2. TEKNOPRENEUR III :
Development
Tahap selanjutnya adalah Stage 3 (Development). Dalam Stage 3 ini
jumlah investasi yang dilibatkan ke dalam proyek akan meningkat
secara signifikan dibandingkan dengan tahapan-tahapan sebelumnya.
3. Aktivitas utama dalam Stage 3 ini adalah mentransformasikan sebuah
konsep produk menjadi benda nyata yang ada wujudnya, yaitu dengan
membuat prototipe. Selain itu, pada Stage 3 ini tim pengembang juga
harus melakukan
1. tes internal.
2. pembuatan rencana tes eksternal.
3. pembuatan rencana produksi.
4. memperbaharui analisa finansial.
4. Prototipe atau purwarupa adalah sebuah
model yang berwujud, yang dibuat untuk
memberikan gambaran tentang bentuk atau
cara kerja sebuah produk sebelum produk
tersebut diproduksi secara masal dan dijual ke
pasar
PROTOTIPE?
6. Mengapa Harus membuat Prototipe?
1.
tim pengembang bisa mendapatkan masukan (feedback)
dengan lebih awal dan lebih murah. Masukan tersebut
dapat berupa masukan dalam hal desain, dalam hal
fungsi, maupun dalam hal konsep manufaktur.
2.
Dengan membuat sejumlah prototipe, tim
pengembang berkesempatan untuk melakukan
berbagai eksperimen melalui beberapa
alternatif prototipe.
3.
Dengan adanya prototipe-prototipe, tim pengembang bisa
mengambil keputusan secara lebih tepat apakah sebuah
desain sebaiknya dipertahankan, dimodifikasi, atau
bahkan dirubah total.
7. Jenis-jenis Prototipe
o Look-like model
Prototipe jenis look-like model ini dibuat dengan tujuan agar tim
pengembang bisa mengevaluasi desain awal dari produk yang akan
dikembangkan. Prototipe ini mementingkan sisi visual dari sebuah desain,
seperti bentuk keseluruhan (dan komponen-komponennya), ukuran, ataupun
warna.
o Work-like model
Prototipe jenis work-like model dibuat dengan tujuan agar tim
pengembang bisa mengevaluasi fungsi dari produk (atau bagian-bagian
tertentu dari produk). Prototipe ini diharapkan bisa mendemontrasikan cara
kerja dan manfaat produk dengan baik.
o Demonstration model
Demonstration model adalah prototipe yang digunakan untuk
mendemonstrasikan produk secara komprehensif. Demonstration model ini
selayaknya sudah sangat mirip (dalam hal bentuk, fungsi, jenis material, berat,
dll) dengan produk akhir yang akan dijual ke konsumen.
Pembuatan prototipe-prototipe ini akan sangat terbantu dengan adanya teknologi-teknologi
seperti Computer Aided Design (CAD), Selective Laser Sintering (SLS), Stereolithography
(SLA), 3D Printer, dan Computational Fluid Dynamics (CFD).
8. HAL YANG DILAKUKAN PADA STAGE III
1. tes internal.
2. pembuatan rencana tes eksternal.
3. pembuatan rencana produksi.
4. memperbaharui analisa finansial.
9. 1. TES INTERNAL
Tes internal ini sering disebut sebagai in-house test atau
alpha test. tim pengembang dapat menggunakan sumber daya
yang ada di lingkungan perusahaan untuk mengkonfirmasi
bahwa secara umum produk sudah berbentuk dan berfungsi
seperti apa yang diharapkan dalam desain. Lingkungan tes
internal ini biasanya lebih terkontrol. Poin-poin pengujian
selama uji internal ini disesuaikan dengan apa yang ingin
dilakukan dan dicapai dalam pelaksanaan tes eksternal.
2. TES EKSTERNAL
Tes eksternal ini merupakan salah satu aktivitas utama pada
Stage 3. Pelibatan pihak eksternal dalam rangkaian tes
bertujuan untuk menjaga objektivitas dari hasil tes tersebut.
10. JENIS-JENIS TES EKSTERAL
(1) Tes preferensi (preference test). Dalam test preferensi ini
produk (demonstration model) ditunjukkan kepada
beberapa responden/calon konsumen untuk mengetahui
sejauh mana tingkat ketertarikan (interest), kesukaaan
(liking), preferensi (preference), dan keinginan membeli
(purchase intent) mereka.
(2) Tes lapangan (extended trial, field trial, or beta test). Dalam
tes lapangan ini, produk benar-benar digunakan oleh
responden/calon konsumen dalam waktu yang relatif agak
lama dan digunakan di lingkungan penggunaan yang aktual.
(3) Tes untuk promosi dan sertifikasi Untuk mensupport
penjualan suatu produk, tim pengembang perlu
mempersiapkan data-data untuk keperluan promosi dan
sertifikasi. Contoh: data performance produk, data safety,
data konsumsi listrik, data emisi, dll.
(4) Tes pasar (market test) Tes pasar dilakukan dengan
melakukan penjualan produk secara terbatas. Tes pasar ini
berfungsi sebagai eksperimen untuk menentukan strategi
marketing yang paling optimal.
11. 3. Pembuatan rencana
produksi
pengembang juga dituntut untuk membuat rencana
produksi secara detail. Berikut adalah hal-hal yang harus
direncanakan:
1. Fasilitas / alat-alat produksi Tim pengembang harus
mempunyai perencanaan yang matang tentang
dimana produk akan diproduksi, dengan siapa
perusahaan akan melakukan kerjasama, alat-alat apa
saja yang diperlukan, berapa biayanya, dan lain-lain.
2. Proses produksi Sebuah rencana proses produksi
umumnya digambarkan dalam sebuah
3. Rantai pasok Tim pengembang juga harus
mempersiapkan dengan baik tentang apa saja bahan
baku yang diperlukan, berapa banyak, darimana
mendapatkannnya, berapa biayanya, dan bagaimana
cara mengkontrol kualitas bahan baku tersebut.
4. memperbaharui analisa
finansial.
Pada tahap ini kelompok kembali melihat apakah ini
analis finansial di tahap 1 masih berlaku dan
dikembangkan
12. 1992
Hasil (deliverables) dari Stage 3 direview di Gate 4 (Go to
Testing). Pada Gate 4 ini perusahaan mengevaluasi kesesuaian
antara model produk yang telah dikembangkan di Stage 3
dengan konsep yang sebelumnya telah disetujui pada Gate 3.
Disamping itu, hasil-hasil dari tes internal, rencana tes
eksternal, rencana produksi, dan analisa finansial akan menjadi
pertimbangan apakah tim
pengembang layak untuk melanjutkan proyek (“Go”) ke Stage 4
(Testing and Validation) atau malah harus di-“Kill”, “Hold”, atau
“Recycle”.
Tahap Akhir Stage III
13. TUGAS STAGE III
Buatlah gambar desain dan prototipe dari produk yang
dikembangkan (perhatikan kembali keputusan-keputusan
rekomendasi dari Gate 3). Lengkapi dengan dokumen
menjelaskan hasil tes internal, rencana tes eksternal,
produksi, dan analisa finansial.
Hasil proyek kelompok dibuatkan dalam bentuk vidio
Bahan boleh dari internet