SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
1
Tiga
Ada yang baru di Magelang pagi ini. Entah kenapa
aku selalu ingin keluar rumah lebih pagi dari biasanya.
Bukankah aku tak pernah setuju pinda ke Magelang?
Angin pagi pun berbisik. Mungkin cinta telah
membuka jalan hidupku yang baru. Entah dengan alasan
apapun. Aku ingin segera sampai ke sekolah dan melihat
senyum menyejukkan itu.
Walau aku harus menyembunyikan siapa diriku.
Namun, setidaknya aku bisa mengatasi rasa rinduku yang
entah sejak kapan aku memendamnya.
“Dhek,” tiba-tiba seseorang datang
membangunkanku dari lamunan.
Segera kulepas helm dan turun dari motorku.
Walau baru beberapa minggu di sekolah baruku ini, kurasa
aku sudah mengenal semua guru dan karyawannya.
Sepertinya ia orang asing.
Tetapi kalau ia tamu, kenapa tidak langsung ke
kantor saja? Bukankah kantor tak jauh dari gerbang
sekolah? Untuk ke parkiran, ia pasti melewati kantor guru
dan kantor karyawan pulan.
“Kamu anak X-B, bukan?”
Aku hanya mengangguk. Kupikir ia wali murid. Ya,
salah satu teman sekelasku.
“Maaf kalau saya menganggu. Apa adhek bisa
bantu saya?”
“Buat?”
Kalau ia salah satu wali murid, kenapa mukanya
nampak meragukan. Seperti malu atau entah gimana nggak
jelas.
Dilihat-lihat penampilannya seperti anak urakan.
Nggak jauh beda dengan penampilanku ketika di luar
sekolah. Dari pawakannya, seperti mahasiswa. Entahlah.
“Buruanlah! Sudah mau bel. Apa yang bisa
kubantu?”
Semakin nggak bisa dimengerti. Ia mengeluarkan
setangkai mawar dan sebatang coklat dari saku jaketnya.
Rupanya, ia memang tidak ada hubungannya dengan wali
murid.
Ia pun memberikan kedua benda itu padaku.
Dengan tersenyum. Lalu, terlihat kebingungan ingin berkata
apa padaku.
“Umm… tolong kasih ini ke Erina, ya?”
“Erina?”
“Ya, Erina wali kelas kamu, kan? Pagi ini ngajar di
kelas kamu.”
Oh, ternyata Erina. Lagi-lagi Erina. Entahlah. Siapa
dia sebenarnya? Selalu saja ada namanya di setiap langkahku.
Meski aku tersesat, namanya akan tetap muncul.
Kurasa aku mengerti apa tujuan lelaki itu. Mungkin
ada hubungan special antara Erina dengannya.
Aku pun tersenyum. Kuhilangkan wajah dinginku,
lalu ketepuk pundaknya. Kuberi ia senyum semangat agar ia
tak lagi meminta bantuan padaku.
“Lain kali kasih sendiri aja. Gue yakin dia bakal
lebih simpatik sama elo.”
Tak ada lagi yang kukatakan. Aku bergegas
meninggalkan parkiran karena bel sudah terdengar. Aku tak
ingin seperti anak-anak lain yang selalu mendapat hukuman
dari Miss Erina. Kudengar ia salah satu guru yang mudah
memberi hukuman.
Panjang umur. Baru dibahas ia sudah melintas di
hadapanku. “Miss Rina,” teriakku.
Ya..ya..ya.. pasti aku tetap mendapat perlakuan
sama. Ia melotot dan menghela napas kuat. Sayang, ia tidak
terlihat seram olehku. Tersenyum, mungkin itu yang akan
selalu kulakukan.
“Kenapa belum masuk kelas?”
“Orang saya baru nyampe?”
“Kenapa telat?”
“Saya nggak telat kok.”
Ia kembali menghela napas. Kali ini raut wajahnya
melemas. Ia tak lagi memperlihatkan kemarahannya.
Tuhan…kalau seperti ini ia sangat terlihat cantik. Pantas
saja anak-anak pada jatuh cinta padanya.
Semoga saja aku bukan salah satu dari mereka. Dan
aku tak akan pernah menjadi salah satu dari mereka. Takdir
pasti akan marah padaku kalau sampai itu terjadi.
“Cepat masuk kelas sebelum saya suruh kamu
bersihkan toilet!”
“Tunggu sebentar, Miss!”
Kutarik tangannya yang halus. Ya, saat inilah detak
jantungku yang lemah kembali berdetak cepat. Seakan ada
satu kekuatan yang menguatkan detak jantungku.
Perasaan apa ini, Tuhan? Kenapa tatapan itu selalu
memaksaku untuk berkata jujur? Tapi, aku tak bisa
membuat mamaku bersedih jika aku melakukannya.
“Ciel, sampai kapan kamu mau pegang tangan
saya?”
Kali ini nadanya kembali meninggi. Ada kemarahan
yang muncul di wajahnya. Dan aku pun tertunduk.
Menghapus pandanganku agar semua keraguanku
menghilan sekarang juga.
Langung saja kuberikan bunga dan bingkisan kado
dari lelaki yang kutemui di parkiran sekolah padanya. “Tadi
ada yang nitipin ini ke Miss Rina. Namanya Arga. Dia bilang
maaf ke Miss Rina.”
Seketika wajahnya berubah layaknya langit yang
tertutup awan mendung. Ia tertunduk dan berpikir entah
apa. Ada air mata di ujung kelopak matanya. Seakan ada
beban berat yang sedang ia ingat.
Rasanya aku menyesal sudah memberikan benda itu
padanya. Kalau aku tau akan membuatnya bersedih, lebih
baik aku buang saja tadi.
“Kamu buang saja!” tak kusangka ia akan sesedih
itu. Namun, aku tak menerima benda itu lagi.
“Nggak baik menolak ketulusan orang. Saya lihat
dia tulus minta maaf ke Miss. Kalau saja Miss Rina mau
ketemu sama dia, pasti nggak akan ada benci yang buat Miss
Rina sedih.”
Kuberikan lagi benda itu padanya. Membiarkan ia
berpikir mungkin terbaik untuk saat ini. Aku pun
melangkah pergi menuju kelasku. Setidaknya aku bisa
masuk kelas duluan sebelum hukuman Miss Rina berlaku.
***

More Related Content

What's hot (19)

My cerpen "Kotak Buah"
My cerpen "Kotak Buah"My cerpen "Kotak Buah"
My cerpen "Kotak Buah"
 
Sahabat baru
Sahabat baruSahabat baru
Sahabat baru
 
Cerpen perpisahan terakhir
Cerpen perpisahan terakhirCerpen perpisahan terakhir
Cerpen perpisahan terakhir
 
Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)
 
Andai a lebih dekat dengan z
Andai a lebih dekat dengan zAndai a lebih dekat dengan z
Andai a lebih dekat dengan z
 
Tersayat cinta
Tersayat cintaTersayat cinta
Tersayat cinta
 
Seredah laut kasihmu
Seredah laut kasihmuSeredah laut kasihmu
Seredah laut kasihmu
 
Adore you, my brother chapter 1
Adore you, my brother chapter 1Adore you, my brother chapter 1
Adore you, my brother chapter 1
 
Cerpen Jangan Pergi
Cerpen Jangan PergiCerpen Jangan Pergi
Cerpen Jangan Pergi
 
short story
short storyshort story
short story
 
Terjalnya jalan hidupku
Terjalnya  jalan hidupkuTerjalnya  jalan hidupku
Terjalnya jalan hidupku
 
Arti sebuah kata
Arti sebuah kataArti sebuah kata
Arti sebuah kata
 
Rembulan di Mata Ibu
Rembulan di Mata IbuRembulan di Mata Ibu
Rembulan di Mata Ibu
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
cerpen Thank you
cerpen Thank you cerpen Thank you
cerpen Thank you
 
Teknik menjawab soalan bahagian c
Teknik menjawab soalan bahagian cTeknik menjawab soalan bahagian c
Teknik menjawab soalan bahagian c
 
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
 
Karangan naratif menggunakan teknik struktural
Karangan naratif menggunakan teknik strukturalKarangan naratif menggunakan teknik struktural
Karangan naratif menggunakan teknik struktural
 
Kliping cerpen
Kliping cerpenKliping cerpen
Kliping cerpen
 

Viewers also liked

Forex obchodovanie pre začiatočníkov ***
Forex obchodovanie pre začiatočníkov ***Forex obchodovanie pre začiatočníkov ***
Forex obchodovanie pre začiatočníkov ***Marian Marek
 
Catalogue first page
Catalogue first pageCatalogue first page
Catalogue first pagedesignrefresh
 
Retire on your terms final
Retire on your terms finalRetire on your terms final
Retire on your terms finalGray
 
Proyecto alas al futuro
Proyecto alas al futuroProyecto alas al futuro
Proyecto alas al futuroClaudia Silva
 
Hoogbegaafd aan het werk! Tessa Faber = Making Sense
Hoogbegaafd aan het werk!  Tessa Faber = Making SenseHoogbegaafd aan het werk!  Tessa Faber = Making Sense
Hoogbegaafd aan het werk! Tessa Faber = Making SenseTeSsA FaBeR
 

Viewers also liked (10)

Forex obchodovanie pre začiatočníkov ***
Forex obchodovanie pre začiatočníkov ***Forex obchodovanie pre začiatočníkov ***
Forex obchodovanie pre začiatočníkov ***
 
Catalogue first page
Catalogue first pageCatalogue first page
Catalogue first page
 
UCT Certificate
UCT CertificateUCT Certificate
UCT Certificate
 
Retire on your terms final
Retire on your terms finalRetire on your terms final
Retire on your terms final
 
Wentworth point brochure
Wentworth point brochureWentworth point brochure
Wentworth point brochure
 
Proyecto alas al futuro
Proyecto alas al futuroProyecto alas al futuro
Proyecto alas al futuro
 
Guía gratuita de Alicante
Guía gratuita de AlicanteGuía gratuita de Alicante
Guía gratuita de Alicante
 
Le surréalisme
Le surréalismeLe surréalisme
Le surréalisme
 
Hoogbegaafd aan het werk! Tessa Faber = Making Sense
Hoogbegaafd aan het werk!  Tessa Faber = Making SenseHoogbegaafd aan het werk!  Tessa Faber = Making Sense
Hoogbegaafd aan het werk! Tessa Faber = Making Sense
 
0 preservation of heritage and tribal culture
0 preservation of heritage and tribal culture0 preservation of heritage and tribal culture
0 preservation of heritage and tribal culture
 

Similar to #Tiga (20)

Cerpen -our tale
Cerpen -our taleCerpen -our tale
Cerpen -our tale
 
Cerita versi ku
Cerita versi kuCerita versi ku
Cerita versi ku
 
Perjalanan terindah
Perjalanan terindahPerjalanan terindah
Perjalanan terindah
 
Perjalanan terindah
Perjalanan terindahPerjalanan terindah
Perjalanan terindah
 
Syal merah
Syal merahSyal merah
Syal merah
 
Kelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatiku
Kelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatikuKelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatiku
Kelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatiku
 
Asmanadia rembulandimataibu.
Asmanadia rembulandimataibu.Asmanadia rembulandimataibu.
Asmanadia rembulandimataibu.
 
Post 1
Post 1Post 1
Post 1
 
Tentang aku
Tentang akuTentang aku
Tentang aku
 
Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)
 
Berdiri diatas impian
Berdiri diatas impianBerdiri diatas impian
Berdiri diatas impian
 
Science of love
Science of loveScience of love
Science of love
 
Science of love
Science of loveScience of love
Science of love
 
Struktur Cerpen Perjalanan Terindah By Zulfa Fadila
Struktur Cerpen Perjalanan Terindah By Zulfa FadilaStruktur Cerpen Perjalanan Terindah By Zulfa Fadila
Struktur Cerpen Perjalanan Terindah By Zulfa Fadila
 
Orang pertama
Orang pertamaOrang pertama
Orang pertama
 
Semua akan indah pada waktunya
Semua akan indah pada waktunyaSemua akan indah pada waktunya
Semua akan indah pada waktunya
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Cerpen jangan pergi
Cerpen jangan pergiCerpen jangan pergi
Cerpen jangan pergi
 
Mutiara Air Mata.docx
Mutiara Air Mata.docxMutiara Air Mata.docx
Mutiara Air Mata.docx
 
Cinta Asya
Cinta AsyaCinta Asya
Cinta Asya
 

Recently uploaded

PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...disnakerkotamataram
 
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxShyLinZumi
 
PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptx
PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptxPPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptx
PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptxdisnakerkotamataram
 
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docx
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docxKUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docx
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docxUlfaBasyarewan
 
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxShyLinZumi
 
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptx
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptxKEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptx
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptxssuserd986061
 

Recently uploaded (6)

PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
 
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
 
PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptx
PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptxPPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptx
PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptx
 
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docx
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docxKUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docx
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docx
 
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
 
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptx
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptxKEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptx
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptx
 

#Tiga

  • 1. 1 Tiga Ada yang baru di Magelang pagi ini. Entah kenapa aku selalu ingin keluar rumah lebih pagi dari biasanya. Bukankah aku tak pernah setuju pinda ke Magelang? Angin pagi pun berbisik. Mungkin cinta telah membuka jalan hidupku yang baru. Entah dengan alasan apapun. Aku ingin segera sampai ke sekolah dan melihat senyum menyejukkan itu. Walau aku harus menyembunyikan siapa diriku. Namun, setidaknya aku bisa mengatasi rasa rinduku yang entah sejak kapan aku memendamnya. “Dhek,” tiba-tiba seseorang datang membangunkanku dari lamunan. Segera kulepas helm dan turun dari motorku. Walau baru beberapa minggu di sekolah baruku ini, kurasa aku sudah mengenal semua guru dan karyawannya. Sepertinya ia orang asing. Tetapi kalau ia tamu, kenapa tidak langsung ke kantor saja? Bukankah kantor tak jauh dari gerbang sekolah? Untuk ke parkiran, ia pasti melewati kantor guru dan kantor karyawan pulan. “Kamu anak X-B, bukan?”
  • 2. Aku hanya mengangguk. Kupikir ia wali murid. Ya, salah satu teman sekelasku. “Maaf kalau saya menganggu. Apa adhek bisa bantu saya?” “Buat?” Kalau ia salah satu wali murid, kenapa mukanya nampak meragukan. Seperti malu atau entah gimana nggak jelas. Dilihat-lihat penampilannya seperti anak urakan. Nggak jauh beda dengan penampilanku ketika di luar sekolah. Dari pawakannya, seperti mahasiswa. Entahlah. “Buruanlah! Sudah mau bel. Apa yang bisa kubantu?” Semakin nggak bisa dimengerti. Ia mengeluarkan setangkai mawar dan sebatang coklat dari saku jaketnya. Rupanya, ia memang tidak ada hubungannya dengan wali murid. Ia pun memberikan kedua benda itu padaku. Dengan tersenyum. Lalu, terlihat kebingungan ingin berkata apa padaku. “Umm… tolong kasih ini ke Erina, ya?” “Erina?”
  • 3. “Ya, Erina wali kelas kamu, kan? Pagi ini ngajar di kelas kamu.” Oh, ternyata Erina. Lagi-lagi Erina. Entahlah. Siapa dia sebenarnya? Selalu saja ada namanya di setiap langkahku. Meski aku tersesat, namanya akan tetap muncul. Kurasa aku mengerti apa tujuan lelaki itu. Mungkin ada hubungan special antara Erina dengannya. Aku pun tersenyum. Kuhilangkan wajah dinginku, lalu ketepuk pundaknya. Kuberi ia senyum semangat agar ia tak lagi meminta bantuan padaku. “Lain kali kasih sendiri aja. Gue yakin dia bakal lebih simpatik sama elo.” Tak ada lagi yang kukatakan. Aku bergegas meninggalkan parkiran karena bel sudah terdengar. Aku tak ingin seperti anak-anak lain yang selalu mendapat hukuman dari Miss Erina. Kudengar ia salah satu guru yang mudah memberi hukuman. Panjang umur. Baru dibahas ia sudah melintas di hadapanku. “Miss Rina,” teriakku. Ya..ya..ya.. pasti aku tetap mendapat perlakuan sama. Ia melotot dan menghela napas kuat. Sayang, ia tidak terlihat seram olehku. Tersenyum, mungkin itu yang akan selalu kulakukan.
  • 4. “Kenapa belum masuk kelas?” “Orang saya baru nyampe?” “Kenapa telat?” “Saya nggak telat kok.” Ia kembali menghela napas. Kali ini raut wajahnya melemas. Ia tak lagi memperlihatkan kemarahannya. Tuhan…kalau seperti ini ia sangat terlihat cantik. Pantas saja anak-anak pada jatuh cinta padanya. Semoga saja aku bukan salah satu dari mereka. Dan aku tak akan pernah menjadi salah satu dari mereka. Takdir pasti akan marah padaku kalau sampai itu terjadi. “Cepat masuk kelas sebelum saya suruh kamu bersihkan toilet!” “Tunggu sebentar, Miss!” Kutarik tangannya yang halus. Ya, saat inilah detak jantungku yang lemah kembali berdetak cepat. Seakan ada satu kekuatan yang menguatkan detak jantungku. Perasaan apa ini, Tuhan? Kenapa tatapan itu selalu memaksaku untuk berkata jujur? Tapi, aku tak bisa membuat mamaku bersedih jika aku melakukannya. “Ciel, sampai kapan kamu mau pegang tangan saya?”
  • 5. Kali ini nadanya kembali meninggi. Ada kemarahan yang muncul di wajahnya. Dan aku pun tertunduk. Menghapus pandanganku agar semua keraguanku menghilan sekarang juga. Langung saja kuberikan bunga dan bingkisan kado dari lelaki yang kutemui di parkiran sekolah padanya. “Tadi ada yang nitipin ini ke Miss Rina. Namanya Arga. Dia bilang maaf ke Miss Rina.” Seketika wajahnya berubah layaknya langit yang tertutup awan mendung. Ia tertunduk dan berpikir entah apa. Ada air mata di ujung kelopak matanya. Seakan ada beban berat yang sedang ia ingat. Rasanya aku menyesal sudah memberikan benda itu padanya. Kalau aku tau akan membuatnya bersedih, lebih baik aku buang saja tadi. “Kamu buang saja!” tak kusangka ia akan sesedih itu. Namun, aku tak menerima benda itu lagi. “Nggak baik menolak ketulusan orang. Saya lihat dia tulus minta maaf ke Miss. Kalau saja Miss Rina mau ketemu sama dia, pasti nggak akan ada benci yang buat Miss Rina sedih.” Kuberikan lagi benda itu padanya. Membiarkan ia berpikir mungkin terbaik untuk saat ini. Aku pun
  • 6. melangkah pergi menuju kelasku. Setidaknya aku bisa masuk kelas duluan sebelum hukuman Miss Rina berlaku. ***