SlideShare a Scribd company logo
TEKNOLOGI KINERJA SEBAGAI SUATU INTERVENSI INSTRUKSIONAL<br /> <br /> <br />Sebagai intervensi Instruksional, teknologi kinerja memang tepat diterapkan /diimplementasikan dalam Instruksional atau pembelajaran.<br />Hal ini diperkuat dari beberapa definisi para pakar Teknologi kinerja.<br /> <br />Pada prinsipnya Instruksional adalah mencapai hasil yang effektif dan efficient yang sangat berkorelasi positip terhadap Teknologi Kinerja.<br /> <br />Berikut ini definisi Teknologi Kinerja dari beberapa pakar :<br /> <br /> <br />Nickols (1977, p. 14) mengatakan bahwa performance sebagai hasil sebuah tingkah laku”. Tingkah laku adalah aktifitas individu sedangkan akibat-akibat dari tingkah laku adalah cara-cara dimana lingkungan individu bereaksi dan ini berbeda berdasarkan hasil dari tingkah lakunya.”<br /> <br />Gilbert (1974) , menyamakan kinerja dengan prestasi-prestasi yang dicapai. <br /> <br />Ryle (1949) yang menggunakan istilah prestasi (achievement),  dimana dia menggunakannya untuk melihat efek-efek prilaku yang berkaitan pada makna kinerja (performance). Akibatnya, prestasi itu dinilai oleh sistem, prestasi-prestasi- ini yang terkait dengan HPT.<br /> <br />istilah ini sering digunakan dalam mengarahkan pada prosedur-prosedur penerapan yang berasal dari penelitian ilmiah dan pegalaman para pelaksana dalam memecahkan beberapa masalah di lapangan (Clark dan Sugrue, 1990; Hawkridge, 1976; Stolovitch dan LaRocque, 1983).<br /> <br />HPT adalah salah satu dari berbagai keturunan teori sistem umum, yang digunakan oleh beberapa organisasi. Sistem dianggap sebagai “ sebuah sekelompok kompleks manusia dan mesin dimana dari keseluruhannya terdapat tujuan yang sama.” (Checkland, 1972, p. 91).<br /> <br />Menurut Ainsworth (1979, p. 5), “ sebuah landasan dasar dari HPT adalah sebuah hasil yang signifikan- menemukan dengan  benar, tujuan-tujuan kinerja yang berguna dan menyatakannya dalam istilah yang mudah dipahami.”  Interversi-interversi yang tepat dirancang untuk merubah, dan ini diawasi dan dimodifikasi sampai sistem itu mencapai standar kinerja yang diharapkan.<br /> <br />HPT juga membawa sejumlah asumsi dan atribut. Ini sudah dinyatakan oleh Geis (1986). Berikut ini adalah poin-poin pentingnya:<br />1.    Teknologi kinerja manusia sah menurut hukum dan sering diprediksi dan diawasi.<br />2.    ilmu tentang prilaku manusia sangat terbatas, oleh karena itu HPT harus bergantung pada pengalaman dan penelitian para ilmuwan.<br />3.    HPT berasal dari beberapa penelitian yang dilakukan pada saat menghasilkannya.<br />4.    HPT adalah hasil dari sejumlah sumber ilmu: cyber netika tingkah laku, psikologi, ilmu komunikasi, ilmu infomasi, ilmu sistem, ilmu managemen, dan yang akhir-akhirnya sedang marak yaitu ilmu kognitif.<br />5.    HPT tidak diakui pada beberapa sistem pengiriman tidak juga dibatasi pada golongan tertentu dan area tertentu. Ini dapat digunakan pada setiap kinerja manusia, tapi biasanya lebih banyak digunakan dalam suatu organisasi dan dunia kerja.<br />6.    HPT bersifat empiris. Ini mebutuhkan sebuah pembuktian sebagai hasil dari analisa dan usaha-usaha intervensi.<br />7.    HPT bersifat mengembangkan. Berdasarkan prinsip-prinsip dasarnya, namun demikian ini memperbolehkan sejumlah ruang untuk inovasi dan kreatifitas.<br />8.    Walaupun teknologi kinerja tidak memiliki pondasi teoritis tentang dirinya, -teori- dan -pengalaman- yang memandunya dibentuk oleh data-data empiris yang terakumulasi sebagai hasil praktek yang telah didokumentasikan secara sistematis.Dalam beberapa cara, HPT membagi atribut-atributnya dengan bidang lainnya (managemen, pengembangan organisasi, kesehatan, dan psikiater). <br /> <br />Sejumlah pengarang berusaha untuk menjelaskan makna teknologi kinerja. Beberapa dari mereka telah menekankannya dalam proses dan metode-metode yaitu: “teknologi kinerja adalah sekumpulan metode dan proses untuk menyelesaikan masalah atau memberdayakan kesempatan yang berhubungan dengan kinerja seseorang. Ini dapat digunakan pada individu, kelompok kecil, atau organisasi besar ( National Society Of Performance And Instruction Citied In Rosenberg, 1990, p.46).<br /> <br />Untuk Benefit dan Tate (1990) “ Teknologi kinerja [manusia] adalah proses sistematis dalam mengidentifikasikan kesempatan pengembangan kinerja, standar peraturan kinerja, strategi pengidentifikasian pengembangan kinerja, analisa keuntungan dalam berkinerja”. <br /> <br />untuk  Jacobs (1998 p.6-7) “ teknologi kinerja manusia menghadirkan manfaat dari pendekatan sistem dalam sejumlah bentuk yang berbeda tergantung pada masalah yang dihadapi dan aktifitas profesional yang dibutuhkan.<br /> <br />Teknologi kinerja manusia adalah untuk meningkatkan modal manusia, yang dapat diperoleh sebagai produk waktu dan kesempatan, teknologi merupakan sekumpulan prosedur yang tertata rapi dan sesuai untuk mengubah potensi menjadi kapital (modal)”. (Gilbert, 1978. hal 11-12).<br /> <br />Menurut Harless (dikutip daari Geis,1986, hal. 1), “Teknologi kinerja manusia adalah sebuah proses seleksi, analisa, rancangan, pengembangan, penerapan, dan pengujian program-program berdasar pada yang paling efektif berpengaruh terhadap prilaku manusia dan prestasi-prestasinya.”<br /> <br />Rosenberg (1990, p 46) telah memikirkan tentang ini; “ Sistem pengembangan kinerja secara total sebenarnya adalah penggabungan dari analisis kinerja yang sistematik dengan intervensi sumber daya manusia yang menyeluruh. Dan ilmu yang menggabungkan semua sistem ini dikenal sebagai Teknologi Kinerja Manusia”.<br /> <br />Foshay dan Moller (liat bab 42)  menekankan relevansi dan jarak dalam definisi mereka tentang Teknologi Kinerja Manusia, mereka melihat ini sebagai sesuatu yang terstruktur terutama oleh masalah-masalah Teknologi Kinerja Manusia di lingkungan dunia kerja dan yang tergambar dari setiap disiplin dengan kemampuan perspektif dalam memecahkan masalah  didalam Teknologi Kinerja Manusia, yang dapat juda diterapkan di bidang lainnya. Menurut mereka, jarak ini menunjukkan keunikan bidang ini. Sedangkan selama ini memang tidak ada ketetapan definisi yang sama. <br /> <br />Sedangkan selama ini memang tidak ada ketetapan definisi yang sama. <br /> <br />1.    HPT bersifat sistematis. Ini terorganisir, kaku, dan diterapkan dalam sebuah tingkah laku metodikal. Prosedur- prosedur yang ada yang mendorongpara praktisi untuk mengidentifikasikan perbedaan dalam kinerja (masalah-masalah dan peluang-peluangnya), mengkarakteristikannya dengan terukur atau cara-cara yang dapat diawasi, menganalisa mereka, menyeleksi intervansi yang sesuai, dan menerapkannya dalam sebuah sistem yang terkontrol dan terkendali.<br />2.    HPT bersifat sistemik. Ini nampak adanya perbedaan kinerja manusia sebagai elemen-elemen sistem, dimana berubah dengan sistem. Ini menolak untuk menerima penyebab-penyebab yang jelas dan solusi-solusi tanpa menguji segi yang lainnya. Kinerja dilihat sebagai hasil sejumlah pengaruh-pengaruh variabel ( seleksi, pelatihan, feedback, sumber daya,  managemen support, insentif, dan campur tangan); semuanya itu harus dianalisis dengan tepat, intervensi-intervensi hemat biaya diseleksi dan disebarkan.<br />3.    Teknologi Kinerja Manusia secara ilmiah didasarkan pada teori yang ada dan fakta-fakta yang empiris. Ini mencoba untuk mendapatkan kinerja manusia yang diinginkan melalui cara-cara yang berasal dari penelitian ilmiah, ketika memungkinkan, atau jika tidak memungkinkan maka dari bukti-bukti yang tersimpan. Ini menolak entusias, intervensi yang tidak kuat tidak dapat mendemonstrasikan landasan-landasan teoritis yang kuat atau hasil kinerja yang valid. HPT sangat terbuka pada ide-ide baru dan metode-metode atau intervensi-intervensi yang bermakna. Namuan demikian ini perlu bahwa, semua itu memaparkan bukti yang terorganisis secara sistematik untuk mensupport nilai potensi mereka<br />4.    HPT sangat terbuka pada semua cara, metode dan media. Ini tidak terbatas pada susunan sumber-sumber atau teknologi yang ada,. Sebaliknya teknologi kinera manusia berusaha mencari cara yang paling efektif dan efisisen untuk mencapai hasil yang paling maksimal.<br />5.    HPT ditekankan pada perolehan prestasi-prestasi, yang manusia  capai dan sistem bernilai. Ini mencari hasil garis dasar- seperti yang Gilbert jelaskan (1978. hal 17). ia mengelompokkannya dalam prestasi-prestasi yang bernilai. “kinerja yang layak”. Ini tidak memfokuskan pada behaviour atau pada sebuah kemenangan. HPT memiliki kinerja yang layak sebagaimana tujuannya yang dicapai oleh pelaksana dan organisasi dimana dia bekerja.<br />6.    HPT adalah sebuah pendekatan teknik untuk mencapai prestasi-prestasi yang ingin dicapai oleh manusia. Para ahli teknologi adalah mereka yang mengambil sebuah sistem dalam gap kinerja manusia, menganalisa gap dan sistem tersebut secara sistematis, dan merancang intervensi yang efektif dan efisien yang berdasarkan pada analisa data, ilmu-ilmu ilmiah, dan data-data panduan, agar dapat menutup gap yang terjadi.<br /> <br />Komponen Kinerja ClockIntervensi Kelompok Pelatihan   Insentif dan motivasi  Lingkungan   Kerangka Clock      Intervensi-intervensi yang mendukung pemerolehan pengetahuan, keahlian dan kemampuan Intervensi-intervensi yang dirancang unutk memotivasi kinerja manusia Intervensi-intervensi yang dirancang untuk menyesuaikan dan mengubah lingkungan kerja Intervensi-intervensi yang dirancang  untuk menyelaraskan komponen-komponen utama pekerjaan, para pekerja, dan tempat kerja.<br /> <br /> <br />MEMBANDINGKAN TEKNOLOGI INSTRUKSIONAL DENGAN TEKNOLOGI KINERJA MANUSIA<br /> <br />Teknologi instruksional dapat bermakna pengetahuan, keahlian, dan kemampuan mengadapi masalah. Ketika pengetahuan dan keahlian dilibatkan, maka sebuah intervensi yang tepat yang diterapkan. Tidak ada yang manyangkal bahwa akan selalu muncul sebuah kebutuhan-kebutuhan para pekerja akan perolehan pengetahuan dan keahlian yang baru. Dengan kenyataan bahwa rata-rata penigkatan dan perubahan yang terjadi, kebutuhan akan program-program pelatihan dan perancang instruksional akan tumbuh berkembang. Penyampaian teknologi tinggi seperti pelatihan webside (WBT) dan pelatihan berdasarkan mutimedia (MBT) memerlukan perancang instruksional lebih dari metode-metode penyampaian pelatihan tradisional lakukan. Semua pelatihan harus dirancang senagn menggunakan prinsip-prisip design instruksional. Kita semua telah melihat sebagian besar program-program pelatihan menjadi gagal karena mereka tidak dirancang dengan baik.<br /> <br />Teknologi kinerja didasarkan pada penelitian bertahun-tahun dalam psikologi behaviour dan sistem berpikir. Para praktisi memahami bahwa multipel intervensi sanagt diperlukan. Saya telah melihat daftar-daftar intervensi-intervensi pengembangan kinerja manusia dalam 100 sampai 150 item; saya juga pernah melihat yang berisi 200 item. Intinya bahwa pelatihan hanyalah satu intervensi. Para praktisi HPT harus mengembangkan sebuah pemahaman yang kuat pada mayoritas intervensi-intervensi. Peraturan-peraturan 80-20 dapat diterapkan pada intervensi HPT; saya telah menemukan bahwa saya telah menggunakan 30 sampai 40 intervensi-intervensi yang berbeda setiap waktu. Intinya adalah tidak memaksakan diri untuk menggunakannya hanya karena anda menyukainya atau anda tahu bagaiman menggunakanya.<br /> <br />Saya telah menemukan kinerja clock menjadi sebuah alat yang hemat biaya bagi penyeleksian dan pengelompoan intervensi. Lihat kembali gambar 26-2. Ada empat komponen utama kinerja clock. Tabel 26-2 mendata kelompok-kelompok intervensi terkait dengan komponen-komponen kinerja clock. <br /> <br />Keahlian-keahlian design instruksional memberikan sebuah fondasi kuat bagi setiap orang yang ingin pindah kedalam bidang HPT dan akhirnya pada konsulatsi kinerja. Pada hakekatnya dua teknologi itu berbeda, dan sangat penting untuk memahami perbedaan-perbedaan tersebut. (tabel 26-3).<br /> <br />Apa artinya ini semua bagi para ahli teknologi instruksional yang telah memutuskan untuk membuat trasisi menjadi konsultasi kinerja. Beberapa hal harus diperhatikan. Salah satu perubahan yang penting adalah pada sebuah komitmen akan pembelajaran seumur hidup. Memiliki sebuah pondasi yang kuat dalam design instruksional merupakan permulaan yang baik, tapi ingatlah pada 100 intervensi yang berbeda yang disebutkan di atas. Konsultasi kinerja mengharuskan para praktisi terbiasa dengan itu semua, lebih baik lagi, mengetahui kapan menggunakannya untuk mengatasi permasalahan kinerja klien. Fakta bahwa bidang konsultasi kinerja tidak tetap dan selalu berubah-ubah.<br /> <br />Perbandingan-perbandingan pada perbedaan-perbedaan yang penting antara teknologi instruksional dan teknologi kinerja telah ditulis secara ekstensif dimana-mana. Tujuan saya dalam bab ini adalah untuk menunjukkan beberapa perbedaan-perbedaan yang lebih signifikan dan menggaris bawahi beberapa tantangan yang dapat anda temui jika anda memutuskan untuk mengembangkan diri anda dari teknologi instruksional menjadi teknologi kinerja. <br /> <br />Pada bagian berikutnya lihatlah bagian teknologi leveraging untuk mendukung teknologi instruksional dan teknologi kinerja manusia. Kedua teknologi tersebut mendukung pengembangan kinerja manusia. <br /> <br />Tabel 26-3<br />Membandingkan Teknologi kinerja manusia dengan Teknologi instruksional<br /> <br />Teknologi kinerja manusiaTeknologi instruksional Berpusat pada para pekerja dan prestasi-prestasi organisasi Sistem-sistem dan hal-hal yang sistemik merupakan tema utamanya Hal-hal yang terkait dengan kinerja merupakan berbagai penyebab-penyebab  Pastikan adanya pendukung misi-misi organisasi Memerlukan jaringan-jaringan dengan para spesialis dalam disiplin-disiplin dan bidang-bidang lainnya Membutuhkan keahlian-keahlian proyek managemen yang telah maju Membutuhkan pembelajaran secara terus-menerus Berhubungan baik dengan para klien  Filosofi-filosofi dikembangkan dan diperluas secara terus menerus  Berpusat pada kurangnya pengetahuan dan keahlian-keahlian Memusatkan pada pekerjaan-pekerjaan, tanggung jawab dan tugas-tugas. Mengasumsikan bahwa penyebab utamanya adalah pengetahuan dan kurangnya keahlian didalamnya Biasanya tidak memperhatikan keselarasan sebuah faktor utama. Bekerja terutama dalam komunitas design instruksional  Membutuhkan keahlian-keahlian proyek managemen dasar Keahlian-keahlian design instruksional merupakan tujuan akhir Dengan normal siloed dalam departemen pelatihan Filosofi-filosofi yang dikembangkan dengan kuat dan tidak berubah-ubah dengan mudah<br /> <br /> <br />HPT juga berakar pada tingkah laku, dan sering dianggap sebagai cabang dari gerakan instruksi terprogram. Ainsworth (1979. p.3) dengan kritis mengatakan bahwa “ teori yang menggerakkan HPT masih sangat berhubungan dengan teori instrukdi terpogram. HPT dihubungkan dengan kinerja terukur dan penstrukturan elemen-elemen dimana sistem berfungsi untuk meningkatkan kinerja. Para ahli teknologi harus memperhatikan dan menganalisis stimuli dimana sistem dapat mempengaruhi kinerja, merespon yang dihasilkan, dan dengan konsekuensi pada reaksi-reaksi ini (penghargaan atau celaan) agar dapat menemukan akar penyebab lemahnya kinerja. Sekali ini dicoba, dia dapat melanjutkan tujuan-tujuan kinerja yang diteliti dan terukur. Menurut Ainsworth (1979, p. 5), “ sebuah landasan dasar dari HPT adalah sebuah hasil yang signifikan- menemukan dengan  benar, tujuan-tujuan kinerja yang berguna dan menyatakannya dalam istilah yang mudah dipahami.”  Interversi-interversi yang tepat dirancang untuk merubah, dan ini diawasi dan dimodifikasi sampai sistem itu mencapai standar kinerja yang diharapkan.<br /> <br />HPT juga membawa sejumlah asumsi dan atribut. Ini sudah dinyatakan oleh Geis (1986). Berikut ini adalah poin-poin pentingnya:<br />1.    Teknologi kinerja manusia sah menurut hukum dan sering diprediksi dan diawasi.<br />2.    ilmu tentang prilaku manusia sangat terbatas, oleh karena itu HPT harus bergantung pada pengalaman dan penelitian para ilmuwan.<br />3.    HPT berasal dari beberapa penelitian yang dilakukan pada saat menghasilkannya.<br />4.    HPT adalah hasil dari sejumlah sumber ilmu: cyber netika tingkah laku, psikologi, ilmu komunikasi, ilmu infomasi, ilmu sistem, ilmu managemen, dan yang akhir-akhirnya sedang marak yaitu ilmu kognitif.<br />5.    HPT tidak diakui pada beberapa sistem pengiriman tidak juga dibatasi pada golongan tertentu dan area tertentu. Ini dapat digunakan pada setiap kinerja manusia, tapi biasanya lebih banyak digunakan dalam suatu organisasi dan dunia kerja.<br />6.    HPT bersifat empiris. Ini mebutuhkan sebuah pembuktian sebagai hasil dari analisa dan usaha-usaha intervensi.<br />7.    HPT bersifat mengembangkan. Berdasarkan prinsip-prinsip dasarnya, namun demikian ini memperbolehkan sejumlah ruang untuk inovasi dan kreatifitas.<br />8.    Walaupun teknologi kinerja tidak memiliki pondasi teoritis tentang dirinya, -teori- dan -pengalaman- yang memandunya dibentuk oleh data-data empiris yang terakumulasi sebagai hasil praktek yang telah didokumentasikan secara sistematis.Dalam beberapa cara, HPT membagi atribut-atributnya dengan bidang lainnya (managemen, pengembangan organisasi, kesehatan, dan psikiater). <br /> <br />Sejumlah pengarang berusaha untuk menjelaskan makna teknologi kinerja. Beberapa dari mereka telah menekankannya dalam proses dan metode-metode yaitu: “teknologi kinerja adalah sekumpulan metode dan proses untuk menyelesaikan masalah atau memberdayakan kesempatan yang berhubungan dengan kinerja seseorang. Ini dapat digunakan pada individu, kelompok kecil, atau organisasi besar ( National Society Of Performance And Instruction Citied In Rosenberg, 1990, p.46). Untuk Benefit dan Tate (1990) “ Teknologi kinerja [manusia] adalah proses sistematis dalam mengidentifikasikan kesempatan pengembangan kinerja, standar peraturan kinerja, strategi pengidentifikasian pengembangan kinerja, analisa keuntungan dalam berkinerja”.  untuk  Jacobs (1998 p.6-7) “ teknologi kinerja manusia menghadirkan manfaat dari pendekatan sistem dalam sejumlah bentuk yang berbeda tergantung pada masalah yang dihadapi dan aktifitas profesional yang dibutuhkan.<br /> <br />Sejumlah pengarang lain telah memfokuskan pada hasil akhir: “tujuan dari Teknologi kinerja manusis adalah unuk meningkatkan modal manusia, yang dapat diperoleh sebagai produk waktu dan kesempatan, teknologi merupakan sekumpulan prosedur yang tertata rapi dan sesuai untuk mengubah potensi menjadi kapital (modal)”. (Gilbert, 1978. hal 11-12). Menurut Harless (dikutip daari Geis,1986, hal. 1), “Teknologi kinerja manusia adalah sebuah proses seleksi, analisa, rancangan, pengembangan, penerapan, dan pengujian program-program berdasar pada yang paling efektif berpengaruh terhadap prilaku manusia dan prestasi-prestasinya.” Rosenberg (1990, p 46) telah memikirkan tentang ini; “ Sistem pengembangan kinerja secara total sebenarnya adalah penggabungan dari analisis kinerja yang sistematik dengan intervensi sumber daya manusia yang menyeluruh. Dan ilmu yang menggabungkan semua sistem ini dikenal sebagai Teknologi Kinerja Manusia”. Foshay dan Moller (liat bab 42)  menekankan relevansi dan jarak dalam definisi mereka tentang Teknologi Kinerja Manusia, mereka melihat ini sebagai sesuatu yang terstruktur terutama oleh masalah-masalah Teknologi Kinerja Manusia di lingkungan dunia kerja dan yang tergambar dari setiap disiplin dengan kemampuan perspektif dalam memecahkan masalah  didalam Teknologi Kinerja Manusia, yang dapat juda diterapkan di bidang lainnya. Menurut mereka, jarak ini menunjukkan keunikan bidang ini. Sedangkan selama ini memang tidak ada ketetapan definisi yang sama. <br /> <br />1.    HPT bersifat sistematis. Ini terorganisir, kaku, dan diterapkan dalam sebuah tingkah laku metodikal. Prosedur- prosedur yang ada yang mendorongpara praktisi untuk mengidentifikasikan perbedaan dalam kinerja (masalah-masalah dan peluang-peluangnya), mengkarakteristikannya dengan terukur atau cara-cara yang dapat diawasi, menganalisa mereka, menyeleksi intervansi yang sesuai, dan menerapkannya dalam sebuah sistem yang terkontrol dan terkendali.<br />2.    HPT bersifat sistemik. Ini nampak adanya perbedaan kinerja manusia sebagai elemen-elemen sistem, dimana berubah dengan sistem. Ini menolak untuk menerima penyebab-penyebab yang jelas dan solusi-solusi tanpa menguji segi yang lainnya. Kinerja dilihat sebagai hasil sejumlah pengaruh-pengaruh variabel ( seleksi, pelatihan, feedback, sumber daya,  managemen support, insentif, dan campur tangan); semuanya itu harus dianalisis dengan tepat, intervensi-intervensi hemat biaya diseleksi dan disebarkan<br />3.    Teknologi Kinerja Manusia secara ilmiah didasarkan pada teori yang ada dan fakta-fakta yang empiris. Ini mencoba untuk mendapatkan kinerja manusia yang diinginkan melalui cara-cara yang berasal dari penelitian ilmiah, ketika memungkinkan, atau jika tidak memungkinkan maka dari bukti-bukti yang tersimpan. Ini menolak entusias, intervensi yang tidak kuat tidak dapat mendemonstrasikan landasan-landasan teoritis yang kuat atau hasil kinerja yang valid. HPT sangat terbuka pada ide-ide baru dan metode-metode atau intervensi-intervensi yang bermakna. Namuan demikian ini perlu bahwa, semua itu memaparkan bukti yang terorganisis secara sistematik untuk mensupport nilai potensi mereka<br />4.    HPT sangat terbuka pada semua cara, metode dan media. Ini tidak terbatas pada susunan sumber-sumber atau teknologi yang ada,. Sebaliknya teknologi kinera manusia berusaha mencari cara yang paling efektif dan efisisen untuk mencapai hasil yang paling maksimal.<br />5.    HPT ditekankan pada perolehan prestasi-prestasi, yang manusia  capai dan sistem bernilai. Ini mencari hasil garis dasar- seperti yang Gilbert jelaskan (1978. hal 17). ia mengelompokkannya dalam prestasi-prestasi yang bernilai. “kinerja yang layak”. Ini tidak memfokuskan pada behaviour atau pada sebuah kemenangan. HPT memiliki kinerja yang layak sebagaimana tujuannya yang dicapai oleh pelaksana dan organisasi dimana dia bekerja.<br />6.    HPT adalah sebuah pendekatan teknik untuk mencapai prestasi-prestasi yang ingin dicapai oleh manusia. Para ahli teknologi adalah mereka yang mengambil sebuah sistem dalam gap kinerja manusia, menganalisa gap dan sistem tersebut secara sistematis, dan merancang intervensi yang efektif dan efisien yang berdasarkan pada analisa data, ilmu-ilmu ilmiah, dan data-data panduan, agar dapat menutup gap yang terjadi.<br /> <br /> <br />Oleh   : Agus Budi Utomo<br />NPM  : 0720005082<br />Program Pasca Sarjana Magister Teknologi pendidikan<br />Universitas Lampung.<br /> <br />
Teknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksional
Teknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksional
Teknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksional
Teknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksional
Teknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksional
Teknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksional
Teknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksional
Teknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksional
Teknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksional
Teknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksional
Teknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksional

More Related Content

What's hot

KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.pptKONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
MENDOTV
 
Jenis dan karakteristik media
Jenis dan karakteristik mediaJenis dan karakteristik media
Jenis dan karakteristik media
Riska Ika
 
Teori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme Teori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme
Aida Dwi Astuti
 
Kunci jawaban dan pembahasan soal uas ut pdgk4105 strategi pembelajaran di sd
Kunci jawaban dan pembahasan soal uas ut pdgk4105 strategi pembelajaran di sdKunci jawaban dan pembahasan soal uas ut pdgk4105 strategi pembelajaran di sd
Kunci jawaban dan pembahasan soal uas ut pdgk4105 strategi pembelajaran di sd
Arief Syarief
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
PutriMeka
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Naita Novia Sari
 
RPP TEMATIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KELAS V
RPP TEMATIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KELAS VRPP TEMATIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KELAS V
RPP TEMATIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KELAS V
Suci Lintiasri
 
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfTopik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
steffaniemalauhollo
 
Rpp kls iv tema 2 subtema 1 pb 2
Rpp kls iv tema 2 subtema 1 pb 2Rpp kls iv tema 2 subtema 1 pb 2
Rpp kls iv tema 2 subtema 1 pb 2
Tjoetnyak Izzatie
 
Analisis kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
Analisis  kesukaran dan daya beda soal dan distraktorAnalisis  kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
Analisis kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
Sukiman Fitk
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Jerry Makawimbang
 
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
saeful_4h13
 
Angket motivasi belajar ima
Angket motivasi belajar imaAngket motivasi belajar ima
Angket motivasi belajar ima
Ima Widayanti
 
Diferensiasi .ppt
Diferensiasi .pptDiferensiasi .ppt
Diferensiasi .ppt
triyonoKimung
 
Kko bloom revisi 2
Kko bloom revisi 2Kko bloom revisi 2
Kko bloom revisi 2
wahyu dwi nugroho
 
Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SD
Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SDModul 2 Pembelajaran Terpadu di SD
Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SD
Aulin Hipgalz
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Ambar Fidianingsih
 
Hakikat pembelajaran ipa di sd
Hakikat pembelajaran ipa di sdHakikat pembelajaran ipa di sd
Hakikat pembelajaran ipa di sdsafran hasibuan
 
Metode pembelajaran individu
Metode pembelajaran individuMetode pembelajaran individu
Metode pembelajaran individuNastiti Rahajeng
 
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistemppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
Yuningsih Yuningsih
 

What's hot (20)

KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.pptKONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
 
Jenis dan karakteristik media
Jenis dan karakteristik mediaJenis dan karakteristik media
Jenis dan karakteristik media
 
Teori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme Teori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme
 
Kunci jawaban dan pembahasan soal uas ut pdgk4105 strategi pembelajaran di sd
Kunci jawaban dan pembahasan soal uas ut pdgk4105 strategi pembelajaran di sdKunci jawaban dan pembahasan soal uas ut pdgk4105 strategi pembelajaran di sd
Kunci jawaban dan pembahasan soal uas ut pdgk4105 strategi pembelajaran di sd
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
 
RPP TEMATIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KELAS V
RPP TEMATIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KELAS VRPP TEMATIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KELAS V
RPP TEMATIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KELAS V
 
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfTopik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
 
Rpp kls iv tema 2 subtema 1 pb 2
Rpp kls iv tema 2 subtema 1 pb 2Rpp kls iv tema 2 subtema 1 pb 2
Rpp kls iv tema 2 subtema 1 pb 2
 
Analisis kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
Analisis  kesukaran dan daya beda soal dan distraktorAnalisis  kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
Analisis kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
 
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
 
Angket motivasi belajar ima
Angket motivasi belajar imaAngket motivasi belajar ima
Angket motivasi belajar ima
 
Diferensiasi .ppt
Diferensiasi .pptDiferensiasi .ppt
Diferensiasi .ppt
 
Kko bloom revisi 2
Kko bloom revisi 2Kko bloom revisi 2
Kko bloom revisi 2
 
Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SD
Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SDModul 2 Pembelajaran Terpadu di SD
Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SD
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
 
Hakikat pembelajaran ipa di sd
Hakikat pembelajaran ipa di sdHakikat pembelajaran ipa di sd
Hakikat pembelajaran ipa di sd
 
Metode pembelajaran individu
Metode pembelajaran individuMetode pembelajaran individu
Metode pembelajaran individu
 
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistemppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
 

Viewers also liked

Program kerja
Program kerjaProgram kerja
Program kerja
Dudi Ridwan
 
Buku kerja pengawas sekolah
Buku kerja pengawas sekolahBuku kerja pengawas sekolah
Buku kerja pengawas sekolah
Dudi Ridwan
 
Buku Kerja Pengawas Sekolah
Buku Kerja Pengawas SekolahBuku Kerja Pengawas Sekolah
Buku Kerja Pengawas SekolahGuru Online
 
Jadual bertugas pengawas 2414
Jadual bertugas pengawas 2414Jadual bertugas pengawas 2414
Jadual bertugas pengawas 2414
Ahmad Lili
 
Jadual bertugas pengawas 2014
Jadual bertugas pengawas 2014Jadual bertugas pengawas 2014
Jadual bertugas pengawas 2014gsteng83
 
Borang laporan bertugas harian
Borang laporan bertugas harianBorang laporan bertugas harian
Borang laporan bertugas harian
Norafizah Sophia Saad
 
Contoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-cc
Contoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-ccContoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-cc
Contoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-cc
mielaanjani
 

Viewers also liked (7)

Program kerja
Program kerjaProgram kerja
Program kerja
 
Buku kerja pengawas sekolah
Buku kerja pengawas sekolahBuku kerja pengawas sekolah
Buku kerja pengawas sekolah
 
Buku Kerja Pengawas Sekolah
Buku Kerja Pengawas SekolahBuku Kerja Pengawas Sekolah
Buku Kerja Pengawas Sekolah
 
Jadual bertugas pengawas 2414
Jadual bertugas pengawas 2414Jadual bertugas pengawas 2414
Jadual bertugas pengawas 2414
 
Jadual bertugas pengawas 2014
Jadual bertugas pengawas 2014Jadual bertugas pengawas 2014
Jadual bertugas pengawas 2014
 
Borang laporan bertugas harian
Borang laporan bertugas harianBorang laporan bertugas harian
Borang laporan bertugas harian
 
Contoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-cc
Contoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-ccContoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-cc
Contoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-cc
 

Similar to Teknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksional

Temu 1-analisis-pengukuran-kerja-edit
Temu 1-analisis-pengukuran-kerja-editTemu 1-analisis-pengukuran-kerja-edit
Temu 1-analisis-pengukuran-kerja-edit
NantaSigit1
 
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, conceptual framework, universi...
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, conceptual framework, universi...Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, conceptual framework, universi...
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, conceptual framework, universi...
kairunnisa
 
KInerja TP.pdf
KInerja TP.pdfKInerja TP.pdf
KInerja TP.pdf
NendahNurjanah
 
Social and Organizational Foundation of Ergonomics
Social and Organizational Foundation of ErgonomicsSocial and Organizational Foundation of Ergonomics
Social and Organizational Foundation of Ergonomics
HnAlfiany
 
Sejarah ilmu manajemen
Sejarah ilmu manajemenSejarah ilmu manajemen
Sejarah ilmu manajemen
Ega Jalaludin
 
Analisis perancangan kerja modul 2 by sazali
Analisis perancangan kerja modul 2 by sazaliAnalisis perancangan kerja modul 2 by sazali
Analisis perancangan kerja modul 2 by sazaliNera Aprina
 
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategy
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategyCut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategy
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategy
cutzurnali
 
0-RISET OPERASI.pptx
0-RISET OPERASI.pptx0-RISET OPERASI.pptx
0-RISET OPERASI.pptx
DinarAli4
 
METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM
METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEMMETODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM
METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM
NutfahKamila
 
Tugas sim, dian anggraeni, yananto mihadi putra, se, m.si, proses implementas...
Tugas sim, dian anggraeni, yananto mihadi putra, se, m.si, proses implementas...Tugas sim, dian anggraeni, yananto mihadi putra, se, m.si, proses implementas...
Tugas sim, dian anggraeni, yananto mihadi putra, se, m.si, proses implementas...
Dian Anggraeni
 
TUGAS PPT SIK BAB 3 STRUKTUR DAN BUDAYA ORGANISASI.pptx
TUGAS PPT SIK BAB 3 STRUKTUR DAN BUDAYA ORGANISASI.pptxTUGAS PPT SIK BAB 3 STRUKTUR DAN BUDAYA ORGANISASI.pptx
TUGAS PPT SIK BAB 3 STRUKTUR DAN BUDAYA ORGANISASI.pptx
MaszuzaSyahlevi2
 
TB 2 sim artikel literature review manajemen keuangan analisis sistem informa...
TB 2 sim artikel literature review manajemen keuangan analisis sistem informa...TB 2 sim artikel literature review manajemen keuangan analisis sistem informa...
TB 2 sim artikel literature review manajemen keuangan analisis sistem informa...
DwiputroAdiLaksono
 
1, wirausaha,rizka aziz, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,msdm, manajemen op...
1, wirausaha,rizka aziz, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,msdm, manajemen op...1, wirausaha,rizka aziz, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,msdm, manajemen op...
1, wirausaha,rizka aziz, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,msdm, manajemen op...
Rizka Aziz Wahab
 
HUMAN FACTORS AND ERGONOMIC METHODS
HUMAN FACTORS AND ERGONOMIC METHODS HUMAN FACTORS AND ERGONOMIC METHODS
HUMAN FACTORS AND ERGONOMIC METHODS
Febriani Safitri
 
Ppt human factors and ergonomics methods
Ppt human factors and ergonomics methodsPpt human factors and ergonomics methods
Ppt human factors and ergonomics methods
RahmaDina15
 
01_Konsep dasar management Science.pdf
01_Konsep dasar management Science.pdf01_Konsep dasar management Science.pdf
01_Konsep dasar management Science.pdf
KhoirilS1
 
Effects of Task-Technology Fit and Information Technology Utilization on The ...
Effects of Task-Technology Fit and Information Technology Utilization on The ...Effects of Task-Technology Fit and Information Technology Utilization on The ...
Effects of Task-Technology Fit and Information Technology Utilization on The ...
Hendra Gunawan
 
Proses Analisis Kebutuhan (Manajemen Pelatihan)
Proses Analisis Kebutuhan (Manajemen Pelatihan)Proses Analisis Kebutuhan (Manajemen Pelatihan)
Proses Analisis Kebutuhan (Manajemen Pelatihan)
DameTHutasoit
 
Forum 7
Forum 7Forum 7
Forum 7
FachrulAdam4
 
14, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Review Materi-Materi dan Kasus-Ka...
14, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Review Materi-Materi dan Kasus-Ka...14, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Review Materi-Materi dan Kasus-Ka...
14, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Review Materi-Materi dan Kasus-Ka...
Vhiie Audi
 

Similar to Teknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksional (20)

Temu 1-analisis-pengukuran-kerja-edit
Temu 1-analisis-pengukuran-kerja-editTemu 1-analisis-pengukuran-kerja-edit
Temu 1-analisis-pengukuran-kerja-edit
 
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, conceptual framework, universi...
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, conceptual framework, universi...Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, conceptual framework, universi...
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, conceptual framework, universi...
 
KInerja TP.pdf
KInerja TP.pdfKInerja TP.pdf
KInerja TP.pdf
 
Social and Organizational Foundation of Ergonomics
Social and Organizational Foundation of ErgonomicsSocial and Organizational Foundation of Ergonomics
Social and Organizational Foundation of Ergonomics
 
Sejarah ilmu manajemen
Sejarah ilmu manajemenSejarah ilmu manajemen
Sejarah ilmu manajemen
 
Analisis perancangan kerja modul 2 by sazali
Analisis perancangan kerja modul 2 by sazaliAnalisis perancangan kerja modul 2 by sazali
Analisis perancangan kerja modul 2 by sazali
 
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategy
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategyCut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategy
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategy
 
0-RISET OPERASI.pptx
0-RISET OPERASI.pptx0-RISET OPERASI.pptx
0-RISET OPERASI.pptx
 
METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM
METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEMMETODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM
METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM
 
Tugas sim, dian anggraeni, yananto mihadi putra, se, m.si, proses implementas...
Tugas sim, dian anggraeni, yananto mihadi putra, se, m.si, proses implementas...Tugas sim, dian anggraeni, yananto mihadi putra, se, m.si, proses implementas...
Tugas sim, dian anggraeni, yananto mihadi putra, se, m.si, proses implementas...
 
TUGAS PPT SIK BAB 3 STRUKTUR DAN BUDAYA ORGANISASI.pptx
TUGAS PPT SIK BAB 3 STRUKTUR DAN BUDAYA ORGANISASI.pptxTUGAS PPT SIK BAB 3 STRUKTUR DAN BUDAYA ORGANISASI.pptx
TUGAS PPT SIK BAB 3 STRUKTUR DAN BUDAYA ORGANISASI.pptx
 
TB 2 sim artikel literature review manajemen keuangan analisis sistem informa...
TB 2 sim artikel literature review manajemen keuangan analisis sistem informa...TB 2 sim artikel literature review manajemen keuangan analisis sistem informa...
TB 2 sim artikel literature review manajemen keuangan analisis sistem informa...
 
1, wirausaha,rizka aziz, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,msdm, manajemen op...
1, wirausaha,rizka aziz, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,msdm, manajemen op...1, wirausaha,rizka aziz, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,msdm, manajemen op...
1, wirausaha,rizka aziz, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,msdm, manajemen op...
 
HUMAN FACTORS AND ERGONOMIC METHODS
HUMAN FACTORS AND ERGONOMIC METHODS HUMAN FACTORS AND ERGONOMIC METHODS
HUMAN FACTORS AND ERGONOMIC METHODS
 
Ppt human factors and ergonomics methods
Ppt human factors and ergonomics methodsPpt human factors and ergonomics methods
Ppt human factors and ergonomics methods
 
01_Konsep dasar management Science.pdf
01_Konsep dasar management Science.pdf01_Konsep dasar management Science.pdf
01_Konsep dasar management Science.pdf
 
Effects of Task-Technology Fit and Information Technology Utilization on The ...
Effects of Task-Technology Fit and Information Technology Utilization on The ...Effects of Task-Technology Fit and Information Technology Utilization on The ...
Effects of Task-Technology Fit and Information Technology Utilization on The ...
 
Proses Analisis Kebutuhan (Manajemen Pelatihan)
Proses Analisis Kebutuhan (Manajemen Pelatihan)Proses Analisis Kebutuhan (Manajemen Pelatihan)
Proses Analisis Kebutuhan (Manajemen Pelatihan)
 
Forum 7
Forum 7Forum 7
Forum 7
 
14, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Review Materi-Materi dan Kasus-Ka...
14, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Review Materi-Materi dan Kasus-Ka...14, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Review Materi-Materi dan Kasus-Ka...
14, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Review Materi-Materi dan Kasus-Ka...
 

More from Dudi Ridwan

Aqoid iman versi dengklok
Aqoid iman versi dengklokAqoid iman versi dengklok
Aqoid iman versi dengklok
Dudi Ridwan
 
Isholkeunwe
IsholkeunweIsholkeunwe
Isholkeunwe
Dudi Ridwan
 
Diktat shorof 1 juz 1
Diktat shorof 1 juz 1Diktat shorof 1 juz 1
Diktat shorof 1 juz 1
Dudi Ridwan
 
Kkm geografi kelas x xi xii
Kkm geografi kelas x xi xiiKkm geografi kelas x xi xii
Kkm geografi kelas x xi xii
Dudi Ridwan
 
Kkm bahasa inggris kelas xii smap te a
Kkm bahasa inggris kelas xii smap te aKkm bahasa inggris kelas xii smap te a
Kkm bahasa inggris kelas xii smap te a
Dudi Ridwan
 
Kkm bahasa inggris kelas xi 1
Kkm bahasa inggris kelas xi 1Kkm bahasa inggris kelas xi 1
Kkm bahasa inggris kelas xi 1
Dudi Ridwan
 
Kkm bahasa inggris kelas xi
Kkm bahasa inggris kelas xiKkm bahasa inggris kelas xi
Kkm bahasa inggris kelas xi
Dudi Ridwan
 
Kkm bahasa inggris kelas xi 1
Kkm bahasa inggris kelas xi  1Kkm bahasa inggris kelas xi  1
Kkm bahasa inggris kelas xi 1
Dudi Ridwan
 
Kkm seni budaya kelas x smap te a
Kkm seni budaya kelas x smap te aKkm seni budaya kelas x smap te a
Kkm seni budaya kelas x smap te a
Dudi Ridwan
 
Kkm senbud (senirupa) kls xi ipa.ips
Kkm senbud (senirupa) kls xi ipa.ipsKkm senbud (senirupa) kls xi ipa.ips
Kkm senbud (senirupa) kls xi ipa.ips
Dudi Ridwan
 
Html kertas lipat
Html kertas lipatHtml kertas lipat
Html kertas lipat
Dudi Ridwan
 
Silsilah keguruan dari aki haji koko
Silsilah keguruan dari aki haji kokoSilsilah keguruan dari aki haji koko
Silsilah keguruan dari aki haji koko
Dudi Ridwan
 
Ungkapan singkat barab
Ungkapan singkat barabUngkapan singkat barab
Ungkapan singkat barab
Dudi Ridwan
 
Wakasek sarpras - inventarisasi
Wakasek sarpras - inventarisasiWakasek sarpras - inventarisasi
Wakasek sarpras - inventarisasi
Dudi Ridwan
 
Menggabungkan tempat dan tanggal lahir
Menggabungkan tempat dan tanggal lahirMenggabungkan tempat dan tanggal lahir
Menggabungkan tempat dan tanggal lahirDudi Ridwan
 
Langkah2 membuat nopes un
Langkah2 membuat nopes unLangkah2 membuat nopes un
Langkah2 membuat nopes un
Dudi Ridwan
 
Pengenalan diskoperatingsystem
Pengenalan diskoperatingsystemPengenalan diskoperatingsystem
Pengenalan diskoperatingsystemDudi Ridwan
 
Kecerdasan spiritual anak
Kecerdasan spiritual anakKecerdasan spiritual anak
Kecerdasan spiritual anakDudi Ridwan
 

More from Dudi Ridwan (18)

Aqoid iman versi dengklok
Aqoid iman versi dengklokAqoid iman versi dengklok
Aqoid iman versi dengklok
 
Isholkeunwe
IsholkeunweIsholkeunwe
Isholkeunwe
 
Diktat shorof 1 juz 1
Diktat shorof 1 juz 1Diktat shorof 1 juz 1
Diktat shorof 1 juz 1
 
Kkm geografi kelas x xi xii
Kkm geografi kelas x xi xiiKkm geografi kelas x xi xii
Kkm geografi kelas x xi xii
 
Kkm bahasa inggris kelas xii smap te a
Kkm bahasa inggris kelas xii smap te aKkm bahasa inggris kelas xii smap te a
Kkm bahasa inggris kelas xii smap te a
 
Kkm bahasa inggris kelas xi 1
Kkm bahasa inggris kelas xi 1Kkm bahasa inggris kelas xi 1
Kkm bahasa inggris kelas xi 1
 
Kkm bahasa inggris kelas xi
Kkm bahasa inggris kelas xiKkm bahasa inggris kelas xi
Kkm bahasa inggris kelas xi
 
Kkm bahasa inggris kelas xi 1
Kkm bahasa inggris kelas xi  1Kkm bahasa inggris kelas xi  1
Kkm bahasa inggris kelas xi 1
 
Kkm seni budaya kelas x smap te a
Kkm seni budaya kelas x smap te aKkm seni budaya kelas x smap te a
Kkm seni budaya kelas x smap te a
 
Kkm senbud (senirupa) kls xi ipa.ips
Kkm senbud (senirupa) kls xi ipa.ipsKkm senbud (senirupa) kls xi ipa.ips
Kkm senbud (senirupa) kls xi ipa.ips
 
Html kertas lipat
Html kertas lipatHtml kertas lipat
Html kertas lipat
 
Silsilah keguruan dari aki haji koko
Silsilah keguruan dari aki haji kokoSilsilah keguruan dari aki haji koko
Silsilah keguruan dari aki haji koko
 
Ungkapan singkat barab
Ungkapan singkat barabUngkapan singkat barab
Ungkapan singkat barab
 
Wakasek sarpras - inventarisasi
Wakasek sarpras - inventarisasiWakasek sarpras - inventarisasi
Wakasek sarpras - inventarisasi
 
Menggabungkan tempat dan tanggal lahir
Menggabungkan tempat dan tanggal lahirMenggabungkan tempat dan tanggal lahir
Menggabungkan tempat dan tanggal lahir
 
Langkah2 membuat nopes un
Langkah2 membuat nopes unLangkah2 membuat nopes un
Langkah2 membuat nopes un
 
Pengenalan diskoperatingsystem
Pengenalan diskoperatingsystemPengenalan diskoperatingsystem
Pengenalan diskoperatingsystem
 
Kecerdasan spiritual anak
Kecerdasan spiritual anakKecerdasan spiritual anak
Kecerdasan spiritual anak
 

Teknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksional

  • 1. TEKNOLOGI KINERJA SEBAGAI SUATU INTERVENSI INSTRUKSIONAL<br /> <br /> <br />Sebagai intervensi Instruksional, teknologi kinerja memang tepat diterapkan /diimplementasikan dalam Instruksional atau pembelajaran.<br />Hal ini diperkuat dari beberapa definisi para pakar Teknologi kinerja.<br /> <br />Pada prinsipnya Instruksional adalah mencapai hasil yang effektif dan efficient yang sangat berkorelasi positip terhadap Teknologi Kinerja.<br /> <br />Berikut ini definisi Teknologi Kinerja dari beberapa pakar :<br /> <br /> <br />Nickols (1977, p. 14) mengatakan bahwa performance sebagai hasil sebuah tingkah laku”. Tingkah laku adalah aktifitas individu sedangkan akibat-akibat dari tingkah laku adalah cara-cara dimana lingkungan individu bereaksi dan ini berbeda berdasarkan hasil dari tingkah lakunya.”<br /> <br />Gilbert (1974) , menyamakan kinerja dengan prestasi-prestasi yang dicapai. <br /> <br />Ryle (1949) yang menggunakan istilah prestasi (achievement),  dimana dia menggunakannya untuk melihat efek-efek prilaku yang berkaitan pada makna kinerja (performance). Akibatnya, prestasi itu dinilai oleh sistem, prestasi-prestasi- ini yang terkait dengan HPT.<br /> <br />istilah ini sering digunakan dalam mengarahkan pada prosedur-prosedur penerapan yang berasal dari penelitian ilmiah dan pegalaman para pelaksana dalam memecahkan beberapa masalah di lapangan (Clark dan Sugrue, 1990; Hawkridge, 1976; Stolovitch dan LaRocque, 1983).<br /> <br />HPT adalah salah satu dari berbagai keturunan teori sistem umum, yang digunakan oleh beberapa organisasi. Sistem dianggap sebagai “ sebuah sekelompok kompleks manusia dan mesin dimana dari keseluruhannya terdapat tujuan yang sama.” (Checkland, 1972, p. 91).<br /> <br />Menurut Ainsworth (1979, p. 5), “ sebuah landasan dasar dari HPT adalah sebuah hasil yang signifikan- menemukan dengan  benar, tujuan-tujuan kinerja yang berguna dan menyatakannya dalam istilah yang mudah dipahami.”  Interversi-interversi yang tepat dirancang untuk merubah, dan ini diawasi dan dimodifikasi sampai sistem itu mencapai standar kinerja yang diharapkan.<br /> <br />HPT juga membawa sejumlah asumsi dan atribut. Ini sudah dinyatakan oleh Geis (1986). Berikut ini adalah poin-poin pentingnya:<br />1.    Teknologi kinerja manusia sah menurut hukum dan sering diprediksi dan diawasi.<br />2.    ilmu tentang prilaku manusia sangat terbatas, oleh karena itu HPT harus bergantung pada pengalaman dan penelitian para ilmuwan.<br />3.    HPT berasal dari beberapa penelitian yang dilakukan pada saat menghasilkannya.<br />4.    HPT adalah hasil dari sejumlah sumber ilmu: cyber netika tingkah laku, psikologi, ilmu komunikasi, ilmu infomasi, ilmu sistem, ilmu managemen, dan yang akhir-akhirnya sedang marak yaitu ilmu kognitif.<br />5.    HPT tidak diakui pada beberapa sistem pengiriman tidak juga dibatasi pada golongan tertentu dan area tertentu. Ini dapat digunakan pada setiap kinerja manusia, tapi biasanya lebih banyak digunakan dalam suatu organisasi dan dunia kerja.<br />6.    HPT bersifat empiris. Ini mebutuhkan sebuah pembuktian sebagai hasil dari analisa dan usaha-usaha intervensi.<br />7.    HPT bersifat mengembangkan. Berdasarkan prinsip-prinsip dasarnya, namun demikian ini memperbolehkan sejumlah ruang untuk inovasi dan kreatifitas.<br />8.    Walaupun teknologi kinerja tidak memiliki pondasi teoritis tentang dirinya, -teori- dan -pengalaman- yang memandunya dibentuk oleh data-data empiris yang terakumulasi sebagai hasil praktek yang telah didokumentasikan secara sistematis.Dalam beberapa cara, HPT membagi atribut-atributnya dengan bidang lainnya (managemen, pengembangan organisasi, kesehatan, dan psikiater). <br /> <br />Sejumlah pengarang berusaha untuk menjelaskan makna teknologi kinerja. Beberapa dari mereka telah menekankannya dalam proses dan metode-metode yaitu: “teknologi kinerja adalah sekumpulan metode dan proses untuk menyelesaikan masalah atau memberdayakan kesempatan yang berhubungan dengan kinerja seseorang. Ini dapat digunakan pada individu, kelompok kecil, atau organisasi besar ( National Society Of Performance And Instruction Citied In Rosenberg, 1990, p.46).<br /> <br />Untuk Benefit dan Tate (1990) “ Teknologi kinerja [manusia] adalah proses sistematis dalam mengidentifikasikan kesempatan pengembangan kinerja, standar peraturan kinerja, strategi pengidentifikasian pengembangan kinerja, analisa keuntungan dalam berkinerja”. <br /> <br />untuk  Jacobs (1998 p.6-7) “ teknologi kinerja manusia menghadirkan manfaat dari pendekatan sistem dalam sejumlah bentuk yang berbeda tergantung pada masalah yang dihadapi dan aktifitas profesional yang dibutuhkan.<br /> <br />Teknologi kinerja manusia adalah untuk meningkatkan modal manusia, yang dapat diperoleh sebagai produk waktu dan kesempatan, teknologi merupakan sekumpulan prosedur yang tertata rapi dan sesuai untuk mengubah potensi menjadi kapital (modal)”. (Gilbert, 1978. hal 11-12).<br /> <br />Menurut Harless (dikutip daari Geis,1986, hal. 1), “Teknologi kinerja manusia adalah sebuah proses seleksi, analisa, rancangan, pengembangan, penerapan, dan pengujian program-program berdasar pada yang paling efektif berpengaruh terhadap prilaku manusia dan prestasi-prestasinya.”<br /> <br />Rosenberg (1990, p 46) telah memikirkan tentang ini; “ Sistem pengembangan kinerja secara total sebenarnya adalah penggabungan dari analisis kinerja yang sistematik dengan intervensi sumber daya manusia yang menyeluruh. Dan ilmu yang menggabungkan semua sistem ini dikenal sebagai Teknologi Kinerja Manusia”.<br /> <br />Foshay dan Moller (liat bab 42)  menekankan relevansi dan jarak dalam definisi mereka tentang Teknologi Kinerja Manusia, mereka melihat ini sebagai sesuatu yang terstruktur terutama oleh masalah-masalah Teknologi Kinerja Manusia di lingkungan dunia kerja dan yang tergambar dari setiap disiplin dengan kemampuan perspektif dalam memecahkan masalah  didalam Teknologi Kinerja Manusia, yang dapat juda diterapkan di bidang lainnya. Menurut mereka, jarak ini menunjukkan keunikan bidang ini. Sedangkan selama ini memang tidak ada ketetapan definisi yang sama. <br /> <br />Sedangkan selama ini memang tidak ada ketetapan definisi yang sama. <br /> <br />1.    HPT bersifat sistematis. Ini terorganisir, kaku, dan diterapkan dalam sebuah tingkah laku metodikal. Prosedur- prosedur yang ada yang mendorongpara praktisi untuk mengidentifikasikan perbedaan dalam kinerja (masalah-masalah dan peluang-peluangnya), mengkarakteristikannya dengan terukur atau cara-cara yang dapat diawasi, menganalisa mereka, menyeleksi intervansi yang sesuai, dan menerapkannya dalam sebuah sistem yang terkontrol dan terkendali.<br />2.    HPT bersifat sistemik. Ini nampak adanya perbedaan kinerja manusia sebagai elemen-elemen sistem, dimana berubah dengan sistem. Ini menolak untuk menerima penyebab-penyebab yang jelas dan solusi-solusi tanpa menguji segi yang lainnya. Kinerja dilihat sebagai hasil sejumlah pengaruh-pengaruh variabel ( seleksi, pelatihan, feedback, sumber daya,  managemen support, insentif, dan campur tangan); semuanya itu harus dianalisis dengan tepat, intervensi-intervensi hemat biaya diseleksi dan disebarkan.<br />3.    Teknologi Kinerja Manusia secara ilmiah didasarkan pada teori yang ada dan fakta-fakta yang empiris. Ini mencoba untuk mendapatkan kinerja manusia yang diinginkan melalui cara-cara yang berasal dari penelitian ilmiah, ketika memungkinkan, atau jika tidak memungkinkan maka dari bukti-bukti yang tersimpan. Ini menolak entusias, intervensi yang tidak kuat tidak dapat mendemonstrasikan landasan-landasan teoritis yang kuat atau hasil kinerja yang valid. HPT sangat terbuka pada ide-ide baru dan metode-metode atau intervensi-intervensi yang bermakna. Namuan demikian ini perlu bahwa, semua itu memaparkan bukti yang terorganisis secara sistematik untuk mensupport nilai potensi mereka<br />4.    HPT sangat terbuka pada semua cara, metode dan media. Ini tidak terbatas pada susunan sumber-sumber atau teknologi yang ada,. Sebaliknya teknologi kinera manusia berusaha mencari cara yang paling efektif dan efisisen untuk mencapai hasil yang paling maksimal.<br />5.    HPT ditekankan pada perolehan prestasi-prestasi, yang manusia  capai dan sistem bernilai. Ini mencari hasil garis dasar- seperti yang Gilbert jelaskan (1978. hal 17). ia mengelompokkannya dalam prestasi-prestasi yang bernilai. “kinerja yang layak”. Ini tidak memfokuskan pada behaviour atau pada sebuah kemenangan. HPT memiliki kinerja yang layak sebagaimana tujuannya yang dicapai oleh pelaksana dan organisasi dimana dia bekerja.<br />6.    HPT adalah sebuah pendekatan teknik untuk mencapai prestasi-prestasi yang ingin dicapai oleh manusia. Para ahli teknologi adalah mereka yang mengambil sebuah sistem dalam gap kinerja manusia, menganalisa gap dan sistem tersebut secara sistematis, dan merancang intervensi yang efektif dan efisien yang berdasarkan pada analisa data, ilmu-ilmu ilmiah, dan data-data panduan, agar dapat menutup gap yang terjadi.<br /> <br />Komponen Kinerja ClockIntervensi Kelompok Pelatihan   Insentif dan motivasi  Lingkungan   Kerangka Clock      Intervensi-intervensi yang mendukung pemerolehan pengetahuan, keahlian dan kemampuan Intervensi-intervensi yang dirancang unutk memotivasi kinerja manusia Intervensi-intervensi yang dirancang untuk menyesuaikan dan mengubah lingkungan kerja Intervensi-intervensi yang dirancang  untuk menyelaraskan komponen-komponen utama pekerjaan, para pekerja, dan tempat kerja.<br /> <br /> <br />MEMBANDINGKAN TEKNOLOGI INSTRUKSIONAL DENGAN TEKNOLOGI KINERJA MANUSIA<br /> <br />Teknologi instruksional dapat bermakna pengetahuan, keahlian, dan kemampuan mengadapi masalah. Ketika pengetahuan dan keahlian dilibatkan, maka sebuah intervensi yang tepat yang diterapkan. Tidak ada yang manyangkal bahwa akan selalu muncul sebuah kebutuhan-kebutuhan para pekerja akan perolehan pengetahuan dan keahlian yang baru. Dengan kenyataan bahwa rata-rata penigkatan dan perubahan yang terjadi, kebutuhan akan program-program pelatihan dan perancang instruksional akan tumbuh berkembang. Penyampaian teknologi tinggi seperti pelatihan webside (WBT) dan pelatihan berdasarkan mutimedia (MBT) memerlukan perancang instruksional lebih dari metode-metode penyampaian pelatihan tradisional lakukan. Semua pelatihan harus dirancang senagn menggunakan prinsip-prisip design instruksional. Kita semua telah melihat sebagian besar program-program pelatihan menjadi gagal karena mereka tidak dirancang dengan baik.<br /> <br />Teknologi kinerja didasarkan pada penelitian bertahun-tahun dalam psikologi behaviour dan sistem berpikir. Para praktisi memahami bahwa multipel intervensi sanagt diperlukan. Saya telah melihat daftar-daftar intervensi-intervensi pengembangan kinerja manusia dalam 100 sampai 150 item; saya juga pernah melihat yang berisi 200 item. Intinya bahwa pelatihan hanyalah satu intervensi. Para praktisi HPT harus mengembangkan sebuah pemahaman yang kuat pada mayoritas intervensi-intervensi. Peraturan-peraturan 80-20 dapat diterapkan pada intervensi HPT; saya telah menemukan bahwa saya telah menggunakan 30 sampai 40 intervensi-intervensi yang berbeda setiap waktu. Intinya adalah tidak memaksakan diri untuk menggunakannya hanya karena anda menyukainya atau anda tahu bagaiman menggunakanya.<br /> <br />Saya telah menemukan kinerja clock menjadi sebuah alat yang hemat biaya bagi penyeleksian dan pengelompoan intervensi. Lihat kembali gambar 26-2. Ada empat komponen utama kinerja clock. Tabel 26-2 mendata kelompok-kelompok intervensi terkait dengan komponen-komponen kinerja clock. <br /> <br />Keahlian-keahlian design instruksional memberikan sebuah fondasi kuat bagi setiap orang yang ingin pindah kedalam bidang HPT dan akhirnya pada konsulatsi kinerja. Pada hakekatnya dua teknologi itu berbeda, dan sangat penting untuk memahami perbedaan-perbedaan tersebut. (tabel 26-3).<br /> <br />Apa artinya ini semua bagi para ahli teknologi instruksional yang telah memutuskan untuk membuat trasisi menjadi konsultasi kinerja. Beberapa hal harus diperhatikan. Salah satu perubahan yang penting adalah pada sebuah komitmen akan pembelajaran seumur hidup. Memiliki sebuah pondasi yang kuat dalam design instruksional merupakan permulaan yang baik, tapi ingatlah pada 100 intervensi yang berbeda yang disebutkan di atas. Konsultasi kinerja mengharuskan para praktisi terbiasa dengan itu semua, lebih baik lagi, mengetahui kapan menggunakannya untuk mengatasi permasalahan kinerja klien. Fakta bahwa bidang konsultasi kinerja tidak tetap dan selalu berubah-ubah.<br /> <br />Perbandingan-perbandingan pada perbedaan-perbedaan yang penting antara teknologi instruksional dan teknologi kinerja telah ditulis secara ekstensif dimana-mana. Tujuan saya dalam bab ini adalah untuk menunjukkan beberapa perbedaan-perbedaan yang lebih signifikan dan menggaris bawahi beberapa tantangan yang dapat anda temui jika anda memutuskan untuk mengembangkan diri anda dari teknologi instruksional menjadi teknologi kinerja. <br /> <br />Pada bagian berikutnya lihatlah bagian teknologi leveraging untuk mendukung teknologi instruksional dan teknologi kinerja manusia. Kedua teknologi tersebut mendukung pengembangan kinerja manusia. <br /> <br />Tabel 26-3<br />Membandingkan Teknologi kinerja manusia dengan Teknologi instruksional<br /> <br />Teknologi kinerja manusiaTeknologi instruksional Berpusat pada para pekerja dan prestasi-prestasi organisasi Sistem-sistem dan hal-hal yang sistemik merupakan tema utamanya Hal-hal yang terkait dengan kinerja merupakan berbagai penyebab-penyebab  Pastikan adanya pendukung misi-misi organisasi Memerlukan jaringan-jaringan dengan para spesialis dalam disiplin-disiplin dan bidang-bidang lainnya Membutuhkan keahlian-keahlian proyek managemen yang telah maju Membutuhkan pembelajaran secara terus-menerus Berhubungan baik dengan para klien  Filosofi-filosofi dikembangkan dan diperluas secara terus menerus  Berpusat pada kurangnya pengetahuan dan keahlian-keahlian Memusatkan pada pekerjaan-pekerjaan, tanggung jawab dan tugas-tugas. Mengasumsikan bahwa penyebab utamanya adalah pengetahuan dan kurangnya keahlian didalamnya Biasanya tidak memperhatikan keselarasan sebuah faktor utama. Bekerja terutama dalam komunitas design instruksional  Membutuhkan keahlian-keahlian proyek managemen dasar Keahlian-keahlian design instruksional merupakan tujuan akhir Dengan normal siloed dalam departemen pelatihan Filosofi-filosofi yang dikembangkan dengan kuat dan tidak berubah-ubah dengan mudah<br /> <br /> <br />HPT juga berakar pada tingkah laku, dan sering dianggap sebagai cabang dari gerakan instruksi terprogram. Ainsworth (1979. p.3) dengan kritis mengatakan bahwa “ teori yang menggerakkan HPT masih sangat berhubungan dengan teori instrukdi terpogram. HPT dihubungkan dengan kinerja terukur dan penstrukturan elemen-elemen dimana sistem berfungsi untuk meningkatkan kinerja. Para ahli teknologi harus memperhatikan dan menganalisis stimuli dimana sistem dapat mempengaruhi kinerja, merespon yang dihasilkan, dan dengan konsekuensi pada reaksi-reaksi ini (penghargaan atau celaan) agar dapat menemukan akar penyebab lemahnya kinerja. Sekali ini dicoba, dia dapat melanjutkan tujuan-tujuan kinerja yang diteliti dan terukur. Menurut Ainsworth (1979, p. 5), “ sebuah landasan dasar dari HPT adalah sebuah hasil yang signifikan- menemukan dengan  benar, tujuan-tujuan kinerja yang berguna dan menyatakannya dalam istilah yang mudah dipahami.”  Interversi-interversi yang tepat dirancang untuk merubah, dan ini diawasi dan dimodifikasi sampai sistem itu mencapai standar kinerja yang diharapkan.<br /> <br />HPT juga membawa sejumlah asumsi dan atribut. Ini sudah dinyatakan oleh Geis (1986). Berikut ini adalah poin-poin pentingnya:<br />1.    Teknologi kinerja manusia sah menurut hukum dan sering diprediksi dan diawasi.<br />2.    ilmu tentang prilaku manusia sangat terbatas, oleh karena itu HPT harus bergantung pada pengalaman dan penelitian para ilmuwan.<br />3.    HPT berasal dari beberapa penelitian yang dilakukan pada saat menghasilkannya.<br />4.    HPT adalah hasil dari sejumlah sumber ilmu: cyber netika tingkah laku, psikologi, ilmu komunikasi, ilmu infomasi, ilmu sistem, ilmu managemen, dan yang akhir-akhirnya sedang marak yaitu ilmu kognitif.<br />5.    HPT tidak diakui pada beberapa sistem pengiriman tidak juga dibatasi pada golongan tertentu dan area tertentu. Ini dapat digunakan pada setiap kinerja manusia, tapi biasanya lebih banyak digunakan dalam suatu organisasi dan dunia kerja.<br />6.    HPT bersifat empiris. Ini mebutuhkan sebuah pembuktian sebagai hasil dari analisa dan usaha-usaha intervensi.<br />7.    HPT bersifat mengembangkan. Berdasarkan prinsip-prinsip dasarnya, namun demikian ini memperbolehkan sejumlah ruang untuk inovasi dan kreatifitas.<br />8.    Walaupun teknologi kinerja tidak memiliki pondasi teoritis tentang dirinya, -teori- dan -pengalaman- yang memandunya dibentuk oleh data-data empiris yang terakumulasi sebagai hasil praktek yang telah didokumentasikan secara sistematis.Dalam beberapa cara, HPT membagi atribut-atributnya dengan bidang lainnya (managemen, pengembangan organisasi, kesehatan, dan psikiater). <br /> <br />Sejumlah pengarang berusaha untuk menjelaskan makna teknologi kinerja. Beberapa dari mereka telah menekankannya dalam proses dan metode-metode yaitu: “teknologi kinerja adalah sekumpulan metode dan proses untuk menyelesaikan masalah atau memberdayakan kesempatan yang berhubungan dengan kinerja seseorang. Ini dapat digunakan pada individu, kelompok kecil, atau organisasi besar ( National Society Of Performance And Instruction Citied In Rosenberg, 1990, p.46). Untuk Benefit dan Tate (1990) “ Teknologi kinerja [manusia] adalah proses sistematis dalam mengidentifikasikan kesempatan pengembangan kinerja, standar peraturan kinerja, strategi pengidentifikasian pengembangan kinerja, analisa keuntungan dalam berkinerja”.  untuk  Jacobs (1998 p.6-7) “ teknologi kinerja manusia menghadirkan manfaat dari pendekatan sistem dalam sejumlah bentuk yang berbeda tergantung pada masalah yang dihadapi dan aktifitas profesional yang dibutuhkan.<br /> <br />Sejumlah pengarang lain telah memfokuskan pada hasil akhir: “tujuan dari Teknologi kinerja manusis adalah unuk meningkatkan modal manusia, yang dapat diperoleh sebagai produk waktu dan kesempatan, teknologi merupakan sekumpulan prosedur yang tertata rapi dan sesuai untuk mengubah potensi menjadi kapital (modal)”. (Gilbert, 1978. hal 11-12). Menurut Harless (dikutip daari Geis,1986, hal. 1), “Teknologi kinerja manusia adalah sebuah proses seleksi, analisa, rancangan, pengembangan, penerapan, dan pengujian program-program berdasar pada yang paling efektif berpengaruh terhadap prilaku manusia dan prestasi-prestasinya.” Rosenberg (1990, p 46) telah memikirkan tentang ini; “ Sistem pengembangan kinerja secara total sebenarnya adalah penggabungan dari analisis kinerja yang sistematik dengan intervensi sumber daya manusia yang menyeluruh. Dan ilmu yang menggabungkan semua sistem ini dikenal sebagai Teknologi Kinerja Manusia”. Foshay dan Moller (liat bab 42)  menekankan relevansi dan jarak dalam definisi mereka tentang Teknologi Kinerja Manusia, mereka melihat ini sebagai sesuatu yang terstruktur terutama oleh masalah-masalah Teknologi Kinerja Manusia di lingkungan dunia kerja dan yang tergambar dari setiap disiplin dengan kemampuan perspektif dalam memecahkan masalah  didalam Teknologi Kinerja Manusia, yang dapat juda diterapkan di bidang lainnya. Menurut mereka, jarak ini menunjukkan keunikan bidang ini. Sedangkan selama ini memang tidak ada ketetapan definisi yang sama. <br /> <br />1.    HPT bersifat sistematis. Ini terorganisir, kaku, dan diterapkan dalam sebuah tingkah laku metodikal. Prosedur- prosedur yang ada yang mendorongpara praktisi untuk mengidentifikasikan perbedaan dalam kinerja (masalah-masalah dan peluang-peluangnya), mengkarakteristikannya dengan terukur atau cara-cara yang dapat diawasi, menganalisa mereka, menyeleksi intervansi yang sesuai, dan menerapkannya dalam sebuah sistem yang terkontrol dan terkendali.<br />2.    HPT bersifat sistemik. Ini nampak adanya perbedaan kinerja manusia sebagai elemen-elemen sistem, dimana berubah dengan sistem. Ini menolak untuk menerima penyebab-penyebab yang jelas dan solusi-solusi tanpa menguji segi yang lainnya. Kinerja dilihat sebagai hasil sejumlah pengaruh-pengaruh variabel ( seleksi, pelatihan, feedback, sumber daya,  managemen support, insentif, dan campur tangan); semuanya itu harus dianalisis dengan tepat, intervensi-intervensi hemat biaya diseleksi dan disebarkan<br />3.    Teknologi Kinerja Manusia secara ilmiah didasarkan pada teori yang ada dan fakta-fakta yang empiris. Ini mencoba untuk mendapatkan kinerja manusia yang diinginkan melalui cara-cara yang berasal dari penelitian ilmiah, ketika memungkinkan, atau jika tidak memungkinkan maka dari bukti-bukti yang tersimpan. Ini menolak entusias, intervensi yang tidak kuat tidak dapat mendemonstrasikan landasan-landasan teoritis yang kuat atau hasil kinerja yang valid. HPT sangat terbuka pada ide-ide baru dan metode-metode atau intervensi-intervensi yang bermakna. Namuan demikian ini perlu bahwa, semua itu memaparkan bukti yang terorganisis secara sistematik untuk mensupport nilai potensi mereka<br />4.    HPT sangat terbuka pada semua cara, metode dan media. Ini tidak terbatas pada susunan sumber-sumber atau teknologi yang ada,. Sebaliknya teknologi kinera manusia berusaha mencari cara yang paling efektif dan efisisen untuk mencapai hasil yang paling maksimal.<br />5.    HPT ditekankan pada perolehan prestasi-prestasi, yang manusia  capai dan sistem bernilai. Ini mencari hasil garis dasar- seperti yang Gilbert jelaskan (1978. hal 17). ia mengelompokkannya dalam prestasi-prestasi yang bernilai. “kinerja yang layak”. Ini tidak memfokuskan pada behaviour atau pada sebuah kemenangan. HPT memiliki kinerja yang layak sebagaimana tujuannya yang dicapai oleh pelaksana dan organisasi dimana dia bekerja.<br />6.    HPT adalah sebuah pendekatan teknik untuk mencapai prestasi-prestasi yang ingin dicapai oleh manusia. Para ahli teknologi adalah mereka yang mengambil sebuah sistem dalam gap kinerja manusia, menganalisa gap dan sistem tersebut secara sistematis, dan merancang intervensi yang efektif dan efisien yang berdasarkan pada analisa data, ilmu-ilmu ilmiah, dan data-data panduan, agar dapat menutup gap yang terjadi.<br /> <br /> <br />Oleh   : Agus Budi Utomo<br />NPM  : 0720005082<br />Program Pasca Sarjana Magister Teknologi pendidikan<br />Universitas Lampung.<br /> <br />