SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
NASEHAT SANG IBUNDA
Jam menunjukkan pukul 23.00. Tapi mata belum juga bisa terpejamkan. Setelah
menyaksikan adegan istimewa yang disuguhkan Allah Swt di dinding kamar saya,
bagaimana upaya seekor cicak menyambut rizkinya. Tiba-tiba tanpa sengaja pikiran
saya melayang jauh ke masa lampau. Waktu itu bertepatan dengan hari ke sebelas
bulan ramadhan.
Sosok ibu kami, pada masanya, beliau tidak pernah merasakan bagaimana menjadi
seorang murid. Beliau tidak pernah sekolah. Walaupun hanya setingkat sekolah
dasar. Tetapi cara-cara beliau mendidik dan memberi pelajaran kepada kami,
sungguh sangat mengesankan dan membuat kami selalu kagum pada beliau. Diantara
sekian banyak pelajaran kehidupan yang kami terima, ada satu hal yang terus saya
ingat, apabila pikiran terbayang pada beliau.
Pada sore hari yang cerah, saya mau mengambil buah jambu yang ada di halaman
rumah kami. Buah jambu itu tampak sudah matang dan begitu menggairahkan. Perlu
diketahui bahwa pohon jambu yang kami tanam di depan rumah kami adalah buah
'jambu jepang', istilah orang kampung. Pohon itu sangat langka pada saat itu.
Di kampung tempat kami tinggal hanya ada satu pohon itu saja. Sehingga semua
orang yang melihatnya kepingin sekali merasakan bagaimana rasa buah `jambu
jepang' tersebut. Pohon itu kalau berbuah juga tidak terlalu banyak.
Kadang-kadang satu pohon hanya ada satu atau dua buah saja yang masak. Perlu
diketahui pula bahwa buahnya sangat kecil hanya sebesar buah kelengkeng saja.
Tetapi baunya harum dan rasanya manis.
Pada hari itu, buah jambu yang masak ada dua buah. Ketika sore itu saya mau
mengambil buah yang sudah ranum, ibu melarangnya. Sehingga saya agak kecewa
karenanya.
Kata saya : '..mengapa bu, saya tidak boleh mengambil buah tersebut? Kan itu
milik kita. Kalau tidak cepat diambil nanti kan membusuk?"
Jawab ibu : "Nak, kita kan sudah pernah makan buah tersebut. Walaupun dengan
menunggu dalam waktu yang cukup lama. Dan memang kadang-kadang kita hanya bisa
makan satu atau duah buah saja yang sedang masak. Tetapi tetangga depan rumah
kita itu, belum pernah mencicipinya. Kemarin ibu lihat anaknya pingin sekali
mengambil jambu itu. Karena itu janganlah diambil. Berikan buah jambu itu kepada
mereka. Agar hatinya senang...
Kembali mata saya berkaca-kaca, mengingat peristiwa sederhana itu. Sebuah
peristiwa yang mungkin setiap orang akan pernah menjumpainya dalam keluarganya
masing-masing. Atau dalam lingkungan lainnya, dengan model yang berbeda.
"Dahulukanlah orang lain... ! Begitulah kira-kira inti pelajaran istimewa yang
saya terima dari beliau Mengenang peristiwa itu, saya jadi teringat sebuah
riwayat yang menceritakan tentang seorang sahabat yang oleh rasulullah disuruh
menjamu tamunya. Ceritanya, di rumah sahabat tersebut tidak terdapat sesuatu
makanan, kecuali makanan milik anaknya. Karena sang pemilik rumah ingin lebih
mengutamakan tamunya dari pada keluarganya, ia memberikan makanan milik anaknya
tersebut kepada tamunya dengan cara yang sangat luar biasa.
Yaitu ketika waktu makan bersama tamunya, sang pemilik rumah pura-pura makan
juga, padahal piringnya kosong. Mengapa pura-pura? Supaya sang tamu tidak
mengetahui kalau pemilik rumah sebenarnya tidak ikut makan. Untuk maksud itu,
maka lampu di dalam rumahnya dipadamkan. Pura-pura kehabisan minyak. Setelah
suasana menjadi gelap, maka mereka 'makan' bersama-sama. Sang tamu makan
sungguhan, sang pemilik rumah makan pura-pura, padahal perutnya sangatlah
laparnya.
Peristiwa itu begitu luar biasanya, sehingga turunlah ayat Al-Qur'an surat
Al-Hasyr (59) : 9, sebagai penghargaan terhadap peristiwa tersebut.
Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar)
sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah
kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap
apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan
(orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan
(apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya,
mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Kalaulah sampai Allah Swt, menurunkan sebuah ayat lantaran peristiwa tersebut,
sungguh betapa hebatnya kejadian itu sehingga perlu diabadikan dalam kitab suci
akhir zaman ini. Agar bisa dicontoh dan diteladani oleh umat manusia.
Demikian pula banyak pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh Rasulullah saw,
agar kita selalu berbuat baik kepada orang lain, serta memiliki sifat murah hati
terhadap orang lain.
Anas bin Malik ra, berkata, bahwa rasulullah saw itu, tidak pernah diminta
kecuali selalu memberi. Pernah datang seorang lelaki kepada Rasulullah untuk
meminta, maka beliau memberikan kambing-kambing yang banyak yang berada diantara
dua gunung, kambing sadaqah. Maka lelaki itu pulang dan ia berkata kepada
kaumnya...
Wahai kaumku, masuk Islamlah kalian semua! Sesungguhnya Muhammad itu amat
pemurah. Ia memberi dengan pemberian yang sangat banyak, tidak pernah takut
melarat...
MEMBUNUH NYAMUK DI TENGAH MALAM
Jam dinding tepat menunjukkan pukul 02.30. Tanpa terasa saya terbangun dari
tidur. Saya dikagetkan oleh dengungan suara seekor nyamuk yang mau hinggap di
tubuh.
Secara reflek tangan saya bergerak. Dan 'plak'. Seketika matilah nyamuk
tersebut oleh kedua tangan saya yang menepuknya.
Setelah terbangun dari gangguan nyamuk tadi, saya menuju kamar mandi,
mengambil air wudhu dan kembali ke kamar tidur. Berikutnya saya mengambil
sajadah, dan saya 'terperangkap' dalam khusyu'nya tahajud malam.
Selesai melakukan shalat, dzikir yang cukup panjang mewarnai malam itu.
Ditengah basahnya lidah menyebut asma Allah, tiba-tiba saya teringat akan nyamuk
yang saya bunuh tadi. Dan tak tertahankan lagi, mata basah oleh penyesalan yang
mendalam.
Rasa salah yang begitu besar, telah menyelinap di hati yang paling dalam. Saat
itu diri ini merasa berdosa, sebab telah membunuh seekor nyamuk yang telah
berjasa besar. Nyamuk itulah justru yang telah membangunkan saya dari tidur
lelap agar bisa tahajud malam. Agar bisa mendekati Sang Khaliq. Agar bisa
mencintai Sang pengasih. Tetapi 'pahlawan' itu terbunuh dalam 'tugas mulia'nya
ketika membangunkan manusia dari kekhilafannya. Maka bertambah berderailah air
mata penyesalan, disela-sela dzikir asmaul husna.
Keesokan harinya, ketika saya berusaha mengulang untuk merekonstruksi kejadian
malam itu, tidak sebutir air matapun yang menetes. Mengapa? sebab suasana sudah
berubah. Saya termenung memikirkan kejadian semalam itu.
Pertanyaan yang selalu muncul adalah mengapa pada malam itu, saya bisa
menangisi seekor nyamuk? Padahal ia membawa penyakit, padahal gigitannya
mendatangkan rasa sakit. Apa yang menyebabkan saya menjadi menyesal setelah
membunuh nyamuk itu?
Pertanyaan demi pertanyaan, muncul di benak saya. Manakah yang benar? Apakah
yang terbunuh malam itu, ia adalah seekor binatang jahat yang akan mendatangkan
kerugian karena gigitan atau penyakit yang dibawanya, ataukah justru ia adalah
seekor binatang kecil sebagai sosok pahlawan yang rela mati demi kepentingan
seorang manusia agar bisa bertemu dengan Tuhannya.
Yang jelas, suasana malam hari yang hening akan menyebabkan seseorang bisa
berfikir dengan begitu jernihnya tanpa dipengaruhi oleh dunia yang penuh dengan
tipu daya.
Sungguh sangat masuk akal kalau Rasulullah saw, menganjurkan kita agar sering
bangun di sepertiga malam terakhir, agar kita mendapatkan suatu anugerah yang
luar biasa. Bahkan dalam bulan ramadhan ada suatu malam yang nilainya lebih baik
dari seribu bulan....
Tetapi memang sungguh berbeda, calon penghuni neraka, dan calon penghuni
surga. Ada sebagian orang yang menggunakan waktu malamnya untuk mendekatkan diri
pada Ilahi. Dia bangun tengah malam, diambilnya air wudhu' untuk mensucikan
dirinya, setelah itu ia asyik tenggelam dalam shalat tahajudnya. Kenikmatan yang
didapatnya tak dapat diutarakan dengan kata-kata....
Sementara, di tempat lain banyak juga orang-orang yang menggunakan waktu
malamnya yang sangat berharga itu, untuk melakukan perbuatan maksiat yang
dilarang oleh Penciptanya. Padahal semua fasilitas untuk berbuat maksiat itu
adalah didapat karena kasih sayang Tuhannya.
Apakah kesehatannya, apakah rezekinya, atau kesempatannya, atau umurnya. Semua
yang dipakai untuk pergi menuju tempat 'terlarang' itu berasal dari Tuhan sang
Penciptanya. Pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah, Manakah yang
lebih pintar?
Apakah orang-orang yang menggunakan waktu malamnya untuk menuju keridhaan
Allah, dengan melakukan dzikrullah,
Ataukah orang-orang yang menggunakan waktu malamnya untuk menuju tempat atau
melakukan perbuatan yang dilarang Allah.
Dan kita pun tinggal memilih, berada pada golongan manakah diri kita? Kata
Allah Swt, dalam Surat
Al-Hasyr : 20
"(sungguh), Tiada sama penghuni neraka dengan penghuni syurga. Penghuni syurga
itu adalah orang-orang yang beruntung..."
TAHAJUD CINTA
Sebelum memejamkan mata untuk tidur dalam rangka mengakhiri aktifitas 'dua
puluh empat jam' ini, mari kita melihat dan merenungkan suasana tahajud kita
masing-masing.
Apakah tahajud kita sebagai tahajudnya seorang hamba yang mencintai
penciptanya, ataukah sekedar tahajud tanpa makna. Yang melakukan shalat hanya
sekedarnya, setelah itu selesai dan bangga, karena sudah melaksanakan sebuah
'ritual' shalat tahajud. Untuk mengetahui hal itu, marilah kita mencoba mengukur
diri masing-masing.
1. Tentang niat,
Apakah yang melatarbelakangi kita bangun malam?
Apakah kita shalat tahajud karena terpaksa. Mungkin dikarenakan saudara kita,
anak kita, istri / suami kita, atau ada orang dekat kita, yang bangun malam
melakukan shalat tahajud. Dan kita pun ikut bangun malam lalu kita lakukan
shalat tahajud itu.
Ataukah tiba-tiba kita ingin ke kamar mandi, lalu kita sekalian mengambil air
wudhu' dan kitapun melaksanakan shalat tahajud.
Atau kita sebelum tidur sudah berdo'a kepada Allah, agar Allah membangunkan
diri kita untuk melakukan shalat tahajud.
Apapun yang menyebabkan kita bangun malam, dan kita lanjutkan dengan shalat
tahajud, maka semuanya merupakan perilaku istimewa di hadapan Allah. Karena kita
melakukan sesuatu yang memang istimewa.
Kalau kita hitung, pada saat di sepertiga malam menjelang pagi, sekitar jam
tiga malam wib, kira-kira ada berapa orang yang bangun untuk melakukan shalat
tahajud? Misalnya di sebuah kota? Atau di sebuah kampung? Sungguh amatlah
sedikitnya!
Tetapi marilah kita melihat diri kita masing-masing! Dimanakah posisi kita?
Apa yang menyebabkan kita melakukan shalat tahajud? Apakah demi kecintaan kita
kepada Allah Swt, sehingga kita begitu rindunya ingin bertemu denganNya, ketika
semua orang lelap dalam tidurnya? Ataukah karena alasan lainnya? Setiap posisi
itu tentu mempunyai nilai yang berbeda...
2. Tentang pakaian,
Setelah kita melakukan wudhu' di waktu malam yang cukup dingin itu, ketika
kita mengambil pakaian untuk melakukan shalat, apakah kita mengenakan pakaian
yang seadanya saja, ataukah pakaian tidur saja. Ataukah kita mengenakan pakaian
yang bagus, yang bersih, dan yang Allah menyenanginya.
Ketika suatu saat kita shalat tahajud, dan waktu itu pakaian yang kita kenakan
adalah pakaian yang seadanya saja, maka bandingkanlah dengan ketika kita pergi
ke masjid untuk melakukan shalat jum'at. Begitu indah pakaian kita, begitu harum
tubuh kita...
Untuk siapa pakaian kita yang bagus dan indah itu? Kalau untuk Allah Swt,
mengapa ketika shalat tahajud sendirian saat tidak ada orang yang melihatnya,
kita justru mengenakan pakaian yang tidak indah? Seorang yang mencintai sesuatu,
tentu ia akan memberikan yang terbaik buat si Dia...
3. Tentang bacaan dan gerakan,
Demikian juga tentang bacaan dan gerakan shalat yang kita lakukan di malam
hari, ketika semua orang tidak ada yang mengetahuinya. Bagaimana kondisi kita?
Apakah bacaan kita begitu `mesra' saat kita bertemu dengan Dzat yang kita
cintai, ataukah bacaan kita terburu-buru agar shalat cepat selesai?
Apakah gerakan shalat kita begitu sempurna layaknya seorang prajurit yang
sedang berada di hadapan komandannya, ataukah gerakan kita semaunya saja?
Setelah kita mengembara mulai saat bangun pagi, selanjutnya melakukan
perjalanan seharian di luar rumah, dan akhirnya kembali lagi ke rumah untuk
tidur lagi, begitu seringnya kita bertemu dengan Allah Swt dalam berbagai macam
peristiwa. Maka harapan kita tentulah saat ini kita telah menjadi seorang hamba
yang begitu dekat dengan Allah Swt. Kecintaan dan kerinduan kepada Allah Swt
akan tercermin dalam tahajud kita.
Tahajud cinta seorang hamba adalah tahajud kerinduan, bukan tahajud paksaan.
Tahajud cinta seorang hamba adalah tahajud yang mencerminkan jiwa yang tenang,
dan hati yang tentram,..
Itulah saat ending yang paling indah dalam hidup kita selama dua puluh empat
jam setiap hari. Kalaulah ending hidup setiap hari, kita disuruh Rasul untuk
dekat dengan Allah dalam tahajud, maka demikian pula dengan ending hidup
seluruhnya, kitapun harus berupaya untuk dekat dengan Allah Swt.
Orang yang berhasil dalam hidupnya, adalah mereka yang pada akhir hayatnya
dipanggil oleh Allah Swt, dengan panggilan yang sangat mesra :
"yaa ayyatuhan nafsul muthmainnah,irji’i ilaa rabbiki raadhiyatam mardhiyyah,
fad khulli fii tibaadii wad khulii jannatii.."
Inilah tanda cinta yang sebenar-benarnya cinta...
RAHASIA DZIKIR
Ada sebuah kejadian yang sangat unik, dan terus akan saya ingat untuk
selamanya. Sebuah pelajaran istimewa dan sangat berharga, yang kejadian semacam
itu, hanya bisa saya jumpai dalam literatur diskusi-diskusi lama. Tetapi saat
itu saya betul-betul menjumpai dan sekaligus merasakan dalam kehidupan nyata.
Pada hari itu, ada seseorang yang menemui saya. Saya agak heran karena saya
tidak begitu kenal dengan laki-laki yang masih muda tersebut. Ia memakai pakaian
yang menunjukkan sebagai seorang muslim. Setelah berbincang-bincang sebentar,
saya mulai bisa menyimpulkan bahwa ternyata ia adalah seorang kiai muda, yang
cukup disegani didaerahnya. Di samping itu, ia juga seorang da'i yang sering
memberikan petuah di masyarakat sekitarnya.
Setelah beberapa saat kami terlibat dalam pembicaraan perkenalan, tiba-tiba ia
mengajukan pertanyaan, apakah saya masih punya seorang ayah? Saya jawab, oh iya,
saya punya ayah. Dimana beliau sekarang? "tanya lelaki itu. Beliau ada di rumah,
tetapi beliau saat ini agak sakit."Jawab saya.
Lelaki muda itu melanjutkan, saya ingin sekali bertemu dengan ayah anda,
apakah bisa saya bertemu dengan beliau? Kalau memang itu keinginan bapak, nanti
kita bersama-sama menemui ayah saya..." jawab saya.
Akhirnya, sekitar pukul empat sore saya bersama dengan orang itu menuju rumah,
untuk menemui ayah yang memang sedang sakit. Sesampai di rumah, langsung saja ia
saya antar ke kamar ayah, dimana saat itu ayah sedang berbaring atau bahkan lagi
tidur.
Kami menunggu di sebelah pembaringannya, tidak berani mengganggu. Saya lihat
orang itu sesekali nampak berdo'a sambil berjongkok di dekat kaki ayah saya yang
sedang tertidur. Saya tidak tahu apa yang dido'akan oleh orang tersebut. Apakah
ia mendo'akan agar ayah saya lekas sembuh atau do'a yang lain.
Selang beberapa saat, tiba-tiba ayah saya membuka mata, beliau memandang ke
arah saya, dan juga ke wajah orang tersebut yang masih berjongkok di dekat kaki
ayah saya.
Tiba-tiba ayah saya berkata perlahan kepada saya :''..nak, tolong ambilkan
segelas air putih... "saya bergegas ke belakang sambil bertanya kepada ayah.
Apakah ayah lagi haus. Atau ingin minum obat... ?" Oh, tidak. Ini kan ada tamu,
ia ke sini mau mencari ilmu...," jawab ayah saya. Saya heran dengan perkataan
ayah.
Setelah saya ambilkan segelas air putih, oleh beliau air di gelas itu diberi
do'a, dan diberikan lagi ke saya, sambil beliau berkata •E..berikan air putih
ini kepadanya, kasihan, ia lagi haus....Tolong, sampaikan kepadanya, bahwa
dzikir itu letaknya di hati. Bukan di mulut, bahkan mata berkedip itu dzikir,
apabila hatinya ingat kepada Allah Swt. Setelah berkata begitu, ayah saya
langsung tidur lagi, seolah-olah tidak pernah terjadi sesuatu...•E
Di kamar itu begitu sunyi, sehingga sangat jelasnya suara ayah saya. Saya
tidak tahu bagaimana perasaan orang itu mendengarkan dialog kami. Yang jelas ia
tidak beranjak dari tempatnya. Ia tetap berjongkok sambil menundukkan kepala.
Setelah saya menerima segelas air putih itu, saya berikan air itu kepada orang
tersebut, dan ia meminumnya sambil terus berjongkok. Saya lihat di sudut kelopak
matanya ada setitik air mata, yang dicobanya untuk tidak jatuh.
Setelah beberapa saat kami dalam kebisuan, ayah juga tidur dengan nyenyaknya.
Sementara kami juga tidak berani mengganggunya. Cukup lama kami menunggu. Tetapi
ayah tetap tidak bangun. Nampaknya beliau tertidur dengan begitu nyenyaknya.
Setelah agak lama, orang itupun mohon diri untuk pulang, sambil berkata kepada
saya pelajaran yang saya cari sejak dulu, baru ini saya mendapat ilmu yang
sangat berarti bagi hidup saya. Tadi adalah pelajaran rahasia yang tidak setiap
orang bisa menangkapnya. Saya akui bahwa saya sering melakukan dzikir tetapi
rupanya yang saya lakukan itu salah. Saya berdzikir hanya sebatas mulut saja..."
Terima kasih, tolong sampaikan kepada beliau, saya tidak berani pamit, takut
mengganggu beliau yang saat ini sedang asyik berdzikir dalam tidurnya..."
Orang itu bangkit dan bergeser perlahan dari tempatnya, ia sangat takut
mengganggu ayah yang lagi tidur. Dan ia pun mengucap salam, sambil berjalan
pulang...
Sungguh, saya masih terkesima dengan kejadian istimewa itu. Semoga apa yang
disampaikan ayah saya, meskipun hanya satu kalimat, akan menjadikan ilmu yang
bermanfaat fid dunyaa wal aakhirat... Amiin ya rabbal

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Perut (yanusa nugroho)
Perut (yanusa nugroho)Perut (yanusa nugroho)
Perut (yanusa nugroho)
 
Pelantikan pramuka
Pelantikan pramukaPelantikan pramuka
Pelantikan pramuka
 
MEMETIK HIKMAH DARI DASAR HATI [2]
MEMETIK HIKMAH DARI DASAR HATI [2]MEMETIK HIKMAH DARI DASAR HATI [2]
MEMETIK HIKMAH DARI DASAR HATI [2]
 
Bu Kek Siansu Jilid 9
Bu Kek Siansu Jilid 9Bu Kek Siansu Jilid 9
Bu Kek Siansu Jilid 9
 
Allah dekat dan bersamamu
Allah dekat dan bersamamuAllah dekat dan bersamamu
Allah dekat dan bersamamu
 
Biografi Soekarno
Biografi SoekarnoBiografi Soekarno
Biografi Soekarno
 
Bu Kek Siansu Jilid 20
Bu Kek Siansu Jilid 20Bu Kek Siansu Jilid 20
Bu Kek Siansu Jilid 20
 
Qorin
QorinQorin
Qorin
 
Abu nawas dengan syair i
Abu nawas dengan syair iAbu nawas dengan syair i
Abu nawas dengan syair i
 
Ketika cinta bertasbih 2 habiburrahman el shirazy
Ketika cinta bertasbih 2   habiburrahman el shirazyKetika cinta bertasbih 2   habiburrahman el shirazy
Ketika cinta bertasbih 2 habiburrahman el shirazy
 
Pengajaran kisah tauladan
Pengajaran kisah tauladanPengajaran kisah tauladan
Pengajaran kisah tauladan
 
Cintadalamgelas
CintadalamgelasCintadalamgelas
Cintadalamgelas
 
Buletin 37
Buletin 37Buletin 37
Buletin 37
 
Novels "Sepucuk Surat Cinta untuk Rauzatul Zahra"
Novels "Sepucuk Surat Cinta untuk Rauzatul Zahra"Novels "Sepucuk Surat Cinta untuk Rauzatul Zahra"
Novels "Sepucuk Surat Cinta untuk Rauzatul Zahra"
 
Sang raja jin
Sang raja jinSang raja jin
Sang raja jin
 
Robohnya Surau Kami
Robohnya Surau KamiRobohnya Surau Kami
Robohnya Surau Kami
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Hikayat Keramat Bujang
Hikayat Keramat BujangHikayat Keramat Bujang
Hikayat Keramat Bujang
 
Menjadi kaya-dalam-40-hari
Menjadi kaya-dalam-40-hariMenjadi kaya-dalam-40-hari
Menjadi kaya-dalam-40-hari
 
Cerpen Mawar Biru untuk Novia beserta unsur intrinsiknya
Cerpen Mawar Biru untuk Novia beserta unsur intrinsiknyaCerpen Mawar Biru untuk Novia beserta unsur intrinsiknya
Cerpen Mawar Biru untuk Novia beserta unsur intrinsiknya
 

Similar to Nasehat Sang Ibunda

Aa navis-robohnya surau kami
Aa navis-robohnya surau kamiAa navis-robohnya surau kami
Aa navis-robohnya surau kamiprama_alj
 
Mungkin ini cerita pernah kamu dengar
Mungkin ini cerita pernah kamu dengarMungkin ini cerita pernah kamu dengar
Mungkin ini cerita pernah kamu dengarObelisk Aegis
 
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)Andri Goodwood
 
Hadapi dengan Iman
Hadapi dengan ImanHadapi dengan Iman
Hadapi dengan ImanFarhan R
 
CEPEN: Nyawa Palestina
CEPEN: Nyawa PalestinaCEPEN: Nyawa Palestina
CEPEN: Nyawa PalestinaNadya Luqyana
 
Pudarnya Pesona Cleopatra
Pudarnya Pesona CleopatraPudarnya Pesona Cleopatra
Pudarnya Pesona CleopatraRobby Angryawan
 
Pudarnya pesona cleopatra
Pudarnya pesona cleopatraPudarnya pesona cleopatra
Pudarnya pesona cleopatraIit Suryani
 
Ayat kursi menjelang tidur
Ayat kursi menjelang tidurAyat kursi menjelang tidur
Ayat kursi menjelang tidurjaafarz
 
Ayat kursi menjelang tidur
Ayat kursi menjelang tidurAyat kursi menjelang tidur
Ayat kursi menjelang tidurjaafarz
 
Cerita rakyat legenda aryo menak
Cerita rakyat legenda aryo menakCerita rakyat legenda aryo menak
Cerita rakyat legenda aryo menakResdianto
 
Hikayat | Nilai dalam Hikayat
Hikayat | Nilai dalam HikayatHikayat | Nilai dalam Hikayat
Hikayat | Nilai dalam HikayatNSS Slide
 

Similar to Nasehat Sang Ibunda (19)

Aa navis-robohnya surau kami
Aa navis-robohnya surau kamiAa navis-robohnya surau kami
Aa navis-robohnya surau kami
 
My Presentation
My PresentationMy Presentation
My Presentation
 
Timun emas
Timun emasTimun emas
Timun emas
 
Mungkin ini cerita pernah kamu dengar
Mungkin ini cerita pernah kamu dengarMungkin ini cerita pernah kamu dengar
Mungkin ini cerita pernah kamu dengar
 
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
 
Kisah lima
Kisah limaKisah lima
Kisah lima
 
1001 kisah-teladan-islam
1001 kisah-teladan-islam1001 kisah-teladan-islam
1001 kisah-teladan-islam
 
Hadapi dengan Iman
Hadapi dengan ImanHadapi dengan Iman
Hadapi dengan Iman
 
CEPEN: Nyawa Palestina
CEPEN: Nyawa PalestinaCEPEN: Nyawa Palestina
CEPEN: Nyawa Palestina
 
Cerita dongeng
Cerita dongengCerita dongeng
Cerita dongeng
 
Pudarnya Pesona Cleopatra
Pudarnya Pesona CleopatraPudarnya Pesona Cleopatra
Pudarnya Pesona Cleopatra
 
Pudarnya pesona cleopatra
Pudarnya pesona cleopatraPudarnya pesona cleopatra
Pudarnya pesona cleopatra
 
Ayat kursi menjelang tidur
Ayat kursi menjelang tidurAyat kursi menjelang tidur
Ayat kursi menjelang tidur
 
Ayat kursi menjelang tidur
Ayat kursi menjelang tidurAyat kursi menjelang tidur
Ayat kursi menjelang tidur
 
Fabel 1
Fabel 1Fabel 1
Fabel 1
 
Akibat tidak sholat
Akibat tidak sholatAkibat tidak sholat
Akibat tidak sholat
 
Cerita rakyat legenda aryo menak
Cerita rakyat legenda aryo menakCerita rakyat legenda aryo menak
Cerita rakyat legenda aryo menak
 
Lifeline
LifelineLifeline
Lifeline
 
Hikayat | Nilai dalam Hikayat
Hikayat | Nilai dalam HikayatHikayat | Nilai dalam Hikayat
Hikayat | Nilai dalam Hikayat
 

Recently uploaded

Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Adam Hiola
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 

Recently uploaded (7)

Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 

Nasehat Sang Ibunda

  • 1. NASEHAT SANG IBUNDA Jam menunjukkan pukul 23.00. Tapi mata belum juga bisa terpejamkan. Setelah menyaksikan adegan istimewa yang disuguhkan Allah Swt di dinding kamar saya, bagaimana upaya seekor cicak menyambut rizkinya. Tiba-tiba tanpa sengaja pikiran saya melayang jauh ke masa lampau. Waktu itu bertepatan dengan hari ke sebelas bulan ramadhan. Sosok ibu kami, pada masanya, beliau tidak pernah merasakan bagaimana menjadi seorang murid. Beliau tidak pernah sekolah. Walaupun hanya setingkat sekolah dasar. Tetapi cara-cara beliau mendidik dan memberi pelajaran kepada kami, sungguh sangat mengesankan dan membuat kami selalu kagum pada beliau. Diantara sekian banyak pelajaran kehidupan yang kami terima, ada satu hal yang terus saya ingat, apabila pikiran terbayang pada beliau. Pada sore hari yang cerah, saya mau mengambil buah jambu yang ada di halaman rumah kami. Buah jambu itu tampak sudah matang dan begitu menggairahkan. Perlu diketahui bahwa pohon jambu yang kami tanam di depan rumah kami adalah buah 'jambu jepang', istilah orang kampung. Pohon itu sangat langka pada saat itu. Di kampung tempat kami tinggal hanya ada satu pohon itu saja. Sehingga semua orang yang melihatnya kepingin sekali merasakan bagaimana rasa buah `jambu jepang' tersebut. Pohon itu kalau berbuah juga tidak terlalu banyak. Kadang-kadang satu pohon hanya ada satu atau dua buah saja yang masak. Perlu diketahui pula bahwa buahnya sangat kecil hanya sebesar buah kelengkeng saja. Tetapi baunya harum dan rasanya manis. Pada hari itu, buah jambu yang masak ada dua buah. Ketika sore itu saya mau mengambil buah yang sudah ranum, ibu melarangnya. Sehingga saya agak kecewa karenanya. Kata saya : '..mengapa bu, saya tidak boleh mengambil buah tersebut? Kan itu milik kita. Kalau tidak cepat diambil nanti kan membusuk?" Jawab ibu : "Nak, kita kan sudah pernah makan buah tersebut. Walaupun dengan menunggu dalam waktu yang cukup lama. Dan memang kadang-kadang kita hanya bisa makan satu atau duah buah saja yang sedang masak. Tetapi tetangga depan rumah kita itu, belum pernah mencicipinya. Kemarin ibu lihat anaknya pingin sekali mengambil jambu itu. Karena itu janganlah diambil. Berikan buah jambu itu kepada mereka. Agar hatinya senang... Kembali mata saya berkaca-kaca, mengingat peristiwa sederhana itu. Sebuah peristiwa yang mungkin setiap orang akan pernah menjumpainya dalam keluarganya masing-masing. Atau dalam lingkungan lainnya, dengan model yang berbeda. "Dahulukanlah orang lain... ! Begitulah kira-kira inti pelajaran istimewa yang saya terima dari beliau Mengenang peristiwa itu, saya jadi teringat sebuah riwayat yang menceritakan tentang seorang sahabat yang oleh rasulullah disuruh
  • 2. menjamu tamunya. Ceritanya, di rumah sahabat tersebut tidak terdapat sesuatu makanan, kecuali makanan milik anaknya. Karena sang pemilik rumah ingin lebih mengutamakan tamunya dari pada keluarganya, ia memberikan makanan milik anaknya tersebut kepada tamunya dengan cara yang sangat luar biasa. Yaitu ketika waktu makan bersama tamunya, sang pemilik rumah pura-pura makan juga, padahal piringnya kosong. Mengapa pura-pura? Supaya sang tamu tidak mengetahui kalau pemilik rumah sebenarnya tidak ikut makan. Untuk maksud itu, maka lampu di dalam rumahnya dipadamkan. Pura-pura kehabisan minyak. Setelah suasana menjadi gelap, maka mereka 'makan' bersama-sama. Sang tamu makan sungguhan, sang pemilik rumah makan pura-pura, padahal perutnya sangatlah laparnya. Peristiwa itu begitu luar biasanya, sehingga turunlah ayat Al-Qur'an surat Al-Hasyr (59) : 9, sebagai penghargaan terhadap peristiwa tersebut. Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Kalaulah sampai Allah Swt, menurunkan sebuah ayat lantaran peristiwa tersebut, sungguh betapa hebatnya kejadian itu sehingga perlu diabadikan dalam kitab suci akhir zaman ini. Agar bisa dicontoh dan diteladani oleh umat manusia. Demikian pula banyak pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh Rasulullah saw, agar kita selalu berbuat baik kepada orang lain, serta memiliki sifat murah hati terhadap orang lain. Anas bin Malik ra, berkata, bahwa rasulullah saw itu, tidak pernah diminta kecuali selalu memberi. Pernah datang seorang lelaki kepada Rasulullah untuk meminta, maka beliau memberikan kambing-kambing yang banyak yang berada diantara dua gunung, kambing sadaqah. Maka lelaki itu pulang dan ia berkata kepada kaumnya... Wahai kaumku, masuk Islamlah kalian semua! Sesungguhnya Muhammad itu amat pemurah. Ia memberi dengan pemberian yang sangat banyak, tidak pernah takut melarat... MEMBUNUH NYAMUK DI TENGAH MALAM Jam dinding tepat menunjukkan pukul 02.30. Tanpa terasa saya terbangun dari tidur. Saya dikagetkan oleh dengungan suara seekor nyamuk yang mau hinggap di tubuh.
  • 3. Secara reflek tangan saya bergerak. Dan 'plak'. Seketika matilah nyamuk tersebut oleh kedua tangan saya yang menepuknya. Setelah terbangun dari gangguan nyamuk tadi, saya menuju kamar mandi, mengambil air wudhu dan kembali ke kamar tidur. Berikutnya saya mengambil sajadah, dan saya 'terperangkap' dalam khusyu'nya tahajud malam. Selesai melakukan shalat, dzikir yang cukup panjang mewarnai malam itu. Ditengah basahnya lidah menyebut asma Allah, tiba-tiba saya teringat akan nyamuk yang saya bunuh tadi. Dan tak tertahankan lagi, mata basah oleh penyesalan yang mendalam. Rasa salah yang begitu besar, telah menyelinap di hati yang paling dalam. Saat itu diri ini merasa berdosa, sebab telah membunuh seekor nyamuk yang telah berjasa besar. Nyamuk itulah justru yang telah membangunkan saya dari tidur lelap agar bisa tahajud malam. Agar bisa mendekati Sang Khaliq. Agar bisa mencintai Sang pengasih. Tetapi 'pahlawan' itu terbunuh dalam 'tugas mulia'nya ketika membangunkan manusia dari kekhilafannya. Maka bertambah berderailah air mata penyesalan, disela-sela dzikir asmaul husna. Keesokan harinya, ketika saya berusaha mengulang untuk merekonstruksi kejadian malam itu, tidak sebutir air matapun yang menetes. Mengapa? sebab suasana sudah berubah. Saya termenung memikirkan kejadian semalam itu. Pertanyaan yang selalu muncul adalah mengapa pada malam itu, saya bisa menangisi seekor nyamuk? Padahal ia membawa penyakit, padahal gigitannya mendatangkan rasa sakit. Apa yang menyebabkan saya menjadi menyesal setelah membunuh nyamuk itu? Pertanyaan demi pertanyaan, muncul di benak saya. Manakah yang benar? Apakah yang terbunuh malam itu, ia adalah seekor binatang jahat yang akan mendatangkan kerugian karena gigitan atau penyakit yang dibawanya, ataukah justru ia adalah seekor binatang kecil sebagai sosok pahlawan yang rela mati demi kepentingan seorang manusia agar bisa bertemu dengan Tuhannya. Yang jelas, suasana malam hari yang hening akan menyebabkan seseorang bisa berfikir dengan begitu jernihnya tanpa dipengaruhi oleh dunia yang penuh dengan tipu daya. Sungguh sangat masuk akal kalau Rasulullah saw, menganjurkan kita agar sering bangun di sepertiga malam terakhir, agar kita mendapatkan suatu anugerah yang luar biasa. Bahkan dalam bulan ramadhan ada suatu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.... Tetapi memang sungguh berbeda, calon penghuni neraka, dan calon penghuni surga. Ada sebagian orang yang menggunakan waktu malamnya untuk mendekatkan diri pada Ilahi. Dia bangun tengah malam, diambilnya air wudhu' untuk mensucikan dirinya, setelah itu ia asyik tenggelam dalam shalat tahajudnya. Kenikmatan yang didapatnya tak dapat diutarakan dengan kata-kata....
  • 4. Sementara, di tempat lain banyak juga orang-orang yang menggunakan waktu malamnya yang sangat berharga itu, untuk melakukan perbuatan maksiat yang dilarang oleh Penciptanya. Padahal semua fasilitas untuk berbuat maksiat itu adalah didapat karena kasih sayang Tuhannya. Apakah kesehatannya, apakah rezekinya, atau kesempatannya, atau umurnya. Semua yang dipakai untuk pergi menuju tempat 'terlarang' itu berasal dari Tuhan sang Penciptanya. Pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah, Manakah yang lebih pintar? Apakah orang-orang yang menggunakan waktu malamnya untuk menuju keridhaan Allah, dengan melakukan dzikrullah, Ataukah orang-orang yang menggunakan waktu malamnya untuk menuju tempat atau melakukan perbuatan yang dilarang Allah. Dan kita pun tinggal memilih, berada pada golongan manakah diri kita? Kata Allah Swt, dalam Surat Al-Hasyr : 20 "(sungguh), Tiada sama penghuni neraka dengan penghuni syurga. Penghuni syurga itu adalah orang-orang yang beruntung..." TAHAJUD CINTA Sebelum memejamkan mata untuk tidur dalam rangka mengakhiri aktifitas 'dua puluh empat jam' ini, mari kita melihat dan merenungkan suasana tahajud kita masing-masing. Apakah tahajud kita sebagai tahajudnya seorang hamba yang mencintai penciptanya, ataukah sekedar tahajud tanpa makna. Yang melakukan shalat hanya sekedarnya, setelah itu selesai dan bangga, karena sudah melaksanakan sebuah 'ritual' shalat tahajud. Untuk mengetahui hal itu, marilah kita mencoba mengukur diri masing-masing. 1. Tentang niat, Apakah yang melatarbelakangi kita bangun malam? Apakah kita shalat tahajud karena terpaksa. Mungkin dikarenakan saudara kita, anak kita, istri / suami kita, atau ada orang dekat kita, yang bangun malam melakukan shalat tahajud. Dan kita pun ikut bangun malam lalu kita lakukan shalat tahajud itu. Ataukah tiba-tiba kita ingin ke kamar mandi, lalu kita sekalian mengambil air wudhu' dan kitapun melaksanakan shalat tahajud. Atau kita sebelum tidur sudah berdo'a kepada Allah, agar Allah membangunkan diri kita untuk melakukan shalat tahajud. Apapun yang menyebabkan kita bangun malam, dan kita lanjutkan dengan shalat tahajud, maka semuanya merupakan perilaku istimewa di hadapan Allah. Karena kita
  • 5. melakukan sesuatu yang memang istimewa. Kalau kita hitung, pada saat di sepertiga malam menjelang pagi, sekitar jam tiga malam wib, kira-kira ada berapa orang yang bangun untuk melakukan shalat tahajud? Misalnya di sebuah kota? Atau di sebuah kampung? Sungguh amatlah sedikitnya! Tetapi marilah kita melihat diri kita masing-masing! Dimanakah posisi kita? Apa yang menyebabkan kita melakukan shalat tahajud? Apakah demi kecintaan kita kepada Allah Swt, sehingga kita begitu rindunya ingin bertemu denganNya, ketika semua orang lelap dalam tidurnya? Ataukah karena alasan lainnya? Setiap posisi itu tentu mempunyai nilai yang berbeda... 2. Tentang pakaian, Setelah kita melakukan wudhu' di waktu malam yang cukup dingin itu, ketika kita mengambil pakaian untuk melakukan shalat, apakah kita mengenakan pakaian yang seadanya saja, ataukah pakaian tidur saja. Ataukah kita mengenakan pakaian yang bagus, yang bersih, dan yang Allah menyenanginya. Ketika suatu saat kita shalat tahajud, dan waktu itu pakaian yang kita kenakan adalah pakaian yang seadanya saja, maka bandingkanlah dengan ketika kita pergi ke masjid untuk melakukan shalat jum'at. Begitu indah pakaian kita, begitu harum tubuh kita... Untuk siapa pakaian kita yang bagus dan indah itu? Kalau untuk Allah Swt, mengapa ketika shalat tahajud sendirian saat tidak ada orang yang melihatnya, kita justru mengenakan pakaian yang tidak indah? Seorang yang mencintai sesuatu, tentu ia akan memberikan yang terbaik buat si Dia... 3. Tentang bacaan dan gerakan, Demikian juga tentang bacaan dan gerakan shalat yang kita lakukan di malam hari, ketika semua orang tidak ada yang mengetahuinya. Bagaimana kondisi kita? Apakah bacaan kita begitu `mesra' saat kita bertemu dengan Dzat yang kita cintai, ataukah bacaan kita terburu-buru agar shalat cepat selesai? Apakah gerakan shalat kita begitu sempurna layaknya seorang prajurit yang sedang berada di hadapan komandannya, ataukah gerakan kita semaunya saja? Setelah kita mengembara mulai saat bangun pagi, selanjutnya melakukan perjalanan seharian di luar rumah, dan akhirnya kembali lagi ke rumah untuk tidur lagi, begitu seringnya kita bertemu dengan Allah Swt dalam berbagai macam peristiwa. Maka harapan kita tentulah saat ini kita telah menjadi seorang hamba yang begitu dekat dengan Allah Swt. Kecintaan dan kerinduan kepada Allah Swt akan tercermin dalam tahajud kita. Tahajud cinta seorang hamba adalah tahajud kerinduan, bukan tahajud paksaan. Tahajud cinta seorang hamba adalah tahajud yang mencerminkan jiwa yang tenang, dan hati yang tentram,..
  • 6. Itulah saat ending yang paling indah dalam hidup kita selama dua puluh empat jam setiap hari. Kalaulah ending hidup setiap hari, kita disuruh Rasul untuk dekat dengan Allah dalam tahajud, maka demikian pula dengan ending hidup seluruhnya, kitapun harus berupaya untuk dekat dengan Allah Swt. Orang yang berhasil dalam hidupnya, adalah mereka yang pada akhir hayatnya dipanggil oleh Allah Swt, dengan panggilan yang sangat mesra : "yaa ayyatuhan nafsul muthmainnah,irji’i ilaa rabbiki raadhiyatam mardhiyyah, fad khulli fii tibaadii wad khulii jannatii.." Inilah tanda cinta yang sebenar-benarnya cinta... RAHASIA DZIKIR Ada sebuah kejadian yang sangat unik, dan terus akan saya ingat untuk selamanya. Sebuah pelajaran istimewa dan sangat berharga, yang kejadian semacam itu, hanya bisa saya jumpai dalam literatur diskusi-diskusi lama. Tetapi saat itu saya betul-betul menjumpai dan sekaligus merasakan dalam kehidupan nyata. Pada hari itu, ada seseorang yang menemui saya. Saya agak heran karena saya tidak begitu kenal dengan laki-laki yang masih muda tersebut. Ia memakai pakaian yang menunjukkan sebagai seorang muslim. Setelah berbincang-bincang sebentar, saya mulai bisa menyimpulkan bahwa ternyata ia adalah seorang kiai muda, yang cukup disegani didaerahnya. Di samping itu, ia juga seorang da'i yang sering memberikan petuah di masyarakat sekitarnya. Setelah beberapa saat kami terlibat dalam pembicaraan perkenalan, tiba-tiba ia mengajukan pertanyaan, apakah saya masih punya seorang ayah? Saya jawab, oh iya, saya punya ayah. Dimana beliau sekarang? "tanya lelaki itu. Beliau ada di rumah, tetapi beliau saat ini agak sakit."Jawab saya. Lelaki muda itu melanjutkan, saya ingin sekali bertemu dengan ayah anda, apakah bisa saya bertemu dengan beliau? Kalau memang itu keinginan bapak, nanti kita bersama-sama menemui ayah saya..." jawab saya. Akhirnya, sekitar pukul empat sore saya bersama dengan orang itu menuju rumah, untuk menemui ayah yang memang sedang sakit. Sesampai di rumah, langsung saja ia saya antar ke kamar ayah, dimana saat itu ayah sedang berbaring atau bahkan lagi tidur. Kami menunggu di sebelah pembaringannya, tidak berani mengganggu. Saya lihat orang itu sesekali nampak berdo'a sambil berjongkok di dekat kaki ayah saya yang sedang tertidur. Saya tidak tahu apa yang dido'akan oleh orang tersebut. Apakah ia mendo'akan agar ayah saya lekas sembuh atau do'a yang lain. Selang beberapa saat, tiba-tiba ayah saya membuka mata, beliau memandang ke arah saya, dan juga ke wajah orang tersebut yang masih berjongkok di dekat kaki ayah saya.
  • 7. Tiba-tiba ayah saya berkata perlahan kepada saya :''..nak, tolong ambilkan segelas air putih... "saya bergegas ke belakang sambil bertanya kepada ayah. Apakah ayah lagi haus. Atau ingin minum obat... ?" Oh, tidak. Ini kan ada tamu, ia ke sini mau mencari ilmu...," jawab ayah saya. Saya heran dengan perkataan ayah. Setelah saya ambilkan segelas air putih, oleh beliau air di gelas itu diberi do'a, dan diberikan lagi ke saya, sambil beliau berkata •E..berikan air putih ini kepadanya, kasihan, ia lagi haus....Tolong, sampaikan kepadanya, bahwa dzikir itu letaknya di hati. Bukan di mulut, bahkan mata berkedip itu dzikir, apabila hatinya ingat kepada Allah Swt. Setelah berkata begitu, ayah saya langsung tidur lagi, seolah-olah tidak pernah terjadi sesuatu...•E Di kamar itu begitu sunyi, sehingga sangat jelasnya suara ayah saya. Saya tidak tahu bagaimana perasaan orang itu mendengarkan dialog kami. Yang jelas ia tidak beranjak dari tempatnya. Ia tetap berjongkok sambil menundukkan kepala. Setelah saya menerima segelas air putih itu, saya berikan air itu kepada orang tersebut, dan ia meminumnya sambil terus berjongkok. Saya lihat di sudut kelopak matanya ada setitik air mata, yang dicobanya untuk tidak jatuh. Setelah beberapa saat kami dalam kebisuan, ayah juga tidur dengan nyenyaknya. Sementara kami juga tidak berani mengganggunya. Cukup lama kami menunggu. Tetapi ayah tetap tidak bangun. Nampaknya beliau tertidur dengan begitu nyenyaknya. Setelah agak lama, orang itupun mohon diri untuk pulang, sambil berkata kepada saya pelajaran yang saya cari sejak dulu, baru ini saya mendapat ilmu yang sangat berarti bagi hidup saya. Tadi adalah pelajaran rahasia yang tidak setiap orang bisa menangkapnya. Saya akui bahwa saya sering melakukan dzikir tetapi rupanya yang saya lakukan itu salah. Saya berdzikir hanya sebatas mulut saja..." Terima kasih, tolong sampaikan kepada beliau, saya tidak berani pamit, takut mengganggu beliau yang saat ini sedang asyik berdzikir dalam tidurnya..." Orang itu bangkit dan bergeser perlahan dari tempatnya, ia sangat takut mengganggu ayah yang lagi tidur. Dan ia pun mengucap salam, sambil berjalan pulang... Sungguh, saya masih terkesima dengan kejadian istimewa itu. Semoga apa yang disampaikan ayah saya, meskipun hanya satu kalimat, akan menjadikan ilmu yang bermanfaat fid dunyaa wal aakhirat... Amiin ya rabbal