SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Download to read offline
TEORI KEPUTUSAN
GUSTI RUSMAYADI
PS AGRONOMI
FAPERTA UNLAM
MATERI
Probabilitas dan Teori Keputusan
Konsep-konsep Dasar
Probabilitas
Distribusi Probabilitas
Diskret
Distribusi Normal
Teori Keputusan
Pengertian dan Elemen-
Elemen Keputusan
Pengambilan Keputusan
dalam Kondisi Risiko (Risk)
Pengambilan Keputusan
dalam Kondisi
Ketidakpastian (Uncertainty)
Analisis Pohon Keputusan
Keputusan setiap hari harus diambil, baik yang sederhana
maupun yang kompleks.
Contoh:
PENGANTAR
1. Teori Rasional Komprehensif
1. Teori Inkremental
ELEMEN KEPUTUSAN
Kepastian
(certainty):
Risiko (risk):
Ketidakpastian
(uncertainty):
Konflik (conflict):
•informasi untuk pengambilan
keputusan tersedia dan valid.
• informasi untuk pengambilan
keputusan tidak sempurna, dan
ada probabilitas atas suatu
kejadian.
•suatu keputusan dengan kondisi
informasi tidak sempurna dan
probabilitas suatu kejadian tidak
ada.
•keputusan yang terdapat lebih
dari dua kepentingan.
ELEMEN KEPUTUSAN
Pilihan atau
alternatif yang
terjadi bagi
setiap
keputusan.
States of
nature yaitu
peristiwa atau
kejadian yang
tidak dapat
dihindari atau
dikendalikan
oleh pengambil
keputusan.
Hasil atau
payoff dari
setiap
keputusan.
ELEMEN KEPUTUSAN
Hasil/Payoff
Laba, impas (break even), rugi
Tindakan
Dua atau lebih alternatif dihadapi pengambil keputusan.
Pengambil keputusan harus mengevaluasi alternatif dan
memilih alternatif dengan kriteria tertentu.
Peristiwa
Ketidakpastian berkenaan dengan kondisi mendatang.
Pengambil keputusan tidak mempunyai kendali terhadap
kondisi mendatang.
OUTLINE
Probabilitas dan Teori Keputusan
Konsep-konsep Dasar
Probabilitas
Distribusi Probabilitas
Diskret
Distribusi Normal
Teori Keputusan
Pengertian dan Elemen-
Elemen Keputusan
Pengambilan Keputusan
dalam Kondisi Risiko (Risk)
Pengambilan Keputusan
dalam Kondisi
Ketidakpastian (Uncertainty)
Analisis Pohon Keputusan
POHON KEPUTUSAN (DECISION TREE)
Pohon Keputusan adalah suatu pohon terarah yang menggambarkan suatu
proses keputusan secara grafis.
Simpul-simpul (node) menunjukkan titik-titik dan garis menunjukkan cabang-
cabang dari tiap node:
1) salah satu keputusan harus diambil oleh pengambil keputusan,
2) pengambil keputusan dihadapkan dengan salah satu keadaan/kejadian,
atau
3) prosesnya berakhir.
NODE : Decision Point (Kendali DM)
: Chance Event (diluar Kendali DM)
POHON KEPUTUSAN (DECISION TREE)
Setiap decision tree
dilengkapi:
1. Probalitas tiap cabang yang
ke luar dari chance event node
2. Revenue dari setiap
alternative
Pemecahan
Menggunakan langkah mundur
dari stage terakhir – stage
pertama
DIAGRAM POHON PENGAMBILAN KEPUTUSAN
(1)
(2)
(3)
1.180
250
2.000
300
4.463
185
Probabilitas Ekonomi
Boom (0,63)
Probabilitas Ekonomi
Krisis (0,37)
Probabilitas Ekonomi
Boom (0,63)
Probabilitas Ekonomi
Krisis (0,37)
Probabilitas Ekonomi
Boom (0,63)
Probabilitas Ekonomi
Krisis (0,37)
Membeli Saham MIE
Membeli Saham MIE
Membeli Saham MIE
YES/NO
POHON KEPUTUSAN BERKESINAMBUNGAN
Jika investasi mencakup periode 10 tahun,
maka selama itu beberapa keputusan harus
dibuat.
Keputusan pertama: membeli ruko atau tanah
dengan kondisi populasi meningkat 60% atau
tidak akan meningkat 40%.
Jika investor memilih membeli tanah, maka
keputusan lain yang dibuat dalam tiga tahun
kedepan bergantung pada perkembangan
harga tanah tsb.
CONTOH
POHON KEPUTUSAN
Alternatif
Situasi yg mungkin
Sukses Gagal
Invest 24 -10
Tidak Invest 0 0
Probabilitas (p)
Usaha sukses
(0,8)
Gagal
(0,2)
17,2
E=0
E=17,2
0
0
24
-10
0,8 x 0 + 0,2 x 0
0,8 x 24 + 0,2 x (-10)
 Perusahaan MIE instant dihadapkan pada pilihan
membangun pabrik skala besar atau pabrik skala kecil yang
dapat di ekspand setelah 2 tahun kemudian, tergantung
kondisi permintaan atas produknya, tinggi atau rendah.
Pembangunan pabrik skala besar memerlukan biaya 5 satuan,
sementara pembangunan pabrik skala kecil membutuhkan
biaya 1 satuan. Pengembangan pabrik dikemudian hari
memerlukan biaya 4,2 satuan.
 Berdasarkan survey, probabilitas permintaan atas produk
tinggi adalah 0,75, dan rendah 0,25.
 Untuk periode perencanaan 10 tahun, perkiraan pendapatan
tahunan adalah sbb:
- pabrik besar, permintaan tinggi : 1 satuan
- pabrik besar, permintaan rendah : 0,300 satuan
- pabrik kecil, permintaan tinggi : 0,250 satuan
- pabrik kecil, permintaan rendah : 0, 200 satuan
- pabrik diperluas, permintaan tinggi : 0,900 satuan
- pabrik diperluas, permintaan rendah : 0,2 satuan
CONTOH 1
1
2
3
0,75
0,25
Permintaan tinggi
Permintaan rendah
1 satuan
0,3 satuan
4
5
6
Permintaan tinggi
Permintaan rendah
0,75
0,25
0,9 satua
0,2 satuan
Permintaan tinggi
Permintaan rendah
0,25
0,25 satuan
0,2 satuan
0,2 satuan
0,75
Stage IIStage I
TUGAS :
 Sebuah perusahaan telah mengembangkan teknologi
sensor buah. Hak atas teknologi tersebut seharga Rp. 750jt
atau mendirikan pabrik untuk memproduksi sensor
manis/masam buah tersebut. Biaya pendirian pabrik
adalah Rp. 600jt.
 Profitability dari pendirian pabrik tergantung pada
kemampuan perusahaan memasarkan alat tersebut pada
tahun pertama. Oleh karena ada akses ke agen, dalam
keadaan paling burukpun perusahaan bisa menjual 1000
unit alat. Jika sukses perusahaan dapat menjual 12.000
unit alat.
 Perusahaan yakin bahwa kemungkinan gagal atau sukses
sama peluangnnya,dan mengabaikan semua kemungkinan
kondisi pemasaran lainnya. Selisih harga jual satu unit
alat dan biaya produksi adalah Rp. 500rb.
 Untuk mengetahui potensi pemasaran yg sesungguhnya
(gagal/sukses) survey pasar dapat dilakukan terlebih
dahulu (sebelum menentukan menjual/menggunakan hak
atas teknologi yg dikembangkan) dengan biaya sebesar Rp.
300jt
CONTOH 2
 Pada suatu hari bazar saprodi pertanian diselenggarakan oleh PT
Pertani. Laba bazar tergantung pada keadaan cuaca (cerah,
mendung atau hujan). Jika cerah, maka untung 10 satuan, jika
mendung, maka masih untung 5 satuan, dan jika hujan, maka
rugi 15 satuan.
 Panitia bazar harus membuat persiapan-persiapan atau
membatalkannya. Keadaan ini menimbulkan kerugian sebesar 1
satuan.
 Laporan cuaca diperoleh panitia dari BMKG seharga 1 satuan
dan panitia dapat menunda persiapan sampai 1 hari sebelum
bazar
Probabilitas
Ramalan Cuaca
Cuaca sebenarnya (BMKG)
Hujan Mendung Cerah
Hujan (0,1) 0,7 0,2 0,1
Mendung (0,6) 0,2 0,6 0,2
Cerah (0,3) 0,1 0,2 0,7
Bayes’s Theory
Statistika mengembangkan teori pengambilan keputusan yang
dipelopori Reverand Thomas Bayes (1950).
Contoh kasus:
 Menggunakan Analisis Bayesian
Contoh probabilitas kondisional sbb
Probabilitas prior
Born c. 1701
London, England
Died 7 April 1761
(aged 59)
Tunbridge Wells, Kent,
England
Nationality English
Signature
TEORI BAYER DALAM DECISION TREE
Probabilitas Kondional
P (A)  prior probabilitas terhadap A
P (A/D)  postarior probalitas berdasar
pengetahuan atas D
P (D/A) likehood dari A
Kemungkinan yang mengarah ke A
PENYELESAIAN
Distribusi
Prior
0,1 0,3 0,6 R a m a l a n
Distribusi
Posterior
H M C H M C JML H M C
Hujan 0,7 0,2 0,1 0,07 0,06 0,06 0,19 0,368 0,316 0,316
Mendung 0,2 0,6 0,2 0,02 0,18 0,12 0,32 0,062 0,563 0,375
Cerah 0,1 0,2 0,7 0,01 0,06 0,42 0,49 0,020 0,123 0,857
P (A/D)= 0,368
OUTLINE
Probabilitas dan Teori Keputusan
Konsep-konsep Dasar
Probabilitas
Distribusi Probabilitas
Diskret
Distribusi Normal
Teori Keputusan
Pengertian dan Elemen-
Elemen Keputusan
Pengambilan Keputusan
dalam Kondisi Risiko (Risk)
Pengambilan Keputusan
dalam Kondisi
Ketidakpastian (Uncertainty)
Analisis Pohon Keputusan
KEPUTUSAN DALAM SUASANA BERISIKO
Langkah dalam Pengambilan Keputusan:
1. Mengidentifikasi berbagai macam alternatif yang ada dan layak
bagi suatu keputusan.
2. Menduga probabilitas terhadap setiap alternatif yang ada.
3. Menyusun hasil/pay-off untuk semua alternatif yang ada
4. Mengambil keputusan berdasarkan hasil yang baik.
Rumus Expected Value (EV):
EV = payoff x probabilitas suatu peristiwa
Jika kejadian-kejadian kurang pasti dimasa
mendatang, maka kejadian ini digunakan sebagai
parameter untuk menentukan keputusan yang
akan diambil
KEPUTUSAN DALAM SUASANA BERISIKO
Situasi yang dihadapi pengambil keputusan:
• mempunyai lebih dari satu alternatif tindakan,
• pengambil keputusan mengetahui probabilitas
yang akan terjadi terhadap berbagai tindakan
dan hasilnya dengan memaksimalkan expected
return (ER) atau expected monetari value (EMV)
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
 Sebaliknya, untuk hal-hal yang sifatnya merugikan
seperti, pengeluaran, kekalahan, nilai EV dinyatakan
sebagai Expected Loss (EL)
 Jika, dalam pengambilan keputusan selalu melihat nilai
harapan yang maksimum dan dinyatakan pula sebagai
besaran nilai uang maka rumus tersebut dinyatakan
sebagai EMV (expected monetry value)
EMVi =espected Monetary Value untuk tindakan i
Rij = return atas keputusan / tindakan i untuk tiap
keadaan
P = probabilitas kondisi j akan terjadi
Loper koran memutuskan mengambil koran waktu pagi
dan menjualnya, harga jual koran Rp 350 dan harga beli
Rp 200 koran yang tidak laku disore hari tidak
mempunyai harga.
Probabilitas koran yang laku setiap hari sbb:
Prob0 = prob. Laku 10 = 0,10
Prob1 = prob. Laku 50 = 0,20
Prob2 = prob. Laku 100 = 0,30
Prob3 = prob. Laku 150 = 0,40
Berapa koran yang harus dibeli oleh loper setiap harinya?
CONTOH
Tabel Pay-off Net Cash Flows
10 0.1 50 0.2 100 0.3 150 0.4
10
50
100
150 22500-26500
7500
-2500
-12500
15000
5000
Probabilitas
koran
Jumlahdanprobabilitas permintaankoran
1500
-6500
-16500
Pay off = 10 (350) – 10(200) = 1.500
Pay off = 150 (350) – 150 (200) = 22500
Expected Return
ER10 1500 (0,10) + 1500 (0,20) + 1500 (0,30) + 1500 (0,40) = 1500
ER50 6500 (0 10) + 7500 (0 20) + 7500 (0 30) + 7500 (0 40) = 6100
ER100 -16500 (0,10) - 2500 (0,20) + 15000 (0,30) + 15000 (0,40) = 8350
ER150 -26500 (0,10) - 12500 (0,20) + 5000 (0,30) + 22500 (0,40) = 5350
Saham Baik
(P= 0,5)
Buruk
(P= 0,5)
Perhitungan EV Nilai EV
BATIK 444.444 277.778 (444.444 x 0,5) +
(277.778 x 0,5)
BATA 1.081.081 162.162 (1.081.081 x 0,5) +
(162.162 x 0,5)
SEMEN 1.487.667 61.667 (1.487.667 x 0,5) +
(61.667 x 0,5)
Berdasarkan nilai EV, maka keputusan yang terbaik adalah membeli
saham . . . . . . . . . . . . . . nilai EV tertinggi.
CONTOH EV
EOL = Opportunity loss x probabilitas suatu peristiwa
EXPECTED OPPORTUNITY LOSS (EOL)
• Metode lain dalam mengambil keputusan selain EV
• EOL mempunyai prinsip meminimumkan kerugian karena
pemilihan bukan keputusan terbaik.
• Hasil yang terbaik dari setiap kejadian diberikan nilai 0,
sedangkan untuk hasil yang lain adalah selisih antara nilai terbaik
dengan nilai hasil pada peristiwa tersebut.
CONTOH EOL
SAHAM BAIK
(P=0,5)
BURUK
(P=0,5)
OL BAIK OL BURUK
BATIK 444.444 277.778 1.487.667 - 444.444
= 1.043.223
0
BATA 1.081.081 162.162 1.487.667 - 1.081.081
= 406.586
277.778 - 162.162
= 115.616
SEMEN 1.487.667 61.667 0 277.778 - 61.667
= 216.111
Sa-ham
OL baik
(P= 0,5)
OL buruk
(P= 0,5) Perhitungan EV Nilai EOL
BATIK 1.043.223 0
(1.043.223 x 0,5) + (0 x 0,5)
BATA 406.586 115.616
(406.586 x 0,5) + (115.616 x0,5)
SEMEN 0 216.111
(0 x 0,5) + (216.111 x 0,5)
CONTOH EOL (lanjutan)
Berdasarkan nilai EOL, maka keputusan yang terbaik adalah membeli
saham . . . . . . . .  nilai EOL terendah.
EXPECTED VALUE OF PERFECT INFORMATION (EVPI)
Expected Value Of Perfect Information
• Setiap keputusan tidak harus tetap setiap saat. Keputusan
dapat berubah untuk mengambil kesempatan yang terbaik.
• Pada kasus harga saham, pada kondisi baik, saham SEMEN
adalah pilihan terbaik, namun pada kondisi buruk, maka
saham BATIK lebih baik.
• Apabila hanya membeli saham SEMEN maka
EV = 1.487.667 x 0,5 + 61.667 x 0,5 = 774.667
• Apabila keputusan berubah dengan adanya informasi yang
sempurna dengan membeli harga saham SEMEN dan BATIK
EVif = 1.487.667 x 0,5 + 277.778 x 0,5 = 822.723
• Nilai EVif lebih tinggi dari EV dengan selisih:
= 822.723 -774.667 = 108.056.
Nilai ini mencerminkan harga dari sebuah informasi.
• Nilai informasi ini menunjukkan bahwa informasi yang tepat itu
berharga -- dan menjadi peluang pekerjaan -- seperti pialang,
analis pasar modal, dll.
EVPI
SUSUNAN MATERI
Probabilitas dan Teori Keputusan
Konsep-konsep Dasar
Probabilitas
Distribusi Probabilitas
Diskret
Distribusi Normal
Teori Keputusan
Pengertian dan Elemen-
Elemen Keputusan
Pengambilan Keputusan
dalam Kondisi Risiko (Risk)
Pengambilan Keputusan
dalam Kondisi
Ketidakpastian (Uncertainty)
Analisis Pohon Keputusan
KEPUTUSAN DALAM KETIDAKPASTIAN
Kondisi ketidakpastian dicirikan dengan informasi yang tidak
sempurna dan tidak ada probabilitas suatu peristiwa.
• Probabilitas semua kejadian sama, dan hasil
perkalian antara hasil dan probabilitas tertinggi
adalah keputusan terbaik.
Kriteria Laplace
• Keputusan didasarkan pada kondisi pesimis atau
mencari Nilai maksimum pada kondisi pesimis.
Kriteria Maximin
• Keputusan didasarkan pada kondisi optimis dan
mencari nilai maksimumnya.
Kriteria Maximax
• Keputusan didasarkan pada perkalian hasil dan
koefisien optimisme. Koefisien ini merupakan
perpaduan antara optimis dan pesimis.
Kriteria Hurwicz
• Keputusan didasarkan pada nilai regret
minimum. Nilai regret diperoleh dari nilai OL
pada setiap kondisi dan dipilih yang maksimum.
Kriteria (Minimax) Regret
Perusahaan Kondisi Perekonomian
Boom Normal Krisis
BATIK 1.180 488 250
BATA 2.000 1.356 300
SEMEN 4.463 1.666 185
CONTOH LAPLACE
Perusahaan
CONTOH MAXIMIN
Perusahaan Kondisi Krisis
BATIK 250
BATA 300
SEMEN 185
CONTOH MAXIMAX
Perusahaan Kondisi Boom
BATIK 1.180
BATA 2.000
SEMEN 4.463
• Menggunakan koefisien optimisme (a) dan koefisien
pesimisme (1- a).
• Koefisien ini anda dapat diperoleh melalui hasil penelitian
atau pendekatan relatif dari data tertentu.
• Contoh:
Koefisien optimisme didasarkan pada probabilitas terjadinya
kondisi boom dibandingkan dengan kondisi krisis.
Berdasarkan data diperoleh koefisien optimisme sebesar
0,63 sehingga koefisien pesimisme adalah 1 – 0,63 = 0,37.
CONTOH HURWICZ
CONTOH HURWICZ (lanjutan)
Emiten Boom Krisis Perhitungan EV
BATIK 1.180 250
BATA 2.000 300
SEMEN 4.463 185
Berdasarkan nilai EV, maka keputusan yang terbaik adalah
membeli saham . . . . .  nilai EV tertinggi.
• Langkah pertama adalah mencari nilai OL.
• Langkah kedua adalah memilih nilai maksimum dari nilai
OL setiap keadaan.
• Nilai OL yang minimum adalah keputusan yang terbaik.
Teori Keputusan
CONTOH MINIMAX REGRET
Perusa
haan
Kondisi Perekonomian
Boom Normal Krisis
BATIK 3.283 1.178 50
BATA 2.463 310 0
SEMEN 0 0 115
Perusahaan Nilai Regret
Maksimum
BATIK 3.283
BATA 2.463
SEMEN 115
CONTOH MINIMAX REGRET (lanjutan)
Berdasarkan kriteria minimax regret, keputusan yang terbaik adalah
membeli saham . . . . . .  nilai regret terendah.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiYousuf Kurniawan
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksReza Mahendra
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasionalHenry Guns
 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Judianto Nugroho
 
Manajemen Chapter 7 (Pengambilan Keputusan)
Manajemen Chapter 7 (Pengambilan Keputusan)Manajemen Chapter 7 (Pengambilan Keputusan)
Manajemen Chapter 7 (Pengambilan Keputusan)Fathi Arief
 
Deret berkala dan peramalan
Deret berkala dan peramalanDeret berkala dan peramalan
Deret berkala dan peramalanMaulina Sahara
 
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2Ratih Ramadhani
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasiHafiza .h
 
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan -  Forecasting - Manajemen OperasionalPeramalan -  Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan - Forecasting - Manajemen OperasionalFalanni Firyal Fawwaz
 
Perencanaan Lokasi - Tata Letak Fasilitas
Perencanaan Lokasi - Tata Letak FasilitasPerencanaan Lokasi - Tata Letak Fasilitas
Perencanaan Lokasi - Tata Letak FasilitasWisnu Dewobroto
 
Menerapkan pohon keputusan pada keputusan kapasitas
Menerapkan pohon keputusan pada keputusan kapasitasMenerapkan pohon keputusan pada keputusan kapasitas
Menerapkan pohon keputusan pada keputusan kapasitasYesica Adicondro
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenAditya Panim
 
fungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomifungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomiAchmad Pradana
 
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...padlah1984
 
KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAAry Efendi
 

What's hot (20)

4. metode transportasi
4. metode transportasi4. metode transportasi
4. metode transportasi
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Analisis lingkungan perusahaan
Analisis lingkungan perusahaanAnalisis lingkungan perusahaan
Analisis lingkungan perusahaan
 
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
 
MO II Forecasting
MO II ForecastingMO II Forecasting
MO II Forecasting
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasional
 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5
 
Manajemen Chapter 7 (Pengambilan Keputusan)
Manajemen Chapter 7 (Pengambilan Keputusan)Manajemen Chapter 7 (Pengambilan Keputusan)
Manajemen Chapter 7 (Pengambilan Keputusan)
 
Deret berkala dan peramalan
Deret berkala dan peramalanDeret berkala dan peramalan
Deret berkala dan peramalan
 
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
 
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan -  Forecasting - Manajemen OperasionalPeramalan -  Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
 
Perencanaan Lokasi - Tata Letak Fasilitas
Perencanaan Lokasi - Tata Letak FasilitasPerencanaan Lokasi - Tata Letak Fasilitas
Perencanaan Lokasi - Tata Letak Fasilitas
 
Menerapkan pohon keputusan pada keputusan kapasitas
Menerapkan pohon keputusan pada keputusan kapasitasMenerapkan pohon keputusan pada keputusan kapasitas
Menerapkan pohon keputusan pada keputusan kapasitas
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
 
fungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomifungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomi
 
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...
 
Materi kuliah Saham
Materi kuliah SahamMateri kuliah Saham
Materi kuliah Saham
 
KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYA
 

Similar to TEORI KEPUTUSAN

DECISION_TREE_ppt_Compatibility_Mode.pdf
DECISION_TREE_ppt_Compatibility_Mode.pdfDECISION_TREE_ppt_Compatibility_Mode.pdf
DECISION_TREE_ppt_Compatibility_Mode.pdfPutrifitriasari1
 
DECISION_TREE.pdf
DECISION_TREE.pdfDECISION_TREE.pdf
DECISION_TREE.pdfSeptama1
 
Uncertainty and Probability
Uncertainty and ProbabilityUncertainty and Probability
Uncertainty and ProbabilityRonald Mayers
 
RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3
RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3
RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3Lutvi_Tjia_Xie
 
Risk analysis - James L. Pappas - chapter 3
Risk analysis - James L. Pappas - chapter 3Risk analysis - James L. Pappas - chapter 3
Risk analysis - James L. Pappas - chapter 3LutviTjiaXie
 
Risk analysis James L. Pappas - chapter 3
Risk analysis   James L. Pappas - chapter 3Risk analysis   James L. Pappas - chapter 3
Risk analysis James L. Pappas - chapter 3Rahmat Hardiansah
 
PPT MO TEORI KEPUTUSAN.pptx
PPT MO TEORI KEPUTUSAN.pptxPPT MO TEORI KEPUTUSAN.pptx
PPT MO TEORI KEPUTUSAN.pptxYogaNurAndalas1
 
Decision under uncertainty
Decision under uncertaintyDecision under uncertainty
Decision under uncertaintyapriyantieka
 
6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt
6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt
6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.pptAsepRahmatullah2
 
Tugas Akhir - Asri Widayati - 4EA21
Tugas Akhir - Asri Widayati - 4EA21Tugas Akhir - Asri Widayati - 4EA21
Tugas Akhir - Asri Widayati - 4EA21asriWdynt
 
Tugas Akhir-Tajdidatul Khiyaroh-4EA21-17216283
Tugas Akhir-Tajdidatul Khiyaroh-4EA21-17216283Tugas Akhir-Tajdidatul Khiyaroh-4EA21-17216283
Tugas Akhir-Tajdidatul Khiyaroh-4EA21-17216283Tajdidatul Khiyaroh
 
Tugas Akhir-Fanny Agniya Nur Azizah-4EA21
Tugas Akhir-Fanny Agniya Nur Azizah-4EA21Tugas Akhir-Fanny Agniya Nur Azizah-4EA21
Tugas Akhir-Fanny Agniya Nur Azizah-4EA21FannyAgniya
 
MATERI PENDEKATAN PROBABILISTIK
MATERI PENDEKATAN PROBABILISTIKMATERI PENDEKATAN PROBABILISTIK
MATERI PENDEKATAN PROBABILISTIKrerenanggunw
 
Lampiran cd manajemen operasi
Lampiran cd manajemen operasiLampiran cd manajemen operasi
Lampiran cd manajemen operasiAven Richardo
 
172776633-Resiko-Ketidakpastian-dan-Pengambilan-Keputusan-Ekonomi-Manajerial-...
172776633-Resiko-Ketidakpastian-dan-Pengambilan-Keputusan-Ekonomi-Manajerial-...172776633-Resiko-Ketidakpastian-dan-Pengambilan-Keputusan-Ekonomi-Manajerial-...
172776633-Resiko-Ketidakpastian-dan-Pengambilan-Keputusan-Ekonomi-Manajerial-...FerdiAnthoDjunedi
 
Pertemuan 5 Materi Riset Operasi Wdy 2022.pptx
Pertemuan 5 Materi Riset Operasi Wdy 2022.pptxPertemuan 5 Materi Riset Operasi Wdy 2022.pptx
Pertemuan 5 Materi Riset Operasi Wdy 2022.pptxAhmadJainalArifin
 
Keputusan Dalam keadaan Risiko
Keputusan Dalam keadaan RisikoKeputusan Dalam keadaan Risiko
Keputusan Dalam keadaan RisikoAbu Tholib
 

Similar to TEORI KEPUTUSAN (20)

DECISION_TREE_ppt_Compatibility_Mode.pdf
DECISION_TREE_ppt_Compatibility_Mode.pdfDECISION_TREE_ppt_Compatibility_Mode.pdf
DECISION_TREE_ppt_Compatibility_Mode.pdf
 
DECISION_TREE.pdf
DECISION_TREE.pdfDECISION_TREE.pdf
DECISION_TREE.pdf
 
Part 2
Part 2Part 2
Part 2
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
 
Uncertainty and Probability
Uncertainty and ProbabilityUncertainty and Probability
Uncertainty and Probability
 
RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3
RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3
RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3
 
Risk analysis - James L. Pappas - chapter 3
Risk analysis - James L. Pappas - chapter 3Risk analysis - James L. Pappas - chapter 3
Risk analysis - James L. Pappas - chapter 3
 
Risk analysis James L. Pappas - chapter 3
Risk analysis   James L. Pappas - chapter 3Risk analysis   James L. Pappas - chapter 3
Risk analysis James L. Pappas - chapter 3
 
PPT MO TEORI KEPUTUSAN.pptx
PPT MO TEORI KEPUTUSAN.pptxPPT MO TEORI KEPUTUSAN.pptx
PPT MO TEORI KEPUTUSAN.pptx
 
Decision under uncertainty
Decision under uncertaintyDecision under uncertainty
Decision under uncertainty
 
6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt
6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt
6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt
 
Tugas Akhir - Asri Widayati - 4EA21
Tugas Akhir - Asri Widayati - 4EA21Tugas Akhir - Asri Widayati - 4EA21
Tugas Akhir - Asri Widayati - 4EA21
 
Tugas Akhir-Tajdidatul Khiyaroh-4EA21-17216283
Tugas Akhir-Tajdidatul Khiyaroh-4EA21-17216283Tugas Akhir-Tajdidatul Khiyaroh-4EA21-17216283
Tugas Akhir-Tajdidatul Khiyaroh-4EA21-17216283
 
Tugas Akhir-Fanny Agniya Nur Azizah-4EA21
Tugas Akhir-Fanny Agniya Nur Azizah-4EA21Tugas Akhir-Fanny Agniya Nur Azizah-4EA21
Tugas Akhir-Fanny Agniya Nur Azizah-4EA21
 
MATERI PENDEKATAN PROBABILISTIK
MATERI PENDEKATAN PROBABILISTIKMATERI PENDEKATAN PROBABILISTIK
MATERI PENDEKATAN PROBABILISTIK
 
Lampiran cd manajemen operasi
Lampiran cd manajemen operasiLampiran cd manajemen operasi
Lampiran cd manajemen operasi
 
172776633-Resiko-Ketidakpastian-dan-Pengambilan-Keputusan-Ekonomi-Manajerial-...
172776633-Resiko-Ketidakpastian-dan-Pengambilan-Keputusan-Ekonomi-Manajerial-...172776633-Resiko-Ketidakpastian-dan-Pengambilan-Keputusan-Ekonomi-Manajerial-...
172776633-Resiko-Ketidakpastian-dan-Pengambilan-Keputusan-Ekonomi-Manajerial-...
 
Pertemuan 5 Materi Riset Operasi Wdy 2022.pptx
Pertemuan 5 Materi Riset Operasi Wdy 2022.pptxPertemuan 5 Materi Riset Operasi Wdy 2022.pptx
Pertemuan 5 Materi Riset Operasi Wdy 2022.pptx
 
Keputusan Dalam keadaan Risiko
Keputusan Dalam keadaan RisikoKeputusan Dalam keadaan Risiko
Keputusan Dalam keadaan Risiko
 

TEORI KEPUTUSAN

  • 1. TEORI KEPUTUSAN GUSTI RUSMAYADI PS AGRONOMI FAPERTA UNLAM
  • 2. MATERI Probabilitas dan Teori Keputusan Konsep-konsep Dasar Probabilitas Distribusi Probabilitas Diskret Distribusi Normal Teori Keputusan Pengertian dan Elemen- Elemen Keputusan Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Risiko (Risk) Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Ketidakpastian (Uncertainty) Analisis Pohon Keputusan
  • 3. Keputusan setiap hari harus diambil, baik yang sederhana maupun yang kompleks. Contoh: PENGANTAR 1. Teori Rasional Komprehensif 1. Teori Inkremental
  • 4. ELEMEN KEPUTUSAN Kepastian (certainty): Risiko (risk): Ketidakpastian (uncertainty): Konflik (conflict): •informasi untuk pengambilan keputusan tersedia dan valid. • informasi untuk pengambilan keputusan tidak sempurna, dan ada probabilitas atas suatu kejadian. •suatu keputusan dengan kondisi informasi tidak sempurna dan probabilitas suatu kejadian tidak ada. •keputusan yang terdapat lebih dari dua kepentingan.
  • 5. ELEMEN KEPUTUSAN Pilihan atau alternatif yang terjadi bagi setiap keputusan. States of nature yaitu peristiwa atau kejadian yang tidak dapat dihindari atau dikendalikan oleh pengambil keputusan. Hasil atau payoff dari setiap keputusan.
  • 6. ELEMEN KEPUTUSAN Hasil/Payoff Laba, impas (break even), rugi Tindakan Dua atau lebih alternatif dihadapi pengambil keputusan. Pengambil keputusan harus mengevaluasi alternatif dan memilih alternatif dengan kriteria tertentu. Peristiwa Ketidakpastian berkenaan dengan kondisi mendatang. Pengambil keputusan tidak mempunyai kendali terhadap kondisi mendatang.
  • 7. OUTLINE Probabilitas dan Teori Keputusan Konsep-konsep Dasar Probabilitas Distribusi Probabilitas Diskret Distribusi Normal Teori Keputusan Pengertian dan Elemen- Elemen Keputusan Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Risiko (Risk) Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Ketidakpastian (Uncertainty) Analisis Pohon Keputusan
  • 8. POHON KEPUTUSAN (DECISION TREE) Pohon Keputusan adalah suatu pohon terarah yang menggambarkan suatu proses keputusan secara grafis. Simpul-simpul (node) menunjukkan titik-titik dan garis menunjukkan cabang- cabang dari tiap node: 1) salah satu keputusan harus diambil oleh pengambil keputusan, 2) pengambil keputusan dihadapkan dengan salah satu keadaan/kejadian, atau 3) prosesnya berakhir. NODE : Decision Point (Kendali DM) : Chance Event (diluar Kendali DM)
  • 9. POHON KEPUTUSAN (DECISION TREE) Setiap decision tree dilengkapi: 1. Probalitas tiap cabang yang ke luar dari chance event node 2. Revenue dari setiap alternative Pemecahan Menggunakan langkah mundur dari stage terakhir – stage pertama
  • 10. DIAGRAM POHON PENGAMBILAN KEPUTUSAN (1) (2) (3) 1.180 250 2.000 300 4.463 185 Probabilitas Ekonomi Boom (0,63) Probabilitas Ekonomi Krisis (0,37) Probabilitas Ekonomi Boom (0,63) Probabilitas Ekonomi Krisis (0,37) Probabilitas Ekonomi Boom (0,63) Probabilitas Ekonomi Krisis (0,37) Membeli Saham MIE Membeli Saham MIE Membeli Saham MIE YES/NO
  • 11. POHON KEPUTUSAN BERKESINAMBUNGAN Jika investasi mencakup periode 10 tahun, maka selama itu beberapa keputusan harus dibuat. Keputusan pertama: membeli ruko atau tanah dengan kondisi populasi meningkat 60% atau tidak akan meningkat 40%. Jika investor memilih membeli tanah, maka keputusan lain yang dibuat dalam tiga tahun kedepan bergantung pada perkembangan harga tanah tsb. CONTOH
  • 12. POHON KEPUTUSAN Alternatif Situasi yg mungkin Sukses Gagal Invest 24 -10 Tidak Invest 0 0 Probabilitas (p) Usaha sukses (0,8) Gagal (0,2)
  • 13. 17,2 E=0 E=17,2 0 0 24 -10 0,8 x 0 + 0,2 x 0 0,8 x 24 + 0,2 x (-10)
  • 14.  Perusahaan MIE instant dihadapkan pada pilihan membangun pabrik skala besar atau pabrik skala kecil yang dapat di ekspand setelah 2 tahun kemudian, tergantung kondisi permintaan atas produknya, tinggi atau rendah. Pembangunan pabrik skala besar memerlukan biaya 5 satuan, sementara pembangunan pabrik skala kecil membutuhkan biaya 1 satuan. Pengembangan pabrik dikemudian hari memerlukan biaya 4,2 satuan.  Berdasarkan survey, probabilitas permintaan atas produk tinggi adalah 0,75, dan rendah 0,25.  Untuk periode perencanaan 10 tahun, perkiraan pendapatan tahunan adalah sbb: - pabrik besar, permintaan tinggi : 1 satuan - pabrik besar, permintaan rendah : 0,300 satuan - pabrik kecil, permintaan tinggi : 0,250 satuan - pabrik kecil, permintaan rendah : 0, 200 satuan - pabrik diperluas, permintaan tinggi : 0,900 satuan - pabrik diperluas, permintaan rendah : 0,2 satuan CONTOH 1
  • 15. 1 2 3 0,75 0,25 Permintaan tinggi Permintaan rendah 1 satuan 0,3 satuan 4 5 6 Permintaan tinggi Permintaan rendah 0,75 0,25 0,9 satua 0,2 satuan Permintaan tinggi Permintaan rendah 0,25 0,25 satuan 0,2 satuan 0,2 satuan 0,75 Stage IIStage I
  • 16. TUGAS :  Sebuah perusahaan telah mengembangkan teknologi sensor buah. Hak atas teknologi tersebut seharga Rp. 750jt atau mendirikan pabrik untuk memproduksi sensor manis/masam buah tersebut. Biaya pendirian pabrik adalah Rp. 600jt.  Profitability dari pendirian pabrik tergantung pada kemampuan perusahaan memasarkan alat tersebut pada tahun pertama. Oleh karena ada akses ke agen, dalam keadaan paling burukpun perusahaan bisa menjual 1000 unit alat. Jika sukses perusahaan dapat menjual 12.000 unit alat.  Perusahaan yakin bahwa kemungkinan gagal atau sukses sama peluangnnya,dan mengabaikan semua kemungkinan kondisi pemasaran lainnya. Selisih harga jual satu unit alat dan biaya produksi adalah Rp. 500rb.  Untuk mengetahui potensi pemasaran yg sesungguhnya (gagal/sukses) survey pasar dapat dilakukan terlebih dahulu (sebelum menentukan menjual/menggunakan hak atas teknologi yg dikembangkan) dengan biaya sebesar Rp. 300jt
  • 17. CONTOH 2  Pada suatu hari bazar saprodi pertanian diselenggarakan oleh PT Pertani. Laba bazar tergantung pada keadaan cuaca (cerah, mendung atau hujan). Jika cerah, maka untung 10 satuan, jika mendung, maka masih untung 5 satuan, dan jika hujan, maka rugi 15 satuan.  Panitia bazar harus membuat persiapan-persiapan atau membatalkannya. Keadaan ini menimbulkan kerugian sebesar 1 satuan.  Laporan cuaca diperoleh panitia dari BMKG seharga 1 satuan dan panitia dapat menunda persiapan sampai 1 hari sebelum bazar Probabilitas Ramalan Cuaca Cuaca sebenarnya (BMKG) Hujan Mendung Cerah Hujan (0,1) 0,7 0,2 0,1 Mendung (0,6) 0,2 0,6 0,2 Cerah (0,3) 0,1 0,2 0,7
  • 18. Bayes’s Theory Statistika mengembangkan teori pengambilan keputusan yang dipelopori Reverand Thomas Bayes (1950). Contoh kasus:  Menggunakan Analisis Bayesian Contoh probabilitas kondisional sbb Probabilitas prior Born c. 1701 London, England Died 7 April 1761 (aged 59) Tunbridge Wells, Kent, England Nationality English Signature
  • 19. TEORI BAYER DALAM DECISION TREE Probabilitas Kondional P (A)  prior probabilitas terhadap A P (A/D)  postarior probalitas berdasar pengetahuan atas D P (D/A) likehood dari A Kemungkinan yang mengarah ke A
  • 20. PENYELESAIAN Distribusi Prior 0,1 0,3 0,6 R a m a l a n Distribusi Posterior H M C H M C JML H M C Hujan 0,7 0,2 0,1 0,07 0,06 0,06 0,19 0,368 0,316 0,316 Mendung 0,2 0,6 0,2 0,02 0,18 0,12 0,32 0,062 0,563 0,375 Cerah 0,1 0,2 0,7 0,01 0,06 0,42 0,49 0,020 0,123 0,857 P (A/D)= 0,368
  • 21. OUTLINE Probabilitas dan Teori Keputusan Konsep-konsep Dasar Probabilitas Distribusi Probabilitas Diskret Distribusi Normal Teori Keputusan Pengertian dan Elemen- Elemen Keputusan Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Risiko (Risk) Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Ketidakpastian (Uncertainty) Analisis Pohon Keputusan
  • 22. KEPUTUSAN DALAM SUASANA BERISIKO Langkah dalam Pengambilan Keputusan: 1. Mengidentifikasi berbagai macam alternatif yang ada dan layak bagi suatu keputusan. 2. Menduga probabilitas terhadap setiap alternatif yang ada. 3. Menyusun hasil/pay-off untuk semua alternatif yang ada 4. Mengambil keputusan berdasarkan hasil yang baik. Rumus Expected Value (EV): EV = payoff x probabilitas suatu peristiwa
  • 23. Jika kejadian-kejadian kurang pasti dimasa mendatang, maka kejadian ini digunakan sebagai parameter untuk menentukan keputusan yang akan diambil KEPUTUSAN DALAM SUASANA BERISIKO Situasi yang dihadapi pengambil keputusan: • mempunyai lebih dari satu alternatif tindakan, • pengambil keputusan mengetahui probabilitas yang akan terjadi terhadap berbagai tindakan dan hasilnya dengan memaksimalkan expected return (ER) atau expected monetari value (EMV)
  • 24. PENGAMBILAN KEPUTUSAN  Sebaliknya, untuk hal-hal yang sifatnya merugikan seperti, pengeluaran, kekalahan, nilai EV dinyatakan sebagai Expected Loss (EL)  Jika, dalam pengambilan keputusan selalu melihat nilai harapan yang maksimum dan dinyatakan pula sebagai besaran nilai uang maka rumus tersebut dinyatakan sebagai EMV (expected monetry value) EMVi =espected Monetary Value untuk tindakan i Rij = return atas keputusan / tindakan i untuk tiap keadaan P = probabilitas kondisi j akan terjadi
  • 25. Loper koran memutuskan mengambil koran waktu pagi dan menjualnya, harga jual koran Rp 350 dan harga beli Rp 200 koran yang tidak laku disore hari tidak mempunyai harga. Probabilitas koran yang laku setiap hari sbb: Prob0 = prob. Laku 10 = 0,10 Prob1 = prob. Laku 50 = 0,20 Prob2 = prob. Laku 100 = 0,30 Prob3 = prob. Laku 150 = 0,40 Berapa koran yang harus dibeli oleh loper setiap harinya? CONTOH
  • 26. Tabel Pay-off Net Cash Flows 10 0.1 50 0.2 100 0.3 150 0.4 10 50 100 150 22500-26500 7500 -2500 -12500 15000 5000 Probabilitas koran Jumlahdanprobabilitas permintaankoran 1500 -6500 -16500 Pay off = 10 (350) – 10(200) = 1.500 Pay off = 150 (350) – 150 (200) = 22500
  • 27. Expected Return ER10 1500 (0,10) + 1500 (0,20) + 1500 (0,30) + 1500 (0,40) = 1500 ER50 6500 (0 10) + 7500 (0 20) + 7500 (0 30) + 7500 (0 40) = 6100 ER100 -16500 (0,10) - 2500 (0,20) + 15000 (0,30) + 15000 (0,40) = 8350 ER150 -26500 (0,10) - 12500 (0,20) + 5000 (0,30) + 22500 (0,40) = 5350
  • 28. Saham Baik (P= 0,5) Buruk (P= 0,5) Perhitungan EV Nilai EV BATIK 444.444 277.778 (444.444 x 0,5) + (277.778 x 0,5) BATA 1.081.081 162.162 (1.081.081 x 0,5) + (162.162 x 0,5) SEMEN 1.487.667 61.667 (1.487.667 x 0,5) + (61.667 x 0,5) Berdasarkan nilai EV, maka keputusan yang terbaik adalah membeli saham . . . . . . . . . . . . . . nilai EV tertinggi. CONTOH EV
  • 29. EOL = Opportunity loss x probabilitas suatu peristiwa EXPECTED OPPORTUNITY LOSS (EOL) • Metode lain dalam mengambil keputusan selain EV • EOL mempunyai prinsip meminimumkan kerugian karena pemilihan bukan keputusan terbaik. • Hasil yang terbaik dari setiap kejadian diberikan nilai 0, sedangkan untuk hasil yang lain adalah selisih antara nilai terbaik dengan nilai hasil pada peristiwa tersebut.
  • 30. CONTOH EOL SAHAM BAIK (P=0,5) BURUK (P=0,5) OL BAIK OL BURUK BATIK 444.444 277.778 1.487.667 - 444.444 = 1.043.223 0 BATA 1.081.081 162.162 1.487.667 - 1.081.081 = 406.586 277.778 - 162.162 = 115.616 SEMEN 1.487.667 61.667 0 277.778 - 61.667 = 216.111
  • 31. Sa-ham OL baik (P= 0,5) OL buruk (P= 0,5) Perhitungan EV Nilai EOL BATIK 1.043.223 0 (1.043.223 x 0,5) + (0 x 0,5) BATA 406.586 115.616 (406.586 x 0,5) + (115.616 x0,5) SEMEN 0 216.111 (0 x 0,5) + (216.111 x 0,5) CONTOH EOL (lanjutan) Berdasarkan nilai EOL, maka keputusan yang terbaik adalah membeli saham . . . . . . . .  nilai EOL terendah.
  • 32. EXPECTED VALUE OF PERFECT INFORMATION (EVPI) Expected Value Of Perfect Information • Setiap keputusan tidak harus tetap setiap saat. Keputusan dapat berubah untuk mengambil kesempatan yang terbaik. • Pada kasus harga saham, pada kondisi baik, saham SEMEN adalah pilihan terbaik, namun pada kondisi buruk, maka saham BATIK lebih baik. • Apabila hanya membeli saham SEMEN maka EV = 1.487.667 x 0,5 + 61.667 x 0,5 = 774.667
  • 33. • Apabila keputusan berubah dengan adanya informasi yang sempurna dengan membeli harga saham SEMEN dan BATIK EVif = 1.487.667 x 0,5 + 277.778 x 0,5 = 822.723 • Nilai EVif lebih tinggi dari EV dengan selisih: = 822.723 -774.667 = 108.056. Nilai ini mencerminkan harga dari sebuah informasi. • Nilai informasi ini menunjukkan bahwa informasi yang tepat itu berharga -- dan menjadi peluang pekerjaan -- seperti pialang, analis pasar modal, dll. EVPI
  • 34. SUSUNAN MATERI Probabilitas dan Teori Keputusan Konsep-konsep Dasar Probabilitas Distribusi Probabilitas Diskret Distribusi Normal Teori Keputusan Pengertian dan Elemen- Elemen Keputusan Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Risiko (Risk) Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Ketidakpastian (Uncertainty) Analisis Pohon Keputusan
  • 35. KEPUTUSAN DALAM KETIDAKPASTIAN Kondisi ketidakpastian dicirikan dengan informasi yang tidak sempurna dan tidak ada probabilitas suatu peristiwa. • Probabilitas semua kejadian sama, dan hasil perkalian antara hasil dan probabilitas tertinggi adalah keputusan terbaik. Kriteria Laplace • Keputusan didasarkan pada kondisi pesimis atau mencari Nilai maksimum pada kondisi pesimis. Kriteria Maximin • Keputusan didasarkan pada kondisi optimis dan mencari nilai maksimumnya. Kriteria Maximax • Keputusan didasarkan pada perkalian hasil dan koefisien optimisme. Koefisien ini merupakan perpaduan antara optimis dan pesimis. Kriteria Hurwicz • Keputusan didasarkan pada nilai regret minimum. Nilai regret diperoleh dari nilai OL pada setiap kondisi dan dipilih yang maksimum. Kriteria (Minimax) Regret
  • 36. Perusahaan Kondisi Perekonomian Boom Normal Krisis BATIK 1.180 488 250 BATA 2.000 1.356 300 SEMEN 4.463 1.666 185 CONTOH LAPLACE Perusahaan
  • 37. CONTOH MAXIMIN Perusahaan Kondisi Krisis BATIK 250 BATA 300 SEMEN 185
  • 38. CONTOH MAXIMAX Perusahaan Kondisi Boom BATIK 1.180 BATA 2.000 SEMEN 4.463
  • 39. • Menggunakan koefisien optimisme (a) dan koefisien pesimisme (1- a). • Koefisien ini anda dapat diperoleh melalui hasil penelitian atau pendekatan relatif dari data tertentu. • Contoh: Koefisien optimisme didasarkan pada probabilitas terjadinya kondisi boom dibandingkan dengan kondisi krisis. Berdasarkan data diperoleh koefisien optimisme sebesar 0,63 sehingga koefisien pesimisme adalah 1 – 0,63 = 0,37. CONTOH HURWICZ
  • 40. CONTOH HURWICZ (lanjutan) Emiten Boom Krisis Perhitungan EV BATIK 1.180 250 BATA 2.000 300 SEMEN 4.463 185 Berdasarkan nilai EV, maka keputusan yang terbaik adalah membeli saham . . . . .  nilai EV tertinggi.
  • 41. • Langkah pertama adalah mencari nilai OL. • Langkah kedua adalah memilih nilai maksimum dari nilai OL setiap keadaan. • Nilai OL yang minimum adalah keputusan yang terbaik. Teori Keputusan CONTOH MINIMAX REGRET
  • 42. Perusa haan Kondisi Perekonomian Boom Normal Krisis BATIK 3.283 1.178 50 BATA 2.463 310 0 SEMEN 0 0 115 Perusahaan Nilai Regret Maksimum BATIK 3.283 BATA 2.463 SEMEN 115 CONTOH MINIMAX REGRET (lanjutan) Berdasarkan kriteria minimax regret, keputusan yang terbaik adalah membeli saham . . . . . .  nilai regret terendah.