksasa.
Raksasa terjerembab masuk ke dalam lumpur hidup
Keinginan si Raksasa untuk menyantap Timun Emas sudah begitu tinggi hingga dia pun
berenang melintasi lautan luas itu. Dia berenang secepat yang dia bisa, walaupun itu
sangat mnguras tenaganya. Si Raksasa kelelahan ketika tiba di daratan seberang laut,
namun keinginannya untuk memangsa Timun Emas tidak surut, dengan goyah dia
mencoba mengejar Timun Emas.
KE SLIDE
5Slide 5
7. Timun Emas lantas melempar senjata terakhir yang dimilikinya yaitu sepotong terasi.
Seperti kejadian ajib sebelumnya, sepotong terasi itu berubah menjadi lumpur hisap
yang sangat luas. Si Raksasa yang terus mengejarnya kemudian terhisap lumpur hisap
itu. Meski telah mengeluarkan seluruh tenaganya, Si Raksasa tidak berdaya
menghadapi kekuatan lumpur hisap. Tubuhnya terus tenggelam terhisap masuk
kedalam bumi. Jeritan dan raungan si Raksasa membahaha memenuhi langit, namun
tidak ada yang bisa menolongnya. Si Raksasa akhirnya menemui kematian setelah
seluruh tubuhnya terhisap masuk kedalam lumpur.
Timun Emas selamat. Dia mengucapkan syukur kepada tuhan karena telah terbebas
dari raksasa bengis pemangsa manusia. Dia lantas kembali pulang ke rumahnya untuk
menemui Mbok Sirni.
Betapa gembira dan bahagiannya Mbok Sirni mendapati Timun Emas selamat. Mbok
Sirni dapat hidup tenang bersama Timun Emas tanpa khawatir harus menyerahkan
Timun Emas kepada si Raksasa. Begitu Pula halnya dengan Timun Mas. Dia hidup
tenang bersama perempuan tua yang telah dianggapnya sebagai ibu kandungnya
sendiri.
Mereka pun hidup berbahagia.
KE SLIDE 6