SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
FILSAFAT DRIYARKAYA
Zakhir Wikan Anadiya
20704261019
Biografi singkat
• Nicolaus Driyarkara Sarikat Jesuit (1913 – 1967)
• Humanisme, Eksistensialisme
• Doktor bidang filsafat (1952) dari Universitas
Gregoriana
• 1941 - 1967 - Universitas Sanata Dharma
• 1960-1967 - Universitas Indonesia
• 1961-1967 - Universitas Hasanuddin,Ujung Pandang
• 1963-1964 - Universitas St. Louis, Amerika Serikat
• Karir politik : anggota MPRS (1962-1967), dan
anggota Dewan Pertimbangan Agung (1965-1967).
Konteks Lahirnya Pemikiran Driyarkara
• Driyarkara hidup pada masa Indonesia dalam peralihan zaman
kolonial ke zaman negara yang baru merdeka. Saat itu bangsa
Indonesia yang mengalami disintegrasi dan mencari integrasi, dari
budaya lama feodal ke budaya baru modern, serta dari budaya
sebagai bangsa koloni yang terpecah-belah ke budaya sebagai
bangsa merdeka yang bersatu dan berdaulat.
• Wilayah disintegrasi-integrasi tersebut baru bersifat internal,
belum membandingkan dengan bangsa lain.
• Pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda, yaitu bantuan
melewati disintegrasi dengan sifat-sifat biologisnya menuju
integrasi dengan sifat-sifat insaninya.
• Pendidikan adalah pembudayaan manusia muda, yaitu
bantuan melewati disintegrasi dengan budaya lama yang feodal
menuju integrasi dengan budaya baru yang rasional modern,
demokratis dan adil.
Ontologis
Bertitik pangkal pada manusia sebagai person.
Driyarkara berpendapat bahwa manusia sebagai
makhluk jasmani - rohani, manusia sebagai
makhuk individu - sosial, manusia sebagai
makhluk yang menyejarah - makhluk bebas
Epistemologis
• Manusia sebagai makhluk jasmani - rohani : Proses
hominisasi dan humanisasi dalam pendidikan
• Manusia sebagai makhuk individu - sosial:
Mendampingi peserta didik agar menjadi pribadi
yang cerdas, terampil, jujur, berkarakter, taqwa dan
utuh; serta secara sosial memiliki solidaritas dan
pelibatan diri yang bertanggung-jawab.
• Manusia adalah makhluk yang menyejarah -
makhluk bebas: Manusia memiliki masa lalu namun
bebas menentukan akan jadi seperti apa dirinya di
masa depan
Aksiologis
• Cara pengajaran menekankan pada komunikasi antar
pribadi – dialog egaliter (seperti eksistensialisme)
• Dalam pendidikan yang mengalami proses pendewasaan
tidak hanya anak muda, tetapi orang dewasa pun
mengalami proses belajar
• Menganggap siswa sebagai subyek, dan lebih cenderung
student center learning
• Yang pantas untuk memanusiakan manusia muda
adalah orang dewasa yang memiliki kompetensi untuk
mengkomunikasikan pribadinya kepada peserta
didiknya, jadi beliau menggagas adanya Pendidikan
Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) Sanata Dharma
• Guru berperan bukan sebagai instruktur,
indoktrinator, penatar, birokrat, komandan atau
pawang, melainkan guru sebagai ibu, bapak, abang,
kakak, sahabat, yang menyayangi peserta didik.
• Guru mendidik dengan berprinsip ajrihasih dalam
lingkungan sekolah yang penuh rasa kekeluargaan,
kesetiakawanan, saling menolong, dan saling
memajukan diri.
• Pandangan driyarkara mengenai pendidikan
karakter “manusia adalah kawan bagi sesama”.
Manusia merupakan homo homini socius.
Eksistensi (keberadaan) dirinya selalu ada bersama
sesamanya
Pokok-pokok pemikiran Driyarkara
terhadap pendidikan
1. Pendidikan bertujuan mengubah dan membentuk
manusia, dengan berpangkal dari sikap cinta murni,
yang mengarah pada kepentingan yang dicintai.
2. Mendidik adalah pemanusiaan manusia muda dalam
arti hominisasi (proses manusia menyadari dirinya
bukan sebagai makhluk biologis semata, melainkan
sebagai seorang pribadi atau subjek, yaitu ‘mengerti
diri, menempatkan diri dalam situasinya, mengambil
sikap dan menentukan dirinya); dan humanisasi
adalah proses manusia menjadi berkebudayaan
3. Kegiatan mendidik termuat dalam kesatuan hidup
tritunggal bapak-ibu-anak, yaitu: (1) pemanusiaan
anak, (2) pembudayaan anak, serta (3) pelaksanaan
nilai-nilai
4. Pendidikan tidak boleh individualistis (menuruti semua
kehendak dan memanjakan anak) ataupun stato-sentris
(menempatkan anak di bawah kekuasaan negara atau
masyarakat sampai memusnahkan kepribadiannya), tapi
harus personalistis (ditujukan pada perkembangan
manusia sebagai persona).
5. Mendidik adalah hak dan kewajiban orang tua
sedangkan kewajiban negara adalah membantu
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut, dengan cara
mengembangkan : (1) aspek pendidikan agar anak
berkepribadian sempurna dan susila, serta (2) aspek
pembangunan tenaga cakap agar anak menjadi tenaga
yang cakap untuk kehidupannya
6. Konstruksi pengajaran tidak boleh hanya
didasarkan pada pandangan pragmatis, melainkan
harus inkulturatif-progresif. Pendidikan adalah upaya
memasukkan kebudayaan ke dalam manusia yang
belum dewasa, agar akhirnya dia mampu memanusia
sendiri, membudaya sendiri, dan melaksanakan nilai-
nilai sendiri sebagai manusia purnawan.
7. Konstruksi pengajaran yang bersumber dari
kearifan lokal, tidak didasarkan pada bentuknya tapi
lebih ditekankan pada unsur-unsur dan nilai-nilai
aslinya
8. Pengajaran harus menghasilkan tenaga-tenaga
yang penuh keberanian, tanggung jawab, dan cerdas
• 9. Pengajaran harus lebih memperhatikan segi
praktis, yaitu: harus dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari, dan harus bersifat
informatif (memberi pengetahuan dan
pengertian) serta formatif (membentuk atau
membangun kepribadian)
• 10. Fungsi edukatif suatu mata pelajaran pada
sekolah lanjutan adalah membantu manusia
muda dalam menyelami dunianya dan
membantunya dalam menjadi manusia.
Contoh Praktikalitas Pandangan
Driyarkara (1)
Pemikiran Driyarkara Praktik Pendidikan
Mendidik merupakan perbuatan
fundamental. Pendidikan bertujuan
mengubah, menentukan dan
membentuk hidup manusia (h. 373).
Pendidikan berpangkal dari sikap
fundamental yaitu cinta yang
mengarah pada kepentingan yang
dicintai bukan kepentingan yang
mencintai (h. 374)
Pembelajaran di kelas dengan model
student center. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
menemukan pengalaman belajarnya.
Contoh Praktikalitas Pandangan
Driyarkara (2)
Pemikiran Driyarkara Praktik Pendidikan
Hominisasi dan humanisasi :
pengangkatan manusia muda sampai
sedemikian tingginyasehingga dia bisa
menjalankan hidupnya sebagai
manusia dan mebudayakan diri (h.
413)
Kegiatan intrakurikuler,
ekstrakurikuler, kegiatan khusus dan
pembiasaan.
Contoh Praktikalitas Pandangan
Driyarkara (3)
Pemikiran Driyarkara Praktik Pendidikan
Pemanusiaan anak, pembudayaan
anak, pelaksanaan nilai-nilai (h. 416-
417)
Pembelajaran berbasis karakter dalam
kurikulum 2013.
Contoh Praktikalitas Pandangan
Driyarkara (4)
Pemikiran Driyarkara Praktik Pendidikan
Mendidik terutama adalah hak dan
kewajiban orang tua sedangkan
kewajiban negara adalah mengakui,
melindungi, dan membantu
pelaksanaan hak dan kewajiban orang
tua tersebut, khususnya dengan
memperkembangkan pengajaran.
(h. 423-424)
Negara menyelenggarakan
pendidikan,orang tua dilibatkan
dalam kegiatan-kegiatan sekolah,
sekolah menyusun kurikulum untuk
orang tua.
Contoh Praktikalitas Pandangan
Driyarkara (5)
Pemikiran Driyarkara Praktik Pendidikan
Dalam pendidikan dan pengajaran,
yang perlu dimanfaatkan
dari unsur-unsur lokal bukan
terutama bentuknya, melainkan nilai
kemanusiaan yang termuat di
dalamnya
(h. 430).
Pembelajaran berbasis budaya/
kearifan lokal: mata pelajaran muatan
lokal, mata pelajaran seni dan budaya.
Referensi
• Sudiarja, A., SJ, Budi Subanar, G., SJ, Sunardi, St.,
& Sarkim, T., 2006. Karya lengkap Driyarkara. Esai-
esai filsafat pemikir yang terlibat penuh dalam
perjuangan bangsanya. Jakarta: Gramedia.
• Supratiknya. 2020. Membaca Pemikiran Driyarkara
tentang Pendidikan di Zaman
Sekarang. https://repository.usd.ac.id/3987/1/122
3_supratiknya_driyarkara.fkip.10.5.2014.pdf
• Rukiyati, Purwastuti. L. M., 2015. Mengenal Filsafat
Pendidikan. Yogyakarta. UNY

More Related Content

Similar to DRIYARKARA _ Zakhir Wikan.pptx

MERDEKA BELAJAR Aksi Nyata Merdeka Belajar.pptx
MERDEKA BELAJAR Aksi Nyata Merdeka Belajar.pptxMERDEKA BELAJAR Aksi Nyata Merdeka Belajar.pptx
MERDEKA BELAJAR Aksi Nyata Merdeka Belajar.pptxdinasilitonga111
 
Hakikat Pendidikan Menurut para Filosof
Hakikat Pendidikan Menurut para FilosofHakikat Pendidikan Menurut para Filosof
Hakikat Pendidikan Menurut para FilosofCecep Kustandi
 
AKSI NYATA TOPIK 1_MERDEKA BELAJAR_MENYEBARKAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR.pptx
AKSI NYATA TOPIK 1_MERDEKA BELAJAR_MENYEBARKAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR.pptxAKSI NYATA TOPIK 1_MERDEKA BELAJAR_MENYEBARKAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR.pptx
AKSI NYATA TOPIK 1_MERDEKA BELAJAR_MENYEBARKAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR.pptxQorry Debby Ismayati
 
07_Aliran_Filsafat_Modern_dalam Pendidikan (1).pdf
07_Aliran_Filsafat_Modern_dalam Pendidikan (1).pdf07_Aliran_Filsafat_Modern_dalam Pendidikan (1).pdf
07_Aliran_Filsafat_Modern_dalam Pendidikan (1).pdfdeniapt
 
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka BelajaR DEDI MULYADI.ppt
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka BelajaR DEDI MULYADI.pptAksi Nyata Topik 1 Merdeka BelajaR DEDI MULYADI.ppt
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka BelajaR DEDI MULYADI.pptAripKurniawan6
 
Aksi Nyata topik pembelajaran topik merdeka mengajar di aplikasi pmm.pdf
Aksi Nyata topik pembelajaran topik merdeka mengajar di aplikasi pmm.pdfAksi Nyata topik pembelajaran topik merdeka mengajar di aplikasi pmm.pdf
Aksi Nyata topik pembelajaran topik merdeka mengajar di aplikasi pmm.pdfJamal628586
 
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-pentingRevisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-pentingNailal Annisa
 
Pengantar pendd-slide
Pengantar pendd-slidePengantar pendd-slide
Pengantar pendd-slidemutia123
 
Rangkuman materi admin progsus
Rangkuman materi  admin progsusRangkuman materi  admin progsus
Rangkuman materi admin progsusfery_antini
 
PEDAGOGIK.pptx
PEDAGOGIK.pptxPEDAGOGIK.pptx
PEDAGOGIK.pptxHSarmiah
 
AKSI NYATA MERDEKA BELAJAR SRI NOVITA SPd.pdf
AKSI NYATA MERDEKA BELAJAR SRI NOVITA SPd.pdfAKSI NYATA MERDEKA BELAJAR SRI NOVITA SPd.pdf
AKSI NYATA MERDEKA BELAJAR SRI NOVITA SPd.pdftatalosssetiawan
 
Makna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaMakna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaSugeng Riadi
 
Pendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 KemabangPendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 KemabangVivi Vey
 
T1-7. Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional.pptx
T1-7. Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional.pptxT1-7. Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional.pptx
T1-7. Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional.pptxAndiniHasry
 

Similar to DRIYARKARA _ Zakhir Wikan.pptx (20)

MERDEKA BELAJAR Aksi Nyata Merdeka Belajar.pptx
MERDEKA BELAJAR Aksi Nyata Merdeka Belajar.pptxMERDEKA BELAJAR Aksi Nyata Merdeka Belajar.pptx
MERDEKA BELAJAR Aksi Nyata Merdeka Belajar.pptx
 
Hakikat Pendidikan Menurut para Filosof
Hakikat Pendidikan Menurut para FilosofHakikat Pendidikan Menurut para Filosof
Hakikat Pendidikan Menurut para Filosof
 
AKSI NYATA TOPIK 1_MERDEKA BELAJAR_MENYEBARKAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR.pptx
AKSI NYATA TOPIK 1_MERDEKA BELAJAR_MENYEBARKAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR.pptxAKSI NYATA TOPIK 1_MERDEKA BELAJAR_MENYEBARKAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR.pptx
AKSI NYATA TOPIK 1_MERDEKA BELAJAR_MENYEBARKAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR.pptx
 
sosiologi.pptx
sosiologi.pptxsosiologi.pptx
sosiologi.pptx
 
07_Aliran_Filsafat_Modern_dalam Pendidikan (1).pdf
07_Aliran_Filsafat_Modern_dalam Pendidikan (1).pdf07_Aliran_Filsafat_Modern_dalam Pendidikan (1).pdf
07_Aliran_Filsafat_Modern_dalam Pendidikan (1).pdf
 
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka BelajaR DEDI MULYADI.ppt
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka BelajaR DEDI MULYADI.pptAksi Nyata Topik 1 Merdeka BelajaR DEDI MULYADI.ppt
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka BelajaR DEDI MULYADI.ppt
 
Aksi Nyata topik pembelajaran topik merdeka mengajar di aplikasi pmm.pdf
Aksi Nyata topik pembelajaran topik merdeka mengajar di aplikasi pmm.pdfAksi Nyata topik pembelajaran topik merdeka mengajar di aplikasi pmm.pdf
Aksi Nyata topik pembelajaran topik merdeka mengajar di aplikasi pmm.pdf
 
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-pentingRevisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
 
Pengantar pendd-slide
Pengantar pendd-slidePengantar pendd-slide
Pengantar pendd-slide
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
 
AKSI NYATA.docx
AKSI NYATA.docxAKSI NYATA.docx
AKSI NYATA.docx
 
Rangkuman materi admin progsus
Rangkuman materi  admin progsusRangkuman materi  admin progsus
Rangkuman materi admin progsus
 
AKSI NYATA.pdf
AKSI NYATA.pdfAKSI NYATA.pdf
AKSI NYATA.pdf
 
PEDAGOGIK.pptx
PEDAGOGIK.pptxPEDAGOGIK.pptx
PEDAGOGIK.pptx
 
AKSI NYATA MERDEKA BELAJAR SRI NOVITA SPd.pdf
AKSI NYATA MERDEKA BELAJAR SRI NOVITA SPd.pdfAKSI NYATA MERDEKA BELAJAR SRI NOVITA SPd.pdf
AKSI NYATA MERDEKA BELAJAR SRI NOVITA SPd.pdf
 
Makna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaMakna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusia
 
Landasan filosofis
Landasan filosofisLandasan filosofis
Landasan filosofis
 
Pembangunan karakter bangsa
Pembangunan karakter bangsaPembangunan karakter bangsa
Pembangunan karakter bangsa
 
Pendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 KemabangPendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
 
T1-7. Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional.pptx
T1-7. Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional.pptxT1-7. Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional.pptx
T1-7. Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional.pptx
 

DRIYARKARA _ Zakhir Wikan.pptx

  • 1. FILSAFAT DRIYARKAYA Zakhir Wikan Anadiya 20704261019
  • 2. Biografi singkat • Nicolaus Driyarkara Sarikat Jesuit (1913 – 1967) • Humanisme, Eksistensialisme • Doktor bidang filsafat (1952) dari Universitas Gregoriana • 1941 - 1967 - Universitas Sanata Dharma • 1960-1967 - Universitas Indonesia • 1961-1967 - Universitas Hasanuddin,Ujung Pandang • 1963-1964 - Universitas St. Louis, Amerika Serikat • Karir politik : anggota MPRS (1962-1967), dan anggota Dewan Pertimbangan Agung (1965-1967).
  • 3. Konteks Lahirnya Pemikiran Driyarkara • Driyarkara hidup pada masa Indonesia dalam peralihan zaman kolonial ke zaman negara yang baru merdeka. Saat itu bangsa Indonesia yang mengalami disintegrasi dan mencari integrasi, dari budaya lama feodal ke budaya baru modern, serta dari budaya sebagai bangsa koloni yang terpecah-belah ke budaya sebagai bangsa merdeka yang bersatu dan berdaulat. • Wilayah disintegrasi-integrasi tersebut baru bersifat internal, belum membandingkan dengan bangsa lain. • Pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda, yaitu bantuan melewati disintegrasi dengan sifat-sifat biologisnya menuju integrasi dengan sifat-sifat insaninya. • Pendidikan adalah pembudayaan manusia muda, yaitu bantuan melewati disintegrasi dengan budaya lama yang feodal menuju integrasi dengan budaya baru yang rasional modern, demokratis dan adil.
  • 4. Ontologis Bertitik pangkal pada manusia sebagai person. Driyarkara berpendapat bahwa manusia sebagai makhluk jasmani - rohani, manusia sebagai makhuk individu - sosial, manusia sebagai makhluk yang menyejarah - makhluk bebas
  • 5. Epistemologis • Manusia sebagai makhluk jasmani - rohani : Proses hominisasi dan humanisasi dalam pendidikan • Manusia sebagai makhuk individu - sosial: Mendampingi peserta didik agar menjadi pribadi yang cerdas, terampil, jujur, berkarakter, taqwa dan utuh; serta secara sosial memiliki solidaritas dan pelibatan diri yang bertanggung-jawab. • Manusia adalah makhluk yang menyejarah - makhluk bebas: Manusia memiliki masa lalu namun bebas menentukan akan jadi seperti apa dirinya di masa depan
  • 6. Aksiologis • Cara pengajaran menekankan pada komunikasi antar pribadi – dialog egaliter (seperti eksistensialisme) • Dalam pendidikan yang mengalami proses pendewasaan tidak hanya anak muda, tetapi orang dewasa pun mengalami proses belajar • Menganggap siswa sebagai subyek, dan lebih cenderung student center learning • Yang pantas untuk memanusiakan manusia muda adalah orang dewasa yang memiliki kompetensi untuk mengkomunikasikan pribadinya kepada peserta didiknya, jadi beliau menggagas adanya Pendidikan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) Sanata Dharma
  • 7. • Guru berperan bukan sebagai instruktur, indoktrinator, penatar, birokrat, komandan atau pawang, melainkan guru sebagai ibu, bapak, abang, kakak, sahabat, yang menyayangi peserta didik. • Guru mendidik dengan berprinsip ajrihasih dalam lingkungan sekolah yang penuh rasa kekeluargaan, kesetiakawanan, saling menolong, dan saling memajukan diri. • Pandangan driyarkara mengenai pendidikan karakter “manusia adalah kawan bagi sesama”. Manusia merupakan homo homini socius. Eksistensi (keberadaan) dirinya selalu ada bersama sesamanya
  • 8. Pokok-pokok pemikiran Driyarkara terhadap pendidikan 1. Pendidikan bertujuan mengubah dan membentuk manusia, dengan berpangkal dari sikap cinta murni, yang mengarah pada kepentingan yang dicintai. 2. Mendidik adalah pemanusiaan manusia muda dalam arti hominisasi (proses manusia menyadari dirinya bukan sebagai makhluk biologis semata, melainkan sebagai seorang pribadi atau subjek, yaitu ‘mengerti diri, menempatkan diri dalam situasinya, mengambil sikap dan menentukan dirinya); dan humanisasi adalah proses manusia menjadi berkebudayaan 3. Kegiatan mendidik termuat dalam kesatuan hidup tritunggal bapak-ibu-anak, yaitu: (1) pemanusiaan anak, (2) pembudayaan anak, serta (3) pelaksanaan nilai-nilai
  • 9. 4. Pendidikan tidak boleh individualistis (menuruti semua kehendak dan memanjakan anak) ataupun stato-sentris (menempatkan anak di bawah kekuasaan negara atau masyarakat sampai memusnahkan kepribadiannya), tapi harus personalistis (ditujukan pada perkembangan manusia sebagai persona). 5. Mendidik adalah hak dan kewajiban orang tua sedangkan kewajiban negara adalah membantu pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut, dengan cara mengembangkan : (1) aspek pendidikan agar anak berkepribadian sempurna dan susila, serta (2) aspek pembangunan tenaga cakap agar anak menjadi tenaga yang cakap untuk kehidupannya
  • 10. 6. Konstruksi pengajaran tidak boleh hanya didasarkan pada pandangan pragmatis, melainkan harus inkulturatif-progresif. Pendidikan adalah upaya memasukkan kebudayaan ke dalam manusia yang belum dewasa, agar akhirnya dia mampu memanusia sendiri, membudaya sendiri, dan melaksanakan nilai- nilai sendiri sebagai manusia purnawan. 7. Konstruksi pengajaran yang bersumber dari kearifan lokal, tidak didasarkan pada bentuknya tapi lebih ditekankan pada unsur-unsur dan nilai-nilai aslinya 8. Pengajaran harus menghasilkan tenaga-tenaga yang penuh keberanian, tanggung jawab, dan cerdas
  • 11. • 9. Pengajaran harus lebih memperhatikan segi praktis, yaitu: harus dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, dan harus bersifat informatif (memberi pengetahuan dan pengertian) serta formatif (membentuk atau membangun kepribadian) • 10. Fungsi edukatif suatu mata pelajaran pada sekolah lanjutan adalah membantu manusia muda dalam menyelami dunianya dan membantunya dalam menjadi manusia.
  • 12. Contoh Praktikalitas Pandangan Driyarkara (1) Pemikiran Driyarkara Praktik Pendidikan Mendidik merupakan perbuatan fundamental. Pendidikan bertujuan mengubah, menentukan dan membentuk hidup manusia (h. 373). Pendidikan berpangkal dari sikap fundamental yaitu cinta yang mengarah pada kepentingan yang dicintai bukan kepentingan yang mencintai (h. 374) Pembelajaran di kelas dengan model student center. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan pengalaman belajarnya.
  • 13. Contoh Praktikalitas Pandangan Driyarkara (2) Pemikiran Driyarkara Praktik Pendidikan Hominisasi dan humanisasi : pengangkatan manusia muda sampai sedemikian tingginyasehingga dia bisa menjalankan hidupnya sebagai manusia dan mebudayakan diri (h. 413) Kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, kegiatan khusus dan pembiasaan.
  • 14. Contoh Praktikalitas Pandangan Driyarkara (3) Pemikiran Driyarkara Praktik Pendidikan Pemanusiaan anak, pembudayaan anak, pelaksanaan nilai-nilai (h. 416- 417) Pembelajaran berbasis karakter dalam kurikulum 2013.
  • 15. Contoh Praktikalitas Pandangan Driyarkara (4) Pemikiran Driyarkara Praktik Pendidikan Mendidik terutama adalah hak dan kewajiban orang tua sedangkan kewajiban negara adalah mengakui, melindungi, dan membantu pelaksanaan hak dan kewajiban orang tua tersebut, khususnya dengan memperkembangkan pengajaran. (h. 423-424) Negara menyelenggarakan pendidikan,orang tua dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan sekolah, sekolah menyusun kurikulum untuk orang tua.
  • 16. Contoh Praktikalitas Pandangan Driyarkara (5) Pemikiran Driyarkara Praktik Pendidikan Dalam pendidikan dan pengajaran, yang perlu dimanfaatkan dari unsur-unsur lokal bukan terutama bentuknya, melainkan nilai kemanusiaan yang termuat di dalamnya (h. 430). Pembelajaran berbasis budaya/ kearifan lokal: mata pelajaran muatan lokal, mata pelajaran seni dan budaya.
  • 17. Referensi • Sudiarja, A., SJ, Budi Subanar, G., SJ, Sunardi, St., & Sarkim, T., 2006. Karya lengkap Driyarkara. Esai- esai filsafat pemikir yang terlibat penuh dalam perjuangan bangsanya. Jakarta: Gramedia. • Supratiknya. 2020. Membaca Pemikiran Driyarkara tentang Pendidikan di Zaman Sekarang. https://repository.usd.ac.id/3987/1/122 3_supratiknya_driyarkara.fkip.10.5.2014.pdf • Rukiyati, Purwastuti. L. M., 2015. Mengenal Filsafat Pendidikan. Yogyakarta. UNY