SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
TEORI HIRARKI PENGARUH ISI MEDIA DAN
RELASINYA DENGAN MEDIA PENYIARAN ISLAM
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Teori Dan Paradigma Komunikasi Dan Penyiaran Islam
DOSEN :
Dr. Abdul Halik, S.Sos., M.Si
DISUSUN OLEH :
Muhammad Arpin
NIM : 80800221004
Khairatun Hisan
NIM : 80800221011
PROGRAM MAGISTER KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa terpanjatkan kehadhirat Allah swt. yang atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya tulisan ini selesai disusun dengan baik. Shalawat
teriring salam semoga selalu tercurahkan keharibaan Nabi Besar Muhammad saw.
yang diutus sebagai teladan dan rahmat bagi sekalian alam. Tulisan ini berjudul
“Teori Hirarki Pengaruh Isi Media Dan Relasinya Dengan Media Penyiaran Islam”,
disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Teori Dan Paradigma
Komunikasi Dan Penyiaran Islam.
Tulisan ini dapat terselesaikan berkat arahan dan bimbingan berbagai pihak.
Untuk itu penulis sampaikan ungkapan terima kasih yang tak terhingga kepada
mereka semua yang telah membantu dan memfasilitasi sehingga tulisan ini dapat
diselesaikan dengan baik. Terutama kepada dosen pembina mata kuliah Teori Dan
Paradigma Komunikasi Dan Penyiaran Islam Dr. Abdul Halik, S.Sos., M.Si
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kelemahan
dan kekurangan. Untuk itu, tegur sapa dan kritik yang membangun sangat Penulis
harapkan demi kesempurnaan dan perbaikan di masa mendatang. Akhirnya, hanya
kepada Allah-lah penulis memohon petunjuk dan pertolongan. Semoga tulisan ini
dapat bermanfaat bagi segenap pembaca, terutama demi pengembangan ilmu
komunikasi di masa mendatang.
Penyusun
Muhammad Arpin
Khairatun Hisan
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………….………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Kegunaan .................................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Hirarki Pengaruh Isi Media Dan Media Penyiaran
Islam......................................................................................................... 3
B. Teori Hirarki Pengaruh Isi Media Dan Relasinya Dengan Media
Penyiaran Islam ………………………….…….…………..................... 7
C. Peranan Teori Hirarki Pengaruh Isi Media Terhadap Pengembangan
Media Penyiaran Islam …………….......................................................10
D. Analisis Teori Hirarki Pengaruh Isi Media Di Indonesia ……….…… 12
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 17
B. Implikasi Penelitian ............................................................................... 18
DAPTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isi media merupakanh basis utama dari pengaruh media. Dengan
mempelajari isi media, kita bisa memahami fenomena-fenomena yang
”tersembunyi” yaitu orang-orang dan organisasi yang memproduksi isi media.
Kajian tentang isi media juga membantu kita memprediksi dampaknya terhadap
khalayak. Kalau kita mengasumsikan bahwa medialah yang menyajikan ”realitas”
kepada khalayak, maka mempelajari isi media membantu kita untuk menilai
”realitas” seperti apa sebenarnya yang dikonsumsi khalayak
Dewasa ini, mungkin tidak ada hal yang punya pengaruh signifikan pada
masyarakat melebihi media. Media dan teknologi media telah memberi pengaruh
kepada individu dan masyarakat secara global dalam level yang lebih besar
daripada yang pernah kita bayangkan.
Kehadiran media yang mengalami perkembangan yang begitu pesat seiring
dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih
memberikan banyak sekali warna pemberitaan dan informasi yang hadir ditengah-
tengah kehidupan masyarakat. Baik informasi dan pemberitaan itu secara langsung
dibutuhkan atau tidak dibutuhkan. Ruang publik menjadi suatu ruang yang tidak
ada lagi ada sekat dalam mengakses sebuah pemberitaan atau informasi. Fakta itu
memunculkan berbagai persoalan yang rumit ketika ternyata dampak yang
ditimbulkan menjadi dampak yang sangat kompleks.
Begitu besarnya pengaruh media dalam menyampaikan komunikasi dan
penyiaran, sehingga perlu adanya sinergi antara pola komunikasi yang efektif
dengan kecanggihan media massa dan teknologi informasi saat ini. Ketika terjadi
ketidaksinkronan antara keduanya maka sudah pasti akan terjadi disharmoni yang
akan menyebabkan suatu komunikasi dan penyiaran itu sendiri tidak akan pernah
berjalan secara efektif. Khususnya ketika kita berbicara tentang komunikasi dan
penyiaran Islam, yang memiliki misi dan tujuan untuk melakukan reorientasi
1
terhadap transformasi nilai-nilai keislaman di tengah-tengah kehidupan sosial, tentu
banyak sekali tantangan dan hambatan yang dihadapi. Maka hal itu harus kita urai
untuk mendapatkan berbagai solusi yang ideal sebagaimana yang kita inginkan.
Dalam kaitan hal tersebut di atas maka penulis mencoba mengangkat teori
yang tepat dan sesuai dengan tuntutan zaman. Teori Hirarki Pengaruh Isi Media dan
relasinya dengan Media Penyiaran Islam sebagai salah satu upaya untuk
menemukan jalan keluar dari berbagai permasalahan yang diakibatkan oleh media.
B. Rumusan Masalah
Dari berbagai gambaran yang telah dipaparkan di atas tentang teori hirarki
pengaruh isi media dan relasinya dengan media penyiaran Islam, maka penulis
mengangkat beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian teori hirarki pengaruh isi media dan media penyiaran Islam?
2. Bagaimana relasi teori hirarki pengaruh isi media dengan media penyiaran
Islam?
3. Bagaimana peranan teori hirarki pengaruh isi media terhadap media
penyiaran Islam ?
4. Bagaimana analisis teori hirarki pengaruh isi media di Indonesia ?
C. Kegunaan
Dalam berbagai referensi pengetahuan tentang regulasi perkembangan
media penyiaran, berguna untuk :
1. Dapat mengetahui pengertian teori hirarki pengaruh isi media dan media
penyiaran Islam.
2. Dapat mengetahui relasi teori hirarki pengaruh isi media dengan media
penyiaran Islam.
3. Dapat mengetahui peranan teori hirarki pengaruh isi media terhadap media
penyiaran Islam di Indonesia.
4. Dapat mengetahui analisis teori hirarki pengaruh isi media di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Hirarki Pengaruh Isi Media Dan Relasinya Dengan Media
Penyiaran Islam
a. Pengertian Teori Hirarki Pengaruh Isi Media
Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese adalah tokoh penggagas dari
teori hirarki pengaruh isi media dalam bukunya “Theories of influences on Mass
Media Content”. Teori ini menggambarkan tentang pengaruh terhadap isi media
pada suatu pemberitaan, baik dari pengaruh internal dan maupun eksternal. Isi
media yang disampaikan kepada khalayak tidak datang dari ”ruang hampa” yang
netral, bebas kepentingan, dan disalurkan oleh medium yang bebas distorsi, namun
merupakan hasil pengaruh kebijakan internal organisasi media dan pengaruh
eksternal media itu sendiri. Shoemaker dan Reese membaginya ke dalam beberapa
level pengaruh isi media. Yaitu pengaruh dari individu pekerja media (individual
level), pengaruh dari rutinitas media (media routines level), pengaruh dari
organisasi media (organizational level), pengaruh dari luar media (outside media
level), dan yang terakhir adalah pengaruh ideologi (ideology level)1.
Stephen D. Reese mengemukakan bahwa isi pesan media atau agenda media
merupakan hasil tekanan yang berasal dari dalam dan luar organisasi media2
.
1 Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message (New York
,Longman Publisher: 1996) h. 60
2 Stephen D. Reese, Setting the media’s Agenda: A power balance perspective (Beverly
Hills: Sage, 1991),h. 324.
3
Dengan kata lain, isi atau konten media merupakan kombinasi dari program
internal, keputusan manajerial dan editorial, serta pengaruh eksternal yang berasal
dari sumber-sumber nonmedia, seperti individu-individu berpengaruh secara sosial,
pejabat pemerintah, pemasang iklan dan sebagainya3.
Asumsi dasar teori ini adalah isi media tidak dapat merefleksikan realitas
secara obyektif, isi media dibentuk oleh sejumlah faktor yang menghasilkan
beragam versi mengenai realitas, dan faktor-faktor yang berpengaruh antara lain
adalah orientasi personal para pekerja media, profesionalisme, kebijakan
perusahaan, pola kepemilikan perusahaan, lingkungan ekonomi, pengiklan, dan
pengaruh-pengaruh ideologi.
Secara umum, berdasarkan teori hirarki pengaruh isi media menegaskan
bahwa pengaruh yang dihasilkan dari praktik media (misalnya: penggunaan siaran
pers, ketersediaan teknologi, pemilihan cerita, jenis, dan pengeditan) memiliki
dampak yang relatif kecil pada masyarakat, dikarenakan bukan faktor yang
berperan secara sistematis dari konten suatu kelembagaan. Pengaruh individu yang
dihasilkan dari suatu media mungkin tidak luas. Tetapi ketika konten media
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, yaitu diluar organisasi media, maka peluang
memanipulasi konten media sesuai dengan kepentingan dan ideologi kelompok
tertentu dapat memberikan pengaruh yang kuat dan menimbulkan efek yang luas di
masyarakat4.
b. Pengertian Relasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia relasi adalah hubungan;
perhubungan; pertalian; kenalan; pelanggan. Secara umum relasi adalah hubungan
antara dua pihak atau lebih untuk mencapai suatu tujuan. Relasi dalam bahasa
3 Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss,Theories of Human Communication,8th ed.
(Belmont: Thomson Wadsworth, 2005) h. 281
4 Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, h. 60
5 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), h.
935.
4
3
Inggris adalah relation artinya hubungan dua hal atau dua pihak. Dua orang tersebut
setidaknya harus saling kenal agar dapat disebut relasi. 5.
Sedangkan menurut Christensson dan Robinson, relasi merupakan orang
yang tinggal di suatu daerah, dan dalam daerah tersebut memiliki ikatan dan terjalin
komunikasi antara satu dengan yang lainnya6. Sementara Hartono Widodo dan
Judiantoro, relasi juga berkaitan dengan hubungan kerja di mana hubungan kerja
ini merupakan kegiatan-kegiatan pengerahan tenaga atau jasa seseorang secara
teratur demi kepentingan orang lain yang memerintahnya, sesuai dengan perjanjian
kerja yang disepakati7.
Mendefinisikan makna relasi dapat dilakukan melalui pendekatan sosial.
dalam hal ini termasuk ruang lingkup komunikasi yang dilakukan dalam ranah
sosial. “Relasi sosial merupakan hubungan antar manusia, dimana relasi tersebut
menentukan struktur masyarakat. Relasi sosial ini didasarkan pada komunikasi
antar individu dalam masyarakat. Oleh karena itu dapat disebutkan bahwa
komunikasi merupakan dasar eksistensi suatu kelompok masyarakat. Relasi sosial
atau hubungan dalam masyarakat ini, baik dalam bentuk individu atau perorangan
maupun dengan kelompok-kelompok dan antar kelompok manusia itu sendiri
mewujudkan segi dinamika perubahan dan perkembangan masyarakat”8
c. Pengertian Media Penyiaran Islam
Secara etimologis, kata media berasal dari bahasa latin, yaitu meduus yang
memiliki arti perantara, tengah, ataupun pengantar. Dalam ilmu bahasa indonesia,
kata medium memiliki arti antara atau sedang. Pengertian media umumnya merujuk
pada suatu yang dijadikan sebagai alat, wadah, maupun sarana untuk melakukan
komunikasi9.
6 Suraji and Muhammad Ali Embi. "Menetas Jalan Baru Pengembangan Masyarakat :
Sebuah Jawaban di Era Milenium." Jurnal Sosiologi Reflektif 12.2 (2018): 353-366.
7 Suraji, Suraji, and Muhammad Ali Embi. "Menetas Jalan Baru Pengembangan
Masyarakat: Sebuah Jawaban di Era Milenium.", h. 366
8 Shandra Khaterine, “Proses Sosial dan Interaksi Sosial”, diakses 30 Maret 2016 dari
https://shandrakatherine.wordpress.com/2012/09/19/sosiologi-proses-sosial-dan-interaksi-sosial
9 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 935
5
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa pengertian
media adalah sebuah alat bantu yang bisa digunakan untuk menyalurkan pesan
untuk mencapai suatu tujuan. Sementara Leslie J. Briggs mengatakan bahwa media
adalah sebuah alat yang memiliki fisik dan digunakan agar bisa menyampaikan
materi. Media ini bisa berbentuk gambar, video, buku, televisi, dan masih banyak
lagi10.
Jadi, pengertian media secara umum adalah suatu alat pengantar atau alat
perantara yang berguna untuk menyalurkan informasi ataupun pesan dari sebuah
sumber pada pihak penerima pesan.
Penyiaran berasal dari kata “siar” yang dapat diartikan memberitahukan
kepada umum (dalam hal ini melalui radio), menyiarkan atau mempropagandakan
(pendapat, pemahaman, agama dan sebagainya).11
Penyiaran atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai broadcasting adalah
keseluruhan proses penyampaian siaran yang dimulai dari penyiaran materi
produksi, proses produksi, penyiapan bahasa siaran, kemudian pemancaran sampai
kepada penerimaan siaran tersebut oleh pendengar/pemirsa disuatu tempat.12
Penyiaran adalah aktivitis yang mengandung atau memancarkan rancangan
radio dan televisi kepada khalayak disekitar kawasan yang dapat diliputi oleh alat
penerima siaran dengan menggunakan sistem analog, satelit atau kabel13.
Jadi bisa disimpulkan bahwa penyiaran adalah pengedaran isyarat audio dan
video yang memancarkan rancangan kepada audiens baik orang ramai maupun
golongan tetentu melalui proses elektromagnetik atau gelombang.
Arti islam secara etimologi berarti tunduk. Kata “ISLAM” berasal dari :
Salima yang berarti selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya
menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sedangkan secara epistimologis dapat
10 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.
11 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 935
12 Wahyudi J.B, Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, (Jakarta : Gramedia, 1994), h. 6
13 Hadajanto Djamal, Andi Fachruddin, Dasar-dasar Peniaran, (Jakarta : Kencana, 2013),
h. 43
6
dikatakan Islam adalah agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang
diturunkan oleh Allah Swt kepada nabi Muhammad Saw sebagai utusan-Nya yang
terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, dimanapun dan kapanpun, yang
ajaranya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia14.
Penyiaran Islam adalah sesuatu aktiviti yang dipancarkan kepada khalayak
berasaskan nilai-nilai keagamaan dan terjamin kebenarannya serta membawa
keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Produk penyiaran yang
mengutamakan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat dan objektif tertinggi
penyiaran Islam adalah memperoleh keseimbangan spiritual dan fisikal
masyarakat.15
Media penyiaran Islam adalah organisasi atau lembaga yang menyebarkan
informasi yang berisi nilai-nilai Islam, berupa produk budaya atau pesan lainnya
yang bisa memengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat.
Media penyiaran islam syarat dengan apa yang diusung oleh Islam itu
sendiri, terutama masalah akhlak, seperti Al-hadis yang diriwayatkan oleh Muslim
dalam Kitab Bulughul Maram16, yang artinya :
Nawas Ibnu Sam'an Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku bertanya kepada
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tentang kebaikan dan kejahatan.
Beliau bersabda: "Kebaikan ialah akhlak yang baik dan kejahatan ialah
sesuatu yang tercetus di dadamu dan engkau tidak suka bila orang lain
mengetahuinya." Riwayat Muslim.
B. Relasi Teori Hirarki Pengaruh Isi Media Dengan Media Penyiaran Islam
Dalam menganalisis isi suatu media relasinya dengan media penyiaran
Islam, terdapat lima perspektif mengenai tahapan yang berpengaruh terhadap isi
suatu media17 yaitu sebagai berikut:
14 Abu Al-Husain Ahmad Ibn Faris Ibn zakariya selanjutnya disebut Ibn Zakariya, Mu’jam
Al-Maqys Fiy Al-Lughah, (Bairut : Dar Al-Fikr, 1994), h. 487
15
http:// kpijpapsas.blogspot.com/2016/07/20-coure-learning-outcome-clo.html? m =1
16 Al-Hadis, Bulughul Maram Terjemah Digital, 2009.
17 Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, h. 105
7
1. Individual media workers level
Dalam isi media sangat dipengaruhi oleh sikap, kepentingan, dan latar
belakang para pekerja media. Para pekerja media seperti, redaktur, wartawan
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan isi media. Mereka memiliki
orientasi tertentu dalam mengambil keputusan atau menentukan isi media. Tiga hal
mendasar dari para pekerja media yang berpengaruh terhadap isi media yaitu,
karakteristik dan latar belakang, kebiasaan serta nilai atau kepercayaan (agama),
dan orientasi atau profesionalisme para pekerja media.
Disinilah pentingnya para pekerja media memiliki integritas dan
objektivitas yang bersandar pada nilai-nilai Islam yang diberikan oleh Allah melalui
Quran dan Sunnah.
2. Media routines level
Rutinitas para pekerja media dalam membuat pemberitaan dapat
mempengaruhi isi dari media, baik dampak positif maupun negatif. Dalam media,
dampak rutinitas dilihat dari tiga hal yaitu, apa yang diterima oleh pembaca,
kapabilitas organisasi media dalam menghasilkan atau membuat pesan berita, serta
produk apa yang tersedia (naskah, pemilihan narasumber, gambar dan lain-lain).
Rutinitas yang dimaksud adalah kuantitas atau frekwensi pekerja media
pada sebuah organisasi media dalam memproduksi sebuah berita. Tingkat rutinitas
yang tinggi dapat berpengaruh buruk terhadap kualitas isi media dikarenakan
kurangnya observasi tentang realitas yang akan diangkat. Dalam tingkatan ini pula
dapat dilihat tujuan yang ingin dicapai oleh industri media, apakah berdasarkan
kepada kualitas naskah yang mengedepankan suatu realitas, atau hanya berorientasi
keuntungan semata.
Dalam Islam memberikan tuntunan yang berlandaskan nilai kebenaran dan
keadilan. Hal ini dapat dikembangkan melalui sebuah metode untuk secara
konsisten menguji informasi dengan pendekatan transparan mencapai bukti-bukti
dengan tepat. Dengan demikian apa yang dihasikan oleh media adalah kebenaran
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan realitas.
8
3. Organization level
Pemilik atau pemegang saham pada sebuah organisasi memiliki kekuatan
paling besar dalam pengambilan keputusan atau kebijakan. Hal tersebut akan sangat
berpengaruh terhadap isi suatu media. Kepemilikan suatu organisasi dapat terdiri
dari perseorangan atau lebih. Semakin besar saham yang dimiliki, semakin besar
pula pengaruh kekuasaan yang dimiliki.
Dalam industri media, sebuah media cetak memiliki identitas sendiri yang
biasanya identik dengan pemiliknya. Isi media (media content) yang dihasilkannya
juga cenderung dipengaruhi oleh kepemilikan rumah produksi itu.
Organisasi sebagai salah satu unsur yang berpengaruh dalam sebuah media,
maka sangat penting untuk dijalankan di atas prinsip-prinsip keteladanan. Para
pengelolah atau pemilik organisasi media berdiri di atas nilai-nilai agama yang
mengajarkan keteladanan dalam kehidupan. Dalam Islam keteladanan Rasulullah,
SAW adalah yang paling utama dan senantiasa menjadi sumber insfirasi. dalam
segala hal.
4. Extramedia level
Kekuatan atau kebijakan dari pihak luar organisasi media memiliki
pengaruh terhadap kinerja media dan isi media. Pengaruh-pengaruh dari luar media
itu berasal dari sumber berita, pengiklan dan penonton, kontrol dari pemerintah,
pangsa pasar dan teknologi. Kekuatan eksternal yang cukup berpengaruh terhadap
isi media di sebuah media adalah pengiklan/penonton dan pemerintah. Sementara
unsur-unsur eksternal lainnya tidak terlalu signifikan pengaruhnya dalam sebuah isi
media.
Pemerintah sebagai unsur yang sangat berperang dalam sebuah organisasi
media, maka seyogyannya menetapkan aturan-aturan media yang berpihak pada
nilai-nilai kebenaran (sesuai nilai-nilai keislaman). Mengawasi jalannya organisasi
media dan memastikan berada di atas rel yang telah ditetapkan dan disepakati
bersama oleh para insan media.
9
5. Ideological level
Ideologi seseorang atau suatu organisasi media memiliki pengaruh terhadap
isi media. Nilai-nilai serta kepercayaan yang dijadikan sebagai landasan mereka
memiliki pengaruh yang cukup besar. Media massa seperti televisi merupakan
wujud dari apa yang dilihat di sekitarnya sebagai suatu realitas dan digambarkan
menurut ideologi atau cara pandang mereka.
Islam menawarkan ideologi paripurna yang akan menuntun para insan
media pada nilai-nilai kebaikan. Ideologi yang menciptakan lingkungan media yang
sehat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Nilai-nilai yang
terkandung dalam ideologi Islam adalah kebenaran universal.
Dari berbagai gambaran yang telah dikemukakan di atas maka dapat diambil
sebuah kesimpulan bahwa relasi antara teori hirarki pengaruh isi media dengan
media penyiaran Islam adalah sangat signifikan dalam menciptakan media yang
dapat menperjuangkan nilai-nilai keislaman.
Dengan menerapkan teori hirarki pengaruh isi media dalam media
penyiaran Islam, maka diharapkan media akan memiliki fungsi18 sebagai berikut :
a. Pembimbing dalam hidup
b. Pengendali moral
c. Penolong dalam kesulitan
d. Penentran batin
C. Peranan Teori Hirarki Pengaruh Isi Media Terhadap Media Penyiaran
Islam Di Indonesia
Teori ini memegang peranan sangat penting dalam studi media, karena isi
media diasumsikan memiliki implikasi penting dalam perubahan sosial. Teori ini
menawarkan perspektif alternatif dalam memahami isi media, yang sebelumnya
lebih sering dilihat sebagai sesuatu yang netral dalam melaporkan realitas, atau
setidaknya dianggap menyajikan representasi yang fair tentang realitas (tanpa
18 Kompas, Artikel Online “Pengertian Islam Adalah : Ajaran, Arti, Pengenalan dan
Pengetahuan” 11 September 2022.
10
distorsi atau setidaknya dengan distorsi minimal). Dalam perspektif ini, media
diasumsikan pasif, sekadar medium (media as channels), yang hanyta
menyampaikan realitas apa adanya, bertumpu pada konsep-konsep positivistik
seperti objektivitas, dan tidak membawa dampak pada perubahan sosial.
Sebaliknya, teori ini berangkat dari asumsi media berperan aktif membentuk
realitas, media as participants, bahwa media tidak netral bahkan bisa memanipulasi
realitas melalui penekanan atau penghilangan elemen-elemen tertentu dari realitas,
dan memosisikan media massa sebagai agen perubahan sosial. Dengan asumsi
tersebut teori ini dapat dikatakan sebagai alternatif atau bahkan kritik terhadap
teori-teori media (jurnalistik) mainstream yang cenderung posivistik. Mengikuti
kerangka berpikir Thomas Kuhn, teori ini bisa disebut sebagai jawaban atas
terjadinya ”anomali” ketika teori (jurnalistik, komunikasi massa) lama yang
positivistik tidak mampu lagi menjelaskan gejala/fenomena19
Secara fundamental, teori hirarki pengaruh isi media mengandung
substansi20 sebagai berikut:
1. Isi media diasumsikan memiliki implikasi penting dalam perubahan sosial..
2. Menawarkan perspektif alternatif dalam memahami isi media.
3. Media berperan aktif membentuk realitas.
4. Media tidak netral bahkan bisa memanipulasi realitas melalui penekanan
atau penghilangan elemen-elemen tertentu dari realitas.
5. Memposisikan media massa sebagai agen perubahan sosial.
6. Sebagai kritik terhadap teori-teori media (jurnalistik) mainstream yang
cenderung posivistik..
7. Sebagai jawaban atas terjadinya ”anomali” ketika teori (jurnalistik,
komunikasi massa) lama yang tidak mampu lagi menjelaskan gejala/
fenomena.
Dari berbagai gambaran yang telah dikemukakan di atas, maka penerapan
19 Krisdinanto, Nanang, “Anomali dan Teori Hirarki Pengaruh terhadap Isi Media” Jurnal
Ilmiah Komunikasi / Volume 3 / Nomor 01 Juli 2014
20 Krisdinanto, Nanang, “Anomali dan Teori Hirarki Pengaruh terhadap Isi Media”
11
teori hirarki pengaruh isi media pada media-media Islam di Indonesia akan dapat
berkembang dan bersaing dengan media-media lainnya yang mendominasi dunia
media dewasa ini.
Secara inplisik peranan teori hirarki pengaruh isi media terhadap
perkembangan media antara lain adalah :
1. Sebagai standar kerja para pekerja media islam dalam pembuatan isi berita.
2. Sebagai ukuran budaya kerja organisasi media Islam
3. Sebagai pola pelayanan dan knerja organisasi media Islam
4. Sebagai model ketahanan dan kekuatan media Islam
5. Sebagai barometer ideologi media Islam.
Dalam kaitan membangun media Islam di Indonesia setidaknya ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi21, yaitu sebagai berikut :
1. Media itu harus dimiliki oleh orang Islam. Atau, jika kepemilikannya
bersifat kolektif (misalnya, saham perusahaan media bersangkutan sudah
diperjualbelikan untuk umum di bursa efek), mayoritas saham harus
dimiliki oleh orang Islam. Syarat ini sangat logis. Sungguh sangat absurd,
jika media yang dimiliki orang beragama Yahudi disebut sebagai media
Islam.
2. Media itu sedikit banyak harus mengemban misi dakwah, yakni misi
mengagungkan agama Allah, menyebarkan nilai-nilai ajaran Islam,
memajukan dan mencerdaskan umat Islam, dan sebagainya. Adanya misi
dakwah ini bukan berarti media itu harus semata-mata diisi dengan
kumpulan khutbah agama atau kutipan ayat kitab suci Al-Quran dan hadist
Nabi. Media Islam bebas menyajikan dan mengupas topik apa saja
Perwujudan misi “dakwah” bisa sangat luas. Misi mencerdaskan dan
memajukan umat Islam, misalnya, bisa dilakukan dengan berbagai format
21 Arismunandar, Satrio, Media Islam, “Media Islami, dan Perbedaannya dengan Media
Lain”, Depok, November 2010, h. 1-2
12
media. Di sinilah ditunyut adanya kreativitas pengelolah media dalam
mengemas misi dakwahnya.
3. Media Islam harus menerapkan aturan, etika, dan nilai-nilai ajaran Islam,
dalam menjalankan bisnis perusahaan media dan aktivitas keredaksian
(editorial). Islam tidak mengenal prinsip “tujuan menghalalkan cara”. Etika
dan nilai-nilai Islam yang harus diterapkan di sini mencakup dua aspek:
aspek bisnis dalam menjalankan usaha media, dan aspek yang berkaitan
dengan sisi keredaksian (editorial). Dalam aspek bisnis, misalnya, media
Islam tidak membabi buta dalam mencari keuntungan, melainkan menganut
asas-asas kebenaran dan keadilan.
D. Analisis Teori Hirarki Pengaruh Isi Media Di Indonesia (Analisis Teori
Hirarki Pengaruh Pada Pemberitaan Ahmadiyah Di Majalah Tempo)
Pemberitaan Ahmadiyah di Majalah Tempo, yaitu mengenai pemberitaan
tentang kasus penyeranga Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Cikeusik, Pandeglang,
Banten pada bulan Februari 2011. Analisis menggunakan teori hirarki pengaruh
oleh Pamela. J Shoemaker dan Stephen D. Reese. Berikut adalah pembahasan
analisis22:
a. Pengaruh Level Individu Pada Pemberitaan Ahmadiyah di Majalah Tempo
Dari hasil wawancara dengan Anton Septian, reporter Majalah Tempo yang
memberitakan kasus Ahmadiyah tersebut, dapat digambarkan bahwa individu
reporter yang memberitakan kasus kekerasan terhadap Ahmadiyah ini adalah
individu yang berpandangan bahwa kekerasan terhadap Ahmadiyah adalah suatu
pelanggaran hak asasi manusia, terlepas dari kepercayaan reporter ini yang
menganut agama Islam, ternyata tidak terlalu mempengaruhi terhadap sikap yang
diambil oleh reporter yang memberitakan kasus kekerasan terhadap Ahmadiyah ini.
Reporter yang memberitakan kasus ini tidak terlalu dipengaruhi oleh
kepercayaannya tetapi lebih terpengaruh nilai-nilai kesetaraan dan kebebasan
22 Fahlevi, Fahdi , “Hirarki Pengaruh Pada Pemberitaan Ahmadiyah Di Majalah Tempo”
Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta 2012.
13
beragama oleh semua pemeluk agama. Nilai-nilai tersebut turut berpengaruh dalam
pemberitaan di Majalah Tempo mengenai kasus Ahmadiyah tetapi faktor yang lebih
dominan adalah kewajiban bagi seorang reporter untuk memberitakan sebuah
pemberitaan sesuai fakta.
b. Level Pengaruh Rutinitas Media Terhadap Pemberitaan Ahmadiyah di Majalah
Tempo.
Dalam tugasnya di lapangan reporter yang meliput kasus kekerasan
Ahmadiyah di Cikeusik ditugaskan untuk mencari data yang sebenar-benarnya dan
sesuai dengan kasus yang terjadi. Kebjakan pemberitaan Majalah Tempo untuk
mendapatkan berita yang sebenarnya dan berimbang. Berimbang disini menurut
kebijakan Majalah Tempo adalah memberitakan sesuai dengan kebenaran.
Kebenaran yang ada pada kasus tersebut yaitu berupa penyerangan salah satu
kelompok kepada kelompok lainnya yang sesuai dengan hasil investigasi yang
didapat di lapangan. Cara kerja Majalah Tempo dalam memberitakan sesuai
dengan fakta yang terjadi adalah untuk membentuk kredibilitas media itu sendiri
Faktor terbesar yang memberi pengaruh kepada pemberitaan Majalah
Tempo mengenai kasus kekerasan terhadap Ahmadiyah di Majalah Tempo yang
lebih besar adalah lebih kepada faktor pengelolaan pemberitaan dibanding dengan
faktor yang lainnya.Faktor ini mengikat karena membentuk kebiasaan pekerja
media di Majalah Tempo untuk membuat sebuah pemberitaan.Faktor ini dijalankan
oleh segenap pekerja pada majalah Tempo yang memberitakan kasus kekerasan
terhadap Ahmadiyah di Cikeusik.
c. Level Pengaruh Organisasi Media Terhadap Pemberitaan Ahmadiyah di
Majalah Tempo
Kebijakan pada level organisasi Majalah Tempo adalah lebih kepada rapat
yang dilakukan untuk menentukan sebuah kebijakan pemberitaan yaitu rapat
kompartemen dan rapat besar. Rapat kompartemen dan rapat besar itulah yang
menggambar cara kerja organisasi media pada Majalah Tempo. Pada konteks
pemberitaan Majalah Tempo mengenai kasus kekerasan terhadap Ahmadiyah,
14
kebijakan yang diambil adalah untuk memberitakan secara jelas tentang kasus
penyerangan tersebut. Kebijakan pemberitaan majalah Tempo saat itu adalah
memberitakan bahwa kelompok Ahmadiyah di Cikeusik menjadi korban pada
peristiwa penyerangan tersebut.
Kebijakan pemberitaan yang diambil saat itu bukan menitik beratkan untuk
membela salah satu kelompok tertentu tapi melalui hasil investigasi dan
pengumpulan data-data di lapangan yang dilakukan oleh reporter Majalah Tempo.
Pengaruh terhadap pemberitaan yang terjadi pada kasus kekerasan
Ahmadiyah di Majalah Tempo lebih bersifat masukan dibandingkan sebuah
intervensi. Masukan ini berasal dari dewan direksi yang notabenenya adalah mantan
redaksi Majalah Tempo.
d. Level Pengaruh Luar Organisasi Media Pada Pemberitaan Ahmadiyah di
Majalah Tempo
Dalam konteks pemberitaan Ahmadiyah di Majalah Tempo pada bulan
Februari, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) turut memberikan pengaruh pada
pemberitaan di majalah Tempo. Hal terlihat melalui pernyataan sikap AJI yang
mengkritisi Majalah Tempo terkait pemberitaan Ahmadiyah. Sikap kongkret yang
dilakukan oleh AJI terkait dengan pemberitaan Majalah Tempo pada kasus
Cikeusik ini adalah berbentuk himbauan AJI kepada media-media termasuk
Majalah Tempo di dalamnya.
Pengaruh dari luar organisasi media seperti AJI terhadap pemberitaan lebih
bersifat tidak langsung karena organisasi di luar organisasi media tidak dapat
mengintervensi kebijakan pemberitaan secara langsung. Situasi ini terkait dengan
organisasi luar media yang bersifat di luar struktur media itu sendiri. Pengaruhnya
lebih bersifat kepada individu dan rutinitas penyusnan pemberitaan di Majalah
Tempo.
e. Level Pengaruh Ideologi Terhadap Pemberitaan Ahmadiyah Di Majalah Tempo
Majalah Tempo memiliki ideologi yang anti komunis namun sangat
menjunjung ide-ide sosialis sebagai antithesis ideologi kapitalisme. Berdasarkan
15
15
ideologi sosial demokrat tersebut Majalah Tempo sangat mengakomodir jalannya
demokratisasi, persamaan hak-hak minoritas dan pluralisme.
Ideologi dari Majalah Tempo mempengaruhi berbagai elemen dari pekerja
Majalah Tempo yang membentuk sebuah pemberitaan di Majalah Tempo. Dari hal
yang bersifat abstrak yaitu ideologi pekerja media tersebut yang dapat merubah
ideologi tersebut menjadi sesuatu yang kongkret yang dalam hal ini adalah
pemberitaan.
Dari ideologi ini, proporsionalitasan pemberitaan Majalah Tempo lebih
mengambil posisi yang mengakomodir kepentingan kelompok minoritas seperti
Ahmadiyah. Dalam konteks pemberitaan kasus kekerasan terhadap kelompok
Ahmadiyah di Majalah Tempo, Majalah Tempo mengambil peran sebagai
pengartikulasian kepentingan kelompok minoritas yang dalam hal ini mendapatkan
penganiayaan dari kelompok mayoritas. Pengartikulasian majalah Tempo adalah
melalui pemberitaannya yang mengakomodir kelompok tersebut.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Teori Hirarki pengaruh isi media menggambarkan tentang pengaruh terhadap
isi media pada suatu pemberitaan, Isi media yang disampaikan kepada
khalayak tidak datang dari ”ruang hampa” yang netral, bebas kepentingan,
dan disalurkan oleh medium yang bebas distorsi, namun merupakan hasil
pengaruh kebijakan internal organisasi media dan pengaruh eksternal media
itu sendiri. Sedangkan Media penyiaran Islam adalah organisasi atau
lembaga yang menyebarkan informasi yang berisi nilai-nilai Islam, berupa
produk budaya atau pesan lainnya
2. Relasi antara teori hirarki pengaruh isi media dengan media penyiaran Islam
sangat signifikan dalam menciptakan media yang dapat menperjuangkan
nilai-nilai keislaman, yang dapat dilihat dalam lima level Pengaruh, yaitu
level individu pekerja media yang berkarakter dan menjunjungg tinggi nilai-
nilai kebenaran terutama Islam, level rutinitas media yang mengedepankan
budaya kerja yang menjujung tinggi nilai-nilai kejujuran dan kebaikan (sesuai
nilai-nilai keislaman), level organisasi media yang dijalankan secara
professional dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan (sesuai nilai-nilai
keislaman) , level pengaruh luar organisasi Media dengan taat dan patuh pada
niai-nilai dan aturan-aturan yang ada dan memperkuat control pemerintah
sebagai pemegang kekuasan tertinggi, dan level ideologi yang bergang teguh
pada nilai-nilai kemanusian dan keadilan terutama ideologi Islam.
3. Peranan teori hirarki pengaruh isi media sangat penting dalam studi media
terutama dalam memahami isi media. Penerapan teori ini pada media-media
Islam di Indonesia, akan sangat berperan dalam perkembangannya dan
meningkatkan daya saing dengan media-media lainnya yang mendominasi
dunia media dewasa ini.
4. Analisis teori hirarki pengaruh isi media pada pemberitaan Ahmadiyah di
Majalah Tempo, dilihat dari lima level secara umum tidak terlalu
17
berpengaruh. Kebijakan pemberitaan Majalah Tempo untuk mendapatkan
berita yang sebenarnya dan berimbang. Berimbang disini menurut kebijakan
Majalah Tempo adalah memberitakan sesuai dengan kebenaran. Kebenaran
yang ada pada kasus tersebut yaitu berupa penyerangan salah satu kelompok
kepada kelompok lainnya yang sesuai dengan hasil investigasi yang didapat
di lapangan. Cara kerja Majalah Tempo dalam memberitakan sesuai dengan
fakta yang terjadi adalah untuk membentuk kredibilitas media itu sendiri.
B. Implikasi
1. Dapat mengetahui pengertian teori hirarki pengaruh isi media dan media
penyiaran Islam.
2. Dapat mengetahui relasi teori hirarki pengaruh isi media dengan media
penyiaran Islam.
3. Dapat mengetahui peranan teori hirarki pengaruh isi media dalam
pengembangan media penyiaran Islam.
4. Dapat mengetahui analisis teori hirarki pengeruh isi media di Indonesia..
18
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemah Digital, Versi 2.0. 2004.
Al-Hadis, Bulughul Maram Terjemah Digital, 2009.
Apriadi Tamburaka, 2013, Agenda Setting Media Massa, Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Biriggs, Asa, dkk. 2006. Sejarah Sosial Media dari Gutenberg samapai Internet,
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
David Holmes, 2012, Teori Komunikasi: Media, teknologi dan Masyarakat,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Effendy, Onong Uchjana. 1994. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek, Bandung :
PT Remaja rosdakarya.
Effendy, Onong Uchjana, 2008, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Fahlevi, Fahri, Skrpsi“Hirarki Pengaruh Pada Pemberitaan Ahmadiyah Di
MajalahTempo”; UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/ 2013
Hasibuan, M. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT.Bumi Aksara.
Hasibuan, M. 2003. Organisasi dan motivasi, Jakarta : PT.Bumi Aksara.
Masduki, 2007, Regulasi Penyiaran dari Otoriter ke Liberal, Yogyakarta: LkiS
Pelangi Aksara
Littlejohn, Stephen W. dan Karen A. Foss. 2009. Theories of Human
Communication,9th ed. Jakarta: Salemba Humanika.
Mulyana, Deddy, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja
Rosdakarya
McQuails, Dennis. 2000. Mass Communication Theory, London: Sage Publication.
Morisan, dkk. 2010. Teori Komunikasi Massa, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.
Nasrullah, Rulli, 2012, Komunikasi antar Budaya di Era Budaya Siber, Jakarta:
Kencana Media Group
Nurudin. 2009. Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta : Rajawali Pers.
Reese, Stephen D. 1991. Setting the media’s Agenda: A power balance perspective,
Beverly Hills: Sage.
19
Romli, Asep Syamsul. 2005. M. Jurnalistik Terapan, Bandung: Batic Presss, Cet.
III.
Schudson, Michael. 1987. Discovering The News, New York: Basic Books.
Shoemaker, Pamela J dan Stephen D. Reese. 1996. Mediating The Message, New
York : Longman Publisher.
Syahrastani, Muhammad bin Abdul Karim. 1996. Sekte –Sekte Islam, Bandung:
Penerbit Pustaka.
Piliang, Yasraf Amir, 1999, Sebuah Dunia yang dilipat: Realitas Kebudayaan
menjelang Milinium ketiga dan Matinya Posmodernisme, Bandung: Mizan
Piliang, Yasraf Amir, 2001, Sebuah Dunia Yang Menakutkan: Mesin-Mesin
Kekerasan dalam Jagat Raya, Bandung: Mizan
Prakosa, Adi. 2006. Komunikasi Massa. Jakarta: Unas Press.
Rosmawaty, 2010, Mengenal Ilmu Komunikasi, Bandung: Widya Padjajaran
Wardhani, Diah. 2008. Media Relations: Sarana Membangun Reputasi Organisasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wiryanto, 2004, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, Grasindo
http://kholikihwanudin.blogspot.com/2011/12/komunikasi-massa.html
20

More Related Content

Similar to TEORI HIRARKI PENGARUH ISI MEDI DAN RELASINYA DENGAN MEDIA PENYIARAN ISLAM.pdf

TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.TTEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.TAdePutraTunggali
 
Makalah perkembangan public relation
Makalah perkembangan public relationMakalah perkembangan public relation
Makalah perkembangan public relationJafar Nyan
 
Ghina Fajriyah Jaylanti (44322010086) Sosiologi komunikasi.pptx
Ghina Fajriyah Jaylanti (44322010086) Sosiologi komunikasi.pptxGhina Fajriyah Jaylanti (44322010086) Sosiologi komunikasi.pptx
Ghina Fajriyah Jaylanti (44322010086) Sosiologi komunikasi.pptxGhina44
 
SILABUS KOMUNIKASI MASSA
SILABUS KOMUNIKASI MASSASILABUS KOMUNIKASI MASSA
SILABUS KOMUNIKASI MASSAahmadsayuti20
 
20211_2018_PB12_1-PPB-A_15_2_543012_2.pptx
20211_2018_PB12_1-PPB-A_15_2_543012_2.pptx20211_2018_PB12_1-PPB-A_15_2_543012_2.pptx
20211_2018_PB12_1-PPB-A_15_2_543012_2.pptxEkoBintiLestari1
 
PROSES_SOSIAL_DAN_INTERAKSI_SOSIAL.docx
PROSES_SOSIAL_DAN_INTERAKSI_SOSIAL.docxPROSES_SOSIAL_DAN_INTERAKSI_SOSIAL.docx
PROSES_SOSIAL_DAN_INTERAKSI_SOSIAL.docxIndraMaulana96
 
Membangun hubungan dengan media (media relations)
Membangun hubungan dengan media (media relations) Membangun hubungan dengan media (media relations)
Membangun hubungan dengan media (media relations) cookiescream1
 
Teori media dan teori kemasyarakatan
Teori media dan teori kemasyarakatanTeori media dan teori kemasyarakatan
Teori media dan teori kemasyarakatanReni Kurniati
 
Tugas uas max webber
Tugas uas max webberTugas uas max webber
Tugas uas max webberW. Riany
 
Presentation Komunikasi Massa
Presentation Komunikasi MassaPresentation Komunikasi Massa
Presentation Komunikasi MassaSMP N1 Salak
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theoryelsatamara
 
Mengenal dan mengidentifikasi public sasaran
Mengenal dan mengidentifikasi public sasaranMengenal dan mengidentifikasi public sasaran
Mengenal dan mengidentifikasi public sasaranAsmidiAs
 
Makalah_UAS_Soskom_Kel 10.docx
Makalah_UAS_Soskom_Kel 10.docxMakalah_UAS_Soskom_Kel 10.docx
Makalah_UAS_Soskom_Kel 10.docxOliviaPutriMadani
 
4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesi4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesiblade_net
 
Materi Pembelajaran Sosiologi Komunikasi
Materi Pembelajaran Sosiologi KomunikasiMateri Pembelajaran Sosiologi Komunikasi
Materi Pembelajaran Sosiologi KomunikasiAdePutraTunggali
 

Similar to TEORI HIRARKI PENGARUH ISI MEDI DAN RELASINYA DENGAN MEDIA PENYIARAN ISLAM.pdf (20)

Ilo
IloIlo
Ilo
 
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.TTEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
 
Makalah perkembangan public relation
Makalah perkembangan public relationMakalah perkembangan public relation
Makalah perkembangan public relation
 
Ghina Fajriyah Jaylanti (44322010086) Sosiologi komunikasi.pptx
Ghina Fajriyah Jaylanti (44322010086) Sosiologi komunikasi.pptxGhina Fajriyah Jaylanti (44322010086) Sosiologi komunikasi.pptx
Ghina Fajriyah Jaylanti (44322010086) Sosiologi komunikasi.pptx
 
SILABUS KOMUNIKASI MASSA
SILABUS KOMUNIKASI MASSASILABUS KOMUNIKASI MASSA
SILABUS KOMUNIKASI MASSA
 
20211_2018_PB12_1-PPB-A_15_2_543012_2.pptx
20211_2018_PB12_1-PPB-A_15_2_543012_2.pptx20211_2018_PB12_1-PPB-A_15_2_543012_2.pptx
20211_2018_PB12_1-PPB-A_15_2_543012_2.pptx
 
media penyiaran
media penyiaranmedia penyiaran
media penyiaran
 
PROSES_SOSIAL_DAN_INTERAKSI_SOSIAL.docx
PROSES_SOSIAL_DAN_INTERAKSI_SOSIAL.docxPROSES_SOSIAL_DAN_INTERAKSI_SOSIAL.docx
PROSES_SOSIAL_DAN_INTERAKSI_SOSIAL.docx
 
Membangun hubungan dengan media (media relations)
Membangun hubungan dengan media (media relations) Membangun hubungan dengan media (media relations)
Membangun hubungan dengan media (media relations)
 
Teori media dan teori kemasyarakatan
Teori media dan teori kemasyarakatanTeori media dan teori kemasyarakatan
Teori media dan teori kemasyarakatan
 
Tugas uas max webber
Tugas uas max webberTugas uas max webber
Tugas uas max webber
 
Presentation Komunikasi Massa
Presentation Komunikasi MassaPresentation Komunikasi Massa
Presentation Komunikasi Massa
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theory
 
Setting media massa
Setting media massaSetting media massa
Setting media massa
 
Pertekomb
PertekombPertekomb
Pertekomb
 
Mengenal dan mengidentifikasi public sasaran
Mengenal dan mengidentifikasi public sasaranMengenal dan mengidentifikasi public sasaran
Mengenal dan mengidentifikasi public sasaran
 
Makalah_UAS_Soskom_Kel 10.docx
Makalah_UAS_Soskom_Kel 10.docxMakalah_UAS_Soskom_Kel 10.docx
Makalah_UAS_Soskom_Kel 10.docx
 
PENGANTAR PUBLIC RELATION
PENGANTAR PUBLIC RELATIONPENGANTAR PUBLIC RELATION
PENGANTAR PUBLIC RELATION
 
4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesi4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesi
 
Materi Pembelajaran Sosiologi Komunikasi
Materi Pembelajaran Sosiologi KomunikasiMateri Pembelajaran Sosiologi Komunikasi
Materi Pembelajaran Sosiologi Komunikasi
 

Recently uploaded

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 

Recently uploaded (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 

TEORI HIRARKI PENGARUH ISI MEDI DAN RELASINYA DENGAN MEDIA PENYIARAN ISLAM.pdf

  • 1. TEORI HIRARKI PENGARUH ISI MEDIA DAN RELASINYA DENGAN MEDIA PENYIARAN ISLAM Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori Dan Paradigma Komunikasi Dan Penyiaran Islam DOSEN : Dr. Abdul Halik, S.Sos., M.Si DISUSUN OLEH : Muhammad Arpin NIM : 80800221004 Khairatun Hisan NIM : 80800221011 PROGRAM MAGISTER KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2022
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa terpanjatkan kehadhirat Allah swt. yang atas berkat rahmat dan hidayah-Nya tulisan ini selesai disusun dengan baik. Shalawat teriring salam semoga selalu tercurahkan keharibaan Nabi Besar Muhammad saw. yang diutus sebagai teladan dan rahmat bagi sekalian alam. Tulisan ini berjudul “Teori Hirarki Pengaruh Isi Media Dan Relasinya Dengan Media Penyiaran Islam”, disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Teori Dan Paradigma Komunikasi Dan Penyiaran Islam. Tulisan ini dapat terselesaikan berkat arahan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu penulis sampaikan ungkapan terima kasih yang tak terhingga kepada mereka semua yang telah membantu dan memfasilitasi sehingga tulisan ini dapat diselesaikan dengan baik. Terutama kepada dosen pembina mata kuliah Teori Dan Paradigma Komunikasi Dan Penyiaran Islam Dr. Abdul Halik, S.Sos., M.Si Penulis sepenuhnya menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kelemahan dan kekurangan. Untuk itu, tegur sapa dan kritik yang membangun sangat Penulis harapkan demi kesempurnaan dan perbaikan di masa mendatang. Akhirnya, hanya kepada Allah-lah penulis memohon petunjuk dan pertolongan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi segenap pembaca, terutama demi pengembangan ilmu komunikasi di masa mendatang. Penyusun Muhammad Arpin Khairatun Hisan ii
  • 3. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………….………………………………………………….. i KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2 C. Kegunaan .................................................................................................. 2 BAB II. PEMBAHASAN A. Pengertian Teori Hirarki Pengaruh Isi Media Dan Media Penyiaran Islam......................................................................................................... 3 B. Teori Hirarki Pengaruh Isi Media Dan Relasinya Dengan Media Penyiaran Islam ………………………….…….…………..................... 7 C. Peranan Teori Hirarki Pengaruh Isi Media Terhadap Pengembangan Media Penyiaran Islam …………….......................................................10 D. Analisis Teori Hirarki Pengaruh Isi Media Di Indonesia ……….…… 12 BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 17 B. Implikasi Penelitian ............................................................................... 18 DAPTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19 iii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isi media merupakanh basis utama dari pengaruh media. Dengan mempelajari isi media, kita bisa memahami fenomena-fenomena yang ”tersembunyi” yaitu orang-orang dan organisasi yang memproduksi isi media. Kajian tentang isi media juga membantu kita memprediksi dampaknya terhadap khalayak. Kalau kita mengasumsikan bahwa medialah yang menyajikan ”realitas” kepada khalayak, maka mempelajari isi media membantu kita untuk menilai ”realitas” seperti apa sebenarnya yang dikonsumsi khalayak Dewasa ini, mungkin tidak ada hal yang punya pengaruh signifikan pada masyarakat melebihi media. Media dan teknologi media telah memberi pengaruh kepada individu dan masyarakat secara global dalam level yang lebih besar daripada yang pernah kita bayangkan. Kehadiran media yang mengalami perkembangan yang begitu pesat seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih memberikan banyak sekali warna pemberitaan dan informasi yang hadir ditengah- tengah kehidupan masyarakat. Baik informasi dan pemberitaan itu secara langsung dibutuhkan atau tidak dibutuhkan. Ruang publik menjadi suatu ruang yang tidak ada lagi ada sekat dalam mengakses sebuah pemberitaan atau informasi. Fakta itu memunculkan berbagai persoalan yang rumit ketika ternyata dampak yang ditimbulkan menjadi dampak yang sangat kompleks. Begitu besarnya pengaruh media dalam menyampaikan komunikasi dan penyiaran, sehingga perlu adanya sinergi antara pola komunikasi yang efektif dengan kecanggihan media massa dan teknologi informasi saat ini. Ketika terjadi ketidaksinkronan antara keduanya maka sudah pasti akan terjadi disharmoni yang akan menyebabkan suatu komunikasi dan penyiaran itu sendiri tidak akan pernah berjalan secara efektif. Khususnya ketika kita berbicara tentang komunikasi dan penyiaran Islam, yang memiliki misi dan tujuan untuk melakukan reorientasi 1
  • 5. terhadap transformasi nilai-nilai keislaman di tengah-tengah kehidupan sosial, tentu banyak sekali tantangan dan hambatan yang dihadapi. Maka hal itu harus kita urai untuk mendapatkan berbagai solusi yang ideal sebagaimana yang kita inginkan. Dalam kaitan hal tersebut di atas maka penulis mencoba mengangkat teori yang tepat dan sesuai dengan tuntutan zaman. Teori Hirarki Pengaruh Isi Media dan relasinya dengan Media Penyiaran Islam sebagai salah satu upaya untuk menemukan jalan keluar dari berbagai permasalahan yang diakibatkan oleh media. B. Rumusan Masalah Dari berbagai gambaran yang telah dipaparkan di atas tentang teori hirarki pengaruh isi media dan relasinya dengan media penyiaran Islam, maka penulis mengangkat beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian teori hirarki pengaruh isi media dan media penyiaran Islam? 2. Bagaimana relasi teori hirarki pengaruh isi media dengan media penyiaran Islam? 3. Bagaimana peranan teori hirarki pengaruh isi media terhadap media penyiaran Islam ? 4. Bagaimana analisis teori hirarki pengaruh isi media di Indonesia ? C. Kegunaan Dalam berbagai referensi pengetahuan tentang regulasi perkembangan media penyiaran, berguna untuk : 1. Dapat mengetahui pengertian teori hirarki pengaruh isi media dan media penyiaran Islam. 2. Dapat mengetahui relasi teori hirarki pengaruh isi media dengan media penyiaran Islam. 3. Dapat mengetahui peranan teori hirarki pengaruh isi media terhadap media penyiaran Islam di Indonesia. 4. Dapat mengetahui analisis teori hirarki pengaruh isi media di Indonesia. 2
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Teori Hirarki Pengaruh Isi Media Dan Relasinya Dengan Media Penyiaran Islam a. Pengertian Teori Hirarki Pengaruh Isi Media Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese adalah tokoh penggagas dari teori hirarki pengaruh isi media dalam bukunya “Theories of influences on Mass Media Content”. Teori ini menggambarkan tentang pengaruh terhadap isi media pada suatu pemberitaan, baik dari pengaruh internal dan maupun eksternal. Isi media yang disampaikan kepada khalayak tidak datang dari ”ruang hampa” yang netral, bebas kepentingan, dan disalurkan oleh medium yang bebas distorsi, namun merupakan hasil pengaruh kebijakan internal organisasi media dan pengaruh eksternal media itu sendiri. Shoemaker dan Reese membaginya ke dalam beberapa level pengaruh isi media. Yaitu pengaruh dari individu pekerja media (individual level), pengaruh dari rutinitas media (media routines level), pengaruh dari organisasi media (organizational level), pengaruh dari luar media (outside media level), dan yang terakhir adalah pengaruh ideologi (ideology level)1. Stephen D. Reese mengemukakan bahwa isi pesan media atau agenda media merupakan hasil tekanan yang berasal dari dalam dan luar organisasi media2 . 1 Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message (New York ,Longman Publisher: 1996) h. 60 2 Stephen D. Reese, Setting the media’s Agenda: A power balance perspective (Beverly Hills: Sage, 1991),h. 324. 3
  • 7. Dengan kata lain, isi atau konten media merupakan kombinasi dari program internal, keputusan manajerial dan editorial, serta pengaruh eksternal yang berasal dari sumber-sumber nonmedia, seperti individu-individu berpengaruh secara sosial, pejabat pemerintah, pemasang iklan dan sebagainya3. Asumsi dasar teori ini adalah isi media tidak dapat merefleksikan realitas secara obyektif, isi media dibentuk oleh sejumlah faktor yang menghasilkan beragam versi mengenai realitas, dan faktor-faktor yang berpengaruh antara lain adalah orientasi personal para pekerja media, profesionalisme, kebijakan perusahaan, pola kepemilikan perusahaan, lingkungan ekonomi, pengiklan, dan pengaruh-pengaruh ideologi. Secara umum, berdasarkan teori hirarki pengaruh isi media menegaskan bahwa pengaruh yang dihasilkan dari praktik media (misalnya: penggunaan siaran pers, ketersediaan teknologi, pemilihan cerita, jenis, dan pengeditan) memiliki dampak yang relatif kecil pada masyarakat, dikarenakan bukan faktor yang berperan secara sistematis dari konten suatu kelembagaan. Pengaruh individu yang dihasilkan dari suatu media mungkin tidak luas. Tetapi ketika konten media dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, yaitu diluar organisasi media, maka peluang memanipulasi konten media sesuai dengan kepentingan dan ideologi kelompok tertentu dapat memberikan pengaruh yang kuat dan menimbulkan efek yang luas di masyarakat4. b. Pengertian Relasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia relasi adalah hubungan; perhubungan; pertalian; kenalan; pelanggan. Secara umum relasi adalah hubungan antara dua pihak atau lebih untuk mencapai suatu tujuan. Relasi dalam bahasa 3 Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss,Theories of Human Communication,8th ed. (Belmont: Thomson Wadsworth, 2005) h. 281 4 Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, h. 60 5 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), h. 935. 4 3
  • 8. Inggris adalah relation artinya hubungan dua hal atau dua pihak. Dua orang tersebut setidaknya harus saling kenal agar dapat disebut relasi. 5. Sedangkan menurut Christensson dan Robinson, relasi merupakan orang yang tinggal di suatu daerah, dan dalam daerah tersebut memiliki ikatan dan terjalin komunikasi antara satu dengan yang lainnya6. Sementara Hartono Widodo dan Judiantoro, relasi juga berkaitan dengan hubungan kerja di mana hubungan kerja ini merupakan kegiatan-kegiatan pengerahan tenaga atau jasa seseorang secara teratur demi kepentingan orang lain yang memerintahnya, sesuai dengan perjanjian kerja yang disepakati7. Mendefinisikan makna relasi dapat dilakukan melalui pendekatan sosial. dalam hal ini termasuk ruang lingkup komunikasi yang dilakukan dalam ranah sosial. “Relasi sosial merupakan hubungan antar manusia, dimana relasi tersebut menentukan struktur masyarakat. Relasi sosial ini didasarkan pada komunikasi antar individu dalam masyarakat. Oleh karena itu dapat disebutkan bahwa komunikasi merupakan dasar eksistensi suatu kelompok masyarakat. Relasi sosial atau hubungan dalam masyarakat ini, baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun dengan kelompok-kelompok dan antar kelompok manusia itu sendiri mewujudkan segi dinamika perubahan dan perkembangan masyarakat”8 c. Pengertian Media Penyiaran Islam Secara etimologis, kata media berasal dari bahasa latin, yaitu meduus yang memiliki arti perantara, tengah, ataupun pengantar. Dalam ilmu bahasa indonesia, kata medium memiliki arti antara atau sedang. Pengertian media umumnya merujuk pada suatu yang dijadikan sebagai alat, wadah, maupun sarana untuk melakukan komunikasi9. 6 Suraji and Muhammad Ali Embi. "Menetas Jalan Baru Pengembangan Masyarakat : Sebuah Jawaban di Era Milenium." Jurnal Sosiologi Reflektif 12.2 (2018): 353-366. 7 Suraji, Suraji, and Muhammad Ali Embi. "Menetas Jalan Baru Pengembangan Masyarakat: Sebuah Jawaban di Era Milenium.", h. 366 8 Shandra Khaterine, “Proses Sosial dan Interaksi Sosial”, diakses 30 Maret 2016 dari https://shandrakatherine.wordpress.com/2012/09/19/sosiologi-proses-sosial-dan-interaksi-sosial 9 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 935 5
  • 9. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa pengertian media adalah sebuah alat bantu yang bisa digunakan untuk menyalurkan pesan untuk mencapai suatu tujuan. Sementara Leslie J. Briggs mengatakan bahwa media adalah sebuah alat yang memiliki fisik dan digunakan agar bisa menyampaikan materi. Media ini bisa berbentuk gambar, video, buku, televisi, dan masih banyak lagi10. Jadi, pengertian media secara umum adalah suatu alat pengantar atau alat perantara yang berguna untuk menyalurkan informasi ataupun pesan dari sebuah sumber pada pihak penerima pesan. Penyiaran berasal dari kata “siar” yang dapat diartikan memberitahukan kepada umum (dalam hal ini melalui radio), menyiarkan atau mempropagandakan (pendapat, pemahaman, agama dan sebagainya).11 Penyiaran atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai broadcasting adalah keseluruhan proses penyampaian siaran yang dimulai dari penyiaran materi produksi, proses produksi, penyiapan bahasa siaran, kemudian pemancaran sampai kepada penerimaan siaran tersebut oleh pendengar/pemirsa disuatu tempat.12 Penyiaran adalah aktivitis yang mengandung atau memancarkan rancangan radio dan televisi kepada khalayak disekitar kawasan yang dapat diliputi oleh alat penerima siaran dengan menggunakan sistem analog, satelit atau kabel13. Jadi bisa disimpulkan bahwa penyiaran adalah pengedaran isyarat audio dan video yang memancarkan rancangan kepada audiens baik orang ramai maupun golongan tetentu melalui proses elektromagnetik atau gelombang. Arti islam secara etimologi berarti tunduk. Kata “ISLAM” berasal dari : Salima yang berarti selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sedangkan secara epistimologis dapat 10 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 11 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 935 12 Wahyudi J.B, Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, (Jakarta : Gramedia, 1994), h. 6 13 Hadajanto Djamal, Andi Fachruddin, Dasar-dasar Peniaran, (Jakarta : Kencana, 2013), h. 43 6
  • 10. dikatakan Islam adalah agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah Swt kepada nabi Muhammad Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, dimanapun dan kapanpun, yang ajaranya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia14. Penyiaran Islam adalah sesuatu aktiviti yang dipancarkan kepada khalayak berasaskan nilai-nilai keagamaan dan terjamin kebenarannya serta membawa keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Produk penyiaran yang mengutamakan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat dan objektif tertinggi penyiaran Islam adalah memperoleh keseimbangan spiritual dan fisikal masyarakat.15 Media penyiaran Islam adalah organisasi atau lembaga yang menyebarkan informasi yang berisi nilai-nilai Islam, berupa produk budaya atau pesan lainnya yang bisa memengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Media penyiaran islam syarat dengan apa yang diusung oleh Islam itu sendiri, terutama masalah akhlak, seperti Al-hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitab Bulughul Maram16, yang artinya : Nawas Ibnu Sam'an Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tentang kebaikan dan kejahatan. Beliau bersabda: "Kebaikan ialah akhlak yang baik dan kejahatan ialah sesuatu yang tercetus di dadamu dan engkau tidak suka bila orang lain mengetahuinya." Riwayat Muslim. B. Relasi Teori Hirarki Pengaruh Isi Media Dengan Media Penyiaran Islam Dalam menganalisis isi suatu media relasinya dengan media penyiaran Islam, terdapat lima perspektif mengenai tahapan yang berpengaruh terhadap isi suatu media17 yaitu sebagai berikut: 14 Abu Al-Husain Ahmad Ibn Faris Ibn zakariya selanjutnya disebut Ibn Zakariya, Mu’jam Al-Maqys Fiy Al-Lughah, (Bairut : Dar Al-Fikr, 1994), h. 487 15 http:// kpijpapsas.blogspot.com/2016/07/20-coure-learning-outcome-clo.html? m =1 16 Al-Hadis, Bulughul Maram Terjemah Digital, 2009. 17 Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, h. 105 7
  • 11. 1. Individual media workers level Dalam isi media sangat dipengaruhi oleh sikap, kepentingan, dan latar belakang para pekerja media. Para pekerja media seperti, redaktur, wartawan memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan isi media. Mereka memiliki orientasi tertentu dalam mengambil keputusan atau menentukan isi media. Tiga hal mendasar dari para pekerja media yang berpengaruh terhadap isi media yaitu, karakteristik dan latar belakang, kebiasaan serta nilai atau kepercayaan (agama), dan orientasi atau profesionalisme para pekerja media. Disinilah pentingnya para pekerja media memiliki integritas dan objektivitas yang bersandar pada nilai-nilai Islam yang diberikan oleh Allah melalui Quran dan Sunnah. 2. Media routines level Rutinitas para pekerja media dalam membuat pemberitaan dapat mempengaruhi isi dari media, baik dampak positif maupun negatif. Dalam media, dampak rutinitas dilihat dari tiga hal yaitu, apa yang diterima oleh pembaca, kapabilitas organisasi media dalam menghasilkan atau membuat pesan berita, serta produk apa yang tersedia (naskah, pemilihan narasumber, gambar dan lain-lain). Rutinitas yang dimaksud adalah kuantitas atau frekwensi pekerja media pada sebuah organisasi media dalam memproduksi sebuah berita. Tingkat rutinitas yang tinggi dapat berpengaruh buruk terhadap kualitas isi media dikarenakan kurangnya observasi tentang realitas yang akan diangkat. Dalam tingkatan ini pula dapat dilihat tujuan yang ingin dicapai oleh industri media, apakah berdasarkan kepada kualitas naskah yang mengedepankan suatu realitas, atau hanya berorientasi keuntungan semata. Dalam Islam memberikan tuntunan yang berlandaskan nilai kebenaran dan keadilan. Hal ini dapat dikembangkan melalui sebuah metode untuk secara konsisten menguji informasi dengan pendekatan transparan mencapai bukti-bukti dengan tepat. Dengan demikian apa yang dihasikan oleh media adalah kebenaran dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan realitas. 8
  • 12. 3. Organization level Pemilik atau pemegang saham pada sebuah organisasi memiliki kekuatan paling besar dalam pengambilan keputusan atau kebijakan. Hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap isi suatu media. Kepemilikan suatu organisasi dapat terdiri dari perseorangan atau lebih. Semakin besar saham yang dimiliki, semakin besar pula pengaruh kekuasaan yang dimiliki. Dalam industri media, sebuah media cetak memiliki identitas sendiri yang biasanya identik dengan pemiliknya. Isi media (media content) yang dihasilkannya juga cenderung dipengaruhi oleh kepemilikan rumah produksi itu. Organisasi sebagai salah satu unsur yang berpengaruh dalam sebuah media, maka sangat penting untuk dijalankan di atas prinsip-prinsip keteladanan. Para pengelolah atau pemilik organisasi media berdiri di atas nilai-nilai agama yang mengajarkan keteladanan dalam kehidupan. Dalam Islam keteladanan Rasulullah, SAW adalah yang paling utama dan senantiasa menjadi sumber insfirasi. dalam segala hal. 4. Extramedia level Kekuatan atau kebijakan dari pihak luar organisasi media memiliki pengaruh terhadap kinerja media dan isi media. Pengaruh-pengaruh dari luar media itu berasal dari sumber berita, pengiklan dan penonton, kontrol dari pemerintah, pangsa pasar dan teknologi. Kekuatan eksternal yang cukup berpengaruh terhadap isi media di sebuah media adalah pengiklan/penonton dan pemerintah. Sementara unsur-unsur eksternal lainnya tidak terlalu signifikan pengaruhnya dalam sebuah isi media. Pemerintah sebagai unsur yang sangat berperang dalam sebuah organisasi media, maka seyogyannya menetapkan aturan-aturan media yang berpihak pada nilai-nilai kebenaran (sesuai nilai-nilai keislaman). Mengawasi jalannya organisasi media dan memastikan berada di atas rel yang telah ditetapkan dan disepakati bersama oleh para insan media. 9
  • 13. 5. Ideological level Ideologi seseorang atau suatu organisasi media memiliki pengaruh terhadap isi media. Nilai-nilai serta kepercayaan yang dijadikan sebagai landasan mereka memiliki pengaruh yang cukup besar. Media massa seperti televisi merupakan wujud dari apa yang dilihat di sekitarnya sebagai suatu realitas dan digambarkan menurut ideologi atau cara pandang mereka. Islam menawarkan ideologi paripurna yang akan menuntun para insan media pada nilai-nilai kebaikan. Ideologi yang menciptakan lingkungan media yang sehat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Islam adalah kebenaran universal. Dari berbagai gambaran yang telah dikemukakan di atas maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa relasi antara teori hirarki pengaruh isi media dengan media penyiaran Islam adalah sangat signifikan dalam menciptakan media yang dapat menperjuangkan nilai-nilai keislaman. Dengan menerapkan teori hirarki pengaruh isi media dalam media penyiaran Islam, maka diharapkan media akan memiliki fungsi18 sebagai berikut : a. Pembimbing dalam hidup b. Pengendali moral c. Penolong dalam kesulitan d. Penentran batin C. Peranan Teori Hirarki Pengaruh Isi Media Terhadap Media Penyiaran Islam Di Indonesia Teori ini memegang peranan sangat penting dalam studi media, karena isi media diasumsikan memiliki implikasi penting dalam perubahan sosial. Teori ini menawarkan perspektif alternatif dalam memahami isi media, yang sebelumnya lebih sering dilihat sebagai sesuatu yang netral dalam melaporkan realitas, atau setidaknya dianggap menyajikan representasi yang fair tentang realitas (tanpa 18 Kompas, Artikel Online “Pengertian Islam Adalah : Ajaran, Arti, Pengenalan dan Pengetahuan” 11 September 2022. 10
  • 14. distorsi atau setidaknya dengan distorsi minimal). Dalam perspektif ini, media diasumsikan pasif, sekadar medium (media as channels), yang hanyta menyampaikan realitas apa adanya, bertumpu pada konsep-konsep positivistik seperti objektivitas, dan tidak membawa dampak pada perubahan sosial. Sebaliknya, teori ini berangkat dari asumsi media berperan aktif membentuk realitas, media as participants, bahwa media tidak netral bahkan bisa memanipulasi realitas melalui penekanan atau penghilangan elemen-elemen tertentu dari realitas, dan memosisikan media massa sebagai agen perubahan sosial. Dengan asumsi tersebut teori ini dapat dikatakan sebagai alternatif atau bahkan kritik terhadap teori-teori media (jurnalistik) mainstream yang cenderung posivistik. Mengikuti kerangka berpikir Thomas Kuhn, teori ini bisa disebut sebagai jawaban atas terjadinya ”anomali” ketika teori (jurnalistik, komunikasi massa) lama yang positivistik tidak mampu lagi menjelaskan gejala/fenomena19 Secara fundamental, teori hirarki pengaruh isi media mengandung substansi20 sebagai berikut: 1. Isi media diasumsikan memiliki implikasi penting dalam perubahan sosial.. 2. Menawarkan perspektif alternatif dalam memahami isi media. 3. Media berperan aktif membentuk realitas. 4. Media tidak netral bahkan bisa memanipulasi realitas melalui penekanan atau penghilangan elemen-elemen tertentu dari realitas. 5. Memposisikan media massa sebagai agen perubahan sosial. 6. Sebagai kritik terhadap teori-teori media (jurnalistik) mainstream yang cenderung posivistik.. 7. Sebagai jawaban atas terjadinya ”anomali” ketika teori (jurnalistik, komunikasi massa) lama yang tidak mampu lagi menjelaskan gejala/ fenomena. Dari berbagai gambaran yang telah dikemukakan di atas, maka penerapan 19 Krisdinanto, Nanang, “Anomali dan Teori Hirarki Pengaruh terhadap Isi Media” Jurnal Ilmiah Komunikasi / Volume 3 / Nomor 01 Juli 2014 20 Krisdinanto, Nanang, “Anomali dan Teori Hirarki Pengaruh terhadap Isi Media” 11
  • 15. teori hirarki pengaruh isi media pada media-media Islam di Indonesia akan dapat berkembang dan bersaing dengan media-media lainnya yang mendominasi dunia media dewasa ini. Secara inplisik peranan teori hirarki pengaruh isi media terhadap perkembangan media antara lain adalah : 1. Sebagai standar kerja para pekerja media islam dalam pembuatan isi berita. 2. Sebagai ukuran budaya kerja organisasi media Islam 3. Sebagai pola pelayanan dan knerja organisasi media Islam 4. Sebagai model ketahanan dan kekuatan media Islam 5. Sebagai barometer ideologi media Islam. Dalam kaitan membangun media Islam di Indonesia setidaknya ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi21, yaitu sebagai berikut : 1. Media itu harus dimiliki oleh orang Islam. Atau, jika kepemilikannya bersifat kolektif (misalnya, saham perusahaan media bersangkutan sudah diperjualbelikan untuk umum di bursa efek), mayoritas saham harus dimiliki oleh orang Islam. Syarat ini sangat logis. Sungguh sangat absurd, jika media yang dimiliki orang beragama Yahudi disebut sebagai media Islam. 2. Media itu sedikit banyak harus mengemban misi dakwah, yakni misi mengagungkan agama Allah, menyebarkan nilai-nilai ajaran Islam, memajukan dan mencerdaskan umat Islam, dan sebagainya. Adanya misi dakwah ini bukan berarti media itu harus semata-mata diisi dengan kumpulan khutbah agama atau kutipan ayat kitab suci Al-Quran dan hadist Nabi. Media Islam bebas menyajikan dan mengupas topik apa saja Perwujudan misi “dakwah” bisa sangat luas. Misi mencerdaskan dan memajukan umat Islam, misalnya, bisa dilakukan dengan berbagai format 21 Arismunandar, Satrio, Media Islam, “Media Islami, dan Perbedaannya dengan Media Lain”, Depok, November 2010, h. 1-2 12
  • 16. media. Di sinilah ditunyut adanya kreativitas pengelolah media dalam mengemas misi dakwahnya. 3. Media Islam harus menerapkan aturan, etika, dan nilai-nilai ajaran Islam, dalam menjalankan bisnis perusahaan media dan aktivitas keredaksian (editorial). Islam tidak mengenal prinsip “tujuan menghalalkan cara”. Etika dan nilai-nilai Islam yang harus diterapkan di sini mencakup dua aspek: aspek bisnis dalam menjalankan usaha media, dan aspek yang berkaitan dengan sisi keredaksian (editorial). Dalam aspek bisnis, misalnya, media Islam tidak membabi buta dalam mencari keuntungan, melainkan menganut asas-asas kebenaran dan keadilan. D. Analisis Teori Hirarki Pengaruh Isi Media Di Indonesia (Analisis Teori Hirarki Pengaruh Pada Pemberitaan Ahmadiyah Di Majalah Tempo) Pemberitaan Ahmadiyah di Majalah Tempo, yaitu mengenai pemberitaan tentang kasus penyeranga Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Cikeusik, Pandeglang, Banten pada bulan Februari 2011. Analisis menggunakan teori hirarki pengaruh oleh Pamela. J Shoemaker dan Stephen D. Reese. Berikut adalah pembahasan analisis22: a. Pengaruh Level Individu Pada Pemberitaan Ahmadiyah di Majalah Tempo Dari hasil wawancara dengan Anton Septian, reporter Majalah Tempo yang memberitakan kasus Ahmadiyah tersebut, dapat digambarkan bahwa individu reporter yang memberitakan kasus kekerasan terhadap Ahmadiyah ini adalah individu yang berpandangan bahwa kekerasan terhadap Ahmadiyah adalah suatu pelanggaran hak asasi manusia, terlepas dari kepercayaan reporter ini yang menganut agama Islam, ternyata tidak terlalu mempengaruhi terhadap sikap yang diambil oleh reporter yang memberitakan kasus kekerasan terhadap Ahmadiyah ini. Reporter yang memberitakan kasus ini tidak terlalu dipengaruhi oleh kepercayaannya tetapi lebih terpengaruh nilai-nilai kesetaraan dan kebebasan 22 Fahlevi, Fahdi , “Hirarki Pengaruh Pada Pemberitaan Ahmadiyah Di Majalah Tempo” Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta 2012. 13
  • 17. beragama oleh semua pemeluk agama. Nilai-nilai tersebut turut berpengaruh dalam pemberitaan di Majalah Tempo mengenai kasus Ahmadiyah tetapi faktor yang lebih dominan adalah kewajiban bagi seorang reporter untuk memberitakan sebuah pemberitaan sesuai fakta. b. Level Pengaruh Rutinitas Media Terhadap Pemberitaan Ahmadiyah di Majalah Tempo. Dalam tugasnya di lapangan reporter yang meliput kasus kekerasan Ahmadiyah di Cikeusik ditugaskan untuk mencari data yang sebenar-benarnya dan sesuai dengan kasus yang terjadi. Kebjakan pemberitaan Majalah Tempo untuk mendapatkan berita yang sebenarnya dan berimbang. Berimbang disini menurut kebijakan Majalah Tempo adalah memberitakan sesuai dengan kebenaran. Kebenaran yang ada pada kasus tersebut yaitu berupa penyerangan salah satu kelompok kepada kelompok lainnya yang sesuai dengan hasil investigasi yang didapat di lapangan. Cara kerja Majalah Tempo dalam memberitakan sesuai dengan fakta yang terjadi adalah untuk membentuk kredibilitas media itu sendiri Faktor terbesar yang memberi pengaruh kepada pemberitaan Majalah Tempo mengenai kasus kekerasan terhadap Ahmadiyah di Majalah Tempo yang lebih besar adalah lebih kepada faktor pengelolaan pemberitaan dibanding dengan faktor yang lainnya.Faktor ini mengikat karena membentuk kebiasaan pekerja media di Majalah Tempo untuk membuat sebuah pemberitaan.Faktor ini dijalankan oleh segenap pekerja pada majalah Tempo yang memberitakan kasus kekerasan terhadap Ahmadiyah di Cikeusik. c. Level Pengaruh Organisasi Media Terhadap Pemberitaan Ahmadiyah di Majalah Tempo Kebijakan pada level organisasi Majalah Tempo adalah lebih kepada rapat yang dilakukan untuk menentukan sebuah kebijakan pemberitaan yaitu rapat kompartemen dan rapat besar. Rapat kompartemen dan rapat besar itulah yang menggambar cara kerja organisasi media pada Majalah Tempo. Pada konteks pemberitaan Majalah Tempo mengenai kasus kekerasan terhadap Ahmadiyah, 14
  • 18. kebijakan yang diambil adalah untuk memberitakan secara jelas tentang kasus penyerangan tersebut. Kebijakan pemberitaan majalah Tempo saat itu adalah memberitakan bahwa kelompok Ahmadiyah di Cikeusik menjadi korban pada peristiwa penyerangan tersebut. Kebijakan pemberitaan yang diambil saat itu bukan menitik beratkan untuk membela salah satu kelompok tertentu tapi melalui hasil investigasi dan pengumpulan data-data di lapangan yang dilakukan oleh reporter Majalah Tempo. Pengaruh terhadap pemberitaan yang terjadi pada kasus kekerasan Ahmadiyah di Majalah Tempo lebih bersifat masukan dibandingkan sebuah intervensi. Masukan ini berasal dari dewan direksi yang notabenenya adalah mantan redaksi Majalah Tempo. d. Level Pengaruh Luar Organisasi Media Pada Pemberitaan Ahmadiyah di Majalah Tempo Dalam konteks pemberitaan Ahmadiyah di Majalah Tempo pada bulan Februari, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) turut memberikan pengaruh pada pemberitaan di majalah Tempo. Hal terlihat melalui pernyataan sikap AJI yang mengkritisi Majalah Tempo terkait pemberitaan Ahmadiyah. Sikap kongkret yang dilakukan oleh AJI terkait dengan pemberitaan Majalah Tempo pada kasus Cikeusik ini adalah berbentuk himbauan AJI kepada media-media termasuk Majalah Tempo di dalamnya. Pengaruh dari luar organisasi media seperti AJI terhadap pemberitaan lebih bersifat tidak langsung karena organisasi di luar organisasi media tidak dapat mengintervensi kebijakan pemberitaan secara langsung. Situasi ini terkait dengan organisasi luar media yang bersifat di luar struktur media itu sendiri. Pengaruhnya lebih bersifat kepada individu dan rutinitas penyusnan pemberitaan di Majalah Tempo. e. Level Pengaruh Ideologi Terhadap Pemberitaan Ahmadiyah Di Majalah Tempo Majalah Tempo memiliki ideologi yang anti komunis namun sangat menjunjung ide-ide sosialis sebagai antithesis ideologi kapitalisme. Berdasarkan 15 15
  • 19. ideologi sosial demokrat tersebut Majalah Tempo sangat mengakomodir jalannya demokratisasi, persamaan hak-hak minoritas dan pluralisme. Ideologi dari Majalah Tempo mempengaruhi berbagai elemen dari pekerja Majalah Tempo yang membentuk sebuah pemberitaan di Majalah Tempo. Dari hal yang bersifat abstrak yaitu ideologi pekerja media tersebut yang dapat merubah ideologi tersebut menjadi sesuatu yang kongkret yang dalam hal ini adalah pemberitaan. Dari ideologi ini, proporsionalitasan pemberitaan Majalah Tempo lebih mengambil posisi yang mengakomodir kepentingan kelompok minoritas seperti Ahmadiyah. Dalam konteks pemberitaan kasus kekerasan terhadap kelompok Ahmadiyah di Majalah Tempo, Majalah Tempo mengambil peran sebagai pengartikulasian kepentingan kelompok minoritas yang dalam hal ini mendapatkan penganiayaan dari kelompok mayoritas. Pengartikulasian majalah Tempo adalah melalui pemberitaannya yang mengakomodir kelompok tersebut. 16
  • 20. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Teori Hirarki pengaruh isi media menggambarkan tentang pengaruh terhadap isi media pada suatu pemberitaan, Isi media yang disampaikan kepada khalayak tidak datang dari ”ruang hampa” yang netral, bebas kepentingan, dan disalurkan oleh medium yang bebas distorsi, namun merupakan hasil pengaruh kebijakan internal organisasi media dan pengaruh eksternal media itu sendiri. Sedangkan Media penyiaran Islam adalah organisasi atau lembaga yang menyebarkan informasi yang berisi nilai-nilai Islam, berupa produk budaya atau pesan lainnya 2. Relasi antara teori hirarki pengaruh isi media dengan media penyiaran Islam sangat signifikan dalam menciptakan media yang dapat menperjuangkan nilai-nilai keislaman, yang dapat dilihat dalam lima level Pengaruh, yaitu level individu pekerja media yang berkarakter dan menjunjungg tinggi nilai- nilai kebenaran terutama Islam, level rutinitas media yang mengedepankan budaya kerja yang menjujung tinggi nilai-nilai kejujuran dan kebaikan (sesuai nilai-nilai keislaman), level organisasi media yang dijalankan secara professional dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan (sesuai nilai-nilai keislaman) , level pengaruh luar organisasi Media dengan taat dan patuh pada niai-nilai dan aturan-aturan yang ada dan memperkuat control pemerintah sebagai pemegang kekuasan tertinggi, dan level ideologi yang bergang teguh pada nilai-nilai kemanusian dan keadilan terutama ideologi Islam. 3. Peranan teori hirarki pengaruh isi media sangat penting dalam studi media terutama dalam memahami isi media. Penerapan teori ini pada media-media Islam di Indonesia, akan sangat berperan dalam perkembangannya dan meningkatkan daya saing dengan media-media lainnya yang mendominasi dunia media dewasa ini. 4. Analisis teori hirarki pengaruh isi media pada pemberitaan Ahmadiyah di Majalah Tempo, dilihat dari lima level secara umum tidak terlalu 17
  • 21. berpengaruh. Kebijakan pemberitaan Majalah Tempo untuk mendapatkan berita yang sebenarnya dan berimbang. Berimbang disini menurut kebijakan Majalah Tempo adalah memberitakan sesuai dengan kebenaran. Kebenaran yang ada pada kasus tersebut yaitu berupa penyerangan salah satu kelompok kepada kelompok lainnya yang sesuai dengan hasil investigasi yang didapat di lapangan. Cara kerja Majalah Tempo dalam memberitakan sesuai dengan fakta yang terjadi adalah untuk membentuk kredibilitas media itu sendiri. B. Implikasi 1. Dapat mengetahui pengertian teori hirarki pengaruh isi media dan media penyiaran Islam. 2. Dapat mengetahui relasi teori hirarki pengaruh isi media dengan media penyiaran Islam. 3. Dapat mengetahui peranan teori hirarki pengaruh isi media dalam pengembangan media penyiaran Islam. 4. Dapat mengetahui analisis teori hirarki pengeruh isi media di Indonesia.. 18
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Al-Quran dan Terjemah Digital, Versi 2.0. 2004. Al-Hadis, Bulughul Maram Terjemah Digital, 2009. Apriadi Tamburaka, 2013, Agenda Setting Media Massa, Jakarta: Raja Grafindo Persada Biriggs, Asa, dkk. 2006. Sejarah Sosial Media dari Gutenberg samapai Internet, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. David Holmes, 2012, Teori Komunikasi: Media, teknologi dan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Effendy, Onong Uchjana. 1994. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek, Bandung : PT Remaja rosdakarya. Effendy, Onong Uchjana, 2008, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya. Fahlevi, Fahri, Skrpsi“Hirarki Pengaruh Pada Pemberitaan Ahmadiyah Di MajalahTempo”; UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/ 2013 Hasibuan, M. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT.Bumi Aksara. Hasibuan, M. 2003. Organisasi dan motivasi, Jakarta : PT.Bumi Aksara. Masduki, 2007, Regulasi Penyiaran dari Otoriter ke Liberal, Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara Littlejohn, Stephen W. dan Karen A. Foss. 2009. Theories of Human Communication,9th ed. Jakarta: Salemba Humanika. Mulyana, Deddy, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya McQuails, Dennis. 2000. Mass Communication Theory, London: Sage Publication. Morisan, dkk. 2010. Teori Komunikasi Massa, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010. Nasrullah, Rulli, 2012, Komunikasi antar Budaya di Era Budaya Siber, Jakarta: Kencana Media Group Nurudin. 2009. Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta : Rajawali Pers. Reese, Stephen D. 1991. Setting the media’s Agenda: A power balance perspective, Beverly Hills: Sage. 19
  • 23. Romli, Asep Syamsul. 2005. M. Jurnalistik Terapan, Bandung: Batic Presss, Cet. III. Schudson, Michael. 1987. Discovering The News, New York: Basic Books. Shoemaker, Pamela J dan Stephen D. Reese. 1996. Mediating The Message, New York : Longman Publisher. Syahrastani, Muhammad bin Abdul Karim. 1996. Sekte –Sekte Islam, Bandung: Penerbit Pustaka. Piliang, Yasraf Amir, 1999, Sebuah Dunia yang dilipat: Realitas Kebudayaan menjelang Milinium ketiga dan Matinya Posmodernisme, Bandung: Mizan Piliang, Yasraf Amir, 2001, Sebuah Dunia Yang Menakutkan: Mesin-Mesin Kekerasan dalam Jagat Raya, Bandung: Mizan Prakosa, Adi. 2006. Komunikasi Massa. Jakarta: Unas Press. Rosmawaty, 2010, Mengenal Ilmu Komunikasi, Bandung: Widya Padjajaran Wardhani, Diah. 2008. Media Relations: Sarana Membangun Reputasi Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wiryanto, 2004, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, Grasindo http://kholikihwanudin.blogspot.com/2011/12/komunikasi-massa.html 20