SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
PERKEMBANGAN KONSEP
TANGGUNG JAWAB HUKUM
TRANSPORTASI TERKAIT
BARANG DAN ORANG
SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI
DI INDONESIA
Transportasi atau pengangkutan adalah perpindahan manusia atau barang dari
tempat satu ke tempat lainnya, dari tempat asal ke tempat tujuan yang diangkut
oleh hewan ataupun wahana yg digerakkan dan dibuat oleh manusia. Yang
mana terdapat pergerakan dari tempat asal ke tempat tujuan, terdapat 4 rute
transportasi yang dapat dilalui yaitu jalur darat, jalur darat dengan rel, jalur
udara dan jalur laut. Seperti yang kita ketahui Indonesia adalah negara yang
kaya akan sumber daya alam di mana lautan terbentang luas di antara pulau
pulau dan daratan pulau pulau terbentang luas pula di antara laut laut
indonesia. Dengan kondisi geografis tersebut maka raykat Indonesia
membutuhkan 4 jalur tersebut untuk dapat menuju ketempat yang akan di tuju.
KONSEP TANGGUNG JAWAB HUKUM TRANSPORTASI
TERKAIT DENGAN BARANG DAN ORANG
Secara etimologis, transportasi berasal dari bahasa latin, yaitu transportare,
trans berarti seberang atau sebelah lain; dan por-tare berarti mengangkut atau
membawa. Dengan demikian, transportasi berarti mengangkut atau membawa
sesuatu ke sebelah lain atau dari suatu tempat ke tempat lainnya. Hal ini berarti
bahwa transportasi merupakan jasa yang diberikan, guna menolong orang atau
barang untuk dibawa dari suatu tempat ke tempat lain lainnya. Sehingga
transportasi dapat didefenisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau
membawa barang dan/atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya,
dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau
mesin.
TANGGUNG JAWAB DALAM PENGANGKUTAN UDARA
MENURUT UU NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG
PENERBANGAN
Prinsip-prinsip Umum
1. A. Prinsip “presumption of liability”
Berdasarkan prinsip ini pengangkut dianggap selalu bertanggung jawab atas kerugian
yang timbul dari pengangkutan yang diselenggarakannya. Balk itu kerugian yang diderita oleh
penumpang, karena penumpang luka atau tewas, atau bagasinya rusak, hilang atau terlambat
datang, maupun kerugian pengirim barang atas barang kirimannya. Tetapi jika pengangkut dapat
membuktikan bahwa dia tidak bersalah, maka dia dibebaskan dari tanggung jawab membayar
ganti kerugian itu. Yang dimaksud dengan “tidak bersalah” adalah tidak melakukan
kelalaian, telah berupaya melakukan tindakan yang perlu untuk menghindari kerugian, atau
peristiwa yang menimbulkan kerugian itu, tidak bisa dihindari. Beban pembuktian ada pada
pihak pengangkut, bukan pada pihak yang dirugikan.
2. Prinsip “limitation of liability”
Menurut prinsip ini tanggung jawab pengangkut dibatasi sampai suatu
jumlah tertentu. Prinsip ini merupakan imbangan bagi prinsip “presumption
of liability”. Hal ini mendorong pengangkut menyelesaikan tuntutan ganti
rugi dengan jalan damai. Untuk mencapai tujuan itu limit tanggung jawab
ganti rugi tidak boleh terlalu rendah dan tidak boleh terlalu tinggi.
3. Prinsip “absolute liability”
Berdasarkan prinsip ini pengangkut harus bertanggung jawab atas setiap
kerugian yang timbul dalam pengangkutan yang diselenggarakannya tanpa
keharusan pembuktian ada tidaknya kesalahan pengangkut. Prinsip ini tidak
mengenal beban pembuktian, unsur kesalahan tak perlu dipersoalkan. Jadi
pengangkut bukan lagi dianggap bertanggung jawab, tetapi adalah selalu
bertanggungjawab tanpa ada kemungkinan membebaskan diri. Kecuali dalam
satu hal, yaitu kalau yang dirugikan bersalah atau turut bersalah dalam
timbulnya kerugian pada dirinya.
PRINSIP DAN TANGGUNGJAWAB PENGANGKUTAN
DALAM DARAT TERKAIT BARANG DAN ORANG
Pengangkutan darat atau pengangkutan jalan diselenggarakan oleh perusahaan
pengangkutan umum yang menyediakan jasa pengangkutan umum yang
menyediakan jasa pengangkutan orang dan/atau barang dengan kendaraan
umum di jalan dan telah mendapatkan izin usaha dan izin operasi dari
pemerintah. Contoh dari pengangkutan darat ini yaitu seperti bus, truk, dan lain
sebagainya. Pengaturan mengenai pengangkutan darat atau pengangkutan jalan
ini terdapat di dalam Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan. Pasal 191 UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan menyatakan : “Perusahaan Angkutan Umum bertanggung jawab
atas kerugian yang diakibatkan oleh segala perbuatan orang yang dipekerjakan
dalam kegiatan penyelenggaraan angkutan”.
PIHAK PIHAK DALAM PENGANGKUTAN
1. Pengirim
KUHD maupun KUHPerdata tidak mengatur definisi pengirim secara umum. “pengirim adalah
pihak yang mengikatkan diri untuk membayar biaya pengangkutan barang dan atas dasar itu
berhak memperoleh pelayanan pengangkutan dari pengangkut. Pengirim adalah orang yang
mengirim, orang yang menyampaikan. Pengirim dapat berstatus sebagai pemilik barang sendiri
atau orang lain yang bertindak atas nama pemilik barang. Selain itu pengirim dapat juga
berstatus sebagai penjual dalam perjanjian jual beli yang berkewajiban menyerahkan barang
melalui jasa pengangkutan. Pengirim dapat juga berstatus sebgagai manusia pribadi, perusahaan
perseorangan atau sebagai perusahaan badan hukum atau bukan badan hukum. Berdasarkan
uraian diatas, dapat disimpulkan pengirim adalah pemilik barang yang memberikan kuasa
kepada ekspeditur untuk menyelenggarakan urusan pengiriman barang dan bertindak sebagai
pemegang dokumen angkutan serta membayar biaya pengiriman kepada ekspeditur.
2. Perusahaan pengirim barang
Perusahaan pengirim barang adalah pengusaha yang menjalankan perusahaan persekutuan badan
hukum dalam bidang usaha ekspedisi muatan barang”. Sebagai perwakilan dari pengirim atau
penerima barang, ekspeditur mengurus berbagai macam dokumen yang diperlukan guna
memasukkan atau mengeluarkan barang.
3. Penerima barang
Penerima barang adalah pihak yang dituju oleh pengirim barang, dapat berbentuk perusahaan
maupun perorangan yang telah mengadakan perjanjian jual beli atau kepentingan lainnya. Dalam
KUHD tidak terdapat definisi secara umum mengenai penerima barang. Penerima barang adalah
pihak yang tidak mengikatkan diri pada pengangkut, tetapi dapat saja telah mengadakan perjanjian
dengan pengirim barang. Penerima adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Perusahaan atau perorangan yang memperoleh hak dari pengirim barang;
- Dibuktikan dengan penguasaan dokumen angkutan;
- Membayar atau tanpa membayar biaya angkuatan.
PRINSIP DAN TANGGUNGJAWAB PARA PIHAK DALAM
PENGANGKUTAN BARANG MELALUI LAUT
Kelancaran dan keselamatan kapal merupakan hal sangat penting untuk
diperhatikan, dalam UU Pelayaran diatur mengenai nahkoda merupakan
seorang pimpinan yang berada diatas kapal yang mewakili wewenang penegak
hukum dan bertanggung jawab atas keselematan, keamanan dan ketertiban
kapal, pelayaran, maupun terhadap barang muatan. Seorang nahkoda juga wajib
memenuhi persyaratan dalam proses kepelatihan, pendidikan dan dinyatakan
sehat. Nahkoda juga berhak melakukan tindakan yang perlu dilakukan untuk
melakukan penyelematan yaitu dengan tindakan penyimpangan rute yang telah
ditetapkan serta tindakan-tindakan lainnya yang diperlukan. Pada waktu
perjalanan pelayaran berlangsung, nahkoda wajib berada di atas kapal kecuali
dalam keadaan yang memaksa atau darurat yang bisa menjadi dan berakibat
mengancam jiwa dan keselamatannya.
Sebagai pihak yang mengusahakan pengangkutan laut dengan menggunakan
kapal sebagai alat angkutannya, pengangkut dibebani dengan tanggung jawab
tertentu terhadap barang-barang muatan yang diserahkan dari pengirim untuk
diangkut. Tanggung jawab pengangkut menurut KUHD diatur dalam:
1. Pasal 468KUHD
Harus diangkutnya mulai saat diterimanya hingga saat diserahkannya barang
tersebut”.
Ayat 1 : “Persetujuan pengangkutan untuk menjaga keselamatan barang yang,
Ayat 2 (a) : “Pengangkut wajib mengganti kerugian pengirim, apabila barang
yang diangkutnya tidak diserahkan atau rusak”. Ayat 2 (b). “tetapi pengangkut
tidak berkewajiban mengganti kerugian pengirim, bila tidak dapat diserahkan
atau rusaknya barang itu disebabkan karena:
1. Suatu malapetaka yang tidak dapat dihindari terjadinya.
2. sifat, keadaan atau cacat dari barang itu sendiri.
3. suatu kelalaian atau kesalahan si pengirim sendiri.
Ayat 3 : “Pengangkut juga bertanggung jawab kepada :
1. segala perbuatan mereka yang dipekerjakan bagi kepentingan pengangkut itu.
2. sifat, keadaan atau cacat dari barang itu sendiri.
3. segala barang (alat-alat) yang dipakainya untuk menyelenggarakan pengangkutan itu.
Tanggung jawab pengangkut sebagai Debitur diatur dalam Pasal 1236 dan Pasal 1246 KUH Perdata yaitu :
a. Pasal 1236 KUH Perdata
“Debitur wajib memberi ganti rugi, kerugian dan bunga kepada kreditur bila ia menjadikan dirinya tidak mampu untuk
menyerahkan
barang itu atau tidak merawatnya sebaik-baiknya untuk menyelamatkannya.”
b. Pasal 1246 KUH Perdata
“Biaya, ganti rugi dan bunga, yang boleh dituntut kreditur, terdiri atas kerugian yang telah dideritannya dan keuntungan
yang sedianya dapat diperolehnya, tanpa mengurangi pengecualinya dan perubahan yang disebut dibawah ini.” Tanggung
jawab pengirim pada umumnya Pengirim (shipper) bertanggung jawab memberikan data yang selengkap lengkapnya dan
sebenar-benarnya mengenai barang yang akan dimuat tersebut disamping beranggung jawab untuk membayar biaya
pengangkutan tersebut.
DISUSUN OLEH :
• Auriel Nauvalia P_ 212040100001
• Aisyah Dwi PH _ 212040100025
• Ranina Bil Ma’fu _ 212040100068
• Alingga Rahma Yunita _ 172040100011
• Achmad Adi Setiawan _ 212040100074
• Rifky Ardiansyah _ 192040100008
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to Ppt Hukum Transportasi118271222 (1).pptx

Materi: Pemahaman Prosedur Shipping
Materi: Pemahaman Prosedur ShippingMateri: Pemahaman Prosedur Shipping
Materi: Pemahaman Prosedur ShippingKanaidi ken
 
Pengangkutan dengan kereta api (presentasi)
Pengangkutan dengan kereta api (presentasi)Pengangkutan dengan kereta api (presentasi)
Pengangkutan dengan kereta api (presentasi)Nabiil Reshuffle
 
Pemahaman Prosedur Shipping_ Materi Training "EXPORT IMPORT"
Pemahaman Prosedur Shipping_ Materi Training "EXPORT IMPORT"Pemahaman Prosedur Shipping_ Materi Training "EXPORT IMPORT"
Pemahaman Prosedur Shipping_ Materi Training "EXPORT IMPORT"Kanaidi ken
 
ppt transportasiiiiiiiiiiiiiiii (1).pptx
ppt transportasiiiiiiiiiiiiiiii (1).pptxppt transportasiiiiiiiiiiiiiiii (1).pptx
ppt transportasiiiiiiiiiiiiiiii (1).pptxssuserd30037
 
Bentuk serta Perantara dalam Perdagangan.pptx
Bentuk serta Perantara dalam Perdagangan.pptxBentuk serta Perantara dalam Perdagangan.pptx
Bentuk serta Perantara dalam Perdagangan.pptxPT. Inti Palm Sumatra
 
DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN DALAM PENGAPALAN.doc
DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN DALAM PENGAPALAN.docDOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN DALAM PENGAPALAN.doc
DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN DALAM PENGAPALAN.dociwanchoy16
 
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Nasional
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata NasionalAir & Space Law - Hukum Udara Perdata Nasional
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata NasionalMariske Myeke Tampi
 
UU No. 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan
UU No. 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan KesehatanUU No. 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan
UU No. 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan KesehatanLegal Akses
 
Uu nomor 6 tahun 2018 Karantina Kesehatan
Uu nomor 6 tahun 2018 Karantina KesehatanUu nomor 6 tahun 2018 Karantina Kesehatan
Uu nomor 6 tahun 2018 Karantina Kesehatantemanna #LABEDDU
 
Undang Undang Nomor 6 Tahun 2018
Undang Undang Nomor 6 Tahun 2018Undang Undang Nomor 6 Tahun 2018
Undang Undang Nomor 6 Tahun 2018JalinKrakatau
 
Transportation Law - Transportation Agreement In Common
Transportation Law - Transportation Agreement In CommonTransportation Law - Transportation Agreement In Common
Transportation Law - Transportation Agreement In CommonMariske Myeke Tampi
 
Draf perjanjian jasa pengangkutan barang
Draf perjanjian jasa pengangkutan barangDraf perjanjian jasa pengangkutan barang
Draf perjanjian jasa pengangkutan barangLegal Akses
 
PERBEDAAN FOB (FREE ON BOARD) & CIF (COST, INSURANCE AND FREIGHT)
PERBEDAAN FOB (FREE ON BOARD) & CIF (COST, INSURANCE AND FREIGHT)PERBEDAAN FOB (FREE ON BOARD) & CIF (COST, INSURANCE AND FREIGHT)
PERBEDAAN FOB (FREE ON BOARD) & CIF (COST, INSURANCE AND FREIGHT)Riki Ardoni
 

Similar to Ppt Hukum Transportasi118271222 (1).pptx (15)

Materi: Pemahaman Prosedur Shipping
Materi: Pemahaman Prosedur ShippingMateri: Pemahaman Prosedur Shipping
Materi: Pemahaman Prosedur Shipping
 
Pengangkutan dengan kereta api (presentasi)
Pengangkutan dengan kereta api (presentasi)Pengangkutan dengan kereta api (presentasi)
Pengangkutan dengan kereta api (presentasi)
 
Pemahaman Prosedur Shipping_ Materi Training "EXPORT IMPORT"
Pemahaman Prosedur Shipping_ Materi Training "EXPORT IMPORT"Pemahaman Prosedur Shipping_ Materi Training "EXPORT IMPORT"
Pemahaman Prosedur Shipping_ Materi Training "EXPORT IMPORT"
 
ppt transportasiiiiiiiiiiiiiiii (1).pptx
ppt transportasiiiiiiiiiiiiiiii (1).pptxppt transportasiiiiiiiiiiiiiiii (1).pptx
ppt transportasiiiiiiiiiiiiiiii (1).pptx
 
Bentuk serta Perantara dalam Perdagangan.pptx
Bentuk serta Perantara dalam Perdagangan.pptxBentuk serta Perantara dalam Perdagangan.pptx
Bentuk serta Perantara dalam Perdagangan.pptx
 
DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN DALAM PENGAPALAN.doc
DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN DALAM PENGAPALAN.docDOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN DALAM PENGAPALAN.doc
DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN DALAM PENGAPALAN.doc
 
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Nasional
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata NasionalAir & Space Law - Hukum Udara Perdata Nasional
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Nasional
 
UU No. 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan
UU No. 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan KesehatanUU No. 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan
UU No. 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan
 
Uu nomor 6 tahun 2018 Karantina Kesehatan
Uu nomor 6 tahun 2018 Karantina KesehatanUu nomor 6 tahun 2018 Karantina Kesehatan
Uu nomor 6 tahun 2018 Karantina Kesehatan
 
Undang Undang Nomor 6 Tahun 2018
Undang Undang Nomor 6 Tahun 2018Undang Undang Nomor 6 Tahun 2018
Undang Undang Nomor 6 Tahun 2018
 
UU No. 6 Tahun 2018
UU No. 6 Tahun 2018UU No. 6 Tahun 2018
UU No. 6 Tahun 2018
 
Transportation Law - Transportation Agreement In Common
Transportation Law - Transportation Agreement In CommonTransportation Law - Transportation Agreement In Common
Transportation Law - Transportation Agreement In Common
 
Draf perjanjian jasa pengangkutan barang
Draf perjanjian jasa pengangkutan barangDraf perjanjian jasa pengangkutan barang
Draf perjanjian jasa pengangkutan barang
 
Marine cargo 2015
Marine cargo 2015Marine cargo 2015
Marine cargo 2015
 
PERBEDAAN FOB (FREE ON BOARD) & CIF (COST, INSURANCE AND FREIGHT)
PERBEDAAN FOB (FREE ON BOARD) & CIF (COST, INSURANCE AND FREIGHT)PERBEDAAN FOB (FREE ON BOARD) & CIF (COST, INSURANCE AND FREIGHT)
PERBEDAAN FOB (FREE ON BOARD) & CIF (COST, INSURANCE AND FREIGHT)
 

More from ssuserd30037

hukumpajak-130222023232438-phpapp01.pptx
hukumpajak-130222023232438-phpapp01.pptxhukumpajak-130222023232438-phpapp01.pptx
hukumpajak-130222023232438-phpapp01.pptxssuserd30037
 
Jamsossssssssssssssssssssssssssstek.pptx
Jamsossssssssssssssssssssssssssstek.pptxJamsossssssssssssssssssssssssssstek.pptx
Jamsossssssssssssssssssssssssssstek.pptxssuserd30037
 
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptx
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptxPengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptx
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptxssuserd30037
 
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptxPengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptxssuserd30037
 
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptxPengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptxssuserd30037
 
PHK 2xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptx
PHK 2xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptxPHK 2xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptx
PHK 2xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptxssuserd30037
 
Revisiiiiiiiiiiiiiiiiii [Autosaved].pptx
Revisiiiiiiiiiiiiiiiiii [Autosaved].pptxRevisiiiiiiiiiiiiiiiiii [Autosaved].pptx
Revisiiiiiiiiiiiiiiiiii [Autosaved].pptxssuserd30037
 
Transportasi kel-5wwwwwwwwwwwwwwwww.pptx
Transportasi kel-5wwwwwwwwwwwwwwwww.pptxTransportasi kel-5wwwwwwwwwwwwwwwww.pptx
Transportasi kel-5wwwwwwwwwwwwwwwww.pptxssuserd30037
 
HUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.ppt
HUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.pptHUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.ppt
HUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.pptssuserd30037
 
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.ppt
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.pptHUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.ppt
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.pptssuserd30037
 
Sejarah_hari_buruh_indonesia100_ppt.pptx
Sejarah_hari_buruh_indonesia100_ppt.pptxSejarah_hari_buruh_indonesia100_ppt.pptx
Sejarah_hari_buruh_indonesia100_ppt.pptxssuserd30037
 
SEJARAH_HUKUM_KETENAGAKERJAAN_INDONESIA.pdf
SEJARAH_HUKUM_KETENAGAKERJAAN_INDONESIA.pdfSEJARAH_HUKUM_KETENAGAKERJAAN_INDONESIA.pdf
SEJARAH_HUKUM_KETENAGAKERJAAN_INDONESIA.pdfssuserd30037
 
RPS-Hukum-Acara-Pidana.pdf
RPS-Hukum-Acara-Pidana.pdfRPS-Hukum-Acara-Pidana.pdf
RPS-Hukum-Acara-Pidana.pdfssuserd30037
 
hukum-asuransi.ppt
hukum-asuransi.ppthukum-asuransi.ppt
hukum-asuransi.pptssuserd30037
 
Hukum_internasional.pptx
Hukum_internasional.pptxHukum_internasional.pptx
Hukum_internasional.pptxssuserd30037
 
Pengantar Pendidikan Pancasila.ppt
Pengantar Pendidikan Pancasila.pptPengantar Pendidikan Pancasila.ppt
Pengantar Pendidikan Pancasila.pptssuserd30037
 

More from ssuserd30037 (16)

hukumpajak-130222023232438-phpapp01.pptx
hukumpajak-130222023232438-phpapp01.pptxhukumpajak-130222023232438-phpapp01.pptx
hukumpajak-130222023232438-phpapp01.pptx
 
Jamsossssssssssssssssssssssssssstek.pptx
Jamsossssssssssssssssssssssssssstek.pptxJamsossssssssssssssssssssssssssstek.pptx
Jamsossssssssssssssssssssssssssstek.pptx
 
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptx
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptxPengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptx
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptx
 
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptxPengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
 
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptxPengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
 
PHK 2xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptx
PHK 2xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptxPHK 2xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptx
PHK 2xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptx
 
Revisiiiiiiiiiiiiiiiiii [Autosaved].pptx
Revisiiiiiiiiiiiiiiiiii [Autosaved].pptxRevisiiiiiiiiiiiiiiiiii [Autosaved].pptx
Revisiiiiiiiiiiiiiiiiii [Autosaved].pptx
 
Transportasi kel-5wwwwwwwwwwwwwwwww.pptx
Transportasi kel-5wwwwwwwwwwwwwwwww.pptxTransportasi kel-5wwwwwwwwwwwwwwwww.pptx
Transportasi kel-5wwwwwwwwwwwwwwwww.pptx
 
HUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.ppt
HUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.pptHUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.ppt
HUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.ppt
 
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.ppt
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.pptHUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.ppt
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.ppt
 
Sejarah_hari_buruh_indonesia100_ppt.pptx
Sejarah_hari_buruh_indonesia100_ppt.pptxSejarah_hari_buruh_indonesia100_ppt.pptx
Sejarah_hari_buruh_indonesia100_ppt.pptx
 
SEJARAH_HUKUM_KETENAGAKERJAAN_INDONESIA.pdf
SEJARAH_HUKUM_KETENAGAKERJAAN_INDONESIA.pdfSEJARAH_HUKUM_KETENAGAKERJAAN_INDONESIA.pdf
SEJARAH_HUKUM_KETENAGAKERJAAN_INDONESIA.pdf
 
RPS-Hukum-Acara-Pidana.pdf
RPS-Hukum-Acara-Pidana.pdfRPS-Hukum-Acara-Pidana.pdf
RPS-Hukum-Acara-Pidana.pdf
 
hukum-asuransi.ppt
hukum-asuransi.ppthukum-asuransi.ppt
hukum-asuransi.ppt
 
Hukum_internasional.pptx
Hukum_internasional.pptxHukum_internasional.pptx
Hukum_internasional.pptx
 
Pengantar Pendidikan Pancasila.ppt
Pengantar Pendidikan Pancasila.pptPengantar Pendidikan Pancasila.ppt
Pengantar Pendidikan Pancasila.ppt
 

Recently uploaded

file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desamateri penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desassuser274be0
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 

Recently uploaded (10)

file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desamateri penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 

Ppt Hukum Transportasi118271222 (1).pptx

  • 1. PERKEMBANGAN KONSEP TANGGUNG JAWAB HUKUM TRANSPORTASI TERKAIT BARANG DAN ORANG
  • 2. SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI DI INDONESIA Transportasi atau pengangkutan adalah perpindahan manusia atau barang dari tempat satu ke tempat lainnya, dari tempat asal ke tempat tujuan yang diangkut oleh hewan ataupun wahana yg digerakkan dan dibuat oleh manusia. Yang mana terdapat pergerakan dari tempat asal ke tempat tujuan, terdapat 4 rute transportasi yang dapat dilalui yaitu jalur darat, jalur darat dengan rel, jalur udara dan jalur laut. Seperti yang kita ketahui Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam di mana lautan terbentang luas di antara pulau pulau dan daratan pulau pulau terbentang luas pula di antara laut laut indonesia. Dengan kondisi geografis tersebut maka raykat Indonesia membutuhkan 4 jalur tersebut untuk dapat menuju ketempat yang akan di tuju.
  • 3. KONSEP TANGGUNG JAWAB HUKUM TRANSPORTASI TERKAIT DENGAN BARANG DAN ORANG Secara etimologis, transportasi berasal dari bahasa latin, yaitu transportare, trans berarti seberang atau sebelah lain; dan por-tare berarti mengangkut atau membawa. Dengan demikian, transportasi berarti mengangkut atau membawa sesuatu ke sebelah lain atau dari suatu tempat ke tempat lainnya. Hal ini berarti bahwa transportasi merupakan jasa yang diberikan, guna menolong orang atau barang untuk dibawa dari suatu tempat ke tempat lain lainnya. Sehingga transportasi dapat didefenisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan/atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya, dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin.
  • 4. TANGGUNG JAWAB DALAM PENGANGKUTAN UDARA MENURUT UU NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN Prinsip-prinsip Umum 1. A. Prinsip “presumption of liability” Berdasarkan prinsip ini pengangkut dianggap selalu bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari pengangkutan yang diselenggarakannya. Balk itu kerugian yang diderita oleh penumpang, karena penumpang luka atau tewas, atau bagasinya rusak, hilang atau terlambat datang, maupun kerugian pengirim barang atas barang kirimannya. Tetapi jika pengangkut dapat membuktikan bahwa dia tidak bersalah, maka dia dibebaskan dari tanggung jawab membayar ganti kerugian itu. Yang dimaksud dengan “tidak bersalah” adalah tidak melakukan kelalaian, telah berupaya melakukan tindakan yang perlu untuk menghindari kerugian, atau peristiwa yang menimbulkan kerugian itu, tidak bisa dihindari. Beban pembuktian ada pada pihak pengangkut, bukan pada pihak yang dirugikan.
  • 5. 2. Prinsip “limitation of liability” Menurut prinsip ini tanggung jawab pengangkut dibatasi sampai suatu jumlah tertentu. Prinsip ini merupakan imbangan bagi prinsip “presumption of liability”. Hal ini mendorong pengangkut menyelesaikan tuntutan ganti rugi dengan jalan damai. Untuk mencapai tujuan itu limit tanggung jawab ganti rugi tidak boleh terlalu rendah dan tidak boleh terlalu tinggi. 3. Prinsip “absolute liability” Berdasarkan prinsip ini pengangkut harus bertanggung jawab atas setiap kerugian yang timbul dalam pengangkutan yang diselenggarakannya tanpa keharusan pembuktian ada tidaknya kesalahan pengangkut. Prinsip ini tidak mengenal beban pembuktian, unsur kesalahan tak perlu dipersoalkan. Jadi pengangkut bukan lagi dianggap bertanggung jawab, tetapi adalah selalu bertanggungjawab tanpa ada kemungkinan membebaskan diri. Kecuali dalam satu hal, yaitu kalau yang dirugikan bersalah atau turut bersalah dalam timbulnya kerugian pada dirinya.
  • 6. PRINSIP DAN TANGGUNGJAWAB PENGANGKUTAN DALAM DARAT TERKAIT BARANG DAN ORANG Pengangkutan darat atau pengangkutan jalan diselenggarakan oleh perusahaan pengangkutan umum yang menyediakan jasa pengangkutan umum yang menyediakan jasa pengangkutan orang dan/atau barang dengan kendaraan umum di jalan dan telah mendapatkan izin usaha dan izin operasi dari pemerintah. Contoh dari pengangkutan darat ini yaitu seperti bus, truk, dan lain sebagainya. Pengaturan mengenai pengangkutan darat atau pengangkutan jalan ini terdapat di dalam Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pasal 191 UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyatakan : “Perusahaan Angkutan Umum bertanggung jawab atas kerugian yang diakibatkan oleh segala perbuatan orang yang dipekerjakan dalam kegiatan penyelenggaraan angkutan”.
  • 7. PIHAK PIHAK DALAM PENGANGKUTAN 1. Pengirim KUHD maupun KUHPerdata tidak mengatur definisi pengirim secara umum. “pengirim adalah pihak yang mengikatkan diri untuk membayar biaya pengangkutan barang dan atas dasar itu berhak memperoleh pelayanan pengangkutan dari pengangkut. Pengirim adalah orang yang mengirim, orang yang menyampaikan. Pengirim dapat berstatus sebagai pemilik barang sendiri atau orang lain yang bertindak atas nama pemilik barang. Selain itu pengirim dapat juga berstatus sebagai penjual dalam perjanjian jual beli yang berkewajiban menyerahkan barang melalui jasa pengangkutan. Pengirim dapat juga berstatus sebgagai manusia pribadi, perusahaan perseorangan atau sebagai perusahaan badan hukum atau bukan badan hukum. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan pengirim adalah pemilik barang yang memberikan kuasa kepada ekspeditur untuk menyelenggarakan urusan pengiriman barang dan bertindak sebagai pemegang dokumen angkutan serta membayar biaya pengiriman kepada ekspeditur.
  • 8. 2. Perusahaan pengirim barang Perusahaan pengirim barang adalah pengusaha yang menjalankan perusahaan persekutuan badan hukum dalam bidang usaha ekspedisi muatan barang”. Sebagai perwakilan dari pengirim atau penerima barang, ekspeditur mengurus berbagai macam dokumen yang diperlukan guna memasukkan atau mengeluarkan barang. 3. Penerima barang Penerima barang adalah pihak yang dituju oleh pengirim barang, dapat berbentuk perusahaan maupun perorangan yang telah mengadakan perjanjian jual beli atau kepentingan lainnya. Dalam KUHD tidak terdapat definisi secara umum mengenai penerima barang. Penerima barang adalah pihak yang tidak mengikatkan diri pada pengangkut, tetapi dapat saja telah mengadakan perjanjian dengan pengirim barang. Penerima adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut: - Perusahaan atau perorangan yang memperoleh hak dari pengirim barang; - Dibuktikan dengan penguasaan dokumen angkutan; - Membayar atau tanpa membayar biaya angkuatan.
  • 9. PRINSIP DAN TANGGUNGJAWAB PARA PIHAK DALAM PENGANGKUTAN BARANG MELALUI LAUT Kelancaran dan keselamatan kapal merupakan hal sangat penting untuk diperhatikan, dalam UU Pelayaran diatur mengenai nahkoda merupakan seorang pimpinan yang berada diatas kapal yang mewakili wewenang penegak hukum dan bertanggung jawab atas keselematan, keamanan dan ketertiban kapal, pelayaran, maupun terhadap barang muatan. Seorang nahkoda juga wajib memenuhi persyaratan dalam proses kepelatihan, pendidikan dan dinyatakan sehat. Nahkoda juga berhak melakukan tindakan yang perlu dilakukan untuk melakukan penyelematan yaitu dengan tindakan penyimpangan rute yang telah ditetapkan serta tindakan-tindakan lainnya yang diperlukan. Pada waktu perjalanan pelayaran berlangsung, nahkoda wajib berada di atas kapal kecuali dalam keadaan yang memaksa atau darurat yang bisa menjadi dan berakibat mengancam jiwa dan keselamatannya.
  • 10. Sebagai pihak yang mengusahakan pengangkutan laut dengan menggunakan kapal sebagai alat angkutannya, pengangkut dibebani dengan tanggung jawab tertentu terhadap barang-barang muatan yang diserahkan dari pengirim untuk diangkut. Tanggung jawab pengangkut menurut KUHD diatur dalam: 1. Pasal 468KUHD Harus diangkutnya mulai saat diterimanya hingga saat diserahkannya barang tersebut”. Ayat 1 : “Persetujuan pengangkutan untuk menjaga keselamatan barang yang, Ayat 2 (a) : “Pengangkut wajib mengganti kerugian pengirim, apabila barang yang diangkutnya tidak diserahkan atau rusak”. Ayat 2 (b). “tetapi pengangkut tidak berkewajiban mengganti kerugian pengirim, bila tidak dapat diserahkan atau rusaknya barang itu disebabkan karena: 1. Suatu malapetaka yang tidak dapat dihindari terjadinya. 2. sifat, keadaan atau cacat dari barang itu sendiri. 3. suatu kelalaian atau kesalahan si pengirim sendiri.
  • 11. Ayat 3 : “Pengangkut juga bertanggung jawab kepada : 1. segala perbuatan mereka yang dipekerjakan bagi kepentingan pengangkut itu. 2. sifat, keadaan atau cacat dari barang itu sendiri. 3. segala barang (alat-alat) yang dipakainya untuk menyelenggarakan pengangkutan itu. Tanggung jawab pengangkut sebagai Debitur diatur dalam Pasal 1236 dan Pasal 1246 KUH Perdata yaitu : a. Pasal 1236 KUH Perdata “Debitur wajib memberi ganti rugi, kerugian dan bunga kepada kreditur bila ia menjadikan dirinya tidak mampu untuk menyerahkan barang itu atau tidak merawatnya sebaik-baiknya untuk menyelamatkannya.” b. Pasal 1246 KUH Perdata “Biaya, ganti rugi dan bunga, yang boleh dituntut kreditur, terdiri atas kerugian yang telah dideritannya dan keuntungan yang sedianya dapat diperolehnya, tanpa mengurangi pengecualinya dan perubahan yang disebut dibawah ini.” Tanggung jawab pengirim pada umumnya Pengirim (shipper) bertanggung jawab memberikan data yang selengkap lengkapnya dan sebenar-benarnya mengenai barang yang akan dimuat tersebut disamping beranggung jawab untuk membayar biaya pengangkutan tersebut.
  • 12. DISUSUN OLEH : • Auriel Nauvalia P_ 212040100001 • Aisyah Dwi PH _ 212040100025 • Ranina Bil Ma’fu _ 212040100068 • Alingga Rahma Yunita _ 172040100011 • Achmad Adi Setiawan _ 212040100074 • Rifky Ardiansyah _ 192040100008