1. ILMU NUTRISI TERNAK
MKK123203
Dr. Ramaiyulis, S.Pt, MP
NIDN 0014067208
HP/WA 085263053550
PROGRAM STUDI BUDI DAYA TERNAK
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
TERNAK RUMINANSIA
2. Pencernaan
Makanan/ ransum :
Mengandung nutrisi/ zat makanan dalam struktur kompleks :
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Mineral
5. Vitamin
6. Air
Dicerna dalam saluran cerna
Tujuan pencernaan : memecah struktur kompleks menjadi struktur sederhana
Agar bisa diserap
1. Karbohidrat glukosa diserap
2. Protein asam amino diserap
3. Lemak asam lemak + gliserol diserap
4. Mineral unsur mineral diserap
5. Vitamin vitamin bebas diserap
6. Air air bebas diserap
3. Nutrisi Bentuk kompleks Bentuk sederhana/ bisa
diserap
Karbohidrat
Pati/ amilum
GlukosaGula/ sukrosa
Serat/ Selulosa
Protein Polipeptida
Asam amino
Lemak Trigliserida Asam lemak + Gliserol
Vitamin Vitamin larut dalam lemak Vitamin bebas
Mineral Mineral kompleks Unsur mineral
Air Air Air
6. Mulut
Rahang kiri Rahang kanan
Rahang Atas M3 P3 I0 I0 P3 M3
Rahang Bawah M3 P3 I4 I4 P3 M3
Susunan Gigi Ruminansia
Sebelah kanan Sebelah kiri
Molar bergerigi
untuk memecah
selulosa
Premolar Gigi seri
7. • Saliva
Terdapat 8 kelenjar saliva pada ruminansia yang menghasilkan
saliva dalam jumlah banyak 5-14 liter/hari pada domba, 180
liter/ hari pada sapi
Saliva mengandung air 70%, isotonik kuat HCO3 dan HPO4
yang berfungsi sebagai buffer dalam menjaga pH cairan rumen
tetap netral (pH 8,2-8,4. Saliva mengandung mucus sebagai
pelicin yang membantu dalam proses pengunyahan dan
penelanan. Saliva mengandung amonia untuk suplai nitrogen
bagi mikroba
Saliva diproduksi ketika ruminan mengunyah makanan baik
ketika makan maupun ketika ruminasi. Semakin kasar Tekstur
fisik dan semakin rendah kandungan air pakan menyebabkan
semakin tinggi produksi saliva. Produksi saliva ketika makan
ransum konsentrat hanya 0,68 g/ g pakan, jauh lebih rendah jika
ternak makan ransum hijauan kering (hay) yaitu 3,63 g/ g pakan.
9. Rumen
• Ruangan paling besar dalam lambung
100-150 liter
• terbagi atas kantong-kantong (sac)
• terletak pada rongga perut sebelah
kiri
• Terbagi atas :
zona gas : CO2, CH4
zona apung = ingesta (makanan
baru)
zona cairan = cairan dan metabolit
yang terlarut bersama mikroba
zona endapan = ingesta yang tida
tercerna dan benda-benda asing
• Tempat mencampur makanan dengan
mikroba rumen
• Tempat absorbsi VFA dan NH3
10. Retikulum
• Retikulum dengan rumen menjadi
satu kesatuan = retikulo-rumen
• Retikulum memompa bolus
makanan kembali ke mulut untuk
ruminasi
• Retikulum menangkap benda asing
yang masuk (besi, batu, plastik dll)
• Tempat absorpsi VFA, NH3
11. Omasum
• Bentuk elips
• terletak sebelah kanan retikulum
• Permukaan berbentuk lembaran-lembaran buku (perut
buku/ perut kitab)
• Fungsi :
- memfilter makanan yang halus setelah ruminasi
masuk ke omasun
- absorbsi air sehingga kondisi makanan disini
berubah dari cair menjadi padat
• Pada anak sapi terdapat saluran langsung dari esofagus
ke omasum agar air susu bisa langsung ke omasum
sehingga terlepas dari fermentasi mikroba rumen
12. Abomasum
• Letak : dasar perut kanan bawah
• Bentuk : memanjang
• Bagian dalam : terdapat kelenjar yang
menghasilkan getah lambung
• Getah lambung : mukus, HCl, enzim renin,
pepsinogen
• Tempat awal terjadi pencernaan Enzimatis
13. Mikroba Rumen
Jenis mikroba rumen :
1. Mikro fauna = protozoa
2. Mikrob flora = bakteri, jamur
Populasi protozoa = 104 – 105 sel/ ml
Populasi Bakteri = 1010 – 1011 sel/ml
Populasi jamur = 104 sel/ ml
Fungsi mikroba =
1. Membantu proses pencernaan (penc. Fermentatif)
2. Biomassa mikroba terikut bersama partikel makanan
ke usus akan tercerna dan terserap sebagai sumber
protein bagi ruminansia (protein mikroba)
14. Pencernaan fermentatif di rumen
Keuntungan :
1. Rumen dapat menampung banyak pakan
2. Mikroba menghasilkan enzim selulase sehingga dapat
mencerna serat kasar (selulosa) menjadi VFA (vollatile
fatty acids= asetat, propionat, butirat)
3. Dapat menggunakan NPN sebagai sumber protein
4. Dapat mensintesis vitamin
Kerugiannya :
1. Banyak energi terbuang sebagai gas metan
2. Protein nilai hayati tinggi terdegradasi menjadi
amonia
15. Usus halus
Usus halus terbagi atas :
• Duodenum: merupakan sambungan dari abomasum tempat
sekresi enzim tripsin dan pepsin dan terjadinya pencernaan
protein secara enzimatis dan penyerapan dalam bentuk asam
amino.
• Jejenum: bagian tengah dari usus halus
• Illeum: sambungan dari jejenum dan berbatas ke usus besar
• Kedalam usus halus masuk 3 sekresi :
- Cairan duodenum : cairan buffer untuk menetralisir asam
lambung
- Cairan empedu : untuk mengemulsi lemak
- Cairan pankreas : mengandung enzim lipase
16. Usus Besar Usus besar terdiri dari :
• Sekum: Sekum berupa kantong
buntu yang berfungsi untuk
pencernaan fermentatif oleh
mikroba dalam yang hidup dalam
sekum yaitu jenis bakteri.
• Kolon: Kolon berupa saluran usus
besar yang panjang tempat
penyerapan terutama air. Pada
kambing dan domba terjadi
penyerapan air di kolong yang
menyebabkan kotoran menjadi
kering dan bulat hasil perasan dari
dinding kolon.
• Rektum: merupakan tempat
penampungan
18. Empedu
Fungsi Empedu :
• Membantu pencernaan dan penyerapan
lemak
• Berperan dalam pembuangan limbah tertentu
dari tubuh, terutama hemoglobin yang berasal
dari penghancuran sel darah merah dan
kelebihan kolesterol.
19. Hati
Fungsi hati :
• Memproduksi cairan empedu
• Memetabolisme protein, lemak dan
karbohidrat
• Penyimpanan mineral dan vitamin larut
lemak.
• Pusat detoksifikasi zat yang beracun di dalam
tubuh.
20. Pankreas
Terdapat pada lengkungan duodenum
Fungsi pankreas :
• Menghasilkan enzim pencernaan :
- Protease : pencerna protein
- Amilase, sukrase, maltase = pencerna karbohidrat
- Lipase = pencerna lemak
- Nuklease = pencerna asam nukleat (protein mikroba)
• Menghasilkan hormon insulin dan glukogen (kelenjar
endokrim) dan melepaskan ke dalam darah untuk
metabolisme karbohidrat.
21. Organ Nama Enzim Fungsi enzim
LAMBUNG
HCl (as. Klorida) Membunuh mikroba, mengkoagulasi protein
Pepsin Mengubah protein menjadi peptida
Renin (pedet) Mengubah kasein susu menjadi peptida
Lipase Mengubah lemak menjadi trigliserida
USUS
HALUS
Peptidase Mengubah peptida asam amino
Maltase Mengubah pati glukosa
Sukrase Mengubah sukrosa (gula) glukosa
Lipase Mengubah lemak as. Lemak + gliserol
PANKREAS
Tripsin Mengubah protein peptida
Lipase Mengubah lemak as. Lemak + gliserol
Amilase Mengubah pati glukosa
22. • Ruminasi = Memamah biak
• Regurgitasi: yaitu bolus makanan yang berada didalam
lambung dikeluarkan/ dimuntahkan kembali ke mulut.
• Remastikasi: yaitu pengunyahan kembali bolus makanan
agar lebih halus, untuk memudahkan penetrasi enzim
mikroba rumen dalam fermentasi rumen.
• Resalivasi: mencampur bolus makanan dengan saliva.
Pengunyahan memberikan ransangan kepada kelenjar
saliva untuk mensekresikan saliva.
• Reswalowing: setelah selesai dikunyah, bolus makanan
ditelan kembali ke dalam lambung.
24. Rumen
Terjadi proses fermentasi
oleh mikroba rumen
terutama selulosa dan
protein.
Makanan
masuk ke
lambung
Retikulum
Makanan dibentuk menjadi
gumpalan-gumpalan kasar
disebut bolus
Bolus dari
retikulum
dikeluarkan
kembali ke
mulut
Omasum
Terjadi penyerapan air dan
zat makanan
Abomasum
Terjadi sekresi asam
lambung (HCl) dan enzim
proteinase sehingga
makanan berbentuk bubur
(Kim)
Kim menuju
usus halus
Usus Halus
25. Makanan/ ransum :
Hijauan (rumput, jerami,
silase)
Konsentrat (dedak,
bungkil, jagung, sagu dll)
Mulut
Lambung
Usus halus
Usus besar
Anus
Feses
Sisa pencernaan
Pencernaan mekanik untuk
memperhalus partikel makanan agar
bisa kontak dengan enzim pencernaan
Pencernaan fermentatif oleh mikroba
rumen
Rumput Selulosa VFA diserap
Konsentrat pati VFA diserap
Protein amonia (NH3) difiksasi
mikroba
diresikel
Protein by pass masuk UH
Pencernaan Enzimatis oleh enzim
pencernaan.
Protein asam amino diserap
Pencernaan fermentatif oleh mikroba
di sekum dan penyerapan air
26. • Eruktasi
Eruktasi merupakan pengeluaran gas fermentasi dari rumen
melalui mulut. Gas fermentasi terdiri dari sebagian besar CO2
65%, metan (CH4) 27%, N2 7%, O2 0,6%, H2 0,2% dan H2S 0,01%.
Gangguan eruktasi akan menyebabkan ternak menjadi kembung
(bloat) yang sering terjadi ketika ternak mendapat rumput muda
dan basah.
27. isme Protein dalam rumen
Protein Kasar
NPN ProteinAmonia (NH3)
Peptida
Asam Amino
Protein Mikroba
RUDP
(bypass Protein)
hidrolysis
Syntesis
protein
mikroba
Protein untuk ruminant
29. Kecernaan
Zat makanan tercerna = Jumlah yang dimakan – jumlah keluar di feses
Kecernaan =
Jumlah yang dimakan – jumlah keluar di feses
Jumlah yang dimakan
X 100%
Faktor penghambat kecernaan :
1. Kandungan lignin dan silika
yaitu senyawa yang berikatan dengan selulosa yang sulit diputus oleh enzim
selulase mikroba sehingga selulosa tidak dapat tercerna.
misalnya pada jerami padi tinggi lignin dan silika sehingga kecernaannya rendah
(hanya 40%).
meningkatkannya dengan amoniasi, fermentasi.
2. Kualitas makanan
Makanan berkualitas rendah sulit dicerna (struktur kasar, keras)
Konsentrat lebih mudah dicerna dibanding hijauan
Kecernaan pada ruminan dapat ditentukan dengan 3 cara :
• In vivo = langsung pada ternak selisih jumlah konsumsi dengan feses
• In vitro = menggunakan rumen tiruan bisa mengukur kecernaan rumen
• In sacco = menggunakan kantong yang dimasukan ke rumen dilobangi (fistula)
30. Evaluasi
• Apa keistimewaan pencernaan ternak ruminansia
dibanding herbivora lainnya ?
• Kanapa sapi bisa hidup tumbuh dan berkembang
dengan baik dengan makanan berkualitas rendah
?
• Kenapa ruminan tidak ekonomis bila diberi
ransum seperti makana ayam ?
• Bagaimana ruminan mencerna rumput dalam
jumlah besar ?
• Kenapa terjadi kembung pada ruminan ?
• Kenapa sapi dikatakan memamah biak ?
• Apa yang terdapat didalam feses ?