SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
KECERNAAN (DIGESTIBILITY)
Pencernaan Zat Makanan
• Pencernaan zat makanan merupakan proses
perombakan ukuran bobot makanan secara
fisik dan kimia.
• Secara fisik ukuran partikelnya menjadi lebih
kecil
• Secara kimia zat akan terurai menjadi senyawa
yang lebih sederhana dan berbobot molekul
rendah (misalnya protein menjadi asam
amino)
• Perombakan secara fisik dilakukan dalam
mulut (hewan bergigi).
• Pada unggas terdapat alat pencernaan berotot
(setalah proventikulus/lambung) yaitu
rempela (Gizard) yang berfungsi sebagai
tempat penggilingan dengan otot dibantu grit
(kerikil/pasir).
• Perombakan secara kimia menggunakan
bantuan enzim yang dikeluarkan oleh saluran
pencernaan (hidrolisis) dan enzim mikroba
dalam saluran pencernaan (fermentasi).
1. Mulut
• Terjadi proses pengecilan ukuran partikel
makanan dengan gigi. Proses pengecilan
partikel ini tidak terjadi pada unggas.
• Proses ini dilumasi oleh saliva. Saliva
mengandung 99% air, 1%-nya terdiri atas
mucin (zat pelicin), mineral-mineral, dan
enzim amilase. Amilase (ptyalin) adalah enzim
pencerna karbohidrat (tidak terdapat pada
kucing, anjing dan kuda.
ESOFAGUS
• Tidak ada proses pencernaan. Pada unggas
befungsi sebagai tembolok, yaitu tempat
menampung sementara makanan
Lambung
• Monogastrik
1. Lambung terdiri atas kardia, fundus dan pilorus
2. Bagian fundus mengeluarkan sekresi cairan
lambung yang isinya terdiri atas mucin, asam
lambung (HCl), enzim pepsin, renin, lipase,
tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase,
ribonuklease.
3. HCl menyebabkan pH lambung menjadi 2
• Poligastrik
1. retikulo rumen
• Berfungsi sebagai tempat fermentasi
makanan oleh bakteri
• Mampu melakukan regurgitasi (pengembalian
bolus makanan yang masih kasar ke mulut untuk
diremastikasi/dikunyah ulang
• Hasil akhir fermentasi makanan berupa asam
lemak terbang, CO2, CH4 dan sedikit asam lemak
lainnya
•Asetat, propionat dan butirat diserap oleh
dinding rumen untuk sumber energi utama.
• Protein difermentasi menjadi amonia dan
asam lemak terbang
• VFA dan Amonia dimanfaatkan oleh mikroba
untuk mensintesis protein tubuhnya. Protein
Mikroba merupakan sumber protein untuk
ternak yang akan dicerna di usus halus
• Terjadi sintesis sejumlah vitamin B dan K oleh
mikroba dan dapat diserap oleh tubuh ternak
di usus halus
2. Omasum
Tempat penyerapan air digesta
3. Abomasum
Merupakan lambung yang sama fungsinya
dengan lambung non ruminansia
4 Usus Halus
• Terdiri atas 3 bagian; Duodenum, jejenum
dan ileum
• Merupakan tempat penyerapan utama
hasil pencernaan zat makanan
• Duodenum mengeluarkan cairan yang berfungsi
sebagai pelicin dan pelindung duodenum dari
cairan asam lambung. Juga mengeluarkan enzim
enterokinase yang merubah trisinogen menjadi
tripsin.
• Cairan empedu fari kantung empedu di hati
dikeluarkan melalui saluran empedu ke
duodenum. Cairan empedu mengandung garam-
garam natrium dan kalium, asam empedu, zat
warna empedu, mucin dan kolesterol. Cairan
empedu berfungsi sebagai pengemulsi lemak.
• Kelenjar pankreas mengeluarkan zat-zat
berikut ke duodenum :
1. ion-ion karbonat konsentrasi tinggi untuk
menetralisis asam lambung.
2. Enzim-enzim : Deoksiribonukease, alfa-amilase,
lipase, fosfolipase, kolesterol esterase,
tripsinogen.
• Mikrofili sepanjang usus halus mensekresikan cairan
yang mengandung enzin-enzim :amino peptidase,
dipeptidase, nukleotidase, fosfatase,
monogliriserida, lipase, lesitinase, sukrase, maltase,
dan laktase
5. Usus Besar dan Kolon
Tidak mengeluarkan enzim, kecuali cairan pelicin
(mukosa)
Terjadi kegiatan fermentasi oleh mikroba, dan hasilnya
vitamin B dan K tidak dapat diserap tubuh, kecuali
fecesnya dimakan ternak
Sangat sedikit sekali hasil pencernaan zat makanan dapat
diserap di bagian ini.
Usus besar hewan tertentu (domba, kelinci, marmot, dan
unta) terjadi reabsorbsi air digesta yang menyebabkan
feces lebih padat dan kering.
Ukuran sekum/kolon kuda dan kelinci sangat besar dari
bagian lainnya sehingga fermentasi bahan makanan
serat lebih besar
Kecernaan
• Adalah bagian zat makanan dari pakan yang tidak
dikeskresikan dalam feses
• Bagian zat makanan dari pakan yang diserap atau
dicerna oleh tubuh dari saluran pencernaan
• Satuan pengukurannya disebut KOEFESIEN CERNA
yang penyajiannya dalam satuan persen (%)
• Hal-hal yang terlibat dalam pengukuran
kecernaan adalah :
1. Pakan atau ransum yang akan diuji
2. Ternak
3. Analisis Kimia (Proksimat)
4. Prosedur
• Penggunaan ternak sebaiknya :
1.Hewan jantan, karena kemudahnnya
memisahkan feces dengan urine (penggunaan
kantong Urine
2. Dipilih yang sehat dan jinak
3. Menggunakan kandang khusus, Kandang
metabolisme (60x120 cm) terdapat fasilitas
mempermudah koleksi fese, pakan urin dan
air.
• Uji kecernaan pada Unggas mempunyai
masalah (terutama kecernaan protein). Feces
dan urine dikeluarkan bersama KLOAKA, maka
perlu dilakukan 2 alternatif pemecahannya :
1. Nitrogen dari urine (berupa ASAM URAT)
dianalisis secara kimia, kemudian dijadikan
koleksi terhadap nitrogen feces.
2. Dilakukan pembedahan dengan memisahkan
saluran urine dan feces
Pengukuran Kecernaan
1. Pendahukuan, 7-10 hari bertujuan untuk :
a) Pembiasaan terhadap pakan yang diuji
b) menghilangkan pengaruh pakan
sebelumnya.
2. Koleksi, 5-15 hari
a) Pencatatan jumlah konsumsi pakan setiap
hari
b) Pencatatan jumlah produksi feces setiap hari
c) Pengambilan dan pencatatan cuplikan feces
sebanyak 10% dari produksi feces harian.
d) Cuplikan feces dikeringkan jemurkan setiap
hari
e) Cuplikan feces disatukan selama periode
pengamatan
f) Cuplikan feces dan pakan atau ransum
dianalisis kimia dan energinya.
• Rumus untuk mendapatkan jumlah Ekresi rata-rata
Bahan Kering Feces Harian (EBKFH) untuk satu ekor
ternak percobaan.
• EBKFH = (A) x (B) x (D)
(C) x (E)
A = % kandungan bahan kering total cuplikan feces
kering jemur
B = Berat total cuplikan Feces Kering jemur (g)
C = Berat total cuplikan feces basah (segar/g)
D = Berat total produksi feces (Kilogram atau gram)
E = Lamanya periode koleksi (hari)
• Untuk mendapatkan jumlah ekskresi rata-rata
zat makanannya (Abu, PK, Lk, SK, BETN)
tinggal mengganti nilai (A) sesuai dengan hasil
analisis kimia tersebut (Hasil analisis
berdasarkan kering jemur)
BK BO PK LK SK BETN
Komposisi Kimia (%BK)
Hijauan (%) 89,1 10,1 1,5 33,0 44,3
Feces (%) 87,0 11,0 1,6 31,0 43,4
Perhitungan
Jumlah Konsumsi (kg) 6,00 5,35 0,61 0,09 1,98 2,67
Jumlah Ekskresi (kg) 2,50 2,18 0,28 0,04 0,78 1,59
Jumlah dicerna (kg) 3,50 3,17 0,33 0,05 1,20 1,58
Koefesien Cerna (%) 58,3 59,3 54,1 55,6 60,6 59,2
Contoh : Hasil Percobaan Kecernaan dengan 5 ekor sapi
terhadap Hijauan yang Dicincang
• Koefisien Cerna (%) adalah
Zat mak. Yg Dikon-Zat mak. Yg Dieks x 100%
Zat mak yang Dikonsumsi
Jumlah Zat Makanan yang Dicerna x 100%
Zat Makanan yang Dikonsumsi
• Catatan :
Untuk mendapatkan nilai kecernaan satu bahan
pakan dari ransum (karena memberi pakan pada
ternak untuk beberapa bahan tertentu tidak bisa
diberikan secara tersendiri), maka pakan utamnya
harus diketahui dulu nilai kecernaannya (misalnya
rumput), lalu kecernaan bahan yang diuji dihitung
sebagai berikut :
misalnya jagung untuk ternak ruminansia yang
berpakan utamanya rumput diperoleh data
berikut :
Tambahkan konsumsi bahan kering jagung -= 1
kg, tambhan ekskresi bahan kering feces =
2,75-2,5 = 0,25 kg
Koef cerna BK = 1-0,25 x 100% = 75%
1
2. Koleksi Feses secara total tidak perlu
dilakukan bila kita menggunakan INDIKATOR,
maka rumusnya sebagai berikut :
KoCe = 100-(100 % I Mak x % ZM dlm feces)
% I Fes % ZM Mak
Faktor yang Mempengaruhi
Koefesien Cerna
1. Komposisi makanan
2. Keofesien cerna semu Protein kasar
3. Lemak
4. Komposisi Ransum
5. Penyiapan Makanan
6. Faktor Ternak
7. Jumlah Makanan
Kecernaan digestibility

More Related Content

What's hot

AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2PPGhybrid3
 
PENYAKIT REPRODUKSI TERNAK
PENYAKIT REPRODUKSI TERNAKPENYAKIT REPRODUKSI TERNAK
PENYAKIT REPRODUKSI TERNAKbibbanyumulek
 
Penyebab dan aturan pse dan dfd
Penyebab dan aturan pse dan dfdPenyebab dan aturan pse dan dfd
Penyebab dan aturan pse dan dfdHabyb Palyoga
 
Istilah dalam ilmu kesehatan ternak.
Istilah dalam ilmu kesehatan ternak.Istilah dalam ilmu kesehatan ternak.
Istilah dalam ilmu kesehatan ternak.Yusuf Ahmad
 
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananPertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananEmi Suhaemi
 
KULIAH ke 8- Ternak KUDA.ppt
KULIAH ke 8-  Ternak KUDA.pptKULIAH ke 8-  Ternak KUDA.ppt
KULIAH ke 8- Ternak KUDA.pptPipingNovelita11
 
AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1PPGhybrid3
 
PROSES PEMOTONGAN TERNAK
PROSES PEMOTONGAN TERNAKPROSES PEMOTONGAN TERNAK
PROSES PEMOTONGAN TERNAKMuhammad Eko
 
Zat anti gizi
Zat anti gizi Zat anti gizi
Zat anti gizi Licia Dewi
 
Pengetahuan teknologi daging
Pengetahuan teknologi dagingPengetahuan teknologi daging
Pengetahuan teknologi dagingMuhammad Eko
 
Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...
Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...
Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...Tata Naipospos
 
Daging dan olahannya.pptx
Daging dan olahannya.pptxDaging dan olahannya.pptx
Daging dan olahannya.pptxLinda54114
 

What's hot (20)

AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2
 
PENYAKIT REPRODUKSI TERNAK
PENYAKIT REPRODUKSI TERNAKPENYAKIT REPRODUKSI TERNAK
PENYAKIT REPRODUKSI TERNAK
 
PAKAN BROILER.pdf
PAKAN BROILER.pdfPAKAN BROILER.pdf
PAKAN BROILER.pdf
 
Sejarah Bioteknologi
Sejarah BioteknologiSejarah Bioteknologi
Sejarah Bioteknologi
 
Mikroba rumen ruminansia
Mikroba rumen ruminansiaMikroba rumen ruminansia
Mikroba rumen ruminansia
 
Penyebab dan aturan pse dan dfd
Penyebab dan aturan pse dan dfdPenyebab dan aturan pse dan dfd
Penyebab dan aturan pse dan dfd
 
manajemen kesehatan ternak
manajemen kesehatan ternakmanajemen kesehatan ternak
manajemen kesehatan ternak
 
Istilah dalam ilmu kesehatan ternak.
Istilah dalam ilmu kesehatan ternak.Istilah dalam ilmu kesehatan ternak.
Istilah dalam ilmu kesehatan ternak.
 
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananPertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
 
KULIAH ke 8- Ternak KUDA.ppt
KULIAH ke 8-  Ternak KUDA.pptKULIAH ke 8-  Ternak KUDA.ppt
KULIAH ke 8- Ternak KUDA.ppt
 
Proses Penetasan Telur Tetas
Proses Penetasan Telur TetasProses Penetasan Telur Tetas
Proses Penetasan Telur Tetas
 
AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1
 
10. kerusakan bahan makanan
10. kerusakan bahan makanan10. kerusakan bahan makanan
10. kerusakan bahan makanan
 
PROSES PEMOTONGAN TERNAK
PROSES PEMOTONGAN TERNAKPROSES PEMOTONGAN TERNAK
PROSES PEMOTONGAN TERNAK
 
Zat anti gizi
Zat anti gizi Zat anti gizi
Zat anti gizi
 
Pengetahuan teknologi daging
Pengetahuan teknologi dagingPengetahuan teknologi daging
Pengetahuan teknologi daging
 
Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...
Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...
Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...
 
Daging dan olahannya.pptx
Daging dan olahannya.pptxDaging dan olahannya.pptx
Daging dan olahannya.pptx
 
mutu protein
mutu proteinmutu protein
mutu protein
 
Pakan dan Hijauan kambing
Pakan dan Hijauan kambingPakan dan Hijauan kambing
Pakan dan Hijauan kambing
 

Similar to Kecernaan digestibility

Digestive system.pptx
Digestive system.pptxDigestive system.pptx
Digestive system.pptxEvaYustini2
 
SISTEM PENCERNAAN (IME_SmankerXI ipa)
SISTEM PENCERNAAN (IME_SmankerXI ipa)SISTEM PENCERNAAN (IME_SmankerXI ipa)
SISTEM PENCERNAAN (IME_SmankerXI ipa)Melati Medinah
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaantrisna wati
 
Sistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusiaSistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusiaYunie yuniar
 
ppt pencernaan.pptx
ppt pencernaan.pptxppt pencernaan.pptx
ppt pencernaan.pptxBangDedth
 
PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptxPPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptxSMAN8MODELMandau
 
Sistem penghadaman
Sistem penghadamanSistem penghadaman
Sistem penghadamanamiraaa96
 
Sistem pencernaan ruminansia
Sistem pencernaan ruminansiaSistem pencernaan ruminansia
Sistem pencernaan ruminansiaRamaiyulis Ramai
 
BAB 4 PEMAKANAN SUKAN 2021.pptx
BAB 4 PEMAKANAN SUKAN 2021.pptxBAB 4 PEMAKANAN SUKAN 2021.pptx
BAB 4 PEMAKANAN SUKAN 2021.pptxarahamid
 
Sistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusiaSistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusiaguruh triyono
 
PPT_KLPOK_3_ON_2.pptx
PPT_KLPOK_3_ON_2.pptxPPT_KLPOK_3_ON_2.pptx
PPT_KLPOK_3_ON_2.pptxAminah374844
 
Sistem pencernaan pada manusia ppt
Sistem pencernaan pada manusia pptSistem pencernaan pada manusia ppt
Sistem pencernaan pada manusia pptQurrotul A'yunina
 
17. luh maha pitriyani (1211031224)
17. luh maha pitriyani (1211031224)17. luh maha pitriyani (1211031224)
17. luh maha pitriyani (1211031224)luhmaha
 
17. luh maha pitriyani (1211031224)
17. luh maha pitriyani (1211031224)17. luh maha pitriyani (1211031224)
17. luh maha pitriyani (1211031224)dekarida
 
Ppt s.pencernaan
Ppt s.pencernaanPpt s.pencernaan
Ppt s.pencernaanEdo Gmh
 
17. luh maha pitriyani (1211031224)
17. luh maha pitriyani (1211031224)17. luh maha pitriyani (1211031224)
17. luh maha pitriyani (1211031224)dekarida
 
Sistem pencernaan fkip unsam 2010
Sistem pencernaan fkip unsam 2010Sistem pencernaan fkip unsam 2010
Sistem pencernaan fkip unsam 2010Ir. Zakaria, M.M
 

Similar to Kecernaan digestibility (20)

Digestive system.pptx
Digestive system.pptxDigestive system.pptx
Digestive system.pptx
 
SISTEM PENCERNAAN (IME_SmankerXI ipa)
SISTEM PENCERNAAN (IME_SmankerXI ipa)SISTEM PENCERNAAN (IME_SmankerXI ipa)
SISTEM PENCERNAAN (IME_SmankerXI ipa)
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 
Sistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusiaSistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusia
 
ppt pencernaan.pptx
ppt pencernaan.pptxppt pencernaan.pptx
ppt pencernaan.pptx
 
PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptxPPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
 
Sistem penghadaman
Sistem penghadamanSistem penghadaman
Sistem penghadaman
 
PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptxPPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
 
Sistem pencernaan ruminansia
Sistem pencernaan ruminansiaSistem pencernaan ruminansia
Sistem pencernaan ruminansia
 
BAB 4 PEMAKANAN SUKAN 2021.pptx
BAB 4 PEMAKANAN SUKAN 2021.pptxBAB 4 PEMAKANAN SUKAN 2021.pptx
BAB 4 PEMAKANAN SUKAN 2021.pptx
 
Sistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusiaSistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusia
 
PPT_KLPOK_3_ON_2.pptx
PPT_KLPOK_3_ON_2.pptxPPT_KLPOK_3_ON_2.pptx
PPT_KLPOK_3_ON_2.pptx
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 
Proses sistem percernaan berlaku
Proses sistem percernaan berlakuProses sistem percernaan berlaku
Proses sistem percernaan berlaku
 
Sistem pencernaan pada manusia ppt
Sistem pencernaan pada manusia pptSistem pencernaan pada manusia ppt
Sistem pencernaan pada manusia ppt
 
17. luh maha pitriyani (1211031224)
17. luh maha pitriyani (1211031224)17. luh maha pitriyani (1211031224)
17. luh maha pitriyani (1211031224)
 
17. luh maha pitriyani (1211031224)
17. luh maha pitriyani (1211031224)17. luh maha pitriyani (1211031224)
17. luh maha pitriyani (1211031224)
 
Ppt s.pencernaan
Ppt s.pencernaanPpt s.pencernaan
Ppt s.pencernaan
 
17. luh maha pitriyani (1211031224)
17. luh maha pitriyani (1211031224)17. luh maha pitriyani (1211031224)
17. luh maha pitriyani (1211031224)
 
Sistem pencernaan fkip unsam 2010
Sistem pencernaan fkip unsam 2010Sistem pencernaan fkip unsam 2010
Sistem pencernaan fkip unsam 2010
 

More from Afromhaching Lewotanah

More from Afromhaching Lewotanah (6)

Peternakan sapi
Peternakan sapiPeternakan sapi
Peternakan sapi
 
Beberapa terminologi pakan ternak
Beberapa terminologi pakan ternakBeberapa terminologi pakan ternak
Beberapa terminologi pakan ternak
 
Terminologi pakan-ternak
Terminologi pakan-ternakTerminologi pakan-ternak
Terminologi pakan-ternak
 
Strategioptimasi
StrategioptimasiStrategioptimasi
Strategioptimasi
 
Konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik dalam haylase pakan len...
Konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik dalam haylase pakan len...Konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik dalam haylase pakan len...
Konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik dalam haylase pakan len...
 
Bab i 2005wpu
Bab i 2005wpuBab i 2005wpu
Bab i 2005wpu
 

Kecernaan digestibility

  • 2. Pencernaan Zat Makanan • Pencernaan zat makanan merupakan proses perombakan ukuran bobot makanan secara fisik dan kimia. • Secara fisik ukuran partikelnya menjadi lebih kecil • Secara kimia zat akan terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana dan berbobot molekul rendah (misalnya protein menjadi asam amino)
  • 3. • Perombakan secara fisik dilakukan dalam mulut (hewan bergigi). • Pada unggas terdapat alat pencernaan berotot (setalah proventikulus/lambung) yaitu rempela (Gizard) yang berfungsi sebagai tempat penggilingan dengan otot dibantu grit (kerikil/pasir). • Perombakan secara kimia menggunakan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh saluran pencernaan (hidrolisis) dan enzim mikroba dalam saluran pencernaan (fermentasi).
  • 4. 1. Mulut • Terjadi proses pengecilan ukuran partikel makanan dengan gigi. Proses pengecilan partikel ini tidak terjadi pada unggas. • Proses ini dilumasi oleh saliva. Saliva mengandung 99% air, 1%-nya terdiri atas mucin (zat pelicin), mineral-mineral, dan enzim amilase. Amilase (ptyalin) adalah enzim pencerna karbohidrat (tidak terdapat pada kucing, anjing dan kuda.
  • 5. ESOFAGUS • Tidak ada proses pencernaan. Pada unggas befungsi sebagai tembolok, yaitu tempat menampung sementara makanan
  • 6. Lambung • Monogastrik 1. Lambung terdiri atas kardia, fundus dan pilorus 2. Bagian fundus mengeluarkan sekresi cairan lambung yang isinya terdiri atas mucin, asam lambung (HCl), enzim pepsin, renin, lipase, tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase, ribonuklease. 3. HCl menyebabkan pH lambung menjadi 2
  • 7. • Poligastrik 1. retikulo rumen • Berfungsi sebagai tempat fermentasi makanan oleh bakteri • Mampu melakukan regurgitasi (pengembalian bolus makanan yang masih kasar ke mulut untuk diremastikasi/dikunyah ulang • Hasil akhir fermentasi makanan berupa asam lemak terbang, CO2, CH4 dan sedikit asam lemak lainnya •Asetat, propionat dan butirat diserap oleh dinding rumen untuk sumber energi utama.
  • 8. • Protein difermentasi menjadi amonia dan asam lemak terbang • VFA dan Amonia dimanfaatkan oleh mikroba untuk mensintesis protein tubuhnya. Protein Mikroba merupakan sumber protein untuk ternak yang akan dicerna di usus halus • Terjadi sintesis sejumlah vitamin B dan K oleh mikroba dan dapat diserap oleh tubuh ternak di usus halus
  • 9. 2. Omasum Tempat penyerapan air digesta 3. Abomasum Merupakan lambung yang sama fungsinya dengan lambung non ruminansia 4 Usus Halus • Terdiri atas 3 bagian; Duodenum, jejenum dan ileum • Merupakan tempat penyerapan utama hasil pencernaan zat makanan
  • 10. • Duodenum mengeluarkan cairan yang berfungsi sebagai pelicin dan pelindung duodenum dari cairan asam lambung. Juga mengeluarkan enzim enterokinase yang merubah trisinogen menjadi tripsin. • Cairan empedu fari kantung empedu di hati dikeluarkan melalui saluran empedu ke duodenum. Cairan empedu mengandung garam- garam natrium dan kalium, asam empedu, zat warna empedu, mucin dan kolesterol. Cairan empedu berfungsi sebagai pengemulsi lemak.
  • 11. • Kelenjar pankreas mengeluarkan zat-zat berikut ke duodenum : 1. ion-ion karbonat konsentrasi tinggi untuk menetralisis asam lambung. 2. Enzim-enzim : Deoksiribonukease, alfa-amilase, lipase, fosfolipase, kolesterol esterase, tripsinogen. • Mikrofili sepanjang usus halus mensekresikan cairan yang mengandung enzin-enzim :amino peptidase, dipeptidase, nukleotidase, fosfatase, monogliriserida, lipase, lesitinase, sukrase, maltase, dan laktase
  • 12. 5. Usus Besar dan Kolon Tidak mengeluarkan enzim, kecuali cairan pelicin (mukosa) Terjadi kegiatan fermentasi oleh mikroba, dan hasilnya vitamin B dan K tidak dapat diserap tubuh, kecuali fecesnya dimakan ternak Sangat sedikit sekali hasil pencernaan zat makanan dapat diserap di bagian ini. Usus besar hewan tertentu (domba, kelinci, marmot, dan unta) terjadi reabsorbsi air digesta yang menyebabkan feces lebih padat dan kering. Ukuran sekum/kolon kuda dan kelinci sangat besar dari bagian lainnya sehingga fermentasi bahan makanan serat lebih besar
  • 13. Kecernaan • Adalah bagian zat makanan dari pakan yang tidak dikeskresikan dalam feses • Bagian zat makanan dari pakan yang diserap atau dicerna oleh tubuh dari saluran pencernaan • Satuan pengukurannya disebut KOEFESIEN CERNA yang penyajiannya dalam satuan persen (%)
  • 14. • Hal-hal yang terlibat dalam pengukuran kecernaan adalah : 1. Pakan atau ransum yang akan diuji 2. Ternak 3. Analisis Kimia (Proksimat) 4. Prosedur
  • 15. • Penggunaan ternak sebaiknya : 1.Hewan jantan, karena kemudahnnya memisahkan feces dengan urine (penggunaan kantong Urine 2. Dipilih yang sehat dan jinak 3. Menggunakan kandang khusus, Kandang metabolisme (60x120 cm) terdapat fasilitas mempermudah koleksi fese, pakan urin dan air.
  • 16. • Uji kecernaan pada Unggas mempunyai masalah (terutama kecernaan protein). Feces dan urine dikeluarkan bersama KLOAKA, maka perlu dilakukan 2 alternatif pemecahannya : 1. Nitrogen dari urine (berupa ASAM URAT) dianalisis secara kimia, kemudian dijadikan koleksi terhadap nitrogen feces. 2. Dilakukan pembedahan dengan memisahkan saluran urine dan feces
  • 17. Pengukuran Kecernaan 1. Pendahukuan, 7-10 hari bertujuan untuk : a) Pembiasaan terhadap pakan yang diuji b) menghilangkan pengaruh pakan sebelumnya. 2. Koleksi, 5-15 hari a) Pencatatan jumlah konsumsi pakan setiap hari b) Pencatatan jumlah produksi feces setiap hari
  • 18. c) Pengambilan dan pencatatan cuplikan feces sebanyak 10% dari produksi feces harian. d) Cuplikan feces dikeringkan jemurkan setiap hari e) Cuplikan feces disatukan selama periode pengamatan f) Cuplikan feces dan pakan atau ransum dianalisis kimia dan energinya.
  • 19. • Rumus untuk mendapatkan jumlah Ekresi rata-rata Bahan Kering Feces Harian (EBKFH) untuk satu ekor ternak percobaan. • EBKFH = (A) x (B) x (D) (C) x (E) A = % kandungan bahan kering total cuplikan feces kering jemur B = Berat total cuplikan Feces Kering jemur (g) C = Berat total cuplikan feces basah (segar/g) D = Berat total produksi feces (Kilogram atau gram) E = Lamanya periode koleksi (hari)
  • 20. • Untuk mendapatkan jumlah ekskresi rata-rata zat makanannya (Abu, PK, Lk, SK, BETN) tinggal mengganti nilai (A) sesuai dengan hasil analisis kimia tersebut (Hasil analisis berdasarkan kering jemur)
  • 21. BK BO PK LK SK BETN Komposisi Kimia (%BK) Hijauan (%) 89,1 10,1 1,5 33,0 44,3 Feces (%) 87,0 11,0 1,6 31,0 43,4 Perhitungan Jumlah Konsumsi (kg) 6,00 5,35 0,61 0,09 1,98 2,67 Jumlah Ekskresi (kg) 2,50 2,18 0,28 0,04 0,78 1,59 Jumlah dicerna (kg) 3,50 3,17 0,33 0,05 1,20 1,58 Koefesien Cerna (%) 58,3 59,3 54,1 55,6 60,6 59,2 Contoh : Hasil Percobaan Kecernaan dengan 5 ekor sapi terhadap Hijauan yang Dicincang
  • 22. • Koefisien Cerna (%) adalah Zat mak. Yg Dikon-Zat mak. Yg Dieks x 100% Zat mak yang Dikonsumsi Jumlah Zat Makanan yang Dicerna x 100% Zat Makanan yang Dikonsumsi
  • 23. • Catatan : Untuk mendapatkan nilai kecernaan satu bahan pakan dari ransum (karena memberi pakan pada ternak untuk beberapa bahan tertentu tidak bisa diberikan secara tersendiri), maka pakan utamnya harus diketahui dulu nilai kecernaannya (misalnya rumput), lalu kecernaan bahan yang diuji dihitung sebagai berikut : misalnya jagung untuk ternak ruminansia yang berpakan utamanya rumput diperoleh data berikut :
  • 24. Tambahkan konsumsi bahan kering jagung -= 1 kg, tambhan ekskresi bahan kering feces = 2,75-2,5 = 0,25 kg Koef cerna BK = 1-0,25 x 100% = 75% 1 2. Koleksi Feses secara total tidak perlu dilakukan bila kita menggunakan INDIKATOR, maka rumusnya sebagai berikut : KoCe = 100-(100 % I Mak x % ZM dlm feces) % I Fes % ZM Mak
  • 25. Faktor yang Mempengaruhi Koefesien Cerna 1. Komposisi makanan 2. Keofesien cerna semu Protein kasar 3. Lemak 4. Komposisi Ransum 5. Penyiapan Makanan 6. Faktor Ternak 7. Jumlah Makanan