The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth) and Syzygium aromaticum (L) Leaf on Male Wistar Rat (Rattus Norvegicus) was Induced by Paracetamol
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektor dari ekstrak etanol daun pucuk merah dan daun cengkeh dengan menggunakan tikus yang diinduksi parasetamol sebagai model toksik. Ekstrak kedua tanaman tersebut diberikan pada tikus dalam tiga dosis berbeda selama 7 hari sebelum induksi parasetamol. Parameter yang dinilai adalah aktivitas enzim hati SGOT dan SGPT. Hasilnya menunjukkan ekstrak
Antihistamin FARMAKOLOGI 2 AKADEMI FARMASI SANDI KARSA MAKASSARirmalawai
Antihistamin adalah zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin yang berlebihan di dalam tubuh, dengan jalan memblok reseptornya.
Zat ini menekan reseptor H1 dengan efek terhadap penciutan bronchi, usus dan uterus, terhadap ujung saraf dan untuk sebagian terhadap sistem pembuluh darah (vasodilatasi dan naiknya permeabilitas).
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK irmalawai
Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran urin atau kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara tak langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin), memperbesar volume darah (dekstran) atau merintangi sekresi hormon antidiuretik ADH (air, alkohol) .
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yangdipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit
Abstrak
Tanaman kayu putih (Melaleuca leucadendron L) telah banyak digunakan masyarakat diantaranya untuk mengngurangi bengkak nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih pada hewan uji mencit jantan. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap pola searah. Sebanyak 35 ekor mencit jantan dibagi menjadi 7 kelompok perlakuan. Kelompok I dan II diberikan CMC-Na 1% (kontrol negatif) dan parasetamol dosis 65 mg/kg bb (kontrol positif). Kelompok III-VII diberi ekstrak etanol daun kayu putih berturut-turut dosis 1,28; 5,12; 20,48; 81,92 dan 327,68 g/kgBB. Perlakuan diberikan secara peroral. 15 menit kemudian diberi asam asetat 1% dosis 262,5 mg/kgBB secara intraperitonial. Data % proteksi didapat dari pengamatan jumlah geliat kumulatif mencit. Data dianalisis dengan analisis varian (ANAVA) satu jalan dilanjutkan uji LSD dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kayu putih mempunyai efek analgetika pada mencit putih jantan Swiss-webster. Ekstrak etanol daun kayu putih mulai dosis 5,12 g/kgBB mempunyai persen proteksi yang setara dengan parasetamol dosis 65 mg/kgBB.
Antihistamin FARMAKOLOGI 2 AKADEMI FARMASI SANDI KARSA MAKASSARirmalawai
Antihistamin adalah zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin yang berlebihan di dalam tubuh, dengan jalan memblok reseptornya.
Zat ini menekan reseptor H1 dengan efek terhadap penciutan bronchi, usus dan uterus, terhadap ujung saraf dan untuk sebagian terhadap sistem pembuluh darah (vasodilatasi dan naiknya permeabilitas).
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK irmalawai
Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran urin atau kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara tak langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin), memperbesar volume darah (dekstran) atau merintangi sekresi hormon antidiuretik ADH (air, alkohol) .
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yangdipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit
Abstrak
Tanaman kayu putih (Melaleuca leucadendron L) telah banyak digunakan masyarakat diantaranya untuk mengngurangi bengkak nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih pada hewan uji mencit jantan. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap pola searah. Sebanyak 35 ekor mencit jantan dibagi menjadi 7 kelompok perlakuan. Kelompok I dan II diberikan CMC-Na 1% (kontrol negatif) dan parasetamol dosis 65 mg/kg bb (kontrol positif). Kelompok III-VII diberi ekstrak etanol daun kayu putih berturut-turut dosis 1,28; 5,12; 20,48; 81,92 dan 327,68 g/kgBB. Perlakuan diberikan secara peroral. 15 menit kemudian diberi asam asetat 1% dosis 262,5 mg/kgBB secara intraperitonial. Data % proteksi didapat dari pengamatan jumlah geliat kumulatif mencit. Data dianalisis dengan analisis varian (ANAVA) satu jalan dilanjutkan uji LSD dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kayu putih mempunyai efek analgetika pada mencit putih jantan Swiss-webster. Ekstrak etanol daun kayu putih mulai dosis 5,12 g/kgBB mempunyai persen proteksi yang setara dengan parasetamol dosis 65 mg/kgBB.
Similar to The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth) and Syzygium aromaticum (L) Leaf on Male Wistar Rat (Rattus Norvegicus) was Induced by Paracetamol
Efektivitas daun kesum sebagai perlindungan ginjal oleh Apoteker AndaSamir Jalali
Sebuah penelitian yang menguji efek daun Kesum (Polygonum minus Huds.) dalam memberikan perlindungan pada ginjal (Nefroprotector) memberikan hasil positif dalam melindungi ginjal. Studi yang dilakukan mahasiswa farmasi Universitas Tanjungpura, Arlia Wigawati (2013) menggunakan tikus jantan sebagai hewan penelitian yang sudah diinjeksikan sisplatin.
Similar to The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth) and Syzygium aromaticum (L) Leaf on Male Wistar Rat (Rattus Norvegicus) was Induced by Paracetamol (20)
A SYSTEMATIC REVIEW ON SELF-REPORTED QUESTIONNAIRES TO ASSESS MEDICATION ADH...Aji Wibowo
Adherence to pharmacological therapies are keys to effective treatments in diabetic patients. Previous reviews found that most adherence measurement studies on chronic diseases used a self-reported scale. However, there is no consensus on the best scale to measure adherence in diabetic patients. The purpose of this systematic review was to identify the potential self-reported scale that could be considered for measuring medication adherence in diabetic patients and to provide recommendations for researchers or clinicians to determine appropriate adherence selfreported scales in diabetic patients. This review follows general guidelines in the implementation of systematic reviews. After further review, it was found that 33 studies met all inclusion criteria from 4 databases (Wiley, Science Direct, Scopus, and PubMed). The articles were done by the PRISMA, while the keywords were determined by the PICO method. Most research was conducted in Asia (69.7%) and America (18.2%) on patients with type 2 diabetes (81.3%), patients in hospitals (54.5%), suffering for 1-6 months (54.5%), and using a cross-sectional study design (78.8%). HbA1c clinic data (57.6%) were used in most studies as biological markers of adherence. The measurement scales of medication adherence in diabetic patients are MMAS-8 (57,.5%), MMAS-4 (12.1%), BMQ (9%), MCQ (6%), ARMS (3%), ARMS-D (3%), GMAS (3%), LMAS-14 (3%), and MARS-5 (3%). This review provides information on the different self-reported scales most widely used in diabetic medication adherence research. Various aspects need to be considered before choosing the scale of adherence.
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...Aji Wibowo
Diabetes Melitus (DM) dianggap sebagai “ibu” segala penyakit karena banyaknya komplikasi yang ditimbulkan. Mengetahui dan mengukur kepatuhan pengobatan dimungkinkan berpengaruh lebih besar pada pasien DM. Beberapa penelitian di Indonesia menggunakan skala kuesioner untuk mengukur kepatuhan namun tidak melakukan validasi terhadap populasi penelitiannya, sehingga masih ditemukan anomali analisis korelasi antara kepatuhan dan data kliniknya walaupun diukur pada negara dan skala yang sama. Penelitian ini mengukur tingkat kepatuhan minum obat pasien DM tipe 2, uji validitas skala pengukuran kepatuhan, dan analisis
korelasinya terhadap outcome klinik pasien diabetes tipe 2 di empat Puskesmas wilayah Kab. Banyumas. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional pada pasien DM tipe 2 Prolanis, periode Januari sampai April 2020. Pengukuran kepatuhan dilakukan menggunakan MARS-10, metode terjemahan backward-forward lalu dilanjutkan validasi konten dan internal. Outcome klinik didasarkan pada pengukuran glukosa darah puasa. Hasil analisis index Gregory MARS-10 menunjukkan validitas konten pada kategori tinggi (IG ≥ 0,8). Validitas isi menunjukan hasil 9 pertanyaan bernilai r hitung > r tabel (n=30, r tabel = 0,361).
Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...Aji Wibowo
Penggunaan obat off-label pada pasien obstetri-ginekologi memerlukan kewaspadaan karena berisiko tinggi bagi kehamilan. Meskipun masih terjadi perdebatan, data profil penggunaannya pada praktik klinik masih kurang. Penelitian ini
bertujuan untuk mengobservasi penggunaan obat off-label pada pasien obstetri dan ginekologi di rumah sakit swasta, khususnya
obat Misoprostol. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif observasional terhadap data rekam medis rumah sakit.
Pengambilan data penelitian secara retrospektif di RSU Bunda (RS X) periode Juli 2017 – Desember 2017 dan RS Sinar Kasih
(RS Y) periode Januari 2018 – Desember 2018. Jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus Slovin, dengan teknik sampling
systematic random sampling di RS X dan total sampling di RS Y.
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Aji Wibowo
Diperlukan penelitian untuk mengetahui apakah pemberian kombinasi konseling dan alat bantu pengingat pengobatan akan berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat serta outcome kliniknya. Pendekatan eksperimental pretest-posttest design dilakukan pada bulan Februari 2019 - Mei 2019. Populasi sampel penelitian adalah pasien Prolanis di Puskesmas Kembaran I, Purwokerto Timur II dan Sumbang I. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi 66 pasien DM tipe 2 dan 72 pasien hipertensi.
Penentuan kelompok pretest-posttest secara simple random sampling. Instrument kepatuhan menggunakan MARS, SOP konseling dan alat bantu pengingat pengobatan sesuai standar pedoman konseling kefarmasian.
Pemberdayaan anggota ranting aisyiyah grendeng dalam identifikasi keamanan ja...Aji Wibowo
Salah satu upaya untuk menekan peredaran Jamu ber-BKO adalah dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Salah satu kegiatan tersebut adalah kegiatan memberdayakan
masyarakat dalam mengidentifikasi Jamu Tradisional Instan yang aman/legal. Kegiatan pemberdayaan ini dilakukan dalam 5 tahap dengan 3 tahap utama yaitu pertama dilakukan ceramah yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan
masyarakat tentang Jamu. Kedua Group Teaching untuk menambah pengetahuan dan informasi secara intensif dalam kelompok kecil. Ketiga adalah Self Empowering agar dapat
meningkatkan kemampuan mandiri masyarakat untuk memecahkan masalah
Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...Aji Wibowo
Konsumsi obat tersebut dapat terdistribusi ke ASI yang mengganggu proses menyusui. Oleh karena itu penggunaannya perlu diperhatikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan analgesik pada ibu pasca melahirkan yang meliputi penggunaan obat analgesik, intensitas nyeri pada pasien pasca melahirkan, dan efektivitas obat analgesik pada pasien pasca melahirkan di RSU Bunda Purwokerto periode Januari-Maret 2019. Penelitian ini merupakan penelitian
noneksperimental dengan desain penelitian deskriptif observasional. Pengambilan data secara prospektif dengan sumber data penelitian yang digunakan yaitu hasil rekam
medik dan penilaian nyeri menggunakan Visual Analog Scale.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...Aji Wibowo
Berbagai studi telah menemukan penggunaan antibiotik pada pasien bedah sering kali tidak sesuai dengan standarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik profilaksis yang digunakan pada pasien bedah sesar dan mengobservasi outcome terapi antibiotik profilaksis pada pasien bedah sesar. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif observasional menggunakan data retrospektif berupa rekam medik pasien bedah sesar periode Agustus 2016 – Agustus 2018. Data diolah secara deskriptif nonanalitik meliputi jenis antibiotik yang digunakan, dosis yang digunakan, rute pemberian, dan waktu
pemberian.
STUDI PROSPEKTIF POTENSI INTERAKSI OBAT GOLONGAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIA...Aji Wibowo
Dilaporkan bahwa kejadian interaksi obat lebih banyak terjadi pada pasien dewasa, sedangkan laporan mengenai kejadian interaksi obat pada pasien anak masih sedikit. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui potensi interaksi obat golongan antibiotik yang terjadi pada resep pasien pediatri di Rumah Sakit Ananda, Purwokerto. Penelitian dilakukan secara deskriptif noneksperimental dengan pengambilan data prospektif dilakukan pada data rekam medik dan resep pasien pediatri pada bulan Februari – April 2018.
Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...Aji Wibowo
diperlukan adanya suatu kegiatan yang dapat berdampak pada peningkatan pengetahuan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Menurut Permendagri (2007) pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan
kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat. Panti Asuhan Putri Muhammadiyah 1 Purwokerto menjadi salah satu panti asuhan khusus putri di Purwokerto dengan kategori jumlah penghuni yaitu remaja pertengahan yang sedang
mulai belajar berhias
Tingkat Kepuasan Pasien dalam Pelayanan Konseling Kefarmasian Berbasis Al-Qur...Aji Wibowo
Konseling kefarmasian merupakan salah satu pelayanan apoteker yang komprehensif. Untuk itu, diperlukan partisipasi aktif apoteker melalui konseling di apotek yang mudah ditemui oleh masyarakat
untuk memberikan terapi farmakologi berupa pemberian obat antihipertensi dan penyaranan terapi nonfarmakologi, salah satunya berupa penganjuran membaca Al-Quran pada saat melakukan konseling kefarmasian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien hipertensi yang mendapatkan intervensi konseling kefarmasian berbasis Al-Quran terhadap pelayanan apoteker serta efektivitas pengobatan pasien.
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...Aji Wibowo
Salah satu intervensi yang komprehensif untuk pasien penyakit degeneratif adalah home pharmacy care. Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengaruh peran home Pharmacy Care pada pasien diabetes melitus dalam meningkatkan kepatuhan dan keberhasilan terapi. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian pra experimental yang dilakukan di Bp Sentra
Medika dan konseling di rumah masing-masing responden di Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal dengan metode one group pretest posttest design. Sampel diperoleh dengan metode purposive sampling dan didapat 35 responden. Pengukuran dilakukan menggunakan instrumen kuesioner MMAS-8 (pretest-postest) dan pill count untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien serta glucotest untuk mengukur keberhasilan terapi yang
ditandai dengan nilai kadar gula darah.
TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP KINERJA APOTEKER PUSKESMAS DI TIGA KABUPAT...Aji Wibowo
Salah satu sasaran pokok penyelenggaraan BPJS adalah paling sedikit 75% peserta puas dengan layanan BPJS Kesehatan. Pada saat yang sama, pelayanan publik oleh aparatur
pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Salah satu upaya dalam menjaga mutu
pelayanan kefarmasian adalah dengan evaluasi kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian yang ada di suatu tempat pelayanan kesehatan. Penelitian ini menggunakan
studi deskriptif dengan pendekatan desain studi potong lintang (cross sectional) pada 8 Puskesmas di Kabupaten Purbalingga (Kejobong dan Karangreja), Kabupaten Banjarnegara (Karangkobar dan Mandiraja), dan Puskesmas Cilacap (Cilacap Selatan II, Kroya I, Gandrungmangu I, dan Sidareja). Analisis tingkat kepuasan menggunakan analisis importance and performance analysis (IPA) dan indeks kepuasan masyarakat
(IKM).
EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS MULTI DRUG RESISTANT (TB-MDR) DENG...Aji Wibowo
Salah satu jenis resistensi dalam pengobatan TB adalah Multi Drug Resistant (MDR). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan program penanganan TB-MDR di wilayah Kabupaten Banyumas meliputi tingkat pengetahuan
petugas TB, kesesuaian tata laksana dengan pedoman nasional dan mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi terlaksananya program TB-MDR. Penelitian ini menggunakan observasi deskriptif secara prospektif. Analisis kuantitatif menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan petugas TB dan daftar checklist untuk kesesuaian tatalaksana program TB-MDR dengan pedoman nasional. Analisis kualitatif menggunakan metode wawancara terstruktur kepada petugas TB atau kepala
puskesmas untuk menggali faktor penghambat dan pendukung program pengendalian TB-MDR di puskesmas di Kabupaten Banyumas selama kurang lebih 3 bulan.
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...Aji Wibowo
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian dan mengevaluasi penatalaksanaan keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif menggunakan data rekam medik pasien Instalasi Gawat
Darurat RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Periode Januari 2012–Desember 2014. Alat ukur yang digunakan adalah buku pedoman penatalaksanaan keracunan yang disusun BPOM RI tahun 2001. Pada periode tersebut ditemukan 117 kasus keracunan dengan angka kematian 0 kasus. Penyebab tertinggi keracunan yakni gigitan ular (69,2%) selain itu ditemukan juga keracunan pestisida, makanan, obat, alkohol, racun tanaman, dan shellfish. Pasien mayoritas adalah laki-laki
(70,1%), usia 28–45 tahun (30,5%), memiliki pendidikan rendah yaitu SD (49,6%) serta tidak memiliki pekerjaan (71,8%). Penatalaksanaan bervariasi antar tiap pasien menggunakan antidotum, antibiotik, antihistamin, analgetik-antipiretik, hemostatic agent, anti infeksi, dan beberapa obat gastrointestinal lainnya.
PENGARUH SISTEM MANAJEMEN ISO 9001:2008 TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI P...Aji Wibowo
Sertifikasi ISO 9001 diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di puskesmas. Dalam rangka untuk
memastikan penerapan sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di puskesmas kabupaten Sleman khususnya pada pelayanan kefarmasian, maka diperlukan suatu pengukuran khusus pada pelayanan kefarmasian di puskesmas Kabupaten Sleman yang sudah dan yang belum menerapkan ISO 9001:2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengaruh sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kabupaten Sleman yang sudah dan belum menerapkan ISO 9001:2008.
Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...Aji Wibowo
Swamedikasi yang sering dilakukan pada anak di antaranya yaitu batuk, pilek, flu, dan kongesti nasal sebanyak (17,2%), demam (15%), sakit kepala (14%), diare dan nyeri pada perut sebanyak (9%). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hanya 0.4% caregiver anak umur 4-6 tahun di Kabupeten
Banyumas tepat dalam melakukan swamedikasi demam pada anak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan dengan metode Community Based Interactive Approach (CBIA) dan metode Focus Group Discussion (FGD) dalam meningkatkan pengetahuan dan ketepatan caregiver dalam upaya swamedikasi demam pada anak dengan metode penelitian rancangan eksperimen
semu dengan menggunakan kelompok kontrol non acak desain posttest pretest. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna secara statistik pengetahuan antara sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan metode FGD maupun CBIA dengan nilai significancy pada kelompok FGD yaitu 0.000 (p < 0.05) dan untuk kelompok CBIA yaitu 0.002 (p < 0.05), sedangkan untuk ketepatan sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan dengan metode FGD maupun CBIA didapat tidak adanya perbedaan bermakna secara statistik dengan nilai significancy ketepatan untuk kelompok FGD yaitu 1.000 (p > 0.05) dan untuk kelompok CBIA yaitu 1.000 (p > 0.05). Hasil dari uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa diperoleh nilai significancy 0.012 (p < 0.05), dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok FGD dengan kelompok CBIA. Rerata selisih skor pada kelompok FGD (2.45) lebih besar dibandingkan dengan CBIA (0.96). Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode FGD lebih baik dalam meningkatkan pengetahuan dibandingkan dengan metode CBIA walaupun keduanya sama-sama mengalami peningkatan. Hasil uji Fisher’s Exact menunjukkan bahwa
diperoleh nilai significancy 1.000. Hasil analisis statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa berdasarkan perhitungan statistik tidak terdapat perbedaan bermakna antara metode FGD maupun metode CBIA dalam meningkatkan ketepatan responden dalam swamedikasi demam pada anak.
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoReniAnjarwati
AUDIT STUNTING BADUTA DESA BENGKAK YANG MENGALAMI MALNUTRISI
DARI HASIL RECALL 24 JAM DIPEROLEH HASIL :1. ENERGI 53,8 % (DEFISIT TINGKAT BERAT)2. KARBOHIDRAT 60,74% (DEFISIT TINGKAT BERAT)3. PROTEIN 113,5% (NORMAL)4.LEMAK 86,8% (DEFISIT TINGKAT RINGAN)
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth) and Syzygium aromaticum (L) Leaf on Male Wistar Rat (Rattus Norvegicus) was Induced by Paracetamol
1. The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium
campanulatum (Korth) and Syzygium aromaticum (L) Leaf
on Male Wistar Rat (Rattus Norvegicus) was Induced by
Paracetamol
(Efek Hepatoprotektor Ekstrak Etanol Daun Pucuk Merah
(Syzygium campanulatum(Korth)danDaunCengkeh(Syzygium
aromaticum (L.) Merr. & L. M. Perry) pada Tikus Jantan Galur
Wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi Paracetamol)
MUCH ILHAM NOVALISAAJI WIBOWO*, NUR AENI, ZIDNA MAZAYATUL HUDA,
NUNUK ARIES NURULITA
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Diterima, 16 Maret 2017, Disetujui 8 Juli 2017
Vol. 15 No. 2
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, September 2017, hlm. 196-202
ISSN 1693-1831
* Penulis korespondensi, Hp. 081227808091
e-mail: aji.wibowo.ump@gmail.com
Abstract: Syzygium campanulatum and Syzygium aromaticum contains antioxidant components such
as flavonoids, phenolic, and terpenoids.May have hepatoprotective properties in reducing SGPT and
SGOT activity. This research wants to determine the potency of hepatoprotective of ethanolic extract
of Syzygium campanulatum (Korth) and Syzygium aromaticum leaf compared with curcuma tablets.
This research uses 24 male Wistar rats divided into 6 groups: I, II, III (as a normal, induction, and
compared control), group IV, V, VI were treated 105, 210, and 420 mg/kg BW respectively. The study
was conducted for 9 days.After 7 days of treatment, treated groups were exposed by hepatotoxic dose of
paracetamol (2000 mg/kg BW). The SGPT and SGOT activity of all groups was measured by enzimatic
assay. The result can be concluded that Syzygium campanulatum extract was found to be active as
hepatoprotective agent with 210 mg/kg BW dosage (SGPT 21.76 ± 3.98 U/L and SGOT 7.32±6.74
U/L) as effective as with the curcuma tablets (SGPT 23.91 ± 4.41 U/L and SGOT 14.12±5.37 U/L)
and the hepatoprotective activity of Syzygium campanulatum extract at a dosage 420 mg/kg BW better
than curcuma tablets (SGPT 12.43 ± 6.51 U/L and SGOT 6.64 ± 5.88 U/L). While the hepatoprotective
activity of Syzygium aromaticum extracts effective as with curcuma tablets at all dosage variation.
Keywords: Hepatoprotector, Syzygium campanulatum, Syzygium aromaticum, SGPT, SGOT.
Abstrak: Daun cengkeh dan daun pucuk merah mengandung komponen antioksidan seperti flavonoid,
fenolik, dan terpenoid sehingga diduga memiliki efek hepatoprotektor dalam mengurangi SGPT
dan SGOT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektor dan menentukan potensi
hepatoprotektif dari ekstrak etanol daun pucuk merah dan daun cengkeh yang dibandingkan dengan
tablet Curcuma. Penelitian ini menggunakan tikus jantan galur wistar yang dibagi menjadi 6 kelompok.
Kelompok I, II, III (sebagai kontrol normal, kontrol induksi, dan kontrol pembanding), kelompok
IV, V, VI diberi ekstrak uji dengan dosis 105, 210, dan 420 mg/kg BB. Penelitian dilakukan selama 9
hari. Setelah 7 hari diberi perlakuan, semua kelompok diberi parasetamol dosis hepatotoksik kecuali
kelompok kontrol normal. Setelah 48 jam diinduksi oleh parasetamol, dilakukan pengukuran SGPT dan
SGOT terhadap semua kelompok. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun pucuk merah
mempunyai aktivitas sebagai hepatoprotektor pada dosis 210 mg/kg BB yang sebanding dengan tablet
curcuma (SGPT 21,76±3,98 U/L dan SGOT 7,32±6,74 U/L) dan pada dosis 420 mg/kg BB ekstrak daun
pucuk merah memiliki aktivitas hepatoprotektor yang lebih baik dari tablet curcuma (SGPT 12,43±6,51
U/L dan SGOT 6,64±5,88 U/L). Sedangkan ekstrak etanol daun cengkeh mempunyai aktivitas
hepatoprotektor yang sebanding dengan tablet curcuma pada dosis 105, 210, dan 420 mg/kgBB.
Kata Kunci: Hepatoprotektor, Syzygium campanulatum, Syzygium aromaticum, SGPT, SGOT.
2. 197 WIBOWO ET AL. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia
ekstrak etanol daun pucuk merah dan daun cengkeh
yang diduga memiliki aktivitas hepatoprotektor,
menggunakan hewan uji tikus jantan galur wistar
yang diinduksi dengan paracetamol sebagai model
toksikan yang merusak sel-sel hati hewan percobaan.
Dengan parameter yang digunakan yaitu aktivitas
serum transminase SGOT dan SGPT.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimental dengan
rancangan Post Test Only Controlled Group Design.
Subjek dibagi dalam 6 kelompok dimana setiap
kelompok terdapat 4 hewan uji dan dibedakan
berdasakan perlakuan yang diberikan yaitu kelompok
normal (Na CMC 1%), kelompok kontrol induksi
(paracetamol 2000 mg/kg BB)(8)
, kelompok kontrol
pembanding (curcuma 200 mg/kg BB), kelompok
kontrol perlakuan 1 (diberikan ekstrak etanol
daun pucuk merah dan daun cengkeh 105 mg/kg
BB dan paracetamol 2000 mg/kg BB), kelompok
kontrol perlakuan 2 (diberikan ekstrak etanol daun
pucuk merah dan daun cengkeh 210 mg/kg BB dan
paracetamol 2000 mg/kg BB) dan kelompokperlakuan
3 (diberikan ekstrak etanol dan daun pucuk merah
dan daun cengkeh 420 mg/kg BB dan paracetamol
2000 mg/kg BB). Kelompok perlakuan 1 sampai 3
diberikan ekstrak terpisah dengan dosis ekstrak yang
berbeda. Parameter yang digunakan dalam uji efek
hepatoprotektor pada penelitian ini adalah aktivitas
SGPT dan SGOT. Dalam penelitian ini diharapkan
ekstrak etanol daun pucuk merah mampu menurunkan
aktivitas SGOT dan SGPT sesuai aktivitas normal.
BAHAN. Bahan-bahan yang diperlukan untuk
penelitian ini meliputi tikus putih (Rattus norvegicus
L.) jantan galur wistar umur 2-3 bulan dengan berat
badan 200-250gsebanyak20tikus, uji yang digunakan
dalam penelitian ini adalah paracetamol, etanol 96%,
makanan hewan percobaan (pellet dan air), reagen Kit
SGOT dan SGPT Elitech®
yang terdiri dari: Reagen
SGPT (reagen I) Tris, L-alanin, laktat dehidrogenase,
Reagen SGPT (reagen II) 2-oksoglutarat, NADH.
Reagen SGOT (reagen I) Tris, L-aspartat, malat
dehidrogenase, laktat dehidrogenase, reagen SGOT
(reagen II) 2-oksoglutarat, NADH.
ALAT. Alat yang digunakan untuk melakukan
uji efek hepatoprotektor daun pucuk merah adalah
kandang tikus 5 buah masing-masing untuk 5 ekor
tikus, timbangan hewan dan timbangan neraca,
sonde lambung, mikro pipet, pengaduk kaca, alat-
alat gelas, tabung reaksi, cawan penguap, kertas
saring, alumunium foil, waterbath, spuit injeksi,
PENDAHULUAN
HATI merupakan organ penting bagi tubuh dan
merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi
yang sangat kompleks. Hati sangat berpotensial
mengalami kerusakan karena merupakan organ
pertama setelah saluran pencernaan yang terpapar oleh
bahan-bahan yang bersifat toksik. Proses metabolisme
hati akan mendetoksifikasi bahan-bahan toksik, tetapi
proses ini dapat menghasilkan metabolit yang bersifat
lebih toksik(1)
.
Kerusakan hati dapat disebabkan oleh beberapa
hal, tidak hanya disebabkan oleh infeksi dan virus
saja. Hati juga dapat mengalami kerusakan akibat
senyawa toksik. Kerusakan hepar karena zat toksik
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis zat
kimia yang terlibat, dosis obat yang diberikan, dan
lamannya paparan zat tersebut. Hati akan mengalami
kerusakan akibat paparan zat toksik yang berlebihan.
Selain terpapar zat toksik, pola hidup yang tidak sehat
seperti konsumsi makanan yang mengandung minyak
goreng berlebihan, serta konsumsi alkohol juga dapat
menyebabkan kerusakan sel hati(2)
. Salah satu tanda
adanya kerusakan pada hati adalah meningkatnya
aktivitas Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase
(SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase
(SGPT)(3)
Antioksidan merupakan zat yang dapat melindungi
kerusakan sel hati. Hal ini dibuktikan pada penelitian
sebelumnyaolehWijayanti (2008)(4)
bahwa kandungan
antioksidan yang terdiri dari flavonoid, tannin,
triterpene, saponin, dan polifenol pada daun salam
telah terbukti memiliki aktivitas hepatoprotektor
dengan mekanisme menghambat peroksidasi lipid
yang ditimbulkan akibat paparan CCl4
.
Daun pucuk merah mengandung flavonoid asam
batulinat dan terpenoid berupa Dimethyl chalcone,
yang diketahui memiliki aktivitas antiinflamasi dan
antioksidan. Penelitian Yu (2011)(5)
dan Yi (2014)(6)
membuktikan bahwa asam batulinat dan dimethyl
chalcone dapat mencegah kerusakan sel hati tikus
akibat paparan paracetamol dan zat toksik berupa
karbon tetraklorida.
Cengkeh mengandung beberapa komponen
fenol, yaitu eugenol (C18
H12
O3
), asetil eugenol, αdan
β kariofelin, eugenia (isomer eugenol), vanilin, dan
asam galotanin yang memiliki aktivitas antioksidan.
Menurut Mu’nisa et al (2012)(7)
eugenol memiliki efek
yangsama dengan α-tokoferol dalam menghambat
lipid peroksidasi, oksidasi LDL, dan lipoprotein
berkepadatan rendah (VLDL).
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut maka
pada penelitian ini akan dilakukan pengujian terhadap
3. Vol 15, 2017 Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia 198
spektrofotometer UV-Vis, rotary vakum evaporator,
chamber KLT, dan sendok sungu.
Ekstraksi Daun Pucuk Merah. Pembuatan
ekstrak etanol daun pucuk merah dimulai dengan
mengambil bagian daun yang hijau kemudian
daun yang diperoleh dicuci dengan air mengalir.
Selanjutnya dikeringkan menggunakan selama 3
hari pada suhu 45 o
C. Untuk mendapatkan ekstrak
etanol diperoleh dengan cara mengambil 500 g bubuk
daun pucuk merah yang telah dikeringkan kemudian
diekstrasi dengan metode maserasi menggunakan
3000 ml etanol 96% (1000 mL untuk maserasi dan
2000 ml untuk remaserasi). Kemudian filtrat yang
diperoleh disaring dan diuapkan menggunakan rotary
evaporator pada suhu 40 o
C . Setelah diuapkan filtrat
yang diperoleh diletakkan pada cawan porselen untuk
selanjutnya dilakukan penguapan diatas waterbath
hinggadiperoleh ekstrak kental(9)
.
Ekstraksi Daun Cengkeh.Bahanyang digunakan
dalam penelitian ini yaitu daun cengkeh yang
dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan cara
dikering anginkan selama 4 minggu, kemudian
dihaluskan dan diayak menggunakan ayakan ukuran
40 mesh. Ekstrak etanol diperoleh dengan merendam
100 g serbuk daun cengkeh dengan pelarut etanol
80% sebanyak 500 mL, ekstraksi dilakukan 2 kali
dengan menggunakan pengaduk magnet selama 24
jam. Campuran antara serbuk dengan pelarut disaring,
selanjutnya dievaporasi untuk menghilangkan
pelarutnya dengan rotari evaporator pada suhu 45 ºC
sehingga diperoleh ekstrak etanol daun cengkeh(7,10)
.
Perlakuan Hewan Uji. Tikus jantan galur wistar
(Rattus norvegicus) dengan berat badan 150-200 g
diadaptasikandengan lingkungan laboratorium selama
2 minggu dan diberi pakan standar serta diberi air
minum. Kemudian sampel tikus dibagi secara acak
menjadi 6 kelompok masing-masing 4 hewan uji.
Setelah diadaptasikan, tikus diberi perlakuan selama
7 hari. Setelah kelompok perlakuan diberi ekstrak
etanol, 2 jam setelah pemberian perlakuan semua
kelompok perlakuan diberi paracetamol dosis toksik
yaitu 2000 mg/kg BB. Pemberian perlakuan dilakukan
secara peroral. Kemudian 48 jam setelah kelompok
perlakuan diberi paracetamol dosis toksik, tiap-tiap
subjek penelitian diambil darahnya sebanyak 2 mL
melalui vena lateralis untuk selanjutnya dilakukan
pengukuran aktivitas enzim SGOT dan SGPT.
Penelitian ini sudah mendapatkan persetujuan etik
dari komisi etik Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman.
Uji Efek Hepatoprotektor. Penetapan aktivitas
SGOT dan SGPT diawali dengan pengambilan darah
melalui pembuluh vena pada ekor tikus sebanyak 2
ml, didiamkan ±20 menit dan disentrifuge dengan
kecepatan 2500 rpm selama 15 menit hingga
didapatkan serum. Setelah itu dibaca aktivitas SGOT
dan SGPT menggunakan alat spektrofotometer.
Aktivitas SGOT dan SGPT ditetapkan berdasarkan
reaksi enzimatik. Serum diambil sebanyak 200 µL
dan dicampurkan dengan reagent kit sebanyak 1000
µL pada suhu pencampuran 25 o
C/30 o
C.Setelah
homogen dibaca absorbansinya pada menit 1, 2, dan
3 menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 340 nm. Data yang didapatkan berupa
∆Asehingga untuk mendapatkan aktivitas SGOT dan
SGPT adalah:
Activity SGOT (U/L) = ∆A/min. x 1746
Activity SGPT (U/L) = ∆A/min. x 1745
Identifikasi Senyawa Metode KLT. Pada
identifikasi senyawa aktif golongan terpenoid
dilakukan dengancara bejana kromatografi dijenuhkan
terlebih dahulu dengan fase gerak toluen:etil asetat
(7:3). Ekstrak etanol daun cengkeh ditotolkan pada
lempeng KLT silica gel F254
p.a, kemudian dielusi
dengan fase gerak. Selanjutnya lempeng KLT diambil,
dikeringkan, diamati pada sinar UV365
dan UV254
, serta
visibel. Bercak dideteksi dengan penampak bercak
vanillin-asam sulfat. Dari bercak yang terdeteksi,
selanjutnya dilakukan perhitungan nilai retardation
factor (Rf).
Cara yang sama dilakukan pada identifikasi
flavonoid dan alkaloid. Fase gerak yang digunakan
untuk identifikasi flavonoid berupa n-butanol : asam
asetat : air (4:1:5) dengan penampak bercak reagen
AlCl3
. Sedangkan untuk identifikasi alkaloid fase
gerak yang digunakan adalah metanol : amoniak (100
:1:5) dengan penampak bercak pereaksi dragendorf(11)
.
Analisis Data. Data aktivitas SGPT dan
SGOT yang diperoleh dari tiap perlakuan dianalisa
secara statistika dengan progam komputer SPSS
menggunakan uji nonparametrik Kruskal-Wallis
untuk melihat perbedaan dalam seluruh kelompok.
Kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney
untuk melihat letak perbedaan antara kelompok yang
satu dengan kelompok lainnya(12)
.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstraksi daun pucuk merah dan daun cengkeh.
Setelah daun pucuk merah dan daun cengkeh
diekstraksi, diperoleh ekstrak kental daun cengkeh
sebesar 53,02 g dan rendemen ekstrak sebesar 13,2%.
Sedangkan pada daun pucuk merah diperoleh ekstrak
kental sebanyak 59,55 g dan rendemen ekstrak yang
4. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia
199 WIBOWO ET AL.
aktivitas enzim SGPT dan SGOT juga terjadi pada
kontrol pembanding yaitu Curcuma 200 mg/kgBB
(tabel 1).
Tabel 1. Aktivitas SGOT dan SGPT Setelah Pemberian
Ekstrak Etanol Daun Pucuk Merah dan Daun Cengkeh
Berdasarkan Uji Statistik Kruskall-Wallis.
Keterangan: Berbeda bermakna dengan kontrol pembanding
(P<0,05).
Berdasarkan analisis Kruskal Wallis (Gambar
1), adanya perbedaan perlakuan terhadap hewan
uji pada masing-masing kelompok menyebabkan
perbedaan peningkatan aktivitas SGPT dan SGOT
(p<0,05) dimana setiap kelompok terdapat 4 hewan
uji. Sehingga untuk mengetahui kelompok mana saja
yang memiliki perbedaan bermakna maka dilakukan
analisa Post Hoc dengan uji Mann Whitney.
Biladibandingkandengankontrolpembandingnya,
pemberian ekstrak etanol daun cengkeh pada semua
variasi dosis tidak memberikan perbedaan yang
bermakna (p˃0,05) pada aktivitas SGPT maupun
SGOT. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian
ekstrak etanol daun cengkeh memiliki aktivitas
hepatoprotektor yang sebanding dengan tablet
curcuma 200 mg/kg BB.
Berbeda dengan ektrak etanol daun cengkeh,
pemberian ekstrak etanol daun pucuk merah pada
dosis 105 mg/kg BB memberikan perbedaan yang
bermakna (p<0,05) pada aktivitas SGPT dan SGOT
jika dibandingkan dengan kontrol normalnya. Hal ini
menegaskan bahwa pada dosis 105 mg/kg BB ekstrak
etanol daun pucuk merah belum dapat memberikan
efek hepatoprotektor karena tidak dapat menurunkan
aktivitas SGPT dan SGOT secara signifikan. Apabila
dibandingkan dengan kontrol pembandingnya,
ekstrak etanol daun pucuk merah pada dosis 210
mg/kg BB justru tidak menunjukkan perbedaan
yang bermakna (p˃0,05) pada aktivitas SGPT, tetapi
terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) pada aktivitas
diperoleh sebesar 11,91%.
Uji Efek Hepatoprotektor. Uji efek
hepatoprotektor terhadap ekstrak etanol daun pucuk
merah dan daun cengkeh dilakukan dengan cara
mengukur salah satu parameter uji biokimia fungsi
hati yaitu aktivitas enzim transminase yaitu SGPT
dan SGOT. Pengukuruan aktivitas enzim SGPT dan
SGOT dilakukan 1 kali setelah perlakuan (post test)
yaitu pada hari ke-7 setelah perlakuan.
Gambar 1. Aktivitas SGPT dan SGOT Hewan Uji Setelah
Pemberian Ekstrak Etanol Daun Pucuk Merah
dan Daun Cengkeh.
Induksi paracetamol sebesar 2000 mg/kgBB
menyebabkan adanya peningkatan aktivitas SGPTdan
SGOT (Gambar 1). Proses hepatotoksik parasetamol
dikarenakan adanya pembentukan metabolit saat
reaksi dengan sitokrom P450.Parasetamol dalam dosis
toksik dapat menyebabkan kejenuhan jalur sulfasi
dan glukoronidasi, sehingga terbentuk produk toksik
yang dihasilkan selama metabolisme xenobiotik
parasetamol (NAPQI) dalam jumlah besar sehingga
mengakibatkan deplesi GSH. NAPQI akan bereaksi
dengan makromolekul sehingga menyebabkan
kerusakan dan kematian sel di hepar(3)
.
Semua kelompok perlakuan baik ekstrak
etanol daun pucuk merah maupun daun cengkeh
mengalami penurunan aktivitas SGPT dan SGOT
bila dibandingkan dengan kontrol induksinya. Hal ini
menegaskan bahwa ekstrak etanol daun pucuk merah
dan daun cengkeh memiliki efek hepatoprotektor
terhadap tikus yang terpapar paracetamol. Penurunan
5. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia 200
Vol 15, 2017
SGOT. Dapat disimpulkan bahwa pada dosis 210 mg/
kg BB ekstrak etanol daun pucuk merah memiliki
efek hepatoprotektor yang sebanding dengan tablet
curcuma dalam menurunkan SGPT. Sedangkan
ekstrak etanol daun pucuk merah pada dosis 420 mg/
kg BB memiliki perbedaan bermakna (p<0.05) apabila
dibandingkan dengan kontrol pembandingnya, baik
dalam menurunkan kadar SGPT maupun SGOT. Hal
ini membuktikan bahwa ekstrak etanol daun pucuk
merah pada dosis 420 mg/kg BB memiliki efek
hepatoprotektor yang lebih baik jika dibandingkan
tablet curcuma.
Identifikasi Senyawa Metode KLT. Identifikasi
Terpenoid. Pada kromatogram hasil identifikasi
terpenoid terhadap ekstrak etanol daun cengkeh
menghasilkan bercak meredam ber warna biru pada
UV254 nm,
sedangkan pada UV365 nm
terlihat bercak
meredam kuning. Pengamatan bercak dibawah sinar
tampak menghasilkan bercak berwarna merah violet.
Bercak senyawa terpenoid pada ekstrak etanol daun
cengkeh terdeteksi pada Rf yaitu 0,42. Sedangkan
pada daun pucuk merah menghasilkan bercak
meredam berwarna biru muda, violet dan kuning pada
UV366
. Kemudian pengamatan bercak dibawah sinar
tampak menghasilkan lebih dari satu bercak berwarna
violet setelah disemprot dengan pereaksi vanilin-asam
sulfat. Hal ini menunjukkan dalam ekstrak etanol daun
cengkeh dan daun pucuk merah memiliki kandungan
terpenoid dengan konsentrasi yang berbeda-beda.
Identifikasi Alkaloid. Pada kromatogram hasil
identifikasi alkaloid, setelah dilakukan penyemprotan
dengan pereaksi dragendorff, tidak terlihat adanya
bercak senyawa alkaloid dibawah sinar UV366 nm
yang
menegaskan bahwa tidak ada kandungan alkaloid
dalam ekstrak etanol daun pucuk merah dan daun
cengkeh.
Identifikasi Flavonoid. Pada kromatogram hasil
identifikasi flavoinoid terhadap ekstrak etanol daun
cengkeh dan daun pucuk merah timbul noda yang
berwarna kuning setelah disemprot dengan pereaksi
AlCl3
5% pada pengamatan sinar tampak. Pada
pengamatan dengan sinar UV366
hanya menunjukkan
noda berwarna kuning pada ekstrak etanol daun
cengkeh sedangkan pada ekstrak etanol daun pucuk
merah noda berwarna kuning dan biru. Noda tersebut
menegaskan adanya kandungan flavonoid pada
ekstrak etanol daun pucuk merah dan daun cengkeh.
Hasil identifikasi kandungan senyawa terhadap
ekstrak etanol daun pucuk merah dan daun cengkeh
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Rangkuman Hasil Identifikasi Kandungan Senyawa
terhadap Ekstrak Etanol Daun Pucuk Merah dan Daun
Cengkeh Menggunakan Metode KLT.
Pada penelitian ini daun pucuk merah dan daun
cengkeh telah terbukti memiliki metabolit sekunder
berupa terpenoid dan flavonoid. Flavonoid bersifat
antioksidan karena memiliki gugus hidroksi fenolik
dalam struktur molekulnya yang memiliki daya
tangkap radikal bebas. Gugus OH pada senyawa
flavonoid akan menggantikan glutation (GSH) yang
telah terdeplesi oleh radikal bebas akibat pemberian
parasetamol dosis toksik. Melalui mekanisme
inilah Gugus OH pada flavonoid akan membantu
konjugasi parasetamol menjadi asam merkapturat
(bentuk non toksik) dan mengubah metabolit reaktif
parasetamol hasil metabolisme sitokrom P-450
yaitu N-acetyl p-benzoquinon-imine (NAPQI)
menjadi metabolit non-aktif yang bersifat hidrofilik
sehingga mudah dieksresikan melalui urin. Melalui
mekanisme ini secara tidak langsung metabolit reaktif
parasetamol yaitu NAPQI dapat direduksi dan efek
hepatoprotektor dapat terwujud(3)
. Potensi flavonoid
sebagai hepatoprotektor ini juga telah dibuktikan
pada penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa
flavonoid yang terdapat pada biji alpukat dapat
menghambat terjadinya ikatan antara senyawa radikal
peroksi dengan asam lemak yang terdapat di hati yang
menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid. Dengan
demikian reaksi steatosis bisa diminimalisasi atau
bahkan dihentikan.
Menurut penelitian Mu’nisa et al (2012)(7)
dan
Lumingkewas et al (2014)(10)
daun cengkeh memiliki
aktivitas antioksidan yang dapat menghambat efek
toksik paracetamol melalui pengikatan radikal bebas
dan dekomposisi peroksida lipid. Kemudian menurut
Ogata et al (2000)(13)
, cengkeh mengandung beberapa
komponen fenol, yaitu eugenol (C18
H12
O3
), asetil
eugenol, α dan β kariofelin, eugenia (isomer eugenol),
vanilin, dan asam galotanin. Eugenol memiliki
aktivitas antioksidan yang efeknya sama dengan
α-tokoferol dalam menghambat lipid peroksidasi,
6. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia
201 WIBOWO ET AL.
Diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4)”.Jurnal e-
Biomedik (eBM) 1 (3).
2. Yenny, Herwana E., Marwoto, W., Setiabudy, R..
2011. Efek Schizandrine c terhadap kerusakan hati
akibat pemberian parasetamol pada tikus. Universa
Medika 24 (4) : 161-6
3. Amirudin, R., 2009. Fisiologi dan Biokimia hati :
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta.
Interna Publishing. Hal : 627.
4. Wijayanti. 2008. Efek Hepatoprotektif Ekstrak Etanol
70% Daun Salam (Syzygium polyanthum) Pada Tikus
Putih jantan yang di Induksi CCl4 [skripsi]. Surakarta:
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
5. Yu W.G., Qian Jie., Lu Yan.Hua. 2011.
“Hepatoprotective effects of 2’,4’-dihydroxy-
6’methoxy3’,5’dimethylchalcone on CCl4
-induced
acute liver injury in mice”.Journal of Agricultural
and Food Chemistry,59, (2).Availablefrom: http://
pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/jf2042032. [Accessed:
22nd July 2016]
6. Yi, Jine. et al. 2014. Betulinic acid prevents alcohol-
induced liver damage by improving theantioxidant
system in mice. Journal of Veterinary Science. 15
(1), 141-8
7. Mu’nisa, A., Wresdiyati, T., Kusumorini, N., Manalu,
W. 2012. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun
Cengkeh. Jurnal Veteriner. 13 (3). Hal 272 – 277.15
(1), 141-8
8. Nirmala,K Girija, K Lakshman, and T Divya. 2012.
Hepatoprotective activity of Musa paradisiaca on
experimental animal models.Asian Pac J Trop Biomed
2012 Jan; 2(1): 11–5.
9. 9. Memon, A.H. et al.2014. “Isolation,
Characterzation, Crystal Structure Elucidation, and
Anticancer Study of Dimethyl Cardamonin Isolated
From Syzygiumcampanulatum. Published by: Hindawi
Publishing Corporation.
10. Lumingkewas, M., Manarisip, J., Indriaty, F.,
Walangitan., A., Mandei, J., Suryanto, E. (2014).
Aktivitas Antifotooksidan dan komposisi fenolik dari
daun cengkeh (Eugenia aromaticum). ChemProg. 7
(2). Hal 96 – 104.
11. Anas, Yance ., Niken Puspitasari., Maulita Cut Nuria.
2013.Aktivitas Stimulansia Ekstrak Etanol Bunga Dan
Daun Cengkeh (syzygium aromaticum (L.) Merr.&
Perry.) pada Mencit Jantan Galur Swiss Beserta
Identifikasi Golongan Senyawa Aktifnya [skripsi].
Semarang: Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Semarang.
12. Dahlan, Sopiyudin.2011. Statistik Untuk Kedokteran
dan Kesehatan Edisi 5. Jakarta, Salemba Medika.
13. Ogata M, Hoshi M, Urano S, Endo T (2000).
Antioxidant activity of eugenol and related monomeric
and dimeric compounds. Chem. Pharm. Bull. 48:
1467-9
oksidasi LDL, dan lipoprotein berkepadatan rendah
(VLDL).
Pada penelitian sebelumnya daun pucuk merah
telah diketahui memiliki beberapa komponen seperti
saponin, fenolik, flavonoid, dan terpenoid. Menurut
Memon (2014) beberapa senyawa aktif yang terdapat
pada daun pucuk merah antara lain golongan
flavonoid yaitu Dimethyl Cardamonin dan senyawa
aktif golongan triterpenoid seperti asam batulinat.
Senyawa-senyawa tersebut dimungkinkan memliki
peranan penting dalam aktivitas hepatoprotektor. Hal
ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yu, (2011)(5)
yang membuktikan bahwa pemberian
Dimethyl Cardamonine secara signifikan dapat
menurunkan aktivitas serum transminase, laktat
dehidrogenase, fosfatase alkali, γ-glutamil transferase,
dan bilirubin total, serta penurunan elevasi peroksidasi
lipid, malondialdehid, spesies oksigen reaktif, dan
protein carbonyl conten pada tikus Kunming yang
terpapar karbon tetraklorida secara akut.
Selain itu Agnieszka (2010)(13)
juga membuktikan
bahwa pemberian asam batulinat dapat menurunkan
anion superoksida dan hidrogen peroksida akibat
toksisitas paracetamol dan produksi spesies organ
reaktif dalam sel HepG2 (Human Hepatocelluler
Carcinoma).
Merujukpadapenelitian-penelitianterdahulu,maka
mekanisme hepatoprotektor oleh ekstrak etanol daun
pucuk merah dan daun cengkeh pada penelitian
ini diduga terkait dengan peningkatan kapasitas
antioksidan, pemeliharaan sistem antioksidan,
pelemahan stress oksidatif, dan penghambatan
peroksidasi lipid.
SIMPULAN
Ekstrak etanol daun pucuk merah dan daun cengkeh
memiliki efek hepatoprotektor terhadap tikus yang
diinduksi paracetamol. Ekstrak etanol daun cengkeh
memiliki efek hepatoprotektor yang sebanding dengan
tablet curcuma. Sedangkan efek hepatoprotektor
ekstrak etanol daun pucuk merah pada dosis 420 mg/
kg BB lebih baik dari tablet curcuma.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tappi. et al. 2013. “Gambaran Histopatologi Hati
Tikus Wistar yang Diberikan Jus Tomat (Solanum
lycopersicum) Pasca Kerusakan Hati Wistar yang
7. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia 202
Vol 15, 2017
14. Agnieszka, S.C., Karolina, Pilipów, Martyna K.Z.
2010. Protective effect of betulin and betulinicacid on
acetaminophen andethanol-induced cytotoxicity and
reactiveoxygen species production in HepG2 cells.
Journal of Pre- Clinical and Clinical Research.4 (2),
096-100