Dokumen tersebut membahas beberapa teori dasar dalam pembelajaran bahasa kedua, yaitu Discourse Theory, Variable Competence Model, Interaction Hypothesis, dan Creative Construction Hypothesis. Teori-teori tersebut menekankan peran komunikasi, interaksi, dan konstruksi kreatif dalam proses pemerolehan bahasa kedua.

1. Teori pemerolehan bahasa berbasis discourse dan
Implementasinya dalam PBA:
Discourse Theory (‫الخطاب‬ ‫)نظرية‬
Variable Competence Model (‫الكفاءات‬ ‫متغيرات‬ ‫)نموذج‬
Interaction Hypothesis (‫التفاعل‬ ‫)فرضية‬
Creative Construction Hypothesis ‫االبداعية‬ ‫التركيبة‬ ‫فرضية‬
Alfiyah Rizzy Afdiquni, PBA-I, 16150109

2. Discourse Theory (‫الخطاب‬ ‫)نظرية‬
Pemerolehan Bahasa ke-dua dilihat dari segi bagaimana cara anak menemukan
makna potensial bahasa melalui keikutsertaannya dalam komunikasi. Cherry (via
Ellis, 1986:259) menekankan pentingnya komunikasi sebagai upaya pengembangan
kaidah struktur bahasa.
• Implementasi:
(1) Pemerolehan Bahasa Arab sebagai B2 akan mengikuti urutan alamiah (mula-mula anak
menggunakan 1 kata, kemudian 2, 3, dan seterusnya)
(2) Orang tua atau guru akan menyesuaikan tuturannya untuk menyatukan makna dengan
anak;
(3) Strategi percakapan menggunakan makna dan bentuk yang dinegosiasikan.

3. Teori ini melihat bahwa pemerolehan B2 dapat direfleksikan dan
bagaimana bahasa itu digunakan. Produk bahasa terdiri atas produk
terencana (seperti menirukan cerita atau dialog) dan tidak terencana
(seperti percakapan sehari-hari).
Implementasi:
-Anak memiliki alat penyimpanan. Penyimpanan ini akan aktif
jika diekploitasi untuk berlatih;
-Anak memiliki kemampuan untuk menggunakan bahasa, yang
berbentuk proses wacana primer (penyederhanaan dalalah),
wacana sekunder (penyuntingan performansi bahasa), proses
kognitif (penyusunan, perbandingan, dan pengurangan unsur)
-Tampilan berbahasa anak adalah proses primer dalam
perkembangan wacana yang tidak terencana atau proses
sekunder dari wacana terencana;
-Perkembangan pemerolehan adalah akibat pemerolehan kaidah
baru dan pengaktifan kaidah- kaidah itu
Variable Competence Model (‫الكفاءات‬ ‫متغيرات‬ ‫)نموذج‬

4. Hipotesis Interaksi (atau IH, singkatnya), adalah catatan teoretis tentang akuisisi
bahasa kedua (SLA), yang berupaya menjelaskan peran interaksi dalam proses
pembelajaran bahasa. IH duduk sejalan dengan pendekatan sosial-interaksionis,
yang menekankan pengaruh lingkungan di mana pelajar terlibat.
Implementasi: Pelajar Bahasa Arab membutuhkan interaksi ketika belajar, tidak
bisa sendiri.
Interaction Hypothesis ‫التفاعل‬ ‫فرضية‬

5. CCH muncul pada 1970-an. Menurut CCH, bahasa asli seorang pelajar
tidak memiliki banyak pengaruh pada akuisisi bahasa lain. Selain itu,
CCH berpendapat bahwa tidak ada banyak perbedaan antara
penguasaan bahasa pertama dan kedua. Menurut Heidi C. Dulay dan
Marina K. Burt, kedua proses dipandu oleh konstruksi kreatif, yaitu
setiap pelajar terus-menerus menciptakan hipotesis tentang pola-pola
bahasa yang sedang ia pelajari. Hipotesis ini didasarkan pada masukan
dari bahasa target.
Implementasi:
Pelajar bahasa Arab hanya memiliki sedikit kesalahan dalam
pemakaiannya.
Creative Construction Hypothesis ‫االبداعية‬ ‫التركيبة‬ ‫فرضية‬

6. Sumber:
Ellis, Rod. 1986. Understanding Second Language Acquisition.
2nd, improved edition. Oxford: Oxford Univ. Press.