Membahas definisi PK linier, kriteria obat dan penyebab ketidaklinieran dalam farmakokinetik, persamaan kinetika Michaelis-Menten untuk sistem enzim dan pembawa dapat jenuh, Penetuan Km dan Vm, dan t1/2
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...Aji Wibowo
Daun cengkeh dan daun pucuk merah mengandung komponen antioksidan seperti flavonoid, fenolik, dan terpenoid sehingga diduga memiliki efek hepatoprotektor dalam mengurangi SGPT
dan SGOT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektor dan menentukan potensi hepatoprotektif dari ekstrak etanol daun pucuk merah dan daun cengkeh yang dibandingkan dengan tablet Curcuma. Penelitian ini menggunakan tikus jantan galur wistar yang dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok I, II, III (sebagai kontrol normal, kontrol induksi, dan kontrol pembanding), kelompok IV, V, VI diberi ekstrak uji dengan dosis 105, 210, dan 420 mg/kg BB. Penelitian dilakukan selama 9 hari. Setelah 7 hari diberi perlakuan, semua kelompok diberi parasetamol dosis hepatotoksik kecuali kelompok kontrol normal.
Membahas definisi PK linier, kriteria obat dan penyebab ketidaklinieran dalam farmakokinetik, persamaan kinetika Michaelis-Menten untuk sistem enzim dan pembawa dapat jenuh, Penetuan Km dan Vm, dan t1/2
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...Aji Wibowo
Daun cengkeh dan daun pucuk merah mengandung komponen antioksidan seperti flavonoid, fenolik, dan terpenoid sehingga diduga memiliki efek hepatoprotektor dalam mengurangi SGPT
dan SGOT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektor dan menentukan potensi hepatoprotektif dari ekstrak etanol daun pucuk merah dan daun cengkeh yang dibandingkan dengan tablet Curcuma. Penelitian ini menggunakan tikus jantan galur wistar yang dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok I, II, III (sebagai kontrol normal, kontrol induksi, dan kontrol pembanding), kelompok IV, V, VI diberi ekstrak uji dengan dosis 105, 210, dan 420 mg/kg BB. Penelitian dilakukan selama 9 hari. Setelah 7 hari diberi perlakuan, semua kelompok diberi parasetamol dosis hepatotoksik kecuali kelompok kontrol normal.
Abstrak
Tanaman kayu putih (Melaleuca leucadendron L) telah banyak digunakan masyarakat diantaranya untuk mengngurangi bengkak nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih pada hewan uji mencit jantan. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap pola searah. Sebanyak 35 ekor mencit jantan dibagi menjadi 7 kelompok perlakuan. Kelompok I dan II diberikan CMC-Na 1% (kontrol negatif) dan parasetamol dosis 65 mg/kg bb (kontrol positif). Kelompok III-VII diberi ekstrak etanol daun kayu putih berturut-turut dosis 1,28; 5,12; 20,48; 81,92 dan 327,68 g/kgBB. Perlakuan diberikan secara peroral. 15 menit kemudian diberi asam asetat 1% dosis 262,5 mg/kgBB secara intraperitonial. Data % proteksi didapat dari pengamatan jumlah geliat kumulatif mencit. Data dianalisis dengan analisis varian (ANAVA) satu jalan dilanjutkan uji LSD dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kayu putih mempunyai efek analgetika pada mencit putih jantan Swiss-webster. Ekstrak etanol daun kayu putih mulai dosis 5,12 g/kgBB mempunyai persen proteksi yang setara dengan parasetamol dosis 65 mg/kgBB.
Similar to FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK (20)
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. FITOTERAPI
Tumbuhan Pepaya (Carica Papaya L.)
Sebagai Antipiretik
DosenPengampu :
Apt. Verawati, M.Farm
UNIVERSITAS PERINTIS
PADANG
2020/2021
2. KELOMPOK 7
Rika Sri Anggraini ( 3105061 )
Prastika Purnama Sari (3105063)
Sofia Nofianti (3105065)
Resa Gusmayanti (3105067)
Ariska Permata Sari (3105069)
Kelas : A
3. Latar
Belakang
Penggunaan obat tradisional ataupun jamu berdasarkan hasil survei terhadap
kesehatan rumah tangga sudah dilakukan sejak tahun 1980 dan 1985 oleh
masyarakat di Indonesia.
Tanaman pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu tanaman berkhasiat
obat. Salah satu bagian dari tanaman pepaya yang berkhasiat obat ialah
daunnya (Dzulkarnain et al., 1992).
01
Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam diseluruh dunia
mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu kematian tiap tahunnya. Data kunjungan fasilitas
kesehatan pediatric di Brazil sekitar 19%-30% anak diperiksa karena demam (Setyowati,
2016).
Di Indonesia penderita demam sebanyak 465 (91%) dari 511 ribu yang memakai perabaan
untuk menilai demam pada anak mereka, sedangkan sisanya 23,1 saja menggunakan
termometer (Setyowati, 2013).
02
Daun pepaya mengandung senyawa alkaloid, enzim papain, flavonoid,
glikosid, karposid, sakarosa, dekstrosa, levulosa, benzilgluko-sinolat
dan tannin (Rasandi et al.,2012).
03
Antipiretik adalah obat yang digunakan untuk menurunkan demam.
Banyaknya efek samping yang ditimbulkan obat–obat antipiretik,
mendorong dilakukannya berbagai penelitian untuk mengembangkan
produk obat antipiretik yang lebih aman (Wilmana, 1995).
04
05 Oleh karena itu, perlu mengetahui tumbuhan obat pepaya
(Carica papaya L.) efektif sebagai antipiretik dan kandungan
kimia berkhasiat pada daun pepaya (Carica papaya L.).
4. TUJUAN
1. Untuk mengetahuitumbuhan
pepaya (Carica papaya L.) sebagai
antipiretik
2. Untuk mengetahui kandungan
yang terdapat pada tumbuhan
pepaya (Carica papaya L.) sebagai
antipiretik
5. Klasifikasi botani pepaya
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi: angiospermae
Kelas: dicotyledoneae
Bangsa: violales
Suku: Caricaceae
Marga: Carica
Jenis: Carica papaya L.
Nama umum: Pepaya
Nama daerah: pente (Aceh), pertek (gayo), kates (jawa
tengah), papaya (Gorontalo), Kalikih (minangkabau)
6. Kandungan kimia tanaman
- Asam butanorat
- Butanoat logam
- Benzilglukosinolat
- Linalol
- Papain
- Asam alfa linoleat
- Alfa filandren
- Alfa terpinen
- Gamma terpinen
- 4-terpineol
- Terpinolen.
- Alkaloid dehidrokarpain
- Pesedokarpain
- Flavonol
- Benzilglukosinolat
- Papain
- Tannin
Pada buah pepaya Pada daun pepaya
8. Senyawa maker atau senyawa yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas
antipiretik adalah flavanoid. Flavonoid adalah
golongan metabolit sekunder yang tersebar
merata dalam dunia tumbuhan. Golongan
flavonoid dapat digambarkan sebagai deretan
senyawa C6-C3-C6 yang artinya kerangka
karbon flavonoid terdiri atas dua gugus C6
atau cincin benzen tersubstitusi
disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon.
Struktur Flavonoid (Harbone, 1987).
,
Senyawa Marker Aktivitas Antipiretik
9. Uji aktivitas antipiretik menggunakan
tikus putih jantan galur wistar, umur 2-3 bulan,
dengan berat badan 150-200 gram. Jumlah
tikus yang digunakan sebanyak 25 ekor yang
dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 5 ekor tikus.
METODE
1.Pembuktian Khasiat Uji Aktivitas Antipiretik
11. Infographic Style
02
01
03
04 Hasil pengukuran tersebut digunakan
untuk menghitung AUC (Area Under
Curve) masing-masing hewan uji
menggunakan metode trapezoid
dengan menggunakan rumus.
Hewan uji diukur suhu rectal tikus terlebih
dahulu, kemudian diinduksi dengan vaksin
DPT-Hb sebanyak 0.2 mL secara
intramuscular dan diinkubasi 4 jam,
kemudian dilakukan pengukuran suhu
rectal kembali.
Setelah hewan uji mengalami demam,
masing-masing diberikan sediaan uji
sesuai perlakuan, kemudian diukur
suhu rektalnya setiap 30 menit
sampai menit ke 120.
Hewan uji dipuasakan selama 18
jam sebelum uji.
12. Keterangan :
AUCtn
tn-1 = luas area dibawah kurva
presentase suhu tubuh terhadap waktu
kelompok perlakuan.
Vtn = Suhu tubuh padatan (C)
Vtn-1 = Suhu tubuh pada tn-1 (C).
Rumus
AUCtn
tn-1= Vtn-Vtn-1× ( Vtn-Vtn-1)
2
13. Hasil uji aktivitas antipiretik
Uji antipiretik menunjukk
an bahwa ekstrak daun pa
paya memiliki aktivitas an
tipiretik
Ningsih & Rejeki, (2018).
Table 1.Hasil uji antipiretik ekstrak etanol 70% daun papaya
14. Hasil uji aktivitas antipiretik
Perhitungan Area Under the Curve (AUC)
waktu versus suhu dari hasil uji antipiretik men
unjukkan bahwa semakin tinggi aktivitas antipi
retik. Hasil statistic dari data penurunan suhu r
ectal dan AUC suhu rectal menunjukkan bahwa
Dosis 100, 200, dan 400 mg/Kg BB tidak terdap
at perbedaan yang signifikan dengan kontrol ib
uprofen 18 mg/KgBB Ningsih & Rejeki, (2018).
Tabel 2.Hasil perhitungan AUC uji antipiretik ekstrak etanol 70% daun pepaya
15. Hasil uji aktivitas antipiretik
Perhitungan Area Under the Curve (AUC)
waktu versus suhu dari hasil uji antipiretik men
unjukkan bahwa semakin tinggi aktivitas antipi
retik. Hasil statistic dari data penurunan suhu r
ectal dan AUC suhu rectal menunjukkan bahwa
Dosis 100, 200, dan 400 mg/Kg BB tidak terdap
at perbedaan yang signifikan dengan kontrol ib
uprofen 18 mg/KgBB Ningsih & Rejeki, (2018).
Tabel 3.Hasil perhitungan selisih suhu rektal hewan uji
18. Aktivitas antipiretik dari daun papaya
Antipiretik
pepaya dari
Daun
Aktivitas antipiretik dari daun papaya
kemungkinan dikarenakan kandungan Flavonoid dan
alkaloid (Afsar et al., 2015). Flavonoid golongan flavon
dan flavonol yaitu menghambat eikosanoid yang
dapat menyebabkan terjadinya pemblokiran jalur
siklooksigenase dan jalur lipooksigenase yang akan
menyebabkan terjadinya penurunan kadar
prostaglandin sebagai mediator inflamasi dan
menghambat prostaglandin yang dapat menyebabkan
penurunan suhu tubuh (Kim et al. 2004). Alkaloid
mempunyai efek antiinflamasi dengan menghambat
pelepasan histamine oleh sel mast, mengurangi
sekresi IL-1 oleh monosit dan PAF pada platelet (Soew
et al., 1989).
19. Penetapan kadar senyawa marker
01
Ditimbang 10,2 mg baku standar quersetin dan dilarutkan
dalam methanol p.a 100 ml (102 ppm).
Dari larutan standar quersetin 102 ppm, kemudian dibuat
beberapa konsentrasi 20.4 ppm, 24.48 ppm, 28.56 ppm, dan 32.64
ppm.
Dari masing-masing konsentrasi larutans tandar quersetin
ditambahkan 3 mL metanol, 0,2 mL AlCl3 10 %, 0,6 ml NaNO2 10 %
dan dicukupkan dengan aqua bidestilata sampai 50 mL
Setelah itu diinkubasi selama 30 menit pada suhu
kamar dan diukur absorbansinya pada
spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang
maksimum (431 nm).
04
03
02
A. Uji kandungan Flavonoid total
• Pembuatan larutan standar kuersetin
20. Penetapan kadar senyawa marker
01
Kurva standar dibuat dengan cara menghubungkan
konsentrasi larutan standar kuersetin dengan hasil
serapannya yang diperoleh dari pengukuran dengan
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 431nm.
04
03
02
• Pembuatan kurva standar kuersetin
21. Penetapan kadar senyawa marker
01
Ditimbang 105,8 mg ekstrak dilarutkan dalam 100 mL
metanol p.a. diambil 0,9 mL tambahkan 3 mL metanol,
0,2 mL AlCl3 10%, tambahkan 0,6 ml NaNO2 10 % dan
dicukupkan dengan aqua bidestilata sampai 10 mL.
Setelah itu diinkubasi selama 30 menit pada suhu kamar dan
ukur absorbansinya pada spektrofotometri UV-Vis dengan
panjang gelombang 431 nm.
04
03
02
• Penetapan kadar flavonoid total dalam ekstrak
22. Penetapan kadar senyawa marker
01
Hasil penetapan kadar flavonoid total ekstrak daun
papaya menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan
panjang gelombang 431 nm didapatkan flavonoid total
sebesar 41,05%.
04
03
02
B. Hasil pengujian kadar flavonoid total
23. Tumbuhan papaya terbukti memiliki
khasiat sebagai antipiretik dengan dosis
efektif 200mg/kgBB yang diberikan pada
tikus wistar, dimana senyawa yang
bertanggung jawab terhadap khasiat
tersebut adalah flavanoid.
Kesimpulan
24. Anochie, Ifesinachi P. Mechanisms of Fever In Humans. International Journal of
Microbiology and Immunology Research. 2013;2(5):037-043.
Afsar, T., Khan, M. R., Razak, S., Ullah, S., and Mirza, B. (2015). Antipyretic, anti-
inflammatory and analgesic activity ofAcaciahydaspicaR. Parker and its phytochemical
analysis.BMC Complementary and Alternative Medicine, vol. 15, article 136.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2008). Taksonomi Koleksi
Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat Citereup. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia.
Dzulkarnain, B., Sa’roni, Pudjiastuti, & Adjirni. (1992). Penggunaan tanaman sebagai
obat di daerah Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur. Buletin Penelitian Kesehatan.
20(4): 6.
Guyton AC, Hall JE. Suhu Tubuh, Pengaturan Suhu dan Demam. Dalam:Rachman LY,
Hartanto H, Novrianti A, Wulandari N, editor. Buku Ajar FisiologiKedokteran. Edisi
ke-11. Jakarta: EGC;2007. h. 945-6.
Lestari, H. (2001). Pemanfaatan obat tradisional dalam menangani masalah kesehatan.
Majalah Kedokteran Indonesia.. 51(4): 139.
DAFTAR PUSTAKA
25. Milind, P., & Gurditta. (2011). Basketful Benefits of Papaya. IRJP, 2(7),6-12.
Ningsih, D & Rejeki, E., S. (2018). Uji Aktivitas Antipiretik dan Kandungan
Flavonoid Total Ekstrak Daun Pepaya. Jurnal Farmasi Indonesia. 15(02), 101-108
Rahmawati U, Suryani E, Mukhlason A. Pengembangan Repository Pengetahuan.
Berbasis Ontologi (Ontology-Driven Knowledge Repository) Untuk Tanaman
ObatIndonesia. Jurnal Teknik Pomits. 2012;1(1):1-6.
Rehena JF. Uji Aktivitas Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya. LINN) sebagai
Antimalaria in vitro. Jurnal Ilmu Dasar. 2010;11(1):96-100.
Risandi Y, Emriadi, & Stiadi Y. (2012). Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya)
Sebagai Inhibitor Korosi Baja St.37 Dalam Medium Asam Sulfat. Jurnal Kimia
Unand. 1(1):27.
DAFTAR PUSTAKA
26. Salma, S. & Gani, M H. (1985). Penanganan Obat Tradisional dalam rangka
pemakaiannya secara medis. Majalah Kedokteran Andalas. 9(2): 20.
Shargel, L., Wu-Pong, S., Yu, A.B.C. (2005). Applied Biopharmaceutics&
Pharmacokinetics, fifth edition.Mc Graw Hill,Boston.
Sudibyo, S., Jamal, S. & Herman, M. J. (1999). Peran warung dalam
penyediaan obat dan obat tradisonal untuk pengobatan sendiri di Kecamatan
Tanjung Bintang, Lampung Selatan. Buletin Pneleitian Kesehatan. 27(2): 254-
255.
Sudibyo, S., Jamal, S. & Loupatty, A. M. (2003). Beberapa faktor yang
berhubungan dengan penggunaan obat tradisional dalam pengobatan sendiri di
Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan. 31(1): 25.
Wahjoedi, B., Dzulkarnain, B., Baakar, S., Nurendah, P., & Subanu. (1981).
Efek antipiretik beberapa tanaman obat. Buletin Penelitian Kesehatan. 9(2): 9.
Wilmana, F. (1995). Analgesik, Antipiretik, Antiinflamasi Non-steroid dan
Obat Pirai, Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-4. Jakarta: Fakultas Kedokteran,
Universitas Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA