KONSTRUKTIVISME Filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri.  Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada, bukanlah suatu tiruan dari kenyataan (realitas), melainkan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang—dengan alat Indranya.  Seseorang membentuk skema, kategori, konsep, dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan.  Von Glasserfeld
Kemampuan yang diperlukan  dalam proses konstruksi kemampuan mengingat dan  mengungkap kembali pengetahuan   (pengetahuan terbentuk karena interaksi antara  pengalaman dengan pengetahuan yang ada)  kemampuan membandingkan   (u  membuat  persamaan & perbedaan    klasifikasi)  kemampuan lebih menyukai  pengalaman yang satu dari pada  yang lain   (tumbuhnya nilai-nilai)
3 macam  konstruktivisme Konstruktivisme Radikal   (kita hanya mengetahui apa yang dikonstruksi pikiran kita)     pengetahuan  tidak bisa ditransfer.  2.  Realisme Hipotetis   (pengetahuan ilmiah kita dipandang sebagai suatu hipotesis dari struktur kenyataan).   3.  Konstruktivisme biasa   (pengetahuan kita dipandang sebagai suatu gambaran yang dibentuk dari kenyataan suatu objek dalam dirinya sendiri)
TEORI BELAJAR TERKAIT Teori Perubahan Konsep  –  Kuhn (1970), Posner (1982)  Perubahan konsep terjadi melalui proses asimilasi dan akomodasi.  Dalam proses Asimilasi—siswa menggunakan konsep-konsep yang telah ia miliki untuk berhadapan dengan fenomena yang mereka hadapi.  Dalam proses akomodasi—siswa mengubah konsepnya yang sudah tidak cocok dengan fenomena baru .
Lanjutan …   Teori Belajar Bermakna – Ausubel (1968) proses belajar dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar    terjadilah pertumbuhan dan perubahan konsep.  Teori  Skema – Rummelhart (1980) Pengetahuan itu disimpan dalam satu paket  informasi (skema) yang terdiri dari konstruksi mental gagasan kita. Skema lah yang membantu kita memahami berbagai objek/fenomena.
Lanjutan …   Konstruktivisme—Piaget (1971)  Skema adalah suatu struktur kognitif yang dengan nya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengadaptasi lingkungan – itulah yang dapat membangun pengetahuan.  Skema tidak pernah berhenti berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang dewasa (bisa saja seorang anak mengatakan “itu kuda” – padahal “keledai”.  Perkembangan pengetahuan seseorang melalui proses-proses asimilasi, akomodasi, dan equilibrium—pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur keseimbangan asimilasi dengan akomodasi.
TEORI KONSTRUKTIVISTIK  (dalam bagan)  SKEMATA  (pengetahuan) Lingkungan  persepsi perilaku  semrawut
tentang pengetahuan KONSTRUKTIVISME  VS   BEHAVIORISME Behavioristik Konstruktivistik  Pengetahuan adalah objektif, tetap, tidak berubah, terstruktur rapi.  Pengetahuan adalah non-objektif, temporer, selalu berubah, tidak menentu
Belajar dan Mengajar  Behavioristik:  Belajar adl perolehan pengetahuan, mengajar berarti memindah pengetahuan  Konstruktivistik:   Belajar adl menyusun pengetahuan dari pengalaman kongkrit, aktivitas kolaboratif, refleksi, interpretasi; mengajar berarti menata lingkungan, memotivasi, agar siswa dapat menggali makna.
Fungsi Mind  Behavioristik:   Menjiplak struktur pengetahuan melalui proses berpikir yang ditentukan struktur pengetahuan  Konstruktivistik:  Mind berfungsi sbg alat untuk menginterpretasi peristiwa, objek, perspektif yang ada pada dunia nyata sehingga makna yang dihasilkan bersifat unik dan individualistik
Penataan lingkungan  Behavioristik:  Keteraturan, kepastian, ketertiban  (penegakan disiplin, ketaatan, hukuman, hadiah, siswa-objek, pengendalian adl sistem diluar diri siswa) Konstruktivistik: Ketidakteraturan, ketidakpastian, kesemrawutan  (kebebasan, interpretasi berbeda, siswa subjek-bebas pengaturan diri, pengendalian pada siswa)
Tujuan Pembelajaran  Behavioristik penambahan pengetahuan  Konstruktivistik belajar bagaimana belajar
Strategi Pembelajaran   Behavioristik  penyajian isi—ketrampilan yang  terisolasi, akumulasi fakta  mengikuti urutan bagian ke  keseluruhan  Konstruktivistik  penyajian isi menekankan  penggunaan pengetahuan  secara bermakna dari  keseluruhan-ke bagian-bagian
Strategi pembelajaran …  Behavioristik:   mengikuti urutan kurikulum  berdasarkan buku teks menekankan pada hasil  Konstruktivistik  meladeni pertanyaan/pandangan  siswa  berdasarkan data primer penekanan  pada kecakapan berpikir kritis  menekankan pada proses.
Evaluasi  Behavioristik  tekankan respon pasif, paper & pencil test.  menuntut satu jawaban benar  bagian terpisah dari kegiatan pembelajar- an, dilakukan setelah kegiatan belajar  selesai.  Konstruktivistik penyusunan makna, kecakapan  terintegrasi, masalah konteks nyata.  menggali munculnya berpikir devergen,  pemecahan ganda, bukan hanya satu  jawaban benar.  merupakan bagian utuh dari belajar,  penerapan apa yang dipelajari dalam  konteks nyata. menekankan ketrampilan proses dlm klpk
Peran guru   mediator-fasilitator (mempermudah, membantu,  menciptakan kegiatan, interaksi  intensif, fleksibel, memahami  kebutuhan, menguasai bahan,  menguasai strategi  pembelajaran, dll)   memonitor  mengevaluasi

Teori konstruktivistik

  • 1.
    KONSTRUKTIVISME Filsafat pengetahuanyang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada, bukanlah suatu tiruan dari kenyataan (realitas), melainkan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang—dengan alat Indranya. Seseorang membentuk skema, kategori, konsep, dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan. Von Glasserfeld
  • 2.
    Kemampuan yang diperlukan dalam proses konstruksi kemampuan mengingat dan mengungkap kembali pengetahuan (pengetahuan terbentuk karena interaksi antara pengalaman dengan pengetahuan yang ada) kemampuan membandingkan (u membuat persamaan & perbedaan  klasifikasi) kemampuan lebih menyukai pengalaman yang satu dari pada yang lain (tumbuhnya nilai-nilai)
  • 3.
    3 macam konstruktivisme Konstruktivisme Radikal (kita hanya mengetahui apa yang dikonstruksi pikiran kita)  pengetahuan tidak bisa ditransfer. 2. Realisme Hipotetis (pengetahuan ilmiah kita dipandang sebagai suatu hipotesis dari struktur kenyataan). 3. Konstruktivisme biasa (pengetahuan kita dipandang sebagai suatu gambaran yang dibentuk dari kenyataan suatu objek dalam dirinya sendiri)
  • 4.
    TEORI BELAJAR TERKAITTeori Perubahan Konsep – Kuhn (1970), Posner (1982) Perubahan konsep terjadi melalui proses asimilasi dan akomodasi. Dalam proses Asimilasi—siswa menggunakan konsep-konsep yang telah ia miliki untuk berhadapan dengan fenomena yang mereka hadapi. Dalam proses akomodasi—siswa mengubah konsepnya yang sudah tidak cocok dengan fenomena baru .
  • 5.
    Lanjutan … Teori Belajar Bermakna – Ausubel (1968) proses belajar dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar  terjadilah pertumbuhan dan perubahan konsep. Teori Skema – Rummelhart (1980) Pengetahuan itu disimpan dalam satu paket informasi (skema) yang terdiri dari konstruksi mental gagasan kita. Skema lah yang membantu kita memahami berbagai objek/fenomena.
  • 6.
    Lanjutan … Konstruktivisme—Piaget (1971) Skema adalah suatu struktur kognitif yang dengan nya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengadaptasi lingkungan – itulah yang dapat membangun pengetahuan. Skema tidak pernah berhenti berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang dewasa (bisa saja seorang anak mengatakan “itu kuda” – padahal “keledai”. Perkembangan pengetahuan seseorang melalui proses-proses asimilasi, akomodasi, dan equilibrium—pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur keseimbangan asimilasi dengan akomodasi.
  • 7.
    TEORI KONSTRUKTIVISTIK (dalam bagan) SKEMATA (pengetahuan) Lingkungan persepsi perilaku semrawut
  • 8.
    tentang pengetahuan KONSTRUKTIVISME VS BEHAVIORISME Behavioristik Konstruktivistik Pengetahuan adalah objektif, tetap, tidak berubah, terstruktur rapi. Pengetahuan adalah non-objektif, temporer, selalu berubah, tidak menentu
  • 9.
    Belajar dan Mengajar Behavioristik: Belajar adl perolehan pengetahuan, mengajar berarti memindah pengetahuan Konstruktivistik: Belajar adl menyusun pengetahuan dari pengalaman kongkrit, aktivitas kolaboratif, refleksi, interpretasi; mengajar berarti menata lingkungan, memotivasi, agar siswa dapat menggali makna.
  • 10.
    Fungsi Mind Behavioristik: Menjiplak struktur pengetahuan melalui proses berpikir yang ditentukan struktur pengetahuan Konstruktivistik: Mind berfungsi sbg alat untuk menginterpretasi peristiwa, objek, perspektif yang ada pada dunia nyata sehingga makna yang dihasilkan bersifat unik dan individualistik
  • 11.
    Penataan lingkungan Behavioristik: Keteraturan, kepastian, ketertiban (penegakan disiplin, ketaatan, hukuman, hadiah, siswa-objek, pengendalian adl sistem diluar diri siswa) Konstruktivistik: Ketidakteraturan, ketidakpastian, kesemrawutan (kebebasan, interpretasi berbeda, siswa subjek-bebas pengaturan diri, pengendalian pada siswa)
  • 12.
    Tujuan Pembelajaran Behavioristik penambahan pengetahuan Konstruktivistik belajar bagaimana belajar
  • 13.
    Strategi Pembelajaran Behavioristik penyajian isi—ketrampilan yang terisolasi, akumulasi fakta mengikuti urutan bagian ke keseluruhan Konstruktivistik penyajian isi menekankan penggunaan pengetahuan secara bermakna dari keseluruhan-ke bagian-bagian
  • 14.
    Strategi pembelajaran … Behavioristik: mengikuti urutan kurikulum berdasarkan buku teks menekankan pada hasil Konstruktivistik meladeni pertanyaan/pandangan siswa berdasarkan data primer penekanan pada kecakapan berpikir kritis menekankan pada proses.
  • 15.
    Evaluasi Behavioristik tekankan respon pasif, paper & pencil test. menuntut satu jawaban benar bagian terpisah dari kegiatan pembelajar- an, dilakukan setelah kegiatan belajar selesai. Konstruktivistik penyusunan makna, kecakapan terintegrasi, masalah konteks nyata. menggali munculnya berpikir devergen, pemecahan ganda, bukan hanya satu jawaban benar. merupakan bagian utuh dari belajar, penerapan apa yang dipelajari dalam konteks nyata. menekankan ketrampilan proses dlm klpk
  • 16.
    Peran guru mediator-fasilitator (mempermudah, membantu, menciptakan kegiatan, interaksi intensif, fleksibel, memahami kebutuhan, menguasai bahan, menguasai strategi pembelajaran, dll) memonitor mengevaluasi