SlideShare a Scribd company logo
P
R
A
K
T
IKUMPENGAWASAN
M
U
T
U
KELOMPOK
3
Pengujian ALT Pada
Sosis Ayam
2019340036 - Farida Zaenur Yani
2019340008 - Mareta Windi Daramurli
2019340056 - Novia Angel Sijabat
2020349013 - Siti Maria Ulfa
2019340003 - Tessa Rahmania
Pendahuluan
Dalam pengujian mutu suatu nahan pangan diperlukan berbagai uji yang
mencangkup uji fisik, uji kimia, uji mikrobiologi, dan uji organolaptik. Uji
mikrobiologi merupakan salah satu uji yang paling penting, karena selain dapat
menduga daya tahan simpan suatu makanan. Salah satu pengujian paling
umum pada mikrobiologi yaitu uji ALT atau Angka Lempeng total.
ALT (Angka Lempeng Total) adalah metode kuantitatif yang digunakan untuk
mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu sampel. Uji angka lempeng
total (ALT) menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang
dapat diamati secara visual berupa angka dalam koloni (Cfu) per ml/gram atau
koloni/100ml.
Pendahuluan
Uji angka lempeng total dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu
teknik cawan tuang (pour plate) dan teknik sebaran (spread plate).
Pada prinsipnya dilakukan pengenceran terhadap sediaan yang
diperiksa kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng
agar. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar dihitung
setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai. Perhitungan
dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300.
Angka lempeng total dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil
perhitungan dikalikan faktor pengenceran
Kelebihan Pengujian ALT
Hanya sel yang masih hidup yang dihitung.
Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus.
Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi jasad renik
karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari suatu
jasad renik yang mempunyai penampakan pertumbuhan
spesifik.
Metode hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif
untuk menentukan jumlah jasad renik karena beberapa hal
yaitu:
1.
2.
3.
Kekurangan Pengujian ALT
Memungkinkan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya. Kemungkinan
adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena penggunaan jenis media agar,
suhu, pH, atau kandungan oksigen selama masa inkubasi.
Memungkinkan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di seluruh permukaan
media, sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini akan mengakibatkan mikroba lain
tersebut tidak terhitung.
Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi mikrobanya antara 25 –
250 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 25 koloni akan menghasilkan penghitungan
yang kurang teliti secara statistik, namun bila lebih dari 250 koloni akan menghasilkan hal
yang sama karena terjadi persaingan diantara koloni.
Penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan setelah masa inkubasi yang umumnya
membutuhkan waktu 24 jam atau lebih.
1.
2.
3.
4.
ReviewJurnal
Pendahuluan
Kesibukan dan tuntutan hidup masyarakat saat ini
mengakibatkan bergesernya pola konsumsi masyarakat dari
mengkonsumsi daging segar menjadi daging olahan cepat saji
(ready to cook). Makanan cepat saji sekarang ini sudah
menjadi gaya hidup, karena selain harganya terjangkau,
makanan cepat saji mudah diolah, praktis dan tahan lama,
serta rasanya pun enak. Salah satu makanan cepat saji yang
sering dikonsumsi yaitu sosis. Sosis merupakan salah satu
diversifikasi produk pangan asal hewan yang merupakan
campuran dari daging halus (tidak kurang dari 75%) dengan
tepung, bumbu-bumbu serta bahan tambahan makanan lain
yang diizinkan yang dimasukan ke dalam selongsong sosis
serta mengacu pada syarat mutu sosis Standar Nasional
Indonesia 01-3020 (BSN 1995).
Bahan :
Sample sosis
Media Buffer Peptone Water (BPW)
Aquades
Media PCA (Plate Count Agar)
Alat :
Timbangan
Sendok
Mortar
Pipet volume
Alat dan
Bahan
Erlenmeyer
Cawan petri
Gelas ukur
Colony counter
Ditimbang sampel sosis yang sudah dihancurkan sebanyak 25 gram
Masukan ke dalam erlenmeyer berisi 225 ml media Buffer Peptone Water (BPW)
0,1% steril (Pengenceran 1 / P1)
Pindahkan 1 ml suspensi dari P1 dengan pipet steril ke dalam 9 ml media BPW
0,1% steril (Pengenceran 2 / P2)
Ulangi dengan cara yang sama dilakukan pengenceran sampai dengan
pengenceran 10-5 (P5).
Pipet 1 ml dari masing-masing pengenceran 10- 3 , 10-4 dan 10-5 ke cawan
petri steril
Tuang sebanyak 10-15 ml media cair plate count agar (Oxoid CM 0325) steril ke
cawan petri steril yang sudah berisi sampel pengenceran
Homogenkan dengan cara menggeserkan cawan horizontal atau membentuk
angka delapan
Tunggu dan biarkan hingga media memadat
Inkubasikan pada suhu 37 C dengan posisi cawan terbalik selama 24-48 jam
Hotung koloni menggunakan colony counter
A. Metode pour plate
Prosedur
Hasil
Hasil pengamatan pada sampel sosis ayam yang didapat
dari dua pasar yang berbeda untuk Total Plate Count,
menunjukan bahwa jumlah koloni mikrobanya masih
rendah bila dibandingkan dengan SNI. Hasil analisis
stastistik untuk Total Plate Count menunjukkan bahwa
jumlah koloni mikroba pada sample sosis berbeda nyata
(P<0,05) antara sampel sosis yang didapat dari swalayan
(penyimpanan suhu dingin) dengan sample sosis yang
didapat dari pasar tradisional (penyimpanan suhu ruang).
Pembahasan
Pembahasan
Jumlah cemaran mikroba pada sampel sosis yang
didapat dari pasar tradisional menunjukkan angka yang
lebih tinggi yaitu sebesar 4,82350+0,41335
dibandingkan dengan sampel sosis yang didapat dari
swalayan yaitu sebesar 3,67968+0,41335. Hal tersebut
dapat disebabkan karena sosis yang dijual di pasar
tradisional tidak disimpan pada suhu dingin sehingga
pertumbuhan mikrobanya lebih banyak daripada sosis
dari swalayan. Selain itu sanitasi pada pasar tradisional
belum sebaik sanitasi yang dilakukan pada swalayan
sehingga kemungkinan cemaran mikrobanya juga lebih
tinggi.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Sosis
ayam yang beredar di pasar sekitar kampus IPB Darmaga masih
layak untuk dikonsumsi karena cemaran mikrobanya masih
rendah dibandingkan dengan SNI, namun demikian cemaran
mikroba pada sosis yang berasal dari pasar tradisional lebih
tinggi dari pada yang berasal dari swalayan.
ReviewJurnal
Pendahuluan
Sosis merupakan produk makanan olahan daging yang
dikemas dalam wadah yang tertutup rapat. Suhu ideal
penyimpanan sosis sekitar -18ºC, tetapi para pedagang di
pasar Flamboyan Pontianak menyimpan sosis pada suhu
ruang tanpa menggunakan fasilitas pendingin. Penggunaan
suhu rendah dalam pengawetan makanan tidak dapat
mematikan bakteri, sehingga pada saat sosis dikeluarkan dari
pendingin dan dibiarkan berada pada suhu ruang maka
pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dapat
berlangsung dengan cepat (Asmoel, 2009).
Bahan :
Sample sosis
Media Buffer Peptone Water (BPW)
Aquades
Media PCA (Plate Count Agar)
Alat :
Timbangan
Sendok
Mortar
Pipet volume
Tabung reaksi
Alat dan
Bahan
Erlenmeyer
Cawan petri
Gelas ukur
Colony counter
Ditimbang sampel sosis yang sudah dihancurkan sebanyak 25 gram
Masukan ke dalam erlenmeyer berisi 225 ml media Buffer Peptone Water (BPW)
Selanjutnya untuk pengenceran 10-1, diambil sebanyak 1 ml dari pengenceran
awal lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml Pepton Water
(PW)
Demikian juga untuk pengenceran 10-2 diambil sebanyak 1 ml dari pengenceran
10-1 lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml PW
Ulangi dengan cara yang sama dilakukan pengenceran sampai dengan
pengenceran 10-4.
Pipet 1 ml dari masing-masing pengenceran 10- 3 dan 10-4 ke cawan petri
steril.
Tuang sebanyak 10-15 ml media cair plate count agar steril ke cawan petri steril
yang sudah berisi sampel pengenceran.
Homogenkan dan dibiarkan hingga membeku.
Inkubasikan pada suhu 37 C dengan posisi cawan terbalik selama 24-48 jam
Hotung koloni menggunakan colony counter
A. Metode pour plate
Prosedur
Hasil
Uji mikrobiologis dilakukan untuk mengetahui kandungan bakteri
aerob, S. aureus, dan Salmonella sp. pada sampel. Pertumbuhan
cemaran total bakteri terjadi pada permukaan media PCA. Hal ini
dikarenakan bakteri total bersifat aerob. Koloni total bakteri yang
tumbuh pada media PCA berbentuk bulat hingga tidak beraturan,
berwarna putih kekuningan dengan permukaannya yang licin.
Selain itu, bakteri tersebut dapat tumbuh pada suhu antara 15ºC-
55ºC, dengan suhu optimum 25ºC-40ºC dalam pangan. Hal inilah
yang menyebabkan cemaran total bakteri juga dapat tumbuh
pada sampel sosis daging ayam, karena sampel tersebut disimpan
pada suhu ruang, yaitu 28ºC-30ºC.
Pembahasan
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sampel sosis daging
ayam yang diperoleh dari pasar Flamboyan Pontianak, yang disimpan
pada suhu ruang (28ºC-30ºC) positif mengandung total bakteri aerob,
Coliform, E. coli, S. aureus dan Salmonella sp. Rata-rata total bakteri pada
sampel sosis daging ayam, yaitu < 1×105 CFU/g atau kurang dari standar
yang telah ditetapkan oleh SNI (7388:2009), sedangkan jumlah cemaran
bakteri Coliform, E. coli, S. aureus dan Salmonella sp. melebihi standar
yang telahi ditetapkan oleh SNI (7388:2009), yaitu Coliform >10 MPN/g, E.
coli > 3 MPN/g, S. aureus > 1×102 CFU/g dan salmonella sp. positif dalam
25 g sampel, sehingga dapat dikatakan bahwa sampel sosis daging ayam
tersebut tidak aman untuk dikonsumsi.
Thank You

More Related Content

Similar to Kelompok 3_Pengujian ALT_Prak Wastu.pdf

peremajaan
peremajaanperemajaan
peremajaan
ZulfikarHadissabil
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
シズカ 近松
 
Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform
Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliformUji kualitas air berdasar nilai mpn coliform
Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform
Renny Eka Candra
 
HITUNGAN_CAWAN.docx
HITUNGAN_CAWAN.docxHITUNGAN_CAWAN.docx
HITUNGAN_CAWAN.docx
PriscaFauzyan
 
mikrobiologi pewarnaan bakteri e-coli.potx
mikrobiologi pewarnaan bakteri e-coli.potxmikrobiologi pewarnaan bakteri e-coli.potx
mikrobiologi pewarnaan bakteri e-coli.potx
RINDAASETA
 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Ramaiyulis Ramai
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganisme
Jo Sugiharto
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganisme
Jo Sugiharto
 
2013 mirnawati-soedarwanto-surachmi-setiyaningsih
2013 mirnawati-soedarwanto-surachmi-setiyaningsih2013 mirnawati-soedarwanto-surachmi-setiyaningsih
2013 mirnawati-soedarwanto-surachmi-setiyaningsih
Rifqi Cahyo
 
10 Produk Eksotis Untuk Laboratorium Mikrobiologi Dari HiMedia
10 Produk Eksotis Untuk Laboratorium Mikrobiologi Dari HiMedia10 Produk Eksotis Untuk Laboratorium Mikrobiologi Dari HiMedia
10 Produk Eksotis Untuk Laboratorium Mikrobiologi Dari HiMedia
Alat Alat Laboratorium [dot] com
 
Water Microbiological Test Kit
Water Microbiological Test KitWater Microbiological Test Kit
Water Microbiological Test Kit
Alat Alat Laboratorium [dot] com
 
49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdf49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdf
adelbb
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Guide_Consulting
 
Uji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotikUji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotik
amelialestari417
 
Campylobacter Introducction Microbiology.pptx
Campylobacter Introducction Microbiology.pptxCampylobacter Introducction Microbiology.pptx
Campylobacter Introducction Microbiology.pptx
YamamotoVarianto
 
Artikel Ilmiah: Enumerasi Bakteri Sampel Air WC Dengan Metode Standart Plate ...
Artikel Ilmiah: Enumerasi Bakteri Sampel Air WC Dengan Metode Standart Plate ...Artikel Ilmiah: Enumerasi Bakteri Sampel Air WC Dengan Metode Standart Plate ...
Artikel Ilmiah: Enumerasi Bakteri Sampel Air WC Dengan Metode Standart Plate ...
UNESA
 
Powerpoint daging abang
Powerpoint daging abangPowerpoint daging abang
Powerpoint daging abang
sepha20
 

Similar to Kelompok 3_Pengujian ALT_Prak Wastu.pdf (20)

peremajaan
peremajaanperemajaan
peremajaan
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
 
Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform
Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliformUji kualitas air berdasar nilai mpn coliform
Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform
 
HITUNGAN_CAWAN.docx
HITUNGAN_CAWAN.docxHITUNGAN_CAWAN.docx
HITUNGAN_CAWAN.docx
 
mikrobiologi pewarnaan bakteri e-coli.potx
mikrobiologi pewarnaan bakteri e-coli.potxmikrobiologi pewarnaan bakteri e-coli.potx
mikrobiologi pewarnaan bakteri e-coli.potx
 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganisme
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganisme
 
Penanganan sputum
Penanganan sputumPenanganan sputum
Penanganan sputum
 
2013 mirnawati-soedarwanto-surachmi-setiyaningsih
2013 mirnawati-soedarwanto-surachmi-setiyaningsih2013 mirnawati-soedarwanto-surachmi-setiyaningsih
2013 mirnawati-soedarwanto-surachmi-setiyaningsih
 
Mjlh9
Mjlh9Mjlh9
Mjlh9
 
10 Produk Eksotis Untuk Laboratorium Mikrobiologi Dari HiMedia
10 Produk Eksotis Untuk Laboratorium Mikrobiologi Dari HiMedia10 Produk Eksotis Untuk Laboratorium Mikrobiologi Dari HiMedia
10 Produk Eksotis Untuk Laboratorium Mikrobiologi Dari HiMedia
 
Water Microbiological Test Kit
Water Microbiological Test KitWater Microbiological Test Kit
Water Microbiological Test Kit
 
49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdf49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdf
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
Uji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotikUji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotik
 
Campylobacter Introducction Microbiology.pptx
Campylobacter Introducction Microbiology.pptxCampylobacter Introducction Microbiology.pptx
Campylobacter Introducction Microbiology.pptx
 
Artikel Ilmiah: Enumerasi Bakteri Sampel Air WC Dengan Metode Standart Plate ...
Artikel Ilmiah: Enumerasi Bakteri Sampel Air WC Dengan Metode Standart Plate ...Artikel Ilmiah: Enumerasi Bakteri Sampel Air WC Dengan Metode Standart Plate ...
Artikel Ilmiah: Enumerasi Bakteri Sampel Air WC Dengan Metode Standart Plate ...
 
Powerpoint daging abang
Powerpoint daging abangPowerpoint daging abang
Powerpoint daging abang
 
Bakteri pada minuman
Bakteri pada minumanBakteri pada minuman
Bakteri pada minuman
 

Kelompok 3_Pengujian ALT_Prak Wastu.pdf

  • 1. P R A K T IKUMPENGAWASAN M U T U KELOMPOK 3 Pengujian ALT Pada Sosis Ayam 2019340036 - Farida Zaenur Yani 2019340008 - Mareta Windi Daramurli 2019340056 - Novia Angel Sijabat 2020349013 - Siti Maria Ulfa 2019340003 - Tessa Rahmania
  • 2. Pendahuluan Dalam pengujian mutu suatu nahan pangan diperlukan berbagai uji yang mencangkup uji fisik, uji kimia, uji mikrobiologi, dan uji organolaptik. Uji mikrobiologi merupakan salah satu uji yang paling penting, karena selain dapat menduga daya tahan simpan suatu makanan. Salah satu pengujian paling umum pada mikrobiologi yaitu uji ALT atau Angka Lempeng total. ALT (Angka Lempeng Total) adalah metode kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu sampel. Uji angka lempeng total (ALT) menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam koloni (Cfu) per ml/gram atau koloni/100ml.
  • 3. Pendahuluan Uji angka lempeng total dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik cawan tuang (pour plate) dan teknik sebaran (spread plate). Pada prinsipnya dilakukan pengenceran terhadap sediaan yang diperiksa kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar dihitung setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai. Perhitungan dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300. Angka lempeng total dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan dikalikan faktor pengenceran
  • 4. Kelebihan Pengujian ALT Hanya sel yang masih hidup yang dihitung. Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi jasad renik karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari suatu jasad renik yang mempunyai penampakan pertumbuhan spesifik. Metode hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik karena beberapa hal yaitu: 1. 2. 3.
  • 5. Kekurangan Pengujian ALT Memungkinkan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya. Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena penggunaan jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen selama masa inkubasi. Memungkinkan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di seluruh permukaan media, sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini akan mengakibatkan mikroba lain tersebut tidak terhitung. Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi mikrobanya antara 25 – 250 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 25 koloni akan menghasilkan penghitungan yang kurang teliti secara statistik, namun bila lebih dari 250 koloni akan menghasilkan hal yang sama karena terjadi persaingan diantara koloni. Penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan setelah masa inkubasi yang umumnya membutuhkan waktu 24 jam atau lebih. 1. 2. 3. 4.
  • 7. Pendahuluan Kesibukan dan tuntutan hidup masyarakat saat ini mengakibatkan bergesernya pola konsumsi masyarakat dari mengkonsumsi daging segar menjadi daging olahan cepat saji (ready to cook). Makanan cepat saji sekarang ini sudah menjadi gaya hidup, karena selain harganya terjangkau, makanan cepat saji mudah diolah, praktis dan tahan lama, serta rasanya pun enak. Salah satu makanan cepat saji yang sering dikonsumsi yaitu sosis. Sosis merupakan salah satu diversifikasi produk pangan asal hewan yang merupakan campuran dari daging halus (tidak kurang dari 75%) dengan tepung, bumbu-bumbu serta bahan tambahan makanan lain yang diizinkan yang dimasukan ke dalam selongsong sosis serta mengacu pada syarat mutu sosis Standar Nasional Indonesia 01-3020 (BSN 1995).
  • 8. Bahan : Sample sosis Media Buffer Peptone Water (BPW) Aquades Media PCA (Plate Count Agar) Alat : Timbangan Sendok Mortar Pipet volume Alat dan Bahan Erlenmeyer Cawan petri Gelas ukur Colony counter
  • 9. Ditimbang sampel sosis yang sudah dihancurkan sebanyak 25 gram Masukan ke dalam erlenmeyer berisi 225 ml media Buffer Peptone Water (BPW) 0,1% steril (Pengenceran 1 / P1) Pindahkan 1 ml suspensi dari P1 dengan pipet steril ke dalam 9 ml media BPW 0,1% steril (Pengenceran 2 / P2) Ulangi dengan cara yang sama dilakukan pengenceran sampai dengan pengenceran 10-5 (P5). Pipet 1 ml dari masing-masing pengenceran 10- 3 , 10-4 dan 10-5 ke cawan petri steril Tuang sebanyak 10-15 ml media cair plate count agar (Oxoid CM 0325) steril ke cawan petri steril yang sudah berisi sampel pengenceran Homogenkan dengan cara menggeserkan cawan horizontal atau membentuk angka delapan Tunggu dan biarkan hingga media memadat Inkubasikan pada suhu 37 C dengan posisi cawan terbalik selama 24-48 jam Hotung koloni menggunakan colony counter A. Metode pour plate Prosedur
  • 10. Hasil
  • 11. Hasil pengamatan pada sampel sosis ayam yang didapat dari dua pasar yang berbeda untuk Total Plate Count, menunjukan bahwa jumlah koloni mikrobanya masih rendah bila dibandingkan dengan SNI. Hasil analisis stastistik untuk Total Plate Count menunjukkan bahwa jumlah koloni mikroba pada sample sosis berbeda nyata (P<0,05) antara sampel sosis yang didapat dari swalayan (penyimpanan suhu dingin) dengan sample sosis yang didapat dari pasar tradisional (penyimpanan suhu ruang). Pembahasan
  • 12. Pembahasan Jumlah cemaran mikroba pada sampel sosis yang didapat dari pasar tradisional menunjukkan angka yang lebih tinggi yaitu sebesar 4,82350+0,41335 dibandingkan dengan sampel sosis yang didapat dari swalayan yaitu sebesar 3,67968+0,41335. Hal tersebut dapat disebabkan karena sosis yang dijual di pasar tradisional tidak disimpan pada suhu dingin sehingga pertumbuhan mikrobanya lebih banyak daripada sosis dari swalayan. Selain itu sanitasi pada pasar tradisional belum sebaik sanitasi yang dilakukan pada swalayan sehingga kemungkinan cemaran mikrobanya juga lebih tinggi.
  • 13. Kesimpulan Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Sosis ayam yang beredar di pasar sekitar kampus IPB Darmaga masih layak untuk dikonsumsi karena cemaran mikrobanya masih rendah dibandingkan dengan SNI, namun demikian cemaran mikroba pada sosis yang berasal dari pasar tradisional lebih tinggi dari pada yang berasal dari swalayan.
  • 15. Pendahuluan Sosis merupakan produk makanan olahan daging yang dikemas dalam wadah yang tertutup rapat. Suhu ideal penyimpanan sosis sekitar -18ºC, tetapi para pedagang di pasar Flamboyan Pontianak menyimpan sosis pada suhu ruang tanpa menggunakan fasilitas pendingin. Penggunaan suhu rendah dalam pengawetan makanan tidak dapat mematikan bakteri, sehingga pada saat sosis dikeluarkan dari pendingin dan dibiarkan berada pada suhu ruang maka pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dapat berlangsung dengan cepat (Asmoel, 2009).
  • 16. Bahan : Sample sosis Media Buffer Peptone Water (BPW) Aquades Media PCA (Plate Count Agar) Alat : Timbangan Sendok Mortar Pipet volume Tabung reaksi Alat dan Bahan Erlenmeyer Cawan petri Gelas ukur Colony counter
  • 17. Ditimbang sampel sosis yang sudah dihancurkan sebanyak 25 gram Masukan ke dalam erlenmeyer berisi 225 ml media Buffer Peptone Water (BPW) Selanjutnya untuk pengenceran 10-1, diambil sebanyak 1 ml dari pengenceran awal lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml Pepton Water (PW) Demikian juga untuk pengenceran 10-2 diambil sebanyak 1 ml dari pengenceran 10-1 lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml PW Ulangi dengan cara yang sama dilakukan pengenceran sampai dengan pengenceran 10-4. Pipet 1 ml dari masing-masing pengenceran 10- 3 dan 10-4 ke cawan petri steril. Tuang sebanyak 10-15 ml media cair plate count agar steril ke cawan petri steril yang sudah berisi sampel pengenceran. Homogenkan dan dibiarkan hingga membeku. Inkubasikan pada suhu 37 C dengan posisi cawan terbalik selama 24-48 jam Hotung koloni menggunakan colony counter A. Metode pour plate Prosedur
  • 18. Hasil
  • 19. Uji mikrobiologis dilakukan untuk mengetahui kandungan bakteri aerob, S. aureus, dan Salmonella sp. pada sampel. Pertumbuhan cemaran total bakteri terjadi pada permukaan media PCA. Hal ini dikarenakan bakteri total bersifat aerob. Koloni total bakteri yang tumbuh pada media PCA berbentuk bulat hingga tidak beraturan, berwarna putih kekuningan dengan permukaannya yang licin. Selain itu, bakteri tersebut dapat tumbuh pada suhu antara 15ºC- 55ºC, dengan suhu optimum 25ºC-40ºC dalam pangan. Hal inilah yang menyebabkan cemaran total bakteri juga dapat tumbuh pada sampel sosis daging ayam, karena sampel tersebut disimpan pada suhu ruang, yaitu 28ºC-30ºC. Pembahasan
  • 20. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sampel sosis daging ayam yang diperoleh dari pasar Flamboyan Pontianak, yang disimpan pada suhu ruang (28ºC-30ºC) positif mengandung total bakteri aerob, Coliform, E. coli, S. aureus dan Salmonella sp. Rata-rata total bakteri pada sampel sosis daging ayam, yaitu < 1×105 CFU/g atau kurang dari standar yang telah ditetapkan oleh SNI (7388:2009), sedangkan jumlah cemaran bakteri Coliform, E. coli, S. aureus dan Salmonella sp. melebihi standar yang telahi ditetapkan oleh SNI (7388:2009), yaitu Coliform >10 MPN/g, E. coli > 3 MPN/g, S. aureus > 1×102 CFU/g dan salmonella sp. positif dalam 25 g sampel, sehingga dapat dikatakan bahwa sampel sosis daging ayam tersebut tidak aman untuk dikonsumsi.