SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
TAHAP
PERENCANAAN
KPBU
Direktorat Pengembangan Pendanaan Pembangunan
Kementerian PPN/Bappenas
2023
Kegiatan pada Tahap Perencanaan
1. Identifikasi KPBU
Menteri/kepala lembaga/kepala daerah/direksi Badan Usaha
Milik Negara. melakukan identifikasi kebutuhan pelaksanaan
rencana Penyediaan Infrastruktur yang akan dikerjasamakan
dengan Badan Usaha.
Penetapan skema pendanaan berdasarkan rekomendasi
yang dituangkan dalam Studi Pendahuluan bahwa
penyediaan infrastruktur dilakukan melalui skema KPBU.
2. Penetapan Skema Pendanaan
Penyusunan rencana anggaran pada setiap tahap KPBU yang
dapat bersumber dari:
• APBN termasuk penerimaan dan/atau penerusan pinjaman
dan/atau hibah sesuai peraturan perundang-undangan;
• APBD; dan/atau
• sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
3. Penyusunan Rencana Anggaran
Penyusunan Studi Pendahuluan
Pelaksanaan Konsultasi Publik
Pada tahap
perencanaan, juga
dilakukan kegiatan:
a)pengusulan proyek
KPBU ke dalam
daftar rencana
KPBU oleh
M/KL/KD/Dir
BUMN; dan
b)penyusunan daftar
rencana KPBU
oleh Kementerian
PPN/Bappenas.
Tahap
Perencanaan
Simpul KPBU membantu PJPK dalam melakukan kegiatan pada tahap
perencanaan KPBU
Penyusunan Studi Pendahuluan
Kajian Strategis
Tinjauan atas kebijakan dan
rencana strategis sektor
Isi Studi
Pendahuluan
Tinjauan aspek kepatuhan
Tinjauan aspek regulasi
Tinjauan aspek kelembagaan
Penentuan kebutuhan
Penyediaan Infrastruktur
Tinjauan awal rencana
proyek
Pemilihan metode
Penyediaan Infrastruktur
Kajian Inisiatif Penyediaan
Infrastruktur
Pada Studi Pendahuluan, perlu disusun kesimpulan dan
rencana tindak lanjut, yang paling sedikit meliputi:
1.indikasi bentuk Penyediaan Infrastruktur;
2. rekomendasi hal-hal yang perlu ditindaklanjuti; dan
3.rencana jadwal dan tahapan pelaksanaan Penyediaan
Infrastruktur.
Isi Kajian Strategis
Dilakukan dengan
memastikan kesesuaian
proyek terhadap:
a.Rencana Pembangunan
Jangka Menengah
Nasional (RPJMN);
b.Rencana Pembangunan
Jangka Menengah
Daerah (RPJMD);
c.Rencana Kerja
Pemerintah, Rencana
Kerja Daerah, Rencana
Strategis; dan/atau
d.Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga.
Kebijakan dan rencana
strategis sektor
Dilakukan dengan:
a)memastikan
kesesuaian lokasi
proyek dengan
Rencana Tata Ruang
Wilayah
(RTRW)/Rencana
Detail Tata Ruang
(RDTR); dan
b)melakukan kajian
keterkaitan antar
sektor infrastruktur.
Aspek Kepatuhan
Dilakukan dengan
melakukan:
a.analisis peraturan
perundang-undangan
yang relevan; dan
b.Identifikasi risiko hukum
dan strategi mitigasi
risiko.
Aspek Regulasi
Aspek kelembagaan
mencakup:
a.konfirmasi kewenangan
menteri/kepala
lembaga/kepala
daerah/direksi Badan
Usaha Milik Negara atau
direksi Badan Usaha Milik
Negara sebagai PJPK jika
dijalankan dalam skema
KPBU;
b.pemetaan pemangku
kepentingan; dan
c.penentuan peran dan
tanggung jawab
penyelenggara KPBU serta
sistem pelaporan.
Aspek Kelembagaan
Ilustrasi Kajian Keterkaitan Antar Sektor Infrastruktur
Lokasi rumah sakit yang akan
dibangun berdekatan dengan
pariwisata sehingga
wisatawan dapat mengakses
layanan Kesehatan
Pariwisata
Pada kajian kepatuhan perlu dikaji keterkaitan antar sektor
infrastruktur baik yang memberi dampak pada proyek
maupun terdampak dari proyek
Kajian Kepatuhan
Ilustrasi: Proyek Rumah Sakit
Dalam hal terjadi
kecelakanaan kerja pada
pegawai, maka pegawai bisa
dibawa ke rumah sakit untuk
mendapat penanganan
Kawasan Industri
Dalam hal Pasien membutuhkan
pemeriksaan atau pengobatan
lanjutan yang tidak dapat
dilakukan di Laboratorium yang
ada, Pasien dapat diberikan
rujukan ke rumah sakit yang
akan dibangun.
Laboratorium
Dengan tersedianya sarana
transportasi publik dari dan
menuju lokasi rumah sakit dapat
mendukung aksesibilitas dan
daya tarik fasilitas tersebut dan
menciptakan nilai tambah yang
penting untuk target pasar serta
pendanaan investasi infrastruktur
oleh Badan Usaha.
Transportasi Publik
Adanya fasilitas penginapan
yang bagus dan mudah untuk
diakses menunjang pemanfaatan
rumah sakit, karena akan
mempermudah pengguna
fasilitas untuk mencari tempat
akomodasi yang nyaman
Perhotelan
Ilustrasi Aspek Regulasi: Analisa Peraturan
Melakukan analisa yang mengacu pada peraturan:
• Undang-Undang 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2018 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kerja Sama Pemerintah Dengan
Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur Kesehatan
• Dsb.
Pengaturan bidang dan sektor terkait
rencana proyek Penyediaan Infrastruktur
Ilustrasi: Proyek Rumah Sakit
Bertujuan untuk menganalisa
persetujuan lingkungan yang
dibutuhkan.
Lingkungan
Bagaimana proses pemanfaatan BMN/BMD
dalam rencana proyek Penyediaan
Infrastruktur termasuk lini masa proses
pemanfaatannya.
Pemanfaatan BMN/BMD
Peraturan yang dapat dijadikan acuan seperti:
• PP Nomor 27 Tahun 2014 jo PP No 28 Tahun 2020
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah
Peraturan yang dapat dijadikan acuan:
• PP 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
• PermenLHK 4/2021.
Identifikasi apakah memerlukan pengadaan tanah
atau tidak.
Apabila memerlukan pengadaan tanah, regulasi yang dapat
dijadikan acuan seperti:
• PP 19/2021 jo PP PP No. 39 Tahun
2023 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
Pengadaan Tanah
Hasil identifikasi terhadap kebutuhan
tingkat komponen dalam negeri yang
disyaratkan pada pelaksanaan
rencana proyek Penyediaan
Infrastruktur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan sektor.
Produk Dalam Negeri
Peraturan lainnya yang menjadi
dasar dalam keberlangsungan
rencana proyek Penyediaan
Infrastruktur.
Peraturan yang dapat dijadikan acuan seperti:
• Perpajakan
• Kesehatan dan keselamatan kerja
• Perizinan yang menjadi persyaratan
Peraturan Terkait Lainnya
Ilustrasi Identifikasi Risiko Hukum
No Identifikasi Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi
1 Risiko perubahan
peraturan perundang-
undangan
Terjadi perubahan
perundang-undangan yang
dapat menghambat
pelaksanaan proyek KPBU
Melakukan koordinasi dengan instansi
terkait
2 Risiko kegagalan
perolehan persetujuan
lingkungan
PJPK tidak memperoleh atau
terlambat memperoleh
Persetujuan Lingkungan
karena tidak memenuhi
persyaratan
• Perlu ada perencanaan jadwal yang
matang dengan mempertimbangkan
potensi risiko yang terjadi.
• Memastikan bahwa seluruh
persyaratan sudah terpenuhi
sebelum mengajukan persetujuan
lingkungan ke instansi terkait
3 Risiko gagalnya
pengadaan tanah
Terjadi gagalnya pengadaan
tanah karena terdapat rumah
warga di atas tanah yang
akan dibangun proyek KPBU
• Pelaksanaan konsultasi publik
• Perencanaan yang matang untuk
pengadaan tanah
Ilustrasi Pemetaan Pemangku Kepentingan
Ilustrasi: Proyek Penerangan Jalan Umum
Kementerian Dalam Negeri
Surat kemendagri tentang
Pertimbangan Penggunaan
Skema pembiayaan AP
(Availability Payment)
Kementerian PPN/
Bappenas
Permohonan usulan proyek
ke PPP Book
DPRD
Persetujuan DPRD atas
Perda APBD yang memuat
anggaran AP dalam APBD
Kementerian Perhubungan
Persetujuan Direktorat
Jenderal Hubungan Darat
Kementerian Perhubungan
untuk manajemen dan
rekayasa lalu lintas di jalan
nasional
PT PII
Pemberian penjaminan
Pemerintah
LKPP
Koordinasi pelaksanaan
pengadaan badan usaa
pelaksana.
Isi Kajian Inisiatif Penyediaan Infrastruktur
1. Penentuan
kebutuhan
Penyediaan
Infrastruktur
Tinjauan Kondisi Ketersediaan
Layanan: Kondisi ketersediaan layanan
melalui penyajian data faktual.
Tinjauan Dampak Terhadap Kondisi
Ketersediaan Layanan:
Dampak ekonomi, sosial, finansial,
lingkungan, dan aspek lainnya yang
relevan.
Tinjauan Kebutuhan Infrastruktur:
Indikasi awal tinjauan kebutuhan
Infrastruktur yang telah diidentifikasi.
2. Tinjauan awal
rencana proyek
Menyusun indikasi awal rencana
proyek Penyediaan Infrastruktur yang
dibutuhkan.
Melakukan tinjauan awal terhadap:
Indikasi metode Penyediaan Infrastruktur
yang disusun dengan
mempertimbangkan identifikasi
kebutuhan Penyediaan Infrastruktur
Kriteria penilaian yang mendasarkan
pada kriteria penentu Nilai Manfaat
Uang dan tujuan Penyediaan
Infrastruktur yang dihasilkan dari
identifikasi kebutuhan Penyediaan
Infrastruktur
Menentukan rekomendasi metode
Penyediaan Infrastruktur, termasuk bentuk
KPBU jika disimpulkan proyek untuk
ditindaklanjuti dengan skema KPBU
3. Pemilihan
metode
Penyediaan
Infrastruktur
Indikasi risiko proyek: Identifikasi risiko, penilaian risiko,
alokasi risiko, mitigasi risiko
analisis finansial proyek: Penilaian awal aspek finansial
(estimasi indikasi biaya proyek, estimasi indikasi manfaat
proyek, indikasi kapasitas fiskal, identifikasi skema pembiayaan)
dan penilaian awal aspek ekonomi
Ilustrasi Tinjauan Penentuan Kebutuhan
Penyediaan Infrastruktur
Ilustrasi: Proyek Rumah Sakit
Kondisi Eksisting Kondisi Ideal Kebutuhan
Penyediaan
Di Provinsi XX terdapat 300 rumah sakit umum
baik daerah maupun swasta. Sarana Tempat
Tidur pada tahun 2020 sebanyak 44.000
tempat tidur. Dibandingkan dengan tahun 2019
jumlah tempat tidur rumah sakit sebanyak
38.000, sehingga ada kenaikan sebanyak 6.000
tempat tidur. Namun, hingga saat ini provinsi
XX masih memiliki isu terkait ketimpangan
perbandingan kapasitas tempat tidur dengan
jumlah Masyarakat.
Standar WHO untuk rasio tempat tidur untuk
perawatan terhadap penduduk adalah
1/1000 penduduk. Rasio tempat tidur rumah
sakit terhadap penduduk pada tahun 2020
adalah 1/1.103 penduduk.
Di Provinsi XX idealnya membutuhkan 49.000
tempat tidur. Saat ini kekurangan 5.000 tempat
tidur dan apabila dibandingkan dengan jumlah
penduduk adalah 1 tempat tidur untuk 40.931
penduduk Provinsi XX.
Ilustrasi Tinjauan Awal Proyek : Identifikasi Risiko
No Identifikasi risiko
proyek
Penilaian risiko
proyek
Alokasi risiko Mitigasi Risiko
1 Kesalahan dan
Kelalaian Desain
Medium Dialihkan ke
badan usaha
Melakukan uji tuntas selama
pengembangan desain dan
spesifikasi indikatif dan
memastikan persyaratannya
jelas dalam perjanjian
kontrak.
2 Perubahan
Lingkup yang
Diprakarsai oleh
Pemilik Proyek
Medium Ditanggung
oleh
pemerintah
Memiliki desain yang fleksibel,
memastikan keterlibatan
kelompok pengguna dalam
spesifikasi dan evaluasi
desain, menerapkan
kebijakan tidak ada pesanan
perubahan bersih, mengelola
ekspektasi dan masukan dari
kelompok pengguna.
Ilustrasi Tinjauan Awal Proyek : Menyusun Indikasi Awal
Rencana Proyek – Standar Pelayanan Minimal
Management
Ilustrasi: Proyek Jalan Tol
No Substansi Pelayanan Standar Pelayanan Minimal Keterangan
Indikator Cakupan/Lingkup Tolak Ukur
1 Kecepatan Tempuh
Rata- rata
Kecepatan tempuh rata-
rata kondisi normal
Jalan Tol dalam kota
- Jalan Tol luar kota
- >40km/jam - >60km/jam Waktu pemenuhan setiap saat
(dalam kondisi normal)
2 Aksesibilitas Kecepatan Transaksi
Rata-rata
Gerbang Tol sisttem
terbuka
Maksimal 6 detik setiap kendaraan Waktu pemenuhan setiap saat
Gerbang tol sistem
tertutup:
- Gardu masuk
Maksimal 5 detik setiap kendaraan
Gardu keluar Maksimal 9 detik setiap kendaraan
GTO
- Gardu Tol
Ambil Kartu
Maksimal 4 detik setiap kendaraan Dilakukan tera ulang instrumen
transaksi
elektronik tiap 180 hari dan
pemasangan tombol bantuan
pada alat transaksi
Gardu tol Transaksi Maksimal 5 detik setiap kendaraan
Ilustrasi Tinjauan Awal Proyek :
Penilaian Aspek Ekonomi
Management
Ilustrasi: Proyek Penerangan Jalan Umum
Penyerapan tenaga
kerja pada masa
konstruksi
Penyerapan
material pada
masa konstruksi
Penggunaan tenaga
kerja pada masa
operasi
Penerimaan PJU
Penurunan biaya
operasi dan
pemeliharan PJU
Peningkatan
PDRB
PENILAIAN VFM KUALITATIF
Penilaian Value for Money Kualitatif
Pasal 1 angka 22 PerMen PPN/Bappenas No
7/2023 mengatur definisi terkait VfM:
Nilai Manfaat Uang adalah pengukuran
kinerja proyek KPBU berdasarkan nilai
ekonomi, efisiensi, dan efektivitas
pengeluaran serta kualitas pelayanan yang
memenuhi kebutuhan masyarakat.
• Penilaian VfM kualitatif dilakukan oleh
Simpul KPBU
• Penilaian VfM kualitatif oleh Simpul dapat
melibatkan personil di luar Simpul KPBU
(baik membantu untuk menyusun maupun
melakukan verifikasi)
Pengertian
Pihak yang Melakukan
Penilaian VfM kualitatif pada tahap
penyiapan bertujuan untuk menentukan
metode Penyediaan Infrastruktur yang
paling tepat untuk Menteri/kepala
lembaga/kepala daerah/direksi Badan
Usaha Milik Negara (M/KL/KD/Dir BUMN).
Tujuan VfM Kualitatif
Kapan Penilaian VfM Kualitatif
Dilakukan?
Isi Kajian Inisiatif Penyediaan Infrastruktur
Tinjauan
awal
rencana
proyek
Penentuan
kebutuhan
Penyediaan
Infrastruktur
Pemilihan
metode
Penyediaan
Infrastruktur
1 2 3
Penilaian VfM
Kualitatif
Langkah Penilaian Value for Money Kualitatif
1. Melakukan inventarisasi data
Adapun informasi yang diperoleh yaitu:
• Tujuan Proyek
• Persyaratan Layanan dan Skala Proyek
• Risiko Proyek dan Strategi Mitigasi Risiko
• Rencana pengelolaan proyek Kemampuan dan Keahlian yang Diperlukan
UntukMenyediakan Proyek
3. Pelaksanaan Validasi Pasar
Validasi pasar dilaksanakan untuk mempertimbangkan ketersediaan dan
kapabilitas pemangku kepentingan pasar. Validasi pasar dapat dilakukan
dengan:
• Melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan untuk memperoleh
informasi pasar.
• Melakukan riset pasar pada sektor industri tertentu jika dibutuhkan
4. Pemilihan Opsi Metode Penyediaan
Infrastruktur
• Membandingkan metode Penyediaan Infrastruktur
yang dipilih, berdasarkan kriteria VfM Kualitatif
• menentukan tingkat prioritas kriteria VfM Kualitatif
dan melakukan analisis terhadap masing-masing
kriteria tersebut
• Menilai kesesuaian kebutuhan proyek berdasarkan
evaluasi yang telah dilakukan dengan
mempertimbangkan karakteristik metode
Penyediaan Infrastruktur yang dipilih menteri/kepala
lembaga/kepala daerah/direksi Badan Usaha Milik
Negara untuk diperbandingkan.
2. Penentuan opsi metode Penyediaan Infrastruktur
M/KL/KD mempertimbangan Beberapa metode Penyediaan Infrastruktur
seperti KPBU, pendanaan pemerintah melalui pengadaan barang/jasa atau
penugasan BUMN.
5. Rekomendasi Metode Penyediaan
Infrastruktur
Rekomendasi metode penyediaan infrastruktur
menyimpulkan metode penyediaan infrastruktur
dengan penilaian terbaik.
1. Inventarisasi Data
Tujuan Proyek
Persyaratan Layanan
dan Skala Proyek
Risiko Proyek dan
Strategi Mitigasi
Risiko
Rencana
pengelolaan proyek
Kemampuan dan Keahlian
yang Diperlukan Untuk
Menyediakan Proyek
Tujuan spesifik mengenai
proyek yang akan dibangun
sebagai contoh:
Membangun proyek jalan tol
untuk mempermudah akses
jalan antar kota, membangun
proyek bandar udara untuk
memberikan akses
penerbangan antar pulau.
Informasi yang dibutuhkan
meliputi:
1. indikasi opsi teknologi;
2. indikasi standar
pelayanan minimum;
3. indikasi spesifikasi
keluaran serta estimasi
awal investasi proyek;
4. cakupan wilayah
layanan; atau
5. informasi lain terkait
proyek yang terkait dan
relevan.
Risiko proyek yang
dihasilkan dalam kegiatan
tinjauan awal rencana
proyek pada kajian inisiatif
Penyediaan Infrastruktur
dalam studi pendahuluan
sebagai berikut:
1. identifikasi awal
terhadap risiko proyek;
2. penilaian risiko;
3. alokasi risiko indikatif;
dan
4. mitigasi risiko.
Rencana pengelolaan
proyek dilakukan
mengukur siklus hidup
proyek yang diperlukan.
Informasi yang dibutuhkan:
1. kebutuhan
pengoperasian setelah
konstruksi proyek
selesai; dan
2. kebutuhan
pemeliharaan setelah
konstruksi proyek
selesai
• Diperlukan untuk melihat
sejauh mana kemampuan
menteri/kepala
lembaga/kepala daerah/direksi
Badan Usaha Milik Negara
dalam melaksanakan proyek.
• Informasi yang dibutuhkan
mencakup kebutuhan pihak
lain untuk mengelola proyek.
• Kemampuan dan keahlian
yang ditentukan akan diukur
setelah inteligensi pasar
dilakukan.
2. Penentuan opsi metode Penyediaan Infrastruktur (1/3)
Karakteristik KPBU
Pendanaan Pemerintah
(Barang dan jasa)
Penugasan Badan Usaha Milik
Negara
1. Rencana Penyediaan
Infrastruktur dengan skala
dan jangka waktu yang
sesuai
Skema KPBU umumnya diterapkan pada
proyek dengan nilai investasi cenderung
besar, yang mengakibatkan membutuhkan
waktu relatif lebih lama dalam melakukan
pengembalian investasi.
Meskipun demikian, tidak menutup
kemungkinan skema KPBU diterapkan pada
proyek dengan nilai investasi kecil namun
tetap harus mempertimbangkan kelayakan
ekonomi dan finansial proyek.
Proyek pendanaan pemerintah dapat
diterapkan pada proyek investasi kecil
atau besar dan memiliki jangka waktu
Penyediaan Infrastruktur yang relatif
pendek, umumnya maksimal 3 (tiga)
tahun anggaran.
Proyek Penyediaan Infrastruktur yang disediakan
melalui skema penugasan Badan Usaha Milik
Negara dapat diberikan pada beragam skala dan
jangka waktu proyek.
2. Rencana Penyediaan
Infrastruktur dengan profil
risiko.
Pada proyek KPBU dilakukan
pengalokasian risiko untuk memastikan
risiko ditanggung oleh pihak yang memiliki
kemampuan yang paling memadai.
Contoh:
Risiko konstruksi ditanggung oleh badan
usaha.
Dalam pendanaan pemerintah tidak
terdapat pengalihan risiko dimana
seluruh risiko umumnya ditanggung oleh
pemerintah sebagai pihak yang
memberikan pekerjaan kepada penyedia
barang dan/atau jasa
Badan Usaha Milik Negara menanggung seluruh
risiko sehubungan dengan pelaksanaan proyek.
Risiko yang ditanggung pemerintah di antaranya
sehubungan dengan besarnya modal yang
diberikan kepada Badan Usaha Milik Negara dan
risiko dalam pengambilan keputusan pemberian
penugasan Badan Usaha Milik Negara sesuai
dengan hasil studi kelayakan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur penugasan Badan Usaha Milik Negara.
2. Penentuan opsi metode Penyediaan Infrastruktur (1/3)
Karakteristik KPBU
Pendanaan Pemerintah
(Barang dan jasa)
Penugasan Badan Usaha
Milik Negara
3. Rencana Penyediaan Infrastruktur
dengan keseluruhan siklus hidup
(lifecycle).
Rencana Penyediaan Infrastruktur
dengan keseluruhan siklus hidup
(lifecycle).
Bentuk pada proyek KPBU umumnya
terdiri atas kegiatan yang dapat
diintegrasikan seperti meliputi kegiatan
perancangan, konstruksi untuk
membangun, pembiayaan, pengalihan
aset dan/atau pengalihan pengelolaan
aset.
Kegiatan perencanaan, konstruksi,
operasi dan pemeliharaan dilakukan
secara terpisah dan dilaksanakan dengan
melakukan tender berdasarkan tahun
anggaran.
Penugasan Badan Usaha Milik Negara
dapat mengakomodasi pengintegrasian
karena Badan Usaha Milik Negara akan
melaksanakan keseluruhan Penyediaan
Infrastruktur termasuk pengelolaan.
4. Rencana Penyediaan Infrastruktur
memberi
ruang/membutuhkan inovasi
KPBU akan bermanfaat bagi proyek yang
membutuhkan adanya ruang inovasi. Hal
ini berkaitan dengan sifat KPBU yang
umumnya mensyaratkan spesifikasi
keluaran yang jelas dan dapat
digambarkan.
Sehingga inovasi terbaik untuk
memperoleh spesifikasi keluaran tersebut
dapat diterapkan.
Penyedia barang dan/atau jasa mengikuti
spesifikasi keluaran yang diperintahkan
oleh pemberi pekerjaan (pemerintah)
sehingga melimitasi ruang gerak
penyedia barang/jasa untuk melakukan
inovasi.
Penugasan kepada Badan Usaha Milik
Negara memberikan ruang inovasi jika
penugasan mensyaratkan Layanan yang
disyaratkan untuk dihasilkan Badan
Usaha Milik Negara.
2. Penentuan opsi metode Penyediaan Infrastruktur (3/3)
Karakteristik KPBU
Pendanaan Pemerintah
(Barang dan jasa)
Penugasan Badan Usaha
Milik Negara
5. Rencana Penyediaan Infrastruktur
dengan keluaran yang dapat diukur
dengan jelas
KPBU umumnya digunakan pada proyek
yang mensyaratkan spesifikasi Layanan
yang jelas dan dapat digambarkan.
Sebagai contoh penyediaan Layanan
penerangan jalan umum sejumlah 7.500
(tujuh ribu lima ratus) titik dengan standar
efikasi 145 lumens/watt yang disertai
pelayanan minimal untuk penanganan
lampu yang padam dalam kurun waktu 1
kali 24 (dua puluh empat) jam.
Proyek dengan pendanaan pemerintah
umumnya memiliki spesifikasi teknis
terkait barang dan/atau jasa yang
dihasilkan.
Sebagai contoh pada pengadaan lampu
merek “X” dengan jenis lampu tabung
Fluorescent tekanan rendah sejumlah
3000 (tiga ribu) unit untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan Infrastruktur
jalan umum.
Keluaran yang dapat dihasilkan pada
Penyediaan Infrastruktur melalui
penugasan Badan Usaha Milik Negara
memungkinkan berupa Layanan maupun
infrastruktur yang dihasilkan.
6. Rencana Penyediaan Infrastruktur
dengan minat pasar.
Proyek menyediakan peluang bisnis yang
baik, yang kemudian dapat menarik minat
pasar dan menciptakan pengadaan yang
efektif dan kompetitif.
Pada umumnya dikarenakan pendanaan
pemerintah dilakukan untuk Infrastruktur
umum dan dasar sehingga sudah
terdapat banyak penyedia barang/jasa
yang berpengalaman dan telah terbentuk
pangsa pasar untuk Infrastruktur tersebut.
Badan Usaha Milik Negara dalam
pelaksanaan Penyediaan Infrastruktur
memiliki reputasi (dari sisi keahlian,
teknologi, pengalaman dan ilmu
pengetahuan) yang dapat menarik minat
pasar untuk turut berpartisipasi dalam
Penyediaan Infrastruktur.
3. Pelaksanaan Validasi Pasar
Mempertimbangkan ketersediaan dan
kapabilitas pemangku kepentingan pasar
Tujuan Validasi Pasar
1. kamar dagang dan industri Indonesia;
2. lembaga pembiayaan;
3. perusahaan konstruksi
4. perusahaan pengembang properti;
5. perusahaan penyedia barang; atau
6. konsultan yang relevan
Stakeholder Validasi Pasar
Melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan
untuk memperoleh informasi pasar.
• Data Internal yang telah dimiliki oleh
menteri/kepala lembaga/kepala daerah/direksi
Badan Usaha Milik Negara
• Data eksternal : data yang dimiliki lembaga
survei, atau data statistik lain yang telah diolah
oleh pihak lain, atau data terkait penyedia,
pembiaya, atau data lain yang dapat
menghasilkan informasi yang diharapkan.
Metode Validasi Pasar
Menteri/kepala lembaga/kepala daerah/direksi
Badan Usaha Milik Negara
Pelaksana Validasi Pasar
1. kelayakan proyek berupa potensi kelayakan
proyek dari aspek ekonomi, teknis dan,
finansial proyek yang bisa diindikasikan pada
tahap ini;
2. kapabilitas: ketersediaan Badan Usaha yang
memiliki kemampuan untuk melakukan
Penyediaan Infrastruktur;
3. kapasitas: informasi kapasitas pasar dalam
mendukung
4. Penyediaan Infrastruktur sesuai dengan
waktu dan skala yang diharapkan; dan
5. kematangan: sejauh mana ekosistem dan
pemangku kepentingan pasar telah tersedia
untuk mendukung Penyediaan Infrastruktur.
Informasi yang Diperoleh
4. Pemilihan Opsi Metode Penyediaan Infrastruktur
1
5
4
3
2
Menentukan tingkat prioritas kriteria Nilai Manfaat Uang
mempertimbangkan kebutuhan proyek yang akan disiapkan
• Menilai kesesuaian kebutuhan proyek berdasarkan evaluasi
yang telah dilakukan terhadap kriteria VfM dengan metode
Penyediaan Infrastruktur yang telah dipilih
• Penilaian kesesuaian kebutuhan proyek mempertimbangkan
karakteristik metode Penyediaan Infrastruktur yang dipilih
M/KL/KD/Dir BUMN untuk diperbandingkan.
Melakukan analisis terhadap masing-masing kriteria Nilai
Manfaat Uang pada masing-masing metode Penyediaan
Infrastruktur yang dipilih dengan:
1.mempertimbangkan informasi proyek yang tersedia pada
kegiatan inventarisasi data.
2.menjawab parameter evaluasi kriteria Nilai Manfaat Uang
sesuai dengan kebutuhan proyek.
Membandingkan metode Penyediaan Infrastruktur yang dipilih,
berdasarkan kriteria Nilai Manfaat Uang kualitatif.
Kriteria Utama Kriteria Pendukung
kriteria utama, yang terdiri dari:
• kualitas (proyek dan Layanan);
• manajemen risiko;
• minat pasar;
• kepastian anggaran;
• waktu pelaksanaan proyek;
• desain, konstruksi, dan
komisioning; dan
• faktor Nilai Manfaat Uang.
kriteria pendukung, yang terdiri dari:
• fleksibilitas operasional;
• kemungkinan perubahan lingkup
di masa mendatang;
• manajemen pemangku
kepentingan;
• kesesuaian dengan perencanaan
dan kebijakan menteri/kepala
lembaga/kepala daerah/direksi
Badan Usaha Milik Negara;
• akses publik dan kesetaraan; dan
• struktur proyek
Jumlah total nilai bobot untuk seluruh
kriteria utama adalah 70 (tujuh puluh)
poin.
Jumlah total nilai bobot untuk seluruh
kriteria pendukung adalah 30 (tiga
puluh) poin.
Analisis M/KL/KD/Dir BUMN, disimpulkan dengan nilai angka
dengan rincian :
Nilai Keterangan
3 Metode Penyediaan Infrastruktur sangat efektif dalam
memenuhi persyaratan dalam kriteria
2 Metode Penyediaan Infrastruktur efektif dalam memenuhi
persyaratan dalam kriteria
1 Metode Penyediaan Infrastruktur dapat memenuhi
persyaratan dalam kriteria
0 Tidak mempengaruhi
Kriteria Nilai Manfaat Uang kualitatif diberi nilai bobot berdasarkan tingkat prioritasnya
5. Rekomendasi Metode Penyediaan Infrastruktur
Rekomendasi metode penyediaan
infrastruktur menyimpulkan metode
penyediaan infrastruktur dengan
penilaian terbaik.
Jika kesimpulan pada tahap ini KPBU
merupakan metode penyediaan
infrastruktur terbaik, maka
menteri/kepala lembaga/kepala
daerah/direksi Badan Usaha Milik
Negara akan menindaklanjuti
Penyediaan Infrastruktur sesuai
dengan kegiatan dan tahapan
sebagaimana ditentukan dalam
Peraturan Menteri 7/2023.
Ilustrasi VfM Kualitatif
Kriteria Utama Nilai Manfaat
Uang Kualitatif
Bobot
Metode Penyediaan Infrastruktur
KPBU PBJ
Nilai
Total
(Bobot x Nilai)
Nilai
Total
(Bobot x Nilai)
Kualitas
Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur memungkinkan untuk memenuhi keluaran yang
diperlukan dalam aspek:
∙ kualitas dari desain dan fasilitas yang dibangun;
∙ memenuhi spesifikasi keluaran;
∙ kematangan dan fungsionalitas desain;
∙ menjaga kemanfaatan dan fleksibilitas dalam jangka panjang;
∙ pengelolaan aspek antarmuka proyek (jika ada)
12 3 36 2 24
Faktor Nilai Manfaat Uang
Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur membantu dalam memaksimalkan Nilai Manfaat Uang
pemerintah dalam mengimplementasi proyek yang meliputi faktor:
∙ inovasi desain dan konstruksi;
∙ faktor inovasi lainnya; pertimbangan biaya siklus
∙ hidup proyek (whole project lifecycle cost);
∙ alokasi risiko;
∙ tingkat kompetisi;
∙ perkembangan dan sumber daya pemerintah, serta biaya Penyediaan Infrastruktur yang
dikeluarkan pemerintah; dan
∙ perkembangan pasar dan kesanggupan pasar terkait biaya Penyediaan Infrastruktur.
11 3 33 2 22
Kriteria Utama
Ilustrasi VfM Kualitatif
Kriteria Utama Nilai Manfaat
Uang Kualitatif
Bobot
Metode Penyediaan Infrastruktur
KPBU PBJ
Nilai
Total
(Bobot x Nilai)
Nilai
Total
(Bobot x Nilai)
Manajemen Risiko
Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur dapat menghasilkan:
∙ alokasi risiko kepada pihak yang paling sesuai; dan
∙ biaya mitigasi risiko terefisien
10 3 30 1 10
Minat Pasar
Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur dapat memaksimalkan minat pasar di antara peserta
lelang dengan kemampuan dan keahlian yang relevan untuk melaksanakan proyek.
10 2 20 2 20
Kepastian Ketersediaan Anggaran
Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur dapat mendukung dalam memperoleh kepastian
ketersediaan anggaran lebih awal bagi pemerintah.
10 2 20 3 30
Desain, Konstruksi dan Komisioning
Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur dapat mendukung fungsionalitas desain yang efektif,
tepat waktu, dan sesuai dengan biaya penyelesaian konstruksi dan penyelesaian tes komisioning.
9 3 27 2 18
Waktu pelaksanaan proyek
Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur dapat mencapai tanggal konstruksi, operasi komersial
proyek, waktu pemberian layanan, dan lini masa proyek secara tepat waktu.
8 3 24 2 16
Total 70 190 140
Kriteria Utama
Ilustrasi VfM Kualitatif
Kriteria Pendukung Nilai Manfaat Uang Kualitatif Bobot
Metode Penyediaan Infrastruktur
KPBU PBJ
Nilai
Total
(Bobot x Nilai)
Nilai
Total
(Bobot x Nilai)
Fleksibilitas Operasional
Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur memungkinkan pemerintah untuk
mempertahankan fleksibilitas dalam pelaksanaan operasional proyek.
5 3 15 2 10
Kemungkinan Perubahan Lingkup di Masa Mendatang
Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur dapat mendukung dalam pengelolaan dan
penerapan perubahan terhadap persyaratan fungsional selama masa Penyediaan Infrastruktur.
5 3 15 2 10
Manajemen Pemangku Kepentingan
Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur dapat mendukung pemerintah dalam mengelola
pemangku kepentingan melalui Penyediaan Infrastruktur
5 3 15 3 15
Kriteria Pendukung
Ilustrasi VfM Kualitatif
Kriteria Pendukung Nilai Manfaat Uang Kualitatif Bobot
Metode Penyediaan Infrastruktur
KPBU PBJ
Nilai
Total
(Bobot x Nilai)
Nilai
Total
(Bobot x
Nilai)
Kesesuaian dengan Perencanaan dan Kebijakan Pemerintah
Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur dapat mendukung pencapaian perencanaan dan
kebijakan pemerintah.
5 3 15 3 15
Akses Publik dan Kesetaraan
Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur mempertimbangkan kepentingan publik untuk
menjamin bahwa desain proyek dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat secara inklusif
dan efektif.
5 3 15 3 15
Struktur Proyek
Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur akan mencapai keseimbangan yang diperlukan
dalam tingkat pengendalian risiko yang disyaratkan PJPK.
5 3 15 2 10
Total 30 90 75
Kriteria Pendukung
LAMPIRAN
Penyusunan Studi Pendahuluan
Dalam menyusun studi pendahuluan mempertimbangkan kebutuhan
Dukungan Pemerintah, antara lain:
• Dukungan Kelayakan dari menteri yang melaksanakan urusan
pemerintahan di bidang keuangan negara;
• Insentif perpajakan; dan/atau
• Dukungan Pemerintah lainnya dari menteri/kepala lembaga/kepala
daerah/direksi Badan Usaha Milik Negara/direksi Badan Usaha Milik
Daerah, sesuai peraturan perundang-undangan, antara lain dapat berupa:
a.belanja kementerian/lembaga/Badan Usaha Milik Negara/Badan
Usaha Milik Daerah, misalnya dukungan sebagian konstruksi;
b.hibah;
c.dana insentif daerah;
d.dana alokasi khusus fisik;
e.dana alokasi khusus nonfisik;
f. pinjaman daerah; dan/atau
g. investasi daerah.
Pelaksanaan Konsultasi Publik
Konsultasi Publik dilakukan untuk memperoleh tanggapan dan/atau masukan dari
pemangku kepentingan
Konsultasi Publik adalah proses interaksi dengan masyarakat termasuk pemangku
kepentingan lainnya untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, akuntabilitas dan
efektivitas proyek KPBU.
Tujuan
Peserta
Keterlibatan pemangku kepentingan pada Konsultasi Publik, diantaranya:
a.lembaga swadaya masyarakat; dan/atau
b.dewan perwakilan rakyat daerah, jika dibutuhkan, untuk proyek yang diprakarsai
oleh kepala daerah.
🡪 Solicited: Konsultasi Publik bersifat wajib untuk dilaksanakan pada tahap
perencanaan oleh menteri/kepala lembaga/kepala daerah/direksi Badan Usaha
Milik Negara
🡪 Unsolicited: Konsultasi Publik bersifat wajib untuk dilaksanakan pada tahap
penyiapan dilakukan oleh PJPK
Pelaksanaan
Penetapan Skema Pendanaan
Penetapan KPBU sebagai skema pendanaan yang dipilih, berdasarkan
hasil rekomendasi yang dituangkan dalam studi pendahuluan
Menyusun daftar usulan rencana KPBU untuk disampaikan kepada Menteri
Perencanaan
Pengusulan proyek KPBU kepada Menteri Perencanaan untuk ditetapkan
dalam daftar rencana KPBU
Merencanakan penganggaran untuk tahap KPBU
Melakukan integrasi usulan proyek KPBU dalam proses perencanaan
pembangunan.
1.
2.
3.
4.
5.
Termasuk rencana:
• Penggunaan Penasihat
Proses jika diperlukan,
• mengalokasikan dana
pendamping untuk Badan
Penyiapan, dan/atau
• anggaran untuk jasa
konsultan Badan
Usaha/konsultan
perorangan/akademisi
dalam pelaksanaan tahapan
KPBU
Tindak Lanjut:
Penyusunan Rencana Anggaran
3
1
2
Tahap Perencanaan
Tahap Penyiapan
Tahap Transaksi
4
Tahap Manajemen
• Penyusunan dokumen Studi Pendahuluan
• Pelaksanaan konsultasi publik
• Pelaksanaan validasi pasar
• Penyusunan dokumen Prastudi Kelayakan
• Pelaksanaan Market Sounding
Wajib Jika Diperlukan
• Pelaksanaan konsultasi publik (apabila
diperlukan kembali)
• Pengadaan Penasihat Proses
• Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha
Pelaksana
• Pelaksanaan Market Sounding sebelum
penetapan dokumen pengadaan
Wajib
Wajib
• Pengendalian kegiatan konstruksi untuk
membangun
• Pengendalian kegiatan penyediaan
layanan
• Pengendalian kegiatan persiapan
berakhirnya Perjanjian KPBU
Wajib Jika Diperlukan
• Pengadaan Konsultan Pengawas
Independen (KPI)
TERIMA KASIH
Direktorat Pengembangan Pendanaan Pembangunan
Kementerian PPN/Bappenas
2023

More Related Content

Similar to Tahap Perencanaan Private Partnership Program.pptx

Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUPresentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUH2O Management
 
Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta
Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah SwastaSiklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta
Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah SwastaOswar Mungkasa
 
Minggu 14-pdf-referensi-lain-pedoman-master-plan-rumah-sakit
Minggu 14-pdf-referensi-lain-pedoman-master-plan-rumah-sakitMinggu 14-pdf-referensi-lain-pedoman-master-plan-rumah-sakit
Minggu 14-pdf-referensi-lain-pedoman-master-plan-rumah-sakitmuhammad isnaeni
 
20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx
20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx
20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptxssuser5da7e5
 
KAK KONSULTAN PERENCANAAN DISPORA 2022 FINAL.pdf
KAK KONSULTAN PERENCANAAN DISPORA 2022 FINAL.pdfKAK KONSULTAN PERENCANAAN DISPORA 2022 FINAL.pdf
KAK KONSULTAN PERENCANAAN DISPORA 2022 FINAL.pdfirsanto2
 
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...infosanitasi
 
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010Joy Irman
 
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010Joy Irman
 
program mutu dari konsultan perencanaan konstruksi final-1.pptx
program mutu dari konsultan perencanaan konstruksi final-1.pptxprogram mutu dari konsultan perencanaan konstruksi final-1.pptx
program mutu dari konsultan perencanaan konstruksi final-1.pptxindrapermana38936
 
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdfPerpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdfBilherSihombing2
 
Kupas-Tipis-II-1618.pptx
Kupas-Tipis-II-1618.pptxKupas-Tipis-II-1618.pptx
Kupas-Tipis-II-1618.pptxcutruwaidafitri
 
Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Tahun 2024 Final.pptx
Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Tahun 2024 Final.pptxLangkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Tahun 2024 Final.pptx
Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Tahun 2024 Final.pptxRoyhul Akbar
 
Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian No. 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara...
Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian No. 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara...Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian No. 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara...
Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian No. 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara...infosanitasi
 
_ Input Form Desk 3ed.docx
_ Input Form Desk 3ed.docx_ Input Form Desk 3ed.docx
_ Input Form Desk 3ed.docxAnjarResmala2
 
Panduan kps pjpk
Panduan kps pjpkPanduan kps pjpk
Panduan kps pjpkAbdul Malik
 

Similar to Tahap Perencanaan Private Partnership Program.pptx (20)

Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUPresentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
 
Tentang kpbu (indo)
Tentang kpbu (indo)Tentang kpbu (indo)
Tentang kpbu (indo)
 
Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta
Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah SwastaSiklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta
Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta
 
Minggu 14-pdf-referensi-lain-pedoman-master-plan-rumah-sakit
Minggu 14-pdf-referensi-lain-pedoman-master-plan-rumah-sakitMinggu 14-pdf-referensi-lain-pedoman-master-plan-rumah-sakit
Minggu 14-pdf-referensi-lain-pedoman-master-plan-rumah-sakit
 
KPBU Kelompok 4.pdf
KPBU Kelompok 4.pdfKPBU Kelompok 4.pdf
KPBU Kelompok 4.pdf
 
20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx
20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx
20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx
 
KAK KONSULTAN PERENCANAAN DISPORA 2022 FINAL.pdf
KAK KONSULTAN PERENCANAAN DISPORA 2022 FINAL.pdfKAK KONSULTAN PERENCANAAN DISPORA 2022 FINAL.pdf
KAK KONSULTAN PERENCANAAN DISPORA 2022 FINAL.pdf
 
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...
 
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010
 
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010
 
program mutu dari konsultan perencanaan konstruksi final-1.pptx
program mutu dari konsultan perencanaan konstruksi final-1.pptxprogram mutu dari konsultan perencanaan konstruksi final-1.pptx
program mutu dari konsultan perencanaan konstruksi final-1.pptx
 
Bahan KPBU.pptx
Bahan KPBU.pptxBahan KPBU.pptx
Bahan KPBU.pptx
 
Mod
ModMod
Mod
 
Perpres nomor 38_tahun_2015
Perpres nomor 38_tahun_2015Perpres nomor 38_tahun_2015
Perpres nomor 38_tahun_2015
 
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdfPerpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
 
Kupas-Tipis-II-1618.pptx
Kupas-Tipis-II-1618.pptxKupas-Tipis-II-1618.pptx
Kupas-Tipis-II-1618.pptx
 
Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Tahun 2024 Final.pptx
Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Tahun 2024 Final.pptxLangkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Tahun 2024 Final.pptx
Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Tahun 2024 Final.pptx
 
Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian No. 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara...
Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian No. 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara...Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian No. 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara...
Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian No. 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara...
 
_ Input Form Desk 3ed.docx
_ Input Form Desk 3ed.docx_ Input Form Desk 3ed.docx
_ Input Form Desk 3ed.docx
 
Panduan kps pjpk
Panduan kps pjpkPanduan kps pjpk
Panduan kps pjpk
 

Recently uploaded

MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8RiniWulandari49
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakOcieocietralalatrilili Tharigan
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxFipkiAdrianSarandi
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarAureliaAflahAzZahra
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxtressa8
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025Fikriawan Hasli
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurDoddiKELAS7A
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanTitaniaUtami
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Fathan Emran
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfAndiCoc
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptRahmaniaPamungkas2
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfssuser29a952
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuKhiyaroh1
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...Kanaidi ken
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikNegustinNegustin
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Tahap Perencanaan Private Partnership Program.pptx

  • 1. TAHAP PERENCANAAN KPBU Direktorat Pengembangan Pendanaan Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas 2023
  • 2. Kegiatan pada Tahap Perencanaan 1. Identifikasi KPBU Menteri/kepala lembaga/kepala daerah/direksi Badan Usaha Milik Negara. melakukan identifikasi kebutuhan pelaksanaan rencana Penyediaan Infrastruktur yang akan dikerjasamakan dengan Badan Usaha. Penetapan skema pendanaan berdasarkan rekomendasi yang dituangkan dalam Studi Pendahuluan bahwa penyediaan infrastruktur dilakukan melalui skema KPBU. 2. Penetapan Skema Pendanaan Penyusunan rencana anggaran pada setiap tahap KPBU yang dapat bersumber dari: • APBN termasuk penerimaan dan/atau penerusan pinjaman dan/atau hibah sesuai peraturan perundang-undangan; • APBD; dan/atau • sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan perundang- undangan. 3. Penyusunan Rencana Anggaran Penyusunan Studi Pendahuluan Pelaksanaan Konsultasi Publik Pada tahap perencanaan, juga dilakukan kegiatan: a)pengusulan proyek KPBU ke dalam daftar rencana KPBU oleh M/KL/KD/Dir BUMN; dan b)penyusunan daftar rencana KPBU oleh Kementerian PPN/Bappenas. Tahap Perencanaan Simpul KPBU membantu PJPK dalam melakukan kegiatan pada tahap perencanaan KPBU
  • 3. Penyusunan Studi Pendahuluan Kajian Strategis Tinjauan atas kebijakan dan rencana strategis sektor Isi Studi Pendahuluan Tinjauan aspek kepatuhan Tinjauan aspek regulasi Tinjauan aspek kelembagaan Penentuan kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Tinjauan awal rencana proyek Pemilihan metode Penyediaan Infrastruktur Kajian Inisiatif Penyediaan Infrastruktur Pada Studi Pendahuluan, perlu disusun kesimpulan dan rencana tindak lanjut, yang paling sedikit meliputi: 1.indikasi bentuk Penyediaan Infrastruktur; 2. rekomendasi hal-hal yang perlu ditindaklanjuti; dan 3.rencana jadwal dan tahapan pelaksanaan Penyediaan Infrastruktur.
  • 4. Isi Kajian Strategis Dilakukan dengan memastikan kesesuaian proyek terhadap: a.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN); b.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD); c.Rencana Kerja Pemerintah, Rencana Kerja Daerah, Rencana Strategis; dan/atau d.Rencana Kerja Kementerian/Lembaga. Kebijakan dan rencana strategis sektor Dilakukan dengan: a)memastikan kesesuaian lokasi proyek dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)/Rencana Detail Tata Ruang (RDTR); dan b)melakukan kajian keterkaitan antar sektor infrastruktur. Aspek Kepatuhan Dilakukan dengan melakukan: a.analisis peraturan perundang-undangan yang relevan; dan b.Identifikasi risiko hukum dan strategi mitigasi risiko. Aspek Regulasi Aspek kelembagaan mencakup: a.konfirmasi kewenangan menteri/kepala lembaga/kepala daerah/direksi Badan Usaha Milik Negara atau direksi Badan Usaha Milik Negara sebagai PJPK jika dijalankan dalam skema KPBU; b.pemetaan pemangku kepentingan; dan c.penentuan peran dan tanggung jawab penyelenggara KPBU serta sistem pelaporan. Aspek Kelembagaan
  • 5. Ilustrasi Kajian Keterkaitan Antar Sektor Infrastruktur Lokasi rumah sakit yang akan dibangun berdekatan dengan pariwisata sehingga wisatawan dapat mengakses layanan Kesehatan Pariwisata Pada kajian kepatuhan perlu dikaji keterkaitan antar sektor infrastruktur baik yang memberi dampak pada proyek maupun terdampak dari proyek Kajian Kepatuhan Ilustrasi: Proyek Rumah Sakit Dalam hal terjadi kecelakanaan kerja pada pegawai, maka pegawai bisa dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan Kawasan Industri Dalam hal Pasien membutuhkan pemeriksaan atau pengobatan lanjutan yang tidak dapat dilakukan di Laboratorium yang ada, Pasien dapat diberikan rujukan ke rumah sakit yang akan dibangun. Laboratorium Dengan tersedianya sarana transportasi publik dari dan menuju lokasi rumah sakit dapat mendukung aksesibilitas dan daya tarik fasilitas tersebut dan menciptakan nilai tambah yang penting untuk target pasar serta pendanaan investasi infrastruktur oleh Badan Usaha. Transportasi Publik Adanya fasilitas penginapan yang bagus dan mudah untuk diakses menunjang pemanfaatan rumah sakit, karena akan mempermudah pengguna fasilitas untuk mencari tempat akomodasi yang nyaman Perhotelan
  • 6. Ilustrasi Aspek Regulasi: Analisa Peraturan Melakukan analisa yang mengacu pada peraturan: • Undang-Undang 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan • Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kerja Sama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur Kesehatan • Dsb. Pengaturan bidang dan sektor terkait rencana proyek Penyediaan Infrastruktur Ilustrasi: Proyek Rumah Sakit Bertujuan untuk menganalisa persetujuan lingkungan yang dibutuhkan. Lingkungan Bagaimana proses pemanfaatan BMN/BMD dalam rencana proyek Penyediaan Infrastruktur termasuk lini masa proses pemanfaatannya. Pemanfaatan BMN/BMD Peraturan yang dapat dijadikan acuan seperti: • PP Nomor 27 Tahun 2014 jo PP No 28 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah Peraturan yang dapat dijadikan acuan: • PP 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. • PermenLHK 4/2021. Identifikasi apakah memerlukan pengadaan tanah atau tidak. Apabila memerlukan pengadaan tanah, regulasi yang dapat dijadikan acuan seperti: • PP 19/2021 jo PP PP No. 39 Tahun 2023 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum Pengadaan Tanah Hasil identifikasi terhadap kebutuhan tingkat komponen dalam negeri yang disyaratkan pada pelaksanaan rencana proyek Penyediaan Infrastruktur sesuai dengan peraturan perundang-undangan sektor. Produk Dalam Negeri Peraturan lainnya yang menjadi dasar dalam keberlangsungan rencana proyek Penyediaan Infrastruktur. Peraturan yang dapat dijadikan acuan seperti: • Perpajakan • Kesehatan dan keselamatan kerja • Perizinan yang menjadi persyaratan Peraturan Terkait Lainnya
  • 7. Ilustrasi Identifikasi Risiko Hukum No Identifikasi Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi 1 Risiko perubahan peraturan perundang- undangan Terjadi perubahan perundang-undangan yang dapat menghambat pelaksanaan proyek KPBU Melakukan koordinasi dengan instansi terkait 2 Risiko kegagalan perolehan persetujuan lingkungan PJPK tidak memperoleh atau terlambat memperoleh Persetujuan Lingkungan karena tidak memenuhi persyaratan • Perlu ada perencanaan jadwal yang matang dengan mempertimbangkan potensi risiko yang terjadi. • Memastikan bahwa seluruh persyaratan sudah terpenuhi sebelum mengajukan persetujuan lingkungan ke instansi terkait 3 Risiko gagalnya pengadaan tanah Terjadi gagalnya pengadaan tanah karena terdapat rumah warga di atas tanah yang akan dibangun proyek KPBU • Pelaksanaan konsultasi publik • Perencanaan yang matang untuk pengadaan tanah
  • 8. Ilustrasi Pemetaan Pemangku Kepentingan Ilustrasi: Proyek Penerangan Jalan Umum Kementerian Dalam Negeri Surat kemendagri tentang Pertimbangan Penggunaan Skema pembiayaan AP (Availability Payment) Kementerian PPN/ Bappenas Permohonan usulan proyek ke PPP Book DPRD Persetujuan DPRD atas Perda APBD yang memuat anggaran AP dalam APBD Kementerian Perhubungan Persetujuan Direktorat Jenderal Hubungan Darat Kementerian Perhubungan untuk manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan nasional PT PII Pemberian penjaminan Pemerintah LKPP Koordinasi pelaksanaan pengadaan badan usaa pelaksana.
  • 9. Isi Kajian Inisiatif Penyediaan Infrastruktur 1. Penentuan kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Tinjauan Kondisi Ketersediaan Layanan: Kondisi ketersediaan layanan melalui penyajian data faktual. Tinjauan Dampak Terhadap Kondisi Ketersediaan Layanan: Dampak ekonomi, sosial, finansial, lingkungan, dan aspek lainnya yang relevan. Tinjauan Kebutuhan Infrastruktur: Indikasi awal tinjauan kebutuhan Infrastruktur yang telah diidentifikasi. 2. Tinjauan awal rencana proyek Menyusun indikasi awal rencana proyek Penyediaan Infrastruktur yang dibutuhkan. Melakukan tinjauan awal terhadap: Indikasi metode Penyediaan Infrastruktur yang disusun dengan mempertimbangkan identifikasi kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Kriteria penilaian yang mendasarkan pada kriteria penentu Nilai Manfaat Uang dan tujuan Penyediaan Infrastruktur yang dihasilkan dari identifikasi kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Menentukan rekomendasi metode Penyediaan Infrastruktur, termasuk bentuk KPBU jika disimpulkan proyek untuk ditindaklanjuti dengan skema KPBU 3. Pemilihan metode Penyediaan Infrastruktur Indikasi risiko proyek: Identifikasi risiko, penilaian risiko, alokasi risiko, mitigasi risiko analisis finansial proyek: Penilaian awal aspek finansial (estimasi indikasi biaya proyek, estimasi indikasi manfaat proyek, indikasi kapasitas fiskal, identifikasi skema pembiayaan) dan penilaian awal aspek ekonomi
  • 10. Ilustrasi Tinjauan Penentuan Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Ilustrasi: Proyek Rumah Sakit Kondisi Eksisting Kondisi Ideal Kebutuhan Penyediaan Di Provinsi XX terdapat 300 rumah sakit umum baik daerah maupun swasta. Sarana Tempat Tidur pada tahun 2020 sebanyak 44.000 tempat tidur. Dibandingkan dengan tahun 2019 jumlah tempat tidur rumah sakit sebanyak 38.000, sehingga ada kenaikan sebanyak 6.000 tempat tidur. Namun, hingga saat ini provinsi XX masih memiliki isu terkait ketimpangan perbandingan kapasitas tempat tidur dengan jumlah Masyarakat. Standar WHO untuk rasio tempat tidur untuk perawatan terhadap penduduk adalah 1/1000 penduduk. Rasio tempat tidur rumah sakit terhadap penduduk pada tahun 2020 adalah 1/1.103 penduduk. Di Provinsi XX idealnya membutuhkan 49.000 tempat tidur. Saat ini kekurangan 5.000 tempat tidur dan apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk adalah 1 tempat tidur untuk 40.931 penduduk Provinsi XX.
  • 11. Ilustrasi Tinjauan Awal Proyek : Identifikasi Risiko No Identifikasi risiko proyek Penilaian risiko proyek Alokasi risiko Mitigasi Risiko 1 Kesalahan dan Kelalaian Desain Medium Dialihkan ke badan usaha Melakukan uji tuntas selama pengembangan desain dan spesifikasi indikatif dan memastikan persyaratannya jelas dalam perjanjian kontrak. 2 Perubahan Lingkup yang Diprakarsai oleh Pemilik Proyek Medium Ditanggung oleh pemerintah Memiliki desain yang fleksibel, memastikan keterlibatan kelompok pengguna dalam spesifikasi dan evaluasi desain, menerapkan kebijakan tidak ada pesanan perubahan bersih, mengelola ekspektasi dan masukan dari kelompok pengguna.
  • 12. Ilustrasi Tinjauan Awal Proyek : Menyusun Indikasi Awal Rencana Proyek – Standar Pelayanan Minimal Management Ilustrasi: Proyek Jalan Tol No Substansi Pelayanan Standar Pelayanan Minimal Keterangan Indikator Cakupan/Lingkup Tolak Ukur 1 Kecepatan Tempuh Rata- rata Kecepatan tempuh rata- rata kondisi normal Jalan Tol dalam kota - Jalan Tol luar kota - >40km/jam - >60km/jam Waktu pemenuhan setiap saat (dalam kondisi normal) 2 Aksesibilitas Kecepatan Transaksi Rata-rata Gerbang Tol sisttem terbuka Maksimal 6 detik setiap kendaraan Waktu pemenuhan setiap saat Gerbang tol sistem tertutup: - Gardu masuk Maksimal 5 detik setiap kendaraan Gardu keluar Maksimal 9 detik setiap kendaraan GTO - Gardu Tol Ambil Kartu Maksimal 4 detik setiap kendaraan Dilakukan tera ulang instrumen transaksi elektronik tiap 180 hari dan pemasangan tombol bantuan pada alat transaksi Gardu tol Transaksi Maksimal 5 detik setiap kendaraan
  • 13. Ilustrasi Tinjauan Awal Proyek : Penilaian Aspek Ekonomi Management Ilustrasi: Proyek Penerangan Jalan Umum Penyerapan tenaga kerja pada masa konstruksi Penyerapan material pada masa konstruksi Penggunaan tenaga kerja pada masa operasi Penerimaan PJU Penurunan biaya operasi dan pemeliharan PJU Peningkatan PDRB
  • 15. Penilaian Value for Money Kualitatif Pasal 1 angka 22 PerMen PPN/Bappenas No 7/2023 mengatur definisi terkait VfM: Nilai Manfaat Uang adalah pengukuran kinerja proyek KPBU berdasarkan nilai ekonomi, efisiensi, dan efektivitas pengeluaran serta kualitas pelayanan yang memenuhi kebutuhan masyarakat. • Penilaian VfM kualitatif dilakukan oleh Simpul KPBU • Penilaian VfM kualitatif oleh Simpul dapat melibatkan personil di luar Simpul KPBU (baik membantu untuk menyusun maupun melakukan verifikasi) Pengertian Pihak yang Melakukan Penilaian VfM kualitatif pada tahap penyiapan bertujuan untuk menentukan metode Penyediaan Infrastruktur yang paling tepat untuk Menteri/kepala lembaga/kepala daerah/direksi Badan Usaha Milik Negara (M/KL/KD/Dir BUMN). Tujuan VfM Kualitatif Kapan Penilaian VfM Kualitatif Dilakukan? Isi Kajian Inisiatif Penyediaan Infrastruktur Tinjauan awal rencana proyek Penentuan kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pemilihan metode Penyediaan Infrastruktur 1 2 3 Penilaian VfM Kualitatif
  • 16. Langkah Penilaian Value for Money Kualitatif 1. Melakukan inventarisasi data Adapun informasi yang diperoleh yaitu: • Tujuan Proyek • Persyaratan Layanan dan Skala Proyek • Risiko Proyek dan Strategi Mitigasi Risiko • Rencana pengelolaan proyek Kemampuan dan Keahlian yang Diperlukan UntukMenyediakan Proyek 3. Pelaksanaan Validasi Pasar Validasi pasar dilaksanakan untuk mempertimbangkan ketersediaan dan kapabilitas pemangku kepentingan pasar. Validasi pasar dapat dilakukan dengan: • Melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi pasar. • Melakukan riset pasar pada sektor industri tertentu jika dibutuhkan 4. Pemilihan Opsi Metode Penyediaan Infrastruktur • Membandingkan metode Penyediaan Infrastruktur yang dipilih, berdasarkan kriteria VfM Kualitatif • menentukan tingkat prioritas kriteria VfM Kualitatif dan melakukan analisis terhadap masing-masing kriteria tersebut • Menilai kesesuaian kebutuhan proyek berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik metode Penyediaan Infrastruktur yang dipilih menteri/kepala lembaga/kepala daerah/direksi Badan Usaha Milik Negara untuk diperbandingkan. 2. Penentuan opsi metode Penyediaan Infrastruktur M/KL/KD mempertimbangan Beberapa metode Penyediaan Infrastruktur seperti KPBU, pendanaan pemerintah melalui pengadaan barang/jasa atau penugasan BUMN. 5. Rekomendasi Metode Penyediaan Infrastruktur Rekomendasi metode penyediaan infrastruktur menyimpulkan metode penyediaan infrastruktur dengan penilaian terbaik.
  • 17. 1. Inventarisasi Data Tujuan Proyek Persyaratan Layanan dan Skala Proyek Risiko Proyek dan Strategi Mitigasi Risiko Rencana pengelolaan proyek Kemampuan dan Keahlian yang Diperlukan Untuk Menyediakan Proyek Tujuan spesifik mengenai proyek yang akan dibangun sebagai contoh: Membangun proyek jalan tol untuk mempermudah akses jalan antar kota, membangun proyek bandar udara untuk memberikan akses penerbangan antar pulau. Informasi yang dibutuhkan meliputi: 1. indikasi opsi teknologi; 2. indikasi standar pelayanan minimum; 3. indikasi spesifikasi keluaran serta estimasi awal investasi proyek; 4. cakupan wilayah layanan; atau 5. informasi lain terkait proyek yang terkait dan relevan. Risiko proyek yang dihasilkan dalam kegiatan tinjauan awal rencana proyek pada kajian inisiatif Penyediaan Infrastruktur dalam studi pendahuluan sebagai berikut: 1. identifikasi awal terhadap risiko proyek; 2. penilaian risiko; 3. alokasi risiko indikatif; dan 4. mitigasi risiko. Rencana pengelolaan proyek dilakukan mengukur siklus hidup proyek yang diperlukan. Informasi yang dibutuhkan: 1. kebutuhan pengoperasian setelah konstruksi proyek selesai; dan 2. kebutuhan pemeliharaan setelah konstruksi proyek selesai • Diperlukan untuk melihat sejauh mana kemampuan menteri/kepala lembaga/kepala daerah/direksi Badan Usaha Milik Negara dalam melaksanakan proyek. • Informasi yang dibutuhkan mencakup kebutuhan pihak lain untuk mengelola proyek. • Kemampuan dan keahlian yang ditentukan akan diukur setelah inteligensi pasar dilakukan.
  • 18. 2. Penentuan opsi metode Penyediaan Infrastruktur (1/3) Karakteristik KPBU Pendanaan Pemerintah (Barang dan jasa) Penugasan Badan Usaha Milik Negara 1. Rencana Penyediaan Infrastruktur dengan skala dan jangka waktu yang sesuai Skema KPBU umumnya diterapkan pada proyek dengan nilai investasi cenderung besar, yang mengakibatkan membutuhkan waktu relatif lebih lama dalam melakukan pengembalian investasi. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan skema KPBU diterapkan pada proyek dengan nilai investasi kecil namun tetap harus mempertimbangkan kelayakan ekonomi dan finansial proyek. Proyek pendanaan pemerintah dapat diterapkan pada proyek investasi kecil atau besar dan memiliki jangka waktu Penyediaan Infrastruktur yang relatif pendek, umumnya maksimal 3 (tiga) tahun anggaran. Proyek Penyediaan Infrastruktur yang disediakan melalui skema penugasan Badan Usaha Milik Negara dapat diberikan pada beragam skala dan jangka waktu proyek. 2. Rencana Penyediaan Infrastruktur dengan profil risiko. Pada proyek KPBU dilakukan pengalokasian risiko untuk memastikan risiko ditanggung oleh pihak yang memiliki kemampuan yang paling memadai. Contoh: Risiko konstruksi ditanggung oleh badan usaha. Dalam pendanaan pemerintah tidak terdapat pengalihan risiko dimana seluruh risiko umumnya ditanggung oleh pemerintah sebagai pihak yang memberikan pekerjaan kepada penyedia barang dan/atau jasa Badan Usaha Milik Negara menanggung seluruh risiko sehubungan dengan pelaksanaan proyek. Risiko yang ditanggung pemerintah di antaranya sehubungan dengan besarnya modal yang diberikan kepada Badan Usaha Milik Negara dan risiko dalam pengambilan keputusan pemberian penugasan Badan Usaha Milik Negara sesuai dengan hasil studi kelayakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur penugasan Badan Usaha Milik Negara.
  • 19. 2. Penentuan opsi metode Penyediaan Infrastruktur (1/3) Karakteristik KPBU Pendanaan Pemerintah (Barang dan jasa) Penugasan Badan Usaha Milik Negara 3. Rencana Penyediaan Infrastruktur dengan keseluruhan siklus hidup (lifecycle). Rencana Penyediaan Infrastruktur dengan keseluruhan siklus hidup (lifecycle). Bentuk pada proyek KPBU umumnya terdiri atas kegiatan yang dapat diintegrasikan seperti meliputi kegiatan perancangan, konstruksi untuk membangun, pembiayaan, pengalihan aset dan/atau pengalihan pengelolaan aset. Kegiatan perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan dilakukan secara terpisah dan dilaksanakan dengan melakukan tender berdasarkan tahun anggaran. Penugasan Badan Usaha Milik Negara dapat mengakomodasi pengintegrasian karena Badan Usaha Milik Negara akan melaksanakan keseluruhan Penyediaan Infrastruktur termasuk pengelolaan. 4. Rencana Penyediaan Infrastruktur memberi ruang/membutuhkan inovasi KPBU akan bermanfaat bagi proyek yang membutuhkan adanya ruang inovasi. Hal ini berkaitan dengan sifat KPBU yang umumnya mensyaratkan spesifikasi keluaran yang jelas dan dapat digambarkan. Sehingga inovasi terbaik untuk memperoleh spesifikasi keluaran tersebut dapat diterapkan. Penyedia barang dan/atau jasa mengikuti spesifikasi keluaran yang diperintahkan oleh pemberi pekerjaan (pemerintah) sehingga melimitasi ruang gerak penyedia barang/jasa untuk melakukan inovasi. Penugasan kepada Badan Usaha Milik Negara memberikan ruang inovasi jika penugasan mensyaratkan Layanan yang disyaratkan untuk dihasilkan Badan Usaha Milik Negara.
  • 20. 2. Penentuan opsi metode Penyediaan Infrastruktur (3/3) Karakteristik KPBU Pendanaan Pemerintah (Barang dan jasa) Penugasan Badan Usaha Milik Negara 5. Rencana Penyediaan Infrastruktur dengan keluaran yang dapat diukur dengan jelas KPBU umumnya digunakan pada proyek yang mensyaratkan spesifikasi Layanan yang jelas dan dapat digambarkan. Sebagai contoh penyediaan Layanan penerangan jalan umum sejumlah 7.500 (tujuh ribu lima ratus) titik dengan standar efikasi 145 lumens/watt yang disertai pelayanan minimal untuk penanganan lampu yang padam dalam kurun waktu 1 kali 24 (dua puluh empat) jam. Proyek dengan pendanaan pemerintah umumnya memiliki spesifikasi teknis terkait barang dan/atau jasa yang dihasilkan. Sebagai contoh pada pengadaan lampu merek “X” dengan jenis lampu tabung Fluorescent tekanan rendah sejumlah 3000 (tiga ribu) unit untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan Infrastruktur jalan umum. Keluaran yang dapat dihasilkan pada Penyediaan Infrastruktur melalui penugasan Badan Usaha Milik Negara memungkinkan berupa Layanan maupun infrastruktur yang dihasilkan. 6. Rencana Penyediaan Infrastruktur dengan minat pasar. Proyek menyediakan peluang bisnis yang baik, yang kemudian dapat menarik minat pasar dan menciptakan pengadaan yang efektif dan kompetitif. Pada umumnya dikarenakan pendanaan pemerintah dilakukan untuk Infrastruktur umum dan dasar sehingga sudah terdapat banyak penyedia barang/jasa yang berpengalaman dan telah terbentuk pangsa pasar untuk Infrastruktur tersebut. Badan Usaha Milik Negara dalam pelaksanaan Penyediaan Infrastruktur memiliki reputasi (dari sisi keahlian, teknologi, pengalaman dan ilmu pengetahuan) yang dapat menarik minat pasar untuk turut berpartisipasi dalam Penyediaan Infrastruktur.
  • 21. 3. Pelaksanaan Validasi Pasar Mempertimbangkan ketersediaan dan kapabilitas pemangku kepentingan pasar Tujuan Validasi Pasar 1. kamar dagang dan industri Indonesia; 2. lembaga pembiayaan; 3. perusahaan konstruksi 4. perusahaan pengembang properti; 5. perusahaan penyedia barang; atau 6. konsultan yang relevan Stakeholder Validasi Pasar Melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi pasar. • Data Internal yang telah dimiliki oleh menteri/kepala lembaga/kepala daerah/direksi Badan Usaha Milik Negara • Data eksternal : data yang dimiliki lembaga survei, atau data statistik lain yang telah diolah oleh pihak lain, atau data terkait penyedia, pembiaya, atau data lain yang dapat menghasilkan informasi yang diharapkan. Metode Validasi Pasar Menteri/kepala lembaga/kepala daerah/direksi Badan Usaha Milik Negara Pelaksana Validasi Pasar 1. kelayakan proyek berupa potensi kelayakan proyek dari aspek ekonomi, teknis dan, finansial proyek yang bisa diindikasikan pada tahap ini; 2. kapabilitas: ketersediaan Badan Usaha yang memiliki kemampuan untuk melakukan Penyediaan Infrastruktur; 3. kapasitas: informasi kapasitas pasar dalam mendukung 4. Penyediaan Infrastruktur sesuai dengan waktu dan skala yang diharapkan; dan 5. kematangan: sejauh mana ekosistem dan pemangku kepentingan pasar telah tersedia untuk mendukung Penyediaan Infrastruktur. Informasi yang Diperoleh
  • 22. 4. Pemilihan Opsi Metode Penyediaan Infrastruktur 1 5 4 3 2 Menentukan tingkat prioritas kriteria Nilai Manfaat Uang mempertimbangkan kebutuhan proyek yang akan disiapkan • Menilai kesesuaian kebutuhan proyek berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan terhadap kriteria VfM dengan metode Penyediaan Infrastruktur yang telah dipilih • Penilaian kesesuaian kebutuhan proyek mempertimbangkan karakteristik metode Penyediaan Infrastruktur yang dipilih M/KL/KD/Dir BUMN untuk diperbandingkan. Melakukan analisis terhadap masing-masing kriteria Nilai Manfaat Uang pada masing-masing metode Penyediaan Infrastruktur yang dipilih dengan: 1.mempertimbangkan informasi proyek yang tersedia pada kegiatan inventarisasi data. 2.menjawab parameter evaluasi kriteria Nilai Manfaat Uang sesuai dengan kebutuhan proyek. Membandingkan metode Penyediaan Infrastruktur yang dipilih, berdasarkan kriteria Nilai Manfaat Uang kualitatif. Kriteria Utama Kriteria Pendukung kriteria utama, yang terdiri dari: • kualitas (proyek dan Layanan); • manajemen risiko; • minat pasar; • kepastian anggaran; • waktu pelaksanaan proyek; • desain, konstruksi, dan komisioning; dan • faktor Nilai Manfaat Uang. kriteria pendukung, yang terdiri dari: • fleksibilitas operasional; • kemungkinan perubahan lingkup di masa mendatang; • manajemen pemangku kepentingan; • kesesuaian dengan perencanaan dan kebijakan menteri/kepala lembaga/kepala daerah/direksi Badan Usaha Milik Negara; • akses publik dan kesetaraan; dan • struktur proyek Jumlah total nilai bobot untuk seluruh kriteria utama adalah 70 (tujuh puluh) poin. Jumlah total nilai bobot untuk seluruh kriteria pendukung adalah 30 (tiga puluh) poin. Analisis M/KL/KD/Dir BUMN, disimpulkan dengan nilai angka dengan rincian : Nilai Keterangan 3 Metode Penyediaan Infrastruktur sangat efektif dalam memenuhi persyaratan dalam kriteria 2 Metode Penyediaan Infrastruktur efektif dalam memenuhi persyaratan dalam kriteria 1 Metode Penyediaan Infrastruktur dapat memenuhi persyaratan dalam kriteria 0 Tidak mempengaruhi Kriteria Nilai Manfaat Uang kualitatif diberi nilai bobot berdasarkan tingkat prioritasnya
  • 23. 5. Rekomendasi Metode Penyediaan Infrastruktur Rekomendasi metode penyediaan infrastruktur menyimpulkan metode penyediaan infrastruktur dengan penilaian terbaik. Jika kesimpulan pada tahap ini KPBU merupakan metode penyediaan infrastruktur terbaik, maka menteri/kepala lembaga/kepala daerah/direksi Badan Usaha Milik Negara akan menindaklanjuti Penyediaan Infrastruktur sesuai dengan kegiatan dan tahapan sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Menteri 7/2023.
  • 24. Ilustrasi VfM Kualitatif Kriteria Utama Nilai Manfaat Uang Kualitatif Bobot Metode Penyediaan Infrastruktur KPBU PBJ Nilai Total (Bobot x Nilai) Nilai Total (Bobot x Nilai) Kualitas Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur memungkinkan untuk memenuhi keluaran yang diperlukan dalam aspek: ∙ kualitas dari desain dan fasilitas yang dibangun; ∙ memenuhi spesifikasi keluaran; ∙ kematangan dan fungsionalitas desain; ∙ menjaga kemanfaatan dan fleksibilitas dalam jangka panjang; ∙ pengelolaan aspek antarmuka proyek (jika ada) 12 3 36 2 24 Faktor Nilai Manfaat Uang Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur membantu dalam memaksimalkan Nilai Manfaat Uang pemerintah dalam mengimplementasi proyek yang meliputi faktor: ∙ inovasi desain dan konstruksi; ∙ faktor inovasi lainnya; pertimbangan biaya siklus ∙ hidup proyek (whole project lifecycle cost); ∙ alokasi risiko; ∙ tingkat kompetisi; ∙ perkembangan dan sumber daya pemerintah, serta biaya Penyediaan Infrastruktur yang dikeluarkan pemerintah; dan ∙ perkembangan pasar dan kesanggupan pasar terkait biaya Penyediaan Infrastruktur. 11 3 33 2 22 Kriteria Utama
  • 25. Ilustrasi VfM Kualitatif Kriteria Utama Nilai Manfaat Uang Kualitatif Bobot Metode Penyediaan Infrastruktur KPBU PBJ Nilai Total (Bobot x Nilai) Nilai Total (Bobot x Nilai) Manajemen Risiko Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur dapat menghasilkan: ∙ alokasi risiko kepada pihak yang paling sesuai; dan ∙ biaya mitigasi risiko terefisien 10 3 30 1 10 Minat Pasar Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur dapat memaksimalkan minat pasar di antara peserta lelang dengan kemampuan dan keahlian yang relevan untuk melaksanakan proyek. 10 2 20 2 20 Kepastian Ketersediaan Anggaran Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur dapat mendukung dalam memperoleh kepastian ketersediaan anggaran lebih awal bagi pemerintah. 10 2 20 3 30 Desain, Konstruksi dan Komisioning Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur dapat mendukung fungsionalitas desain yang efektif, tepat waktu, dan sesuai dengan biaya penyelesaian konstruksi dan penyelesaian tes komisioning. 9 3 27 2 18 Waktu pelaksanaan proyek Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur dapat mencapai tanggal konstruksi, operasi komersial proyek, waktu pemberian layanan, dan lini masa proyek secara tepat waktu. 8 3 24 2 16 Total 70 190 140 Kriteria Utama
  • 26. Ilustrasi VfM Kualitatif Kriteria Pendukung Nilai Manfaat Uang Kualitatif Bobot Metode Penyediaan Infrastruktur KPBU PBJ Nilai Total (Bobot x Nilai) Nilai Total (Bobot x Nilai) Fleksibilitas Operasional Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur memungkinkan pemerintah untuk mempertahankan fleksibilitas dalam pelaksanaan operasional proyek. 5 3 15 2 10 Kemungkinan Perubahan Lingkup di Masa Mendatang Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur dapat mendukung dalam pengelolaan dan penerapan perubahan terhadap persyaratan fungsional selama masa Penyediaan Infrastruktur. 5 3 15 2 10 Manajemen Pemangku Kepentingan Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur dapat mendukung pemerintah dalam mengelola pemangku kepentingan melalui Penyediaan Infrastruktur 5 3 15 3 15 Kriteria Pendukung
  • 27. Ilustrasi VfM Kualitatif Kriteria Pendukung Nilai Manfaat Uang Kualitatif Bobot Metode Penyediaan Infrastruktur KPBU PBJ Nilai Total (Bobot x Nilai) Nilai Total (Bobot x Nilai) Kesesuaian dengan Perencanaan dan Kebijakan Pemerintah Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur dapat mendukung pencapaian perencanaan dan kebijakan pemerintah. 5 3 15 3 15 Akses Publik dan Kesetaraan Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur mempertimbangkan kepentingan publik untuk menjamin bahwa desain proyek dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat secara inklusif dan efektif. 5 3 15 3 15 Struktur Proyek Sejauh mana metode Penyediaan Infrastruktur akan mencapai keseimbangan yang diperlukan dalam tingkat pengendalian risiko yang disyaratkan PJPK. 5 3 15 2 10 Total 30 90 75 Kriteria Pendukung
  • 29. Penyusunan Studi Pendahuluan Dalam menyusun studi pendahuluan mempertimbangkan kebutuhan Dukungan Pemerintah, antara lain: • Dukungan Kelayakan dari menteri yang melaksanakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara; • Insentif perpajakan; dan/atau • Dukungan Pemerintah lainnya dari menteri/kepala lembaga/kepala daerah/direksi Badan Usaha Milik Negara/direksi Badan Usaha Milik Daerah, sesuai peraturan perundang-undangan, antara lain dapat berupa: a.belanja kementerian/lembaga/Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, misalnya dukungan sebagian konstruksi; b.hibah; c.dana insentif daerah; d.dana alokasi khusus fisik; e.dana alokasi khusus nonfisik; f. pinjaman daerah; dan/atau g. investasi daerah.
  • 30. Pelaksanaan Konsultasi Publik Konsultasi Publik dilakukan untuk memperoleh tanggapan dan/atau masukan dari pemangku kepentingan Konsultasi Publik adalah proses interaksi dengan masyarakat termasuk pemangku kepentingan lainnya untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, akuntabilitas dan efektivitas proyek KPBU. Tujuan Peserta Keterlibatan pemangku kepentingan pada Konsultasi Publik, diantaranya: a.lembaga swadaya masyarakat; dan/atau b.dewan perwakilan rakyat daerah, jika dibutuhkan, untuk proyek yang diprakarsai oleh kepala daerah. 🡪 Solicited: Konsultasi Publik bersifat wajib untuk dilaksanakan pada tahap perencanaan oleh menteri/kepala lembaga/kepala daerah/direksi Badan Usaha Milik Negara 🡪 Unsolicited: Konsultasi Publik bersifat wajib untuk dilaksanakan pada tahap penyiapan dilakukan oleh PJPK Pelaksanaan
  • 31. Penetapan Skema Pendanaan Penetapan KPBU sebagai skema pendanaan yang dipilih, berdasarkan hasil rekomendasi yang dituangkan dalam studi pendahuluan Menyusun daftar usulan rencana KPBU untuk disampaikan kepada Menteri Perencanaan Pengusulan proyek KPBU kepada Menteri Perencanaan untuk ditetapkan dalam daftar rencana KPBU Merencanakan penganggaran untuk tahap KPBU Melakukan integrasi usulan proyek KPBU dalam proses perencanaan pembangunan. 1. 2. 3. 4. 5. Termasuk rencana: • Penggunaan Penasihat Proses jika diperlukan, • mengalokasikan dana pendamping untuk Badan Penyiapan, dan/atau • anggaran untuk jasa konsultan Badan Usaha/konsultan perorangan/akademisi dalam pelaksanaan tahapan KPBU Tindak Lanjut:
  • 32. Penyusunan Rencana Anggaran 3 1 2 Tahap Perencanaan Tahap Penyiapan Tahap Transaksi 4 Tahap Manajemen • Penyusunan dokumen Studi Pendahuluan • Pelaksanaan konsultasi publik • Pelaksanaan validasi pasar • Penyusunan dokumen Prastudi Kelayakan • Pelaksanaan Market Sounding Wajib Jika Diperlukan • Pelaksanaan konsultasi publik (apabila diperlukan kembali) • Pengadaan Penasihat Proses • Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Pelaksana • Pelaksanaan Market Sounding sebelum penetapan dokumen pengadaan Wajib Wajib • Pengendalian kegiatan konstruksi untuk membangun • Pengendalian kegiatan penyediaan layanan • Pengendalian kegiatan persiapan berakhirnya Perjanjian KPBU Wajib Jika Diperlukan • Pengadaan Konsultan Pengawas Independen (KPI)
  • 33. TERIMA KASIH Direktorat Pengembangan Pendanaan Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas 2023