2. Mampu memahami Konsep
Dasar Belajar dan Pembelajaran
Mampu memahami Ragam Metode
Pembelajaran
TUJUAN
PEMBELAJARAN
3. Mampu memahami Konsep
Dasar Belajar dan Pembelajaran
Mampu memahami Ragam Metode
Pembelajaran
TUJUAN
PEMBELAJARAN
4. A . Sekilas Biodata Ki Hajar Dewantara
1. Sejarah Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara Lahir di Yogyakarta pada tanggal 2
Mei 1889. Terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi
Soeryaningrat. Ia berasal dari lingkungan keluarga kraton
Yogyakarta. Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, saat genap
berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, berganti nama
menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, ia tidak lagi
menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini
dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik
secara fisik maupun hatinya
5. 2. Perjuangan Ki Hajar Dewantara
Perjalanan hidupnya benar-benar diwarnai
perjuangan dan pengabdian demi kepentingan
bangsanya. Beliau adalah seorang wartawan muda
dan penulis handal pada saat itu, sehingga beliau
pernah dihukum tanpa proses pengadilan karena
mengkritik pemerintah Belanda. Beliau dibuang ke
Belanda, namun Kesempatan itu dipergunakan
untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran.
6. B. Konsep TriLogi Ki Hajar
Dewantara
a. Pengertian Trilogi
b.Dasar Pemikiran Trilogi
c. Tujuan Trilogi
d.Prinsip Trilogi
e. Fungsi Trilogi
7. C. Implementasi Ki Hajar
Dewantara
1. Implementasi Ing Ngarsa Sung
Tuladha
2. Implementasi Ing Madya
Mangun Karsa
3. Implementasi Tut Wuri
Handayani
8. a. Pengertian Trilogi Ki Hajar Dewantara
Merupakan konsep Trilogi Ki Hajar
Dewantara yang digunakan sebagai pijakan
pemimpin di Taman Siswa yakni Ing Ngarsa
Sung Tuladha , Ing Madya Mangun Karsa, Tut
Wuri Handayani. Trilogi Ki Hajar Dewantara
tidak asing untuk didengar apalagi Tut Wuri
Handayani yang digunakn sebagai lambang
Departemen dan Kebudayanan republik
indonesia di sekolah-sekolah.
9. b. Dasar Pemikiran Trilogi
Pahlawan dan sebagai Pendidik asli
Indonesia,Ki Hajar Dewantara melihat manusia lebih
pada sisi kehidupan psikologiknya. Menurutnya
manusia memiliki daya jiwa yaitu cipta, karsa dan
karya. Pengembangan manusia seutuhnya menuntut
pengembangan semua daya secara seimbang.
Pengembangan yang terlalu menitikberatkan pada satu
daya saja akan menghasilkan ketidakutuhan
perkembangan sebagai manusia. Beliau mengatakan
bahwa pendidikan yang menekankan pada aspek
intelektual belaka hanya akan menjauhkan peserta
didik dari masyarakatnya.
10. c. Tujuan Trilogi Ki Hajar Dewantara
Tujuan teori Ki Hajar Dewantara
adalah untuk mencapai hidup tertib
dan damai ( orde en vrede ) dan
manusia yang merdeka. Merdeka
baik secara fisik, mental dan
kerohanian.
11. d. Prinsip Trilogi Ki Hajar Dewantara
Semboyan dalam pendidikan yang beliau pakai adalah :
tut wuri handayani. Semboyan ini berasal dari ungkapan aslinya Ing Ngarsa Sung
Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Hanya ungkapan tut
wuri handayani saja yang banyak dikenal dalam masyarakat umum. Arti dari
semboyan ini secara lengkap adalah: tut wuri handayani (dari belakang seorang
guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di
tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing
ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau
contoh tindakan baik).
12. e. Fungsi Trilogi Ki Hajar Dewantara
Para guru hendaknya menjadi pribadi yang
bermutu dalam kepribadian dan kerohanian,
baru kemudian menyediakan diri untuk menjadi
pahlawan dan juga menyiapkan para peserta
didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa.
Dengan kata lain, yang diutamakan sebagai
pendidik pertama-tama adalah fungsinya
sebagai model atau figure keteladanan, baru
kemudian sebagai fasilitator atau pengajar.
13. D. Asas asas dalam pendidikan
Menurut Kihajar Pendidikan
- Asas Kemerdekaan
- Asas Kodrat Alam
- Asas Kebudayaan
- Asas Kebangsaan
- Asas Kemanusiaan
14. D. Kesimpulan
Konsep tersebut mencerminkan tidak ada batas atau
jarak antara di dalam kelas dengan realita di luar. Belajar
bukan sekedar teori dan praktek disekolah, tetapi juga belajar
menghadapi realitas dunia. Sekolah dan Dunia menurut
konsep ini berarti tidak terpisah. Dengan itu diharapkan para
guru mengajarkan ilmu teori serta praktek di dunia dan juga
kepada siswa jika tidak sungkan-sungkan menanyakan apa saja
hal yang tidak diketahuinya tentang dunia kepada guru
mereka masing-masing. Tujuan dari konsep ini, agar para
lulusan sekolah dapat mampu hidup dan bisa berbuat banyak
setelah lulus dari sekolah.