SlideShare a Scribd company logo
LABORATORIUM FARMAKOLOGI II
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
PERCOBAAN III
"ANTI HISTAMIN"
OLEH :
NAMA : IRMA LAWAI
NIM : F-17054
KELAS : II.B
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari efek-efek dari senyawa kimia pada
jaringan hidup (Lee, joycel. 1996).
Antihistamin adalah obat yang mengatakan histamin pada reseptor H1 sehingga
disebut juga antagonis reseptor H1. Secara farmakologis, antihistamin dikatakan bekerja
secara antagonis kompetitif yang reversible pada reseptor H1 sehingga dapat
menghambat kerja stamin pada reseptor tersebut, tetapi tidak membeli pelepasan
histamin (Staf pengajar Departemen farmakologi. 2008).
Antihistamin atau penghambat H1, bersaing dengan histamin untuk menduduki
reseptor, sehingga menghambat respon histamin. Penghambat H1 disebut juga
antagonis histamin. Ada dua tipe reseptor histamin, H1 dan H2, keduanya menyebabkan
Respon yang berbeda. Bila H1 dirangsang, otot-otot yang melapisi rongga hidung, akan
berkontraksi. Pada perangsang H2, terjadi peningkatan sekresi gastrik, yang menyebabkan
terjadinya tukak lambung (Lee, Joyce L. 1996).
Farmakologi mempunyai keterkaitan khusus dengan Farmasi yaitu ilmu mengenai cara
membuat, memformulasi, menyimpan, dan menyediakan obat ( farmakologi dan terapi. 2016).
B. Maksud, Tujuan, dan prinsip prinsip percobaan
1. Maksud percobaan
Untuk mengetahui dan memahami efek pemberian obat antihistamin pada
hewan percobaan mencit (Mus musculus).
2. Tujuan percobaan
a. Mengetahui efek dari pemberian obat antihistamin
b. Mengetahui efek dari pemberian infusa daun jambu biji sebagai obat herbal
antihistamin.
3. Prinsip percobaan
Membuat suspensi obat Cetirizine dan na CMC sebagai kontrol positif dan
infusa daun jambu biji dengan pemberian secara oral pada hewan uji mencit yang
telah di induksi dan diamati efek antihistaminnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Ringkas
Antihistamin adalah zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin yang
berlebihan di dalam tubuh, dengan jalan memblok reseptornya. Atas dasar jenis reseptor
histamin, dibedakan 2 macam antihistaminika, yaitu :
1. Antihistaminika H1 (H1 blocker)
Zat ini menekan reseptor H1 dengan efek terhadap penciutan bronchi, usus dan uterus,
terhadap ujung saraf dan untuk sebagian terhadap sistem pembuluh darah (vasodilatasi dan
naiknya permeabilitas). Kebanyakan antihistamin termasuk kelompok ini.
Selain daya antihistaminika, obat-obat Ini kebanyakan memiliki khasiat lain yaitu
antikolinergik, menekan dan beberapa di antaranya antiserotonin dan lokal anestesi.
Berdasarkan efek tersebut, berdasarkan efek tersebut anti stiami nikah ini banyak digunakan
untuk mengatasi bermacam-macam gangguan, antara lain asma yang bersifat alergi (Tim
MGMP Pati. 2015).
2. Antihistaminika H2 (H2 blocker)
Menekan reseptor H2 dengan Efi terhadap hipersekresi asam klorida dan untuk sebagian
terhadap vasodilatasi dan turunannya tekanan darah. Obat yang termasuk golongan ini adalah
Simetidin dan Ranitidin.
a. Penggolongan Antihistamin
Menurut struktur kimianya antihistaminika dapat dibagi dalam beberapa kelompok :
1. Turunan etanol amin (X=O)
Meliputi difenhidramin, dimenhidrinat, klorphenoksamin, carbinoxamin dan
phenyltoloxamine. Kelompok ini memiliki daya kerja seperti atropin dan bekerja
terhadap SSP (sedative).
2. Turunan etilendiamin (X=N)
Di antaranya antazolin, tripelamin, klemizol dan Mepirin. Kelompok ini umumnya
memiliki daya sedatif lemah.
3. Turunan propilamin (X=C)
Diantaranya pheniramine, chlorpheniramine, brompheniramine dan triprolidine.
Kelompok ini memiliki daya antihistaminika kuat.
4. Turunan piperazin
Meliputi siklizin, meklozin, homoklorsiklizin, sinarizin, flunarizine, umumnya
bersifat long acting.
5. Turunan Fenotizin
Meliputi promethazine, Tuazinamidum, oxomemazine, Metdilazin. Efek antihistamin
dan antikolinergik tidak begitu kuat, berdaya neuroleptik kuat sehingga digunakan pada
keadaan psikologis karena juga berefek meredakan batuk, maka sering digunakan dalam obat
batuk (TIM MGMP Pati. 2015).
6. Turunan trisiklik lainnya
Meliputi siproheptadin, Azatadin, pizotofen. Mempunyai daya antiserotonin kuat
dan menstimulir nafsu makan, maka banyak digunakan untuk stimulan nafsu
makan.
7. Zat-zat non sedatif
Yaitu terfenadin dan astemizol. Memiliki daya antihistaminika tanpa efek
sedative.
8. Golongan sisa
Yaitu mebhydroline, dimetinden, difenilpiralin (TIM MGMP Pati. 2015).
B. Uraian Bahan
1. Air suling (FI edisi III hal 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Aquades, air suling
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02
Pemerian : cairan jernih ; tidak berwarna ; tidak berbau ; tidak mempunyai
rasa.
Penyimpan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Pelarut
2. Natrium Klorida (FI edisi III hal 403)
Nama resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama lain : Natrium klorida
Rumus molekul : NaCl
Berat molekul : 58,43
Pemerian : Hablur hexahedral tidak berwarna atau serbuk hablur putih ; tidak
berbau rasa asin.
Penyimpan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Penginduksi
C. Uraian Sampel
1. Klasifikasi tanaman jambu biji
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Magrolioptida
Ordo : Myrtales
Famili : Myetaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.
Morfologi :
Tumbuhan berbatang keras/kayu warna coklat muda, dikotom, daun bertangkai, bertulang daun
menyirip, berbuah dengan kulit buah dan daging buah berwarna/putih. Biji buah kecil-kecil ( Sutrisna,
EM. 2016)
2. Cetirizine
Indikasi : Meredakan gejala rhinitis alergi
Kontra indikasi : Hipersensitivitas
Dosis : Dewasa dan usia 12 tahun keatas : 1 tablet 1 kali sehari (ISO.2017).
D. Uraian hewan uji
Klasifikasi mencit ( Mus musculus)
Phylum : Chirdata
Sub phylum : Vertebrata
Class : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus
Morfologi :
Mencit (Mus musculus L.) Memiliki ciri-ciri berupa bentuk tubuh kecil, berwarna putih, memiliki
siklus estrus teratur yaitu 4 sampai 5 hari. Kondisi ruang untuk pemeliharaan mencit (Mus musculus L.)
Harus senantiasa bersih, kering dan jauh dari kebisingan. Suhu ruang pemeliharaan juga harus dijaga
kelestariannya antara 18-19°C serta kelembaban udara antara 30-70% (Akbar, budhi. 2010).
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan
Alat yang digunakan yaitu batang pengaduk, gelas kimia, gunting, kanula, penangas air, spoit, stopwatch
dan timbangan.
2. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan yaitu aquades (H2O), Cetirizine (C12H27C13N2O3), infusa daun jambu biji
(psidium guajava), methylene blue, natrium klorida (NaCl), dan ovalbumin (putih telur).
B. Cara kerja
1. Di siapkan alat dan bahan
2. Dilakukan perlakuan pada hewan uji
3. Dibuat infusa daun jambu biji 80% dan suspensi obat dengan na CMC 1%.
4. Mencet disuntik dengan oral bumi sebanyak 0,05 mili sebagai penginduksi
ditambahkan NaCl.
5. Disuntikkan metilen blue sebanyak 0,2 ml pada masing-masing mencit.
6. Diberikan secara oral sampel obat, NaCl dan infusa daun jambu biji kepada masing-
masing mencit.
7. Diamati dengan interval waktu 5 menit selama 15 menit.
8. Dicatat hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel hasil pengamatan
No. Pengujian Berat mencit Waktu pengamatan
5 menit 10 menit 15 menit
1. CMC 1% kontrol negatif 28,07 gram Biru ringan Biru terang Biru gelap
2. Infusa daun jambu biji
80%
29,81 gram Berwarna
biru terang
Sedikit
berwarna
biru
Sedikit
berwarna biru
3. Cetirizine kontrol positif 27,80 gram Biru gelap Biru terang Tidak
berwarna
BAB V
PEMBAHASAN
Histamin dan serotonin didapatkan pada banyak jaringan, memiliki efek fisiologis dan
patologis yang kompleks melalui berbagai tipe reseptor, dan seringkali dilepaskan setempat.
Histamin bekerja dengan menduduki reseptor tertentu pada sel yang terdapat pada permukaan
membran.
Antihistamin adalah zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin yang
berlebihan di dalam tubuh dengan jalan memblok reseptornya.
Dalam praktikum pertama-tama dibuat infusa daun jambu biji sebagai kontrol
menggunakan penangas air, danina sensi 1 gram yang dilarutkan dalam 100 mili air panas serta
suspensi obat cetirizin yang dihitung konversinya terlebih dahulu, selanjutnya dilakukan
perlakuan pada hewan uji mencit, setelah dilakukan perlakuan disuntikkan 0,05 ml putih telur +
NaCl pada subkutan untuk induksi pada masing-masing mencit. Mencit 1 sebagai kontrol
negatif, mencet2 sebagai kontrol positif (obat), dan mencit 3 sebagai kontrol untuk tanaman
herba, setelah diinduksi masing-masing diberikan metilen blue sebanyak 0,2 ml pada masing-
masing menjadi berikan interval waktu selama 5 menit dan diberikan secara oral sampel obat,
Na CMC dan infusa daun jambu biji. Diamati selama 15 menit.
Tujuan dari praktikum adalah untuk mengetahui efek antihistamin yang diberikan pada
hewan uji, setelah diberikan penginduksi yang bertujuan untuk memberikan alergi pada hewan
uji tersebut juga disusul dengan memberikan antihistamin untuk memiliki efek antihistamin
tersebut pada hewan uji mencit.
Pada mencit 1 (kontrol negatif) diberikan NaCl 1% pada 5 menit tubuh mencit berwarna
biru terang berarti alergi ringan selanjutnya pada menit 10 alergi masih ringan pada menit 15
berubah menjadi biru gelap alergi Barat atau semakin parah dan tidak mengandung
antihistamin. Jadi alergi yang terjadi pada meja semakin parah.
Pada mencit 2 (kontrol positif) diberikan antihistamin Cetirizine pada 5 menit berwarna
biru gelap yang berat alergi berat atau parah pada 10 menit biru terang alergi semakin ringan
dan pada 15 menit tidak berwarna artinya sudut tidak mengalami alergi pada sampel obat-
obatan sistem ini sangat bagus karena pada dasarnya mengandung vitamin AH1 sebagai anti
alergi.
Pada mencit 3 (infusa daun jambu biji) diberikan kepada mencit pada waktu 5 menit warna
biru terang alergi ringan dan pada menit 10 sedikit warna biru alergi ringan begitupun pada
menit 15, sampel infused tidak memiliki efek yang baik karena seperti yang telah kita ketahui
dalam satu tanaman herba banyak metabolisme sekunder zat aktif yang terkandung di
dalamnya, tidak seperti obat kimia pada umumnya yang hanya memiliki satu zat aktif
didalamnya.
Adapun faktor kesalahan yang terjadi pada saat praktikum yaitu :
1. Adanya kesalahan pada saat penimbangan bahan
2. Bahan yang digunakan sudah kadaluarsa
3. Alat yang digunakan tidak bersih
4. Adanya kontaminasiadanya kontaminasi
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam praktikum dapat disimpulkan bahwa sampel obat memiliki efek antihistamin yang
baik, pada hewan uji mencit dibandingkan dengan infusa daun jambu biji dari na-cmc hal ini
dikarenakan sampai obat tetes memiliki zat antihistamin dan infusa memiliki banyak zat yang
terkandung di dalamnya dan bukan hanya satuan vitamin saja. Hal ini yang menyebabkan infusa
daun jambu biji tidak begitu efektif dan pada Na CMC tidak memiliki efek antihistamin sama
sekali.
B. Saran
Bimbingan dari instruktur labolatorium masih sangat dibutuhkan, agar dalam praktikum
kesalahan dapat dihindari.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar Budi. 2010. Tumbuhan dengan kandungan senyawa aktif yang berpotensi
sebagai bahan antifertilitas. Jakarta : adabia press.
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : Dirjen POM
Gun Gunawan Sulistia. 2016. Farmakologi dan terapeutik. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Hoan Tjay, Tan dan Kirana rahardja. 2007. Obat-obat penting. Jakarta : PT Elex Media
komputindo.
Kasim Fauzi. 2017. ISO. Jakarta : PT. ISFI
Lee, joycel L. 1996. Pendekatan proses keperawatan. Jakarta : EGC.
Michael Jackson. Neal. 2006. Farmakologi medis. Jakarta : Erlangga.
Staf pengajar Departemen farmakologi. 2008. Farmakologi. Jakarta : EGC.
Sutrisna, EM. 2016. Herbal medicine. Surakarta : Muhammadiyah University press.
Tim MGMP Pati. 2015. Farmakologi jilid III. Yogyakarta : Dee publish.
SKEMA KERJA
Di siapkan alat dan bahan
Dilakukan perlakuan pada hewan uji
Dibuat infusa daun jambu biji 80% dan suspensi obat dengan Na CMC 1%
Mencet disuntik dengan albumin sebanyak 0,05 ml sebagai penginduksi ditambahkan NaCl
Disuntikkan methylene blue sebanyak 0,2 ml pada masing-masing mencit
Diberikan secara oral sampel obat, Na CMC dan infusa daun jambu biji kepada masing-masing
mencit.
Diamati dengan interval waktu 5 menit selama 15 menit
Dicatat hasil pengamatan

More Related Content

What's hot

Laporan farmasi fisika rheologi
Laporan farmasi fisika rheologiLaporan farmasi fisika rheologi
Laporan farmasi fisika rheologi
Mina Audina
 
TABLET
TABLETTABLET
Laporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksiLaporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksi
Ade Irma Suryani
 
Iodatometri kel 11 a
Iodatometri kel 11 aIodatometri kel 11 a
Iodatometri kel 11 a
WTikaL
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
Dwi Andriani
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
She'renz Angelique
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
Dokter Tekno
 
Sediaan Suspensi
Sediaan SuspensiSediaan Suspensi
Sediaan Suspensi
Akfar ikifa
 
Identifikasi aldehid dan keton
Identifikasi aldehid dan ketonIdentifikasi aldehid dan keton
Identifikasi aldehid dan keton
Deska Vrayoga Fauzi Aditama II
 
Jenis Reaksi Kimia
Jenis Reaksi KimiaJenis Reaksi Kimia
Jenis Reaksi Kimia
Abulkhair Abdullah
 
Titrasi redoks
Titrasi redoksTitrasi redoks
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Meiseti Awan
 
EKSTRAKSI
EKSTRAKSIEKSTRAKSI
EKSTRAKSI
Rolly Scavengers
 
Isolasi Piperin
Isolasi PiperinIsolasi Piperin
Isolasi Piperin
ershahasan
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
qlp
 
Iodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetriIodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetri
Stikes BTH Tasikmalaya
 
2.kelarutan
2.kelarutan2.kelarutan
2.kelarutan
Cweh Imitasi
 
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
irmalawai
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
Ridha Faturachmi
 
Penanganan hewan coba
Penanganan hewan cobaPenanganan hewan coba
Penanganan hewan coba
Ade Irma Suryani
 

What's hot (20)

Laporan farmasi fisika rheologi
Laporan farmasi fisika rheologiLaporan farmasi fisika rheologi
Laporan farmasi fisika rheologi
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Laporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksiLaporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksi
 
Iodatometri kel 11 a
Iodatometri kel 11 aIodatometri kel 11 a
Iodatometri kel 11 a
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Sediaan Suspensi
Sediaan SuspensiSediaan Suspensi
Sediaan Suspensi
 
Identifikasi aldehid dan keton
Identifikasi aldehid dan ketonIdentifikasi aldehid dan keton
Identifikasi aldehid dan keton
 
Jenis Reaksi Kimia
Jenis Reaksi KimiaJenis Reaksi Kimia
Jenis Reaksi Kimia
 
Titrasi redoks
Titrasi redoksTitrasi redoks
Titrasi redoks
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
 
EKSTRAKSI
EKSTRAKSIEKSTRAKSI
EKSTRAKSI
 
Isolasi Piperin
Isolasi PiperinIsolasi Piperin
Isolasi Piperin
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
Iodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetriIodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetri
 
2.kelarutan
2.kelarutan2.kelarutan
2.kelarutan
 
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Penanganan hewan coba
Penanganan hewan cobaPenanganan hewan coba
Penanganan hewan coba
 

Similar to Antihistamin FARMAKOLOGI 2 AKADEMI FARMASI SANDI KARSA MAKASSAR

Obat antihistamin dan abat
Obat antihistamin dan abatObat antihistamin dan abat
Obat antihistamin dan abat
Operator Warnet Vast Raha
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
yannasti85
 
Praktikum farmakologi antiinflamasi
Praktikum farmakologi antiinflamasiPraktikum farmakologi antiinflamasi
Praktikum farmakologi antiinflamasi
Siska Hermawati
 
Cover
CoverCover
Obat antihistamin
Obat antihistaminObat antihistamin
Obat antihistamin
Operator Warnet Vast Raha
 
Praktikum v
Praktikum vPraktikum v
Praktikum v
Dilla Novita
 
Antidotum.pptx
Antidotum.pptxAntidotum.pptx
Antidotum.pptx
Mau Maulana
 
Chlorpheniramine Maleate - Kelompok 1 - 3A.pptx
Chlorpheniramine Maleate - Kelompok 1 - 3A.pptxChlorpheniramine Maleate - Kelompok 1 - 3A.pptx
Chlorpheniramine Maleate - Kelompok 1 - 3A.pptx
lila815029
 
TA ANTIINFLAMASI.pptx
TA ANTIINFLAMASI.pptxTA ANTIINFLAMASI.pptx
TA ANTIINFLAMASI.pptx
fahiraalvida
 
Laporan praktikum saliva
Laporan praktikum salivaLaporan praktikum saliva
Laporan praktikum saliva
widhariyani2317
 
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertamaAcuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
siswanto19
 
FARMAKOLOGI ANTI HISTAMIN DAN KEMOTERAPI PARASIT
FARMAKOLOGI ANTI HISTAMIN DAN KEMOTERAPI PARASITFARMAKOLOGI ANTI HISTAMIN DAN KEMOTERAPI PARASIT
FARMAKOLOGI ANTI HISTAMIN DAN KEMOTERAPI PARASIT
Vhiyyae ChokkiCokiie
 
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptxUPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
dyana55
 
Resume Jurnal Antiinflamasi.pdf
Resume Jurnal Antiinflamasi.pdfResume Jurnal Antiinflamasi.pdf
Resume Jurnal Antiinflamasi.pdf
BrilianSaputra
 
laporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencitlaporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencit
Irpandi Uciha
 
Ka emi
Ka emiKa emi
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptxPPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
ssuser8cafc5
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
FatimaZalamatulInzan
 

Similar to Antihistamin FARMAKOLOGI 2 AKADEMI FARMASI SANDI KARSA MAKASSAR (20)

Obat antihistamin dan abat
Obat antihistamin dan abatObat antihistamin dan abat
Obat antihistamin dan abat
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Praktikum farmakologi antiinflamasi
Praktikum farmakologi antiinflamasiPraktikum farmakologi antiinflamasi
Praktikum farmakologi antiinflamasi
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Obat antihistamin
Obat antihistaminObat antihistamin
Obat antihistamin
 
Praktikum v
Praktikum vPraktikum v
Praktikum v
 
Makalah kimia organik ii
Makalah kimia organik iiMakalah kimia organik ii
Makalah kimia organik ii
 
Antidotum.pptx
Antidotum.pptxAntidotum.pptx
Antidotum.pptx
 
Chlorpheniramine Maleate - Kelompok 1 - 3A.pptx
Chlorpheniramine Maleate - Kelompok 1 - 3A.pptxChlorpheniramine Maleate - Kelompok 1 - 3A.pptx
Chlorpheniramine Maleate - Kelompok 1 - 3A.pptx
 
TA ANTIINFLAMASI.pptx
TA ANTIINFLAMASI.pptxTA ANTIINFLAMASI.pptx
TA ANTIINFLAMASI.pptx
 
Laporan praktikum saliva
Laporan praktikum salivaLaporan praktikum saliva
Laporan praktikum saliva
 
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertamaAcuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
 
FARMAKOLOGI ANTI HISTAMIN DAN KEMOTERAPI PARASIT
FARMAKOLOGI ANTI HISTAMIN DAN KEMOTERAPI PARASITFARMAKOLOGI ANTI HISTAMIN DAN KEMOTERAPI PARASIT
FARMAKOLOGI ANTI HISTAMIN DAN KEMOTERAPI PARASIT
 
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptxUPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
 
Resume Jurnal Antiinflamasi.pdf
Resume Jurnal Antiinflamasi.pdfResume Jurnal Antiinflamasi.pdf
Resume Jurnal Antiinflamasi.pdf
 
laporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencitlaporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencit
 
Ka emi
Ka emiKa emi
Ka emi
 
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptxPPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 

Recently uploaded

Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 

Recently uploaded (20)

Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 

Antihistamin FARMAKOLOGI 2 AKADEMI FARMASI SANDI KARSA MAKASSAR

  • 1. LABORATORIUM FARMAKOLOGI II AKADEMI FARMASI SANDI KARSA MAKASSAR PERCOBAAN III "ANTI HISTAMIN" OLEH : NAMA : IRMA LAWAI NIM : F-17054 KELAS : II.B AKADEMI FARMASI SANDI KARSA MAKASSAR 2018
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari efek-efek dari senyawa kimia pada jaringan hidup (Lee, joycel. 1996). Antihistamin adalah obat yang mengatakan histamin pada reseptor H1 sehingga disebut juga antagonis reseptor H1. Secara farmakologis, antihistamin dikatakan bekerja secara antagonis kompetitif yang reversible pada reseptor H1 sehingga dapat menghambat kerja stamin pada reseptor tersebut, tetapi tidak membeli pelepasan histamin (Staf pengajar Departemen farmakologi. 2008). Antihistamin atau penghambat H1, bersaing dengan histamin untuk menduduki reseptor, sehingga menghambat respon histamin. Penghambat H1 disebut juga antagonis histamin. Ada dua tipe reseptor histamin, H1 dan H2, keduanya menyebabkan Respon yang berbeda. Bila H1 dirangsang, otot-otot yang melapisi rongga hidung, akan berkontraksi. Pada perangsang H2, terjadi peningkatan sekresi gastrik, yang menyebabkan terjadinya tukak lambung (Lee, Joyce L. 1996). Farmakologi mempunyai keterkaitan khusus dengan Farmasi yaitu ilmu mengenai cara membuat, memformulasi, menyimpan, dan menyediakan obat ( farmakologi dan terapi. 2016).
  • 3. B. Maksud, Tujuan, dan prinsip prinsip percobaan 1. Maksud percobaan Untuk mengetahui dan memahami efek pemberian obat antihistamin pada hewan percobaan mencit (Mus musculus). 2. Tujuan percobaan a. Mengetahui efek dari pemberian obat antihistamin b. Mengetahui efek dari pemberian infusa daun jambu biji sebagai obat herbal antihistamin. 3. Prinsip percobaan Membuat suspensi obat Cetirizine dan na CMC sebagai kontrol positif dan infusa daun jambu biji dengan pemberian secara oral pada hewan uji mencit yang telah di induksi dan diamati efek antihistaminnya.
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Ringkas Antihistamin adalah zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin yang berlebihan di dalam tubuh, dengan jalan memblok reseptornya. Atas dasar jenis reseptor histamin, dibedakan 2 macam antihistaminika, yaitu : 1. Antihistaminika H1 (H1 blocker) Zat ini menekan reseptor H1 dengan efek terhadap penciutan bronchi, usus dan uterus, terhadap ujung saraf dan untuk sebagian terhadap sistem pembuluh darah (vasodilatasi dan
  • 5. naiknya permeabilitas). Kebanyakan antihistamin termasuk kelompok ini. Selain daya antihistaminika, obat-obat Ini kebanyakan memiliki khasiat lain yaitu antikolinergik, menekan dan beberapa di antaranya antiserotonin dan lokal anestesi. Berdasarkan efek tersebut, berdasarkan efek tersebut anti stiami nikah ini banyak digunakan untuk mengatasi bermacam-macam gangguan, antara lain asma yang bersifat alergi (Tim MGMP Pati. 2015). 2. Antihistaminika H2 (H2 blocker) Menekan reseptor H2 dengan Efi terhadap hipersekresi asam klorida dan untuk sebagian terhadap vasodilatasi dan turunannya tekanan darah. Obat yang termasuk golongan ini adalah Simetidin dan Ranitidin. a. Penggolongan Antihistamin Menurut struktur kimianya antihistaminika dapat dibagi dalam beberapa kelompok : 1. Turunan etanol amin (X=O) Meliputi difenhidramin, dimenhidrinat, klorphenoksamin, carbinoxamin dan phenyltoloxamine. Kelompok ini memiliki daya kerja seperti atropin dan bekerja terhadap SSP (sedative). 2. Turunan etilendiamin (X=N) Di antaranya antazolin, tripelamin, klemizol dan Mepirin. Kelompok ini umumnya memiliki daya sedatif lemah.
  • 6. 3. Turunan propilamin (X=C) Diantaranya pheniramine, chlorpheniramine, brompheniramine dan triprolidine. Kelompok ini memiliki daya antihistaminika kuat. 4. Turunan piperazin Meliputi siklizin, meklozin, homoklorsiklizin, sinarizin, flunarizine, umumnya bersifat long acting. 5. Turunan Fenotizin Meliputi promethazine, Tuazinamidum, oxomemazine, Metdilazin. Efek antihistamin dan antikolinergik tidak begitu kuat, berdaya neuroleptik kuat sehingga digunakan pada keadaan psikologis karena juga berefek meredakan batuk, maka sering digunakan dalam obat batuk (TIM MGMP Pati. 2015). 6. Turunan trisiklik lainnya Meliputi siproheptadin, Azatadin, pizotofen. Mempunyai daya antiserotonin kuat dan menstimulir nafsu makan, maka banyak digunakan untuk stimulan nafsu makan. 7. Zat-zat non sedatif Yaitu terfenadin dan astemizol. Memiliki daya antihistaminika tanpa efek sedative. 8. Golongan sisa
  • 7. Yaitu mebhydroline, dimetinden, difenilpiralin (TIM MGMP Pati. 2015). B. Uraian Bahan 1. Air suling (FI edisi III hal 96) Nama resmi : AQUA DESTILLATA Nama lain : Aquades, air suling Rumus molekul : H2O Berat molekul : 18,02 Pemerian : cairan jernih ; tidak berwarna ; tidak berbau ; tidak mempunyai rasa. Penyimpan : Dalam wadah tertutup baik
  • 8. Kegunaan : Pelarut 2. Natrium Klorida (FI edisi III hal 403) Nama resmi : NATRII CHLORIDUM Nama lain : Natrium klorida Rumus molekul : NaCl Berat molekul : 58,43 Pemerian : Hablur hexahedral tidak berwarna atau serbuk hablur putih ; tidak berbau rasa asin. Penyimpan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Penginduksi C. Uraian Sampel 1. Klasifikasi tanaman jambu biji Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Magrolioptida Ordo : Myrtales Famili : Myetaceae Genus : Psidium Spesies : Psidium guajava L.
  • 9. Morfologi : Tumbuhan berbatang keras/kayu warna coklat muda, dikotom, daun bertangkai, bertulang daun menyirip, berbuah dengan kulit buah dan daging buah berwarna/putih. Biji buah kecil-kecil ( Sutrisna, EM. 2016) 2. Cetirizine Indikasi : Meredakan gejala rhinitis alergi Kontra indikasi : Hipersensitivitas Dosis : Dewasa dan usia 12 tahun keatas : 1 tablet 1 kali sehari (ISO.2017). D. Uraian hewan uji Klasifikasi mencit ( Mus musculus) Phylum : Chirdata Sub phylum : Vertebrata Class : Mammalia Ordo : Rodentia Famili : Muridae Genus : Mus Spesies : Mus musculus
  • 10. Morfologi : Mencit (Mus musculus L.) Memiliki ciri-ciri berupa bentuk tubuh kecil, berwarna putih, memiliki siklus estrus teratur yaitu 4 sampai 5 hari. Kondisi ruang untuk pemeliharaan mencit (Mus musculus L.) Harus senantiasa bersih, kering dan jauh dari kebisingan. Suhu ruang pemeliharaan juga harus dijaga kelestariannya antara 18-19°C serta kelembaban udara antara 30-70% (Akbar, budhi. 2010). BAB III METODE KERJA A. Alat dan Bahan 1. Alat yang digunakan Alat yang digunakan yaitu batang pengaduk, gelas kimia, gunting, kanula, penangas air, spoit, stopwatch dan timbangan. 2. Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan yaitu aquades (H2O), Cetirizine (C12H27C13N2O3), infusa daun jambu biji (psidium guajava), methylene blue, natrium klorida (NaCl), dan ovalbumin (putih telur).
  • 11. B. Cara kerja 1. Di siapkan alat dan bahan 2. Dilakukan perlakuan pada hewan uji 3. Dibuat infusa daun jambu biji 80% dan suspensi obat dengan na CMC 1%. 4. Mencet disuntik dengan oral bumi sebanyak 0,05 mili sebagai penginduksi ditambahkan NaCl. 5. Disuntikkan metilen blue sebanyak 0,2 ml pada masing-masing mencit. 6. Diberikan secara oral sampel obat, NaCl dan infusa daun jambu biji kepada masing- masing mencit. 7. Diamati dengan interval waktu 5 menit selama 15 menit.
  • 12. 8. Dicatat hasil pengamatan. BAB IV HASIL PENGAMATAN A. Tabel hasil pengamatan No. Pengujian Berat mencit Waktu pengamatan 5 menit 10 menit 15 menit 1. CMC 1% kontrol negatif 28,07 gram Biru ringan Biru terang Biru gelap 2. Infusa daun jambu biji 80% 29,81 gram Berwarna biru terang Sedikit berwarna biru Sedikit berwarna biru 3. Cetirizine kontrol positif 27,80 gram Biru gelap Biru terang Tidak berwarna
  • 13. BAB V PEMBAHASAN Histamin dan serotonin didapatkan pada banyak jaringan, memiliki efek fisiologis dan patologis yang kompleks melalui berbagai tipe reseptor, dan seringkali dilepaskan setempat. Histamin bekerja dengan menduduki reseptor tertentu pada sel yang terdapat pada permukaan membran. Antihistamin adalah zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin yang berlebihan di dalam tubuh dengan jalan memblok reseptornya. Dalam praktikum pertama-tama dibuat infusa daun jambu biji sebagai kontrol menggunakan penangas air, danina sensi 1 gram yang dilarutkan dalam 100 mili air panas serta suspensi obat cetirizin yang dihitung konversinya terlebih dahulu, selanjutnya dilakukan perlakuan pada hewan uji mencit, setelah dilakukan perlakuan disuntikkan 0,05 ml putih telur + NaCl pada subkutan untuk induksi pada masing-masing mencit. Mencit 1 sebagai kontrol
  • 14. negatif, mencet2 sebagai kontrol positif (obat), dan mencit 3 sebagai kontrol untuk tanaman herba, setelah diinduksi masing-masing diberikan metilen blue sebanyak 0,2 ml pada masing- masing menjadi berikan interval waktu selama 5 menit dan diberikan secara oral sampel obat, Na CMC dan infusa daun jambu biji. Diamati selama 15 menit. Tujuan dari praktikum adalah untuk mengetahui efek antihistamin yang diberikan pada hewan uji, setelah diberikan penginduksi yang bertujuan untuk memberikan alergi pada hewan uji tersebut juga disusul dengan memberikan antihistamin untuk memiliki efek antihistamin tersebut pada hewan uji mencit. Pada mencit 1 (kontrol negatif) diberikan NaCl 1% pada 5 menit tubuh mencit berwarna biru terang berarti alergi ringan selanjutnya pada menit 10 alergi masih ringan pada menit 15 berubah menjadi biru gelap alergi Barat atau semakin parah dan tidak mengandung antihistamin. Jadi alergi yang terjadi pada meja semakin parah. Pada mencit 2 (kontrol positif) diberikan antihistamin Cetirizine pada 5 menit berwarna biru gelap yang berat alergi berat atau parah pada 10 menit biru terang alergi semakin ringan dan pada 15 menit tidak berwarna artinya sudut tidak mengalami alergi pada sampel obat- obatan sistem ini sangat bagus karena pada dasarnya mengandung vitamin AH1 sebagai anti alergi. Pada mencit 3 (infusa daun jambu biji) diberikan kepada mencit pada waktu 5 menit warna biru terang alergi ringan dan pada menit 10 sedikit warna biru alergi ringan begitupun pada menit 15, sampel infused tidak memiliki efek yang baik karena seperti yang telah kita ketahui dalam satu tanaman herba banyak metabolisme sekunder zat aktif yang terkandung di dalamnya, tidak seperti obat kimia pada umumnya yang hanya memiliki satu zat aktif didalamnya. Adapun faktor kesalahan yang terjadi pada saat praktikum yaitu :
  • 15. 1. Adanya kesalahan pada saat penimbangan bahan 2. Bahan yang digunakan sudah kadaluarsa 3. Alat yang digunakan tidak bersih 4. Adanya kontaminasiadanya kontaminasi BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dalam praktikum dapat disimpulkan bahwa sampel obat memiliki efek antihistamin yang baik, pada hewan uji mencit dibandingkan dengan infusa daun jambu biji dari na-cmc hal ini dikarenakan sampai obat tetes memiliki zat antihistamin dan infusa memiliki banyak zat yang terkandung di dalamnya dan bukan hanya satuan vitamin saja. Hal ini yang menyebabkan infusa daun jambu biji tidak begitu efektif dan pada Na CMC tidak memiliki efek antihistamin sama sekali. B. Saran Bimbingan dari instruktur labolatorium masih sangat dibutuhkan, agar dalam praktikum kesalahan dapat dihindari.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Akbar Budi. 2010. Tumbuhan dengan kandungan senyawa aktif yang berpotensi sebagai bahan antifertilitas. Jakarta : adabia press. Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : Dirjen POM Gun Gunawan Sulistia. 2016. Farmakologi dan terapeutik. Jakarta : Universitas Indonesia. Hoan Tjay, Tan dan Kirana rahardja. 2007. Obat-obat penting. Jakarta : PT Elex Media komputindo. Kasim Fauzi. 2017. ISO. Jakarta : PT. ISFI Lee, joycel L. 1996. Pendekatan proses keperawatan. Jakarta : EGC. Michael Jackson. Neal. 2006. Farmakologi medis. Jakarta : Erlangga.
  • 17. Staf pengajar Departemen farmakologi. 2008. Farmakologi. Jakarta : EGC. Sutrisna, EM. 2016. Herbal medicine. Surakarta : Muhammadiyah University press. Tim MGMP Pati. 2015. Farmakologi jilid III. Yogyakarta : Dee publish. SKEMA KERJA Di siapkan alat dan bahan Dilakukan perlakuan pada hewan uji Dibuat infusa daun jambu biji 80% dan suspensi obat dengan Na CMC 1% Mencet disuntik dengan albumin sebanyak 0,05 ml sebagai penginduksi ditambahkan NaCl Disuntikkan methylene blue sebanyak 0,2 ml pada masing-masing mencit
  • 18. Diberikan secara oral sampel obat, Na CMC dan infusa daun jambu biji kepada masing-masing mencit. Diamati dengan interval waktu 5 menit selama 15 menit Dicatat hasil pengamatan