2. Compact city
Compact City adalah suatu konsep perencanaan kota terfokus kepada
kepadatan hunian yang relatif tinggi pada guna lahan campuran, lebih
mengandalkan sistem transportasi umum yang efisien, termasuk aktivitas
pejalan kaki dan bersepeda sehingga mengurangi penggunaan
kendaraan bermotor pribadi
Konsep perencanaan ruang secara kompak harus didukung dengan
hunian vertikal, dengan sistem bangunan ramah lingkungan (green
building), massa kompak, didukung dengan konsep fungsi lahan campuran
(mixed land use), konsep jalan yang lengkap dan hidup (complete street),
ramah terhadap pejalan kaki, pesepeda, angkutan umum, akses untuk
penyandang cacat, lanjut usia, anak, dan perempuan.
3. Aspek Urban Sprawl Compact City Strategy
Pola
Pertumbuhan
Pembangunan pada peri – peri kota,
ruang hijau, dan melebar
Pembangunan pada sisa –
sisa ruang
Guna Lahan Homogen, terpisah - pisah “mixed” Cenderung menyatu
Skala
Bangunan lebih besar, jalan lebih
lebar, kurang detil, artikulasi untuk
pengendara mobil
Skala manusia, kaya dengan
detail, artikulasi bagi pejalan
kaki
Layanan
Komunitas
Shopping Mall, perjalanan mobil, jauh
Main Street, Pejalan kaki,
fasilitas mudah ditemukan
Transportasi
Transportasi berorientasi pada
kendaraan pribadi, kurang
penghargaan pada pejalan kaki,
sepeda atau transit publik
Transportasi multi-sarana,
penghargaan pada pejalan
kaki, sepeda, dan transit
publik
Desain Jalan
Jalan didesain untuk memaksimalkan
volume kendaraan dan kecepatannya
(collector road, cul de sac)
Jalan didesain untuk
mengakomodasikan berbagai
macam kegiatan (traffic
calming, grid streets)
Desain
Bangunan
Bangunan jauh terletak di belakang
(set back), rumah tinggal yang
berpencar
Bangunan sangat dekat
dengan jalan, tipe tempat
tinggal beragam
Ruang Publik
Perujudan kepentingan pribadi (yards,
shopping mall, private clubs, gated
communities)
Perujudan kepentingan
public ( streetscapes,
pedestrian environment,
public park )
Proses
Perencanaan
Kurang terencana, hubungan pelaku
pembangunan dan aturan lemah
Terencana dan hubungan
pelaku dan pembangunan
baik (Community Based)
RespondariUrbanSprawl
4. Manfaat Compact City
Mengurangi ecological foot print yang disebabkan
ketergantungan kendaraan bermotor
Pelayanan transportasi lebih baik
Peningkatan aksesibilitas secara keseluruhan
Regenerasi kawasan perkotaan dan vitalitas perkotaan
Kualitas hidup lebih tinggi
Preservasi ruang terbuka hijau
5. Transit-Oriented
Development (TOD)
Kawasan berorientasi transit didefinisikan sebagai suatu komunitas
yang compact, dan mixed-used dan memiliki titik transit sebagai
pusatnya. Calthrope (1993) didefinisikan sebagai suatu komunitas
multi fungsi dengan radius berkisar 2000 ft (610m).
Konsep Transit Oriented Development (TOD) diawali dengan
konsep aktivitas pergerakan manusia, baik dengan moda
maupun berjalan. Pergerakan sebagai salah satu aktivitas yang
paling banyak dilakukan oleh manusia, diwadahi dengan
penempatan-penempatan pusat-pusat aktivitas yang terintegrasi
dengan titik-titik transit
6. Variabel
Pembentuk TOD
• Fungsi Transit
• Area Komersial Pusat
• Area Hunian Campuran
• Fungsi Ruang Publik
• Area Sekunder
• Fungsi campuran
7. Tujuan TOD
Tujuan Ekonomi
Membuat permukiman yang bervariasi dengan banyak tipe di sekitar kawasan transit.
Mengurangi biaya transportasi untuk kendaraan Pribadi
Tujuan Lingkungan
Meningkatkan kualitas udara, menghemat penggunaan energi dan membuat lingkungan
yang berkelanjutan.
Mengurangi penyebaran kawasan sub-urban yang tidak terkendali.
Tujuan Sosial
Menawarkan lebih banyak pilihan untuk tinggal dan bekerja.
Memungkinkan akses yang baik ke tempat kerja.
Menciptakan lingkungan kota yang mendorong terciptanya interaksi antara kelompok
sosial yang berbeda
Tujuan Perencanaan/Transportasi
8. Traditional Neighborhood
Development (TND)
Traditional Neighbourhood Development (TND). Merupakan konsep yang
diperkenalkan oleh Andres Duany dan Elizabeth Plate-Zyberk (1994). TND ini
dioperasikan pada skala yang lebih kecil dari TOD. Unit dasar dari TND adalah
neighbourhood, yang dibatasi ukuran 16-18 hektar dan dikonfigurasikan dalam
radius tidak lebih 2,3 kilometer.
Sama dengan TOD, hunian terdapat fasilitas pendidikan, pusat kesehatan, toko
kebutuhan dan hiburan. Kelompok neighbourhood membentuk villages, yang
dipisahkan satu sama lain dengan taman, tetapi dihubungkan dengan jalan
utama. Area komersial dan fasilitas publik digunakan untuk melayani village
seperti fasilitas rekreasi dan bioskop atau skala besar seperti fasilitas publik
seperti pemadam kebakaran, pusat pertemuan atau rumah peristerahatan.
9. Gambar 14. Layout jalan dan gang yang berpola grid terarahkan pada sebuah square di bagian
pusatnya. Square ini didefinisikan oleh bangunan mixed use dengan ketinggian 2 hingga 3 lantai
yang pada perkembangannya menjadi area komersial dan retail penunjang lingkungan sekitarnya.
Area komersial yang utama dibagi dalam 2 area retail.
Sumber: The Seaside Story.htmp
Inti dari TND merupakan jaringan jalan dengan koneksi frekuensial – yang memperlancar
aliran lalu lintas karena menyediakan jalur untuk berbagai perjalanan. Jaringan seperti
membuat pedestrian dan pergerakan kendaraan tidak bermotor lebih mudah dengan
memperlambat lalu lintas kendaraan dan membuat perjalanan semakin dekat
dibandingkan dengan tempat yang memiliki hirarki sistem jalan.
10. Density
Density (Kepadatan) sederhananya adalah banyaknya jumlah manusia
dalam suatu batas ruang tertentu. Hal ini dapat diperlihatkan dari jumlah
manusia berbanding luas ruang baik berupa ruang kota atau kawasan
tertentu.
Menurut Carey (1972) dan Curson (1964) berdasarkan kepadatan di luar
dan didalam rumah terdapat 4 jenis kepadatan yakninya :
• Kepadatan pedesaan (rural density) dimana kepadatan didalam
rumah tinggi tetapi kepadatan di luar rendah.
• Kepadatan pinggiran kota (suburb density) dimana kepadatan
didalam maupun diluar rumah rendah.
• Kepadatan permukiman mewah perkotaan dimana kepadatan
didalam rumah rendah sedang kepadatan diluar rumah tinggi.
• Kepadatan permukiman kumuh (squarter density) dimana kepadatan
didalam maupun diluar rumah tinggi.
11. Elemen pengukur tingkat
kepadatan kota
Aspek/Dimensi Indikator
Kepadatan Penduduk Jumlah Penduduk per Ha
Jumlah Rumah Tangga per Ha
Rata-rata Kepadatan per Kecamatan
Kepadatan Terbangun Jumlah Penduduk per Ha Lahan Terbangun
Jumlah Rumah Tangga per Ha Lahan Terbangun
Jumlah Penduduk per Ha Lahan Permukiman
Jumlah Rumah Tangga per Ha Lahan
Permukiman
Kepadatan Sub-Pusat Kepadatan Kecamatan (ward) Terpadat
Rata-rata 4 Kecamatan Terpadat
Variasi Kepadatan Kecamatan
Kepadatan Perumahan Persen Sediaan Rumah untuk Rumah Kepadatan
Tinggi
Persen Sediaan Rumah untuk Rumah Kepadatan
Rendah
Persen Sediaan Rumah untuk Rumah Kecil
Persen Sediaan Rumah untuk Rumah Besar
12. Kelebihan dan kekurangan
kepadatan penduduk
Dampak Positif Dampak Negatif
1. Aglomerasi ekonomi
2. Pengurangan ketergantungan
terhadap kendaraan pribadi
3. Konservasi lahan terbuka
hijau dan lahan pertanian
4. Efisiensi pembangunan
infrastruktur
1. Berkurang kualitas perumahan
2. Sulit mengakses ruang terbuka
hijau
3. Sulit menyediakan air bersih
yang memadai
4. Memusatnya polusi dan
bising perkotaan