Terapi perilaku merupakan pendekatan psikoterapi yang berfokus pada modifikasi tingkah laku dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar. Terapi ini berdasarkan pada pandangan bahwa tingkah laku manusia dipengaruhi oleh lingkungan melalui proses kondisionering klasik dan operan serta pemodelan sosial. Teknik yang digunakan antara lain penguatan, sistematis desensitisasi, flooding, pelatihan keterampilan sosial, dan pengel
POWER POINT TERAPI GESTALT DARI PEMAHAMAN BUKU COREYtopanegy
power point terapi gestal ini berisi tentang tokoh pembuatnya, konsep kunci, proses terapi gestalt, aplikasi yang dipakai, dan gestalt terapi dari multikultural perspektif, terapi gestalt pada kasus stan, kontribusi dari terapi gestalt, dan keterbatasannya.
Teori humanistik adalah salah satu dari gerbong psikolgi. Teri ini lahir dikarenakan adanya penolakan dan sanggahan dari teori psikoanalisa dan behavirisme.
Teori ini dikenal dengan teori memanusiakan manusia. Bagaimana caranya? Silahkan dilihat dan di download ringkasan mengenai pendekatan teori humanistik ini.
Semoga bermanfaat!
POWER POINT TERAPI GESTALT DARI PEMAHAMAN BUKU COREYtopanegy
power point terapi gestal ini berisi tentang tokoh pembuatnya, konsep kunci, proses terapi gestalt, aplikasi yang dipakai, dan gestalt terapi dari multikultural perspektif, terapi gestalt pada kasus stan, kontribusi dari terapi gestalt, dan keterbatasannya.
Teori humanistik adalah salah satu dari gerbong psikolgi. Teri ini lahir dikarenakan adanya penolakan dan sanggahan dari teori psikoanalisa dan behavirisme.
Teori ini dikenal dengan teori memanusiakan manusia. Bagaimana caranya? Silahkan dilihat dan di download ringkasan mengenai pendekatan teori humanistik ini.
Semoga bermanfaat!
According to the Diagnostic and Statistical Manual (DSM-IV), a personality disorder is an "enduring pattern of inner experience and behavior that deviates markedly from the expectation of the individual's culture, is pervasive and inflexible, has an onset in adolescence or early adulthood, is stable over time, and leads to distress or impairment."
Because these disorders are chronic and pervasive, they can lead to serious impairments in daily life and functioning.
Different Disorders have been discussed.
Matius - Mempresentasikan Yesus sebagai Mesias.
Markus - Mempresentasikan Yesus sebagai Hamba.
Lukas- Mempresentasikan Yesus sebagai Anak Manusia yang datang untuk mencari dan menyelamatkan mereka yang terhilang.
Yohanes - Mempresentasikan Yesus sebagai Allah dalam daging manusia
Kisah Para Rasul - Catatan sejarah dari kenaikan Yesus hingga perjalanan - perjalanan misi Paulus.
KONFLIK bersenjata di Yaman yang semakin besar adalah hasil dari gejolak sebelumnya yang terjadi selama bertahun-tahun. Konflik ini jika dicari awal mulanya adalah dampak dari gelombang Arab Spring yang terjadi pada akhir 2010
According to the American Occupational Therapy Association, occupational therapists and occupational therapy assistants help people participate in the things they want and need to do through the therapeutic use of everyday activities, or occupations.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
3. B. F. SKINNER
Lahir di lingkungan keluarga hangat & stabil
Th 1931 bergelar PhD Psikologi Harvard University
Punya 2 anak perempuan, psikolog & seniman
Bapak dari pendekatan perilaku psikologi
Determinis (tdk percaya manusia memiliki pilihan bebas)
Menekankan link sebab-akibat
Mengarang buku Science and Human Behavior (1953)
Mengarang buku Walden II (1948)
Mengarang buku Beyond Freedom dan Dignity (1971)
Idenya diterapkan dlm mengajar, mengelola masalah
manusia, & perencanaan sosial.
Percaya ilmu pengetahuan & teknologi menjanjikan masa
depan yg lbh baik.
4. ALBERT BANDURA
lahir di Alberta, Kanada
Bungsu dr 6 bersaudara, keluarga keturunan Eropa Timur
Th 1952 bergelar PhD psikologi klinis University of
Iowa
Bersama rekan-rekannya merintis modeling sosial
Th 1980-an mengganti nama mjd Social Cognitive Theory
Karakter teorinya Self-Efficacy
Berkonsentrasi 4 bidang penelitian: kekuatan pemodelan
psikologis, mekanisme human agency, persepsi
keberhasilan, penyebab reaksi stres dan depresi
Th 2004 menerima penghargaan Psikologi Outstanding
Lifetime Contribution dr American Psychological
Association.
Th 80-an awal, lanjut mengajar & meneliti di Stanford
University
5. Latar Belakang Sejarah
• Berasal 1950an & berawal pd 1960an, keberangkatan
radikal dr dominasi perspektif psikoanalisis.
• Pd 1950an terapi behavior tradisional muncul bersamaan
di Amerika Serikat, Afrika Selatan, dan Inggris Raya.
• Selama 1960an sejml pendekatan kognitif behavior
bermunculan.
• gelombang ke_I 1970an, teknik terapi behavior dipandang
sbg treatment dr bnyknya pilihan masalah psikologis.
• gelombang ke_II 1990an, perubahan nama dr AABT mjd ABCT
& kelahiran maksud uraian pemikiran saat ini dari
perilaku integrasi dan teori terapi. Teori terapi
dipertimbangkan perilku adat-istiadat.
• gelombang ke_III awal 2000an, perilaku adat-istiadat
muncul memperbesar bidang pengembangan dari penelitian
dan praktek.
6. Empat Bidang Pengembangan
• Classical conditioning(Pemberian
respon)
• Operant conditioning(Akibat dari
tingkah laku)
• Teori belajar sosial(Model dan
belajar inisiatif)
• Teori kognitif behavior
7. Pandangan tentang Sifat
Manusia
• Terapi Behaviot modern dihaluskan pd
pandangan ilmiah dr perilaku manusia yg
menyiratkan satu sistematis & analisa
berstruktur ke nasehat.
• Pandangan ini tidak bersandarkan satu
deterministic anggapan bahwa manusia
adalah satu produk semata-mata da
pengaruh keadaan kultur sosial mereka.
• Pandangan saat ini individu adlh
produsen & produk lingkungan.
8. Karakteristik dan Asumsi
Dasar
• Terapi behavior berlandaskan prinsip & prosedur dr
latihan metode.
• Kesepakatan bergantung arusnya klien, masalah & faktor
yg mempengaruhi mereka, ditentang ke satu analisa
determinan historis mungkin.
• Klien terlibat dlm terapi diharapkan mengasumsikan satu
peran aktif dlm aksi spesifik kpd kesepakatan deg
masalah mereka.
• Pendekatan mengasumsikan perubahan dpt mengambil tempat
tanpa pengertian yg mendalam ke dlm dinamika dasar.
• Fokus berada di atas mengkaji perilaku terang dan
rahasia secara langsung, mengidentifikasi masalah, dan
mengevaluasi perubahan.
• Intervensi perlakuan tingkah laku secara individu
tersimpul ke masalah spesifik dialami oleh klien.
9. Tujuan Terapi
• Tujuan umum untuk memberikan banyak pilihan
kepada individu dan untuk menciptakan kondisi
lagi untuk belajar.
• Pengobatan perilaku jaman ini menekan
aktifnya klien, peran di perlakuan mereka
dalam pemutusan.
• Tujuan harus tersusun jelas, berbobot,
dipahami, dan telah disetujui oleh klien dan
penasihat.
• Tujuan mjd satu kontrak antara klien &
terapis sepanjang pengobatan.
• Ahli terapi dan klien dpt mengubah tujuan
sepanjang proses terapi jika dibutuhkan.
10. Fungsi dan Peran Terapis
Terapis mengendalikan satu penilaian
fungsional yg saksama (atau menganalisa
tingkah laku)
• A(ANTECEDENTS)
situational/pengalaman terdahulu
• B(BEHAVIOR)
dimensi dari perilaku masalah
• C(CONSEQUENCES)
konsekuensi dari masalah
11. Fungsi dan Peran Terapis
• Merumuskan tujuan perlakuan ,desain dan
penerapan satu rencana perlakuan untuk
memenuhi tujuan.
• Mempergunakan strategi yang mempunyai
ketelitian dukungan.
• Mengevaluasi kesuksesan dari rencana
perubahan dengan mengukur kemajuan ke arah
tujuan sepanjang lamanya perlakuan.
• Mengendali penilaian tindak lanjut untuk
melihat apakah perubahan berlalu dlm waktu
tahan lama.
12. Pengalaman Klien dalam
Terapi
• Terapis & klien bersama brperan aktif.
• Klien terlibat dalam latihan tingkah laku
dengan umpan balik hingga terampil dan
belajar dan umumnya mendapat tugas pekerjaan
rumah aktif.
• Klien harus dimotivasi untuk mengubah dan
diharapkan untuk bekerjasama.
• Klien diharapkan untuk lakukan lebih dari
sekadar mengumpulkan pengertian yang
mendalam; mereka perlu menghendaki untuk
membuat perubahan dan untuk berlanjut
pengimplementasian perilaku lagi satu kali
perlakuan formil telah berakhir.
13. Hubungan antara Terapis
dengan Klien
• Hubungan pekerjaan kolaboratif.
• Satu fondasi pada strategi pengobatan
dibangun untuk menolong perubahan klien
pada arah harapan mereka.
• Ahli terapi mengasumsikan klien
mendapat kemajuan terutama semata
karena akibat ilmu pengetahuan tentang
teknik tingkah laku yang spesifik
mempergunakan agak dibandingkan karena
akibat hubungan dengan ahli terapi.
14. Teknik Terapi
• Operant Conditioning= penguatan positif, penguatan negatif,
kepupusan, hukuman positif, dan hukuman negatif.
• Relaxation Training= mengatasi tekanan yang dihasilkan oleh
kehidupan sehari-hari.
• Systematic Desensitization= klien mengekspos diri mereka
menggambarkan kecemasan sbg cara untuk mengurangi kecemasan.
• In Vivo & Flooding= mengobati rasa takut & tanggapan
emosional negatif dg memperkenalkan kondisi terkendali dg
hati-hati, situasi yg memberikan kontribusi u/ masalah tsb.
• Gerakan mata desensitisasi dan pengolahan= melibatkan banjir
imaginal, restrukturisasi kognitif, & penggunaan, gerakan
mata berirama & stimulasi bilateral lain u/ mengobati stres
traumatis.
• Pelatihan Keterampilan Sosial=berinteraksi secara efektif
dengan orang lain dalam berbagai situasi sosial
• Program Self-Modifikasi & Pengelolan Perilaku diri=
mengajarkan keterampilan kpd klien u/ mengelola kehidupannya
efektif.
15. Aplikasi untuk Konseling Kelompok
• Pendekatan behavior berbasis kelompok menekankan
mengajar klien keterampilan manajemen diri dan
meniru berbagai perilaku baru, serta bagaimana
merestrukturisasi pikiran mereka.
• Klien dapat belajar untuk menggunakan teknik ini
untuk mengontrol kehidupan mereka, menangani
secara efektif dengan masalah sekarang dan masa
depan, dan berfungsi dengan baik setelah mereka
menyelesaikan pengalaman kelompok mereka.
• Banyak kelompok dirancang terutama untuk
meningkatkan derajat kontrol klien dan kebebasan
dalam aspek-aspek tertentu dari kehidupan sehari-
hari.
16. Keterbatasan dan Kritik dari Behavior
Therapy
Terapi Perilaku dapat mengubah
perilaku, tetapi tidak mengubah
perasaan.
Terapi Perilaku mengabaikan faktor-
faktor relasional penting dalam terapi.
Terapi Perilaku tidak memberikan
wawasan.
Terapi Perilaku memperlakukan gejala
bukan penyebab.
Terapi Perilaku melibatkan kontrol dan
manipulasi oleh terapis