Sosis merupakan produk makanan olahan daging yang sering dikonsumsi namun disimpan pada suhu ruang di pasar tradisional. Penelitian ini menguji total bakteri pada sosis ayam dari dua sumber menggunakan uji ALT. Hasilnya menunjukkan sosis dari pasar tradisional memiliki cemaran bakteri lebih tinggi dibanding swalayan karena disimpan pada suhu ruang.
Uji sensitivitas antimikroba dengan metode difusi agar digunakan untuk menentukan aktivitas dan resistensi bakteri terhadap antibiotika dan desinfektan. Metode ini mengukur diameter zona hambatan di sekitar cakram kertas yang mengandung zat antimikroba. Keberadaan zona hambatan menunjukkan bakteri sensitif, sedangkan tidak adanya zona menunjukkan bakteri resisten terhadap zat tersebut.
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum mengenai kuantitasi mikroba dengan metode hitungan cawan yang dilakukan oleh mahasiswa farmasi. Tujuan praktikum adalah mempelajari prosedur hitungan cawan untuk menghitung jumlah mikroba pada sempel minuman teh. Hasilnya menunjukkan angka lempeng total sebesar 300.000.000 koloni per gram yang dihitung berdasarkan hasil penghitungan koloni pada ketiga peng
Teks tersebut membahas tentang metode hitung bakteri secara kualitatif yaitu metode Most Probable Number (MPN) untuk menghitung jumlah bakteri koliform. Metode ini terdiri dari 3 langkah yaitu uji pendugaan, penguatan, dan lengkap dengan menggunakan medium tertentu dan Tabel Hopkins untuk menentukan indeks MPN.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi Escherichia coli pada ayam panggang di beberapa rumah makan di Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh.
2. Hasilnya menunjukkan 71% dari 7 sampel ayam panggang terkontaminasi E. coli.
3. Kontaminasi E. coli pada ayam panggang dapat terjadi selama proses pengolahan dan penyajian makanan.
Ringkasan dokumen:
1. Penelitian menguji kelayakan donat kantin FMIPA UM dengan metode Angka Lempeng Total (ALT)
2. Sampel donat diinkubasi selama 24 jam pada berbagai konsentrasi pengenceran
3. Hasil menunjukkan jumlah koloni pada konsentrasi 10-3 sebesar 121 koloni
Uji sensitivitas antimikroba dengan metode difusi agar digunakan untuk menentukan aktivitas dan resistensi bakteri terhadap antibiotika dan desinfektan. Metode ini mengukur diameter zona hambatan di sekitar cakram kertas yang mengandung zat antimikroba. Keberadaan zona hambatan menunjukkan bakteri sensitif, sedangkan tidak adanya zona menunjukkan bakteri resisten terhadap zat tersebut.
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum mengenai kuantitasi mikroba dengan metode hitungan cawan yang dilakukan oleh mahasiswa farmasi. Tujuan praktikum adalah mempelajari prosedur hitungan cawan untuk menghitung jumlah mikroba pada sempel minuman teh. Hasilnya menunjukkan angka lempeng total sebesar 300.000.000 koloni per gram yang dihitung berdasarkan hasil penghitungan koloni pada ketiga peng
Teks tersebut membahas tentang metode hitung bakteri secara kualitatif yaitu metode Most Probable Number (MPN) untuk menghitung jumlah bakteri koliform. Metode ini terdiri dari 3 langkah yaitu uji pendugaan, penguatan, dan lengkap dengan menggunakan medium tertentu dan Tabel Hopkins untuk menentukan indeks MPN.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi Escherichia coli pada ayam panggang di beberapa rumah makan di Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh.
2. Hasilnya menunjukkan 71% dari 7 sampel ayam panggang terkontaminasi E. coli.
3. Kontaminasi E. coli pada ayam panggang dapat terjadi selama proses pengolahan dan penyajian makanan.
Ringkasan dokumen:
1. Penelitian menguji kelayakan donat kantin FMIPA UM dengan metode Angka Lempeng Total (ALT)
2. Sampel donat diinkubasi selama 24 jam pada berbagai konsentrasi pengenceran
3. Hasil menunjukkan jumlah koloni pada konsentrasi 10-3 sebesar 121 koloni
Praktikum menguji kualitas air berdasarkan nilai MPN Coliform menggunakan sampel air Aqua. Tidak ditemukan bakteri coliform pada uji pendugaan menggunakan media kaldu laktosa maupun uji penegasan menggunakan media BGLB. Hanya 1 koloni tumbuh pada uji penguat menggunakan media EMB, menghasilkan nilai MPN 103 CFU/100ml, menunjukkan air Aqua layak dikonsumsi.
Praktikum ini melibatkan hitungan koloni mikroba pada berbagai sampel pangan dengan metode spread plate dan pour plate menggunakan berbagai media. Hasilnya menunjukkan jumlah koloni mikroba yang tumbuh pada setiap sampel dan media.
Teknik analisis daya cerna pada ruminansia meliputi metode in vitro, in sacco, dan in vivo. Metode in vitro seperti Tilley and Terry mengukur fermentasi mikroba tanpa ternak, sedangkan in sacco menggunakan kantong nilon di rumen. Metode in vivo langsung mengukur kecernaan pada ternak dengan mempertimbangkan periode prelim dan mengumpulkan konsumsi, feses, dan urin.
1. Dokumen tersebut membahas tentang cara mengontrol pertumbuhan mikroorganisme melalui metode fisik dan kimia seperti pemanasan, radiasi, dan disinfektan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Studi ini menganalisis risiko terkena Campylobacter sp. ketika mengonsumsi ayam panggang apabila terjadi kekeliruan penanganan.
2) Hasilnya menunjukkan penurunan jumlah mikroorganisme sebesar 2 log cfu/gram setelah pemanggangan, dan peluang sakit bagi manusia yang mengonsumsi ayam panggang adalah 9 dari 1.000 orang.
(1) Kit tes mikrobiologi air memberikan solusi murah, mudah, dan andal untuk mendeteksi bakteri Escherichia Coli dan total koliform dalam air melalui perubahan warna; (2) Kit lengkap berisi botol sampel steril, buds tes, dan media yang dijamin aman oleh peretas khusus; (3) Prosesnya sederhana yaitu memasukkan sampel ke dalam botol, menambahkan buds, lalu inkubasi 18-24 jam untuk hasil yang jelas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar air dan kandungan senyawa saponin pada cangkang telur ayam dengan menguji indeks busa, indeks ikan, dan indeks hemolitik; (2) Hasil pengujian menunjukkan kadar air cangkang telur sebesar 0,30 ± 0,032% dan indeks busa, indeks ikan, serta indeks hemolitik yang didapat menunjukkan bahwa cang
Dokumen tersebut membahas tentang penetapan potensi antibiotik secara mikrobiologi. Metode yang digunakan adalah metode lempeng silinder dan turbidimetri untuk menentukan kadar hambatan minimum (KHM) antibiotik terhadap mikroba patogen. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur pengujian potensi antibiotik secara mikrobiologi mulai dari persiapan bahan sampai perhitungan hasil.
Artikel Ilmiah: Enumerasi Bakteri Sampel Air WC Dengan Metode Standart Plate ...UNESA
Kamar mandi atau WC (Water Closet) merupakan tempat yang kotor dan dipenuhi makhluk mikrobia. Tujuan penelitian ini adalah rekulturasi bakteri gram negatif (E. coli, dan S. typhi) yang ditemukan pada lubang yang ada pada WC. Penelitian ini bersifat Experimental dengan melakukan alat colony counter dan biakan bakteri gram negatif yang di inkubasi selama 24 jam dari sample air WC di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada tanggal 10 September 2018. Hasil penelitian ini berupa SPC (Standard Plate Count) dari dua sample air WC yang berbeda, pada sample air WC 1 sebesar 0,9 x 103 CFU/ml, dan pada sample air WC 2 sebesar 2,2 x 103 CFU/ml.
Dokumen ini membahas penentuan kualitas daging pascapanen dan penyimpanan suhu dingin. Kualitas daging masih baik selama enam jam penyimpanan awal dan satu minggu penyimpanan beku, namun menurun setelah dua minggu penyimpanan beku. Daging segar memiliki warna merah, tekstur kenyal, dan jumlah mikroba rendah.
Praktikum menguji kualitas air berdasarkan nilai MPN Coliform menggunakan sampel air Aqua. Tidak ditemukan bakteri coliform pada uji pendugaan menggunakan media kaldu laktosa maupun uji penegasan menggunakan media BGLB. Hanya 1 koloni tumbuh pada uji penguat menggunakan media EMB, menghasilkan nilai MPN 103 CFU/100ml, menunjukkan air Aqua layak dikonsumsi.
Praktikum ini melibatkan hitungan koloni mikroba pada berbagai sampel pangan dengan metode spread plate dan pour plate menggunakan berbagai media. Hasilnya menunjukkan jumlah koloni mikroba yang tumbuh pada setiap sampel dan media.
Teknik analisis daya cerna pada ruminansia meliputi metode in vitro, in sacco, dan in vivo. Metode in vitro seperti Tilley and Terry mengukur fermentasi mikroba tanpa ternak, sedangkan in sacco menggunakan kantong nilon di rumen. Metode in vivo langsung mengukur kecernaan pada ternak dengan mempertimbangkan periode prelim dan mengumpulkan konsumsi, feses, dan urin.
1. Dokumen tersebut membahas tentang cara mengontrol pertumbuhan mikroorganisme melalui metode fisik dan kimia seperti pemanasan, radiasi, dan disinfektan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Studi ini menganalisis risiko terkena Campylobacter sp. ketika mengonsumsi ayam panggang apabila terjadi kekeliruan penanganan.
2) Hasilnya menunjukkan penurunan jumlah mikroorganisme sebesar 2 log cfu/gram setelah pemanggangan, dan peluang sakit bagi manusia yang mengonsumsi ayam panggang adalah 9 dari 1.000 orang.
(1) Kit tes mikrobiologi air memberikan solusi murah, mudah, dan andal untuk mendeteksi bakteri Escherichia Coli dan total koliform dalam air melalui perubahan warna; (2) Kit lengkap berisi botol sampel steril, buds tes, dan media yang dijamin aman oleh peretas khusus; (3) Prosesnya sederhana yaitu memasukkan sampel ke dalam botol, menambahkan buds, lalu inkubasi 18-24 jam untuk hasil yang jelas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar air dan kandungan senyawa saponin pada cangkang telur ayam dengan menguji indeks busa, indeks ikan, dan indeks hemolitik; (2) Hasil pengujian menunjukkan kadar air cangkang telur sebesar 0,30 ± 0,032% dan indeks busa, indeks ikan, serta indeks hemolitik yang didapat menunjukkan bahwa cang
Dokumen tersebut membahas tentang penetapan potensi antibiotik secara mikrobiologi. Metode yang digunakan adalah metode lempeng silinder dan turbidimetri untuk menentukan kadar hambatan minimum (KHM) antibiotik terhadap mikroba patogen. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur pengujian potensi antibiotik secara mikrobiologi mulai dari persiapan bahan sampai perhitungan hasil.
Artikel Ilmiah: Enumerasi Bakteri Sampel Air WC Dengan Metode Standart Plate ...UNESA
Kamar mandi atau WC (Water Closet) merupakan tempat yang kotor dan dipenuhi makhluk mikrobia. Tujuan penelitian ini adalah rekulturasi bakteri gram negatif (E. coli, dan S. typhi) yang ditemukan pada lubang yang ada pada WC. Penelitian ini bersifat Experimental dengan melakukan alat colony counter dan biakan bakteri gram negatif yang di inkubasi selama 24 jam dari sample air WC di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada tanggal 10 September 2018. Hasil penelitian ini berupa SPC (Standard Plate Count) dari dua sample air WC yang berbeda, pada sample air WC 1 sebesar 0,9 x 103 CFU/ml, dan pada sample air WC 2 sebesar 2,2 x 103 CFU/ml.
Dokumen ini membahas penentuan kualitas daging pascapanen dan penyimpanan suhu dingin. Kualitas daging masih baik selama enam jam penyimpanan awal dan satu minggu penyimpanan beku, namun menurun setelah dua minggu penyimpanan beku. Daging segar memiliki warna merah, tekstur kenyal, dan jumlah mikroba rendah.
2. Pendahuluan
Dalam pengujian mutu suatu nahan pangan diperlukan berbagai uji yang
mencangkup uji fisik, uji kimia, uji mikrobiologi, dan uji organolaptik. Uji
mikrobiologi merupakan salah satu uji yang paling penting, karena selain dapat
menduga daya tahan simpan suatu makanan. Salah satu pengujian paling
umum pada mikrobiologi yaitu uji ALT atau Angka Lempeng total.
ALT (Angka Lempeng Total) adalah metode kuantitatif yang digunakan untuk
mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu sampel. Uji angka lempeng
total (ALT) menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang
dapat diamati secara visual berupa angka dalam koloni (Cfu) per ml/gram atau
koloni/100ml.
3. Pendahuluan
Uji angka lempeng total dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu
teknik cawan tuang (pour plate) dan teknik sebaran (spread plate).
Pada prinsipnya dilakukan pengenceran terhadap sediaan yang
diperiksa kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng
agar. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar dihitung
setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai. Perhitungan
dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300.
Angka lempeng total dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil
perhitungan dikalikan faktor pengenceran
4. Kelebihan Pengujian ALT
Hanya sel yang masih hidup yang dihitung.
Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus.
Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi jasad renik
karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari suatu
jasad renik yang mempunyai penampakan pertumbuhan
spesifik.
Metode hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif
untuk menentukan jumlah jasad renik karena beberapa hal
yaitu:
1.
2.
3.
5. Kekurangan Pengujian ALT
Memungkinkan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya. Kemungkinan
adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena penggunaan jenis media agar,
suhu, pH, atau kandungan oksigen selama masa inkubasi.
Memungkinkan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di seluruh permukaan
media, sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini akan mengakibatkan mikroba lain
tersebut tidak terhitung.
Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi mikrobanya antara 25 –
250 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 25 koloni akan menghasilkan penghitungan
yang kurang teliti secara statistik, namun bila lebih dari 250 koloni akan menghasilkan hal
yang sama karena terjadi persaingan diantara koloni.
Penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan setelah masa inkubasi yang umumnya
membutuhkan waktu 24 jam atau lebih.
1.
2.
3.
4.
7. Pendahuluan
Kesibukan dan tuntutan hidup masyarakat saat ini
mengakibatkan bergesernya pola konsumsi masyarakat dari
mengkonsumsi daging segar menjadi daging olahan cepat saji
(ready to cook). Makanan cepat saji sekarang ini sudah
menjadi gaya hidup, karena selain harganya terjangkau,
makanan cepat saji mudah diolah, praktis dan tahan lama,
serta rasanya pun enak. Salah satu makanan cepat saji yang
sering dikonsumsi yaitu sosis. Sosis merupakan salah satu
diversifikasi produk pangan asal hewan yang merupakan
campuran dari daging halus (tidak kurang dari 75%) dengan
tepung, bumbu-bumbu serta bahan tambahan makanan lain
yang diizinkan yang dimasukan ke dalam selongsong sosis
serta mengacu pada syarat mutu sosis Standar Nasional
Indonesia 01-3020 (BSN 1995).
8. Bahan :
Sample sosis
Media Buffer Peptone Water (BPW)
Aquades
Media PCA (Plate Count Agar)
Alat :
Timbangan
Sendok
Mortar
Pipet volume
Alat dan
Bahan
Erlenmeyer
Cawan petri
Gelas ukur
Colony counter
9. Ditimbang sampel sosis yang sudah dihancurkan sebanyak 25 gram
Masukan ke dalam erlenmeyer berisi 225 ml media Buffer Peptone Water (BPW)
0,1% steril (Pengenceran 1 / P1)
Pindahkan 1 ml suspensi dari P1 dengan pipet steril ke dalam 9 ml media BPW
0,1% steril (Pengenceran 2 / P2)
Ulangi dengan cara yang sama dilakukan pengenceran sampai dengan
pengenceran 10-5 (P5).
Pipet 1 ml dari masing-masing pengenceran 10- 3 , 10-4 dan 10-5 ke cawan
petri steril
Tuang sebanyak 10-15 ml media cair plate count agar (Oxoid CM 0325) steril ke
cawan petri steril yang sudah berisi sampel pengenceran
Homogenkan dengan cara menggeserkan cawan horizontal atau membentuk
angka delapan
Tunggu dan biarkan hingga media memadat
Inkubasikan pada suhu 37 C dengan posisi cawan terbalik selama 24-48 jam
Hotung koloni menggunakan colony counter
A. Metode pour plate
Prosedur
11. Hasil pengamatan pada sampel sosis ayam yang didapat
dari dua pasar yang berbeda untuk Total Plate Count,
menunjukan bahwa jumlah koloni mikrobanya masih
rendah bila dibandingkan dengan SNI. Hasil analisis
stastistik untuk Total Plate Count menunjukkan bahwa
jumlah koloni mikroba pada sample sosis berbeda nyata
(P<0,05) antara sampel sosis yang didapat dari swalayan
(penyimpanan suhu dingin) dengan sample sosis yang
didapat dari pasar tradisional (penyimpanan suhu ruang).
Pembahasan
12. Pembahasan
Jumlah cemaran mikroba pada sampel sosis yang
didapat dari pasar tradisional menunjukkan angka yang
lebih tinggi yaitu sebesar 4,82350+0,41335
dibandingkan dengan sampel sosis yang didapat dari
swalayan yaitu sebesar 3,67968+0,41335. Hal tersebut
dapat disebabkan karena sosis yang dijual di pasar
tradisional tidak disimpan pada suhu dingin sehingga
pertumbuhan mikrobanya lebih banyak daripada sosis
dari swalayan. Selain itu sanitasi pada pasar tradisional
belum sebaik sanitasi yang dilakukan pada swalayan
sehingga kemungkinan cemaran mikrobanya juga lebih
tinggi.
13. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Sosis
ayam yang beredar di pasar sekitar kampus IPB Darmaga masih
layak untuk dikonsumsi karena cemaran mikrobanya masih
rendah dibandingkan dengan SNI, namun demikian cemaran
mikroba pada sosis yang berasal dari pasar tradisional lebih
tinggi dari pada yang berasal dari swalayan.
15. Pendahuluan
Sosis merupakan produk makanan olahan daging yang
dikemas dalam wadah yang tertutup rapat. Suhu ideal
penyimpanan sosis sekitar -18ºC, tetapi para pedagang di
pasar Flamboyan Pontianak menyimpan sosis pada suhu
ruang tanpa menggunakan fasilitas pendingin. Penggunaan
suhu rendah dalam pengawetan makanan tidak dapat
mematikan bakteri, sehingga pada saat sosis dikeluarkan dari
pendingin dan dibiarkan berada pada suhu ruang maka
pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dapat
berlangsung dengan cepat (Asmoel, 2009).
16. Bahan :
Sample sosis
Media Buffer Peptone Water (BPW)
Aquades
Media PCA (Plate Count Agar)
Alat :
Timbangan
Sendok
Mortar
Pipet volume
Tabung reaksi
Alat dan
Bahan
Erlenmeyer
Cawan petri
Gelas ukur
Colony counter
17. Ditimbang sampel sosis yang sudah dihancurkan sebanyak 25 gram
Masukan ke dalam erlenmeyer berisi 225 ml media Buffer Peptone Water (BPW)
Selanjutnya untuk pengenceran 10-1, diambil sebanyak 1 ml dari pengenceran
awal lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml Pepton Water
(PW)
Demikian juga untuk pengenceran 10-2 diambil sebanyak 1 ml dari pengenceran
10-1 lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml PW
Ulangi dengan cara yang sama dilakukan pengenceran sampai dengan
pengenceran 10-4.
Pipet 1 ml dari masing-masing pengenceran 10- 3 dan 10-4 ke cawan petri
steril.
Tuang sebanyak 10-15 ml media cair plate count agar steril ke cawan petri steril
yang sudah berisi sampel pengenceran.
Homogenkan dan dibiarkan hingga membeku.
Inkubasikan pada suhu 37 C dengan posisi cawan terbalik selama 24-48 jam
Hotung koloni menggunakan colony counter
A. Metode pour plate
Prosedur
19. Uji mikrobiologis dilakukan untuk mengetahui kandungan bakteri
aerob, S. aureus, dan Salmonella sp. pada sampel. Pertumbuhan
cemaran total bakteri terjadi pada permukaan media PCA. Hal ini
dikarenakan bakteri total bersifat aerob. Koloni total bakteri yang
tumbuh pada media PCA berbentuk bulat hingga tidak beraturan,
berwarna putih kekuningan dengan permukaannya yang licin.
Selain itu, bakteri tersebut dapat tumbuh pada suhu antara 15ºC-
55ºC, dengan suhu optimum 25ºC-40ºC dalam pangan. Hal inilah
yang menyebabkan cemaran total bakteri juga dapat tumbuh
pada sampel sosis daging ayam, karena sampel tersebut disimpan
pada suhu ruang, yaitu 28ºC-30ºC.
Pembahasan
20. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sampel sosis daging
ayam yang diperoleh dari pasar Flamboyan Pontianak, yang disimpan
pada suhu ruang (28ºC-30ºC) positif mengandung total bakteri aerob,
Coliform, E. coli, S. aureus dan Salmonella sp. Rata-rata total bakteri pada
sampel sosis daging ayam, yaitu < 1×105 CFU/g atau kurang dari standar
yang telah ditetapkan oleh SNI (7388:2009), sedangkan jumlah cemaran
bakteri Coliform, E. coli, S. aureus dan Salmonella sp. melebihi standar
yang telahi ditetapkan oleh SNI (7388:2009), yaitu Coliform >10 MPN/g, E.
coli > 3 MPN/g, S. aureus > 1×102 CFU/g dan salmonella sp. positif dalam
25 g sampel, sehingga dapat dikatakan bahwa sampel sosis daging ayam
tersebut tidak aman untuk dikonsumsi.