Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pengadaan barang/jasa di lingkungan pemerintah, meliputi identifikasi kebutuhan, penetapan barang/jasa, cara pengadaan, jadwal dan anggaran pengadaan."
Hasil ujian dari peserta 1 pada seleksi lowongan pekerjaan IT & Multimedia Support yang dipublish pada http://www.khalidmustafa.info/2013/01/16/lowongan-pekerjaan-it-multimedia-support.php
Hasil ujian dari peserta 4 pada seleksi lowongan pekerjaan IT & Multimedia Support yang dipublish pada http://www.khalidmustafa.info/2013/01/16/lowongan-pekerjaan-it-multimedia-support.php
Hasil ujian dari peserta 1 pada seleksi lowongan pekerjaan IT & Multimedia Support yang dipublish pada http://www.khalidmustafa.info/2013/01/16/lowongan-pekerjaan-it-multimedia-support.php
Hasil ujian dari peserta 4 pada seleksi lowongan pekerjaan IT & Multimedia Support yang dipublish pada http://www.khalidmustafa.info/2013/01/16/lowongan-pekerjaan-it-multimedia-support.php
Master presentasi yang harus diedit oleh peserta seleksi lowongan pekerjaan IT & Multimedia Support yang dipublish pada http://www.khalidmustafa.info/2013/01/16/lowongan-pekerjaan-it-multimedia-support.php
Paparan Sosialisasi SBK TA 2021_2_4Juni_2020 (1).pptxBPKADASET
Dalam rangaka mensosialisasikan peraturan tersebut, Direktorat Jenderal Anggaran menyelenggarakan Bimbingan Teknis Penyusunan Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2022 secara daring pada Hari Kamis, 20 Mei 2021 yang diikuti oleh seluruh perwakilan Unit Eselon I Kementerian/Lembaga. Lisbon Sirait, Direktur Sistem Penganggaran, Direktorat Jenderal Anggaran dalam pembukaannya menyampaikan bahwa adanya Standar Biaya Keluaran (SBK) merupakan salah satu ukuran keberhasilan dalam penganggaran berbasis kinerja. SBK menggambarkan harga dari output yang dikeluarkan oleh Kementerian/Lembaga sehingga lebih akuntabel dan mudah untuk dipertanggungjawabkan, secara terbuka Lisbon memberi contoh harga dari output peraturan pada level menteri yang nilainya 10 kali lebih besar dari K/L lainnya, bervariasinya harga output yang sama di masing-masing Kementerian/Lembaga ini lah yang perlu untuk di standardisakikan melalui SBK. Mantan Direktur Evaluasi Pengelolaan dan Informasi Keuangan Daerah ini, melanjutkan bahwa SBK bukanlah harga mati yang menjadi penghambat, namun estimasi dasar pengajuan anggaran yang masih bisa disesuaikan dengan melihat kewajaran masing- masing komponen biaya.
Master presentasi yang harus diedit oleh peserta seleksi lowongan pekerjaan IT & Multimedia Support yang dipublish pada http://www.khalidmustafa.info/2013/01/16/lowongan-pekerjaan-it-multimedia-support.php
Paparan Sosialisasi SBK TA 2021_2_4Juni_2020 (1).pptxBPKADASET
Dalam rangaka mensosialisasikan peraturan tersebut, Direktorat Jenderal Anggaran menyelenggarakan Bimbingan Teknis Penyusunan Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2022 secara daring pada Hari Kamis, 20 Mei 2021 yang diikuti oleh seluruh perwakilan Unit Eselon I Kementerian/Lembaga. Lisbon Sirait, Direktur Sistem Penganggaran, Direktorat Jenderal Anggaran dalam pembukaannya menyampaikan bahwa adanya Standar Biaya Keluaran (SBK) merupakan salah satu ukuran keberhasilan dalam penganggaran berbasis kinerja. SBK menggambarkan harga dari output yang dikeluarkan oleh Kementerian/Lembaga sehingga lebih akuntabel dan mudah untuk dipertanggungjawabkan, secara terbuka Lisbon memberi contoh harga dari output peraturan pada level menteri yang nilainya 10 kali lebih besar dari K/L lainnya, bervariasinya harga output yang sama di masing-masing Kementerian/Lembaga ini lah yang perlu untuk di standardisakikan melalui SBK. Mantan Direktur Evaluasi Pengelolaan dan Informasi Keuangan Daerah ini, melanjutkan bahwa SBK bukanlah harga mati yang menjadi penghambat, namun estimasi dasar pengajuan anggaran yang masih bisa disesuaikan dengan melihat kewajaran masing- masing komponen biaya.
10. Perencanaan Pengadaan
Melalui Swakelola
10
Pasal 18 ayat 5 & 8
Penetapan tipe swakelola
Penyusunan spesifikasi
teknis/KAK;
Penyusunan perkiraan
biaya / Rencana Anggaran
Biaya (RAB)
Hasil perencanaan PBJ dimuat dalam RUP
11. Tipe Swakelola
11
Pasal 18 ayat 6
Tipe I
Direncanakan,dil
aksanakan &
diawasi oleh
K/L/Perangk
at Daerah
Penanggung
Jawab
Anggaran
Tipe II
Direncanakan &
diawasi oleh
K/L Perangkat
Daerah
Penanggung
Jawab
Anggaran &
dilaksanakan
oleh K/L/PD
Pelaksana
Swakelola
Tipe III
Direncanakan &
diawasi oleh
K/L/Perangkat
Daerah
Penanggung
Jawab
Anggaran &
dilaksanakan
oleh
Organisasi
Kemasyara-
katan
Tipe IV
Direncanakan
sendiri oleh
K/L/Perangkat
Daerah
Penanggung Jawab
dan/atau &
dilaksanakan serta
diawasi oleh
Kelompok
Masyarakat
13. 1. Penyusunan spesifikasi teknis/KAK
13
Menggunakan Produk Dalam Negeri
Menggunakan Produk bersertifikat SNI
Memaksimalkan penggunaan produk
industri hijau
Pemenuhan PPDN dan Produk bersertifikat SNI
dilakukan sepanjang tersedia dan mencukupi
Pasal 19 ayat 1&3
14. 14
Komponen
barang/jasa
Suku Cadang
Bagian dari sistem
yang sudah ada
Barang/Jasa dalam
e-katalog
Barang/Jasa pada
tender cepat
Pasal 19 ayat 2
Penyusunan spesifikasi teknis/KAK
Penyebutan merek dimungkinkan pada kondisi :
15. Penyusunan KAK
Dalam swakelola perlu diperhatikan penyusunan Kerangka
Acuan Kerja (KAK) yang detil dengan memperhatikan semua
aspek kebutuhan untuk pencapaian program, antara lain :
15
a. Latar belakang.
b. Obyektif /Tujuan
c. Ruang Lingkup
d. Batasan-batasan
e. Asumsi-asumsi
f. Kriteria Penerimaan
g. Tugas dan Tanggung jawab
h. Jadwal, Durasi dan Lokasi
i. Berapa Biaya yang dianggarkan
16. 2. Penyusunan perkiraan biaya /
Rencana Anggaran Biaya (RAB)
16
Membuat
spesifikasi teknis
/KAK
Membuat
spesifikasi bahan
dan peralatan
Membuat daftar
rincian pekerjaan
(aktifitas-aktifitas)
Menghitung
volume tiap-tiap
pekerjaan
Mendapatkan harga
barang atau biaya
upah
Menghitung
harga satuan dan
volume
Menyusun RAB dalam format yang berlaku untuk pengesahan
17. 3. Pemaketan Pengadaan
17
Pemaketan pengadaan berorientasi pada :
Pasal 20 ayat 1
keluaran / hasil
ketersediaan
barang/jasa
kemampuan pelaku
usaha
Ketersediaan
Anggaran
volume barang/jasa
18. 18
Larangan Pemaketan Pengadaan
• Menyatukan/ memusatkan beberapa PBJ yang
tersebar di beberapa lokasi/ daerah yang menurut sifat
pekerjaan dan tingkat efisiensinya seharusnya
dilakukan di beberapa lokasi/daerah masing-masing
• Menyatukan beberapa paket PBJ yang menurut sifat
dan jenis pekerjaannya harus dipisahkan
• Menyatukan beberapa paket PBJ yang besaran nilainya
seharusnya dilakukan oleh usaha kecil
• Memecah Pengadaan Barang/Jasa menjadi beberapa
paket dengan maksud menghindari Tender/Seleksi
Pasal 20 ayat 2
Pemaketan Pengadaan (2)
21. Rencana Umum Pengadaan
21
• Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa (RUP) adalah daftar
rencana PBJ yang akan dilaksanakan oleh K/L/Perangkat Daerah
• RUP ditetapkan dan diumumkan oleh Pengguna Anggaran (PA)
masing-masing K/L/Perangkat Daerah
RUP tersebut sedikitnya berisikan, antara lain:
1. Nama dan alamat Pengguna Anggaran
2. Paket Pekerjaan yang akan dilaksanakan
3. Lokasi Pekerjaan; dan
4. Jumlah Paket penyedia dan paket swakelola
5. Perkiraan besaran biaya
Pasal 1 angka 19
23. 23
• diumumkan diaplikasi SIRUP
• dapat ditambahkan melalui:
o Situs web K/L/Pemda
o Papan Pengumuman resmi untuk masyarakat
o Surat kabar dan/atau media lainnya
Pengumuman RUP dilakukan kembali dalam hal terdapat
perubahan/revisi paket pengadaan atau Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) / Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).
Pasal 22 ayat 3 & 4
Pengumuman RUP
25. 25
Persiapan Swakelola
Kegiatan persiapan Swakelola meliputi:
1. Penetapan sasaran oleh PA/KPA
2. Penetapan Penyelenggara Swakelola
3. Rencana kegiatan, Jadwal Pelaksanaan, RAB, ditetapkan oleh
PPK dengan memperhitungkan tenaga ahli/ peralatan/ bahan
tertentu yang dilaksanakan dengan Kontrak tersendiri.
Pasal 23
Tipe
Swakelola
Penetapan
Tim Persiapan Tim Pengawas Tim Pelaksana
Tipe I PA/KPA Penanggung Jawab Anggaran
Tipe II
PA/KPA
Penanggung Jawab Anggaran
Pimpinan K/L/PD
Pelaksana Swakelola
Tipe III
Penanggung Jawab
Organisasi Masyarakat
Tipe IV Penanggung Jawab Kelompok Masyarakat
26. Ketentuan Swakelola
Pasal 23 & 24
Tenaga ahli hanya dapat digunakan dalam pelaksanaan
Swakelola tipe I dan tidak boleh melebihi 50% dari
jumlah anggota Tim Pelaksana.
Hasil persiapan Swakelola dituangkan dalam
KAK kegiatan/ subkegiatan/output.
Rencana kegiatan yang diusulkan oleh Pokmas (tipe IV)
dievaluasi dan ditetapkan oleh PPK.
Biaya Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola dihitung
berdasarkan komponen biaya pelaksanaan Swakelola.
PA dapat mengusulkan standar biaya masukan/keluaran
Swakelola kepada menteri keuangan atau kepala daerah.
27. • Daftar barang/jasa dalam ekatalog
• Kriteria barang/jasa untuk keadaan tertentu
• Nilai paket pekerjaan
• Jenis barang/jasa (B/PK/JL/JK atau
terintegrasi)
27
Persiapan Pengadaan Melalui Penyedia
Hal hal yang harus dipertimbangkan sebelum menetapkan
persiapan pengadaan :
29. 29
Komponen barang/jasa, Suku cadang, Bagian dari satu sistem yang sudah ada,
Barang/jasa dalam katalog elektronik; atau Barang/jasa melalui tender cepat.
Spesifikasi Barang/Jasa
Persiapan PBJ Melalui Penyedia
Pasal 19
Produksi
dalam
negeri
Produk
SNI
Produksi
Industri
Hijau
Tersedia
&
mencuku
pi
Boleh
sebut
Merk*
30. HPS disusun berdasarkan keahlian dan menggunakan
data yang dapat dipertanggung-jawabkan
Nilai HPS bersifat terbuka dan
tidak bersifat rahasia
HPS Disusun paling lama 28
hari kerja sebelum batas
akhir : pemasukan dok
penawaran (pascakualifikasi)
atau pemasukan dok
kualifikasi (prakualifikasi)
Memperhitungkan
keuntungan dan biaya tidak
langsung
HPS bukan sebagai
dasar untuk
menentukan
besaran kerugian
negara
Dikecualikan utk
pagu ≤ 10 juta,
epurchasing dan
tender pek
terintegrasi
Ketentuan Umum HPS
Persiapan PBJ Melalui Penyedia
Pasal 26
Total HPS = hasil
perhitungan HPS + PPN
31. 1. Menilai
kewajaran harga
Penawaran dan
kewajaran harga
satuan
2. Menetapkan
batas tertinggi
penawaran
B/PK/JL.
3. Menetapkan
besaran Jaminan
Pelaksanaan
31
80%
HPS
Pasal 26
Kegunaan HPS
Persiapan PBJ Melalui Penyedia
32. - Jenis barang/jasa (B/PK/JL/JK)
- Spesifikasi Teknis/KAK
- Kompleksitas dan Resiko Pekerjaan
- Waktu pekerjaan
32
Jenis Kontrak
Persiapan PBJ Melalui Penyedia
Hal-hal yang menjadi Pertimbangan dalam menentukan
jenis kontrak:
34. 34
Jenis Kontrak untuk B/PK/JL
JENIS KONTRAK KETENTUAN
Lumsum
a. semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia;
b. berorientasi kepada keluaran; dan
c. pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan kontrak.
Kontrak Harga Satuan
a. volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan
b. pembayaran berdasarkan hasil pengukuran
c. nilai akhir kontrak ditetapkan setelah seluruh pekerjaan
diselesaikan
Kontrak gabungan
Lumsum dan Harga
Satuan
Untuk pekerjaan yang sebagian dapat mempergunakan Lumpsum
dan untuk bagian yang lain menggunakan Harga Satuan dalam 1
pekerjaan yang diperjanjikan
Kontrak Terima Jadi
(Turnkey)
a. jumlah harga pasti dan tetap
b. pembayaran dapat dilakukan berdasarkan termin
Kontrak Payung
untuk barang/jasa yang belum dapat ditentukan volume dan/atau
waktu pengirimannya pada saat kontrak ditandatangani
Pasal 27
35. 35
Jenis Kontrak untuk JK
JENIS KONTRAK KETENTUAN
Lumsum
a. semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia;
b. berorientasi kepada keluaran; dan
c. pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran
Waktu penugasan
• ruang lingkupnya belum bisa didefinisikan
• waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
belum bisa dipastikan.
Kontrak payung
belum dapat ditentukan volume dan/atau waktu
pengiriman
Pasal 27
36. • Kontrak Tahun Jamak
36
Tahun Anggaran 1
1 januari 2017
Tahun Anggaran 2
31 Desember 2018
Tahun Anggaran 3
< 12 bulan
Pekerjaan yang
Penyelesaiannya lebih
dari 12 bulan atau lebih
dari 1 tahun anggaran
12 bulan 12 bulan 12 bulan
Pekerjaan yang
memberikan manfaat
lebih apabila dikontrakan
lebih dari 1 tahun
anggaran dan paling lama
3 tahun anggaran
Pasal 27
> 12 bulan
37. Bentuk Kontrak
37
Bentuk kontrak Barang Konstruksi Jasa lainnya Konsultansi
Bukti pembelian/
pembayaran
≤ 10 juta
---
≤ 10 juta ---
Kuitansi ≤ 50 juta --- ≤ 50 juta ---
Surat Perintah
Kerja (SPK)
> 50 juta s.d
200 juta
≤ 200 juta > 50 juta s.d
200 juta
≤ 100 juta
Surat perjanjian > 200 juta > 200 juta > 200 juta > 100 juta
Surat pesanan e-purchasing/pembelian melalui toko
daring
Pasal 28
38. Usaha Kecil
(B/PK/JL)
Usaha Non
Kecil
(B/PK/JL)
dan JK
Kontrak
Tahun Jamak
• Uang
Muka
38
Maks
30 %
Dapat diberikan untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan:
Pemberian uang muka dicantumkan pada rancangan kontrak
yang terdapat dalam Dokumen Pemilihan.
Pasal 29
Maks
20 %
Maks
15 %
39. Jaminan PBJ
39
Jaminan tertulis yang dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi/ lembaga keuangan khusus yang
menjalankan usaha di bidang pembiayaan, penjaminan, dan
asuransi untuk mendorong ekspor Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lembaga
pembiayaan ekspor Indonesia
Pasal 1
40. Jaminan PBJ
Sifat Jaminan Penerbit Jaminan
Bank Umum, Perusahaan
Penjaminan, Perusahaan
Asuransi. Lembaga
keuangan khusus
ekspor/impor Indonesia
yang memiliki ijin usaha
dan pencatatan produk
suretyship di OJK
• tidak bersyarat
• mudah dicairkan
• harus dicairkan
oleh penerbit
jaminan paling
lambat 14 hari
kerja
40
Bentuk Jaminan
Bank Garansi
atau Surety
bond
Pasal 30
42. Jaminan Penawaran
Hanya untuk pekerjaan konstruksi untuk nilai
total HPS paling sedikit diatas Rp. 10 Miliar
Besarnya antara 1 % sd 3 % dari nilai total HPS
Untuk pekerjaan konstruksi terintegrasi
besarnya antara 1 % hingga 3 % dari Nilai Pagu
Anggaran
42
Pasal 31
43. Jaminan Sanggah Banding
Hanya untuk pekerjaan konstruksi
Besarnya 1 % dari nilai total HPS
Untuk pekerjaan konstruksi terintegrasi
besarnya 1 % dari Nilai Pagu Anggaran
43
Pasal 32
44. Jaminan Pelaksanaan
Untuk Kontrak pengadaan B/PK/JL diatas 200 juta
Ketentuan Besaran jaminan Pelaksanaan
44
Jenis
Pekerjaan
Nilai Penawaran Terkoreksi Nilai Jaminan
Pelaksanaan
Pekerjaan
B/PK/JL
≥ 80 % sd 100 % dari nilai
HPS
5 % dari nilai kontrak
< 80 % dari nilai HPS 5 % dari total HPS
Pasal 33
Untuk Pekerjaan Terintegrasi dihitung bukan dari nilai HPS
tetapi dari nilai Pagu Anggaran
46. Jaminan Uang Muka
46
Pasal 34
• Jaminan Uang Muka diserahkan Penyedia
kepada PPK, senilai uang muka
• Nilai Jaminan Uang Muka bertahap dapat
dikurangi secara proporsional sesuai dengan sisa
uang muka yang diterima.
47. Jaminan Pemeliharaan
Pekerjaan
Konstruksi
Jasa Lainnya yang
membutuhkan masa
pemeliharaan
Diberlakukan bila penyedia
menerima uang retensi
pada serah terima
pekerjaan pertama (PHO)
Nilainya 5%
dari kontrak
47
Dikembalikan 14 hari
kerja setelah masa
pemeliharaan selesai
Pasal 35
49. 49
Jenis Jaminan B PK JL JK
Jaminan Uang muka
Jaminan Penawaran - - -
Jaminan Pelaksanaan -
Jaminan Pemeliharaan - -
Jaminan Sanggah Banding - - -
Sertifikat Garansi * * *
Ketentuan Penggunaan
Jaminan/Garansi
Pasal 30 s.d 36
Sertifikat garansi dapat diberikan dalam pekerjaan konstruksi atau
jenis pengadaan yg lainnya apabila terdapat pengadaan barang
50. 50
Penyesuaian Harga
Pasal 37
Tahun 1 Tahun 2
18
13
Dihitung mulai
bulan ke-13
diberlakukan untuk
masa pelaksanaan
> 18 bulan
diberlakukan terhadap Kontrak Tahun Jamak
dengan jenis Kontrak Harga Satuan atau Kontrak
berdasarkan Waktu Penugasan
51. Metode Pemilihan B/PK/JL
Tender
Penunjukan
Langsung
Pelelangan
Sederhana
E-Purchasing
Tender Cepat
Keadaan Tertentu
Jika tidak dapat menggunakan metode lainnya
Spek & volume pekerjaan sudah ditentukan rinci
Pelaku terkualifikasi dalam SIKaP
Nilai s.d 200 Juta
Katalog elektronik
konferensi mendadak
bersifat rahasia
Pertahanan negara
Satu kesatuan konstruksi
Hanya 1 pelaku usaha yg mampu
51
Pengadaan Langsung
Benih dan Pupuk
Sarpas utk masyarakat
tdk mampu
Hak Paten
Tender ulang gagal
Pasal 38
52. Metode Pemilihan - Jasa Konsultansi
Pengadaan Langsung
Penunjukan
Langsung
Keadaan Tertentu
≤ 100 juta
1 pelaku usaha yang mampu
Pemegang hak cipta
Konsultan hukum yang segera dan
tidak bisa ditunda
Repeat order (maks 2 kali)
52
> 100 juta
Pasal 41
Seleksi
53. Metode Evaluasi
Penawaran Penyedia B/PK/JL
3. Harga
Terendah
1. Sistem
Nilai
2. Penilaian
BSUE
• Harga menjadi dasar penetapan pemenang
diantara penawaran yang memenuhi
persyaratan teknis
• memperhitungkan penilaian teknis dan harga
• memperhitungkan faktor umur ekonomis,
harga, biaya operasional, biaya pemeliharaan,
dan nilai sisa dalam jangka waktu operasi
tertentu
53
Pasal 39
55. Metode Evaluasi Penawaran
Jasa Konsultasi
Kualitas &
Biaya
Ruang lingkup, jenis tenaga
ahli, waktu penyelesaian
tidak dapat diurakan dengan
pasti dalam KAK atau
Jasa konsultan perorangan
55
Kualitas
Ruang lingkup, jenis tenaga
ahli, waktu penyelesaian
pekerjaan dapat diurakan
dengan pasti dalam KAK
Pasal 42
Lanjutan … >>
56. Tata Cara Pelaksanaan
Pagu
Anggaran
56
• Ruang lingkup
sederhana dapat
diurakan dengan pasti
dalam KAK dan
penawaran tidak boleh
melebihi pagu anggaran
Biaya
Terendah
• Standar atau rutin
• Standar pelaksanaan
yg sudah mapan
Pasal 42
Metode Evaluasi Penawaran
Jasa Konsultasi
58. Metode Penyampaian Dokumen Penawaran
Kriteria Penggunaan
Tata Cara Pelaksanaan
58
• B/PK/JL yang
menggunakan
metode evaluasi
harga terendah
• JK dengan metode
pengadaan langsung
dan penunjukkan
langsung
B/PK/JL :
• Spesifikasi belum bisa
ditentukan dengan pasti
• Berbagai alternatif
teknologi
• Dimungkinkan perubahan
spesifikasi
• Penyetaraan teknis
• B/PK/JL yang
memerlukan
penilaian teknis
terlebih dahulu
• JK dengan metode
seleksi
1 File 2 File 2 Tahap
Pasal 40 & 43
59. • Jadwal pemilihan untuk
setiap tahapannya ditetapkan
berdasarkan alokasi waktu
yang cukup bagi Pokja
Pemilihan dan peserta
pemilihan sesuai dengan
kompleksitas pekerjaan
59
Jadwal Pemilihan
Pasal 45
62. Metode Evaluasi Kualifikasi
62
• Pelaku Usaha yang telah terkualifikasi
dalam SiKAP, tidak perlu pembuktian
kualifikasi.
• Pokja Pemilihan dilarang menambah
persyaratan kualifikasi yang
diskriminatif dan tidak objektif.
Pasal 44 ayat 8&9
Editor's Notes
Catatan :
pasal 18 ayat 1
Perencanaan Pengadaan adalah proses untuk memutuskan kebutuhan apa yang akan diperlukan pengadaannya, kapan waktu pengadaannya dan siapa penyedia yang dapat memenuhi kebutuhan barang/jasa yang diperlukan.
Jadwal pengadaan yang dimaksud adalah jadwal keseluruhan proses pengadaan barang/jasa (bukan hanya jadwal pemilihan atau jadwal pelaksanaan pekerjaan saja
Catatan :
Pasal 18 ayat 2. Perencanaan pengadaan yang dananya bersumber dari APBN dilakukan bersamaan dengan proses penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L) setelah penetapan Pagu Indikatif
Pasal 18 ayat . Perencanaan Pengadaan yang dananya bersumber dari APBD dilakukan bersamaan dengan proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perangkat Daerah (RKA Perangkat Daerah) setelah nota kesepakatan Kebijakan Umum APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS)
Catatan:
Dalam mengidentifikasi kebutuhan harus memperhatikan kesesuaian dengan Tujuan Organisasi, Rencana Kebutuhan Organisasi Penyusunan Kebutuhan (Analysis, Survey dan Riset). Dalam hal ini untuk pemerintah daerah dapat menyesuaikan dengan RPJMD dan Renstra Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Materi lebih lanjut terkait hal ini akan didalami pada pelatihan kompetensi berdasarkan SKKNI/SK3
Catatan:
Penyusunan barang/jasa didasarkan pada Jenis barang/jasa, kategori, kinerja yang dibutuhkan dsb
Prioritas barang/jasa didasarkan pada : urgensi, risiko, dampak, rencana strategis dsb
Menetapkan barang/jasa sesuai dengan kebutuhan organisasi dilakukan dengan melihat barang/jasa dan prioritas pengadaan barang/jasa. Kegiatan ini secara garis besar meliputi:
menyusun barang/jasa pengadaan barang dan jasa secara cermat dengan menggabungkan atau mengintegrasikan kebutuhan yang sejenis dan/ atau memberikan kinerja yang terukur,
menentukan prioritas barang/ jasa secara tepat berdasarkan urgensi dan risiko/ dampaknya.
Catatan:
Kenapa swakelola :
sumber pasokan barang/jasa
Tugas pokok dan fungsi serta sumberdaya satker
Kebutuhan masyarakat dan membutuhkan pastisipasi langsung masyarakat
Melalui penyedia dijelaskan ketersediaan di pasar, kemampuan penyedia, ketersediaan anggaran
Pada dasarnya kedua cara mempunyai kelebihan antara satu dengan yang lainnya. Pelaku pengadaan harus jeli dalam mempertimbangkan beberapa faktor dan prioritas yang diinginkan dari beberapa faktor di bawah ini :
Sumberdaya
Apabila organisasi memiliki sumberdaya untuk melakukan pengadaan secara swakelola, pilihan ini menjadi alternatif yang baik dalam pengadaan barang/jasa. Sumberdaya yang diperlukan meliputi sumber daya manusia (SDM) dan peralatan.
Teknologi
Teknologi merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan ketika organisasi memutuskan untuk melakukan pengadaan suatu barang/jasa dengan swakelola. Jika pengadaan barang/jasa membutuhkan teknologi khusus yang diluar kapabilitas dan kompetensi organisasi, maka pengadaan melalui penyedia barang/jasa akan lebih tepat.
Biaya
Salah satu pertimbangan suatu organisasi melakukan swakelola atau pengadaan melalui penyedia adalah pertimbangan biaya. Apabila biaya yang dikeluarkan organisasi untuk pengadaan barang/jasa melalui swakelola lebih memberikan value for money dibandingkan dengan pemilihan penyedia, maka swakelola dapat menjadi alternatif yang baik.
Keahlian (expertise)
Jika sumberdaya dalam organisasi memiliki keahlian dalam mengelola pengadaan barang/jasa yang diperlukan, maka pilihan swakelola adalah pilihan yang tepat. Namun sebaliknya apabila ketiadaan keahlian dalam pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan, maka pemilihan penyedia menjadi pertimbangan yang lebih baik.
Ketersedian waktu
Organisasi harus mempertimbangkan ketersediaan waktu yang cukup untuk mengelola pengadaan barang/jasa mulai dari perencanaan, pekerjaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian sampai barang/jasa diterima dengan baik. Apabila waktu untuk melakukan swakelola tersedia dengan cukup, maka pilihan swakelola merupakan pertimbangan yang baik. Namun sebaliknya apabila tidak tersedia waktu dengan cukup, maka pemilihan penyedia merupakan alternatif yang lebih baik.
Kualitas
Dalam pengadaan swakelola, faktor kualitas harus menjadi pertimbangan. Apabila memiliki keahlian dalam melaksanakan pengendalian kualitas (quality control/QC) dan penjaminan kualitas (Quality Assurance/QA) maka pilihan swakelola menjadi pilihan yang baik. Namun apabila, verifikasi kualitas tidak dapat dilakukan dengan baik, maka pengadaan melalui penyedia yang mempunyai keahlian adalah merupakan pilihan yang lebih baik.
Catatan:
Menentukan Jadwal Pengadaan barang/jasa adalah membuat skedul secara keseluruhan kegiatan pengadaan mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan sampai penutupan pengadaan. Kegiatan ini secara garis besar meliputi:
Mengidentifikasi detil aktifitas kegiatan dalam setiap proses pengadaan dan merangkumnya dalam suatu kumpulan aktifitas yang berurutan. Sehingga dapat dibuat diagram skedul dalam bentuk bar chart atau diagram jaringan
Menentukan titik capaian penting atau milestone setiap kegiatan pengadaan mulai dari tahap identifikasi sampai penutupan pengadaan.
Catatan:
Anggaran pengadaan terdiri dari :
biaya Pengadaan barang/jasa
biaya pendukung terdiri dari :
Honorarium
Biaya pelaksana pemilihan
Biaya penggandaan dan
Biaya lainnya yang diperlukan (survey lapangan, harga, biaya rapat)
Catatan untuk pengajar:
Pembahasan penyusunan spesifikasi teknis/KAK dan RAB akan dibahas di slide perencanaan pengadaan melalui penyedia, karena isi materinya sama
Catatan:
Pada slide ini hanya memperkenalkan tipe swakelola saja, untuk detailnya akan dibahas pada materi persiapan dan pelaksanaan swakelola
Pembahasan penyusunan spesifikasi teknis/KAK dan RAB akan dibahas di slide perencanaan pengadaan melalui penyedia, karena isi materinya sama
Catatan:
Pembahasan Spek Teknis/KAK dan RAB untuk pengadaan melalui swakelola dan penyedia
Catatan untuk pengajar:
Fasilitator/pengajar memberikan contoh masing-masing poin kepada peserta
Catatan:
Membuat daftar rincian daftar pekerjaan (aktifitas-aktifitas) :
Swakelola : lebih memperhatikan besaran upah bisa SBM
Penyedia : besaran upah bisa pake billing rate
Catatan:
Dalam melakukan pemaketan pengadaan perlu memperhatikan pasal 4 tujuan pengadaan
Mengapa konsolidasi pengadaan perlu dilakukan?, salah satu cara yang paling produktif dalam memudahkan proses pengadaan barang/jasa dan mengurangi biaya adalah dengan melakukan konsolidasi pengadaan dalam hal : waktu pengadaan, volume pengadaan, kelompok barang/jasa dan juga jumlah penyedia. Dengan melakukan konsolidasi maka akan menekan biaya / ongkos pemerosesan pengadaan mulai dari identifikasi kebutuhan sampai dengan penerimaan barang/jasa.
Lalu pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara melakukan konsolidasi pengadaan?. Prinsip konsolidasi adalah efisiensi dalam pengelolaan tanpa mengurangi kualitas barang/jasa yang dibutuhkan. Sehingga konsolidasi paket-paket pengadaan dapat dilakukan sepanjang memberikan nilai lebih dari segi teknis, keuangan dan manfaat dibanding dengan pengadaan dilakukan sendiri-sendiri/terpecah-pecah
Catatan:
Hasil perencanaan PBJ dimuat dalam RUP
Sumber informasi isian RUP berdasarkan aplikasi SiRUP
Catatan:
Slide ini menyesuiakan dengan urutan metode pemilihan penyedia (pasal 38)
Catatan:
Spesifikasi teknis/KAK telah dibuat pada tahap perencanaan pengadaan, PPK dapat melakukan kaji ulang sebelum menetapkan spesifikasi teknis/KAK
Catatan:
Penyebutan merk seperti diatas dimungkinkan sepanjang masih tetap mendorong terjadinya kompetisi
Spesifikasi barang /jasa telah dibuat pada tahap perencanaan pengadaan, penetapannya pada tahap persiapan pengadaan.
Materi spesifikasi dibahas pada materi 5, slide ini hanya recall
Catatan:
1. Harga tidak wajar: < 80% x HPS
Harga satuan timpang = harga satuan penawaran > 110% dari harga satuan dalam HPS
2. Menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah, kecuali dalam seleksi jasa konsultansi karena masih ada tahapan negosiasi
3. Jaminan Pelaksanaan untuk penawaran yang nilainya lebih rendah 80% dari nilai HPS = 5% dari nilai total HPS (bukan dari kontrak)
Catatan:
Contoh Kontrak
lumsum : kendaraan bermotor, aplikasi computer
harga satuan : obat-obatan, jasa boga
kontrak payung : konstruksi pemeliharaan, konstruksi pelaksanaan rutin belum dapat ditentukan yang volume
Catatan :
Contoh kontrak lumsum : konsultan perencanaan
Waktu penugasan : konsultan pengawasan
Kontrak payung : konsultan jasa audit
waktu pengiriman termasuk waktu penyelesaian
Instruksi kepada Pengajar
Pengajar memberikan contoh masing-masing poin kepada peserta:
Contoh: jasa internet, cleaning service, pengelolaan parkir
Catatan:
Apabila diperlukan syarat dan ketentuan dalam pelaksanaan pekerjaannya, nilai pekerjaan sampai dengan 50 juta dapat dibuat dalam bentuk SPK
Catatan:
Pengembalian uang muka dilakukan secara proporsional sesuai dengan pembayaran termin
Jaminan atas Pengadaan Barang/Jasa terdiri atas:
a. Jaminan Penawaran;
b. Jaminan Pelaksanaan;
c. Jaminan Uang Muka;
d. Jaminan Pemeliharaan; dan
e. Jaminan Sanggahan Banding.
Catatan:
Lembaga keuangan khusus lembaga pengembangan ekspor/impor (LPEI) contohnya pada pekerjaan pembangunan pelabuhan eksport/import yang dapat mendorong terjadinya perdagangan eksport/import
1) Perusahaan Penjaminan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan.
2) Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki izin untuk menjual produk jaminan (suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan
Bila masa pemeliharaan melewati batas akhir tahun anggaran maka uang retensi wajib diberikan kepada penyedia sehingga diperlukan jaminan pemeliharaan
Catatan :
Sertifikat garansi dapat diberikan dalam pekerjaan konstruksi apabila terdapat pengadaan barang ataupun jenis pengadaan yg lainnya yg membutuhkan pengadaan barang.
Catatan:
Pasal 37 ayat 2a dan 2b
Persyaratan dan tata cara penghitungan penyesuaian harga :
penyesuaian harga diberlakukan pada Kontrak Tahun Jamak yang masa pelaksanaannya lebih dari 18 (delapan belas) bulan;
penyesuaian harga diberlakukan mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak pelaksanaan pekerjaan;
Epurchasing adalah tata cara pembelian barang/jasa rnelalui sistem katalog elektronik
Pengadaan langsung Pengadaan Langsung Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya adalah adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya dalam keadaan tertentu.
Tender adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
Catatan:
Seleksi adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Jasa Konsultansi
Pengadaan Langsung Jasa Konsultansi adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Jasa Konsultansi yang bernilai paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya dalam keadaan tertentu
Catatan:
- Narasumber memberikan contoh masing-masing metode evaluasi kepada peserta
- Penilaian BSUE : Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis
Ditekankan pada peserta, urutan tsb merupakan urutan prioritas
Catatan:
Pengajar memberikan contoh kualifikasi yang diskriminatif dan objektif
Misal: memiliki akun bank tertentu di daerah tempat pemilihan penyedia