SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Terapi Ultrasound
(US)
Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis
Pendahulua
n
Kedua efek ditujukan untuk mempercepat perbaikan jaringan (recovery)
Efek non thermal berkaitan dengan peningkatan aktivitas sel jaringan
Efek thermal yakni efek peningkatan suhu jaringan
Efek thermal & efek non thermal
Terapi ultrasound pada dasarnya memiliki 2 efek
Efek
Thermal
Pemampatan dan
peregangan molekul pada
suatu jaringan dengan
kecepatan 1 juta atau 3 juta
kali per detik menimbulkan
peningkatan suhu jaringan
Oscilasi molekul/partikel
pada jaringan dikonversi
menjadi energi panas
Peningkatan suhu jaringan
40-45 derajat menimbulkan
hyperemia, hendaknya
dipertahankan selama 5
menit
Peningkatan sirkulasi darah
lokal, peningkatan elastisitas
jaringan ligament, tendon
dan otot
Menurunkan kekakuan sendi
ditandai dengan peningkatan
Lingkup Gerak Sendi (LGS)
Meningkatkan konsentrasi
nutrisi pada jaringan yang
cedera dan peningkatan
pembuangan zat sisa
metabolisme, zat nyeri
(recovery)
Efek Non
Thermal
Efek non thermal meliputi kombinasi
efek cavitation dan acoustic streaming
Terciptanya gas dalam medium ketika
mencapai 1000 siklus
Cavtitation selanjutnya menimbulkan
acoustic streaming
Cavitation terbagi menjadi 2 (stable &
unstable)
Unstable cavitation dihasilkan dari
tekanan rendah gelombang
Gas pecah dan menimbulkan mikro
cedera pada jaringan
Accoustic streaming dideskripsikan sebagai
aliran kecil yang memutar
Tercipta dari pembentukan gas pada proses
cavitation
Efek acoustic streaming diantaranya adalah
meningkatkan permeabilitas membrane
jaringan terhadap sodium (Na++)
Meningkatkan metabolism jaringan yakni
dalam melakukan sintesa protein dan
sekresi sel
Meningkatkan aktivitas sel jaringan untuk
recovery
Fenomena pemampatan dan peregangan
jaringan yang sangat cepat sering
dikaitkan dengan istilah micromassage
berguna dalam menurunkan bengkak
Penatalaksanaan
Ultrasound
Lama waktu terapi
Intensitas Ultrasound
Frekuensi Ultrasound
Duty cycle/ duty factor jika digunakan US pulsed
Mode ultrasound (continues/pulsed)
Sebelum pengaturan dosis US maka
perlu diperhatikan kebersihan alat
meliputi membersihkan kepala
transduser agar terbebas dari
penyebaran bakteri
Area segmen tubuh pasien yang akan
diterapi juga dibersihkan agar
mengurangi tahanan akustik pada
permukaan kulit
Aplikasi gel US pada area yang akan
diterapi
Aplikasikan US pada area yang
diterapi dengan menggerakkan kepala
transduser (linier/sirkuler) thd area
yang diterapi 2-3 kali bolak-balik
dalam 1 detik
Pemilihan Mode
US
Untuk mendapatkan
efek thermal yang
dominan maka dipilih
mode US continues
Efek thermal dominan
lebih ditujukan pada
kondisi gangguan
musculoskeletal pada
fase kronis
Pada kondisi akut dan
sub akut maka dipilih
efek thermal rendah
dengan menggunakan
mode US pulsed
Mode US
Pulsed
Mode US continues berarti dari awal
sampai akhir terapi gelombang
ultrasound selalu ada (on)
Mode US pulsed berarti gelombang
ultrasound terputus (on/off) selama
waktu terapi
Penggunaan US pulsed didasarkan pada
duty cycle/ duty factor dalam nilai persen
(%) yakni persentasi fase “ON”
gelombang ultrasound selama terapi
Semakin kecil duty cycle/ duty factor
maka semakin kecil efek thermalnya
SATP &
SATA
Duty cycle/ duty factor mempengaruhi
berapa kekuatan gelombang ultrasound
(intensitas) yang dikeluarkan transduser US
SATP x duty cycle = SATA
Spatial Average Temporal Peak (SATP)
adalah kekuatan gelombang puncak US yang
dihasilkan oleh alat terapi US
Spatial Everage Temporal Average (SATA)
adalah kekuatan gelombang rerata US
Pada penggunaan mode US continues
nilai SATP = SATA
Pada penggunaan mode US pulsed
nilai SATP > SATA
Pemilihan Frekuensi
US
Pemilihan frekuensi US didasarkan pada
kedalaman jaringan yang akan diterapi
Kedalaman jaringan kurang dari 2 cm
dipilih frekuensi 3 Mhz
Kedalaman jaringan 2 cm atau lebih
dipilih frekuensi 1 Mhz
Semakin tinggi frekuensi semakin
memiliki resiko energi di refleksi dan
diabsorbsi sehingga semakin sedikit
energi yang diteruskan
Tentukan mode dan frekuensi
US
Pasien golfer elbow dengan keluhan nyeri dengan nilai VAS 88mm
pada bagian medial siku, nyeri dirasakan sekitar 3 hari yang lalu
(akut), kedalaman jaringan otot yang nyeri adalah 2 cm, tentukan
mode US dan frekuensi US?
Pasien tennis elbow dengan keluhan nyeri pada epicondylus lateral,
nyeri sudah diderita lebih dari 6 minggu (kronis), kedalaman
jaringan otot yang nyeri adalah 0.8 cm, tentukan mode US dan
frekuensi US?
Penentuan
Intensitas
Intensitas US yang berhasil sampai pada jaringan yang diterapi dikenal sebagai Final Intensity
Intensitas US awal sering dikenal sebagai Incident Intensity
Memperkirakan besar intensitas US awal (di alat) agar intensitas US akhir di jaringan yang di terapi sesuai dosis
Pada kondisi akut, sub akut dan kronis maka intensitas US yang diterima jaringan disesuaikan dengan dosis
Intensitas US menurun seiring dengan kedalaman jaringan yang dituju
Intensitas adalah kuatnya energi gelombang US dalam satuan W/Cm2
Guna memperkirakan intensitas awal pada alat agar intensitas akhir pada
jaringan (final intensity) sesuai dengan dosis, maka digunakan rumus
Final Intensity = Incident Intensity X Value of dB (%)
Penentuan Intensitas US
Continues
• Kondisi gangguan musculoskeletal fase kronis, intensitas US akhir pada
jaringan direkomendasikan 0.5-0.8 W/Cm2 , misal dipilih 0.8 W/Cm2
• Kedalaman jaringan 1.5 cm sehingga dipilih frekuensi 3 MHz
• Tentukan intensitas awal pada alat (Incident Intensity) berapa W/Cm2
• Final Intensity = Incident Intensity x VofdB
• Dipilih US continues
• Attenuation = 0.5 x 1.5 Cm x 3MHz
• Attenuation = 2.25
• Value of dB = 10-2.25/10
• VofdB = 0.59 (59%)
• 0.8 = Incident Intensity x 0.59
• Incident Intensity = 0.8 : 0.59
• Incident Intensity = 1.3 W/Cm2
• Kondisi gangguan musculoskeletal fase sub akut
• Intensitas di jaringan (final intensity) yang direkomendasikan adalah 0.2-0.5 W/Cm2
misal dipilih intensitas 0.5 W/Cm2
• Kedalaman jaringan 1.5 cm sehingga dipilih frekuensi 3 MHz
• Tentukan intensitas awal pada alat (Incident Intensity) berapa W/Cm2
• 0.5 W/Cm2 = Incident Intensity X VofdB
• 0.5 W/Cm2 = Incident intensity x 0.59
• Incident Intensity = 0.5 : 0.59
• Incident intensity = 0.85 W/Cm2
• Kondisi sub akut maka dipilih mode US pulsed dengan duty cycle/duty factor 33%, 50%
atau 100% misal dipilih 50%
• SATA = SATP x Duty cycle
• 0.85 = SATP x 50%
• SATP = 0.85 : 0.5
• SATP = 1.7 W/Cm2
Penentuan Intensitas US
Pulsed
Penentuan Lama Waktu
Terapi
Penentuan lama waktu
terapi berbeda antara US
continues dan Pulsed
US Continues ∶
Luas Area yang diterapi
Luas ERA
US Pulsed :
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑝𝑖
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐸𝑅𝐴
𝑋𝑃𝑢𝑙𝑠𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜
Waktu terapi penggunaan
mode US pulsed
cenderung lebih lama
dibanding US continues
Jika hasil lama waktu
terapi lebih dari 15 menit
maka area perlu dibagi
menjadi 2 dan dilakukan
perhitungan masing-
masing area
Waktu terapi US pulsed =
15 𝑐𝑚2
4.4 𝑐𝑚2 x 2 = 6.8 menit (dc 50%= 100/50=2)
Waktu terapi US continues =
15 𝑐𝑚2
4.4 𝑐𝑚2 = 3.4 menit
Atau 1 kali luas transduser ber hak 1 menit terapi
Jika luas ERA tidak ditemukan maka gunakan ukuran luas transduser
Luas ERA dilihat pada spesifikasi alat yang digunakan
Misal luas area yang diterapi adalah 15 cm2 dan Luas ERA adalah 4.4 cm2
Tugas
Gangguan akibat cedera
tenis elbow akut,
kedalaman jaringan 1 cm,
tentukan dosis
penatalaksanaan
ultrasound!
Gangguan akibat cedera golfer
elbow kronis, kedalaman
jaringan 2 cm, tentukan dosis
penatalaksanaan ultrasound!
Sekian
&
Terimakasih

More Related Content

Similar to Terapi Ultrasound III.pptx

Modul : Strength Duration Curve (SDC)
Modul : Strength Duration Curve (SDC)Modul : Strength Duration Curve (SDC)
Modul : Strength Duration Curve (SDC)
aditya romadhon
 

Similar to Terapi Ultrasound III.pptx (20)

Modul : Interferential Current
Modul : Interferential CurrentModul : Interferential Current
Modul : Interferential Current
 
Materi Pembelajaran Fisioterapi ARUS DIADINAMIS
Materi Pembelajaran Fisioterapi ARUS DIADINAMISMateri Pembelajaran Fisioterapi ARUS DIADINAMIS
Materi Pembelajaran Fisioterapi ARUS DIADINAMIS
 
2. Interferential Current.pptx
2. Interferential Current.pptx2. Interferential Current.pptx
2. Interferential Current.pptx
 
2. Interferential Current.pptx
2. Interferential Current.pptx2. Interferential Current.pptx
2. Interferential Current.pptx
 
Chapter ii 2
Chapter ii 2Chapter ii 2
Chapter ii 2
 
Gelombang
Gelombang Gelombang
Gelombang
 
High Frequency Current (SWD & MWD).pptx
High Frequency Current (SWD & MWD).pptxHigh Frequency Current (SWD & MWD).pptx
High Frequency Current (SWD & MWD).pptx
 
Ultrasonografi
UltrasonografiUltrasonografi
Ultrasonografi
 
Materi Pembelajaran Fisioterapi Strength Duration Curve
Materi Pembelajaran Fisioterapi Strength Duration CurveMateri Pembelajaran Fisioterapi Strength Duration Curve
Materi Pembelajaran Fisioterapi Strength Duration Curve
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
2.-Biomekanika.ppt
2.-Biomekanika.ppt2.-Biomekanika.ppt
2.-Biomekanika.ppt
 
2. biomekanika
2. biomekanika2. biomekanika
2. biomekanika
 
High Frequency Current (SWD & MWD).pptx
High Frequency Current (SWD & MWD).pptxHigh Frequency Current (SWD & MWD).pptx
High Frequency Current (SWD & MWD).pptx
 
Modul : Strength Duration Curve (SDC)
Modul : Strength Duration Curve (SDC)Modul : Strength Duration Curve (SDC)
Modul : Strength Duration Curve (SDC)
 
Bioakustik
BioakustikBioakustik
Bioakustik
 
bioakustik oleh henri setiawan skep ners
bioakustik oleh henri setiawan skep nersbioakustik oleh henri setiawan skep ners
bioakustik oleh henri setiawan skep ners
 
Materi Pembelajaran Fisioterapi Faradic Current
Materi Pembelajaran Fisioterapi Faradic CurrentMateri Pembelajaran Fisioterapi Faradic Current
Materi Pembelajaran Fisioterapi Faradic Current
 
Makalah fisika kesehatan
Makalah fisika kesehatanMakalah fisika kesehatan
Makalah fisika kesehatan
 
Teori dasar tld
Teori dasar tldTeori dasar tld
Teori dasar tld
 
SOUND LEVEL METER
SOUND LEVEL METERSOUND LEVEL METER
SOUND LEVEL METER
 

More from adityajohan

More from adityajohan (18)

8. Complex regional Pain Syndrome.pptx
8. Complex regional Pain Syndrome.pptx8. Complex regional Pain Syndrome.pptx
8. Complex regional Pain Syndrome.pptx
 
STROKE.pptx
STROKE.pptxSTROKE.pptx
STROKE.pptx
 
spinaltraction.pptx
spinaltraction.pptxspinaltraction.pptx
spinaltraction.pptx
 
Extracorporeal shock wave therapy.pptx
Extracorporeal shock wave therapy.pptxExtracorporeal shock wave therapy.pptx
Extracorporeal shock wave therapy.pptx
 
4. Arus Rusia.pptx
4. Arus Rusia.pptx4. Arus Rusia.pptx
4. Arus Rusia.pptx
 
Systemic Inflamatory Rheumatoid Arthritis & Non Inflamatory Osteoarthritis.pptx
Systemic Inflamatory Rheumatoid Arthritis & Non Inflamatory Osteoarthritis.pptxSystemic Inflamatory Rheumatoid Arthritis & Non Inflamatory Osteoarthritis.pptx
Systemic Inflamatory Rheumatoid Arthritis & Non Inflamatory Osteoarthritis.pptx
 
Disfungsi Cerebellum.pptx
Disfungsi Cerebellum.pptxDisfungsi Cerebellum.pptx
Disfungsi Cerebellum.pptx
 
Sifat Fisiologis Otot.pptx
Sifat Fisiologis Otot.pptxSifat Fisiologis Otot.pptx
Sifat Fisiologis Otot.pptx
 
Sistem Vestibular.pptx
Sistem Vestibular.pptxSistem Vestibular.pptx
Sistem Vestibular.pptx
 
saraf wajah.pptx
saraf wajah.pptxsaraf wajah.pptx
saraf wajah.pptx
 
Osteoarthritis.pptx
Osteoarthritis.pptxOsteoarthritis.pptx
Osteoarthritis.pptx
 
Frozen Shoulder.pptx
Frozen Shoulder.pptxFrozen Shoulder.pptx
Frozen Shoulder.pptx
 
3. Mekanisme Nyeri Otot.pptx
3. Mekanisme Nyeri Otot.pptx3. Mekanisme Nyeri Otot.pptx
3. Mekanisme Nyeri Otot.pptx
 
2. Hipersensitisasi Nyeri.pptx
2. Hipersensitisasi Nyeri.pptx2. Hipersensitisasi Nyeri.pptx
2. Hipersensitisasi Nyeri.pptx
 
4. Nyeri Neuropatik.pptx
4. Nyeri Neuropatik.pptx4. Nyeri Neuropatik.pptx
4. Nyeri Neuropatik.pptx
 
1. Transduksi, Transmisi & Modulasi.pptx
1. Transduksi, Transmisi & Modulasi.pptx1. Transduksi, Transmisi & Modulasi.pptx
1. Transduksi, Transmisi & Modulasi.pptx
 
3. Myofascial Trigger Points.pptx
3. Myofascial Trigger Points.pptx3. Myofascial Trigger Points.pptx
3. Myofascial Trigger Points.pptx
 
1. Konsep Dasar Elektroterapi.pptx
1. Konsep Dasar Elektroterapi.pptx1. Konsep Dasar Elektroterapi.pptx
1. Konsep Dasar Elektroterapi.pptx
 

Recently uploaded

askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
anangkuniawan
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
csooyoung073
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
sariakmida
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
fidel377036
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
SuwandiKhowanto1
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
haslinahaslina3
 

Recently uploaded (20)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
Root cause analysis ( analisa akar masalah )
Root cause analysis ( analisa akar masalah )Root cause analysis ( analisa akar masalah )
Root cause analysis ( analisa akar masalah )
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 

Terapi Ultrasound III.pptx

  • 1. Terapi Ultrasound (US) Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis
  • 2. Pendahulua n Kedua efek ditujukan untuk mempercepat perbaikan jaringan (recovery) Efek non thermal berkaitan dengan peningkatan aktivitas sel jaringan Efek thermal yakni efek peningkatan suhu jaringan Efek thermal & efek non thermal Terapi ultrasound pada dasarnya memiliki 2 efek
  • 3. Efek Thermal Pemampatan dan peregangan molekul pada suatu jaringan dengan kecepatan 1 juta atau 3 juta kali per detik menimbulkan peningkatan suhu jaringan Oscilasi molekul/partikel pada jaringan dikonversi menjadi energi panas Peningkatan suhu jaringan 40-45 derajat menimbulkan hyperemia, hendaknya dipertahankan selama 5 menit Peningkatan sirkulasi darah lokal, peningkatan elastisitas jaringan ligament, tendon dan otot Menurunkan kekakuan sendi ditandai dengan peningkatan Lingkup Gerak Sendi (LGS) Meningkatkan konsentrasi nutrisi pada jaringan yang cedera dan peningkatan pembuangan zat sisa metabolisme, zat nyeri (recovery)
  • 4. Efek Non Thermal Efek non thermal meliputi kombinasi efek cavitation dan acoustic streaming Terciptanya gas dalam medium ketika mencapai 1000 siklus Cavtitation selanjutnya menimbulkan acoustic streaming Cavitation terbagi menjadi 2 (stable & unstable) Unstable cavitation dihasilkan dari tekanan rendah gelombang Gas pecah dan menimbulkan mikro cedera pada jaringan
  • 5. Accoustic streaming dideskripsikan sebagai aliran kecil yang memutar Tercipta dari pembentukan gas pada proses cavitation Efek acoustic streaming diantaranya adalah meningkatkan permeabilitas membrane jaringan terhadap sodium (Na++) Meningkatkan metabolism jaringan yakni dalam melakukan sintesa protein dan sekresi sel Meningkatkan aktivitas sel jaringan untuk recovery
  • 6. Fenomena pemampatan dan peregangan jaringan yang sangat cepat sering dikaitkan dengan istilah micromassage berguna dalam menurunkan bengkak
  • 7. Penatalaksanaan Ultrasound Lama waktu terapi Intensitas Ultrasound Frekuensi Ultrasound Duty cycle/ duty factor jika digunakan US pulsed Mode ultrasound (continues/pulsed)
  • 8. Sebelum pengaturan dosis US maka perlu diperhatikan kebersihan alat meliputi membersihkan kepala transduser agar terbebas dari penyebaran bakteri Area segmen tubuh pasien yang akan diterapi juga dibersihkan agar mengurangi tahanan akustik pada permukaan kulit Aplikasi gel US pada area yang akan diterapi Aplikasikan US pada area yang diterapi dengan menggerakkan kepala transduser (linier/sirkuler) thd area yang diterapi 2-3 kali bolak-balik dalam 1 detik
  • 9. Pemilihan Mode US Untuk mendapatkan efek thermal yang dominan maka dipilih mode US continues Efek thermal dominan lebih ditujukan pada kondisi gangguan musculoskeletal pada fase kronis Pada kondisi akut dan sub akut maka dipilih efek thermal rendah dengan menggunakan mode US pulsed
  • 10. Mode US Pulsed Mode US continues berarti dari awal sampai akhir terapi gelombang ultrasound selalu ada (on) Mode US pulsed berarti gelombang ultrasound terputus (on/off) selama waktu terapi Penggunaan US pulsed didasarkan pada duty cycle/ duty factor dalam nilai persen (%) yakni persentasi fase “ON” gelombang ultrasound selama terapi Semakin kecil duty cycle/ duty factor maka semakin kecil efek thermalnya
  • 11. SATP & SATA Duty cycle/ duty factor mempengaruhi berapa kekuatan gelombang ultrasound (intensitas) yang dikeluarkan transduser US SATP x duty cycle = SATA Spatial Average Temporal Peak (SATP) adalah kekuatan gelombang puncak US yang dihasilkan oleh alat terapi US Spatial Everage Temporal Average (SATA) adalah kekuatan gelombang rerata US Pada penggunaan mode US continues nilai SATP = SATA Pada penggunaan mode US pulsed nilai SATP > SATA
  • 12. Pemilihan Frekuensi US Pemilihan frekuensi US didasarkan pada kedalaman jaringan yang akan diterapi Kedalaman jaringan kurang dari 2 cm dipilih frekuensi 3 Mhz Kedalaman jaringan 2 cm atau lebih dipilih frekuensi 1 Mhz Semakin tinggi frekuensi semakin memiliki resiko energi di refleksi dan diabsorbsi sehingga semakin sedikit energi yang diteruskan
  • 13. Tentukan mode dan frekuensi US Pasien golfer elbow dengan keluhan nyeri dengan nilai VAS 88mm pada bagian medial siku, nyeri dirasakan sekitar 3 hari yang lalu (akut), kedalaman jaringan otot yang nyeri adalah 2 cm, tentukan mode US dan frekuensi US? Pasien tennis elbow dengan keluhan nyeri pada epicondylus lateral, nyeri sudah diderita lebih dari 6 minggu (kronis), kedalaman jaringan otot yang nyeri adalah 0.8 cm, tentukan mode US dan frekuensi US?
  • 14. Penentuan Intensitas Intensitas US yang berhasil sampai pada jaringan yang diterapi dikenal sebagai Final Intensity Intensitas US awal sering dikenal sebagai Incident Intensity Memperkirakan besar intensitas US awal (di alat) agar intensitas US akhir di jaringan yang di terapi sesuai dosis Pada kondisi akut, sub akut dan kronis maka intensitas US yang diterima jaringan disesuaikan dengan dosis Intensitas US menurun seiring dengan kedalaman jaringan yang dituju Intensitas adalah kuatnya energi gelombang US dalam satuan W/Cm2
  • 15.
  • 16. Guna memperkirakan intensitas awal pada alat agar intensitas akhir pada jaringan (final intensity) sesuai dengan dosis, maka digunakan rumus Final Intensity = Incident Intensity X Value of dB (%)
  • 17. Penentuan Intensitas US Continues • Kondisi gangguan musculoskeletal fase kronis, intensitas US akhir pada jaringan direkomendasikan 0.5-0.8 W/Cm2 , misal dipilih 0.8 W/Cm2 • Kedalaman jaringan 1.5 cm sehingga dipilih frekuensi 3 MHz • Tentukan intensitas awal pada alat (Incident Intensity) berapa W/Cm2 • Final Intensity = Incident Intensity x VofdB • Dipilih US continues • Attenuation = 0.5 x 1.5 Cm x 3MHz • Attenuation = 2.25 • Value of dB = 10-2.25/10 • VofdB = 0.59 (59%) • 0.8 = Incident Intensity x 0.59 • Incident Intensity = 0.8 : 0.59 • Incident Intensity = 1.3 W/Cm2
  • 18. • Kondisi gangguan musculoskeletal fase sub akut • Intensitas di jaringan (final intensity) yang direkomendasikan adalah 0.2-0.5 W/Cm2 misal dipilih intensitas 0.5 W/Cm2 • Kedalaman jaringan 1.5 cm sehingga dipilih frekuensi 3 MHz • Tentukan intensitas awal pada alat (Incident Intensity) berapa W/Cm2 • 0.5 W/Cm2 = Incident Intensity X VofdB • 0.5 W/Cm2 = Incident intensity x 0.59 • Incident Intensity = 0.5 : 0.59 • Incident intensity = 0.85 W/Cm2 • Kondisi sub akut maka dipilih mode US pulsed dengan duty cycle/duty factor 33%, 50% atau 100% misal dipilih 50% • SATA = SATP x Duty cycle • 0.85 = SATP x 50% • SATP = 0.85 : 0.5 • SATP = 1.7 W/Cm2 Penentuan Intensitas US Pulsed
  • 19. Penentuan Lama Waktu Terapi Penentuan lama waktu terapi berbeda antara US continues dan Pulsed US Continues ∶ Luas Area yang diterapi Luas ERA US Pulsed : 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑝𝑖 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐸𝑅𝐴 𝑋𝑃𝑢𝑙𝑠𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 Waktu terapi penggunaan mode US pulsed cenderung lebih lama dibanding US continues Jika hasil lama waktu terapi lebih dari 15 menit maka area perlu dibagi menjadi 2 dan dilakukan perhitungan masing- masing area
  • 20. Waktu terapi US pulsed = 15 𝑐𝑚2 4.4 𝑐𝑚2 x 2 = 6.8 menit (dc 50%= 100/50=2) Waktu terapi US continues = 15 𝑐𝑚2 4.4 𝑐𝑚2 = 3.4 menit Atau 1 kali luas transduser ber hak 1 menit terapi Jika luas ERA tidak ditemukan maka gunakan ukuran luas transduser Luas ERA dilihat pada spesifikasi alat yang digunakan Misal luas area yang diterapi adalah 15 cm2 dan Luas ERA adalah 4.4 cm2
  • 21. Tugas Gangguan akibat cedera tenis elbow akut, kedalaman jaringan 1 cm, tentukan dosis penatalaksanaan ultrasound! Gangguan akibat cedera golfer elbow kronis, kedalaman jaringan 2 cm, tentukan dosis penatalaksanaan ultrasound!