SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
1
DASAR HUKUM
Konvensi Internasional
2
The Hague Rules 1924 :
Tanggung jawab pengangkut dimulai saat barang dimuat
kedalam kapal dipelabuhan pemuatan dan berakhir saat
barang dibongkar dari kapal dipelabuhan pembongkaran.
DASAR HUKUM
2
The Hague Rules 1924 :
Tanggung Jawab Pengangkut
barang mulai dimuat
barang dibongkar
DASAR HUKUM
The Hague — Visby Rules 1968
2
Tanggung jawab pengangkut meliputi pexiode sejak
barang dimuat kedalam kapal sampai dengan saat
barang dibongkar dari kapal atau ” taekle to tackle ”.
DASAR HUKUM
Hamburg Rules 1978
2
batas pertanggung jawaban pengangkut adalah pada
saat berada dibawah penguasaanya di pelabuhan
pemuatan, Selama berlangsungnya pengangkutan dan
di pelabuhan pembongkaran.
Istilah menguasai barang yang dimaksudkan adalah:
Hamburg Rules 1978
Istilah menguasai barang yang dimaksudkan adalah:
2
1. mulai pada waktu pengangkut mengambil alih
barang-barang dari :
a. pengirim, atau orang yang benindak atas nama
pengirim ; dan
b. penguasa yang berwenang atau pihak ketiga yang
menurut hukum atau peraturan yang berlaku
dipelabuhan pemuatan dimana barang- barang
harus diserahakan untuk pengapalannya
Hamburg Rules 1978
Istilah menguasai barang yang dimaksudkan adalah:
2
2. Sampai saat carrier menyerahkan barang-barang :
a. kepada penerima
b.dalam hal penerima tidak menerima barang-barng
dari pengangkut, dengan cara menempatkan barang-
barang itu dalam pengurusan si penerima sesuai dengan
kontrak atau hukum atau kebiasaan dalam
perdagangan, yang berlaku dipelabuhan pembongkaran
c.dengan menyerahkan barang-barang kepada
penguasa yang berwenang atau pihak ketiga yang
menurut hukum atau peraturan yang berlaku
dipelabuhan pembongkaran, dimana barang-barang itu
harus diserahkannya.
Hamburg Rules 1978
menghapuskan kekebalan pengangkut dengan
asas tanggung jawab penuh, kecuali keadaan luar
biasa yang tidak dapat dikuasainya. Dengan
demikian, pengangkut tetap bertanggung jawab
atas ” navigational fault " yang dilakukan oleh
nahkoda atau para pelaut.
2
Perbandingan antara The Hague Rules dan
Hamburg Rules
2
International Chamber of Commerce Rules 19
78 (ICC Rules 19 78 )
2
"Pengangkut bertanggung jawab atas kehilangan
atau kerusakan barang yang terjadi antara saat
membawa barang selama pengangkutan dan
waktu pengiriman"
Multimoda Transport Rules 1980
2
" International Multimodal Transport " adalah
pengangkutan barang dengan menggunakan
sekurang-kurangnya dua moda atau wahana
angkutan yang berbeda dari suatu tempat
dinegara tertentu dimana barang diambil alih
penguasaannya oleh ” Multimodal Transport
Operator ” selaku pengangkut, kesuatu tempat
yang ditentukan dinegara lain sebagimana
tercantum cialam Multimodal Transport Bill of
Lading.
Multimoda Transport Rules 1980
2
Pengangkut dalam konvensi ini disebut
Multimodal Transport Operator adalah setiap
orang yang melaksanakan sendiri atau
melakukannya melalui orang lain yang bertindak
atas namanya menyelenggarakan transportasi
antar moda berdasarkan suatu kontrak dapat
bertindak sebagai pengangkut yang sebenarnya
atau sebagai orang yang membuat kontrak
transportasi multimodal bukan sebagai agen,
tetapi sebagai prinsipal.
Multimoda Transport Rules 1980
2
Konvensi menganut prinsip bahwa Multimodal
Transport Operator bertanggung jawab atas
barang sejak dan selama barang berada dalam
kekuasaannya. Dengan demikian, periode
tanggung jawab pengangkut dalam Multimodal
Transport sama dengan ketentuan periode
tanggung jawab pengangkut dalam ICC Rules.
Perbandingan Tanggung Jawab Pengangkut
dalam System Containerisasi Angkutan Barang
2
DASAR HUKUM
Hukum Indonesia
2
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD):
Perjanjian pengangkutan mewajibkan pengangkut menjaga
keselamatan barang yang diangkut sejak saat penerimaan sampai
saat penyerahannya.
Pengangkut bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan
karena terlambat diserahkannya barang yang diangkut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia ( PP No. 17 Tahun
2008 ) :
“Perusahaan angkutan di perairan bertanggung jawab terhadap
muatan kapal sesuai dengan jenis dan jumlah yang dinyatakan
dalam dokumen muatan dan/atau perjanjian kontrak
pengangkutan yang telah disepakati “
DASAR HUKUM
Hukum Indonesia
2
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD):
Perjanjian pengangkutan mewajibkan pengangkut menjaga
keselamatan barang yang diangkut sejak saat penerimaan sampai
saat penyerahannya.
Pengangkut bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan
karena terlambat diserahkannya barang yang diangkut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia ( PP No. 17 Tahun
2008 ) :
“Perusahaan angkutan di perairan bertanggung jawab terhadap
muatan kapal sesuai dengan jenis dan jumlah yang dinyatakan
dalam dokumen muatan dan/atau perjanjian kontrak
pengangkutan yang telah disepakati “
KUH PERDATA (BW)
Tentang Perikatan
2
Hukum kontrak adalah keseluruhan dari norna hukum yang
mengatur hubungan hukum antara dua pihak atau lebih
berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum
Asas yang penting:
1. asas kebebasan berkontrak
2. asas konsensualisme
3. asas kepastian hukum
4. asas itikad baik
5. asas kepribadian ( Personalitas )
6. asas tanggumg gugat
KUH PERDATA (BW)
Tentang Perikatan
2
1. asas kebebasan berkontrak
Asas kebebasan berkontrak adalah suatu asas yang memberikan
kebebasan kepada para pihak untuk :
a). membuat atau tidak membuat perjanjian ;
b). mengadakan perjanjian dengan siapapun ;
c). menentukan isi perjanjian, pelaksanaan dan persyaratannya ;
d). menentukan bentuk pexjanjian, yaitu tertulis atau lisan.
2. asas konsensualisme
Asas konsensualisme merupakan asas yang menyatakan bahwa
perjanjian pada umumnya tidak diadakan secara formal, tetapi
cukup dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak.
Kesepakatan merupakan persesuaian antara kehendak dan
pernyataan yang dibuat oleh kedua belah pihak.
KUH PERDATA (BW)
Tentang Perikatan
2
3. asas kepastian hukum
Hakim atau pihak ketiga harus menghormati substansi kontrak
yang dibuat oleh para pihak sebagai layaknya sebuah undang-
undang
" Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-
Undang bagi yang membuainya ",
4. asas itikad baik
Asas itikad baik merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak
pemberi dan pengguna harus melaksanakan substansi kontrak
berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang tegak atau
kemauan baik para pihak.
KUH PERDATA (BW)
Tentang Perikatan
2
5. asas kepribadian ( Personalitas )
Asas personalitas merupakan asas yang menentukan bahwa
seseorang yang akan melakukan dan atau membuat kontrak
hanya untuk kepentingan perseorangan saja
6. asas tanggung gugat
perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan
kedua belah pihak.
KUH PERDATA (BW)
Tentang Perikatan
2
Dalam perjanjian pengangkutan laut antara pengirim barang dan
pengangkut kecuali carter, dibuat secara lisan artinya cukup
dengan kesepakatan. Kesepakatan tersebut sebelumnya didahului
dengan adanya kesesuaian antara penawaran yang diberikan
pengangkut dan permintaan yang dikehendaki oleh pengirim
barang. Persesuaian antara penawaran dengan pennintaan pada
umumnya tentang besarnya uang tambang atau " freight rate ”
tanggal keberangkatan dan tanggal tiba dipelabuhan tujuan serta
kondisi alat angkut yang disediakan. Tentang kondisi alat angkut
pihak pengangkut akan memberikan informasi bahwa kapalnya
memiliki ” document of compliance " artinya kapal yang
bersangkutan telah memenuhi dan melaksanakan " International
Safety Management "
KUH PERDATA (BW)
Tentang Perikatan
2
Setelah ada kesepakatan, pengirim barang akan mengirimkan ”
Shipping Instruction " kepada pengangkut yang berisi keterangan
rinci tentang pengirim, penerima, barang yang akan dikirimkan,
tempat pembayaran uang tambang dipelabuhan pemberangkatan
atau dipelabuhan tujuan dan ukuran jenis container yang
diperlukan. Ditinjau dari sisi hukum perdata, perjanjian dalam
pengangkutan barang melalui laut, memiliki kesamaan dalam
asas-asas hukumnya. Asas kebebasan berkontrak masing-masing
pihak, baik pengirimn barang, maupun pengangkut bebas untuk
menentukan isi perjanjian, bentuk perjanjian dan syarat-syarat
perjanjian. Diluar perjanjian charter, perjanjian dalam
pengangkutan barang melalui laut dibuat secara Lisan, hal ini
selaras dengan asas konsensualisme. Sebagai bukti adanya
perjanjian, pihak pengangkut menerbitkan bill of lading yang
dibuat secara tertulis yang memuat kewajiban dan hak
KUH PERDATA (BW)
Tentang Perikatan
2
Sebagai bukti adanya perjanjian, pihak pengangkut menerbitkan
bill of lading yang dibuat secara tertulis yang memuat kewajiban
dan hak masing-masing pihak, keterangan rinci tentang barang
yang diangkut, pengirim dan penerima barang serta syarat-syarat
penyerahan barang. Dengan adanya bill of lading dapat dikatakan
perjanjian memenuhi asas kepastian hukum, karena bill of lading
dibuat secara tertulis dan merupakan lanjutan dari perjanjian
yang dibuat secara lisan. Oleh karena bill of lading yang
merupakan dokumen pengangkutan merupakan lanjutan dari
perjanjian pengangkutan barang melalui laut, maka memenuhi
asas tanggung gugat, karena didalam dokumnen tersebut diatur
tentang ganti rugi yang diberikan pengangkut bila ferjadi
kerusakan atau kehilangan barang selama dalam periode
tanggung jawab pengangkut.
Wetboek van koophandel
2
Asas Hukum yang penting:
1. asas manfaat
2. asas kepastian hukum
3. asas konsensual
4. asas keselamatan barang
5. asas pembuktian dengan dokumen
6. asas koordinatif
7. asas kebebasan berkontrak
8. asas tanggung gugat
Wetboek van koophandel
2
1. asas manfaat
Adanya kegiatan mengangkut barang dari suatu tempat ke
tempat lain yang utilitasnya lebih tinggi, sehingga dapat
rnemberikan manfaat bagi kemanusiaan dan peningkatan
kesejahteraan
2. asas kepastian hukum
Ini dibuktkan bahwa pengangkutan barang melalui laut dilakukan
dengan perjanjian atau perjanjian tertulis ataupum lisan yang
dibuktikan dengan adanya dokumen pendukung
Wetboek van koophandel
2
3. asas konsensual
Asas ini dapat dilihat bahwa perjanjian pengangkutan tidak
diharuskan dalam bentuk tertulis, cukup dengan kesepakatan
para pihak
4. asas keselamatan barang
perjanjian pengangkutan mewajibkan si pengangkut untuk
menjaga akan keselamatan barang yang harus diangkutnya mulai
saat diterimanya, hingga saat diserahkannya kepada si penerima
ditempat tujuan.
Wetboek van koophandel
2
5. asas pembuktian dengan dokumen
Setiap pengangkutan barang selalu dibuktikan dengan dokumen
angkutan. Tidak ada dokmnen angkutan, berarti tidak ada
perjanjian pengangkutan.
6. asas koordinatif
Disini antara pengirim dengan pengangkut derajatnya sama
tingginya, pengirim bukan bawahan pengangkut dan demikian
juga sebaliknya, sehingga keduanya memiliki hubungan
koordinasi demi terselenggaranya pengangkutan.
Wetboek van koophandel
2
7. asas kebebasan berkontrak
Para pihak bebas untuk mengadakan suatu perjanjian
pengangkutan dan untuk menetukan isinya.
8. asas tanggung gugat
menyatakan bahwa si pengangkut diwajibkan mengganti segala
kerugian yang disebabkan karena barang tersebut sebagian atau
seluruhnya tidak dapat diserahkannya, atau karena teljadi
kerusakan barang, kecuali kerusakan tersebut disebabkan oleh
suatu malapetaka yang selayaknya tidak dapat dicegah, maupun
dihindarinya, atau cacat bawaan barang tersebut, atau oleh
kesalahan dari si pengirim. Dengan demikian pengangkut bersedia
Lmtuk menerima tanggung gugat dari pemilik barang atas barang
yang diangkutnya. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu
fungsi bill of lading adalah merupakan bukti adanya perjanjian
pengangkutan.
PENGANGKUT
Wetboek van koophandel
2
pengangkut adalah orang yang baik dengan persetujuan charter
menurut waktu, atau charter menurut perjalanan atau menurut
persetujuan lain, mengikatkan diri untuk menyelenggarakan
pengangkutan barang yang seluruhnya atau sebagian melalui laut.
Pengangkut adalah pemilik kapal atau pencarter kapal yang
mengadakan perjanjian kontrak pengangkutan dengan pengirim
barang.
The Hague Rules
Pengapalan Barang dengan
Container
2
Pada pengapalan barang dengan container
ada dua system yang dapat dilakukan yaitu
dengan system Full Container Load ( FCL )
atau system Less than Container Load (LCL).
Pengapalan Barang dengan
Container
2
System Full Container Load (FCL)
Pada system ini, satu container diisi barang-
barang milik satu eksportir yang ditujukan
kepada satu importir tertentu
Pengapalan Barang dengan
Container
2
System Full Container Load (FCL)
stujfing " dilakukan digudang eksportir, dilakukan dibawah
pengawasan eksportir dan petugas Bea dan Cukai. Selanjutnya
container yang sudah berisi barang eksport tersebut diangkat ke
container yard ( CY ), dan eksportir mengurus custom clearance
atau eksport dikantor Bea dan Cukai. Setelah memperoleh
clearance eksport dari bea dan cukai, copy dokumen
Pemberitahuan Eksport Barang ( PEB ) yang sudah diberi tanda "
Fiat Muat " atau setuju dimuat dan dokumen tanda terima di CY
,yaitu EIR ( Equipment Interchange of Receipt ), diberikan kepada
carrier atau pengangkut sebagai bukti bahwa container sudah
berada di CY, sudah memperoleh clearance eksport dan siap untuk
diangkut.
Pengapalan Barang dengan
Container
2
System Full Container Load (FCL)
Selanjutnya carrier mengambil alih tanggung jawab dan
melaksanakan pengangkutan dimulai dari container yard pelabuhan
asal barang sampai dengan Container Yard pelabuhan tujuan yang
meliputi dua wahana atau moda transportasi yaitu moda angkutan
darat dan moda angkutan laut, sehjngga dikenal dengan sebutan "
Combined Transport ”. Dengan demikian, Container Yard ( C Y ),
rnerupakan "place of taking in charge " dari shipper kepada carrier.
Pengapalan Barang dengan
Container
2
System Full Container Load (FCL)
Dari titik inilah carrier mulai bertanggung jawab
terhadap barang yang diangkutnya sehingga
dikatakan bahwa periode tanggung jawab
pengangkut mulai dari CY pelabuhan permuatan
dan berakhir sampai dengau CY pelabuhan tujuan
dan dicantumkan dalam bill of lading CY to CY.
Pengapalan Barang dengan
Container
2
System Less than Container Load (LCL)
Pada system ini satu container berisi barang-
barang milik beberapa eksportir untuk
beberapa importir dengan pelabuhan tujuan
yang sama.
Pengapalan Barang dengan
Container
2
System Less than Container Load (LCL)
Apabila, eksportir akan mengekspor barang dengan
jumlah yang sedikit, maka oleh carrier barang tersebut
akan dikonsoldasikan dengan barang- barang milik
eksportir lain dengan tujuan yang sarna. Penggabungan
barang-barang tersebut dilakukan oleh Carrier digudang ”
Container Freight Station ” ( CFS). Dengan demikian,
eksportir berkewajiban mengangkut barang yang akan
dikapalkan kegudang CFS dan melakukan custom
clearance dikantor Bea dan Cukai untuk rnemperoleh Fiat
Muat
Pengapalan Barang dengan
Container
2
System Less than Container Load (LCL)
Apabila barang sudah berada digudang CFS dan dokumen
PEB ( Pemberitahuan Ekspor Barang ) sudah memperoleh
fiat muat, maka eksportir memberikan copy PEB tersebut
kepada carrier, artinya barang sudah siap untuk
dikapalkan dan sudah berada digudang CFS, selanjutnya
menyerahkan tanggung jawabnya kepada carrier. Carrier
setelah menerima penyerahan barang selanjutnya
melakukan stufiing atau memuat barang kedalam
container dibawah pengawasan petugas Bea dan Cukai.
Pengapalan Barang dengan
Container
2
Apabila container sudah penuh berisi barang-barang
ekspor milik beberapa eksportir, maka container disegel
atau diberi "seal " oleh Bea dan Cukai, selanjutnya carrier
akan mengangkut container tersebut sampai dengan
pelabuhan tujuan yang meliputi gabungan antara moda
angkutan darat dan moda angkutan laut, sebagaimana
disebutkan dalam Multimodal Transport Bill of Lading
yang diterbitkan carrier. Dalam bill of lading tersebut
disebutkan bahwa place of taking in charge adalah CFS
pelabuhan asal barang, sehingga shipping term adalah CFS
to CFS.
Pengapalan Barang dengan
Container
2
Periode tanggung jawab pengangkut dimulai dari saat
barang dimuat kedalam container digudang ” Container
Freight Station ( CFS) " pelabuhan pemuatan dan berakhir
sampai dengan barang tersebut dibongkar dari dalam
container di " Container Freight Station ( CFS ) ”
pelabuhan tujuan

More Related Content

What's hot

Excel Perhitungan Beton 4
Excel Perhitungan Beton 4Excel Perhitungan Beton 4
Excel Perhitungan Beton 4Fairuz Tito
 
Sejarah Hukum Dagang Di Indonesia.ppt
Sejarah Hukum Dagang Di Indonesia.pptSejarah Hukum Dagang Di Indonesia.ppt
Sejarah Hukum Dagang Di Indonesia.pptOktaviaRahayu2
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)candrosipil
 
Materi: Syarat Penyerahan Barang Impor
Materi: Syarat Penyerahan Barang ImporMateri: Syarat Penyerahan Barang Impor
Materi: Syarat Penyerahan Barang ImporKanaidi ken
 
Analisis risiko kuantitatif
Analisis risiko kuantitatifAnalisis risiko kuantitatif
Analisis risiko kuantitatifyy rahmat
 
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]Yahya M Aji
 
koefisien pergeseran zat cair
koefisien pergeseran zat cairkoefisien pergeseran zat cair
koefisien pergeseran zat cairZara Neur
 
PERJANJIAN KONTRAK
PERJANJIAN KONTRAKPERJANJIAN KONTRAK
PERJANJIAN KONTRAKWahyu Ym
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Kacung Abdullah
 
244019935 isps-code-langkah-khusus-keamanan-pelayaran
244019935 isps-code-langkah-khusus-keamanan-pelayaran244019935 isps-code-langkah-khusus-keamanan-pelayaran
244019935 isps-code-langkah-khusus-keamanan-pelayaranisetiawa1
 
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar MOSES HADUN
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)wildan grenadi
 
Kapasitans dan dielektrik dan contoh soal
Kapasitans dan dielektrik dan contoh soalKapasitans dan dielektrik dan contoh soal
Kapasitans dan dielektrik dan contoh soalAzhar Al
 
10 penyaluran-tulangan-beton
10 penyaluran-tulangan-beton10 penyaluran-tulangan-beton
10 penyaluran-tulangan-betonRais Fadli
 

What's hot (20)

Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
 
Hukum dagang
Hukum dagangHukum dagang
Hukum dagang
 
Excel Perhitungan Beton 4
Excel Perhitungan Beton 4Excel Perhitungan Beton 4
Excel Perhitungan Beton 4
 
Sejarah Hukum Dagang Di Indonesia.ppt
Sejarah Hukum Dagang Di Indonesia.pptSejarah Hukum Dagang Di Indonesia.ppt
Sejarah Hukum Dagang Di Indonesia.ppt
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
 
Materi: Syarat Penyerahan Barang Impor
Materi: Syarat Penyerahan Barang ImporMateri: Syarat Penyerahan Barang Impor
Materi: Syarat Penyerahan Barang Impor
 
Analisis risiko kuantitatif
Analisis risiko kuantitatifAnalisis risiko kuantitatif
Analisis risiko kuantitatif
 
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
 
Hukum Kepailitan
Hukum Kepailitan Hukum Kepailitan
Hukum Kepailitan
 
koefisien pergeseran zat cair
koefisien pergeseran zat cairkoefisien pergeseran zat cair
koefisien pergeseran zat cair
 
PERJANJIAN KONTRAK
PERJANJIAN KONTRAKPERJANJIAN KONTRAK
PERJANJIAN KONTRAK
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
 
Tanggung renteng
Tanggung rentengTanggung renteng
Tanggung renteng
 
244019935 isps-code-langkah-khusus-keamanan-pelayaran
244019935 isps-code-langkah-khusus-keamanan-pelayaran244019935 isps-code-langkah-khusus-keamanan-pelayaran
244019935 isps-code-langkah-khusus-keamanan-pelayaran
 
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
 
Mektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanahMektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanah
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)
 
Kapasitans dan dielektrik dan contoh soal
Kapasitans dan dielektrik dan contoh soalKapasitans dan dielektrik dan contoh soal
Kapasitans dan dielektrik dan contoh soal
 
Powerpoint 5
Powerpoint 5Powerpoint 5
Powerpoint 5
 
10 penyaluran-tulangan-beton
10 penyaluran-tulangan-beton10 penyaluran-tulangan-beton
10 penyaluran-tulangan-beton
 

Similar to Tanggung jawab pengangkutan barang

HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/Fair Nurfachrizi
 
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)Mariske Myeke Tampi
 
EMLI Training-Hukum Jaminan
EMLI Training-Hukum JaminanEMLI Training-Hukum Jaminan
EMLI Training-Hukum JaminanEMLI Indonesia
 
Ppt Hukum Transportasi118271222 (1).pptx
Ppt Hukum Transportasi118271222 (1).pptxPpt Hukum Transportasi118271222 (1).pptx
Ppt Hukum Transportasi118271222 (1).pptxssuserd30037
 
Draf perjanjian jasa pengangkutan barang
Draf perjanjian jasa pengangkutan barangDraf perjanjian jasa pengangkutan barang
Draf perjanjian jasa pengangkutan barangLegal Akses
 
Hbl 14, bella tri oktaviana, hapzi ali, lingkup perdagangan internasional, un...
Hbl 14, bella tri oktaviana, hapzi ali, lingkup perdagangan internasional, un...Hbl 14, bella tri oktaviana, hapzi ali, lingkup perdagangan internasional, un...
Hbl 14, bella tri oktaviana, hapzi ali, lingkup perdagangan internasional, un...BellaTriOktaviana2
 
Bentuk serta Perantara dalam Perdagangan.pptx
Bentuk serta Perantara dalam Perdagangan.pptxBentuk serta Perantara dalam Perdagangan.pptx
Bentuk serta Perantara dalam Perdagangan.pptxPT. Inti Palm Sumatra
 
Studi komparatif ketentuan the united nations convention on contracts for the...
Studi komparatif ketentuan the united nations convention on contracts for the...Studi komparatif ketentuan the united nations convention on contracts for the...
Studi komparatif ketentuan the united nations convention on contracts for the...rickoastroady
 
materipertemuan_ke_2_a_hidayat.pptx
materipertemuan_ke_2_a_hidayat.pptxmateripertemuan_ke_2_a_hidayat.pptx
materipertemuan_ke_2_a_hidayat.pptxSutanWijaya1
 
Materi Kuliah 5,6,7 Hukum Jual Beli Perusahaan.pptx
Materi Kuliah 5,6,7 Hukum Jual Beli Perusahaan.pptxMateri Kuliah 5,6,7 Hukum Jual Beli Perusahaan.pptx
Materi Kuliah 5,6,7 Hukum Jual Beli Perusahaan.pptxjeremiasebastian1
 
Bahan ajar hk pengangkutan ii
Bahan ajar hk pengangkutan iiBahan ajar hk pengangkutan ii
Bahan ajar hk pengangkutan iiaryani witasari
 
profdev upi hukum jaminan.pptx
profdev upi hukum jaminan.pptxprofdev upi hukum jaminan.pptx
profdev upi hukum jaminan.pptxGhaziLuthfi1
 
All About Commercial Documents _ Materi Training "PERDAGANGAN INTERNASIONAL &...
All About Commercial Documents _ Materi Training "PERDAGANGAN INTERNASIONAL &...All About Commercial Documents _ Materi Training "PERDAGANGAN INTERNASIONAL &...
All About Commercial Documents _ Materi Training "PERDAGANGAN INTERNASIONAL &...Kanaidi ken
 
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,hak atas kekayaan intelektual, hak merk, ra...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,hak atas kekayaan intelektual, hak merk, ra...Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,hak atas kekayaan intelektual, hak merk, ra...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,hak atas kekayaan intelektual, hak merk, ra...adeayularassati
 
Makalah otn
Makalah otnMakalah otn
Makalah otndinaka_
 
Perjanjian-Pengangkutan-Batubara.doc
Perjanjian-Pengangkutan-Batubara.docPerjanjian-Pengangkutan-Batubara.doc
Perjanjian-Pengangkutan-Batubara.docMeneerGultom
 
Makallah gadai
Makallah gadaiMakallah gadai
Makallah gadaiNur Alim
 
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,lingkup perdagangan internasional,universit...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,lingkup perdagangan internasional,universit...Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,lingkup perdagangan internasional,universit...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,lingkup perdagangan internasional,universit...adeayularassati
 
Hukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar MenukarHukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar MenukarEvi Rohmatul Aini
 

Similar to Tanggung jawab pengangkutan barang (20)

HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/
 
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)
 
EMLI Training-Hukum Jaminan
EMLI Training-Hukum JaminanEMLI Training-Hukum Jaminan
EMLI Training-Hukum Jaminan
 
Ppt Hukum Transportasi118271222 (1).pptx
Ppt Hukum Transportasi118271222 (1).pptxPpt Hukum Transportasi118271222 (1).pptx
Ppt Hukum Transportasi118271222 (1).pptx
 
Draf perjanjian jasa pengangkutan barang
Draf perjanjian jasa pengangkutan barangDraf perjanjian jasa pengangkutan barang
Draf perjanjian jasa pengangkutan barang
 
Makalah Hukum Dagang
Makalah Hukum DagangMakalah Hukum Dagang
Makalah Hukum Dagang
 
Hbl 14, bella tri oktaviana, hapzi ali, lingkup perdagangan internasional, un...
Hbl 14, bella tri oktaviana, hapzi ali, lingkup perdagangan internasional, un...Hbl 14, bella tri oktaviana, hapzi ali, lingkup perdagangan internasional, un...
Hbl 14, bella tri oktaviana, hapzi ali, lingkup perdagangan internasional, un...
 
Bentuk serta Perantara dalam Perdagangan.pptx
Bentuk serta Perantara dalam Perdagangan.pptxBentuk serta Perantara dalam Perdagangan.pptx
Bentuk serta Perantara dalam Perdagangan.pptx
 
Studi komparatif ketentuan the united nations convention on contracts for the...
Studi komparatif ketentuan the united nations convention on contracts for the...Studi komparatif ketentuan the united nations convention on contracts for the...
Studi komparatif ketentuan the united nations convention on contracts for the...
 
materipertemuan_ke_2_a_hidayat.pptx
materipertemuan_ke_2_a_hidayat.pptxmateripertemuan_ke_2_a_hidayat.pptx
materipertemuan_ke_2_a_hidayat.pptx
 
Materi Kuliah 5,6,7 Hukum Jual Beli Perusahaan.pptx
Materi Kuliah 5,6,7 Hukum Jual Beli Perusahaan.pptxMateri Kuliah 5,6,7 Hukum Jual Beli Perusahaan.pptx
Materi Kuliah 5,6,7 Hukum Jual Beli Perusahaan.pptx
 
Bahan ajar hk pengangkutan ii
Bahan ajar hk pengangkutan iiBahan ajar hk pengangkutan ii
Bahan ajar hk pengangkutan ii
 
profdev upi hukum jaminan.pptx
profdev upi hukum jaminan.pptxprofdev upi hukum jaminan.pptx
profdev upi hukum jaminan.pptx
 
All About Commercial Documents _ Materi Training "PERDAGANGAN INTERNASIONAL &...
All About Commercial Documents _ Materi Training "PERDAGANGAN INTERNASIONAL &...All About Commercial Documents _ Materi Training "PERDAGANGAN INTERNASIONAL &...
All About Commercial Documents _ Materi Training "PERDAGANGAN INTERNASIONAL &...
 
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,hak atas kekayaan intelektual, hak merk, ra...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,hak atas kekayaan intelektual, hak merk, ra...Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,hak atas kekayaan intelektual, hak merk, ra...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,hak atas kekayaan intelektual, hak merk, ra...
 
Makalah otn
Makalah otnMakalah otn
Makalah otn
 
Perjanjian-Pengangkutan-Batubara.doc
Perjanjian-Pengangkutan-Batubara.docPerjanjian-Pengangkutan-Batubara.doc
Perjanjian-Pengangkutan-Batubara.doc
 
Makallah gadai
Makallah gadaiMakallah gadai
Makallah gadai
 
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,lingkup perdagangan internasional,universit...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,lingkup perdagangan internasional,universit...Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,lingkup perdagangan internasional,universit...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,lingkup perdagangan internasional,universit...
 
Hukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar MenukarHukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar Menukar
 

Recently uploaded

Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 

Recently uploaded (10)

Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 

Tanggung jawab pengangkutan barang

  • 1. 1
  • 2. DASAR HUKUM Konvensi Internasional 2 The Hague Rules 1924 : Tanggung jawab pengangkut dimulai saat barang dimuat kedalam kapal dipelabuhan pemuatan dan berakhir saat barang dibongkar dari kapal dipelabuhan pembongkaran.
  • 3. DASAR HUKUM 2 The Hague Rules 1924 : Tanggung Jawab Pengangkut barang mulai dimuat barang dibongkar
  • 4. DASAR HUKUM The Hague — Visby Rules 1968 2 Tanggung jawab pengangkut meliputi pexiode sejak barang dimuat kedalam kapal sampai dengan saat barang dibongkar dari kapal atau ” taekle to tackle ”.
  • 5. DASAR HUKUM Hamburg Rules 1978 2 batas pertanggung jawaban pengangkut adalah pada saat berada dibawah penguasaanya di pelabuhan pemuatan, Selama berlangsungnya pengangkutan dan di pelabuhan pembongkaran. Istilah menguasai barang yang dimaksudkan adalah:
  • 6. Hamburg Rules 1978 Istilah menguasai barang yang dimaksudkan adalah: 2 1. mulai pada waktu pengangkut mengambil alih barang-barang dari : a. pengirim, atau orang yang benindak atas nama pengirim ; dan b. penguasa yang berwenang atau pihak ketiga yang menurut hukum atau peraturan yang berlaku dipelabuhan pemuatan dimana barang- barang harus diserahakan untuk pengapalannya
  • 7. Hamburg Rules 1978 Istilah menguasai barang yang dimaksudkan adalah: 2 2. Sampai saat carrier menyerahkan barang-barang : a. kepada penerima b.dalam hal penerima tidak menerima barang-barng dari pengangkut, dengan cara menempatkan barang- barang itu dalam pengurusan si penerima sesuai dengan kontrak atau hukum atau kebiasaan dalam perdagangan, yang berlaku dipelabuhan pembongkaran c.dengan menyerahkan barang-barang kepada penguasa yang berwenang atau pihak ketiga yang menurut hukum atau peraturan yang berlaku dipelabuhan pembongkaran, dimana barang-barang itu harus diserahkannya.
  • 8. Hamburg Rules 1978 menghapuskan kekebalan pengangkut dengan asas tanggung jawab penuh, kecuali keadaan luar biasa yang tidak dapat dikuasainya. Dengan demikian, pengangkut tetap bertanggung jawab atas ” navigational fault " yang dilakukan oleh nahkoda atau para pelaut. 2
  • 9. Perbandingan antara The Hague Rules dan Hamburg Rules 2
  • 10. International Chamber of Commerce Rules 19 78 (ICC Rules 19 78 ) 2 "Pengangkut bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan barang yang terjadi antara saat membawa barang selama pengangkutan dan waktu pengiriman"
  • 11. Multimoda Transport Rules 1980 2 " International Multimodal Transport " adalah pengangkutan barang dengan menggunakan sekurang-kurangnya dua moda atau wahana angkutan yang berbeda dari suatu tempat dinegara tertentu dimana barang diambil alih penguasaannya oleh ” Multimodal Transport Operator ” selaku pengangkut, kesuatu tempat yang ditentukan dinegara lain sebagimana tercantum cialam Multimodal Transport Bill of Lading.
  • 12. Multimoda Transport Rules 1980 2 Pengangkut dalam konvensi ini disebut Multimodal Transport Operator adalah setiap orang yang melaksanakan sendiri atau melakukannya melalui orang lain yang bertindak atas namanya menyelenggarakan transportasi antar moda berdasarkan suatu kontrak dapat bertindak sebagai pengangkut yang sebenarnya atau sebagai orang yang membuat kontrak transportasi multimodal bukan sebagai agen, tetapi sebagai prinsipal.
  • 13. Multimoda Transport Rules 1980 2 Konvensi menganut prinsip bahwa Multimodal Transport Operator bertanggung jawab atas barang sejak dan selama barang berada dalam kekuasaannya. Dengan demikian, periode tanggung jawab pengangkut dalam Multimodal Transport sama dengan ketentuan periode tanggung jawab pengangkut dalam ICC Rules.
  • 14. Perbandingan Tanggung Jawab Pengangkut dalam System Containerisasi Angkutan Barang 2
  • 15. DASAR HUKUM Hukum Indonesia 2 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD): Perjanjian pengangkutan mewajibkan pengangkut menjaga keselamatan barang yang diangkut sejak saat penerimaan sampai saat penyerahannya. Pengangkut bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan karena terlambat diserahkannya barang yang diangkut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia ( PP No. 17 Tahun 2008 ) : “Perusahaan angkutan di perairan bertanggung jawab terhadap muatan kapal sesuai dengan jenis dan jumlah yang dinyatakan dalam dokumen muatan dan/atau perjanjian kontrak pengangkutan yang telah disepakati “
  • 16. DASAR HUKUM Hukum Indonesia 2 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD): Perjanjian pengangkutan mewajibkan pengangkut menjaga keselamatan barang yang diangkut sejak saat penerimaan sampai saat penyerahannya. Pengangkut bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan karena terlambat diserahkannya barang yang diangkut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia ( PP No. 17 Tahun 2008 ) : “Perusahaan angkutan di perairan bertanggung jawab terhadap muatan kapal sesuai dengan jenis dan jumlah yang dinyatakan dalam dokumen muatan dan/atau perjanjian kontrak pengangkutan yang telah disepakati “
  • 17. KUH PERDATA (BW) Tentang Perikatan 2 Hukum kontrak adalah keseluruhan dari norna hukum yang mengatur hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum Asas yang penting: 1. asas kebebasan berkontrak 2. asas konsensualisme 3. asas kepastian hukum 4. asas itikad baik 5. asas kepribadian ( Personalitas ) 6. asas tanggumg gugat
  • 18. KUH PERDATA (BW) Tentang Perikatan 2 1. asas kebebasan berkontrak Asas kebebasan berkontrak adalah suatu asas yang memberikan kebebasan kepada para pihak untuk : a). membuat atau tidak membuat perjanjian ; b). mengadakan perjanjian dengan siapapun ; c). menentukan isi perjanjian, pelaksanaan dan persyaratannya ; d). menentukan bentuk pexjanjian, yaitu tertulis atau lisan. 2. asas konsensualisme Asas konsensualisme merupakan asas yang menyatakan bahwa perjanjian pada umumnya tidak diadakan secara formal, tetapi cukup dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak. Kesepakatan merupakan persesuaian antara kehendak dan pernyataan yang dibuat oleh kedua belah pihak.
  • 19. KUH PERDATA (BW) Tentang Perikatan 2 3. asas kepastian hukum Hakim atau pihak ketiga harus menghormati substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak sebagai layaknya sebuah undang- undang " Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang- Undang bagi yang membuainya ", 4. asas itikad baik Asas itikad baik merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak pemberi dan pengguna harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang tegak atau kemauan baik para pihak.
  • 20. KUH PERDATA (BW) Tentang Perikatan 2 5. asas kepribadian ( Personalitas ) Asas personalitas merupakan asas yang menentukan bahwa seseorang yang akan melakukan dan atau membuat kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan saja 6. asas tanggung gugat perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak.
  • 21. KUH PERDATA (BW) Tentang Perikatan 2 Dalam perjanjian pengangkutan laut antara pengirim barang dan pengangkut kecuali carter, dibuat secara lisan artinya cukup dengan kesepakatan. Kesepakatan tersebut sebelumnya didahului dengan adanya kesesuaian antara penawaran yang diberikan pengangkut dan permintaan yang dikehendaki oleh pengirim barang. Persesuaian antara penawaran dengan pennintaan pada umumnya tentang besarnya uang tambang atau " freight rate ” tanggal keberangkatan dan tanggal tiba dipelabuhan tujuan serta kondisi alat angkut yang disediakan. Tentang kondisi alat angkut pihak pengangkut akan memberikan informasi bahwa kapalnya memiliki ” document of compliance " artinya kapal yang bersangkutan telah memenuhi dan melaksanakan " International Safety Management "
  • 22. KUH PERDATA (BW) Tentang Perikatan 2 Setelah ada kesepakatan, pengirim barang akan mengirimkan ” Shipping Instruction " kepada pengangkut yang berisi keterangan rinci tentang pengirim, penerima, barang yang akan dikirimkan, tempat pembayaran uang tambang dipelabuhan pemberangkatan atau dipelabuhan tujuan dan ukuran jenis container yang diperlukan. Ditinjau dari sisi hukum perdata, perjanjian dalam pengangkutan barang melalui laut, memiliki kesamaan dalam asas-asas hukumnya. Asas kebebasan berkontrak masing-masing pihak, baik pengirimn barang, maupun pengangkut bebas untuk menentukan isi perjanjian, bentuk perjanjian dan syarat-syarat perjanjian. Diluar perjanjian charter, perjanjian dalam pengangkutan barang melalui laut dibuat secara Lisan, hal ini selaras dengan asas konsensualisme. Sebagai bukti adanya perjanjian, pihak pengangkut menerbitkan bill of lading yang dibuat secara tertulis yang memuat kewajiban dan hak
  • 23. KUH PERDATA (BW) Tentang Perikatan 2 Sebagai bukti adanya perjanjian, pihak pengangkut menerbitkan bill of lading yang dibuat secara tertulis yang memuat kewajiban dan hak masing-masing pihak, keterangan rinci tentang barang yang diangkut, pengirim dan penerima barang serta syarat-syarat penyerahan barang. Dengan adanya bill of lading dapat dikatakan perjanjian memenuhi asas kepastian hukum, karena bill of lading dibuat secara tertulis dan merupakan lanjutan dari perjanjian yang dibuat secara lisan. Oleh karena bill of lading yang merupakan dokumen pengangkutan merupakan lanjutan dari perjanjian pengangkutan barang melalui laut, maka memenuhi asas tanggung gugat, karena didalam dokumnen tersebut diatur tentang ganti rugi yang diberikan pengangkut bila ferjadi kerusakan atau kehilangan barang selama dalam periode tanggung jawab pengangkut.
  • 24. Wetboek van koophandel 2 Asas Hukum yang penting: 1. asas manfaat 2. asas kepastian hukum 3. asas konsensual 4. asas keselamatan barang 5. asas pembuktian dengan dokumen 6. asas koordinatif 7. asas kebebasan berkontrak 8. asas tanggung gugat
  • 25. Wetboek van koophandel 2 1. asas manfaat Adanya kegiatan mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lain yang utilitasnya lebih tinggi, sehingga dapat rnemberikan manfaat bagi kemanusiaan dan peningkatan kesejahteraan 2. asas kepastian hukum Ini dibuktkan bahwa pengangkutan barang melalui laut dilakukan dengan perjanjian atau perjanjian tertulis ataupum lisan yang dibuktikan dengan adanya dokumen pendukung
  • 26. Wetboek van koophandel 2 3. asas konsensual Asas ini dapat dilihat bahwa perjanjian pengangkutan tidak diharuskan dalam bentuk tertulis, cukup dengan kesepakatan para pihak 4. asas keselamatan barang perjanjian pengangkutan mewajibkan si pengangkut untuk menjaga akan keselamatan barang yang harus diangkutnya mulai saat diterimanya, hingga saat diserahkannya kepada si penerima ditempat tujuan.
  • 27. Wetboek van koophandel 2 5. asas pembuktian dengan dokumen Setiap pengangkutan barang selalu dibuktikan dengan dokumen angkutan. Tidak ada dokmnen angkutan, berarti tidak ada perjanjian pengangkutan. 6. asas koordinatif Disini antara pengirim dengan pengangkut derajatnya sama tingginya, pengirim bukan bawahan pengangkut dan demikian juga sebaliknya, sehingga keduanya memiliki hubungan koordinasi demi terselenggaranya pengangkutan.
  • 28. Wetboek van koophandel 2 7. asas kebebasan berkontrak Para pihak bebas untuk mengadakan suatu perjanjian pengangkutan dan untuk menetukan isinya. 8. asas tanggung gugat menyatakan bahwa si pengangkut diwajibkan mengganti segala kerugian yang disebabkan karena barang tersebut sebagian atau seluruhnya tidak dapat diserahkannya, atau karena teljadi kerusakan barang, kecuali kerusakan tersebut disebabkan oleh suatu malapetaka yang selayaknya tidak dapat dicegah, maupun dihindarinya, atau cacat bawaan barang tersebut, atau oleh kesalahan dari si pengirim. Dengan demikian pengangkut bersedia Lmtuk menerima tanggung gugat dari pemilik barang atas barang yang diangkutnya. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu fungsi bill of lading adalah merupakan bukti adanya perjanjian pengangkutan.
  • 29. PENGANGKUT Wetboek van koophandel 2 pengangkut adalah orang yang baik dengan persetujuan charter menurut waktu, atau charter menurut perjalanan atau menurut persetujuan lain, mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang yang seluruhnya atau sebagian melalui laut. Pengangkut adalah pemilik kapal atau pencarter kapal yang mengadakan perjanjian kontrak pengangkutan dengan pengirim barang. The Hague Rules
  • 30. Pengapalan Barang dengan Container 2 Pada pengapalan barang dengan container ada dua system yang dapat dilakukan yaitu dengan system Full Container Load ( FCL ) atau system Less than Container Load (LCL).
  • 31. Pengapalan Barang dengan Container 2 System Full Container Load (FCL) Pada system ini, satu container diisi barang- barang milik satu eksportir yang ditujukan kepada satu importir tertentu
  • 32. Pengapalan Barang dengan Container 2 System Full Container Load (FCL) stujfing " dilakukan digudang eksportir, dilakukan dibawah pengawasan eksportir dan petugas Bea dan Cukai. Selanjutnya container yang sudah berisi barang eksport tersebut diangkat ke container yard ( CY ), dan eksportir mengurus custom clearance atau eksport dikantor Bea dan Cukai. Setelah memperoleh clearance eksport dari bea dan cukai, copy dokumen Pemberitahuan Eksport Barang ( PEB ) yang sudah diberi tanda " Fiat Muat " atau setuju dimuat dan dokumen tanda terima di CY ,yaitu EIR ( Equipment Interchange of Receipt ), diberikan kepada carrier atau pengangkut sebagai bukti bahwa container sudah berada di CY, sudah memperoleh clearance eksport dan siap untuk diangkut.
  • 33. Pengapalan Barang dengan Container 2 System Full Container Load (FCL) Selanjutnya carrier mengambil alih tanggung jawab dan melaksanakan pengangkutan dimulai dari container yard pelabuhan asal barang sampai dengan Container Yard pelabuhan tujuan yang meliputi dua wahana atau moda transportasi yaitu moda angkutan darat dan moda angkutan laut, sehjngga dikenal dengan sebutan " Combined Transport ”. Dengan demikian, Container Yard ( C Y ), rnerupakan "place of taking in charge " dari shipper kepada carrier.
  • 34. Pengapalan Barang dengan Container 2 System Full Container Load (FCL) Dari titik inilah carrier mulai bertanggung jawab terhadap barang yang diangkutnya sehingga dikatakan bahwa periode tanggung jawab pengangkut mulai dari CY pelabuhan permuatan dan berakhir sampai dengau CY pelabuhan tujuan dan dicantumkan dalam bill of lading CY to CY.
  • 35. Pengapalan Barang dengan Container 2 System Less than Container Load (LCL) Pada system ini satu container berisi barang- barang milik beberapa eksportir untuk beberapa importir dengan pelabuhan tujuan yang sama.
  • 36. Pengapalan Barang dengan Container 2 System Less than Container Load (LCL) Apabila, eksportir akan mengekspor barang dengan jumlah yang sedikit, maka oleh carrier barang tersebut akan dikonsoldasikan dengan barang- barang milik eksportir lain dengan tujuan yang sarna. Penggabungan barang-barang tersebut dilakukan oleh Carrier digudang ” Container Freight Station ” ( CFS). Dengan demikian, eksportir berkewajiban mengangkut barang yang akan dikapalkan kegudang CFS dan melakukan custom clearance dikantor Bea dan Cukai untuk rnemperoleh Fiat Muat
  • 37. Pengapalan Barang dengan Container 2 System Less than Container Load (LCL) Apabila barang sudah berada digudang CFS dan dokumen PEB ( Pemberitahuan Ekspor Barang ) sudah memperoleh fiat muat, maka eksportir memberikan copy PEB tersebut kepada carrier, artinya barang sudah siap untuk dikapalkan dan sudah berada digudang CFS, selanjutnya menyerahkan tanggung jawabnya kepada carrier. Carrier setelah menerima penyerahan barang selanjutnya melakukan stufiing atau memuat barang kedalam container dibawah pengawasan petugas Bea dan Cukai.
  • 38. Pengapalan Barang dengan Container 2 Apabila container sudah penuh berisi barang-barang ekspor milik beberapa eksportir, maka container disegel atau diberi "seal " oleh Bea dan Cukai, selanjutnya carrier akan mengangkut container tersebut sampai dengan pelabuhan tujuan yang meliputi gabungan antara moda angkutan darat dan moda angkutan laut, sebagaimana disebutkan dalam Multimodal Transport Bill of Lading yang diterbitkan carrier. Dalam bill of lading tersebut disebutkan bahwa place of taking in charge adalah CFS pelabuhan asal barang, sehingga shipping term adalah CFS to CFS.
  • 39. Pengapalan Barang dengan Container 2 Periode tanggung jawab pengangkut dimulai dari saat barang dimuat kedalam container digudang ” Container Freight Station ( CFS) " pelabuhan pemuatan dan berakhir sampai dengan barang tersebut dibongkar dari dalam container di " Container Freight Station ( CFS ) ” pelabuhan tujuan