1. Surah al-Fatihah adalah surah teragung dalam al-Qur'an.
2. Surah ini melebihi kitab-kitab Taurat dan Injil.
3. Pintu langit dibuka ketika surah ini diturunkan dan berfungsi sebagai penerang iman.
Tafsir al Fatihah Syekh Atha Abu RasytahWahyu Nugroho
Tafsir surat Al Fatihah karya Syaikh Atho Abu Rusytah disampaikan oleh ust Yasin saat Kajian Islam mingguan di Masjid Syubhan SMP Al Azhar Kaujon Serang
Mengkaji alQuran adalah menjadi kewajipan umat Islam. Mengetahui akan ilmu seperti sebab turun ayat, aturan surah dan ayat, pembukuan mushaf, cara bacaan , ahraf alQuran, tarannum dll ilmu berkaitan.AlQuran adalahMukjizat hinnga ke akhir zaman
Tafsir al Fatihah Syekh Atha Abu RasytahWahyu Nugroho
Tafsir surat Al Fatihah karya Syaikh Atho Abu Rusytah disampaikan oleh ust Yasin saat Kajian Islam mingguan di Masjid Syubhan SMP Al Azhar Kaujon Serang
Mengkaji alQuran adalah menjadi kewajipan umat Islam. Mengetahui akan ilmu seperti sebab turun ayat, aturan surah dan ayat, pembukuan mushaf, cara bacaan , ahraf alQuran, tarannum dll ilmu berkaitan.AlQuran adalahMukjizat hinnga ke akhir zaman
Slide Us Syaari Ab Rahman dari Tadabbur Centre kali ini memfokuskan kepada asbabun nuzul surah, munasabah surah dengan surah sebelum, munasabah awalan dan akhiran surah serta beberapa buah tafsir dari Maududi kepada beberapa ayat. Wallahu a'lam
Nota perkuliahan PBJJ bagi kursus PPPY1272 Fiqh Sirah, kursus WAJIB dari Jabatan Pengajian Arab dan Tamadun Islam, Fakulti Pengajian Islam, Universiti Kebangsaan Malaysia.
Hari pertama pembentangan Syaari Ab Rahman berkongsi buah-buah tadabbur selepas merujuk beberapa karya tafsir. Pembentangan dilakukan di IPGM Batu Lintang, Kuching, Sarawak
Surah Al-Fatiha is one of the most profound Surah's of the Quran. It is the opening Surah of the Quran; the Surah without which Salah is invalid.
This is a quick presentation that will detail all the gems that are hidden in this amazing Surah.
Slide Us Syaari Ab Rahman dari Tadabbur Centre kali ini memfokuskan kepada asbabun nuzul surah, munasabah surah dengan surah sebelum, munasabah awalan dan akhiran surah serta beberapa buah tafsir dari Maududi kepada beberapa ayat. Wallahu a'lam
Nota perkuliahan PBJJ bagi kursus PPPY1272 Fiqh Sirah, kursus WAJIB dari Jabatan Pengajian Arab dan Tamadun Islam, Fakulti Pengajian Islam, Universiti Kebangsaan Malaysia.
Hari pertama pembentangan Syaari Ab Rahman berkongsi buah-buah tadabbur selepas merujuk beberapa karya tafsir. Pembentangan dilakukan di IPGM Batu Lintang, Kuching, Sarawak
Surah Al-Fatiha is one of the most profound Surah's of the Quran. It is the opening Surah of the Quran; the Surah without which Salah is invalid.
This is a quick presentation that will detail all the gems that are hidden in this amazing Surah.
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo'a, "Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan orang-orang yang wafat mendahului kami dengan membawa iman. Dan janganlah Engkau memberikan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.“ (QS. Al-Hasyr: 10)
HIKMAH MAULID NABI SAW /TIADA BID'AH DISANA .Moh Rif'an
BANYAK YANG MENGATAKAN MAULID BID'AH, APAKAH DIA TAHU ARTI MAULUD DAN ARTI MAULID. PADAHAL MAULUD ADALAH BAYI YANG DILAHIRKAN BERARTI NABI MUHAMMAD , DAN MAULID ADALAH WAKTU DILAHIRKAN.... MASAK NABI MUHAMMAD DAN WAKTU LAHIR BELIAU ADALAH BID'AH... SUNGGUH TERLALU
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia DebatIdrus Abidin
rasionalitas yang mewakili nuansa akhirat tanpa melupakan dunia adalah rasionalitas yang dikembangkan oleh al-Qur'an dan Sunnah. karena memang al-Qur'an turun tidak membawa hal-hal yang mustahil bagi rasio, tapi diturunkan untuk menjawab hal-hal nyang membingungkan akal.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.Idrus Abidin
Visi Islam sangat berorientasi akhirat (ghaib), sedang misinya sangat duniawi. sehingga keseimbangan dunia dan akhirat dalam Islam sangat komprehensip, karena ia merupakan produk Tuhan. perpaduan yang sangat detil meningat Islam merupakan perpaduan 2 hal yang tampak bertentangan namun sampai ke tarap proporsional.
Dosa dan maksiat adalah benalu dalam kehidupan manusia. karena dengan dosa dan makasiat, manusia berada sedikit demi sedikit di bawah kendali setan hingga keluar seutuhnya dari bimbingan Tuhan. ketika setan menjadi kiblat manusia, maka segala bentuk prilakunya menjadi salah dan tidak kenal pijakan kebenaran.
Penyimapangan seksual merupakan bagian penting dalam diskursus pidana Islam. sehingga para sarjana hukum Islam dari kalangan empat mazhab terlibat secara utuh untuk memberikan pandangan hukumnya.
Pemimpin dalam Islam adalah mereka yang memiliki kekuatan ilmu dan kekuatan semangat yang kokoh. Dengan kedua kafasitas itu, seorang pemimpin haruslah mencerminkan Islam dan kemampuanya dalam memberikan keteladanan dan kebaikan terhadap lingkungan sekitarnya, hingga tercipta kedamaian dan keimana secara bersamaan.
Huru hara hari kiamat senantiasa dihadirkan Allah sebagai bagian dari pilar keimanan dalam Islam. Sehingga surat al-Qori'ah termasuk surat yang menjelaskan gambaran umum peristiwa kimat tersebut secara ringkas namun tetap padat, sebagaimana daya tutur al-Qur'an, terutama ayat-ayat fase Makkiyah...
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)Idrus Abidin
Keimanan memiliki minimal tiga tingkatan; Islam, iman dan ihsan. ketiganya menggambarkan posisi (maqam) dan kondisi (hal) orang-orang sholeh dalam perkembangan iman dan takwanya
Memproteksi diri secara internal dari gangguan setan merupakan judul yang tepat bagi surat an Naas ini. karena perlindungan ini membutuhkan tauhid yang mendalam.
keislaman ditandai dengan kepedualian terhadap isu-isu sosial. karena sejatinya, Islam ditujukan untuk perbaikan pribadi, rumah tangga dan masyarakat secara keseluruhan.
Keagungan dan kesucian Allah merupakan hal asasi dalam Islam. pengagungan dan pensucianNya ini ditunjukkan dengan afirmasi dan negasi secara utuh dan konprehensif sebagaimana dipaparkan surat al-A'laa ini.
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun) Idrus Abidin
Manusia membutuhkan keseimbangan untuk dapat merasakan kebahagiaan. karena hakikat hidup adalah keseimbangan antar masing-masing unsur yang membentuk kesatuan yang utuh hingga mencapai tarap kesempurnaan.
Ilmu merupakan basis utama kebaikan. ketika ilmu mendasari setiap perbuatan maka akan lahir kemajuan dan perabdabn. Islam memulais egala sesuatu dari ilmu. karena kejelasan dan kepastian adalah islam itu sendiri
Surga sebagai bentuk harapan bagi manusia agar senantiasa komitmen dengan ajaran Islam, termasuk dalam kategori raja' (harapan) yang menjadi salah satu dari 3 unsur utama spiritual Islam selain cinta Allah dan takut terhadap azab-Nya.
Neraka sebagai peringatan bagi manusia agar senantiasa komitmen dengan ajaran islam, termasuk dalam kategori khauf yang menjadi salah satu dari 3 unsur utama spiritual Islam selain cinta Allah dan mengharapkan rahmat-Nya.
2. •ِ َّاّلل ولُسَر أن عنه هللا رضي ىَّلَعُمْلا ِنْب ِديِعَس يِبَأ ْعنله َلاَق ُ َّاّلل ىَّلَص:ًةَورُس َكَّنَمَِلعُ ََل
ْنِم َجُرْخَت ْنَأ َلْبَق ِآنْرُقْلا يِف ِرَوُّسال ُمَظْعَأ َيِهَأ اَّمَلَف ِيدَيِب َذَخَأ َّمُث ِد ِجْسَمْلاَجُرْخَي ْنَأ َداَر
ُهَل ُتْلُق:َورُس ُمَظْعَأ َيِه ًةَورُس َكَّنَمَِلعُ ََل ْلُقَت ْمَلَأَلاَق ؟ ِآنْرُقْلا يِف ٍة:اَعْلا ِبَر ِ َّ ِّلل ُدْمَحْلاَينِمَل
ِتوُأ ِيذَّلا ُميِظَعْلا ُآنْرُقْلاَو ، يِناَثَمْلا ُعْبَّسال َيِه ،ُهُتي.
• Dari Abu Said al-Khudri r.a., bahwasanya Rasulullah Saw. mengatakan
kepadanya, “Saya akan mengajarimu dengan surah teragung dalam
al-Qur’an sebelum engkau keluar dari masjid. Lalu beliau memegang
tanganku. Ketika beliau hendak keluar, saya bilang kepadanya,
bukannya tadi Engkau hendak mengajariku surah teragung dalam al-
Qur’an ?! Beliau mengatakan : al-Hamdu Lillahi Rabbil ‘Alamin.
Itulah as-sab’ul matsani (tujuh ayat yang senatiasa diulang) dan
merupakan ayat al-Qur’an teragung yang diturunkan kepadaku”. HR
Bukhari. No. 4454.
1. surah teragung dalam al-Qur’an.
3. 2. al-Fatihah melebihi kitab Taurat dan Injil.
•اَق ٍبْعَك ِنْب ِيَبُأ َْنع َةَرْيَرُه يِبَأ َْنعُ َّاّلل ىَّلَص ِ َّاّلل ُلوُسَر َلاَق َلِهْيَلَع
َّتال يِف َّلَجَو ََّزع ُ َّاّلل َلَزْنَأ اَم َمَّلَسَوْثِم ِلي ِجْنِْاْل يِف ََلَو ِةاَر ْوِآنْرُقْلا ِمُأ َل
َب ٌةَموُسْقَم َيِهَو يِناَثَمْلا ُعْبَّسال َيِهَوْبَعِلَو ِيدْبَع َنْيَبَو يِنْيَلَأَس اَم ِيد
• Dari Abu Hurairah dan Ubay bin Ka’ab r.a., ia berkata,
Rasulullah Saw. bersabda, “Allah Swt tidak menurunkan
dalam kitab Taurat dan Injil surah yang menyerupai
(keagungan) Ummul Qur’an (al-Fatihah). Dialah as-
sab’ul matsani. Surah ini terbagi antara Aku dengan
hamba-Ku. Sungguh hambaku akan mendapatkan apa
pun permintaannya.” HR an-Nasa’I, no.905 dan
Ahmad, no.9234, Tirmidzi, no.2903
4. 3. Pintu langit dibuka ketika diturunkan dan juga berfungsi sebagai
cahaya penerang keimanan dan keikhlasan hati.
• Dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata, “Ketika Jibril
sedang duduk bersama nabi Saw., ia mendengar
suarah gemuruh dari atas, lalu ia menengadah ke
atas sambil berkata, “Itu adalah pintu langit yang
sedang terbuka hari ini. Sebelumnya tidak pernah
terbuka sama sekali. Lalu turunlah malaikat
darinya. Jibril berkata, “Inilah salah satu malaikat
turun dari langit. Ia sama sekali belum pernah
turun ke bumi sebelumnya.” Lalu sang malaikat
mengucapkan salam, kemudian berkata :
Bergembiralah wahai Rasulullah dengan dua
cahaya yang akan diberikan kepadamu. Keduanya
belum pernah sama sekali diberikan kepada
seorang nabi pun sebelum Engkau. Yaitu surah al-
Fatihah dan penutup surah al-Baqarah. Engkau
tidak membaca satu huruf pun dari kedua surat
tersebut (lalu engkau meminta kepada Allah)
kecuali permintaanmu akan dikabulkan.” HR
Muslim. al-Albani telah men-shahih-kannya dalam
kitab shahih al-Targib wa al-Tarhib no (1456).
•َلاَق ٍاسَبع ِنْبا َِنع:ْيَبَق ُلي ِرْب ِج اَمَنٌدِعا
و عليه هللا صلى يِبالن َدْنِعسلم.َعِمَس
ِهِق ْوَف ْنِم ًايضِقَن.َرَفُهَسْأَر َعَف.َلاَقَف:اَذَه
ْلا َحِتُف ِاءَمالس َنِم ٌابَبَم ْوَي.َتْفُي ْمَلَلِإ طَق ْح
َم ْوَيْلا.َلَم ُهْنِم َلَزَنَفٌك.َلاَقَف:َلَم اَذَهٌك
ِضْرََلا ىَلِإ َلَزَن.ْنَي ْمَلَيْلا َلِإ طَق ْل ِزَم ْو.
َلاَقَو َملَسَف:ِنْيَورُنِب ْرِشْبَأْمَل اَمُهَتيِتوُأ
َكَلْبَق يِبَن اَمُهَتْؤُي.ِباَتِكْلا ِةَحِتاَفُميِتاَوَخَو
ِةَرَقَبْلا ِةَورُس.ْقَت ْنَلُهْنِم ِفْرَحِب َأَرَلِإ اَم
ُهَتيِْطعُأ
5. 4. Sebagai do’a penyembuh penyakit (rukyah).
َْنعِي ِْردُخْلا ٍديِعَس يِبَأَلاَق ،:َف اَنْلَزَنَف اَنَل ٍيرِسَم يِف اَّنُكْتَلاَقَف ، ٌةَي ِارَج ْتَءاَج:َس ِيَحْلا َدِيَس َّنِإاَنَرَفَن َّنِإَو ، ٌميِل
ْقُرِب ُهُنُبْأَن اَّنُك اَم ٌلُجَر اَهَعَم َماَقَف ؟ ٍاقَر ْمُكْنِم ْلَهَف ، ٌبَّيُغِب ُهَل َرَمَأَف ، َأَرَبَف ، ُهاَقَرَف ٍةَيَش َينِثالَثاَّمَلَف ، اًنَبَل اَناَقَسَو ًةا
ُهَل اَنْلُق َعَجَر:َلاَق ؟ يِقْرَت َتْنُك ْوَأ ًةَيْقُر ُنِسْحُت َتْنُكَأ:، َلاَنْلُق ، ِباَتِكْلا ِمُأِب َلِإ ُْتيَقَر اَم:ِدْحُت َلَيِتْأَن ىَّتَح ًائْيَش واُث
َنِْمدَق اَّمَلَف ، َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُ َّاّلل ىَّلَص َّيِبَّنال ، َلَأْسَن ْوَأ ،ىَّلَص ِيِبَّنلِل ُهاَنَْركَذ َةَنِيدَمْلا اَلَع ُ َّاّللَلاَقَف ، َمَّلَسَو ِهْي:َيك ِْردُي اَمَو
ٍْمهَسِب يِل واُب ِرْضاَو واُمِسَتْاق ، ٌةَيْقُر اَهَّنَأ)البخاري رواه(
Dari Abu Said al-Khudri r.a. ia berkata, “Ketika kami melakukan perjalanan jauh, lalu kami singgah di
sebuah perkampungan, tiba-tiba datang seorang budak perempuan sambil berkata, tetua kampung
kami sedang sakit, apakah di antara kalian ada yang bisa meruqyah ? Lalu salah seorang di antara kami
bangkit. Sebelumnya ia belum memiliki pengalaman mengobati. Ia lalu membacakan baca’an ruqyah
padanya hingga tetua kampung tersebut sembuh. (Sebagai hadiah) ia diberikan 30 kambing dan kami
juga dijamu dengan susu segar. Ketika ia kembali, kami bilang kepadanya, kamu memang bisa
meruqyah atau pernah meruqyah ? Dia menjawab : saya tidak mengobatinya kecuali dengan bacaan
ruqyah surah al-Fatihah. Kami sarankan padanya agar tidak menceritakan hal ini atau nanti kita
tanyakan saja masalah ini kepada Rasulullah Saw. Tatkala kami tiba di Madinah, kami menyampaikan
hal itu kepada beliau. Lalu beliau berkata, “Siapa yang mengajarinya bahwa al-Fatihah adalah bagian
dari bacaan ruqyah. Kalau begitu, bagi-bagi saja hadiahnya. Jangan lupa satu bagian untuk saya”. HR
Bukhari.
6. Kandungan Utama Surat al-Fatihah
TAUHID HARI KIAMAT IBADAH
ISTI’ANAH
MENCARI DAN
MEMINTA
HIDAYAH
MENGHINDARI
PENYIMPANGAN
7. ANALISIS RINGKAS SURAT
AL-FATIHAH • Terpuji di bumi dan di langit
ِتاَاوَمَّسال يِف ُدْمَحْلا ُهَلَويِشَعَو ِضْرَ ْاَلَوا
َونُرِهْظُت َين ِحَو
Dan bagi-Nyalah segala puji di
langit dan di bumi (QS ar-Ruum
[30] : 18)
• Terpuji di dunia dan di akhirat
َوُه ََّلِإ َهَلِإ ََل ُ َّاّلل َوُهَوُ ْاَل يِف ُدْمَحْلا ُهَلىَلو
ِةَر ِخ ْاْلَو
Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah)
melainkan Dia, bagi-Nyalah
segala puji di dunia dan di
akhirat (QS al-Qasas [28] : 70)
ِبَر ِ َّ ِّلل ُدْمَحْلاينِمَلاَعْلا
(Segala puji bagi Allah,
Tuhan semesta alam).
8. Pujian Rasulullah kepada Allah
sebagai Mahluk terbaik
ًءاَنَث ي ِصْأح الَلَعَيك
َتْيَنْأث اَمَك َتْنأ ،ِِسَن َلَعَك
“Saya tidak bisa menghitung
banyaknya pujian kepada-Mu.
Keagungan-Mu sebagaimana pujian-
Mu terhadap diri-Mu sendiri” (HR.
Muslim).
9. َينِمَلاَعْلا ِبَر
• Alam adalah langit dan bumi beserta isinya.
{واَل السماوات ُّبَر َلاَق العالمين ُّبَر اَمَو ُن َْوعْرِف َلاَقآَمُهَنْيَب اَمَو رض}
26:23. Firaun bertanya: "Siapa Tuhan semesta alam itu?“ Musa menjawab: "Tuhan
Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya. (Itulah Tuhanmu),
jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya". (QS asy-Syu’ara: 23-24)
• Kata alam terderivasi dari kata alamah yang berarti tanda (ayat). Yaitu bahwa alam
dan segala isinya merupakan tanda keberadan Allah swt.
•{والنهار الليل واختالف واَلرض السماوات ِقْلَخ يِف َّنِإٍتاَيْلاَللباب يِل ْوَُل}
• 3:190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (QS Ali
Imran: 190)
10. ِيم ِحَّالر ِنَمْحَّالر
Kedua kata di atas merupakan nama dan sifat
Allah swt yang terderivasi dari kata rahmah.
Hanya saja sifat rahman lebih mutlak
cakupannya di banding sifat rahim. Karena
sifat rahman mencakup muslim dan kafir serta
seluruh mahluk yang ada di alam raya ini,
sedang sifat rahim hanya berlaku bagi orang
beriman di dunia maupun di akhirat.
11. Ayat Tentang Sifat Rahman Allah swt.
•{الرحمن العرش ىَلَع استوى َّمُث}[الفرقان:59]
• 25:59. Yang menciptakan langit dan bumi dan apa
yang ada antara keduanya dalam enam masa,
kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, (Dialah)
Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang
Allah) kepada yang lebih mengetahui
(Muhammad) tentang Dia
•{استوى العرش ىَلَع الرحمن}[طه:5]
• 20:5. (Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang
bersemayam di atas 'Arsy.
12. {ِبْقَيَو ٍتاَّافَص ْمُهَق ْوَف الطير َلِإ ا ْوَرَي ْمَلَوَأالرحمن َّالِإ َُّنهُكُِِْمي اَم َنْض}[الملك:
19]
67:19. Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan
dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain
Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.
ُنَمْحَّالر(١)َآنْرُقْال َمََّلع(٢)َانَِْناإل َقَلَخ(٣)َانَيَبْال ُهَمََّلع(٤)َبُِْحِب ُرَمَقْالَو ُسْمَّشالٍان(٥)ُمْجَّنالَو
َِاندُجَِْي ُرَجَّشالَو(٦)َانَيزِمْال َعَض َوَو اَهَعَفَر َءاَمَِّالَو(٧)ِانَيزِمْال يِف ا ْوَغْطَت الَأ(٨)ْزَوْال واُميِقَأَوَن
َانَيزِمْال واُِرِْخُت الَو ِْطِِقْالِب(٩)ِامَنألِل اَهَعَض َو َضْاألرَو(١٠)اَذ ُلْخَّنالَو ٌةَهِكاَف اَهيِفِامَمْكاأل ُت
(١١)ُانَحْيَّالرَو ِفْصَعْال وُذ ُّبَحْالَو(١٢)ِانَبِِّذَكُت اَمُكِِّبَر ِآالء ِِّيَأِبَف(١٣( )الرحمن:1-13)
55:1. (Tuhan) Yang Maha Pemurah,
55:2. Yang telah mengajarkan Al Qur'an.
55:3. Dia menciptakan manusia,
55:4. Mengajarnya pandai berbicara.
55:5. Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.
55:6. Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya.
55:7. Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).
55:8. Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.
55:9. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca
itu.
55:10. Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk (Nya).
55:11. di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.
55:12. Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya.
55:13. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
14. ِينِالد ِم ْوَي ِكِلاَم
• الدين يوم adalah hari pembalasan
amal. Sedang hari kiamat
adalah hari di mana kekuasaan
dan kehendak Allah berlaku
mutlak.
•{الدين ُم ْوَي اَم َاكَرْدَأ آَمَوَاكَرْدَأ آَم َّمُثاَم
ُكِلْمَت ََل َم ْوَي الدين ُم ْوَيٍسْفَنِل ٌسْفَنًائْيَش}
[اَلنفطار:17-19]
•{هللا ُمِيهِفَوُي ٍذِئَم ْوَيالحق ُمُهَنيِد}[النور
:25]
15. ُدُبْعَن َاكَّيِإ
• Ayat ini mengisyaratkan perwujudan makna هللا إَل إله َل .
Karena ia mengadug 2 rukun utama, yaitu ( 1
)peniadaan (nafy) beragam tuhan dan ( 2 ) penegasan
(itsbat) Allah sebagai satu-satunya dzat yang pantas
disembah. Di sini Allah swt mendahulukan kata إياك
yang bermakna hanya kepadamulah satu-satunya. Ia
merupakan bentuk peniadaan (nafy) yang merupakan
rukun pertama هللا إال إله ال . Sedang kata نعبد yang
maknanya yang kami sembah adalah bentuk
penegasan (itsbat) terhadap Allah sebagai yang harus
disembah.
17. ِعَتْسَن َاكَّيِإَوُين
Penyebutan ayat ini setelah ْعَن َاكَّيِإُدُب
mengandung isyarat bahwa
tidaklah pantas bertawakkal
kepada pihak yang tidak pantas
untuk disembah. Karena Allah-lah
satu-satuNya zat yang harus
disembah maka hanya kepada-
Nyalah pula satu-atu-Nya zat yang
ditempati minta pertolongan dan
tempat menyerahkan diri.
18. Ayat-Ayat Yang Menunjukkan
Rangkaian Ibadah dan Tawakkal
•{ِهْيَلَع ْلَّكَوَتَو فاعبده}[هود:123]
•{فاتخذ َوُه ََّلِإ إله ََل والمغرب المشرق ُّبَّرًاليِكَو ه}[
المزمل:9]
•{َل هللا َيِبْسَح ْلُقَف ْا ْوَّلَوَت نِإَفَّكَوَت ِهْيَلَع َوُه ََّلِإ إلهُتْل}[
التوبة:129]
•{َوَت ِهْيَلَعَو ِهِب اَّنَمآ الرحمن َوُه ْلُقاَنْلَّك}[الملك:29]
19. Makna Ibadah Serta Pilar-
Pilarnya
• Ibadah dari segi bahasa adalah ketundukan dan
kepatuhan. Sedang dari segi istilah, ibadah adalah
merupakan
الظاهرة واَلعمال اَلقوال من ويرضاه هللا يحبه ما لكل جامع اسم
والباطنة
sebuah nama yang merangkum segala sesuatu yang
dicintai dan diridhai oleh Allah swt., baik berupa
perkataan maupun perbuatan, lahir maupun
batin.
20. 3 Pilar (rukun) Ibadah
1. Kesempurnaan cinta kepada zat yang
disembah.
{ِ َّ ِّلل ابُح ُّدَشَأ واُنَمآ َينِذَّلاَو}(البقرة:165)
2. Kesempurnaan harapan kepada yang
disembah.
{ُهَتَمْحَر َونُجْرَيَو}(اْلسراء:57)
3. Kesempurnaa rasa takut kepada yang
disembah.
{ُهَباَذَع َونُفاَخَيَو}(اْلسراء:57)
24. Makna Isti’anah
• Meminta bantuan Allah swt untuk
memperolah kebaikan dan menghindari
keburukan disertai dengan sikap berlepasdiri
dari berbagai kekuatan dan kekuasaan mahluk.
Isti’anah mengandung 2 pilar penting :
1. Keyakinan penuh kepada Allah swt.
2. Penyerahan diri kepadanya (tawakkal).
Manusia membutuhkan isti’anah dalam 3 aspek :
Melaksanakan perintah.
Menjauhi larangan.
Bersabar dalam takdir.
26. Dari Abu Al ‘Abbas, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu anhu, ia
berkata : Pada suatu hari saya pernah berada di belakang Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda : "Wahai anak
muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat :
Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjaga kamu. Jagalah Allah,
niscaya kamu akan mendapati Dia di hadapanmu. Jika kamu
minta, mintalah kepada Allah. Jika kamu minta tolong,
mintalah tolong juga kepada Allah. Ketahuilah, sekiranya
semua umat berkumpul untuk memberikan kepadamu
sesuatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh
selain dari apa yang sudah Allah tetapkan untuk dirimu.
Sekiranya mereka pun berkumpul untuk melakukan sesuatu
yang membahayakan kamu, niscaya tidak akan
membahayakan kamu kecuali apa yang telah Allah tetapkan
untuk dirimu. Segenap pena telah diangkat dan lembaran-
lembaran telah kering." (HR. Tirmidzi, ia telah berkata : Hadits
ini hasan, pada lafazh lain hasan shahih.
[Tirmidzi no. 2516]
27. Hikmah Didahulukannya Ibadah
Sebelum Isti’anah
1) Ibadah merupakan tujuan penciptaan sedang
isti’anah adalah sarana untuk ibadah.
2) Ibadah berkaitan dengan uluhiyyah sedang isti’anah
berhubungan dg rubuiyah.
3) Ibadah adalah hak Allah sedang isti’anah adalah hak
hamba.
4) Ibadah mencakup isti’anah sedang istia’anah tidak
berarti ibadah.
5) Ibadah hanya untuk orang ikhlas sedang isti’anah bisa
diakses oleh orang kafir.
6) Ibadah adalah hak Allah sedang isti’anah adalah
kewajiban-Nya.hak harus didahulukan dibanding
kewajiban-Nya.
28. المِتقيم الصراط اهدنا
Shiratul Mustaqim adalah sejumlah
ajaran yang mengarahkan manusia
untuk memperoleh kebahagian dunia
dan akhirat, berupa akidah, adab, dan
aturan (hukum) yang diperoleh melalui
jalur ilmu yang bersumber dari al-
Qur’an, dijelaskan oleh Rasulullah saw.
Dan diformulasikan dalam bentuk
ajaran Islam.
29. Beberapa Bentuk Hidayah.
1. Hidayah berupa instink (fitrah) yang
mengarahkan ciptaan untuk
memperoleh kebutuhan dasarnya dan
melindungi diri berupa akal dan
pengetahuan yang sangat mendasar.
{هدى َّمُث ُهَقْلَخ ٍَيءش َّلُك أعطى الذي}[طه:50]
30. 2. Memberikan tanda-tanda yang
membedakan antara yang hak dan yang batil
•النجدين ُاهَنْيَدَهَو}[البلد:10]،
•وقوله:{ف ْمُاهَنْيَدَهَف ُودََُث اََّمأَوىَلَع العمى استحبوا
اهلدى}
[فصلت:17].
3. Penurunan kitab suci dan diutusnya seorang
Rasul.
{َْمِِب َنوُدْهَي ًةَّمَِئأ ْمُاهَنْلَعَجَوََنِر}[اآلنبياء:73]،
وقوله:{ِه ِِتَّلِل يِدْهِي القرآن هذا َّنِإُمَوَْقأ َي}
31. 4. Membuka tabir segala sesuatu sebgaimana
adanya melalui wahyu, mimpi dan ilham
•{َف هللا ىَدَه الذين أولئكُاهَدُهِبُم
اقتده}[األنعام:90. ]
• 90. mereka Itulah orang-orang
yang telah diberi petunjuk oleh
Allah, Maka ikutilah petunjuk
mereka.
32. {املغضوب ِْْيَغ ْمِهْيَلَع َتْمَعَْنأ الذين َطاَرِصالضآلني َالَو مِهْيَلَع}.
• Karakteristik jalan lurus adalah mencakup ilmu dan
amal.
• Orang-orang yang mendapatkan nikmat berupa
hidayah taufik (ilmu dan amal) adalah :
•َعَم َكِئَلوُأَف َلوُسَّالرَو َ َّاّلل ِعِطُي ْنَمَوْمِهْيَلَع ُ َّاّلل َمَعْنَأ َِينذَّلاَينِيِبَّنال َنِم
َو َين ِحِلاَّصالَو َِاءدَهُّشالَو َينِقِيد ِالصَواًقيِفَر َكِئَلوُأ َنُسَح
• Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya),
mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang
yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi,
para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan
orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang
sebaik-baiknya. (QS.an-Nisaa [4] : 69).
33. ْيَلَع املغضوب ِْْيَغمِه
• Orang yang dimurkai oleh Allah adalah orang-
orang yahudi yang mengenal kebenaran tapi
tidak mau mengamalkannya. Akhirnya mereka
dibenci oleh Allah swt.
34. •َبوُثَم َكِلَذ ْنِم ٍَرشِب ْمُكُئِبَنُأ ْلَه ْلُقُ َّاّلل ُهَنَعَل ْنَم ِ َّاّلل َدْنِع ًةِهْيَلَع َب ِضَغَو
َبَعَو َير ِازَنَخْلاَو َةَدَرِقْلا ُمُهْنِم َلَعَجَوَاكَم ٌَّرش َكِئَلوُأ َوتُغاَّطال َدُّلَضَأَو اًن
ِليِبَّسال ِاءَوَس َْنع
• Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu
tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya
dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-
orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara
mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang
yang) menyembah thaghut?" Mereka itu lebih buruk
tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. (QS.
al-Maidah [5] : 60).
35. • Hal lain adalah penginkaran mereka terhadap al-Qur’an dan
kedengkian mereka terhadap Rasulullah sebagai peneriwa wahyu
terakhir sehingga berefek pada laknat dan kemurkaan Allah Swt.
Allah berfirman :
•َعَم اَمِل ٌقِدَصُم ِ َّاّلل ِدْنِع ْنِم ٌابَتِك ْمُهَءاَج اَّمَلَووُحِتْفَتْسَي ُلْبَق ْنِم واُنَاكَو ْمُهَِينذَّلا ىَلَع َن
ُةَنْعَلَف ِهِب واُرَفَك واُفََرع اَم ْمُهَءاَج اَّمَلَف واُرَفَكَين ِرِفَاكْلا ىَلَع ِ َّاّلل(89)ِهِب ا ْوَرَتْشا اَمَسْئِب
ُي ْنَأ اًيْغَب ُ َّاّلل َلَزْنَأ اَمِب واُرُفْكَي ْنَأ ْمُهَسُفْنَأَي ْنَم ىَلَع ِهِلْضَف ْنِم ُ َّاّلل َل ِزَنِداَبِع ْنِم ُءَاشِه
ِهُم ٌابَذَع َين ِرِفَاكْلِلَو ٍبَضَغ ىَلَع ٍبَضَغِب واُءاَبَفٌين
• Dan setelah datang kepada mereka Al Qur'an dari Allah yang
membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya
mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat
kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada
mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar
kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.
Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri
dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena
dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka
mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk
orang-orang kafir siksaan yang menghinakan. (QS al-Baqarah [2] : 89-
90)
36. • perlakuan syirik mereka selepas kepergian nabi Musa
ke gunung Tursina untuk menerima kitab Taurat,
dimanfaatkan oleh mereka untuk menyembah anak
sapi sebagai tuhan. Sehingga dengan sikap itu
mereka disebut sebagai komunitas yang
mendapatkan kemurkaan Allah. Firman Allah :
• Lihat: Fi Zhilal al-Qur’an, Karya Sayyid Quthb, (Jakarta
: Gema Insani Press), Cet.1, Th.2001.
•َغ ْمُهُلاَنَيَس َلْجِعْلا واُذَخَّتا َِينذَّلا َّنِإيِف ٌةَّلِذَو ْمِهِبَر ْنِم ٌبَضاَيْنُّدال ِةاَيَحْلا
َين ِرَتْفُمْلا ي ِزْجَن َكِلَذَكَو
• Sesungguhnya orang-orang yang menjadikan anak lembu (sebagai
sembahannya), kelak akan menimpa mereka kemurkaan dari Tuhan
mereka (QS al-‘A’raf [7] : 152)
37. الضآلني َالَو
• Kesesatan terjadi akibat dari sikap yang menjauh
dari ilmu
• Amal tanpa ilmu bagaikan berjalan tanpa
mengetahui alamat atau pun peta dan navigasi
perjalanan. Ujungnya hanyalah kesesatan dan
kebingungan. Orang Nasrani memiliki karakteristik
ini.
38. • Orang-orang yang tersesat adalah mereka yang minim ilmu
sekalipun sibuk beramal. Amal tanpa ilmu bagaikan berjalan tanpa
mengetahui alamat atau pun peta dan navigasi perjalanan.
Ujungnya hanyalah kesesatan dan kebingungan. Orang Nasrani
memiliki karakteristik ini. Hal ini dipahami berdasarkan pada al-
Qur’an yang membahas tentang hakikat kenabian Isa bin Maryam
dan bahwa beliau bukanlah tuhan anak. Setelah itu Allah
menegaskan firman-Nya :
•َحْلا َرْيَغ ْمُكِنِيد يِف واُلْغَت ََل ِباَتِكْلا َلْهَأ اَي ْلُقْدَق ٍم ْوَق َءاَوْهَأ واُعِبَّتَت ََلَو ِقُلْبَق ْنِم واُّلَض
ِليِبَّسال ِاءَوَس َْنع واُّلَضَو اًيرِثَك واُّلَضَأَو
• Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan
(melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat
dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah
menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan
yang lurus." (QS al-Maidah [5] : 77)
39. • Makna bahwa orang Yahudi sebagai yang dibenci dan dimurkai dan
orang-orang Nasrani yang tersesat makin kokoh mana kala kita
menemukan penafsiran Nabi sendiri terhadap kedua makna kata
tersebut seperti yang kita jeleskan di sini. Hadits berikut
menjelaskannya :
•اَق ، ٍمِتاَح ِنْب ِِيدَع َْنع ، ٍي ِرَطَق ِنْب ِي ِرُم َْنعَل:ُ َّاّلل ىَّلَص ِ َّاّلل َلوُسَر ُتْلَأَسَمَّلَسَو ِهْيَلَع
ِ َّاّلل ِل ْوَق َْنع:ْمِهْيَلَع ِبوُضْغَمْلا ِرْيَغ)َلاَق:ُدوُهَيْلا ُمُه(َينِالَّضال ََلَو)َلاَق:َارَصَّنالى
َونُّلاَّضال ُمُه(
• Dari Murri bin Qathari, dari Adi bin Hatim, ia berkata : Saya pernah
bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang firman Allah yang berbuyi
{ْمِهْيَلَع ِبوُضْغَمْلا ِرْيَغ} beliau menjawab, “Mereka adalah orang-orang
Yahudi”. Sedang {َينِالَّضال ََلَو} kata beliau, “Orang-orang Nasrani
adalah orang-orang yang tersesat”.
• HR. Tirmidzi.
40. • Kaum Muslimin adalah pewaris wahyu yang menjadi pelanjut dan
mercusuar kebenaran setelah mereka. Sehingga jika dalam aplikasi wahyu
keislaman memiliki kesalahan, baik kerena ilmu yang tidak diamalkan dan
merubah wahyu dan mengalihkannya dari makna lahiriahnya, atau
beramal tanpa ilmu yang mapan sehingga tersesat, maka pasti akan
memiliki kemiripan dengan orang Yahudi atau orang Nasrani.” Rasulullah
menjelaskan pada sebuah riwayat berikut :
•ٍديِعَس ىِبَأ َْنع-عنه هللا رضى-َّىِبَّنال َّنَأ-وسل عليه هللا صلىم-َلاَق«َم َنَنَس َّنُعِبَّتَتَلْمُكَلْبَق ْن
َرْحُج ُواكَلَس ْوَل ىَّتَح ، ٍاعَِرذِب ًاعاَِرذَو ، ٍرْبِشِب اًرْبِشُهوُمُتْكَلَسَل ٍبَض».َلوُسَر اَي اَنْلُقَدوُهَيْلا ، ِ َّاّلل
َلاَق ىَارَصَّنالَو«ْنَمَف»
• Dari Abu Said r.a., bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda, “Kalian pasti
akan mengikuti budaya orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi
sejengkal, sedepa demi sedepa. Bahkan jika mereka masuk ke dalam
lobang kepiting maka pasti kalian akan mengikutinya.” Kami bertanya,
(maksudnya) Yahudi dan Nasrani ? Rasulullah Saw menjawab, “(Kalau
bukan merka), Lalu siapa lagi ?!
• HR Bukhari, no.3456, Muslim, no.2669.
41. • Secara umum, penyebutan Yahudi sebagai percontohan
dalam masalah penyimpangan dari jalur hidayah dan jalan
lurus akibat kemalasan dalam beramal, hanyalah sekedar
contoh kasus semata. Demikian pula penyebutan Nasrani
sebagai kelompok yang tersesat. Pembatasan tentang
orang-orang yang dimurkai pada kalangan Yahudi dan
kesesatan pada lingkup Nasrani karena merekalah yang
mayoritas di dunia ini. Fihak-fihak selain mereka, akan
berada pada salah satu dari dua kategori ini ; bergaya
Yahudi atau tampil layaknnya orang-orang Nasrani.
Merekalah ahli kitab yang menerima wahyu, yang
seharusnya tidak melenceng. Namun tetap saja melenceng.
Jika demikian adanya, lalu bagaimana dengan kalangan
musyrikin yang tidak memiliki sumber wahyu ?!.
42.
43. 1. Mengawali Tilawah dengan
Isti’adzah
• Allah berfirman :
ْساَف َرآنُقْلا َتْأَرَق اَذِاَفَنِم ِهللاِب ْذِعَت
ِمْي ِجَّالر ِانَطْيَّـشال
“Maka apabila engkau
membaca Al-Qur’an, maka
mohonlah perlindungan
kepada Allah dari godaan
setan yang terkutuk”. (QS. 16
: 98)(QS An-Nahl : 16).
44. Hikmah Isti’adzah
• Syaikh Shaleh Utsaimin rahimahullah berusaha
memberikan alasan dan hikmah di balik perintah ini.
Beliau menegaskan, “Faidah isti’adzah adalah agar
setan menjadi jauh dari hati seseorang ketika dia
membaca kitabullah sehingga dengan isti’adzah dia
bisa mentadabburi al-Qur’an dan memahami
maknanya, serta mengambil manfaat darinya. Sebab di
sana ada perbedaan yang sangat nyata tatkala Anda
membaca al-Quran dalam keadaan hati penuh
konsentrasi, dan tatkala Anda membacanya tapi hatimu
sedang lalai.”
45. •َّنال ُْتيَتَأ َلاَق عنه هللا رضي ٍدْيَمُح ِنْب ِلَكَش َْنعَو ِهْيَلَع ُ َّاّلل ىَّلَص َّيِباَي ُتْلُقَف َمَّلَس
َف ِهِب ُذَّوَعَتَأ اًذُّوَعَت يِنْمَِلع ِ َّاّلل َّيِبَنَكِب ُذُوعَأ ْلُق َلاَق َّمُث ِيدَيِب َذَخَأيِعْمَس َِرش ْنِم
َشَو يِبْلَق َِرشَو يِناَسِل َِرشَو ي ِرَصَب َِرشَويِيِنَم ِر
• Dari Syakal bin Humaid, ia berkata, saya pernah mendatangi Rasulullah Saw., lalu
saya mengatakan kepadanya, ajarilah aku do’a perlindungan yang bisa aku jadikan
sebagai tameng (dari berbagai potensi keburukaan). Lalu Rasulullah memegang
kedua tanganku sambil berkata, “Katakanlah : Aku berlindung kepadaMu dari
bahaya pendengaranku, dari bahaya pandaganga mataku, dari bahaya lidahku, dari
bahaya hatiku, dari bahaya air maniku.”
• HR. an-Nasa’i, no. 5470. Syaikh al-Albani menshahihkan hadits ini dalam kitab
Shahih al-Jami, no.1292 dan 4399. Dalam kitab Shahih at-Tirmidzi, no.2775.
46. •َوُهَو ِهَِمع َْنع َةَقَالِع ِنْب ِداَي ِز َْنعٍكِلما ُبن ُةَبْطُق-هللا رضي
عنه-ُّىِبَّنال َانَك َلاَق-وسلم عليه هللا صلى-ُلوُقَي«ِنِإ َّمُهَّلالى
ْعََلاَو ِقَالْخََلا ِتاَرَكْنُم ْنِم َكِب ُذُوعَأِاءَوْهََلاَو ِلاَم».َذَه َلاَقا
ٌيب ِرَغ ٌنَسَح ٌيثِدَح.
• Dari Ziyad bin ‘Ilaqah, dari pamannya, yaitu
Qutbah bin Malik r.a., ia berkata, Rasulullah Saw.
berdo’a, “Ya Allah, saya berlindung kepadaMu
dari ahlak yang tercela, perbuatan dan hawa
nafsu (yang tercela pula).”
• HR. Tirmidzi, no.3591. beliau berkata, “Hadits ini
hasan gharib.”
47. Berlindung dari Setan
• Ibnu Katsir rahimahullah menegaskan bahwa
keberadaan setan yang senantiasa menghendaki
manusia agar tergelincir dan menyimpan dari
jalan yang lurus senantiasa dingatkan terus
menerus oleh Allah Swt. Setan yang dimaksud
adalah setan dari kalangan jin dan manusia.
Sehingga rangkaian peringatan dalam al-Qur’an
senantiasa berfokus kepada kedua jenis setan
tersebut dengan resep dan metode yang
berbeda. Ibnu Katsir menyebutkan beberapa ayat
dari tiga Surat untuk mengaskan hal ini. Ketiganya
sebagai berikut :
48. • QS al-A’raf [7]: 199-200.
•ْلا َِنع ْض ِْرعَأَو ِفْرُعْلاِب ْرُمْأَو َوْفَعْلا ِذُخا َنِم َكَّنَغنزَي اَّمِإَو َينِلِهاَجِانَطْيَّشل
ِ َّاّللِب ْذِعَتْساَف ٌغنزٌميِلَع ٌعيِمَس ُهَّنِإ
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang
makruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang
bodoh. Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka
berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.
• QS al-Mukminun [23]: 96-98.
•ْعَأ ُنْحَن َةَئِيَّسال ُنَسْحَأ َيِه يِتَّلاِب ادفعُعَأ ِبَر ْلُقَو َونُف ِصَي اَمِب ُمَلْنِم َكِب ُذو
ْحَي ْنَأ ِبَر َكِب ُذُوعَأَو ِينِاطَيَّشال ِتاَزَمَهِونُرُض
Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik.
Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan. Dan
katakanlah: 'Ya Rabb-ku aku berlindung kepada Engkau dari
bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada
Engkau ya Rabb-ku, dari kedatangan mereka kepadaku.
49. • QS Fusshilat [41]: 34-36.
•َنْيَب يِذَّلا اَذِإَف ُنَسْحَأ َيِه يِتَّلاِب ْعَفْداٌّيِلَو ُهَّنََأك ٌةََاودَع ُهَنْيَبَو َكاَهاَّقَلُي اَمَو ٌميِمَح
َع ٍظَح وُذ َلِإ اَهاَّقَلُي اَمَو واُرَبَص َينِذَّلا َلِإَّشال َنِم َكَّنَغنزَي اَّمِإَو ٍيمِظٌغنز ِانَطْي
ُميِلَعْلا ُعيِمَّسال َوُه ُهَّنِإ ِ َّاّللِب ْذِعَتْساَف
• Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka
tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia permusuhan
seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-
sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada
orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan
kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang
besar. Dan jika setan mengganggumu dengan suatu
gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah.
Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui."
50. • Ketiga Surat di atas menegaskan bahwa terhadap setan
yang berwujud manusia diharapakan agar kita
senantiasa membalas keburukan mereka dengan
kebaikan. Kalau pun terasa berat, cukup dengan
memaafkan mereka tanpa harus merasa direndahkan
dan terhina. Karena, walau bagaimana pun, dengan
kebaikan dan maaf, diharapakan setan yang berwajah
manusia tersebut tersadar akan hakikat
kemanusiaannya. Mereka adalah mahluk yang
berperasaan dan memungkinkan bagi kita memancing
kemanusiaannya dengan kebaikan.
• Berbeda dengan sebelumnya, setan dari kalangan jin
tidak bisa diperlakukan sama dengan setan manusia.
Mereka memiliki dendam yang sangat dalam terhadap
manusia. Mereka sama sekali tidak tersentuh oleh
kebaikan dan semisalnya.
51. • Allah Swt. mengingatkan :
•َجَرْخَأ اَمَك ُانَطْيَّشال ُمُكَّنَنِتْفَي ََل َمَدآ يِنَب اَيَمُهْنَع ُع ِنزَي ِةَّنَجْلا َنِم ُمكْيَوَبَأُيِل اَمُهَساَبِل ااَمُهَي ِر
ََل ُثْيَح ْنِم ُهُليِبَقَو َوُه ْمُكاَرَي ُهَّنِإ اَمِهِتاَء ْوَسيِاطَيَّشال اَنْلَعَج اَّنِإ ْمُهَن ْوَرَتِذَّلِل اءَيِل ْوَأ َنََل َين
َونُنِمْؤُي
• Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan
sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga,
ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan
kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-
pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa
melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan
itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS
al-A’raf [7]: 27)
• Mereka melihat manusia, sedang manusia tidak mampu melihat
mereka. Sehingga ketika mereka menggoda dan mencoba
membelokkan manusia dari kebenaran dengan bisikan dengan trik-
trik hebatnya, maka senjata ampuh yang diberikan oleh Allah
adalah melaporkan mereka kepada Dzat yang Mahamelihatnya dan
mereka pun tidak dapat melihat-Nya sama sekali.
52. Fungsi Isti’adzah
•ِبَّنال َدْنِع ِنَالُجَر َّبَتْسا َلاَق ٍدَرُص ُنْب ُانَمْيَلُس َْنعِى-وسلم عليه هللا صلى-ُج ُهَدْنِع ُنْحَنَو، ٌوسُل
َف ُهُهْجَو َّرَمْاح ِدَق اًبَضْغُم ُهَب ِاحَص ُّبُسَي اَمُهُدَحَأَوُّىِبَّنال َلاَق-وسلم عليه هللا صلى-«ََل ىِنِإُمَلْع
ِ َّاّللِب ُذُوعَأ َلاَق ْوَل ُد ِجَي اَم ُهْنَع َبَهَذَل اَهَلاَق ْوَل ًةَمِلَكِيم ِجَّالر ِانَطْيَّشال َنِم».ِل واُلاَقَفََلَأ ِلُجَّلر
ُّىِبَّنال ُلوُقَي اَم ُعَمْسَت-وسلم عليه هللا صلى-ْسَل ىِنِإ َلاَقٍونُنْجَمِب ُت
• Dari Salman bin Surd, ia berkata, ada dua orang yang saling menghina di
dekat Nabi Saw. sementara ketika itu kami juga sedang duduk-duduk di
samping beliau. Salah seorang dari mereka menghina temannya dengan
penuh emosi. Wajahnya tampak merah sekali. Lalu Rasulullah Saw.
berkata, “Saya mengetahui suatu ungkapan, jika ia mengucapkannya maka
rasa marah dan emosinya akan hilang. (Yaitu) Jika ia membaca : a’udzi
billahi mina syaithanir rajim [saya berlindung dari godaan setan yang
terkutuk]”. Mereka semua berkata orang tersebut : tidakkah engkau
dengar apa yang dikatakan oleh Rasulullah Saw. ?! Orang itu menjawab :
Saya tidak gila”.
• HR. Bukhari, no. 6115. Bab : al-Hadzr min al-Ghadab [Mewaspadai
Kemarahan].
1. Meredakan emosi.
53. 2. Meminimalisir was-was setan ketika kita shalat sehingga
terhindar dari lupa bacaan shalat dan jumlah raka’atnya.
•ىَتَأ ِاصَعْلا ىِبَأ َنْب َانَمْثُع َّنَأ ِءَالَعْلا ىِبَأ َْنعَّىِبَّنال-وسلم عليه هللا صلى-َي َلاَقَفا
َنْيَبَو ىِنْيَب َلاَح ْدَق َانَطْيَّشال َّنِإ ِ َّاّلل َلوُسَرَّىَلَع اَهُسِبْلَي ىِتَءاَرِقَو ىِتَالَص.ُلوُسَر َلاَقَف
ِ َّاّلل-وسلم عليه هللا صلى-«ِزْن ِخ ُهَل ُلاَقُي ٌانَطْيَش َاكَذَّوَعَتَف ُهَتْسَسْحَأ اَذِإَف ٌبُهْنِم ِ َّاّللِب ْذ
اًثَالَث َك ِارَسَي ىَلَع ْلِفْتاَو».َكِلَذ ُتْلَعَفَف َلاَقىَِنع ُ َّاّلل ُهَبَهْذَأَف.
• Dari Abul ‘Ala’, bahwasanya Utsman bin Abul Ash mendatangi
Rasulullah Saw. sambil berkata, wahai Rasulullah ! Setan seringkali
mengganggu shalatku dan bacaanku sering dikacaukan. Rasulullah
Saw berkata, “Itu adalah setan yang disebut sebagai Khinzib. Jika
engkau merasakan keberadaannya maka berlindunglah kepada
Allah darinya. Meludahlah (secara simbolik) ke sebelah kanan tiga
kali”. Ia berkata : Lalu saran beliau saya praktekkan hingga hilanglah
gangguan itu. HR. Muslim, no.5868. Bab : at-Ta’awwudz min asy-
Syaithan [Berlindung dari Gangguan Setan].
54. 3. Menghindarkan dari gangguan setan yang
mendiami tempat atau wilayah tertentu.
•َس ُلوُقَت َةَّيِمَلُّسال ٍيمِكَح َتْنِب َةَل ْوَخ َْنعِ َّاّلل َلوُسَر ُتْعِم-و عليه هللا صلىسلم-
ُلوُقَي«ِلَكِب ُذُوعَأ َلاَق َّمُث ًَل ِزْنَم َلَزَن ْنَمَم َِرش ْنِم ِتاَّماَّتال ِ َّاّلل ِتاَمَقَلَخ ا.ْمَل
َذ ِهِل ِزْنَم ْنِم َل ِحَتْرَي ىَّتَح ٌءَْىش ُهُّرُضَيَكِل».
• Dari Khaulah binti Hakim as-Sulmiyah, ia berkata, saya
pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Siapa pun
yang singgah ke sebuah tempat (rumah dll) lalu ia
membaca : a’udzu bikalimatillah at-tammmah min syarri
ma khalaq [saya berlindung dengan kalimat Allah yang
sempurna dari bahaya mahluk-Nya], maka tidak ada yang
bisa menggangu dan membahayakan dirinya hingga ia pergi
meninggalkan tempat tersebut”. HR. Muslim, no.7053. Bab
: at-Ta’awwudz min asy-Syaithan [Berlindung dari
Gangguan Setan].
55. 2. Keberadaan ar-Rahman dan ar-Rahim setelah Rabbul ‘Alamin menunjukkan
perpaduan antara nuansa kehebatan [khauf] dan nuansa harapan [raja’].
• Imam al-Qurthubi rahimahullah menulis, “Firman
Allah ar-rahman ar-rahim : Allah menerangkan tentang
diri-Nya setelah rabbul ‘alamin bahwa Dia ar-rahman
ar-rahim. Karena, tatkala Dia dalam karakter-Nya
sebagai rabbul ‘alamin mengandung makna yang
menakutkan dan kesan hebat (tarhib), maka Dia
memadukannya dengan ar-rahman ar-rahim, karena
mengandung makna harapan (targib), agar terpadu
dalam sifat-Nya antara rasa takut dari-Nya dan rasa
penuh harap kepada-Nya. Hal ini akan lebih
memotivasi untuk taat dan patuh kepada-Nya serta
mencegah dari terjadinya pelanggaran dan
kemaksiatan.
56. Seperti Firman Allah berikut:
ُمي ِحَّالر ُورُسَغْال اَنَأ يِِّنَأ يِداَبِع ْئِِّبَن(49)َ ْاأل ُابَذَعْال َوُه يِباَذَع َّنَأَوُميِل(50)
Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa
sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang, 50. dan bahwa sesungguhnya azab-Ku
adalah azab yang sangat pedih. (QS al-Hijr [15] : 49-50)
Juga firman-Nya :
ِذ ِباَقِعْال ِديِدَش ِب ْوَّتال ِلِباَقَو ِبْنَّالذ ِرِفاَغِهْيَلِإ َوُه َّالِإ َهَلِإ َال ِِ ْوَّالط يُير ِصَمْال(3)
Yang Mengampuni dosa dan Menerima tobat lagi keras
hukuman-Nya; Yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan
(yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nya
lah kembali (semua makhluk). (QS Gafir [40] : 3).
57. هريرة بيَأ وعن-عنه هللا رضي-:هللا ِرسو َّأن-وسلم عليه هللا صل-َِاَق ،:
((َط اَم ، ِةَبوُقُعال َنِم هللا َدْنِع اَم ُنِؤمُمْال ُمَلْعَي ْوَلْعَي ْوَلَو ، ٌدَحَأ ِهِتَّنَجِب َعِماَم ُرِفَاكال ُمَل
ٌدَحأ ِهِتَّنَج ْنِم َطَنَق اَم ، ِةَمْحَّالر َنِم هللا َدْنِع))رمِلم واه.
Dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah Saw. telah
bersabda: “Seandainya orang mukmin mengetahui siksaan
yang ada di sisi Allah, niscaya tidak ada seorang mukmin
pun yang akan menginginkan surga-Nya. Dan seandainya
orang kafir itu mengetahui luasnya rahmat yang ada di sisi
Allah, niscaya tidak ada seorang kafir pun yang akan
berputus asa untuk mengharapkan surga-Nya.” HR.
Muslim no. 2755.
58. 3. Firman Allah na’budu (yang kami sembah) dan nasta’in (yang kami tempati
meminta pertolongan). Di sini bunyi ayat tiba-tiba menunjukkan makna kami
dan bukan saya. Artinya, dalam menyembah Allah dan meminta pertolongan
kita sebaiknya bersama dan tidak sendiri-sendiri.
• Ash-Shabuni menegaskan, “Ini adalah pengakuan hamba akan
kelemahannya berdiri di hadapan pintu Raja seluruh raja (Allah)
ketika meminta hidayah dan isti’anah sendirian tanpa ditemani oleh
hamba-hamba lainnya. Seolah ia mengatakan, wahai Tuhan. Saya
adalah hamba yang hina. Saya sebenarnya sangat tidak pantas
untuk berdiri untuk menyerumu sendirian. Tapi dalam hal ini saya
bergabung dalam shaf orang-orang yang bertauhid dan berdoa
bersama mereka. Terimalah do’aku bersama mereka. Kami semua
ini menyembah-Mu dan mengharapkan bantuan-Mu.”
• Rawa’i al-Bayan ; Tafsir Ayat al-Ahkam, Ali ash-Shabuni, (Dar al-
Kutub al-Islamiyah: Jakarta), vol.1, cet. 1., th.2011 M./1422 H.,
hal.31.
59. 4. Hikmah di balik perintah Allah untuk senantiasa mengulang
permohonan hidayah dalam al-Fatihah ini dengan senantiasa
membaca ihdinas shiratal mustaqim
• Ibnul Qayyim rahimahullah menguraikan bahwa
seorang hamba tidak akan pernah meraih
hidayah yang sempurna sesuai yang diharapkan,
kecuali apabila terpenuhi enam hal yang sangat
dibutuhkah olehnya :
1. Mengetahui hidayah tersebut dalam semua hal yang
dia lakukan dan yang dia tinggalkan.Hal ini terwujud
dengan melakukan apa yang dicintai dan diridhai
oleh Allah Swt., serta menjauhi apa yang dibenci dan
dimurkai-Nya. Bila ilmu dan pengetahuan seseorang
tentang hal ini berkurang, akan berkurang pula
hidayah sesuai dengan kadar kekurangan tersebut.
60. 2. Memiliki kehendak dan azam (tekad) yang kuat
untuk melaksanakan apa yang dicintai oleh Allah
Swt. dan meninggalkan apa yang dilarang dan
dibenci-Nya, baik secara global maupun
terperinci sesuai dengan kondisi masing-masing.
3. Mengamalkan hidayah tersebut, baik berupa
melakukan sesuatu maupun meninggalkannya.
Apabila pengamalan seorang hamba berkurang,
akan berkurang pula kadar hidayahnya. Ibnul
Qayyim menegaskan bahwa tiga poin di atas
merupakan prinsip hidayah, sedangkan tiga poin
berikut ini adalah pelengkap dan penyempurna-
nya.
61. 4. Seseorang mungkin telah meraih hidayah untuk
beberapa hal secara global, namun dia tidak
mendapatkan hidayah pada masalah tersebut secara
detail. Oleh karena itu, dia membutuhkan hidayah
tentang hal ini secara detail.
5. Seseorang mungkin telah mendapatkan hidayah
tentang beberapa hal dari satu sisi saja, tetapi belum
mendapatkan hidayah pada hal yang sama dari sisi
yang lain. Oleh karena itu, dia membutuhkan
hidayah secara sempurna dari semua aspeknya.
6. Seseorang mungkin telah mendapatkan hidayah
tentang beberapa hal, secara detail dari segala
sisinya. Dalam keadaan seperti ini, dia
membutuhkan istiqamah dan kontinuitas berada di
atas hidayah tersebut.