PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN DAN KEBERHASILAN TERAPI DI BP SENTRA MEDIKA LEBAKSIU TEGAL
Peran Homepharmacycare pada pasien diabetes mellitus tipe II di Bp Sentra Medika Lebaksiu Tegal berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan dan keberhasilan terapi. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah pasien yang patuh dan berhasil dalam pengobatan, masing-masing sebanyak 20 pasien (57%), setelah menerima intervensi berupa edukasi kesehatan dan konseling di rumah."
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Aji Wibowo
Diperlukan penelitian untuk mengetahui apakah pemberian kombinasi konseling dan alat bantu pengingat pengobatan akan berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat serta outcome kliniknya. Pendekatan eksperimental pretest-posttest design dilakukan pada bulan Februari 2019 - Mei 2019. Populasi sampel penelitian adalah pasien Prolanis di Puskesmas Kembaran I, Purwokerto Timur II dan Sumbang I. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi 66 pasien DM tipe 2 dan 72 pasien hipertensi.
Penentuan kelompok pretest-posttest secara simple random sampling. Instrument kepatuhan menggunakan MARS, SOP konseling dan alat bantu pengingat pengobatan sesuai standar pedoman konseling kefarmasian.
Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...Aji Wibowo
Swamedikasi yang sering dilakukan pada anak di antaranya yaitu batuk, pilek, flu, dan kongesti nasal sebanyak (17,2%), demam (15%), sakit kepala (14%), diare dan nyeri pada perut sebanyak (9%). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hanya 0.4% caregiver anak umur 4-6 tahun di Kabupeten
Banyumas tepat dalam melakukan swamedikasi demam pada anak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan dengan metode Community Based Interactive Approach (CBIA) dan metode Focus Group Discussion (FGD) dalam meningkatkan pengetahuan dan ketepatan caregiver dalam upaya swamedikasi demam pada anak dengan metode penelitian rancangan eksperimen
semu dengan menggunakan kelompok kontrol non acak desain posttest pretest. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna secara statistik pengetahuan antara sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan metode FGD maupun CBIA dengan nilai significancy pada kelompok FGD yaitu 0.000 (p < 0.05) dan untuk kelompok CBIA yaitu 0.002 (p < 0.05), sedangkan untuk ketepatan sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan dengan metode FGD maupun CBIA didapat tidak adanya perbedaan bermakna secara statistik dengan nilai significancy ketepatan untuk kelompok FGD yaitu 1.000 (p > 0.05) dan untuk kelompok CBIA yaitu 1.000 (p > 0.05). Hasil dari uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa diperoleh nilai significancy 0.012 (p < 0.05), dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok FGD dengan kelompok CBIA. Rerata selisih skor pada kelompok FGD (2.45) lebih besar dibandingkan dengan CBIA (0.96). Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode FGD lebih baik dalam meningkatkan pengetahuan dibandingkan dengan metode CBIA walaupun keduanya sama-sama mengalami peningkatan. Hasil uji Fisher’s Exact menunjukkan bahwa
diperoleh nilai significancy 1.000. Hasil analisis statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa berdasarkan perhitungan statistik tidak terdapat perbedaan bermakna antara metode FGD maupun metode CBIA dalam meningkatkan ketepatan responden dalam swamedikasi demam pada anak.
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...Aji Wibowo
Diabetes Melitus (DM) dianggap sebagai “ibu” segala penyakit karena banyaknya komplikasi yang ditimbulkan. Mengetahui dan mengukur kepatuhan pengobatan dimungkinkan berpengaruh lebih besar pada pasien DM. Beberapa penelitian di Indonesia menggunakan skala kuesioner untuk mengukur kepatuhan namun tidak melakukan validasi terhadap populasi penelitiannya, sehingga masih ditemukan anomali analisis korelasi antara kepatuhan dan data kliniknya walaupun diukur pada negara dan skala yang sama. Penelitian ini mengukur tingkat kepatuhan minum obat pasien DM tipe 2, uji validitas skala pengukuran kepatuhan, dan analisis
korelasinya terhadap outcome klinik pasien diabetes tipe 2 di empat Puskesmas wilayah Kab. Banyumas. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional pada pasien DM tipe 2 Prolanis, periode Januari sampai April 2020. Pengukuran kepatuhan dilakukan menggunakan MARS-10, metode terjemahan backward-forward lalu dilanjutkan validasi konten dan internal. Outcome klinik didasarkan pada pengukuran glukosa darah puasa. Hasil analisis index Gregory MARS-10 menunjukkan validitas konten pada kategori tinggi (IG ≥ 0,8). Validitas isi menunjukan hasil 9 pertanyaan bernilai r hitung > r tabel (n=30, r tabel = 0,361).
STUDI PROSPEKTIF POTENSI INTERAKSI OBAT GOLONGAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIA...Aji Wibowo
Dilaporkan bahwa kejadian interaksi obat lebih banyak terjadi pada pasien dewasa, sedangkan laporan mengenai kejadian interaksi obat pada pasien anak masih sedikit. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui potensi interaksi obat golongan antibiotik yang terjadi pada resep pasien pediatri di Rumah Sakit Ananda, Purwokerto. Penelitian dilakukan secara deskriptif noneksperimental dengan pengambilan data prospektif dilakukan pada data rekam medik dan resep pasien pediatri pada bulan Februari – April 2018.
PENGARUH SISTEM MANAJEMEN ISO 9001:2008 TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI P...Aji Wibowo
Sertifikasi ISO 9001 diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di puskesmas. Dalam rangka untuk
memastikan penerapan sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di puskesmas kabupaten Sleman khususnya pada pelayanan kefarmasian, maka diperlukan suatu pengukuran khusus pada pelayanan kefarmasian di puskesmas Kabupaten Sleman yang sudah dan yang belum menerapkan ISO 9001:2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengaruh sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kabupaten Sleman yang sudah dan belum menerapkan ISO 9001:2008.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...Aji Wibowo
Berbagai studi telah menemukan penggunaan antibiotik pada pasien bedah sering kali tidak sesuai dengan standarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik profilaksis yang digunakan pada pasien bedah sesar dan mengobservasi outcome terapi antibiotik profilaksis pada pasien bedah sesar. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif observasional menggunakan data retrospektif berupa rekam medik pasien bedah sesar periode Agustus 2016 – Agustus 2018. Data diolah secara deskriptif nonanalitik meliputi jenis antibiotik yang digunakan, dosis yang digunakan, rute pemberian, dan waktu
pemberian.
Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...Aji Wibowo
Konsumsi obat tersebut dapat terdistribusi ke ASI yang mengganggu proses menyusui. Oleh karena itu penggunaannya perlu diperhatikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan analgesik pada ibu pasca melahirkan yang meliputi penggunaan obat analgesik, intensitas nyeri pada pasien pasca melahirkan, dan efektivitas obat analgesik pada pasien pasca melahirkan di RSU Bunda Purwokerto periode Januari-Maret 2019. Penelitian ini merupakan penelitian
noneksperimental dengan desain penelitian deskriptif observasional. Pengambilan data secara prospektif dengan sumber data penelitian yang digunakan yaitu hasil rekam
medik dan penilaian nyeri menggunakan Visual Analog Scale.
Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...Aji Wibowo
Penggunaan obat off-label pada pasien obstetri-ginekologi memerlukan kewaspadaan karena berisiko tinggi bagi kehamilan. Meskipun masih terjadi perdebatan, data profil penggunaannya pada praktik klinik masih kurang. Penelitian ini
bertujuan untuk mengobservasi penggunaan obat off-label pada pasien obstetri dan ginekologi di rumah sakit swasta, khususnya
obat Misoprostol. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif observasional terhadap data rekam medis rumah sakit.
Pengambilan data penelitian secara retrospektif di RSU Bunda (RS X) periode Juli 2017 – Desember 2017 dan RS Sinar Kasih
(RS Y) periode Januari 2018 – Desember 2018. Jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus Slovin, dengan teknik sampling
systematic random sampling di RS X dan total sampling di RS Y.
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Aji Wibowo
Diperlukan penelitian untuk mengetahui apakah pemberian kombinasi konseling dan alat bantu pengingat pengobatan akan berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat serta outcome kliniknya. Pendekatan eksperimental pretest-posttest design dilakukan pada bulan Februari 2019 - Mei 2019. Populasi sampel penelitian adalah pasien Prolanis di Puskesmas Kembaran I, Purwokerto Timur II dan Sumbang I. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi 66 pasien DM tipe 2 dan 72 pasien hipertensi.
Penentuan kelompok pretest-posttest secara simple random sampling. Instrument kepatuhan menggunakan MARS, SOP konseling dan alat bantu pengingat pengobatan sesuai standar pedoman konseling kefarmasian.
Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...Aji Wibowo
Swamedikasi yang sering dilakukan pada anak di antaranya yaitu batuk, pilek, flu, dan kongesti nasal sebanyak (17,2%), demam (15%), sakit kepala (14%), diare dan nyeri pada perut sebanyak (9%). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hanya 0.4% caregiver anak umur 4-6 tahun di Kabupeten
Banyumas tepat dalam melakukan swamedikasi demam pada anak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan dengan metode Community Based Interactive Approach (CBIA) dan metode Focus Group Discussion (FGD) dalam meningkatkan pengetahuan dan ketepatan caregiver dalam upaya swamedikasi demam pada anak dengan metode penelitian rancangan eksperimen
semu dengan menggunakan kelompok kontrol non acak desain posttest pretest. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna secara statistik pengetahuan antara sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan metode FGD maupun CBIA dengan nilai significancy pada kelompok FGD yaitu 0.000 (p < 0.05) dan untuk kelompok CBIA yaitu 0.002 (p < 0.05), sedangkan untuk ketepatan sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan dengan metode FGD maupun CBIA didapat tidak adanya perbedaan bermakna secara statistik dengan nilai significancy ketepatan untuk kelompok FGD yaitu 1.000 (p > 0.05) dan untuk kelompok CBIA yaitu 1.000 (p > 0.05). Hasil dari uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa diperoleh nilai significancy 0.012 (p < 0.05), dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok FGD dengan kelompok CBIA. Rerata selisih skor pada kelompok FGD (2.45) lebih besar dibandingkan dengan CBIA (0.96). Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode FGD lebih baik dalam meningkatkan pengetahuan dibandingkan dengan metode CBIA walaupun keduanya sama-sama mengalami peningkatan. Hasil uji Fisher’s Exact menunjukkan bahwa
diperoleh nilai significancy 1.000. Hasil analisis statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa berdasarkan perhitungan statistik tidak terdapat perbedaan bermakna antara metode FGD maupun metode CBIA dalam meningkatkan ketepatan responden dalam swamedikasi demam pada anak.
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...Aji Wibowo
Diabetes Melitus (DM) dianggap sebagai “ibu” segala penyakit karena banyaknya komplikasi yang ditimbulkan. Mengetahui dan mengukur kepatuhan pengobatan dimungkinkan berpengaruh lebih besar pada pasien DM. Beberapa penelitian di Indonesia menggunakan skala kuesioner untuk mengukur kepatuhan namun tidak melakukan validasi terhadap populasi penelitiannya, sehingga masih ditemukan anomali analisis korelasi antara kepatuhan dan data kliniknya walaupun diukur pada negara dan skala yang sama. Penelitian ini mengukur tingkat kepatuhan minum obat pasien DM tipe 2, uji validitas skala pengukuran kepatuhan, dan analisis
korelasinya terhadap outcome klinik pasien diabetes tipe 2 di empat Puskesmas wilayah Kab. Banyumas. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional pada pasien DM tipe 2 Prolanis, periode Januari sampai April 2020. Pengukuran kepatuhan dilakukan menggunakan MARS-10, metode terjemahan backward-forward lalu dilanjutkan validasi konten dan internal. Outcome klinik didasarkan pada pengukuran glukosa darah puasa. Hasil analisis index Gregory MARS-10 menunjukkan validitas konten pada kategori tinggi (IG ≥ 0,8). Validitas isi menunjukan hasil 9 pertanyaan bernilai r hitung > r tabel (n=30, r tabel = 0,361).
STUDI PROSPEKTIF POTENSI INTERAKSI OBAT GOLONGAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIA...Aji Wibowo
Dilaporkan bahwa kejadian interaksi obat lebih banyak terjadi pada pasien dewasa, sedangkan laporan mengenai kejadian interaksi obat pada pasien anak masih sedikit. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui potensi interaksi obat golongan antibiotik yang terjadi pada resep pasien pediatri di Rumah Sakit Ananda, Purwokerto. Penelitian dilakukan secara deskriptif noneksperimental dengan pengambilan data prospektif dilakukan pada data rekam medik dan resep pasien pediatri pada bulan Februari – April 2018.
PENGARUH SISTEM MANAJEMEN ISO 9001:2008 TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI P...Aji Wibowo
Sertifikasi ISO 9001 diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di puskesmas. Dalam rangka untuk
memastikan penerapan sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di puskesmas kabupaten Sleman khususnya pada pelayanan kefarmasian, maka diperlukan suatu pengukuran khusus pada pelayanan kefarmasian di puskesmas Kabupaten Sleman yang sudah dan yang belum menerapkan ISO 9001:2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengaruh sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kabupaten Sleman yang sudah dan belum menerapkan ISO 9001:2008.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...Aji Wibowo
Berbagai studi telah menemukan penggunaan antibiotik pada pasien bedah sering kali tidak sesuai dengan standarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik profilaksis yang digunakan pada pasien bedah sesar dan mengobservasi outcome terapi antibiotik profilaksis pada pasien bedah sesar. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif observasional menggunakan data retrospektif berupa rekam medik pasien bedah sesar periode Agustus 2016 – Agustus 2018. Data diolah secara deskriptif nonanalitik meliputi jenis antibiotik yang digunakan, dosis yang digunakan, rute pemberian, dan waktu
pemberian.
Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...Aji Wibowo
Konsumsi obat tersebut dapat terdistribusi ke ASI yang mengganggu proses menyusui. Oleh karena itu penggunaannya perlu diperhatikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan analgesik pada ibu pasca melahirkan yang meliputi penggunaan obat analgesik, intensitas nyeri pada pasien pasca melahirkan, dan efektivitas obat analgesik pada pasien pasca melahirkan di RSU Bunda Purwokerto periode Januari-Maret 2019. Penelitian ini merupakan penelitian
noneksperimental dengan desain penelitian deskriptif observasional. Pengambilan data secara prospektif dengan sumber data penelitian yang digunakan yaitu hasil rekam
medik dan penilaian nyeri menggunakan Visual Analog Scale.
Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...Aji Wibowo
Penggunaan obat off-label pada pasien obstetri-ginekologi memerlukan kewaspadaan karena berisiko tinggi bagi kehamilan. Meskipun masih terjadi perdebatan, data profil penggunaannya pada praktik klinik masih kurang. Penelitian ini
bertujuan untuk mengobservasi penggunaan obat off-label pada pasien obstetri dan ginekologi di rumah sakit swasta, khususnya
obat Misoprostol. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif observasional terhadap data rekam medis rumah sakit.
Pengambilan data penelitian secara retrospektif di RSU Bunda (RS X) periode Juli 2017 – Desember 2017 dan RS Sinar Kasih
(RS Y) periode Januari 2018 – Desember 2018. Jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus Slovin, dengan teknik sampling
systematic random sampling di RS X dan total sampling di RS Y.
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...Aji Wibowo
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian dan mengevaluasi penatalaksanaan keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif menggunakan data rekam medik pasien Instalasi Gawat
Darurat RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Periode Januari 2012–Desember 2014. Alat ukur yang digunakan adalah buku pedoman penatalaksanaan keracunan yang disusun BPOM RI tahun 2001. Pada periode tersebut ditemukan 117 kasus keracunan dengan angka kematian 0 kasus. Penyebab tertinggi keracunan yakni gigitan ular (69,2%) selain itu ditemukan juga keracunan pestisida, makanan, obat, alkohol, racun tanaman, dan shellfish. Pasien mayoritas adalah laki-laki
(70,1%), usia 28–45 tahun (30,5%), memiliki pendidikan rendah yaitu SD (49,6%) serta tidak memiliki pekerjaan (71,8%). Penatalaksanaan bervariasi antar tiap pasien menggunakan antidotum, antibiotik, antihistamin, analgetik-antipiretik, hemostatic agent, anti infeksi, dan beberapa obat gastrointestinal lainnya.
PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN...Nanang Soleh
PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN HARGA DIRI PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RS BHAYANGKARA TK.I RADEN SAID SUKANTO JAKARTA
Epidemiology nutritional status of hyperlipidemics elderly in indonesia accor...Merlyn Rumthe
Nutritional status of hyperlipidemics elderly in Indonesia according to body mass lndex (study in four Indonesian big cities)
KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN KOMPLIKASI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANG SIANTARTAHUN 2011
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...Aji Wibowo
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian dan mengevaluasi penatalaksanaan keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif menggunakan data rekam medik pasien Instalasi Gawat
Darurat RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Periode Januari 2012–Desember 2014. Alat ukur yang digunakan adalah buku pedoman penatalaksanaan keracunan yang disusun BPOM RI tahun 2001. Pada periode tersebut ditemukan 117 kasus keracunan dengan angka kematian 0 kasus. Penyebab tertinggi keracunan yakni gigitan ular (69,2%) selain itu ditemukan juga keracunan pestisida, makanan, obat, alkohol, racun tanaman, dan shellfish. Pasien mayoritas adalah laki-laki
(70,1%), usia 28–45 tahun (30,5%), memiliki pendidikan rendah yaitu SD (49,6%) serta tidak memiliki pekerjaan (71,8%). Penatalaksanaan bervariasi antar tiap pasien menggunakan antidotum, antibiotik, antihistamin, analgetik-antipiretik, hemostatic agent, anti infeksi, dan beberapa obat gastrointestinal lainnya.
PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN...Nanang Soleh
PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN HARGA DIRI PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RS BHAYANGKARA TK.I RADEN SAID SUKANTO JAKARTA
Epidemiology nutritional status of hyperlipidemics elderly in indonesia accor...Merlyn Rumthe
Nutritional status of hyperlipidemics elderly in Indonesia according to body mass lndex (study in four Indonesian big cities)
KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN KOMPLIKASI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANG SIANTARTAHUN 2011
Evaluasi Literatur : Case Control Study dan Cohort Study
Similar to PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN DAN KEBERHASILAN TERAPI DI BP SENTRA MEDIKA LEBAKSIU TEGAL
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...harnaniknawangsari
Skipsi dengan tema pasien penderita Hipertensi terhadap minum obat. Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam pembuluh nadi (arteri) ketika jantung kita berdetak, lazimnya 60 hingga 70 kali dalam 1 menit pada kondisi istirahat (duduk atau berbaring) darah dipompa menuju dan melalui arteri.tekanan darah paling tinggi terjadi ketika jantung berdetak memompa darah, ini disebut tekanan sistolik. Kepatuhan mengkonsumsi obat penderita hipertensi di Indonesia yang telah mengalami penderita hipertensi selama 1-5 tahun cenderung lebih mematuhi proses mengkonsumsi obat, sedangkan pasien yang telah mengalami hipertensi 6-10 tahun cenderung memiliki kepatuhan mengkonsumsi obat yang lebih buruk karena faktor lama menerita, pekerjaan, jenuh minum obat, kurang dukungan dari keluarga. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan ketidakpatuhan minum obat antara lain pengalaman pengguna obat terhadap efek samping dan kenyamanan obat, terhadap kemanjuran obat atau tingkat kesembuhan yang telah dicapai, komunikasi antara pasien dengan dokter atau apoteker, memberikan sikap yang positif atau negatif bagi pengguna obat, faktor ekonomi, kepercayaan atau persepsi pasien terhadap penyakit dan pengobatannya, faktor kebosanan dalam menggunakan obat terus- menerus akibat lamanya pasien menderita penyakit hipertensi.
PPT hipertensi - dr Rosdianawati puskesmas glugur darat.pptxSitiNurjannah97
ini menceritakan tentang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Dimana Hiper yang artinya berebihan, dan Tensi yang artinya tekanan/tegangan, jadi hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal (Musakkar & Djafar, 2021).
Hipertensi dapat terjadi apabila tekanan darah lebih besar daripada dinding arteri dan pembuluh darah itu sendiri (WHO, 2019). Hipertensi merupakan penyakit yang sering diderita oleh masyarakat baik dari kalangan muda atau lanjut usia, penyakit ini termasuk golongan penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian dan seseorang dapat dikategorikan sebagai hipertensi jika terjadi peningkatan tekanan sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg (Unger et al., 2020). Penyebabnya secara umum dapat terjadi karena dua faktor yaitu faktor internal dan external, faktor internal seperti genetik atau keturunan, ras, dan usia sedangkan dari faktor external seperti obesitas, kebiasaan merokok dan stres (Situmorang & Wulandari, 2020). Menurut American Heart Association (2020) menyebutkan bahwa hipertensi merupakan silent killer, dimana gejalanya sangat bermacam-macam pada setiap individu, gejala tersebut bisa berupa sakit kepala atau rasa berat ditengkuk, vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdengung dan mimisan
institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2017, menyatakan bahwa dari 53,3 juta kematian didunia didapatkan penyebab kematian akibat penyakit kardiovaskuler sebesar 33,1%, kanker sebesar 16,7%, DM dan gangguan endokrin 6% dan infeksi saluran napas bawah sebesar 4,8%. Data penyebab kematian di Indonesia pada tahun 2016 didapatkan total kematian sebesar 1,5 juta dengan penyebab kematian terbanyak adalah penyakit kardiovaskuler 36,9%, kanker 9,7%, penyakit DM dan endokrin 9,3% dan Tuberkulosa 5,9%. IHME juga menyebutkan bahwa dari total 1,7 juta kematian di Indonesia didapatkan faktor risiko yang menyebabkan kematian adalah tekanan darah (hipertensi) sebesar 23,7%, Hiperglikemia sebesar 18,4%, Merokok sebesar 12,7% dan obesitas sebesar 7,7%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang hipertensi berhubungan dengan pengendalian tekanan darah (Oliveria dkk, 2019). Pengetahuan dan sikap pasien tentang hipertensi mempakan faktor penting dalam mencapai kontrol tekanan darah (Alexander dkk, 2020). Pada hipertensi, pengetahuan dan sikap pasien bisa mempengaruhi kepatuhan, pengendalian tekanan darah, morbiditas dan mortalitas pasien (Busari dkk, 2019).
Berdasarkan badan pusat statistik kota medan jumlah penyakit hipertensi yang tedata 89.333 dengan persentase 18,03% yang didapat datanya melalui dinas Kesehatan kota medan. Sementara di kecamatan medan timur terdata jumlah penduduk laki laki sebanyak 1782 dan jumlah penduduk Perempuan nya sebanyak 1928 dan dengan itu terdapat estimasi jumlah laki laki dengan hipertensi itu sebanyak 346 dan estimasi jumlah Perem
Similar to PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN DAN KEBERHASILAN TERAPI DI BP SENTRA MEDIKA LEBAKSIU TEGAL (20)
A SYSTEMATIC REVIEW ON SELF-REPORTED QUESTIONNAIRES TO ASSESS MEDICATION ADH...Aji Wibowo
Adherence to pharmacological therapies are keys to effective treatments in diabetic patients. Previous reviews found that most adherence measurement studies on chronic diseases used a self-reported scale. However, there is no consensus on the best scale to measure adherence in diabetic patients. The purpose of this systematic review was to identify the potential self-reported scale that could be considered for measuring medication adherence in diabetic patients and to provide recommendations for researchers or clinicians to determine appropriate adherence selfreported scales in diabetic patients. This review follows general guidelines in the implementation of systematic reviews. After further review, it was found that 33 studies met all inclusion criteria from 4 databases (Wiley, Science Direct, Scopus, and PubMed). The articles were done by the PRISMA, while the keywords were determined by the PICO method. Most research was conducted in Asia (69.7%) and America (18.2%) on patients with type 2 diabetes (81.3%), patients in hospitals (54.5%), suffering for 1-6 months (54.5%), and using a cross-sectional study design (78.8%). HbA1c clinic data (57.6%) were used in most studies as biological markers of adherence. The measurement scales of medication adherence in diabetic patients are MMAS-8 (57,.5%), MMAS-4 (12.1%), BMQ (9%), MCQ (6%), ARMS (3%), ARMS-D (3%), GMAS (3%), LMAS-14 (3%), and MARS-5 (3%). This review provides information on the different self-reported scales most widely used in diabetic medication adherence research. Various aspects need to be considered before choosing the scale of adherence.
Pemberdayaan anggota ranting aisyiyah grendeng dalam identifikasi keamanan ja...Aji Wibowo
Salah satu upaya untuk menekan peredaran Jamu ber-BKO adalah dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Salah satu kegiatan tersebut adalah kegiatan memberdayakan
masyarakat dalam mengidentifikasi Jamu Tradisional Instan yang aman/legal. Kegiatan pemberdayaan ini dilakukan dalam 5 tahap dengan 3 tahap utama yaitu pertama dilakukan ceramah yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan
masyarakat tentang Jamu. Kedua Group Teaching untuk menambah pengetahuan dan informasi secara intensif dalam kelompok kecil. Ketiga adalah Self Empowering agar dapat
meningkatkan kemampuan mandiri masyarakat untuk memecahkan masalah
Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...Aji Wibowo
diperlukan adanya suatu kegiatan yang dapat berdampak pada peningkatan pengetahuan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Menurut Permendagri (2007) pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan
kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat. Panti Asuhan Putri Muhammadiyah 1 Purwokerto menjadi salah satu panti asuhan khusus putri di Purwokerto dengan kategori jumlah penghuni yaitu remaja pertengahan yang sedang
mulai belajar berhias
Tingkat Kepuasan Pasien dalam Pelayanan Konseling Kefarmasian Berbasis Al-Qur...Aji Wibowo
Konseling kefarmasian merupakan salah satu pelayanan apoteker yang komprehensif. Untuk itu, diperlukan partisipasi aktif apoteker melalui konseling di apotek yang mudah ditemui oleh masyarakat
untuk memberikan terapi farmakologi berupa pemberian obat antihipertensi dan penyaranan terapi nonfarmakologi, salah satunya berupa penganjuran membaca Al-Quran pada saat melakukan konseling kefarmasian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien hipertensi yang mendapatkan intervensi konseling kefarmasian berbasis Al-Quran terhadap pelayanan apoteker serta efektivitas pengobatan pasien.
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...Aji Wibowo
Daun cengkeh dan daun pucuk merah mengandung komponen antioksidan seperti flavonoid, fenolik, dan terpenoid sehingga diduga memiliki efek hepatoprotektor dalam mengurangi SGPT
dan SGOT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektor dan menentukan potensi hepatoprotektif dari ekstrak etanol daun pucuk merah dan daun cengkeh yang dibandingkan dengan tablet Curcuma. Penelitian ini menggunakan tikus jantan galur wistar yang dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok I, II, III (sebagai kontrol normal, kontrol induksi, dan kontrol pembanding), kelompok IV, V, VI diberi ekstrak uji dengan dosis 105, 210, dan 420 mg/kg BB. Penelitian dilakukan selama 9 hari. Setelah 7 hari diberi perlakuan, semua kelompok diberi parasetamol dosis hepatotoksik kecuali kelompok kontrol normal.
TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP KINERJA APOTEKER PUSKESMAS DI TIGA KABUPAT...Aji Wibowo
Salah satu sasaran pokok penyelenggaraan BPJS adalah paling sedikit 75% peserta puas dengan layanan BPJS Kesehatan. Pada saat yang sama, pelayanan publik oleh aparatur
pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Salah satu upaya dalam menjaga mutu
pelayanan kefarmasian adalah dengan evaluasi kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian yang ada di suatu tempat pelayanan kesehatan. Penelitian ini menggunakan
studi deskriptif dengan pendekatan desain studi potong lintang (cross sectional) pada 8 Puskesmas di Kabupaten Purbalingga (Kejobong dan Karangreja), Kabupaten Banjarnegara (Karangkobar dan Mandiraja), dan Puskesmas Cilacap (Cilacap Selatan II, Kroya I, Gandrungmangu I, dan Sidareja). Analisis tingkat kepuasan menggunakan analisis importance and performance analysis (IPA) dan indeks kepuasan masyarakat
(IKM).
EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS MULTI DRUG RESISTANT (TB-MDR) DENG...Aji Wibowo
Salah satu jenis resistensi dalam pengobatan TB adalah Multi Drug Resistant (MDR). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan program penanganan TB-MDR di wilayah Kabupaten Banyumas meliputi tingkat pengetahuan
petugas TB, kesesuaian tata laksana dengan pedoman nasional dan mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi terlaksananya program TB-MDR. Penelitian ini menggunakan observasi deskriptif secara prospektif. Analisis kuantitatif menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan petugas TB dan daftar checklist untuk kesesuaian tatalaksana program TB-MDR dengan pedoman nasional. Analisis kualitatif menggunakan metode wawancara terstruktur kepada petugas TB atau kepala
puskesmas untuk menggali faktor penghambat dan pendukung program pengendalian TB-MDR di puskesmas di Kabupaten Banyumas selama kurang lebih 3 bulan.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoReniAnjarwati
AUDIT STUNTING BADUTA DESA BENGKAK YANG MENGALAMI MALNUTRISI
DARI HASIL RECALL 24 JAM DIPEROLEH HASIL :1. ENERGI 53,8 % (DEFISIT TINGKAT BERAT)2. KARBOHIDRAT 60,74% (DEFISIT TINGKAT BERAT)3. PROTEIN 113,5% (NORMAL)4.LEMAK 86,8% (DEFISIT TINGKAT RINGAN)
UNTUK MENDAPATKAN OBAT ASLI : 087776558899
__Cara Menggugurkan Janin Dalam Kandungan 3 Jam Bersih Tuntas Tanpa Kuret Secara Aman Dari Usia Kehamilan 1 – 7 Bulan.
Obat Penggugur Kandungan BPOM yang dijual di Apotik Cytotec dan Gastrul yaitu obat penggugur kandungan ampuh yang direkomendasi oleh Alodokter dan Halodoc sebagai obat aborsi manjur. Obat cytotec misoprostol 200mcg sangat ampuh untuk menggugurkan janin kuat (Bandel) bergaransi dijamin tuntas 100%.__
#UNTUK MENDAPATKAN OBAT ABORSI ASLI 087776558899
__Cara gugurkan kandungan awal kehamilan di luar nikah, cara menggugurkan kandungan usia 5 bulan dengan alkohol, anak luar nikah, secara alami dan cepat dalam 1 hari, cara menggugurkan janin di luar kandungan secara alami, Cara menggugurkan kandungan dengan paramex, feminax, cara menggugurkan kandungan dengan cepat selesai dalam 24 jam secara alami buah buahan yang masih gumpalah darah, hitungan hari.__
Selain itu, ini juga dapat dikerjakan jika memang benar-benar ada abnormalitas janin yang menyebabkan janin lepas dari kandungan. Dan di posting ini kali kami akan menjelaskan 4 cara menggugurkan kandungan dan percepat haid, Dengan Paramex, Dengan Paracetamol, Dengan Alkohol dan berikut penuturannya.
Obat MENGGUGURKAN kehamilan Kuat dengan cepat selesai dalam waktu 24 jam secara alami – Cara Menggugurkan Kandungan Usia Janin 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 Bulan Dengan Cepat Dalam Hitungan jam Secara Alami.
Obat Penggugur Kandungan untuk Ibu Menyusui di Apotik dan Harganya Cara Menggugurkan Kandungan atau Aborsi Medis Dengan Pil Cytotec 200mg Misoprostol adalah salah satu Obat Penggugur Kandungan Di Apotik Paling Ampuh yang tidak dijual secara Umum, ( Tips dan Cara Gugurkan Kehamilan Kuat 1-8 Bulan dengan Cepat Dalam Hitungan Jam secara Alami ) dari Janin usia 1 Bulan, 2 Bulan, 3 Bulan, 4 Bulan, 5 Bulan, 6 Bulan, 7 Bulan, 8 Bulan sangat mudah diatasi dengan Obat Aborsi Cytotec Misoprostol Asli 100% Berhasil TUNTAS.
Cara Menggugurkan Kandungan dan Percepat Haid, Cara Menggugurkan Kandungan Dan Percepat Haid yang Aman Secara Klinis. Menggugurkan kandungan ialah satu tindakan yang nista karena dipandang hilangkan nyawa calon bayi. Tetapi demikian, menggugurkan kandungan dapat menjadi legal atau dibolehkan bila terjadi beberapa kasus tertentu yang mewajibkannyauntuk digugurkan karena argumen klinis.Mirip contoh: si ibu yang mempunyai penyakitkronis yang bila dipaksa melanjutkan kehamilan maka mencelakakan nyawa si ibu.Cara menggugurkan kandungan adalah suatu hal tindakan yang sudah dilakukan untuk akhiri kehamilan yang tidak di harap (aborsi).
Cara Menggugurkan Kandungan Dengan Obat Penggugur Kehamilan Atau Obat Aborsi Cara Menggugurkan Kandungan Dengan Obat Penggugur Kandungan Adalah mungkin salah satu cara yang di anggap seseorang tepat, karena beberapa faktor alasan tertentu. Padahal Gugurkan kehamilan memiliki tingkat resiko yang lumayan tinggi apabila penggunaan Obat Aborsi atau yang sering di kenal dengan obat Cytotec
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN DAN KEBERHASILAN TERAPI DI BP SENTRA MEDIKA LEBAKSIU TEGAL
1. J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2. 60
p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II
PROLANIS TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN DAN KEBERHASILAN
TERAPI DI BP SENTRA MEDIKA LEBAKSIU TEGAL
Mita Rodiyatun Najiha*
, Wahyu Utaminingrum, Much Ilham Novalisa Aji Wibowo
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
*Corresponding Author: mithaazz.medikafarma2013@gmail.com
ABSTRACT
Diabetes mellitus disease (DM) is chronic diseases due to the increase of glucose concentration in the body.
The compliance and successful treatment of diabetes are needed to prevent complications. The patients’
compliance in using the medicine is an important factor of the successful therapy. One of the most
comprehensive interventions for DM patients is Home Pharmacy Care. This study aims to determine the
effect of Home Pharmacy Care role in patients with diabetes mellitus in increasing the compliance and
successful therapy. This research is pre experimental research conducted at Bp Sentra Medika Clinic and
counseling at home respondents in Lebaksiu ,Tegal with using the method of one group pretest posttest
design. Purposive sampling method is used in this research and got 35 respondents. Measurements were
made using the MMAS-8 (pretest-postest) and pill count instrument to determine the patient's compliance
level and the glucotest to measure the success of therapy characterized by blood sugar levels. Statistics test
uses Wilcoxon and Mc Nemar to determine the effect of provision of Home Pharmacy Care intervention on
compliace and successful therapy level. The results showed that a total of 20 patients (57%) comliance to
MMAS-8 and pill count scores and a total of 20 patients (57%) of successful treatment were achieved based
on controlled blood glucose levels. Statistical test showed that there was a significant difference between
before and after intervention marked with the value of p value of both tests was 0,000 so that there is an
effect of giving Home Pharmacy Care toward the improvement of compliance and successful therapy.
Keywords : diabetes mellitus, homepharmacycare, prolanis, compliance and successful therapy level.
ABSTRAK
Penyakit Diabetes mellitus (DM) termasuk penyakit yang bersifat kronis akibat terjadi peningkatan
konsentrasi glukosa didalam tubuh. Pengobatan diabetes yang baik dan patuh menjadi hal yang sangat
penting dilakukan untuk mencegah komplikasi. Salah satu intervensi yang komprehensif untuk pasien
penyakit degeneratif adalah home pharmacy care. Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengaruh peran home
Pharmacy Care pada pasien diabetes melitus dalam meningkatkan kepatuhan dan keberhasilan terapi.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian pra experimental yang dilakukan di Bp Sentra
Medika dan konseling di rumah masing-masing responden di Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal dengan
metode one group pretest posttest design. Sampel diperoleh dengan metode purposive sampling dan didapat
35 responden. Pengukuran dilakukan menggunakan instrumen kuesioner MMAS-8 (pretest-postest) dan pill
count untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien serta glucotest untuk mengukur keberhasilan terapi yang
ditandai dengan nilai kadar gula darah. Uji statistik menggunakan Wilcoxon dan Mc Nemar untuk
mengetahui pengaruh dari pemberian intervensi home pharmacy care terhadap tingkat kepatuhan dan
keberhasilan terapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejumlah 20 pasien (57%) patuh berdasarkan skor
MMAS-8 dan pill count dan sejumlah 20 pasien (57%) keberhasilan terapi tercapai berdasarkan nilai kadar
gula darah terkontrol. Kesimpulan: Uji statistik menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara sebelum
dan sesudah pemberian intervensi yang ditandai dengan nilai p value kedua uji adalah 0,000 sehingga
pemberian home pharmacy care berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan dan keberhasilan terapi.
2. Pengaruh ekstrak etanol daun jambu air (Syzygium aqueum (burm f.)Alston) terhadap glukosa darah, ureum
dan kreatinin tikus putih (rattus norvegicus)
J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2.
p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
61
Kata Kunci: diabetes mellitus, homepharmacycare, prolanis, tingkat kepatuhan dan keberhasilan terapi
Submitted on: 8 November 2017 Accepted on: 20 December 2017
DOI: https://doi.org/10.25026/jtpc.v4i2.134
PENDAHULUAN
Diabetes melitus merupakan salah
satu penyakit yang sudah tidak asing lagi
di kalangan masyarakat luas. Penyakit ini
sudah banyak dikenal dan hampir dialami
oleh sebagian masyarakat di dunia ,
walaupun terkadang masyarakat lebih
mengenal penyakit ini dengan sebutan
“Penyakit Kencing Manis”. Hal ini dapat
dibuktikan melalui data dari International
Diabetes Federation (IDF) yang
menyatakan bahwa terdapat 415 juta
orang hidup dengan diabetes pada tahun
2015 yang diperkirakan akan meningkat
sebesar 10,4% dengan jumlah 642 juta
penderita pada tahun 2040 [1].
Di indonesia khususnya, prevalensi
penderita diabetes masih dinyatakan
tinggi. Hal ini dibuktikan berdasarkan
data terbaru yang di tunjukkan oleh
Perkumpulan Endokronologi (PERKENI)
pada tahun 2015 yang menyatakan
bahwa jumlah penderita diabetes melitus
di Indonesia telah mencapai 9,1 juta
orang dan menempati peringkat ke 5
teratas diantara negara-negara dengan
jumlah penderita DM terbanyak di dunia
dan juga World Health Organizatiton
(WHO) memperkirakan pada tahun 2030
jumlah penderita DM akan meningkat
menjadi sekitar 21,3 juta orang [2].
Di wilayah jawa tengah khususnya,
tingginya prevalensi penderita diabetes
dapat di lihat berdasarkan profil
kesehatan provinsi jawa tengah tahun
2014 yang menyatakan bahwa Diabetes
Mellitus menempati urutan proporsi
terbesar kedua setelah Hipertensi dari
seluruh PTM (penyakit tidak menular)
yang dilaporkan dengan prevalensi
penderita Diabetes mellitus sebesar 16,53
%. Hasil survey WHO pada tahun 2010
yang menyatakan bahwa penyakit
tersebut merupakan 63% penyebab
kematian di seluruh dunia dengan
membunuh 36 juta jiwa per tahun.
Tingginya prevalensi diabetes
mellitus yang terus meningkat setiap
tahunnya, menuntut tenaga kesehatan
untuk melakukan evaluasi dalam
pelayanan kesehatan terkait terapi
Diabetes Mellitus. Banyak kejadian dari
sejumlah banyak pasien Diabetes Mellitus
hanya beberapa persen saja yang berhasil
dalam pelaksaanaan pengobatan. Padahal
pengobatan diabetes yang baik dan patuh
menjadi hal yang sangat penting
dilakukan untuk mencegah komplikasi.
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yang berpengaruh dalam
pengobatan pasien. Kejadian tersebut
mayoritas disebabkan karena dari diri
pasien itu sendiri terkait gaya hidupnya
yang kurang baik. Selain itu, berkaitan
dengan kepatuhan dalam pengobatan
yang kurang , baik secara farmakologi
maupun non farmakologi terutama pada
pasien yang sudah lansia. Menurut
Pratiwi pada penelitiannya tahun 2007
ada umumnya penderita DM patuh
berobat kepada dokter selama ia masih
menderita gejala / yang subyektif dan
mengganggu hidup rutinnya sehari-hari.
Begitu ia bebas dari keluhan – keluhan
tersebut maka kepatuhannya untuk
berobat berkurang. Ketidakpatuhan ini
sebagai masalah medis yang sangat berat
[3].
3. Peran Homepharmacycare Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Prolanis Terhadap Tingkat Kepatuhan
Dan Keberhasilan Terapi Di Bp Sentra Medika Lebaksiu Tegal
J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2.
p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
62
Ada beberapa intervensi untuk
menangani kejadian tersebut yang dapat
dilakukan oleh seorang apoteker sebagai
salah satu tenaga kesehatan dalam hal
pelayanan kefarmasian pada pasien
diabetes melitus, salah satunya adalah
pelaksanaan sistem Home Pharmacy
care, dimana sistem tersebut belum
banyak diterapkan dalam pelayanan
kesehatan. Dengan menerapkan Home
Pharmacy Care, apoteker dapat lebih
mendampingi pasien dalam
pengobatannya karena apoteker dapat
secara langsung melakukan review terkait
pengobatan pasien, memberikan edukasi
terkait penyakit dan cara pengobatannya
dengan benar tujuan dan manfaatnya,
melakukan konseling serta monitoring
terhadap pengobatan pasien sehingga
diharapkan dapat membantu tercapainya
keberhasilan terapi.
Penelitian bertujuan untuk
mengetahui pengaruh dari peran Home
Pharmacy Care pada pasien diabetes
mellitus tipe II PROLANIS di Bp Sentra
Medika Lebaksiu Tegal terhadap tingkat
kepatuhan dan keberhasilan terapi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada
bulan Mei sampai Juni 2017 di Bp Sentra
Medika dan rumah masing-masing
responden di Lebaksiu Tegal. Jenis
penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian pra
experimental dengan desain penelitian
one group pretest posttest design.
Populasi dalam penelitian ini adalah
pasien diabetes melitus yang terdaftar
dalam program PROLANIS di Bp Sentra
Medika. Pengambilan sampel dilakukan
menggunakan teknik purposive sampling
yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak
termasuk dalam kriteria eksklusi dan
didapat 35 responden. Alat yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
Kuisioner MMAS-8 dan pill count untuk
mengukur kepatuhan dan gluco-test untuk
mengukur kadar gula darah .
Data yang diambil berupa
demografi pasien seperti usia,jenis
kelamin, pekerjaan, kepatuhan pasien
berdasarkan kuisioner dan pill count
serta nilai kadar gula darah pasien. Dari
data yang dikumpulkan, kemudian
dianalisis menggunakan analisis univariat
untuk karakteristik responden seperti
usia,jenis kelamin dan pekerjaan dan
analisis bivariat yaitu uji wilcoxon untuk
melihat pengaruh intervensi yang
diberikan pada peningkatan kepatuhan
dan uji mc nemar untuk melihat pengaruh
intervensi yang diberikan pada
peningkatan keberhasilan terapi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah pasien perempuan lebih
dominan dibandingkan pasien laki-laki.
Hal ini berkaitan dengan wanita lebih
beresiko mengidap penyakit diabetes
karena secara fisik wanita memiliki
peluang peningkatan indeks masa tubuh
yang lebih besar serta adanya hubungan
faktor proses hormonal yang lebih besar
dibandingkan laki-laki berkaitan dengan
sindroma siklus bulanan (premenstrual
syndrom), pasca-menopause yang
membuat distribusi lemak tubuh menjadi
mudah terakumulasi [4]. Perubahan
hormonal yang terjadi pada perempuan
yaitu dimana telah terjadi penurunan
hormon estrogen dan progesteron akibat
menopause.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin n %
Laki-laki 14 40
Perempuan 21 60
Total 35 100
Sumber: Data Primer 2017
4. Peran Homepharmacycare Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Prolanis Terhadap Tingkat Kepatuhan
Dan Keberhasilan Terapi Di Bp Sentra Medika Lebaksiu Tegal
J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2.
p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
63
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden Berdasarkan Usia
Umur(Tahun) N %
50-60 18 51,4
61-70 14 40
71-80 3 8,6
Total 35 100
Sumber: Data Primer 2017
Karakteristik responden berdasarkan
usia,dapat diketahui bahwa kelompok usia
50-60 tahun lebih dominan. Hal ini karena
pada rentang usia tersebut, termasuk
kedalam golongan lanjut usia awal
sehingga mulai mengalami penurunan
fungsi organ termasuk pankreas yang
mengakibatkan produksi insulin mulai
menurun dan biasanya pada rentang usia
tersebut pola hidup mulai menurun/kurang
baik. Menurut Awad et al (2013) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa
penderita diabetes terbanyak di rentang
usia 51-60 tahun dan secara umum
penderita paling banyak didapatkan pada
usia 40-60 tahun [5]. Pasien dengan
kelompok tidak bekerja lebih dominan
jumlahnya dimana rata-rata adalah ibu
rumah tangga. Hal ini karena pekerjaan
berkaitan dengan aktivitas fisik, dimana
pasien lebih dominan tidak bekerja dan
hanya berdiam di rumah/melakukan
aktivitas ringan sehingga kurangnya
aktivitas fisik yang dapat lebih beresiko
terkena diabetes.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan N %
Bekerja 7 20
Tidak bekerja 28 80
Total 35 100
Sumber: Data Primer 2017
Hal ini disebabkan karena aktivitas
fisik yang kurang menyebabkan resistensi
insulin sehingga dapat menyebabkan
terjadinya penyakit diabetes. [6]. Menurut
Zainuddin dkk (2015) penderita diabetes
lebih dominan adalah ibu rumah tangga
karena berkaitan dengan aktivitas fisik
yang dilakukan oleh ibu rumah tangga
kemungkinan besar lebih sedikit (ringan)
dibanding orang yang memiliki aktifitas
pekerjaan diluar rumah . Aktifitas fisik
mengakibatkan insulin semakin
meningkat sehingga kadar gula dalam
darah akan berkurang. Jika insulin tidak
mencukupi untuk mengubah glukosa
menjadi energi maka akan timbul diabetes
mellitus.
Tabel 4. Interpretasi Kepatuhan Sebelum dan
Sesudah Intervensi berdasarkan mmas-8 dan
pillcount
Patuh
Tidak
patuh
n
Sebelum Intervensi 5 30 35
Setelah Intervensi 20 15 35
Total 35 100
Sumber: Data Primer 2017
Tabel 4 menggambarkan bahwa ada
perbandingan yang bermakna antara hasil
kepatuhan sebelum intervensi dan sesudah
intervensi dimana sebelum intervensi
jumlah responden yang tidak patuh lebih
dominan. Namun, hasil setelah intervensi
menunjukkan jumlah responden yang
masuk kedalam interpretasi patuh lebih
dominan. Peningkatan ini disebabkan
karena responden merasa diperhatikan dan
dikontrol dalam menjalani terapinya
sehingga lebih semangat dalam
menjalankan terapinya karena merasa ada
yang mengingatkan dan juga dapat secara
langsung menanyakan apa yang
dikeluhkan atau jika ada yang tidak
paham terkait cara menjalani terapi
diabetes yang baik dan benar karena ada
apoteker yang lebih paham tanpa harus
jauh-jauh ke dokter. Faktor faktor yang
5. Peran Homepharmacycare Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Prolanis Terhadap Tingkat Kepatuhan
Dan Keberhasilan Terapi Di Bp Sentra Medika Lebaksiu Tegal
J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2.
p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
64
dapat mempengaruhi kepatuhan
responden dalam mengkonsumsi obat
antara lain Faktor lupa adalah faktor
paling dominan, faktor kesengajaan tidak
minum obat karena responden merasa
bosan harus mengkonsumsi obat setiap
hari secara terus menerus dalam jangka
waktu panjang serta karena faktor takut
efek samping obat. Selain faktor tersebut,
faktor lain yang dapat mempengaruhi
kepatuhan minum obat pasien adalah
faktor regimen obat walaupun pasien yang
mendapatkan terapi tunggal tidak selalu
lebih patuh dari pasien yang mendapatkan
terapi kombinasi, namun regimen obat
dapat menjadi salah satu faktor yang dapat
menyebabkan ketidakpatuhan
pasien.(Tabel 5)
Tabel 5. Deskripsi data kepatuhan ditinjau dari
jenis terapinya
Jenis Obat Antidiabetik Patuh Tidak Patuh
Tunggal 14 8
Kombinasi 6 7
Sumber: Data Primer 2017
Tabel 6. Interpretasi Keberhasilan Terapi Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Terkontrol Tidak terkontrol n
Sebelum Intervensi 14 8 35
Setelah intervensi 6 7 35
Sumber: Data Primer 2017
Hasil diatas dapat menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan jumlah
responden yang terkontrol dan tidak
terkontrol antara sebelum dan sesudah
intervensi dengan terjadi peningkatan
pada jumlah responden yang terkontrol.
Hal ini disebabkan karena adanya
pengaruh dari peningkatan kepatuhan
responden setelah pemberian intervensi
sehingga dengan patuhnya responden
dalam menjalani terapi baik farmakologi
maupun non farmakologi dan menghindari
larangan maka akan menghasilkan kadar
gula darah yang terkontrol. Selain harus
patuh dalam terapi farmakologi, patuh
terhadap terapi non farmakologi juga
dapat meningkatkan keberhasilan terapi
seperti menjaga pola makan dan aktifitas
fisik yang cukup untuk mengontrol kadar
gula darah dalam tubuh. Sehingga ,
kepatuhan pasien merupakan salah satu
kunci untuk mencapai keberhasilan terapi
[7]. Hal ini sejalan dengan Mulyani R
(2016) yang menyatakan bahwa adanya
hubungan antara kepatuhan terapi dengan
dengan keberhasilan terapi yang bersifat
positif artinya semakin tinggi tingkat
kepatuhan maka keberhasilan terapi
semakin besar [8].
Pengaruh Home Pharmacy Care
terhadap Kepatuhan dan Keberhasilan
Terapi
Berdasarkan data dari Tabel 4 dan 6
yang kemudian dilakukan analisis, maka
menunjukkan terdapat perbedaan yang
sinifikan antara hasil sebelum dan sesudah
pemberian intervensi. Sehingga,
pemberian homepharmacycare yang
dilakukan mampu meningkatkan
kepatuhan dan keberhasilan terapi. Hal ini
dapat dibuktikan melalui hasil analisis
menggunakan SPSS dari keduanya
menunjukkan nilai p value 0,000. Hal ini
sejalan dengan Raditya dkk (2015) dalam
penelitiannya bahwa adanya perbaikan
pada kepatuhan, kadar gula darah, dan
kualitas hidup pasien dibanding sebelum
pemberian intervensi berupa pemberian
home care oleh apoteker [9].
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa Terdapat pengaruh
dari peran pemberian intervensi berupa
home pharmacy care terhadap tingkat
kepatuhan dan keberhasilan terapi pasien
DM .
6. Peran Homepharmacycare Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Prolanis Terhadap Tingkat Kepatuhan
Dan Keberhasilan Terapi Di Bp Sentra Medika Lebaksiu Tegal
J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2.
p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
65
DAFTAR PUSTAKA
[1]. IDF.(2015). Atlas diabetes seventh edition.
Vancouver. International Diabetes
Federation. Website:
http://www.diabetesatlas.org/
[2]. PERKENI.(2015).Konsensus Pengelolaan
dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Indonesia 2015. PB Perkeni
[3]. Aini, N., Fatmaningrum,W., dan
Yusuf,A.(2011).Upaya meningkatkan
perilaku pasien dalam tatalaksana diabetes
melitus dengan pendekatan teori model
behavioral system dorothy E. Johnson.
Ners. Vol.6 (1)
[4]. Trisnawati, S & Setyogoro, S. (2013).
Faktor Resiko Kejadian Diabetes Melitus
Tipe II di Puskesmas Kecamatan
Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012.
Jurnal Ilmiah Kesehatan. Volume 5, No 1
[5]. Awad, N.,Yuanita, A., Karel, P.(2013).
Gambaran Faktor Resiko Pasien Diabetes
Mellitus Tipe II Di Poliklinik Endokrin
Bagian/SMF FK-UNSRAT RSU Prof. Dr.
R.D Kandou Manado Periode MEI 2011 –
OKTOBER 2011. Jurnal e-Biomedik
(eBM), Volume 1(1): 45-49
[6]. Merentek, E.(2006). Resistensi Insulin Pada
Diabetes Melitus Tipe 2. Cermin Dunia
Kedokteran .(150)
[7]. Badan POM RI. (2006). Kepatuhan Pasien :
Faktor penting dalam keberhasian Terapi.
Vol.7 (5)
[8]. Mulyani, R.(2016). Hubungan Kepatuhan
dengan Keberhasilan Terapi Berbasis
Kombinasi Insulin dan Obat Antidiabetik
Oral pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit
Umum Daerah Ulin Banjarmasin. Prosiding
Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan
Ikatan Apoteker Indonesia
[9]. Raditya,R.,dkk.(2015). Pengaruh pemberian
Home care oleh apoteker pada pasien
diabetes melitus. Jurnal Manajemen dan
pelayanan Farmasi. Volume 5 (3)
[10]. Dinas kesehatan Provinsi Jawa
Tengah.(2014). Profil kesehatan provinsi
jawa tengah tahun 2014. Semarang
[11]. Info Diabetes Melitus. Data Statistik
Jumlah Penderita Diabetes di Dunia versi
WHO.(2012). Dipublikasikan 26 februari
2012.Website:
http://indodiabetes.com/data-statistik-
jumlah-penderita-diabetes-di-dunia-versi-
who.html
How to cited this article :
Najiha MR, Utaminingrum W, Wibowo MINA. 2017. Peran Homepharmacycare pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe II Prolanis terhadap Tingkat Kepatuhan dan Keberhasilan Terapi di Bp Sentra Medika
Lebaksiu Tegal, J. Trop. Pharm. Chem. (4)2. 59-64.