Dokumen tersebut membahas beberapa teori perilaku individu yang terkait dengan kesehatan masyarakat, di antaranya Health Belief Model, Theory of Reasoned Action, Theory of Planned Behavior, Transtheoritical Model, dan Social Cognitive Theory. Teori-teori tersebut menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan individu seperti persepsi risiko, manfaat tindakan, norma subjektif, kontrol perilaku, proses pengamatan, dan efikasi diri.
1. “Perilaku dan
Teori Perilaku
Individu”
Kelompok 1
• Thessalonicha Kosakoij
• Christania Lampus
• Indra Beni Rupang
• Yuke Darado
• Frederika Toad
• Grace Ruung
• Herwila Wani Siwu
• Job Paskah
• Melisa Indriya Robot
• Wahyuningsih
Ilmu Sosial dan Perilaku
2. Perilaku
• Perilaku dalam bahasa Inggris yakni behavior
merupakan salah satu hal yang perlu dipelakari
dalam ilmu kesehatanmasyarakat. Perilaku adalah
suatu kegiatan atau aktivitas kegiatan organisme
(makhluk hidup) yang bersangkutan.
• Definisi: adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia, baik yang dapat diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
3. Skinner merumuskan bahwa perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang
terhadap stimulus. Skinner membedakan
adanya dua respons:
• Respondent response/Reflexive, yakni respons
yang ditimbulkan oleh rangsangan – rangsangan
(stimulus) tertentu.
• Operant response atau instrumental response,
yakni respons yang timbul dan berkembang
kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang
tertentu.
4. Teori Perilaku Individu
• Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan)
• Theory of Reasoned Action (Teori Aksi Beralasan) dan
Theory of Planned Behavior
• Transtheoritical Model (Model Transteoritik “Bertahap”)
• Teori Kognisi Sosial (Social Cognitive Theory)
5. Health Beliefs Model (HBM)
• Teori ini diperkenalkan pada tahun 1950 oleh
sekelompok U.S Public Health Service Social
Psychologists (Godfrey Hocbaum, Irwin Rosenstock,
Howard Leventhal, dan Srephen Kegeles). Inti dari
teori ini adalah kepercayaan.
• Helalth Beliefs Model ialah Model keyaninan akan
kesehatan yang didasarkan pada pemahaman
bahwa seseorang akan mengambil tindakan yang
akan berhubungan dengan kesehatan yang
memfokuskan penerapannya pada tingkat
pelayanan preventif (pencegahan).
6. Menurut teori HBM, seseorang melakukan tindakan
pencegahan dipengaruhi secara langsung dari hasil
dari:
• Ancaman yang dirasakan dari sakit atau luka
(perceived thrat of injury or illness)
• Keuntungan dan kerugian (benefits and costs)
• Petunjuk berprilaku juga diduga tepat untuk
memulai proses prilaku, yang disebut sebagai
keyakinan terhadap posisi yang menonjol (salient
position).
7. 6 Variabel HBM
• Perceived Susceptibility
Mereka merasa diri mereka rentan atau
beresiko terhadapsebuah kondisi masalah
kesehatan
• Perceived Severity
Mereka percaya hal tersebut berpotensi
membuat dampak atau masalah yang serius
• Perceived Benefits
Mereka percaya terhadap upaya atau
tindakan yang dapat mengurangi resiko
atau meminimalkan dampak buruk
8. • Perceived Barriers
Mereka percaya keuntungan dengan mengambil
tindakan dibarengi dengan harga yang harus dibayar
• Cues to Action
Strategi untuk mengaktifkan kesiagaan/kesiapan
• Self Efficacy
Kepercayaan diri mengenai kemampuan untuk
melakukan tindakan.
9. Theory Of Reasoned Action (TRA)
• Teori yang dipergunakan dalam berbagai macam perilaku,
khusunya psikologi sosial. Diperkenalkan oleh Fishbein
(1967) dan dikembangkan bersama Icek Ajzen (1980)
• Teori ini terfokus pada niat (Intention). Niat atau kehendak
ditentukan oleh sikap dan norma sebjektif dan norma
penting. Dan niat adalah dasar perilaku.
• Perilaku individu ditentukan oleh sikap mereka terhapada
outcome perilaku dan juga oleh opini lingkungan social
masyarakat.
• Ajzen dan Fishbein (1975) menerangkan teori ini berawal
dari pandangan umum tentang dasar prilaku dengan
memberikan perhatian pada niat (intention), sikap
(attitude) dan keyakinan (belief), selain itu
menggolongkan model ini dalam upaya untuk mencari
hubungan antara sikap dengan prilaku.
10. • Teori ini juga menemukan bahwa sikap terhadap prilaku
spesifik merupakan prediktor yang lebih baik dan
membedakan sikap terhadap objek dan sikap terhadap
prilaku yang berkaitan dengan objek. Objek dan prilaku
terhadap objek harus spesifik, misalnya objek (pil KB) dan
prilaku (minum pil KB)
11. Theory of Planned Behavior (TPB)
• Planned behavior theory adalah peningkatan dari
reasoned action theory. Reasoned action theory
memiliki bukti-bukti ilmiah bahwa niat untuk
melaksanakan perbuatan tertentu diakibatkan oleh dua
alasan, yaitu norma subjektif dan sikap terhadap
perilaku (Fishbein dan Ajzen, 1975). Beberapa tahun
kemudian, Ajzen (1988) menambahkan satu faktor yaitu
kontrol perilaku persepsian individu atau perceived
behavioral control. Keberadaan faktor tersebut
mengubah Theory of Reasoned Action menjadi Theory of
Planned behavior theory.
12. • Asumsi dasar dari theory of Planned Behavior adalah
banyak perilaku yang tidak semuanya dibawah control
penuh individu. Sehingga perlu ditambahkan konsep
control perilaku yang dipersepsi
• Dilakukan atau tidak dilakukannya suatu perilaku tidak
hanya ditentukan oleh sikap dan norma subjektif saja,
tetapi juga persepsi individu terhadap control yang
dapat dilakukannya yang bersumber pada keyainan
terhadap control tersebut (Control Beliefs)
13.
14. Transtheoretical Model (TTM)
• Dikembangkan oleh James O. Prochaska
(1977)
• Model ini dalam tahap aksi dan
pemeliharaan seseorang dapat kembali
kepola perilaku sebelumnya, hal ini karena
individu mempertimbangkan untung dan
rugi peribahan suatu perilaku sebelum
melangkah dari tahp satu ke tahap
berikutnya
15. 4 tahapan dalam model ini yakni:
a) Prekontemplasi. Yaitu seseorang belum
memikirkan sebuah prilaku sama sekali,
orang tersebut belum bermaksud mengubah
suatu prilaku.
b) Kontemplasi. Seseorang benar-benar
memikirkan suatu prilaku, namun masih
belum siap melakukannya.
c) Aksi. Seseorang sudah melakukan
perubahan prilaku
d) Pemeliharaan. Keberlangsungan jangka
panjang dari perubahan prilaku yang
terjadi.
16. Social Cognitive Theory (SCT)
• Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura
yang semula dikenal sebagai Teori
Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory).
• Teori kognisi sosial merupakan interaksi yang
terus-menerus antara suatu perilaku,
pengetahuan, dan lingkungan.
• Setiap orang akan mengalami proses
observasi, dimana ia akan melihat
pengalaman orang lain, dan proses tersebut
akan memengaruhi orang dalam berperilaku,
bila kita melihat sebuah perilaku, maka
kemampuan kita meniru perilaku tersebut
menjadi bertambah.
17. • Setiap orang akan mengalami proses
observasi, dimana ia akan melihat
pengalaman orang lain, dan proses
tersebut akan memengaruhi orang dalam
berperilaku, bila kita melihat sebuah
perilaku, maka kemampuan kita meniru
perilaku tersebut menjadi bertambah.
Contoh: seorang anak-anak akan mengikuti
perilaku keluarga nya, teman atau orang
yang berada disekitarnya termasuk perilaku
kesehatan. Perilaku merokok siswa sekolah
daar disebabkan mereka sudah melihat
perilaku merokok tersebut dilakukan oleh
orang-orang disekitarnya.
18. 5 elemen dari Social Cognitive Theory:
• Pengetahuan tentang risiko dan manfaat kesehatan
• Efikasi diri
• Hasil yang diharapkan
• Tujuan kesehatan pribadi
• Fasilitator dan hambatan yang dirasakan