Perencanaan suatu tes yang akan dilaksanakan pada prinsipnya sangat
diperlukan agar hasil yang diharapkan dapat dicapai. Rencana yang teliti dan
konseptual akan memberikan jaminan bahwa guru itu akan dapat mengukur
penguasaan belajar yang relevan dengan hasil belajar yang representative.
Dalam penyusunan tes, rencana itu disebut dengan tabel spesifikasi atau kisikisi
soal ujian akan memberikan bimbingan yang terarah kepada penyusunan tes.
Kisi-kisi atau tabel spesifikasi itu akan memberikan bantuan untuk menyiapkan tes
sesuai dengan dan mewakili materi yang pernah diberikan dalam proses belajar
mengajar aau kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh mahasiswa dalam bidang
tertentu (yang diujikan).
Pengembangan instrumen penilaian dan analisisnyalapalutu
Tulisan ini berisi Pengembangan sebuah aplikasi untuk instrumen penilaian pengetahuan, sikap, keterampilan dng menggunakan bhs pemrograman borland delphi. Selain itu di lakukan analisis butir soal Ulangan harian dng menggunakan Ms.Exel dan ITEMAN. Contact Person : 085241155627/pin bb 296db692.
Perencanaan suatu tes yang akan dilaksanakan pada prinsipnya sangat
diperlukan agar hasil yang diharapkan dapat dicapai. Rencana yang teliti dan
konseptual akan memberikan jaminan bahwa guru itu akan dapat mengukur
penguasaan belajar yang relevan dengan hasil belajar yang representative.
Dalam penyusunan tes, rencana itu disebut dengan tabel spesifikasi atau kisikisi
soal ujian akan memberikan bimbingan yang terarah kepada penyusunan tes.
Kisi-kisi atau tabel spesifikasi itu akan memberikan bantuan untuk menyiapkan tes
sesuai dengan dan mewakili materi yang pernah diberikan dalam proses belajar
mengajar aau kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh mahasiswa dalam bidang
tertentu (yang diujikan).
Pengembangan instrumen penilaian dan analisisnyalapalutu
Tulisan ini berisi Pengembangan sebuah aplikasi untuk instrumen penilaian pengetahuan, sikap, keterampilan dng menggunakan bhs pemrograman borland delphi. Selain itu di lakukan analisis butir soal Ulangan harian dng menggunakan Ms.Exel dan ITEMAN. Contact Person : 085241155627/pin bb 296db692.
Materi perkuliahan pascasarjana mata kuliah "Evaluasi Pengukuran dan Pembelajaran Ekonomi"
Dosen : Dr. Khairani, M.Pd.
Magister Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, 2018.
1. Teknik Penulisan Soal
2. Teknik Penilaian
3. Prinsip Penulisan Soal
4. Kaidah Penulisan Soal
5. Kaidah Penulisan Soal Uraian
6. Penilaian Kopetensi Sikap
INSTRUMEN ASESMEN MADRASAH KEMENTERIAN AGAMA.pptxnurhayatisyarifi
Asesmen Madrasah, Penilaian Kelas Akhir, Nilai Ujian Akhir, Ujian Kelulusan, Tata cara penilaian kelas akhir, pengganti ujian nasional, asesmen pengganti ujian nasional, nilai kelulusan siswa kelas akhir
Manusia adalah mahkluk sosial. Sosial mengacu kepada hubungan antar individu, antar masyarakat dan individu dengan masyarakat.
Hidup di masyarakat itu merupakan manifestasi bakat sosial anak. Oleh karena itu, aspek sosial melekat pada diri individu yang perlu dikembangkan dalam perjalanan hidup peserta didik agar jadi matang. Di samping tugas pendidikan mengembangkan aspek sosial, aspek itu sendiri sangat berperan dalam membantu anak dalam upaya mengembangkan dirinya, maka segi sosial ini perlu diperhatikan dalam proses pendidikan.
kehidupan
kehidupan lebih berorientasi pada kemajuan teknologi dan mengkesampingkan aspek manusiawi
Layanan bimbingan konseling dituntut untuk mampu merangkul dan memfasilitasi penyelesaian masalah yang dialami oleh inidividu, termasuk permasalahan sosial budaya yang muncul sebagai akibat dari modernisasi.
Konsekuensi dari suatu perubahan tatanan kehidupan dan tatanan teknologi adalah munculnya berbagai masalah sebagaimana dikemukakan oleh Rusdi Muslim (Syamsu Yusuf, 2008: 118)
2. Pengertian
• Indikator soal adalah gambaran
perilaku yang dapat diamati/terukur
untuk menunjukkan bahwa seorang
siswa telah mencapai kompetensi
tertentu sebagai bentuk hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
3. Kegunaan Indikator
1. merupakan penjabaran lebih rinci dari tujuan
yang lebih besar (kompetensi dasar/KD), sehingga
bila indikator tercapai kemungkinan akan
tercapainya KD akan lebih besar pula.
2. membantu siswa, untuk mengatur waktu, energi,
dan pemusatan perhatiannya pada tujuan yang
akan dicapai
3. membantu guru, untuk mengatur kegiatan
pembelajarannya, metodenya, strateginya untuk
mencapai tujuan tersebut
4. evaluator dapat menyusun tes sesuai dengan apa
yang harus dicapai siswa
5. sebagai kerangka pembelajaran yang guru
laksanakan
6. penanda tingkah laku yang harus diperlihatkan
siswa seusai kegiatan pembelajaran
4. Hal yang perlu diperhatikan sebelum
merumuskan Indikator Soal
• Pelajari dengan seksama Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar
(SK/KD).
• Identifikasi Scoupe (keluasan) dan
Sequence (kedalaman) materi yang akan
dibelajarkan.
• Buat peta materinya
5. Cara Merumuskan Indikator Soal
1. Spesifik dan jelas: satu arti, menyampaikan
informasi yang jelas tentang tingkah laku siswa
yang diharapkan.
2. Berorientasi pada siswa: tingkah laku yang
diharapkan pada siswa di akhir kegiatan
pembelajaran, dan bukan tingkah laku apa yang
dilakukan guru dalam mengajar
3. Menggunakan kata kerja yang menunjukkan
tingkah laku yang dapat diamati/diukur (kata
kerja operasional)
4. Mempunyai 5 komponen, yaitu ABCDE
6. Komponen Indikator
1. A (Audience): orang yang belajar yaitu siswa.
2. B (Behavior): perilaku yang spesifik yang akan
dimunculkan oleh orang yang belajar setelah
selesai proses belajarnya dalam pelajaran
tersebut.
Perilaku ini terdiri dari 2 bagian penting, yaitu:
kata kerja dan materi. Komponen ini merupakan
tulang punggung dari rumusan tujuan.
7. Komponen Indikator (lanjutan-1)
3. C (Condition): kondisi; batasan yang dikenakan
kepada siswa atau alat yang digunakan siswa
pada saat ia dites.
Misalnya:
• Diberikan berbagai rumus..., ...
• Dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan
• Dengan diberikan kalimat-kalimat dalam
bahasa Indonesia/Inggris/Arab, ...
• Diberikan kesempatan 3 kali percobaan..., ...
• Diberikan gambar 4 bangun ruang, …
Komponen C ini dalam setiap tujuan
(indikator) merupakan unsur penting dalam
menyusun tes.
8. Contoh Indikator yang sering dijumpai
• Diberikan 4 pilihan jawaban tentang rukun
Islam, siswa dapat menentukan pilihan jawaban
yang tepat tentang rukun Islam yang kedua.
(Kls I)
Soal:
Rukun Islam yang kedua adalah . . . .
a. salat
c. zakat
b.syahadat
d. haji
9. Perbaikan
Indikator:
• Diberikan 5 pernyataan tentang rukun Islam secara
acak, siswa dapat mengurutkannya dengan benar.
Soal:
Perhatikan pernyataan berikut:
1. Haji
2. Salat
3. Zakat
4. Syahadat
5. Puasa
Urutan rukun Islam di atas yang benar adalah . . . .
a. 1, 2, 3, 4, dan 5
c. 4, 2, 3, 5, dan 1
b. 4, 3, 2, 1, dan 5
d. 2, 4, 3, 5, dan 1
10. Perbaikan indikator
• Diberikan gambar organ pencernaan,
siswa dapat menjelaskan tugas 4
organ pencernaan yang penting.
Soal:
Perhatikan organ
pencernaan berikut!
Jelaskan nama dan tugas
dari organ yang diberi
tanda panah!
11. Contoh Indikator yang kurang baik
• Diberikan pertanyaan tentang
organ pencernaan, siswa dapat
menjelaskan tugas usus halus.
Soal
Jelaskan
bagian-bagian
dari usus halus!
12. Komponen Indikator (lanjutan-2)
4. D (Degree): tingkat keberhasilan siswa dalam
mencapai perilaku. Ditunjukkan dengan batas
minimal dari penampilan suatu perilaku yang
dianggap diterima.
Contoh:
• paling sedikit 80% benar
• minimal 90% benar
• dalam waktu paling lambat 2 minggu
• minimal sejauh 3 meter
• minimal setinggi 160 cm
• 80 kata permenit
13. Komponen Indikator (3)
5. E (Environment), adalah lingkungan atau
situasi yang dipersyaratkan untuk unjuk
kemampuan siswa.
Contoh:
Siswa dapat menjelaskan dengan
menggunakan gambar sederhana 4 macam
penyerbukan pada tumbuhan di depan
kelas.
14. Teknik Merumuskan Indikator
• Misalnya KD: mendeskripsikan hubungan antara struktur
kerangka tubuh manusia dengan fungsinya.
Kata kunci:
1. Kata kerja operasional untuk mendeskripsikan:
mengidentifikasi, menunjukkan, memberi contoh,
menjelaskan, mendemonstrasikan
2. Materi: hubungan kerangka tubuh manusia dan
fungsinya:
* macam rangka
* macam tulang
* pengertian sendi
* fungsi kerangka
* macam-macam sendi
15. Contoh Indikator Soal
• Diberikan peta buta Indonesia, siswa akan dapat
menentukan letak minimal 30 ibu kota propinsi di
Indonesia
• A : siswa
• B : menentukan letak ibu kota propinsi di Indonesia
• C: Diberikan peta buta Indonesia, adalah syarat.
Syarat ini penting karena memberikan penjelasan
tentang hal-hal yang boleh atau tidak boleh digunakan
oleh siswa pada waktu ia mengerjakan tugas seperti
yang dinyatakan dalam tujuan serta mempengaruhi
kemampuannya.
• D: minimal 30 (gradasi boleh untuk formatif/umpan
balik, tetapi tidak boleh untuk sumatif / memvonis
pencapaian)
16. Kondisi Belajar (Condition)
1. Kapan kondisi diperlukan?
2. Kapan kondisi tidak diperlukan?
3. Kapan kondisi dinyatakan dengan
cermat?
17. 1. Apa Kondisi itu?
• Kondisi: sesuatu yang dapat mempengaruhi
perilaku dan secara khusus diberikan atau
tidak diberikan ketika siswa menampilkan
perilaku yang ditetapkan dalam tujuan.
Bisa berupa:
1. bahan dan atau alat: Diberikan kalkulator,
dengan menggunakan mikroskop,
2. informasi: Siswa dapat menerjemahkan
kalimat bahasa Inggris ke dalam bahasa
Indonesia, tanpa menggunakan kamus.
18. 2. Kapan kondisi diperlukan?
Diperlukan apabila:
• Adanya atau tidak adanya kondisi memiliki
pengaruh yang berarti pada kemampuan siswa
dalam menampilkan perilaku seperti yang
tersebut dalam tujuan.
Tidak diperlukan apabila:
• Kondisi tidak memberi pengaruh pada
kemampuan siswa
• Kondisi itu terlalu nyata dan berlebihan
Contoh: Diberikan kertas dan pensil, siswa
dapat menuliskan….
19. Kapan kondisi dinyatakan dengan cermat?
•
Kondisi dinyatakan dengan cermat apabila
kondisi tersebut cukup rinci.
Contoh;
1. Diberikan sebuah peta, siswa dapat
menunjukkan letak ibukota propinsi Jawa
Timur (kurang cermat)
2. Diberikan sebuah peta pulau Jawa, …
(cermat)
21. Apa itu derajat keberhasilan?
•
Definisi:
Perilaku apa (atau bagaimana) yang dapat
diterima
• Contoh:
1. Siswa dapat mengetik (tidak ada kriteria
tingkat penguasaan minimal).
2. Siswa dapat mengetik sekurang-kurangnya 80
kata per menit tanpa salah.
22. Kapan derajat keberhasilan diperlukan?
•
Diperlukan dalam semua rumusan tujuan khusus
pembelajaran, kecuali yang menuntut ketepatan
100%
Contoh:
1. Siswa dapat menghitung 1 sampai 20
2. Siswa dapat menghitung 1 sampai 20 dengan benar
( kata dengan benar tidak diperlukan karena
kata menghitung berarti semua bilangan berada
di dalamnya dan berada dalam urutan: harus
tepat 100%)
23. Perumusan Indikator Soal
1) menggunakan kata kerja operasional (perilaku
1) menggunakan kata kerja operasional (perilaku
khusus) yang tepat,
khusus) yang tepat,
2) menggunakan satu kata kerja operasional untuk
2) menggunakan satu kata kerja operasional untuk
soal objektif, dan satu atau lebih kata kerja
soal objektif, dan satu atau lebih kata kerja
operasional untuk soal uraian/tes perbuatan,
operasional untuk soal uraian/tes perbuatan,
3) dapat dibuatkan soal atau pengecohnya (untuk
3) dapat dibuatkan soal atau pengecohnya (untuk
soal pilihan ganda).
soal pilihan ganda).
24. Model penulisan indikator
Model penulisan indikator
1) menempatkan kondisinya di awal kalimat
Contoh model pertama untuk soal menyimak pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Indikator: Diperdengarkan sebuah pernyataan pendek dengan topik
"belajar mandiri", peserta didik dapat menentukan dengan tepat
pernyataan yang sama artinya.
Soal
:
(Soal dibacakan atau diperdengarkan hanya satu kali,
kemudian peserta didik memilih dengan tepat satu pernyataan yang
sama artinya. Soalnya adalah: "Hari harus masuk kelas pukul 7.00.,
tetapi dia datang pukul 8.00 pagi hari.")
Lembar tes hanya berisi pilihan seperti berikut:
a. Hari masuk kelas tepat waktu pagi ini.
b. Hari masuk kelas terlambat dua jam pagi ini
c. Hari masuk Kelas terlambat siang hari ini,
d. Hari masuk Kelas terlambat satu jam hari ini
Kunci: d
25. 2) menempatkan peserta didik dan perilaku yang harus
ditampilkan di awal kalimat
Contoh model kedua
Indikator: Peserta didik dapat menentukan dengan tepat
penulisan tanda baca pada nilai uang.
Soal :
Penulisan nilai uang yang benar adalah ....
a. Rp 125,b. RP 125,00
c. Rp125
d. Rp125.
Kunci: b
26. Langkah-langkah Penyusunan Butir Soal
Langkah-langkah Penyusunan Butir Soal
(1)menentukan tujuan tes,
(2)menentukan kompetensi yang akan diujikan,
(3)menentukan materi yang diujikan,
(4)menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan kompetensi,
materi, dan bentuk penilaiannya (tes tertulis: bentuk pilihan ganda,
uraian; dan tes praktik),
(5)menyusun kisi-kisinya,
(6)menulis butir soal,
(7)memvalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif,
(8)merakit soal menjadi perangkat tes,
(9)menyusun pedoman penskorannya
(10) uji coba butir soal,
(11) analisis butir soal secara kuantitatif dari data empirik hasil uji
coba, da
(12) perbaikan soal berdasarkan hasil analisis
27. Penulisan Soal Bentuk Uraian
uraian objektif
suatu soal atau pertanyaan yang menuntut sehimpunan jawaban
dengan pengertian/konsep tertentu, sehingga penskorannya dapat
dilakukan secara objektif
Artinya perilaku yang diukur dapat diskor secara dikotomus
(benar - salah atau 1 - 0
uraian non-objektif
uraian non-objektif
suatu soal yang menuntut sehimpunan jawaban dengan
pengertian/konsep menurut pendapat masing-masing peserta
didik, sehingga penskorannya sukar untuk dilakukan secara
objektif
Untuk mengurangi tingkat kesubjektifan dalam pemberian skor ini,
maka dalam menentukan perilaku yang diukur dibuatkan skala
28. Kaidah penulisan soal uraian
1. Materi
a. Soal harus sesuai dengan indikator.
b. Setiap pertanyaan harus diberikan batasan jawaban yang
diharapkan.
c. Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan peugukuran.
d. Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang jenis sekolah
atau tingkat kelas.
2. Konstruksi
a. Menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut jawaban terurai.
b. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
c. Setiap soal harus ada pedoman penskorannya.
d. Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan
jelas, terbaca, dan berfungsi.
29. LANJUTAN
3. Bahasa
a. Rumusan kalimat soal harus komunikatif.
b. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar (baku).
c. Tidak menimbulkan penafsiran ganda.
d. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku
setempat/tabu.
e. Tidak mengandung kata/ungkapan yang
menyinggung perasaan peserta didik.
30. Kaidah penulisan soal pilihan ganda
1.Materi
a.Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal harus menanyakan
perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan rumusan indikator
dalam kisi-kisi.
b.Pengecoh harus bertungsi
c.Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar. Artinya, satu
soal hanya mempunyai satu kunci jawaban.
2. Konstruksi
a.Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
Setiap butir soal hanya mengandung satu persoalan/gagasan
b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan
yang diperlukan saja.
c. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
d. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif
ganda.
31. LANJUTAN
e.Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
f. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
g. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban
di atas salah" atau "Semua pilihan jawaban di atas benar".
h. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis.
i. Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang terdapat
pada soal harus jelas dan berfungsi.
j. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang
bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang.
k. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan peserta didik yang
tidak dapat menjawab benar soal pertama tidak akan dapat menjawab
benar soal berikutnya.
32. LANJUTAN
3. Bahasa/budaya
a.Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan soal di
antaranya meliputi:
pemakaian kalimat: (1) unsur subyek, (2) unsur predikat, (3) anak
kalimat;
pemakaian kata: (1) pilihan kata, (2) penulisan kata, dan
pemakaian ejaan: (1) penulisan huruf, (2) penggunaan tanda baca.
b. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya
mudah dimengerti warga belajar/peserta didik.
c. Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata/frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok
soal.
33. Keunggulan dan kelemahan pilihan ganda
Keunggulan soal bentuk pilihan ganda di antaranya
adalah dapat mengukur kemampuan/perilaku secara
objektif, sedangkan untuk soal uraian di antaranya
adalah
dapat
mengukur
kemampuan
mengorganisasikan
gagasan
dan
menyatakan
jawabannya menurut kata-kata atau kalimat sendiri
Kelemahan soal bentuk pilihan ganda di antaranya
adalah sulit menyusun pengecohnya, sedangkan untuk
soal uraian di antaranya adalah sulit menyusun
pedoman penskorannya.