SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Oleh : Olivia Annisa Tifani – XII IPA 2
Pagi-pagi begini Ai yang bernama lengkap Aivilo Stuffa Renata terlihat terburu-buru, 2 lembar
roti dengan selai strawberry dengan cepat di lahap mulut kecilnya. Dengan sedikit berlari Ai
menghampiri Nina – sahabatnya yang sedang bertolak pinggang dengan wajah geram.
“lama banget si Ai” semprot nina tanpa basa-basi,
Ai hanya melengkungkan bibirnya sebagai permintaan maaf
“nyengir aja, buruan naik, nanti telat”
“sip” dengan cepat Ai mendudukan tubuhnya ke sepeda motor matic berwarna biru milik Nina.
Baru saja sampai, suara bising dari arah kelasnya sangat terdengar di telinga Ai dan Nina yang
baru saja memarkinkan sepeda motor di parkiran dekat kelasnya. Ternyata teman sekelasnya sedang
menyalin PR matematika kepada Mira si juara kelas. Tiba-tiba tubuh Ai lemas, Ia lupa mengerjakan PR
guru yang tersohor killer di sekolahnya itu.
“kenapa Ai? PR-nya udahkan?” Tanya Nina memastikan keadaan sahabatnya
“aku ga ngerjain Nin, lupa total” jawab Ai lemas
“ya ampun Ai kalo Pak Mahmud tau bisa abis kamu di hukum”
“aaaaa… gimana dong Nin? Kalo ngerjain sekarang waktunya ga cukup 5 menit lagi kelas dimulai”
“tenang-tenang aku punya ide Ai” Nina membisikkan ide cemerlangnya ke telinga Ai.
Pelan-pelan Ai membuka pintu ruangan di pojok koridor yang dekat dengan toilet. Sepi, bersih,
bau obat, semua isi ruangan dominan berwarna putih. Ya inilah buah ide cemerlang Nina-berpura-
pura sakit dan beristirahat di ruang UKS. Untung saja ada Laurenina esstefy – nama lengkap Nina.
kalau tidak tak terbayang bagaimana keringat keluar dari seluruh pori-pori tubuh Ai yang mungil dan
tidak berisi ini.
“sakit ?”suaranya cukup mengagetkan Ai yang sedang termenung kosong
“eh iya” jawab Ai linglung
“oh” cowok berambut lurus ini menutup pembicaraan dengan datar
Ai masih saja linglung tak karuan. Baru saja Ai ingin balik bertanya cowok berambut lurus,tinggi serta
pemilik kulit yang putih itu sudah menutup daun pintu dan pergi entah kemana.
Ai hanya menggaruk-garuk kepalanya kebingungan. ”itu siapa ya? Aneh, kaya petugas sensus, abis
tanya terus pulang” komentar Ai heran.
Sudah dua hari ini Nina tidak masuk sekolah, Ai sahabatnya pun tidak tau ada apa dengannya.
Sepi hari tanpa ada si pemarah-Nina. Setiap Ai bertanya kepada Bi May – pembantu rumah tangga
yang bekerja di rumah Nina selalu jawabannya Nina tidak ada di rumah dan tidak tau pergi kemana.
Drrt… drrrt… drrrt…drtt….
Lagi-lagi sms dari Ai, sudah ada 6 sms yang di terimanya dari Ai sejak dua hari terakhir,
nampaknya Ai sangat mengkhawatirkan dirinya. Nina terkulai lemas di tempat tidurnya. Bibirnya
pucat begitu juga dengan wajahnya,tubuhnya berkeringat bukan karena udara yang panas. Nina sakit.
Bukan hal yang baru bagi Nina, Nina sudah mengidap penyakit ini selama 5 tahun belakangan tetapi
tidak satu pun orang yang tau-termasuk Ai selain keluarganya dan juga Bi May. Nina yang menyuruh
Bi May untuk tidak mamberitahukan kepada Ai. Nina tidak ingin Ai mengetahui bahwa dirinya sedang
terkulai lemas di tempat tidurnya seperti ini. Nina selalu menutupi hal ini ke Ai. Seharusnya Nina
belum boleh pergi ke sekolah hari ini tetapi Nina tetap ngotot untuk pergi ke sekolah, Nina memang
tidak pernah suka di rumah. bosan.
Nina sudah stand by didepan rumah Ai dengan sepeda motor kesayangannya. Ai yang baru saja
hendak berangkat terkejut melihat sosok Nina yang tersenyum manis kepadanya di depan rumah
“Nina! Kemana aja? Sms aku ko ga di bales?” semua pertanyaannya dua hari ini di lotarkannya begitu
saja
“hehe aku ke jogja jenguk bunda, kangen. pulsaku abis Nin bingung beli pulsa dimana, akukan ga hafal
daerah jogja” Nina berusaha menutupi semuanya.
Untung Ai tidak pernah teliti oleh apapun termasuk Nina yang mencurigakan, padahal terlihat
jelas pucatnya bibir Nina sekarang, kalau tidak pasti ketahuan semua kebohongan Nina kepadanya.
Tanpa basi-basi Nina menancap gas dengan cepat menuju sekolah. Baru juga sampai di muka kelas
perut Ai sudah menuntunnya ke toilet di ujung koridor. Nina hanya mengikuti langkah Ai yang
terburu-buru lalu hilang seraya cepat langkah kaki tipisnya. Selagi menunggu Ai Nina tidak sengaja
membaca puisi karya Kahlil Gibran yang terpajang di mading.
Ada hal-hal yang tak ingin kita lepaskan, seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan tapi
melepas bukan akhir dari dunia melainkan awal suatu kehidupan baru.
Terbesit dipikiran nina akan sahabatnya Ai. Bagaimana Ai jika ia tidak lagi ada di dunia.
akankah ada senyum manis bibirnya, tawa riangnya,dan tingkah polosnya selama ini.
“mungkin aku akan merindukanmu Ai” bisik nina dalam hati
Tiba-tiba ada yang menepuk punggungnya dan menyadarkan Nina dari khayalnya. Timo.
“Nin kemana aja, kemarin kita-pengurus OSIS ngadain rapat acara buat pentas seni tahun ini ,
acaranya sih masih sama kaya tahun lalu Nin. Kalo guess star-nya tergantung voting anak-anak” Timo
menerangkan rapat yang di lewati Nina
“oke deh sip, nanti sms aja ya mo kalo butuh bantuan” Nina mengiyakan pernyataan timo dengan
menaikkan sedikit alisnya. Timo belum juga pergi Ai sudah datang dengan pandangan sedikit tajam ke
arah mereka. Lalu Timo meninggalkan Nina dan tersenyum ke arah Ai yang sedari tadi menatapnya
tajam.
“ngapain Nin si cowok sensus itu?” Tanya Ai memastikan
“cowok sensus? Siapa? yang tadi? Itu si Timo Ai bukannya cowok sensus”
Ai menjelaskan kejadian waktu itu di ruang UKS.
“mungkin dia takut Ai sama kamu, takut ketuaran gila makanya buru-buru keluar hahaha”
“enak aja, jangan jangan dia suruhannya Pak Mahmud Nin buat mastiin aku sakit beneran apa engga”
“apa jangan-jangan dia anaknya haha”
“hahahaha” seraya Ai bercerita canda tawa lepas begitu saja di antara mereka tanpa menghiraukan
sekitar yang sedari tadi memperhatikan.
Akhir-akhir ini Ai sering pulang telat dari biasanya. Bukan malas pulang ke rumah seperti Nina
tetapi Ai mengikuti latihan vocal bersama Bu Silah-guru kesenian. Suara Ai memang bagus untuk di
perdengarkan, tidak salah kalau Bu Silah menunjuk Ai. Mungkin suara Ai memang bagus tetapi sayang
percaya dirinya masih kalah jauh dengan merdunya suara Ai. Ai demam panggung. Acara tinggal 1
hari lagi, Nina mulai sibuk sana-sini sedangkan Ai masih belum bisa menenangkan dirinya dari demam
panggung.
Yap acara di mulai, beberapa sambutan di persilahkan dengan wajah penonton yang agak
bosan mendengarnya. Nina mengamankan keadaan sekitar di temani dengan Timo. Ai lagi-lagi
berkutat dengan demam panggungnya. Berkali-kali Ai komat-kamit ini itu memohon kelancaran di
belakang panggung. Akhirnya terdengar juga panggilan untuk Ai naik ke panggung yang sudah sejak
tadi di nantikan Nina. “santai aja, anggap disana cuma ada Nina” bisikan seseorang yang agak asing di
dengar Ai. Timo. Ai hanya tersenyum ke arahnya dan segera naik. Nampaknya Ai merasa lebih baik
dari sebelumnya. Di atas panggung Ai di sambut sang pembawa acara dan senyuman hangat Nina.
Juga sorakan-sorakan sekitar.
“lagu ini saya persembahkan untuk sahabat saya - Nina”
Nina tersenyum dan menghapus air matanya yang hampir jatuh karena tak menyangka Ai
berani berbicara seperti itu, apalagi tanpa ada tanda-tanda demam panggung di wajahnya. Ai mulai
memainkan lagunya di temani oleh gitar dipelukannya dengan petikan-petikan merdu senada lirik.
Beberapa wajah terlihat menikmati. Satu, dua orang mulai ramai menepukan tangan untuk Ai di atas
sana di ikuti oleh semua penonton yang ada. Nina dan Timo pun ikut bertepuk tangan. Aku mau
teman selamanya Berbagi tangis dan tawa Tak mau sendiri, merasa sepi Teman berikan aku
ketenangan Teman buat kurasakan bahagia Pertemuan yang lama sudah kutunggu Bebaskan hati ini
dari rasa rindu. Senandung lagu ten 2 five yang dinyanyikan Ai membuat nina semakin takut
meninggalkannya dan tidak bisa menepati janjinya kepada Ai.
Aw… tiba-tiba Nina merasakan sakit di dadanya, seperti ada yang menusuk-nusuknya. Tanpa
pikir panjang Nina berlari sekencang-kencangnya berharap langkahnya cepat sampai di parkiran dan
tubuhnya masih sanggup menahan sakit sebelum sampai ke rumah. Dari atas panggung Ai melihat
Nina berlari saat ia belum menyelesaikan lagu yang di persembahkan untuk Nina. Entah ada apa
dengan nina. Timo yang sejak tadi berada di dekat Nina spontan mengikuti langkah curiga Nina
dengan berlari kecil. Bukan main kagetnya ketika Timo melihat Nina terkapar di parkiran beralas aspal
dengan tubuh pucat pasih. 10 menit sudah Ai menunggu kedatangan Nina, Timo atau siapa pun yang
bisa menjelaskan dengan duduk sendirian di ujung keramain pentas seni hari itu.
Drttt. . drttt…. drtt….. drttt….drtt….drtt…
3 missedcalled dari nomor tak dikenal tampil di handphone Ai. Ai masih saja mengabaikan.
Biasanya Ai tidak pernah dan tidak akan pernah menghiraukan jika ada panggilan yang tak di kenal
tapi entahlah kali ini Ai mengangkatnya. Kaki dan tubuhnya lemas seketika melebihi ketakutan dirinya
pada Pak Mahmud. Air mata Ai jatuh beriringan. Ingin rasanya cepat-cepat sampai tujuan tapi kedua
kakinya masih belum sanggup berjalan saking lemasnya. Ai terduduk muram tanpa senyuman atau
kebahagiaan. Tak ada lagi cerianya. Tatapannya kosong. Telepon dari timo-lah yang membuat Ai
seperti ini. Nina koma. Lagi-lagi terkapar di rumah sakit.
Ai tertidur disamping Nina dengan mata bengkak-bengkak seperti kaki gajah setelah
semalaman memandangi wajah sahabatanya yang tidak pernah ia lihat dalam keadaan seperti ini.
Lemas, tanpa semangatnya yang berkobar seperti dulu. Malam ini Ai yang menemani nina. Orang tua
Nina sedang dalam perjalanan dari jogja ke Jakarta, mungkin besok pagi baru sampai. Wajah Nina
masih tetap cantik walaupun sedang seperti ini, membuat ayah bundanya menyesal jarang ada di
dekatnya. Ya orang tua Nina sudah sampai, Ai kembali pulang untuk beristirahat,takut-takut dirinya
ikut sakit kalau harus terus menerus temani Nina di rumah sakit. Ai beristirahat nyenyak di kamar 4x5
meter milikya, Nampak tenaga dan pikirannya terkuras habis akan hal ini. Hari ini hari ke-3 Nina di
rawat, terkapar pasrah dengan anggunnya. Hari ini Timo yang menemani Nina,orang tua Nina sedang
pulang sebentar ke rumah. Sedangkan Ai berhalangan datang. Nina tersadar dari komanya ketika timo
masih menungguinya. Timo kegirangan. Dipintanya selembar kertas dan bolpen. Sepertinya ada yang
ingin ia sampaikan.
Ai membuka selembar kertas kusam yang sepertinya sudah sangat lama tersimpan rapih di
dompetnya. Membuka, lalu membacanya dalam hati.
Waktu terus berjalan. Akhir yang sama sekali tak kuharapkan. Detik ini aku teringat kenangan bersamamu Ai. Semua
itu adalah kenangan terindah. Yang tercipta karena suatu kebersamaan. Kali ini aku tersadar tak akan ada lagi waktu
bersamamu. Tak sempat lagi aku melihat ceriamu.
Maaf aku tidak bisa menemani canda tawamu
Jangan bersedih Ai,
Laurenina esstefy
“Nin 2 minggu lagi Aku menikah, kamu datang ya, calon suamiku si cowok sensus yang waktu
itu ku ceritakan” sambil terus tersenyum dengan lembutnya diikuti juga oleh senyuman Timo.
Ai tidak bisa lagi menahan air matanya, Timo memeluk Ai menenangkan. Selembar undangan
di taruhnya di atas rumput hijau segar berhiaskan daun kering yang bertaburan dan bertuliskan nama
Laurenina esstefy.
I miss you, Nin. 8 tahun tanpa kamu ga akan ngebuat aku lupa semua tentang kamu. Aku
selalu merindukanmu Nin 
~The end~
cerpen Thank you

More Related Content

What's hot

Naskah drama benalu dalam ikatan sejati sahabat
Naskah drama benalu dalam ikatan sejati sahabatNaskah drama benalu dalam ikatan sejati sahabat
Naskah drama benalu dalam ikatan sejati sahabatSiti Jum'atun
 
cerita tentang aku (Penghianatan cinta dan persahabatan)
cerita tentang aku (Penghianatan cinta dan persahabatan)cerita tentang aku (Penghianatan cinta dan persahabatan)
cerita tentang aku (Penghianatan cinta dan persahabatan)Mohammad Al-hamzawiyyah
 
Jingga matahari part 1
Jingga matahari part 1Jingga matahari part 1
Jingga matahari part 1Fahrul Zaelani
 
Jingga untuk matahari part 2
Jingga untuk matahari part 2Jingga untuk matahari part 2
Jingga untuk matahari part 2Fahrul Zaelani
 
Jingga untuk matahari
Jingga untuk matahariJingga untuk matahari
Jingga untuk matahariRasi Rahagia
 
Gadis muslim di sekolahku
Gadis muslim di sekolahkuGadis muslim di sekolahku
Gadis muslim di sekolahkusela apriyani
 
Naskah drama arti sahabat
Naskah drama arti sahabatNaskah drama arti sahabat
Naskah drama arti sahabatFadhli Syar
 
Dowland,,,,,,,,,,,,,,,,,
Dowland,,,,,,,,,,,,,,,,,Dowland,,,,,,,,,,,,,,,,,
Dowland,,,,,,,,,,,,,,,,,Etty Yuniarly
 
Naskah drama qada dan qadar
Naskah drama qada dan qadarNaskah drama qada dan qadar
Naskah drama qada dan qadarnoussevarenna
 
Analisis drama berdasarkan unsur intrinsik dan ekstrinsik
Analisis drama berdasarkan unsur intrinsik dan ekstrinsikAnalisis drama berdasarkan unsur intrinsik dan ekstrinsik
Analisis drama berdasarkan unsur intrinsik dan ekstrinsikttanitaaprilia
 

What's hot (19)

Naskah drama benalu dalam ikatan sejati sahabat
Naskah drama benalu dalam ikatan sejati sahabatNaskah drama benalu dalam ikatan sejati sahabat
Naskah drama benalu dalam ikatan sejati sahabat
 
cerita tentang aku (Penghianatan cinta dan persahabatan)
cerita tentang aku (Penghianatan cinta dan persahabatan)cerita tentang aku (Penghianatan cinta dan persahabatan)
cerita tentang aku (Penghianatan cinta dan persahabatan)
 
Jingga matahari part 1
Jingga matahari part 1Jingga matahari part 1
Jingga matahari part 1
 
Jingga untuk matahari part 2
Jingga untuk matahari part 2Jingga untuk matahari part 2
Jingga untuk matahari part 2
 
Karma
KarmaKarma
Karma
 
Jingga untuk matahari
Jingga untuk matahariJingga untuk matahari
Jingga untuk matahari
 
Cerpen putri
Cerpen putriCerpen putri
Cerpen putri
 
Gadis muslim di sekolahku
Gadis muslim di sekolahkuGadis muslim di sekolahku
Gadis muslim di sekolahku
 
Naskah drama
Naskah dramaNaskah drama
Naskah drama
 
Naskah drama arti sahabat
Naskah drama arti sahabatNaskah drama arti sahabat
Naskah drama arti sahabat
 
Dowland,,,,,,,,,,,,,,,,,
Dowland,,,,,,,,,,,,,,,,,Dowland,,,,,,,,,,,,,,,,,
Dowland,,,,,,,,,,,,,,,,,
 
Science of love
Science of loveScience of love
Science of love
 
Drama 7 orang
Drama 7 orangDrama 7 orang
Drama 7 orang
 
Drama 6 orang
Drama 6 orangDrama 6 orang
Drama 6 orang
 
Naskah drama qada dan qadar
Naskah drama qada dan qadarNaskah drama qada dan qadar
Naskah drama qada dan qadar
 
Naskah drama 4 orang persahabatan
Naskah drama 4 orang persahabatanNaskah drama 4 orang persahabatan
Naskah drama 4 orang persahabatan
 
Analisis drama berdasarkan unsur intrinsik dan ekstrinsik
Analisis drama berdasarkan unsur intrinsik dan ekstrinsikAnalisis drama berdasarkan unsur intrinsik dan ekstrinsik
Analisis drama berdasarkan unsur intrinsik dan ekstrinsik
 
The hardest word
The hardest wordThe hardest word
The hardest word
 
Drama 9 orang
Drama 9 orangDrama 9 orang
Drama 9 orang
 

Viewers also liked

Tecnologia educativa autor leonildo da costa nascimento marciana almeida do...
Tecnologia educativa  autor  leonildo da costa nascimento marciana almeida do...Tecnologia educativa  autor  leonildo da costa nascimento marciana almeida do...
Tecnologia educativa autor leonildo da costa nascimento marciana almeida do...Marciana Almeida
 
Mscarter lis568 mini_lesson
Mscarter lis568 mini_lessonMscarter lis568 mini_lesson
Mscarter lis568 mini_lessonmscarter247
 
餐廳櫃畫與設計 [The soho]
餐廳櫃畫與設計 [The soho]餐廳櫃畫與設計 [The soho]
餐廳櫃畫與設計 [The soho]Hsu Han
 
kecemasan dalam menghadapi mata pelajaran matematika pada remaja
kecemasan dalam menghadapi mata pelajaran matematika pada remajakecemasan dalam menghadapi mata pelajaran matematika pada remaja
kecemasan dalam menghadapi mata pelajaran matematika pada remajaOlivia Tifani
 
Body letters words. K5
Body letters  words. K5Body letters  words. K5
Body letters words. K5moningles
 
Miss Peregrine's home for peculiar children. Film
Miss Peregrine's home for peculiar children. FilmMiss Peregrine's home for peculiar children. Film
Miss Peregrine's home for peculiar children. Filmmoningles
 
Miss peregrine's home for peculiar children
Miss peregrine's home for peculiar childrenMiss peregrine's home for peculiar children
Miss peregrine's home for peculiar childrenmoningles
 
Golongan alkali dan alkali tanah
Golongan alkali dan alkali tanahGolongan alkali dan alkali tanah
Golongan alkali dan alkali tanahOlivia Tifani
 
Aliran aliran pendidikan
Aliran aliran pendidikanAliran aliran pendidikan
Aliran aliran pendidikanOlivia Tifani
 
Travelling to town. Teacher Mónica Anza. 187 School. Ururguay
Travelling to town. Teacher Mónica Anza. 187 School. UrurguayTravelling to town. Teacher Mónica Anza. 187 School. Ururguay
Travelling to town. Teacher Mónica Anza. 187 School. Ururguaymoningles
 
Make our world a nice place to live.
Make our world  a nice place to live.Make our world  a nice place to live.
Make our world a nice place to live.moningles
 
Miss Peregrine´s home for peculiar children-by Tim Burton.
Miss Peregrine´s home for peculiar children-by Tim Burton.Miss Peregrine´s home for peculiar children-by Tim Burton.
Miss Peregrine´s home for peculiar children-by Tim Burton.moningles
 

Viewers also liked (19)

Tecnologia educativa autor leonildo da costa nascimento marciana almeida do...
Tecnologia educativa  autor  leonildo da costa nascimento marciana almeida do...Tecnologia educativa  autor  leonildo da costa nascimento marciana almeida do...
Tecnologia educativa autor leonildo da costa nascimento marciana almeida do...
 
movie review
movie reviewmovie review
movie review
 
Mscarter lis568 mini_lesson
Mscarter lis568 mini_lessonMscarter lis568 mini_lesson
Mscarter lis568 mini_lesson
 
餐廳櫃畫與設計 [The soho]
餐廳櫃畫與設計 [The soho]餐廳櫃畫與設計 [The soho]
餐廳櫃畫與設計 [The soho]
 
De cuantas formas
De cuantas formasDe cuantas formas
De cuantas formas
 
kecemasan dalam menghadapi mata pelajaran matematika pada remaja
kecemasan dalam menghadapi mata pelajaran matematika pada remajakecemasan dalam menghadapi mata pelajaran matematika pada remaja
kecemasan dalam menghadapi mata pelajaran matematika pada remaja
 
Review song
Review songReview song
Review song
 
Body letters words. K5
Body letters  words. K5Body letters  words. K5
Body letters words. K5
 
Miss Peregrine's home for peculiar children. Film
Miss Peregrine's home for peculiar children. FilmMiss Peregrine's home for peculiar children. Film
Miss Peregrine's home for peculiar children. Film
 
Ictericia
IctericiaIctericia
Ictericia
 
Miss peregrine's home for peculiar children
Miss peregrine's home for peculiar childrenMiss peregrine's home for peculiar children
Miss peregrine's home for peculiar children
 
Golongan alkali dan alkali tanah
Golongan alkali dan alkali tanahGolongan alkali dan alkali tanah
Golongan alkali dan alkali tanah
 
Aliran aliran pendidikan
Aliran aliran pendidikanAliran aliran pendidikan
Aliran aliran pendidikan
 
Benzena
BenzenaBenzena
Benzena
 
Travelling to town. Teacher Mónica Anza. 187 School. Ururguay
Travelling to town. Teacher Mónica Anza. 187 School. UrurguayTravelling to town. Teacher Mónica Anza. 187 School. Ururguay
Travelling to town. Teacher Mónica Anza. 187 School. Ururguay
 
Make our world a nice place to live.
Make our world  a nice place to live.Make our world  a nice place to live.
Make our world a nice place to live.
 
Pembuatan insulin
Pembuatan insulinPembuatan insulin
Pembuatan insulin
 
Miss Peregrine´s home for peculiar children-by Tim Burton.
Miss Peregrine´s home for peculiar children-by Tim Burton.Miss Peregrine´s home for peculiar children-by Tim Burton.
Miss Peregrine´s home for peculiar children-by Tim Burton.
 
Perlindungan konsumen
 Perlindungan konsumen Perlindungan konsumen
Perlindungan konsumen
 

Similar to cerpen Thank you

cerpen Dibalik sketsa foto ibu
cerpen Dibalik sketsa foto ibucerpen Dibalik sketsa foto ibu
cerpen Dibalik sketsa foto ibuRaya Dewinta
 
Dibalik sketsa foto ibu
Dibalik sketsa foto ibuDibalik sketsa foto ibu
Dibalik sketsa foto ibuRaya Dewinta
 
My Imaginary Story
My Imaginary StoryMy Imaginary Story
My Imaginary StoryAhnafig1
 
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"Nur Widdya Kurniati
 
Cerita Pendek Akibat kurang perhatian
Cerita Pendek Akibat kurang perhatianCerita Pendek Akibat kurang perhatian
Cerita Pendek Akibat kurang perhatianYohanesHendyW
 
Cinta dan tahajud terakhirku satu
Cinta dan tahajud terakhirku satuCinta dan tahajud terakhirku satu
Cinta dan tahajud terakhirku satuRio Soeqer
 
Cinta dan tahajud terakhir
Cinta dan tahajud terakhirCinta dan tahajud terakhir
Cinta dan tahajud terakhirRio Soeqer
 
Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine
Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentineSerial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine
Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentineTenia Wahyuningrum
 
Kelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatiku
Kelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatikuKelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatiku
Kelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatikuAgnes Ervinda Ginting
 

Similar to cerpen Thank you (20)

Cerpen jangan pergi
Cerpen jangan pergiCerpen jangan pergi
Cerpen jangan pergi
 
cerpen Dibalik sketsa foto ibu
cerpen Dibalik sketsa foto ibucerpen Dibalik sketsa foto ibu
cerpen Dibalik sketsa foto ibu
 
Dibalik sketsa foto ibu
Dibalik sketsa foto ibuDibalik sketsa foto ibu
Dibalik sketsa foto ibu
 
Science of love
Science of loveScience of love
Science of love
 
Orang pertama
Orang pertamaOrang pertama
Orang pertama
 
My Imaginary Story
My Imaginary StoryMy Imaginary Story
My Imaginary Story
 
Cerita versi ku
Cerita versi kuCerita versi ku
Cerita versi ku
 
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
 
Lost One Love
Lost One LoveLost One Love
Lost One Love
 
Cerpen kasih salina
Cerpen  kasih salinaCerpen  kasih salina
Cerpen kasih salina
 
Cerita Pendek Akibat kurang perhatian
Cerita Pendek Akibat kurang perhatianCerita Pendek Akibat kurang perhatian
Cerita Pendek Akibat kurang perhatian
 
Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)
 
Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)
 
Refrain
RefrainRefrain
Refrain
 
Cinta dan tahajud terakhirku satu
Cinta dan tahajud terakhirku satuCinta dan tahajud terakhirku satu
Cinta dan tahajud terakhirku satu
 
Cinta dan tahajud terakhir
Cinta dan tahajud terakhirCinta dan tahajud terakhir
Cinta dan tahajud terakhir
 
Summer in-seoul
Summer in-seoulSummer in-seoul
Summer in-seoul
 
Deja Vu
Deja VuDeja Vu
Deja Vu
 
Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine
Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentineSerial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine
Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine
 
Kelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatiku
Kelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatikuKelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatiku
Kelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatiku
 

cerpen Thank you

  • 1. Oleh : Olivia Annisa Tifani – XII IPA 2
  • 2. Pagi-pagi begini Ai yang bernama lengkap Aivilo Stuffa Renata terlihat terburu-buru, 2 lembar roti dengan selai strawberry dengan cepat di lahap mulut kecilnya. Dengan sedikit berlari Ai menghampiri Nina – sahabatnya yang sedang bertolak pinggang dengan wajah geram. “lama banget si Ai” semprot nina tanpa basa-basi, Ai hanya melengkungkan bibirnya sebagai permintaan maaf “nyengir aja, buruan naik, nanti telat” “sip” dengan cepat Ai mendudukan tubuhnya ke sepeda motor matic berwarna biru milik Nina. Baru saja sampai, suara bising dari arah kelasnya sangat terdengar di telinga Ai dan Nina yang baru saja memarkinkan sepeda motor di parkiran dekat kelasnya. Ternyata teman sekelasnya sedang menyalin PR matematika kepada Mira si juara kelas. Tiba-tiba tubuh Ai lemas, Ia lupa mengerjakan PR guru yang tersohor killer di sekolahnya itu. “kenapa Ai? PR-nya udahkan?” Tanya Nina memastikan keadaan sahabatnya “aku ga ngerjain Nin, lupa total” jawab Ai lemas “ya ampun Ai kalo Pak Mahmud tau bisa abis kamu di hukum” “aaaaa… gimana dong Nin? Kalo ngerjain sekarang waktunya ga cukup 5 menit lagi kelas dimulai” “tenang-tenang aku punya ide Ai” Nina membisikkan ide cemerlangnya ke telinga Ai. Pelan-pelan Ai membuka pintu ruangan di pojok koridor yang dekat dengan toilet. Sepi, bersih, bau obat, semua isi ruangan dominan berwarna putih. Ya inilah buah ide cemerlang Nina-berpura- pura sakit dan beristirahat di ruang UKS. Untung saja ada Laurenina esstefy – nama lengkap Nina. kalau tidak tak terbayang bagaimana keringat keluar dari seluruh pori-pori tubuh Ai yang mungil dan tidak berisi ini. “sakit ?”suaranya cukup mengagetkan Ai yang sedang termenung kosong “eh iya” jawab Ai linglung “oh” cowok berambut lurus ini menutup pembicaraan dengan datar
  • 3. Ai masih saja linglung tak karuan. Baru saja Ai ingin balik bertanya cowok berambut lurus,tinggi serta pemilik kulit yang putih itu sudah menutup daun pintu dan pergi entah kemana. Ai hanya menggaruk-garuk kepalanya kebingungan. ”itu siapa ya? Aneh, kaya petugas sensus, abis tanya terus pulang” komentar Ai heran. Sudah dua hari ini Nina tidak masuk sekolah, Ai sahabatnya pun tidak tau ada apa dengannya. Sepi hari tanpa ada si pemarah-Nina. Setiap Ai bertanya kepada Bi May – pembantu rumah tangga yang bekerja di rumah Nina selalu jawabannya Nina tidak ada di rumah dan tidak tau pergi kemana. Drrt… drrrt… drrrt…drtt…. Lagi-lagi sms dari Ai, sudah ada 6 sms yang di terimanya dari Ai sejak dua hari terakhir, nampaknya Ai sangat mengkhawatirkan dirinya. Nina terkulai lemas di tempat tidurnya. Bibirnya pucat begitu juga dengan wajahnya,tubuhnya berkeringat bukan karena udara yang panas. Nina sakit. Bukan hal yang baru bagi Nina, Nina sudah mengidap penyakit ini selama 5 tahun belakangan tetapi tidak satu pun orang yang tau-termasuk Ai selain keluarganya dan juga Bi May. Nina yang menyuruh Bi May untuk tidak mamberitahukan kepada Ai. Nina tidak ingin Ai mengetahui bahwa dirinya sedang terkulai lemas di tempat tidurnya seperti ini. Nina selalu menutupi hal ini ke Ai. Seharusnya Nina belum boleh pergi ke sekolah hari ini tetapi Nina tetap ngotot untuk pergi ke sekolah, Nina memang tidak pernah suka di rumah. bosan. Nina sudah stand by didepan rumah Ai dengan sepeda motor kesayangannya. Ai yang baru saja hendak berangkat terkejut melihat sosok Nina yang tersenyum manis kepadanya di depan rumah “Nina! Kemana aja? Sms aku ko ga di bales?” semua pertanyaannya dua hari ini di lotarkannya begitu saja “hehe aku ke jogja jenguk bunda, kangen. pulsaku abis Nin bingung beli pulsa dimana, akukan ga hafal daerah jogja” Nina berusaha menutupi semuanya.
  • 4. Untung Ai tidak pernah teliti oleh apapun termasuk Nina yang mencurigakan, padahal terlihat jelas pucatnya bibir Nina sekarang, kalau tidak pasti ketahuan semua kebohongan Nina kepadanya. Tanpa basi-basi Nina menancap gas dengan cepat menuju sekolah. Baru juga sampai di muka kelas perut Ai sudah menuntunnya ke toilet di ujung koridor. Nina hanya mengikuti langkah Ai yang terburu-buru lalu hilang seraya cepat langkah kaki tipisnya. Selagi menunggu Ai Nina tidak sengaja membaca puisi karya Kahlil Gibran yang terpajang di mading. Ada hal-hal yang tak ingin kita lepaskan, seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan tapi melepas bukan akhir dari dunia melainkan awal suatu kehidupan baru. Terbesit dipikiran nina akan sahabatnya Ai. Bagaimana Ai jika ia tidak lagi ada di dunia. akankah ada senyum manis bibirnya, tawa riangnya,dan tingkah polosnya selama ini. “mungkin aku akan merindukanmu Ai” bisik nina dalam hati Tiba-tiba ada yang menepuk punggungnya dan menyadarkan Nina dari khayalnya. Timo. “Nin kemana aja, kemarin kita-pengurus OSIS ngadain rapat acara buat pentas seni tahun ini , acaranya sih masih sama kaya tahun lalu Nin. Kalo guess star-nya tergantung voting anak-anak” Timo menerangkan rapat yang di lewati Nina “oke deh sip, nanti sms aja ya mo kalo butuh bantuan” Nina mengiyakan pernyataan timo dengan menaikkan sedikit alisnya. Timo belum juga pergi Ai sudah datang dengan pandangan sedikit tajam ke arah mereka. Lalu Timo meninggalkan Nina dan tersenyum ke arah Ai yang sedari tadi menatapnya tajam. “ngapain Nin si cowok sensus itu?” Tanya Ai memastikan “cowok sensus? Siapa? yang tadi? Itu si Timo Ai bukannya cowok sensus” Ai menjelaskan kejadian waktu itu di ruang UKS. “mungkin dia takut Ai sama kamu, takut ketuaran gila makanya buru-buru keluar hahaha” “enak aja, jangan jangan dia suruhannya Pak Mahmud Nin buat mastiin aku sakit beneran apa engga”
  • 5. “apa jangan-jangan dia anaknya haha” “hahahaha” seraya Ai bercerita canda tawa lepas begitu saja di antara mereka tanpa menghiraukan sekitar yang sedari tadi memperhatikan. Akhir-akhir ini Ai sering pulang telat dari biasanya. Bukan malas pulang ke rumah seperti Nina tetapi Ai mengikuti latihan vocal bersama Bu Silah-guru kesenian. Suara Ai memang bagus untuk di perdengarkan, tidak salah kalau Bu Silah menunjuk Ai. Mungkin suara Ai memang bagus tetapi sayang percaya dirinya masih kalah jauh dengan merdunya suara Ai. Ai demam panggung. Acara tinggal 1 hari lagi, Nina mulai sibuk sana-sini sedangkan Ai masih belum bisa menenangkan dirinya dari demam panggung. Yap acara di mulai, beberapa sambutan di persilahkan dengan wajah penonton yang agak bosan mendengarnya. Nina mengamankan keadaan sekitar di temani dengan Timo. Ai lagi-lagi berkutat dengan demam panggungnya. Berkali-kali Ai komat-kamit ini itu memohon kelancaran di belakang panggung. Akhirnya terdengar juga panggilan untuk Ai naik ke panggung yang sudah sejak tadi di nantikan Nina. “santai aja, anggap disana cuma ada Nina” bisikan seseorang yang agak asing di dengar Ai. Timo. Ai hanya tersenyum ke arahnya dan segera naik. Nampaknya Ai merasa lebih baik dari sebelumnya. Di atas panggung Ai di sambut sang pembawa acara dan senyuman hangat Nina. Juga sorakan-sorakan sekitar. “lagu ini saya persembahkan untuk sahabat saya - Nina” Nina tersenyum dan menghapus air matanya yang hampir jatuh karena tak menyangka Ai berani berbicara seperti itu, apalagi tanpa ada tanda-tanda demam panggung di wajahnya. Ai mulai memainkan lagunya di temani oleh gitar dipelukannya dengan petikan-petikan merdu senada lirik. Beberapa wajah terlihat menikmati. Satu, dua orang mulai ramai menepukan tangan untuk Ai di atas sana di ikuti oleh semua penonton yang ada. Nina dan Timo pun ikut bertepuk tangan. Aku mau teman selamanya Berbagi tangis dan tawa Tak mau sendiri, merasa sepi Teman berikan aku ketenangan Teman buat kurasakan bahagia Pertemuan yang lama sudah kutunggu Bebaskan hati ini
  • 6. dari rasa rindu. Senandung lagu ten 2 five yang dinyanyikan Ai membuat nina semakin takut meninggalkannya dan tidak bisa menepati janjinya kepada Ai. Aw… tiba-tiba Nina merasakan sakit di dadanya, seperti ada yang menusuk-nusuknya. Tanpa pikir panjang Nina berlari sekencang-kencangnya berharap langkahnya cepat sampai di parkiran dan tubuhnya masih sanggup menahan sakit sebelum sampai ke rumah. Dari atas panggung Ai melihat Nina berlari saat ia belum menyelesaikan lagu yang di persembahkan untuk Nina. Entah ada apa dengan nina. Timo yang sejak tadi berada di dekat Nina spontan mengikuti langkah curiga Nina dengan berlari kecil. Bukan main kagetnya ketika Timo melihat Nina terkapar di parkiran beralas aspal dengan tubuh pucat pasih. 10 menit sudah Ai menunggu kedatangan Nina, Timo atau siapa pun yang bisa menjelaskan dengan duduk sendirian di ujung keramain pentas seni hari itu. Drttt. . drttt…. drtt….. drttt….drtt….drtt… 3 missedcalled dari nomor tak dikenal tampil di handphone Ai. Ai masih saja mengabaikan. Biasanya Ai tidak pernah dan tidak akan pernah menghiraukan jika ada panggilan yang tak di kenal tapi entahlah kali ini Ai mengangkatnya. Kaki dan tubuhnya lemas seketika melebihi ketakutan dirinya pada Pak Mahmud. Air mata Ai jatuh beriringan. Ingin rasanya cepat-cepat sampai tujuan tapi kedua kakinya masih belum sanggup berjalan saking lemasnya. Ai terduduk muram tanpa senyuman atau kebahagiaan. Tak ada lagi cerianya. Tatapannya kosong. Telepon dari timo-lah yang membuat Ai seperti ini. Nina koma. Lagi-lagi terkapar di rumah sakit. Ai tertidur disamping Nina dengan mata bengkak-bengkak seperti kaki gajah setelah semalaman memandangi wajah sahabatanya yang tidak pernah ia lihat dalam keadaan seperti ini. Lemas, tanpa semangatnya yang berkobar seperti dulu. Malam ini Ai yang menemani nina. Orang tua Nina sedang dalam perjalanan dari jogja ke Jakarta, mungkin besok pagi baru sampai. Wajah Nina masih tetap cantik walaupun sedang seperti ini, membuat ayah bundanya menyesal jarang ada di dekatnya. Ya orang tua Nina sudah sampai, Ai kembali pulang untuk beristirahat,takut-takut dirinya ikut sakit kalau harus terus menerus temani Nina di rumah sakit. Ai beristirahat nyenyak di kamar 4x5 meter milikya, Nampak tenaga dan pikirannya terkuras habis akan hal ini. Hari ini hari ke-3 Nina di rawat, terkapar pasrah dengan anggunnya. Hari ini Timo yang menemani Nina,orang tua Nina sedang pulang sebentar ke rumah. Sedangkan Ai berhalangan datang. Nina tersadar dari komanya ketika timo
  • 7. masih menungguinya. Timo kegirangan. Dipintanya selembar kertas dan bolpen. Sepertinya ada yang ingin ia sampaikan. Ai membuka selembar kertas kusam yang sepertinya sudah sangat lama tersimpan rapih di dompetnya. Membuka, lalu membacanya dalam hati. Waktu terus berjalan. Akhir yang sama sekali tak kuharapkan. Detik ini aku teringat kenangan bersamamu Ai. Semua itu adalah kenangan terindah. Yang tercipta karena suatu kebersamaan. Kali ini aku tersadar tak akan ada lagi waktu bersamamu. Tak sempat lagi aku melihat ceriamu. Maaf aku tidak bisa menemani canda tawamu Jangan bersedih Ai, Laurenina esstefy “Nin 2 minggu lagi Aku menikah, kamu datang ya, calon suamiku si cowok sensus yang waktu itu ku ceritakan” sambil terus tersenyum dengan lembutnya diikuti juga oleh senyuman Timo. Ai tidak bisa lagi menahan air matanya, Timo memeluk Ai menenangkan. Selembar undangan di taruhnya di atas rumput hijau segar berhiaskan daun kering yang bertaburan dan bertuliskan nama Laurenina esstefy. I miss you, Nin. 8 tahun tanpa kamu ga akan ngebuat aku lupa semua tentang kamu. Aku selalu merindukanmu Nin  ~The end~