SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Media Pembelajaran
Sosiologi
untuk SMA/MA Kelas XI
SOSIOLOGI
SMA/MA
Tujuan Pembelajaran
SOSIOLOGI
SMA/MA
Bab
3
Konflik Sosial
1.
2.
3.
4.
5.
Peserta didik diharapkan mampu:
menjelaskan konsep konflik sosial dan kekerasan, serta
dampak yang ditimbulkan;
menjelaskan berbagai resolusi konflik dan upaya
membangun perdamaian;
memanfaatkan analisis konflik dalam penelitian;
melakukan penyelidikan dan pemecahan kasus
berorientasi pemecahan masalah konflik; dan
mengomunikasikan laporan hasil penyelidikan yang
memuat rekomendasi pemecahan konflik sosial di
lingkungan sekitar.
SOSIOLOGI
SMA/MA
Perhatikan gambar berikut. Gambar
tersebut mengilustrasikan pertengkaran
anntarsiswa yang dilerai oleh seorang siswa
lain.
1. Apakah Anda pernah melihat atau
bahkan mengalami peristiwa seperti
ditunjukkan pada gambar?
2. Atau, apakah Anda pernah mengalami
peristiwa serupa di rumah?
3. Biasanya, hal apa saja yang
menyebabkan peristiwa itu terjadi?
4. Saat melihat atau mengalami peristiwa
tersebut, bagaimana cara Anda
menyelesaikan peristiwa tersebut?
SOSIOLOGI
SMA/MA
A. Konflik Sosial
SOSIOLOGI
SMA/MA
1. Konflik dan Kekerasan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik didefinisikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau
pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih
(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau
membuatnya tidak berdaya.
Soerjono Soekanto menyebut konflik sebagai suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha
memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan, yang disertai dengan ancaman dan/atau
kekerasan. Lewis A. Coser berpendapat bahwa konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau
tuntutan atas status, kekuasaan, dan sumber daya yang bersifat langka dengan maksud menetralkan,
mencederai, atau melenyapkan lawan. John Lewis Gillin dan John Philip Gillin melihat konflik sebagai
bagian dari proses interaksi sosial manusia yang saling berlawanan (oppositional process).
Konflik lahir dari kenyataan akan adanya perbedaan-perbedaan, misalnya perbedaan ciri badaniah, emosi,
kebudayaan, kebutuhan, kepentingan, atau pola-pola perilaku antarindividu atau kelompok dalam
masyarakat.
a. Konflik
SOSIOLOGI
SMA/MA
1. Konflik dan Kekerasan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau
kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau
barang orang lain. Secara sosiologis, kekerasan umumnya terjadi saat individu atau kelompok yang
berinteraksi mengabaikan norma dan nilai-nilai sosial dalam mencapai tujuan masing-masing.
Menurut N. J. Smelser, ada lima tahap dalam kerusuhan massal yang berlangsung secara kronologis
(berurutan), yaitu sebagai berikut.
1) Situasi sosial yang memungkinkan timbulnya kerusuhan.
2) Tekanan sosial.
3) Berkembangnya perasaan kebencian.
4) Mobilisasi untuk beraksi.
5) Kontrol sosial.
b. Kekerasan
SOSIOLOGI
SMA/MA
1. Konflik dan Kekerasan
Ada beberapa teori tentang kekerasan, antara lain sebagai berikut.
1) Teori faktor individual 2) Teori faktor kelompok 3) Teori dinamika kelompok
Beberapa ahli berpendapat bahwa
setiap perilaku kelompok, termasuk
perilaku kekerasan, selalu berawal
dari perilaku individu. Faktor
penyebab perilaku kekerasan
adalah faktor pribadi (kelainan jiwa)
dan faktor sosial (konflik rumah
tangga, faktor budaya, dan media
sosial).
Beberapa ahli lain mengemukakan
pandangan bahwa setiap individu
cenderung membentuk kelompok
dengan mengedepankan identitas
berdasarkan persamaan ras,
agama, atau etnis. Benturan antara
identitas kelompok yang berbeda
sering menjadi penyebab
kekerasan.
Menurut teori ini, kekerasan timbul
karena adanya deprivasi relatif
(kehilangan rasa memiliki) yang
terjadi dalam kelompok atau
masyarakat. Artinya, perubahan-
perubahan sosial yang terjadi
demikian cepat dalam sebuah
masyarakat dan tidak mampu
ditanggapi dengan seimbang oleh
sistem sosial dan nilai
masyarakatnya.
SOSIOLOGI
SMA/MA
a. PerbedaanIndividu
b. PerbedaanKebudayaan
c. Perbedaan Kepentingan
d. Perubahan Sosial
Setiap manusia tentu memiliki pendirian
dan perasaan yang berbeda. Perbedaan
pendirian tersebut dapat menjadi faktor
penyebab konflik.
Secara sadar atau tidak, seseorang akan
terpengaruh oleh pola-pola pemikiran
dan pendirian dari kelompoknya. Interaksi
sosial antarindividu atau antarkelompok
dengan pola kebudayaan yang
cenderung berlawanan dapat
menimbulkan rasa marah dan benci
sehingga berakibat konflik.
Perbedaan kepentingan antarindividu
ataupun kelompok merupakan faktor lain
penyebab konflik atau pertentangan,
seperti kepentingan ekonomi
(persaingan bisnis) dan persaingan
politik (perebutan kekuasaan).
Masyarakat merupakan sekelompok
manusia yang terus berubah seiring
dengan berkembangnya kebutuhan dan
pengetahuan. Perubahan tersebut
memengaruhi cara pandang sebagian
anggota masyarakat terhadap nilai,
norma, dan pola perilaku masyarakat.
2. Faktor Penyebab Konflik Sosial
Leopold von Wiese dan Horward Becker mengemukakan empat faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
konflik dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut.
SOSIOLOGI
SMA/MA
3. Macam-Macam Konflik Sosial
Konflik dapat dibedakan berdasarkan dimensinya, yaitu konflik vertikal dan konflik horizontal. Konflik
vertikal adalah konflik yang terjadi antara elite (pemerintah, pengusaha, dan militer) dan massa (rakyat).
Konflik horizontal adalah konflik yang terjadi antaranggota (rakyat), seperti antarkelompok suku atau
antarras.
Berdasarkan bentuknya, Lewis A. Coser membedakan konflik ke dalam dua bentuk, yaitu konflik realistis
dan konflik nonrealistis.
a. Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem dan tuntutan-tuntutan
yang terdapat dalam hubungan sosial.
b. Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonistis
(berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan.
Berdasarkan kedua bentuk konflik tersebut, Lewis A. Coser membedakan konflik menjadi konflik in-group
dan konflik out-group.
SOSIOLOGI
SMA/MA
3. Macam-Macam Konflik Sosial
Bentuk Konflik menurut
Ralf Dahrendorf
Bentuk Konflik menurut
Soerjono Soekanto
a. Konflik antara peran-peran sosial, sebagai
contoh konflik antara peran-peran dalam
keluarga atau profesi.
b. Konflik antara kelompok-kelompok sosial.
c. Konflik antara kelompok-kelompok yang
terorganisasi dan tidak terorganisasi.
d. Konflik-konflik di antara satuan nasional,
seperti antara partai politik.
a. Konflik pribadi terjadi antara dua individu
atau lebih karena perbedaan pandangan
dan sebagainya.
b. Konflik rasial timbul akibat perbedaan-
perbedaan ras.
c. Konflik antara kelas-kelas sosial disebabkan
karena perbedaan kepentingan.
d. Konflik politik terjadi akibat adanya
perbedaan kepentingan atau tujuan-tujuan
politis.
e. Konflik internasional terjadi karena
perbedaan kepentingan yang berpengaruh
pada kedaulatan negara.
SOSIOLOGI
SMA/MA
3. Macam-Macam Konflik Sosial
Adapun dari sudut psikologi sosial, Ursula Lehr mengemukakan bentuk-bentuk konflik sebagai
berikut.
a. Konflik dengan orang tua sendiri
b. Konflik dengan anak-anak sendiri
c. Konflik dengan keluarga
d. Konflik dengan orang lain
Konflik ini muncul karena ketidakserasian
antara perilaku anak dan harapan orang tua
sehingga timbul perbedaan pandangan.
Konflik ini terjadi sebagai reaksi orang tua atas
perilaku anak yang tidak sesuai dengan
harapan orang tua.
Konflik ini dapat terjadi dalam seluruh
perkembangan seseorang dalam proses
pendidikannya (sosialisasi).
Konflik jenis ini timbul dalam hubungan sosial
dengan lingkungan sekitarnyam seperti
dengan tetangga atau teman kerja.
e. Konflik di sekolah
f. Konflik dalam pemilihan pekerjaan
g. Konflik agama
h. Konflik pribadi
Konflik di sekolah dapat berupa konflik akibat tidak dapat
mengikuti pelajaran, tidak lulus ujian, konflik hubungan
guru dan murid, serta kedudukan dalam teman sebaya.
Konflik dalam pekerjaan dapat berupa konflik yang timbul
dari pekerjaan itu sendiri, seperti pekerjaan
membosankan atau terlalu berat.
Konflik ini umumnya berhubungan dengan pertanyaan-
pertanyaan mengenai hakikat dna tujuan hidup, aturan,
dan perilaku yang bertentangan dengan agama.
Konflik ini dapat timbul karena minat yang berlawanan,
serta tidak ada kemampuan untuk mengembangkan diri.
SOSIOLOGI
SMA/MA
4. Dampak Konflik dan Kekerasan
Sisi Positif Sisi Negatif
a. Konflik dapat memperjelas aspek-aspek
kehidupan yang belum jelas atau masih belum
tuntas ditelaah.
b. Konflik memungkinkan adanya penyesuaian
kembali norma, nilai, serta hubungan sosial.
c. Konflik meningkatkan solidaritas sesama
anggota kelompok.
d. Konflik merupakan jalan untuk mengurangi
ketergantungan antarindividu dan kelompok.
e. Konflik dapat membantu menghidupkan
kembali norma lama dan menciptakan norma
baru.
f. Konflik dapat berfungsi sebagai sarana
mencapai keseimbangan dalam masyarakat.
g. Konflik memunculkan sebuah kompromi baru.
a. Keretakan hubungan antarindividu dan
persatuan kelompok.
b. Kerusakan harta benda dan jatuhnya korban
manusia.
c. Berubahnya sikap kepribadian para individu,
baik yang mengarah kepada hal-hal positif
maupun negatif.
d. Munculnya akomodasi atau dominasi.
SOSIOLOGI
SMA/MA
B. Penanganan Konflik Sosial
untuk Menciptakan
Perdamaian
SOSIOLOGI
SMA/MA
1. Pencegahan Konflik
Pencegahan konflik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya konflik. Pencegahan
konflik merupakan tanggung jawab seluruh anggota masyarakat, baik individu, kelompok, maupun pemerintah.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya konflik dalam masyarakat, antara lain
sebagai berikut.
a.
Mengakui persamaan derajat serta persamaan
hak dan kewajiban asasi setiap manusia.
b.
Menghargai pendapat dan kebebasan orang
lain.
c.
Mengembangkan sikap toleransi dan saling
menghormati kebebasan menjalankan ibadah.
d.
Menghargai pendapat dan kebebasan orang
lain.
e.
Mengembangkan rasa persatuan atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika.
f. Menyelesaikan perselisihan secara damai.
g.
Mengedepankan dialog antarkelompok
masyarakat.
h. Menegakkan hukum tanpa diskriminasi.
i.
Membangun karakter bangsa serta melestarikan
nilai-nilai Pancasila dan kearifan lokal.
j. Memelihara kondisi damai dalam masyarakat.
k.
Meredam potensi konflik dan membangun
sistem peringatan dini.
SOSIOLOGI
SMA/MA
2. Resolusi Konflik
Resolusi merupakan bagian dari suatu pemecahan masalah. Apabila kita membahas resolusi konflik, kita harus
menganalisis suatu konflik agar dapat menentekuan faktor penyebabnya, akibat yang ditimbulkannya, dan langkah
pengelolaannya. Tujuannya agar kita dapat mencari alternatif resolusi konflik yang tepat serta menyosialisasikan dan
mengaplikasikannya ke dalam masyarakat.
Ada tiga syarat agar sebuah konflik tidak berakhir dengan kekerasan. Ketiga syarat tersebut adalah sebagai berikut.
a.
Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus menyadari adanya situasi konflik di antara mereka.
Dengan kesadaran tersebut, mereka akan berusaha melaksanakan prinsip-prinsip keadilan secara
jujur.
b.
Pengendalian konflik tersebut hanya mungkin bisa dilakukan apabila berbagai kekuatan sosial yang
saling bertentangan terorganisasi dengan jelas. Jika tidak, pengendalian atas konflik sulit dilakukan.
c.
Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus mematuhi aturan main yang telah disepakati
bersama. Melalui aturan itu, setiap kelompok akan enggan berlaku tidak adil. Mereka meramalkan
tindakan-tindakan yang akan diambil oleh kelompok lain dan memantau munculnya pihak ketiga.
3. Manajemen Konflik
SOSIOLOGI
SMA/MA
Pada umumnya, masyarakat memiliki sarana atau mekanisme untuk mengendalikan konflik di dalam
tubuhnya. Beberapa sosiolog menyebutnya sebagai katup penyelamat (safety value), yaitu suatu
mekanisme khusus yang dipakai untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik.
Menurut Georg Simmel, terdapat beberapa cara untuk mengendalikan atau menghentikan konflik, yaitu
sebagai berikut.
a. Kemenangan salah satu pihak atas pihak lainnya.
b. Kompromi atau perundingan di antara pihak-pihak yang bertikai.
c. Rekonsiliasi antara pihak-pihak yang bertikai.
d. Saling memaafkan atau salah satu pihak memaafkan pihak yang lain.
e. Kesepakatan untuk tidak berkonflik.
SOSIOLOGI
SMA/MA
3. Manajemen Konflik
a. Kompromi
Kompromi (compromise) adalah kondisi ketika
pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi
tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian
atas konflik yang akan atau sudah terjadi.
Contohnya, kompromi antara karyawan dan
pimpinan terkait tuntutan sistem kerja dan
pengupahan yang lebih baik. Kedua pihak
bermusyawarah sehingga tercapai kompromi
dan penyelesaian yang menguntungkan
kedua belah pihak.
b. Konsiliasi
Konsiliasi merupakan usaha untuk
mempertemukan keinginan-keinginan pihak
yang bertikai untuk mencapai suatu
kesepakatan. Bentuk pengendalian konflik
dilakukan melalui lembaga yang
memungkinkan diskusi dan pengambilan
keputusan yang adil.
Lembaga-lembaga konsiliasi harus memenuhi
empat hal berikut.
a. Harus termasuk lembaga yang otonom.
b. Kedudukan lembaga dalam masyarakat
harus bersifat monopolitis.
c. Harus berperan agar kelompok yang
bertikai merasa terikat.
d. Lembaga harus bersifat demokratis.
SOSIOLOGI
SMA/MA
3. Manajemen Konflik
c. Mediasi
Pengendalian konflik dengan cara mediasi
dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik
sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai
mediator. Pihak ketiga ini akan memberikan
pemikiran atau nasihat-nasihatnya tentang
cara terbaik dalam menyelesaikan
pertentangan mereka.
Cara mediasi cukup efektif untuk mengurangi
irasionalitas yang biasanya timbul dalam
konflik. Mediasi yang berhasil akan
berkontribusi pada terwujudnya perdamaian
di masyarakat.
d. Arbitrase
Arbitrase merupakan cara untuk mencapai
kompromi apabila pihak-pihak yang
berhadapan tidak sanggup mencapainya
sendiri. Arbitrase umumnya dilakukan apabila
kedua belah pihak yang berkonflik sepakat
untuk menerimma atau terpaksa menerima
hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan
keputusan tertentu untuk menyelesaikan
konflik. Kedua belah pihak harus menerima
keputusan yang diambil pihak ketiga.
SOSIOLOGI
SMA/MA
4. Transformasi Konflik
Transformasi konflik (conflict transformation) adalah proses menanggulangi berbagai permasalaha, sumber-sumber,
dan dampak negatif dari konflik. Untuk melakukan transformasi konflik, perlu memahami dinamika konflik dengan
melihat sumber konflik, menganalisis karakter hubungan di antara berbagai pihak yang berkonflik, mencari model
tindakan yang harus dilakukan, dan melihat penahapan konflik.
Tahapan dinamika konflik menurut Simon Fisher adalah sebagai berikut.
a. Prakonflik adalah adanya situasi ketidaksesuaian antara pihak satu dengan pihak
lain.
b. Konfrontasi adalah mulai terbukanya suatu konflik.
c. Krisis adalah puncak terjadinya konflik atau pecahnya suatu konflik.
d. Pascakonflik adalah keadaan yang mengakhiri berbagai konflik atau konfrontasi.
Berdasarkan pemahaman terhadap dinamika konflik, proses transformasi konflik dapat
dirancang meliputi hal-hal berikut.
a. Menciptakan perdamaian (peacemaking).
b. Menjaga perdamaian (peacekeeping).
c. Pengelolaan konflik (conflict management).
d. Pembangunan perdamaian (peacebuilding).
SOSIOLOGI
SMA/MA
5. Membangun Perdamaian Sosial
Istilah damai sering diartikan sebagai ketenteraman, harmoni,
dan ketenangan. Dalam praktiknya, perdamaian merupakan
usaha untuk mengelola konflik identitas ataupun kepentingan
yang dilakukan secara jangka panjang. Pelaksanaan perdamaian
ini dapat diartikan sebagai situasi sempurna dari suatu hubungan
sosial. Hal ini ditandai dengan tidak adanya konflik dan
kekerasan, munculnya saling memahami atau menghormati
perbedaan, serta adanya keadilan sosial. Jika perdamaian ini
dapat dilakukan, yaitu dengan mengutamakan dialog, diharapkan
akan tercipta kemaslahatan umat.
SOSIOLOGI
SMA/MA
C. Penelitian Berbasis
Pemecahan Konflik
SOSIOLOGI
SMA/MA
1. Tahap Identifikasi atau Pemetaan Konflik
Pada penelitian berbasis pemecahan konflik, masalah yang diteliti adalah solusi atas pertentangan atau konflik
antarklub ekstrakurikuler di SMA X. Dalam merumuskan pemecahan atau solusi konflik, hal pertama yang perlu
dilakukan adalah mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat pada konflik dan melakukan pemetaan konflik.
Amr Abdalla, seorang sosiolog dari University for Peace yang dibentuk oleh PBB, memetakan konflik dengan model
SIPABIO (sources, issues, parties, attitudes, behavior, intervention, dan outcome).
Source
(Sumber
Konflik)
Attitudes
(Sikap)
Behavior
(Perilaku/
Tindakan)
Issues
(Isu-isu)
Parties
(Pihak)
Interventio
n (Campur
Tangan
Pihak Lain)
Outcome
s
(Hasil
Akhir)
SOSIOLOGI
SMA/MA
1. Tahap Identifikasi atau Pemetaan Konflik
Mengacu pada contoh kasus yang dipilih, maka identifikasi unsur-unsur konflik dapat dirumuskan sebagai
berikut.
Aspek Jawaban
Isu konflik Pertentangan atau konflik antarklub ekstrakurikuler di SMA X.
Pihak yang bertikai Anggota Klub Musik dan Klub Drama di SMA X.
Hubungan antara pihak-
pihak yang bertikai
Pihak-pihak yang bertikai memiliki hubungan yang sejajar atau horizontal.
Sumber konflik Perbedaan kepentingan antara Klub Musik dan Klub Drama terkait jadwal
pementasan karya klub. Kedua klub berencana mengadakan pementasan pada
tanggal yang sama sehingga timbul beberapa kendala, seperti tempat dan peralatan
yang terbatas jadi tidak bisa digunakan untuk dua kegiatan pada saat yang
bersamaan. Selain itu, ada juga potensi berkurangnya jumlah penonton karena
terbagi pada dua kegiatan yang berbeda.
Perilaku/Tindakan Kedua belah pihak tidak ada yang bersedia mengubah jadwalnya dan cenderung
melakukan aksi mencari dukungan dari berbagai pihak agar kegiatan pementasan
klub mereka dapat terlaksana pada tanggal tersebut.
Campur tangan pihak lain Siswa SMA X, Guru Pembimbing Ekskul Klub Musik, Guru Pembimbing Ekskul Klub
Drama, Guru Bimbingan dan Konseling, dan Kepala Sekolah.
Hasil akhir Terjadi perpecahan antarwarga sekolah, khususnya antara anggota Klub Musik dan
Klub Drama.
SOSIOLOGI
SMA/MA
1. Tahap Identifikasi atau Pemetaan Konflik
Informasi terkait rancangan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.
Bagian Rumusan
Topik Penelitian Pemecahan konflik antarklub ekstrakurikuler di SMA X.
Latar Belakang Masalah Pertentangan atau konflik yang terjadi antara Klub Musik dan Klub Drama di SMA X terkait
jadwal pementasan karya klub.
Masalah Penelitian 1. Mengapa konflik antara Klub Musik dan Klub Drama di SMA X perlu diatasi?
2. Bagaimana solusi yang tepat untuk menyelesaikan konflik antara Klub Musik dan Klub
Drama di SMA X tersebut?
3. Apakah pementasan bersama dapat menjadi solusi atas konflik antara Klub Musik dan Klub
Drama di SMA X tersebut?
Tujuan Penelitian Mencari solusi yang tepat untuk penyelesaian konflik anntara Klub Musik dan Klub Drama di
SMA X.
Manfaat Penelitian Mencegah konflik membesar dan berlarut-larut serta mengembalikan perdamaian di
lingkungan SMA X.
Hipotesis atau Kesimpulan
Sementara
Pementasan bersama dapat menjadi solusi atau pemecahan konflik antara Klub Musik dan Klub
Drama di SMA X.
Metodologi Penelitian
 Jenis Penelitian
 Teknik Pengumpulan Data
 Teknik Analisis Data
Penelitian deksriptif dengan metode studi kasus.
Wawancara dan observasi.
Kualitatif, yaitu menggunakan analisis fenomena yang terjadi di lapangan dikaitkan dengan
teori yang ada.
SOSIOLOGI
SMA/MA
2. Tahap Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang biasa digunakan dalam penelitian sosial adalah wawancara, observasi,
kuesioner atau angket, diskusi kelompok terpimpin (focus group discussion),dan studi literatur. Mengacu pada
contoh kasus yang dipilih, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi.
Observasi adalah aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis dengan tujuan memperoleh
data secara langsung dari lapangan. Observasi dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Observasi partisipasi. Peneliti ikut terlibat dalam kegiatan yang sedang diamatinya sehingga memperoleh
data sebenernya.
b. Observasi simulasi. Peneliti menyimulasikan keinginannya kepada responden sehingga responden dapat
memberikan informasi yang sesuai dengan keinginan peneliti.
Ada beberapa instrumen yang dapat digunakan pada metode observasi, antara lain sebagai berikut.
a. Daftar riwayat kelakuan (anecdotal record), yaitu catatan acak yang dibuat peneliti setiap kali mengamati
kelakuan-kelakuan yang ditampilkan responden.
b. Skala penilaian (rating scale), yaitu skala yang digunakan untuk menetapkan penilaian secara bertingkat
serta untuk mengamati kondisi dan situasi secara kualitatif.
c. Daftar cek (check list), yaitu format yang berisi catatan setiap faktor atau aspek yang diamati dan digunakan
sewaktu pengamatan berlangsung.
d. Peralatan mekanik (mechanical device), yaitu sarana pendokumentasian peristiwa-peristiwa tertentu yang
ditampilkan oleh subjek penelitian dengan menggunakan alat perekam dan kamera.
e. Human instrument, yaitu peneliti yang bertinndak selaku instrumen penelitian pada penelitian kualitatfi.
SOSIOLOGI
SMA/MA
3. Tahap Analisis Data
Langkah pertama yang dilakukan peneliti saat menganalisis data penelitian adalah editing dan coding (pengodean).
Editing adalah meneliti atau memeriksa kembali data yang telah terkumpul dari lapangan. Pada saat melakukan
editing, peneliti tidak diperbolehkan mengubah kuesionner ataupun jawaban responden. Coding (pengodean)
dilakukan dengan memberikan simbol atau berupa angka pada jawaban responden.
Contohnya sebagai berikut.
Jenis kelamin
1) Laki-laki diberi kode 1
2) Perempuan diberi kode 2
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menyajikan data. Penyajian data dilakukan untuk menganalisis
masalah agar mudah dicari pemecahannya. Terdapat beberapa bentuk penyajian data, di antaranya adalah tabel dan
grafik. Namun, secara umum fungsi penyajian data adalah sebagai berikut.
a. Memberi gambaran yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil penelitian atau observasi.
b. Mempercepat dalam mengangkap dan mengerti data.
c. Memudahkan dalam membuat analisis data.
d. Membuat proses pengambilan keputusan dan kesimpulan lebih tepat, cepat, dan akurat.
SOSIOLOGI
SMA/MA
3. Tahap Analisis Data
Setelah menyajikan data, langkah berikutnya adalah menganalisis data. Secara umum, saat melakukan analisis data
dalam pemecahan konflik, peneliti perlu memahami profil dari konflik tersebut, seperti konteks dan sejarahnya,
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab dan pihak-pihak yang terlibat konflik, serta memetakan dan menganalisis
dinamika konflik yang terjadi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memahami dinamika konflik, yaitu sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi sumber konflik.
b. Menganalisis hubungan antara pihak-pihak yang berkonflik.
c. Menganalisis tahapan terjadinya konflik.
Berikut terdapat beberapa metode analisis konflik, yaitu sebagai berikut.
a. Segitifa ABC, yaitu mengidentifikasi sikap (attitudes), perilaku (behavior), dan kontradiksi (contradiction) yang
merupakan komponen dasar konflik.
b. Model bawang, yaitu memvisualisasikan posisi pihak-pihak yang terlibat dalam konflik menggunakan
perumpamaan bawang.
c. Pohon konflik, yaitu memvisualisasi konflik menggunakan bagian-bagian pohon.
d. Piramida konflik, yaitu mengidentifikasi pihak atau kelompok yang berkepentingan dalam suatu konflik
menggunakan bentuk piramida.
SOSIOLOGI
SMA/MA
4. Rekomendasi Penyelesaian Konflik
Pencegahan Konflik Resolusi Konflik Manajemen Konflik Transformasi Konflik
Pertanyaan Utama Bagaimana cara
mencegah sesuatu
yang tidak
diinginkan?
Bagaimana cara
mengakhiri sesuatu
yang tidak
diinginkan?
Bagaimana cara
menghadapi konflik?
Bagaimana cara
mengakhiri sesuatu
yang bersifat
destruktif dan
membangun sesuatu
yang diinginkan?
Fokus Isu atau masalahnya. Isu atau masalahnya. Isu dan hubungan
antarpihak.
Isu dan hubungan
antarpihak.
Tujuan Mencegah terjadinya
konflik bersenjata.
Mencapai
kesepakatan dan
solusi atas konflik.
Mengatasi konflik
berdasarkan pilihan
yang dibuat.
Mengedepankan
proses-proses
perubahan yang
membangun.
Durasi Jangka pendek. Jangka pendek. Jangka pendek
hingga panjang.
Jangka menengah
dan panjang.
Pandangan terhadap
Konflik
Memandang konflik
sebagai hal yang
negatif.
Memandang konflik
sebagai hal yang
negatif.
Memandang konflik
sebagai hal yang
netral.
Memandang konflik
sebagai hal yang
netral.
Perbandingan langkah-langkah penangan konflik.
SOSIOLOGI
SMA/MA
4. Rekomendasi Penyelesaian Konflik
Berdasarkan kasus yang dipilih sebelumnya, penangan konflik yang dapat direkomendasikan oleh peneliti
adalah langkah resolusi konflik dan manajemen konflik. Resolusi konflik bertujuan untuk menyelesaikan konflik
secara tuntas agar kebutuhan semua pihak terpenuhi dan konflik hilang. Manajemen konflik dapat dilakukan
berdasarkan kepentingan bersama para pihak yang berkonflik untuk menyelesaikan konflik melalui komunikasi,
kerja sama, dan kolaborasi.
Mengacu pada contoh kasus pertentangan atau konflik antarklub ekstrakurikuler di SMA X, peneliti dapat
merekomendasikan penyelesaian konflik melalui mediasi. Dalam mediasi tersebut, peran mediator dapat
dilakukan oleh guru dengan cara melakukan pendekatan dan memberikan edukasi terkait permasalahan yang
terjadi. Jika penanganan konflik tertangani dengan baik, maka akan tercipta perdamaian yang diharapkan di
lingkungan sekolah.

More Related Content

Similar to PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptx

Syarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflik
Syarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflikSyarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflik
Syarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflik
Syarifudin Amq
 
Makalah sosiologi pend.
Makalah sosiologi pend.Makalah sosiologi pend.
Makalah sosiologi pend.
PENJAGA HATI
 
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
heyafa30
 
M12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptx
M12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptxM12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptx
M12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptx
AyuNilaRatna
 
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKANPOWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
Yompa Muda
 
Konflik sosial2
Konflik sosial2Konflik sosial2
Konflik sosial2
VJ Asenk
 

Similar to PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptx (20)

Syarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflik
Syarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflikSyarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflik
Syarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflik
 
Makalah sosiologi pend.
Makalah sosiologi pend.Makalah sosiologi pend.
Makalah sosiologi pend.
 
konflik dan intregasi kelas 8.pptx
konflik dan intregasi kelas 8.pptxkonflik dan intregasi kelas 8.pptx
konflik dan intregasi kelas 8.pptx
 
Materi
MateriMateri
Materi
 
Konflik sosial SMA XI
Konflik sosial SMA XIKonflik sosial SMA XI
Konflik sosial SMA XI
 
KONFLIK SOSIAL
KONFLIK SOSIAL KONFLIK SOSIAL
KONFLIK SOSIAL
 
INTERAKSI SOSIAL.pptx
INTERAKSI SOSIAL.pptxINTERAKSI SOSIAL.pptx
INTERAKSI SOSIAL.pptx
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian
Konflik, Kekerasan, dan PerdamaianKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian
 
dokumen.tips_konflik-sosial-sma-xi.ppt
dokumen.tips_konflik-sosial-sma-xi.pptdokumen.tips_konflik-sosial-sma-xi.ppt
dokumen.tips_konflik-sosial-sma-xi.ppt
 
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
 
M12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptx
M12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptxM12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptx
M12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptx
 
Konflik Sosial
Konflik SosialKonflik Sosial
Konflik Sosial
 
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKANPOWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
 
Konflik dan integrasi dalam kehidupan sosial
Konflik dan integrasi dalam kehidupan sosialKonflik dan integrasi dalam kehidupan sosial
Konflik dan integrasi dalam kehidupan sosial
 
konflik dan integrasi sosial
konflik dan integrasi sosialkonflik dan integrasi sosial
konflik dan integrasi sosial
 
Konflik sosial2
Konflik sosial2Konflik sosial2
Konflik sosial2
 
Bab 2 a. pengertian, faktor, teori masalah sosial std fix
Bab 2 a. pengertian, faktor, teori masalah sosial std fixBab 2 a. pengertian, faktor, teori masalah sosial std fix
Bab 2 a. pengertian, faktor, teori masalah sosial std fix
 
Makalah Bentuk Bentuk Konflik
Makalah Bentuk Bentuk KonflikMakalah Bentuk Bentuk Konflik
Makalah Bentuk Bentuk Konflik
 
06 tugas 4
06 tugas 4 06 tugas 4
06 tugas 4
 
Buku Sosiologi Pendidikan.pdf
 Buku Sosiologi Pendidikan.pdf Buku Sosiologi Pendidikan.pdf
Buku Sosiologi Pendidikan.pdf
 

Recently uploaded

WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...
imrotus nur istiqomah
 
Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...
Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...
Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...
ssupi412
 
Jual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 

Recently uploaded (6)

WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...
 
Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...
Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...
Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...
 
WA 0821-2636-0569, Kelas Akademi Online Pra Nikah Terbaik Di Medan
WA 0821-2636-0569, Kelas Akademi Online Pra Nikah Terbaik Di MedanWA 0821-2636-0569, Kelas Akademi Online Pra Nikah Terbaik Di Medan
WA 0821-2636-0569, Kelas Akademi Online Pra Nikah Terbaik Di Medan
 
Modul 5 & 6 - Konsep Dasar IPS - Kelompok 3.pdf
Modul 5 & 6 - Konsep Dasar IPS - Kelompok 3.pdfModul 5 & 6 - Konsep Dasar IPS - Kelompok 3.pdf
Modul 5 & 6 - Konsep Dasar IPS - Kelompok 3.pdf
 
Jual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
DRAFT PROGRAM KERJA UMUM SEKSI BIDANG.pdf
DRAFT PROGRAM KERJA UMUM SEKSI BIDANG.pdfDRAFT PROGRAM KERJA UMUM SEKSI BIDANG.pdf
DRAFT PROGRAM KERJA UMUM SEKSI BIDANG.pdf
 

PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptx

  • 1. Media Pembelajaran Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XI SOSIOLOGI SMA/MA
  • 2. Tujuan Pembelajaran SOSIOLOGI SMA/MA Bab 3 Konflik Sosial 1. 2. 3. 4. 5. Peserta didik diharapkan mampu: menjelaskan konsep konflik sosial dan kekerasan, serta dampak yang ditimbulkan; menjelaskan berbagai resolusi konflik dan upaya membangun perdamaian; memanfaatkan analisis konflik dalam penelitian; melakukan penyelidikan dan pemecahan kasus berorientasi pemecahan masalah konflik; dan mengomunikasikan laporan hasil penyelidikan yang memuat rekomendasi pemecahan konflik sosial di lingkungan sekitar.
  • 3. SOSIOLOGI SMA/MA Perhatikan gambar berikut. Gambar tersebut mengilustrasikan pertengkaran anntarsiswa yang dilerai oleh seorang siswa lain. 1. Apakah Anda pernah melihat atau bahkan mengalami peristiwa seperti ditunjukkan pada gambar? 2. Atau, apakah Anda pernah mengalami peristiwa serupa di rumah? 3. Biasanya, hal apa saja yang menyebabkan peristiwa itu terjadi? 4. Saat melihat atau mengalami peristiwa tersebut, bagaimana cara Anda menyelesaikan peristiwa tersebut?
  • 5. SOSIOLOGI SMA/MA 1. Konflik dan Kekerasan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik didefinisikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Soerjono Soekanto menyebut konflik sebagai suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan, yang disertai dengan ancaman dan/atau kekerasan. Lewis A. Coser berpendapat bahwa konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan atas status, kekuasaan, dan sumber daya yang bersifat langka dengan maksud menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan. John Lewis Gillin dan John Philip Gillin melihat konflik sebagai bagian dari proses interaksi sosial manusia yang saling berlawanan (oppositional process). Konflik lahir dari kenyataan akan adanya perbedaan-perbedaan, misalnya perbedaan ciri badaniah, emosi, kebudayaan, kebutuhan, kepentingan, atau pola-pola perilaku antarindividu atau kelompok dalam masyarakat. a. Konflik
  • 6. SOSIOLOGI SMA/MA 1. Konflik dan Kekerasan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Secara sosiologis, kekerasan umumnya terjadi saat individu atau kelompok yang berinteraksi mengabaikan norma dan nilai-nilai sosial dalam mencapai tujuan masing-masing. Menurut N. J. Smelser, ada lima tahap dalam kerusuhan massal yang berlangsung secara kronologis (berurutan), yaitu sebagai berikut. 1) Situasi sosial yang memungkinkan timbulnya kerusuhan. 2) Tekanan sosial. 3) Berkembangnya perasaan kebencian. 4) Mobilisasi untuk beraksi. 5) Kontrol sosial. b. Kekerasan
  • 7. SOSIOLOGI SMA/MA 1. Konflik dan Kekerasan Ada beberapa teori tentang kekerasan, antara lain sebagai berikut. 1) Teori faktor individual 2) Teori faktor kelompok 3) Teori dinamika kelompok Beberapa ahli berpendapat bahwa setiap perilaku kelompok, termasuk perilaku kekerasan, selalu berawal dari perilaku individu. Faktor penyebab perilaku kekerasan adalah faktor pribadi (kelainan jiwa) dan faktor sosial (konflik rumah tangga, faktor budaya, dan media sosial). Beberapa ahli lain mengemukakan pandangan bahwa setiap individu cenderung membentuk kelompok dengan mengedepankan identitas berdasarkan persamaan ras, agama, atau etnis. Benturan antara identitas kelompok yang berbeda sering menjadi penyebab kekerasan. Menurut teori ini, kekerasan timbul karena adanya deprivasi relatif (kehilangan rasa memiliki) yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat. Artinya, perubahan- perubahan sosial yang terjadi demikian cepat dalam sebuah masyarakat dan tidak mampu ditanggapi dengan seimbang oleh sistem sosial dan nilai masyarakatnya.
  • 8. SOSIOLOGI SMA/MA a. PerbedaanIndividu b. PerbedaanKebudayaan c. Perbedaan Kepentingan d. Perubahan Sosial Setiap manusia tentu memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda. Perbedaan pendirian tersebut dapat menjadi faktor penyebab konflik. Secara sadar atau tidak, seseorang akan terpengaruh oleh pola-pola pemikiran dan pendirian dari kelompoknya. Interaksi sosial antarindividu atau antarkelompok dengan pola kebudayaan yang cenderung berlawanan dapat menimbulkan rasa marah dan benci sehingga berakibat konflik. Perbedaan kepentingan antarindividu ataupun kelompok merupakan faktor lain penyebab konflik atau pertentangan, seperti kepentingan ekonomi (persaingan bisnis) dan persaingan politik (perebutan kekuasaan). Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang terus berubah seiring dengan berkembangnya kebutuhan dan pengetahuan. Perubahan tersebut memengaruhi cara pandang sebagian anggota masyarakat terhadap nilai, norma, dan pola perilaku masyarakat. 2. Faktor Penyebab Konflik Sosial Leopold von Wiese dan Horward Becker mengemukakan empat faktor yang dapat menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut.
  • 9. SOSIOLOGI SMA/MA 3. Macam-Macam Konflik Sosial Konflik dapat dibedakan berdasarkan dimensinya, yaitu konflik vertikal dan konflik horizontal. Konflik vertikal adalah konflik yang terjadi antara elite (pemerintah, pengusaha, dan militer) dan massa (rakyat). Konflik horizontal adalah konflik yang terjadi antaranggota (rakyat), seperti antarkelompok suku atau antarras. Berdasarkan bentuknya, Lewis A. Coser membedakan konflik ke dalam dua bentuk, yaitu konflik realistis dan konflik nonrealistis. a. Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem dan tuntutan-tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial. b. Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonistis (berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan. Berdasarkan kedua bentuk konflik tersebut, Lewis A. Coser membedakan konflik menjadi konflik in-group dan konflik out-group.
  • 10. SOSIOLOGI SMA/MA 3. Macam-Macam Konflik Sosial Bentuk Konflik menurut Ralf Dahrendorf Bentuk Konflik menurut Soerjono Soekanto a. Konflik antara peran-peran sosial, sebagai contoh konflik antara peran-peran dalam keluarga atau profesi. b. Konflik antara kelompok-kelompok sosial. c. Konflik antara kelompok-kelompok yang terorganisasi dan tidak terorganisasi. d. Konflik-konflik di antara satuan nasional, seperti antara partai politik. a. Konflik pribadi terjadi antara dua individu atau lebih karena perbedaan pandangan dan sebagainya. b. Konflik rasial timbul akibat perbedaan- perbedaan ras. c. Konflik antara kelas-kelas sosial disebabkan karena perbedaan kepentingan. d. Konflik politik terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan atau tujuan-tujuan politis. e. Konflik internasional terjadi karena perbedaan kepentingan yang berpengaruh pada kedaulatan negara.
  • 11. SOSIOLOGI SMA/MA 3. Macam-Macam Konflik Sosial Adapun dari sudut psikologi sosial, Ursula Lehr mengemukakan bentuk-bentuk konflik sebagai berikut. a. Konflik dengan orang tua sendiri b. Konflik dengan anak-anak sendiri c. Konflik dengan keluarga d. Konflik dengan orang lain Konflik ini muncul karena ketidakserasian antara perilaku anak dan harapan orang tua sehingga timbul perbedaan pandangan. Konflik ini terjadi sebagai reaksi orang tua atas perilaku anak yang tidak sesuai dengan harapan orang tua. Konflik ini dapat terjadi dalam seluruh perkembangan seseorang dalam proses pendidikannya (sosialisasi). Konflik jenis ini timbul dalam hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnyam seperti dengan tetangga atau teman kerja. e. Konflik di sekolah f. Konflik dalam pemilihan pekerjaan g. Konflik agama h. Konflik pribadi Konflik di sekolah dapat berupa konflik akibat tidak dapat mengikuti pelajaran, tidak lulus ujian, konflik hubungan guru dan murid, serta kedudukan dalam teman sebaya. Konflik dalam pekerjaan dapat berupa konflik yang timbul dari pekerjaan itu sendiri, seperti pekerjaan membosankan atau terlalu berat. Konflik ini umumnya berhubungan dengan pertanyaan- pertanyaan mengenai hakikat dna tujuan hidup, aturan, dan perilaku yang bertentangan dengan agama. Konflik ini dapat timbul karena minat yang berlawanan, serta tidak ada kemampuan untuk mengembangkan diri.
  • 12. SOSIOLOGI SMA/MA 4. Dampak Konflik dan Kekerasan Sisi Positif Sisi Negatif a. Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas ditelaah. b. Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma, nilai, serta hubungan sosial. c. Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok. d. Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok. e. Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma lama dan menciptakan norma baru. f. Konflik dapat berfungsi sebagai sarana mencapai keseimbangan dalam masyarakat. g. Konflik memunculkan sebuah kompromi baru. a. Keretakan hubungan antarindividu dan persatuan kelompok. b. Kerusakan harta benda dan jatuhnya korban manusia. c. Berubahnya sikap kepribadian para individu, baik yang mengarah kepada hal-hal positif maupun negatif. d. Munculnya akomodasi atau dominasi.
  • 13. SOSIOLOGI SMA/MA B. Penanganan Konflik Sosial untuk Menciptakan Perdamaian
  • 14. SOSIOLOGI SMA/MA 1. Pencegahan Konflik Pencegahan konflik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya konflik. Pencegahan konflik merupakan tanggung jawab seluruh anggota masyarakat, baik individu, kelompok, maupun pemerintah. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya konflik dalam masyarakat, antara lain sebagai berikut. a. Mengakui persamaan derajat serta persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia. b. Menghargai pendapat dan kebebasan orang lain. c. Mengembangkan sikap toleransi dan saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah. d. Menghargai pendapat dan kebebasan orang lain. e. Mengembangkan rasa persatuan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. f. Menyelesaikan perselisihan secara damai. g. Mengedepankan dialog antarkelompok masyarakat. h. Menegakkan hukum tanpa diskriminasi. i. Membangun karakter bangsa serta melestarikan nilai-nilai Pancasila dan kearifan lokal. j. Memelihara kondisi damai dalam masyarakat. k. Meredam potensi konflik dan membangun sistem peringatan dini.
  • 15. SOSIOLOGI SMA/MA 2. Resolusi Konflik Resolusi merupakan bagian dari suatu pemecahan masalah. Apabila kita membahas resolusi konflik, kita harus menganalisis suatu konflik agar dapat menentekuan faktor penyebabnya, akibat yang ditimbulkannya, dan langkah pengelolaannya. Tujuannya agar kita dapat mencari alternatif resolusi konflik yang tepat serta menyosialisasikan dan mengaplikasikannya ke dalam masyarakat. Ada tiga syarat agar sebuah konflik tidak berakhir dengan kekerasan. Ketiga syarat tersebut adalah sebagai berikut. a. Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus menyadari adanya situasi konflik di antara mereka. Dengan kesadaran tersebut, mereka akan berusaha melaksanakan prinsip-prinsip keadilan secara jujur. b. Pengendalian konflik tersebut hanya mungkin bisa dilakukan apabila berbagai kekuatan sosial yang saling bertentangan terorganisasi dengan jelas. Jika tidak, pengendalian atas konflik sulit dilakukan. c. Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus mematuhi aturan main yang telah disepakati bersama. Melalui aturan itu, setiap kelompok akan enggan berlaku tidak adil. Mereka meramalkan tindakan-tindakan yang akan diambil oleh kelompok lain dan memantau munculnya pihak ketiga.
  • 16. 3. Manajemen Konflik SOSIOLOGI SMA/MA Pada umumnya, masyarakat memiliki sarana atau mekanisme untuk mengendalikan konflik di dalam tubuhnya. Beberapa sosiolog menyebutnya sebagai katup penyelamat (safety value), yaitu suatu mekanisme khusus yang dipakai untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik. Menurut Georg Simmel, terdapat beberapa cara untuk mengendalikan atau menghentikan konflik, yaitu sebagai berikut. a. Kemenangan salah satu pihak atas pihak lainnya. b. Kompromi atau perundingan di antara pihak-pihak yang bertikai. c. Rekonsiliasi antara pihak-pihak yang bertikai. d. Saling memaafkan atau salah satu pihak memaafkan pihak yang lain. e. Kesepakatan untuk tidak berkonflik.
  • 17. SOSIOLOGI SMA/MA 3. Manajemen Konflik a. Kompromi Kompromi (compromise) adalah kondisi ketika pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian atas konflik yang akan atau sudah terjadi. Contohnya, kompromi antara karyawan dan pimpinan terkait tuntutan sistem kerja dan pengupahan yang lebih baik. Kedua pihak bermusyawarah sehingga tercapai kompromi dan penyelesaian yang menguntungkan kedua belah pihak. b. Konsiliasi Konsiliasi merupakan usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang bertikai untuk mencapai suatu kesepakatan. Bentuk pengendalian konflik dilakukan melalui lembaga yang memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil. Lembaga-lembaga konsiliasi harus memenuhi empat hal berikut. a. Harus termasuk lembaga yang otonom. b. Kedudukan lembaga dalam masyarakat harus bersifat monopolitis. c. Harus berperan agar kelompok yang bertikai merasa terikat. d. Lembaga harus bersifat demokratis.
  • 18. SOSIOLOGI SMA/MA 3. Manajemen Konflik c. Mediasi Pengendalian konflik dengan cara mediasi dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Pihak ketiga ini akan memberikan pemikiran atau nasihat-nasihatnya tentang cara terbaik dalam menyelesaikan pertentangan mereka. Cara mediasi cukup efektif untuk mengurangi irasionalitas yang biasanya timbul dalam konflik. Mediasi yang berhasil akan berkontribusi pada terwujudnya perdamaian di masyarakat. d. Arbitrase Arbitrase merupakan cara untuk mencapai kompromi apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri. Arbitrase umumnya dilakukan apabila kedua belah pihak yang berkonflik sepakat untuk menerimma atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik. Kedua belah pihak harus menerima keputusan yang diambil pihak ketiga.
  • 19. SOSIOLOGI SMA/MA 4. Transformasi Konflik Transformasi konflik (conflict transformation) adalah proses menanggulangi berbagai permasalaha, sumber-sumber, dan dampak negatif dari konflik. Untuk melakukan transformasi konflik, perlu memahami dinamika konflik dengan melihat sumber konflik, menganalisis karakter hubungan di antara berbagai pihak yang berkonflik, mencari model tindakan yang harus dilakukan, dan melihat penahapan konflik. Tahapan dinamika konflik menurut Simon Fisher adalah sebagai berikut. a. Prakonflik adalah adanya situasi ketidaksesuaian antara pihak satu dengan pihak lain. b. Konfrontasi adalah mulai terbukanya suatu konflik. c. Krisis adalah puncak terjadinya konflik atau pecahnya suatu konflik. d. Pascakonflik adalah keadaan yang mengakhiri berbagai konflik atau konfrontasi. Berdasarkan pemahaman terhadap dinamika konflik, proses transformasi konflik dapat dirancang meliputi hal-hal berikut. a. Menciptakan perdamaian (peacemaking). b. Menjaga perdamaian (peacekeeping). c. Pengelolaan konflik (conflict management). d. Pembangunan perdamaian (peacebuilding).
  • 20. SOSIOLOGI SMA/MA 5. Membangun Perdamaian Sosial Istilah damai sering diartikan sebagai ketenteraman, harmoni, dan ketenangan. Dalam praktiknya, perdamaian merupakan usaha untuk mengelola konflik identitas ataupun kepentingan yang dilakukan secara jangka panjang. Pelaksanaan perdamaian ini dapat diartikan sebagai situasi sempurna dari suatu hubungan sosial. Hal ini ditandai dengan tidak adanya konflik dan kekerasan, munculnya saling memahami atau menghormati perbedaan, serta adanya keadilan sosial. Jika perdamaian ini dapat dilakukan, yaitu dengan mengutamakan dialog, diharapkan akan tercipta kemaslahatan umat.
  • 22. SOSIOLOGI SMA/MA 1. Tahap Identifikasi atau Pemetaan Konflik Pada penelitian berbasis pemecahan konflik, masalah yang diteliti adalah solusi atas pertentangan atau konflik antarklub ekstrakurikuler di SMA X. Dalam merumuskan pemecahan atau solusi konflik, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat pada konflik dan melakukan pemetaan konflik. Amr Abdalla, seorang sosiolog dari University for Peace yang dibentuk oleh PBB, memetakan konflik dengan model SIPABIO (sources, issues, parties, attitudes, behavior, intervention, dan outcome). Source (Sumber Konflik) Attitudes (Sikap) Behavior (Perilaku/ Tindakan) Issues (Isu-isu) Parties (Pihak) Interventio n (Campur Tangan Pihak Lain) Outcome s (Hasil Akhir)
  • 23. SOSIOLOGI SMA/MA 1. Tahap Identifikasi atau Pemetaan Konflik Mengacu pada contoh kasus yang dipilih, maka identifikasi unsur-unsur konflik dapat dirumuskan sebagai berikut. Aspek Jawaban Isu konflik Pertentangan atau konflik antarklub ekstrakurikuler di SMA X. Pihak yang bertikai Anggota Klub Musik dan Klub Drama di SMA X. Hubungan antara pihak- pihak yang bertikai Pihak-pihak yang bertikai memiliki hubungan yang sejajar atau horizontal. Sumber konflik Perbedaan kepentingan antara Klub Musik dan Klub Drama terkait jadwal pementasan karya klub. Kedua klub berencana mengadakan pementasan pada tanggal yang sama sehingga timbul beberapa kendala, seperti tempat dan peralatan yang terbatas jadi tidak bisa digunakan untuk dua kegiatan pada saat yang bersamaan. Selain itu, ada juga potensi berkurangnya jumlah penonton karena terbagi pada dua kegiatan yang berbeda. Perilaku/Tindakan Kedua belah pihak tidak ada yang bersedia mengubah jadwalnya dan cenderung melakukan aksi mencari dukungan dari berbagai pihak agar kegiatan pementasan klub mereka dapat terlaksana pada tanggal tersebut. Campur tangan pihak lain Siswa SMA X, Guru Pembimbing Ekskul Klub Musik, Guru Pembimbing Ekskul Klub Drama, Guru Bimbingan dan Konseling, dan Kepala Sekolah. Hasil akhir Terjadi perpecahan antarwarga sekolah, khususnya antara anggota Klub Musik dan Klub Drama.
  • 24. SOSIOLOGI SMA/MA 1. Tahap Identifikasi atau Pemetaan Konflik Informasi terkait rancangan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut. Bagian Rumusan Topik Penelitian Pemecahan konflik antarklub ekstrakurikuler di SMA X. Latar Belakang Masalah Pertentangan atau konflik yang terjadi antara Klub Musik dan Klub Drama di SMA X terkait jadwal pementasan karya klub. Masalah Penelitian 1. Mengapa konflik antara Klub Musik dan Klub Drama di SMA X perlu diatasi? 2. Bagaimana solusi yang tepat untuk menyelesaikan konflik antara Klub Musik dan Klub Drama di SMA X tersebut? 3. Apakah pementasan bersama dapat menjadi solusi atas konflik antara Klub Musik dan Klub Drama di SMA X tersebut? Tujuan Penelitian Mencari solusi yang tepat untuk penyelesaian konflik anntara Klub Musik dan Klub Drama di SMA X. Manfaat Penelitian Mencegah konflik membesar dan berlarut-larut serta mengembalikan perdamaian di lingkungan SMA X. Hipotesis atau Kesimpulan Sementara Pementasan bersama dapat menjadi solusi atau pemecahan konflik antara Klub Musik dan Klub Drama di SMA X. Metodologi Penelitian  Jenis Penelitian  Teknik Pengumpulan Data  Teknik Analisis Data Penelitian deksriptif dengan metode studi kasus. Wawancara dan observasi. Kualitatif, yaitu menggunakan analisis fenomena yang terjadi di lapangan dikaitkan dengan teori yang ada.
  • 25. SOSIOLOGI SMA/MA 2. Tahap Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang biasa digunakan dalam penelitian sosial adalah wawancara, observasi, kuesioner atau angket, diskusi kelompok terpimpin (focus group discussion),dan studi literatur. Mengacu pada contoh kasus yang dipilih, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Observasi adalah aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis dengan tujuan memperoleh data secara langsung dari lapangan. Observasi dapat dibedakan sebagai berikut. a. Observasi partisipasi. Peneliti ikut terlibat dalam kegiatan yang sedang diamatinya sehingga memperoleh data sebenernya. b. Observasi simulasi. Peneliti menyimulasikan keinginannya kepada responden sehingga responden dapat memberikan informasi yang sesuai dengan keinginan peneliti. Ada beberapa instrumen yang dapat digunakan pada metode observasi, antara lain sebagai berikut. a. Daftar riwayat kelakuan (anecdotal record), yaitu catatan acak yang dibuat peneliti setiap kali mengamati kelakuan-kelakuan yang ditampilkan responden. b. Skala penilaian (rating scale), yaitu skala yang digunakan untuk menetapkan penilaian secara bertingkat serta untuk mengamati kondisi dan situasi secara kualitatif. c. Daftar cek (check list), yaitu format yang berisi catatan setiap faktor atau aspek yang diamati dan digunakan sewaktu pengamatan berlangsung. d. Peralatan mekanik (mechanical device), yaitu sarana pendokumentasian peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh subjek penelitian dengan menggunakan alat perekam dan kamera. e. Human instrument, yaitu peneliti yang bertinndak selaku instrumen penelitian pada penelitian kualitatfi.
  • 26. SOSIOLOGI SMA/MA 3. Tahap Analisis Data Langkah pertama yang dilakukan peneliti saat menganalisis data penelitian adalah editing dan coding (pengodean). Editing adalah meneliti atau memeriksa kembali data yang telah terkumpul dari lapangan. Pada saat melakukan editing, peneliti tidak diperbolehkan mengubah kuesionner ataupun jawaban responden. Coding (pengodean) dilakukan dengan memberikan simbol atau berupa angka pada jawaban responden. Contohnya sebagai berikut. Jenis kelamin 1) Laki-laki diberi kode 1 2) Perempuan diberi kode 2 Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menyajikan data. Penyajian data dilakukan untuk menganalisis masalah agar mudah dicari pemecahannya. Terdapat beberapa bentuk penyajian data, di antaranya adalah tabel dan grafik. Namun, secara umum fungsi penyajian data adalah sebagai berikut. a. Memberi gambaran yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil penelitian atau observasi. b. Mempercepat dalam mengangkap dan mengerti data. c. Memudahkan dalam membuat analisis data. d. Membuat proses pengambilan keputusan dan kesimpulan lebih tepat, cepat, dan akurat.
  • 27. SOSIOLOGI SMA/MA 3. Tahap Analisis Data Setelah menyajikan data, langkah berikutnya adalah menganalisis data. Secara umum, saat melakukan analisis data dalam pemecahan konflik, peneliti perlu memahami profil dari konflik tersebut, seperti konteks dan sejarahnya, mengidentifikasi faktor-faktor penyebab dan pihak-pihak yang terlibat konflik, serta memetakan dan menganalisis dinamika konflik yang terjadi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memahami dinamika konflik, yaitu sebagai berikut. a. Mengidentifikasi sumber konflik. b. Menganalisis hubungan antara pihak-pihak yang berkonflik. c. Menganalisis tahapan terjadinya konflik. Berikut terdapat beberapa metode analisis konflik, yaitu sebagai berikut. a. Segitifa ABC, yaitu mengidentifikasi sikap (attitudes), perilaku (behavior), dan kontradiksi (contradiction) yang merupakan komponen dasar konflik. b. Model bawang, yaitu memvisualisasikan posisi pihak-pihak yang terlibat dalam konflik menggunakan perumpamaan bawang. c. Pohon konflik, yaitu memvisualisasi konflik menggunakan bagian-bagian pohon. d. Piramida konflik, yaitu mengidentifikasi pihak atau kelompok yang berkepentingan dalam suatu konflik menggunakan bentuk piramida.
  • 28. SOSIOLOGI SMA/MA 4. Rekomendasi Penyelesaian Konflik Pencegahan Konflik Resolusi Konflik Manajemen Konflik Transformasi Konflik Pertanyaan Utama Bagaimana cara mencegah sesuatu yang tidak diinginkan? Bagaimana cara mengakhiri sesuatu yang tidak diinginkan? Bagaimana cara menghadapi konflik? Bagaimana cara mengakhiri sesuatu yang bersifat destruktif dan membangun sesuatu yang diinginkan? Fokus Isu atau masalahnya. Isu atau masalahnya. Isu dan hubungan antarpihak. Isu dan hubungan antarpihak. Tujuan Mencegah terjadinya konflik bersenjata. Mencapai kesepakatan dan solusi atas konflik. Mengatasi konflik berdasarkan pilihan yang dibuat. Mengedepankan proses-proses perubahan yang membangun. Durasi Jangka pendek. Jangka pendek. Jangka pendek hingga panjang. Jangka menengah dan panjang. Pandangan terhadap Konflik Memandang konflik sebagai hal yang negatif. Memandang konflik sebagai hal yang negatif. Memandang konflik sebagai hal yang netral. Memandang konflik sebagai hal yang netral. Perbandingan langkah-langkah penangan konflik.
  • 29. SOSIOLOGI SMA/MA 4. Rekomendasi Penyelesaian Konflik Berdasarkan kasus yang dipilih sebelumnya, penangan konflik yang dapat direkomendasikan oleh peneliti adalah langkah resolusi konflik dan manajemen konflik. Resolusi konflik bertujuan untuk menyelesaikan konflik secara tuntas agar kebutuhan semua pihak terpenuhi dan konflik hilang. Manajemen konflik dapat dilakukan berdasarkan kepentingan bersama para pihak yang berkonflik untuk menyelesaikan konflik melalui komunikasi, kerja sama, dan kolaborasi. Mengacu pada contoh kasus pertentangan atau konflik antarklub ekstrakurikuler di SMA X, peneliti dapat merekomendasikan penyelesaian konflik melalui mediasi. Dalam mediasi tersebut, peran mediator dapat dilakukan oleh guru dengan cara melakukan pendekatan dan memberikan edukasi terkait permasalahan yang terjadi. Jika penanganan konflik tertangani dengan baik, maka akan tercipta perdamaian yang diharapkan di lingkungan sekolah.