Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
Makalah ini berisi penjelasan mengenai pengertian belajar, ciri – ciri dari perubahan tingkah laku, dan bentuk perubahan tingkah laku dalam hasil belajar.
Perbedaan evaluasi formatif dan sumatif berdasarkan referensi berikut:
Fitzpatrick, J. L., Sanders, J. R., Worthen, B. R. Program evaluation: Alternative approaches and practical guidelines (4th ed.). Boston: Pearson
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
Makalah ini berisi penjelasan mengenai pengertian belajar, ciri – ciri dari perubahan tingkah laku, dan bentuk perubahan tingkah laku dalam hasil belajar.
Perbedaan evaluasi formatif dan sumatif berdasarkan referensi berikut:
Fitzpatrick, J. L., Sanders, J. R., Worthen, B. R. Program evaluation: Alternative approaches and practical guidelines (4th ed.). Boston: Pearson
Penelitian ini dilakukan pada seluruh relawan PNPM-MP di BKM Amanah sebanyak 50 orang relawan tidak termasuk pengurus. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory) yang menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Selanjutnya teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik populasi, dimana sampel diambil berdasarkan populasi yang ada secara menyeluruh. Teknik analisis data yang digunakan antara lain uji validitas, uji reliabilitas, uji F dan uji t.
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
Presentasi ini merupakan pemenuhan tugas evaluasi akhir semester mata kuliah Pengantar Filsafat ilmu oleh Sigit Sardjono, Dr,M.Ec.
Dimana berisi sekumpulan pertanyaan dan jawaban berbagai materi Filsafat Ilmu dengan sudut pandang Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Penelitian ini dilakukan pada seluruh relawan PNPM-MP di BKM Amanah sebanyak 50 orang relawan tidak termasuk pengurus. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory) yang menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Selanjutnya teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik populasi, dimana sampel diambil berdasarkan populasi yang ada secara menyeluruh. Teknik analisis data yang digunakan antara lain uji validitas, uji reliabilitas, uji F dan uji t.
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
Presentasi ini merupakan pemenuhan tugas evaluasi akhir semester mata kuliah Pengantar Filsafat ilmu oleh Sigit Sardjono, Dr,M.Ec.
Dimana berisi sekumpulan pertanyaan dan jawaban berbagai materi Filsafat Ilmu dengan sudut pandang Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
ini adalah file marketing plan lengkap beserta analisisnya. file yang sebelumnya saya upload adalah file yang salah karena itu belum di edit. dan ini adalah file yang terlengkapnya .
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Moderasi agama memegang peranan vital dalam mempertahankan kerukunan antar umat beragama, menjaga stabilitas sosial, dan mempromosikan nilai-nilai toleransi serta kerjasama lintas agama. Dalam konteks Indonesia, negara dengan beragam kepercayaan dan keyakinan, moderasi agama menjadi fondasi utama bagi keberlangsungan kehidupan beragama yang damai dan harmonis. Moderasi agama merupakan konsep yang mengajarkan pendekatan yang seimbang dalam praktik keagamaan, dengan menekankan toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, serta penolakan terhadap ekstremisme dan intoleransi. Di Indonesia, moderasi agama tidak hanya menjadi prinsip panduan dalam praktik keagamaan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas nasional yang memperkuat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Kehadiran Islam di Indonesia telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk karakter moderasi agama. Sejak masuknya Islam pada abad ke-13, agama ini telah meresap ke dalam budaya dan masyarakat Indonesia dengan pendekatan yang toleran dan inklusif. Selain itu, keberadaan agama-agama lain seperti Hindu, Buddha, dan Kristen juga turut membentuk lanskap keberagaman agama di Indonesia. Moderasi agama membantu masyarakat Indonesia untuk menjaga kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari. Melalui dialog antar agama, kegiatan lintas agama, dan kerjasama sosial, moderasi agama memfasilitasi pertukaran budaya dan pemahaman yang lebih dalam antar penganut agama. Hal ini mengurangi potensi konflik antar kelompok agama dan mendorong terbentuknya hubungan yang harmonis di antara mereka. Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam mempromosikan moderasi agama melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung kerukunan antar umat beragama. Salah satu contohnya adalah Pancasila, yang menekankan pada prinsip-prinsip seperti keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan Indonesia dalam keberagaman. Selain itu, pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Dewan Gereja Indonesia (DGI) merupakan upaya konkret untuk mendorong dialog antaragama dan pencegahan ekstremisme agama. Meskipun moderasi agama memiliki dampak positif yang besar dalam masyarakat Indonesia, tetapi masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mewujudkannya sepenuhnya. Salah satunya adalah adanya kelompok-kelompok radikal yang mempromosikan ideologi ekstremisme agama. Kelompok-kelompok ini seringkali menimbulkan konflik dan ketegangan antar umat beragama, serta mengancam stabilitas sosial dan keamanan nasional. Selain itu, ketidaksetaraan dalam perlakuan terhadap umat beragama juga menjadi masalah serius dalam konteks moderasi agama. Diskriminasi dan intoleransi terhadap minoritas agama masih terjadi di beberapa daerah, memperumit upaya untuk mencapai kerukunan antar umat beragama secara menyeluruh. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya moderasi agama melalui pendidikan agama yang inklusif dan holistik.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
1. “MEMBACA KRITIS”
Kelompok 9
Ketua : Yenata Eprilli (1401144258)
Anggota : 1. Elsa Manora Putri (1401144357)
2. Kiki Zakiyah (1401144280)
3. Nadya Syabilla A. (1401144401)
4. Salsabila Fahrisa (1401144390)
2. Definisi Membaca Secara Umum
Membaca adalah kegiatan meresepsi,
menganalisa, dan mengintepretasi yang dilakukan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis dalam media
tulisan.
3. Definisi Membaca Intensif Secara Singkat
• Membaca intensif adalah setudi seksama,telaaah
teliti,dan penanganan terperinci yang dilakukan
pembaca terhadap suatu bacaan yang pendek kira-
kira dua sampai empat halman.
4. Definisi Membaca Kritis Secara Umum
• Membaca kritis atau critical reading adalah sejenis
membaca yang dilakukan secara bijaksana,penuh
tenggang hati,mendalam,evaluatif,serta
analitis,dan bukan hanya mencari kesalahan.
5. Definisi Membaca Kritis Menurut Para Ahli
• Menurut Burns (1996:278) membaca kritis adalah
mengevaluasi materi tertulis, yakni
membandingkan gagasan yang tercakup dalam
materi dengan standar yang diketahui dan menarik
kesimpulan tentang keakuratan, dan kesesuaian.
6. Tujuan Membaca Kritis
1. Memahami tujuan penulis atau pengarang.
2. Memanfaatkan kemampuan membaca pemahaman dengan
kemampuan berpikir kritis.
3. Memahami organisasi tulisan atau bacaan.
4. Memberikan penilaian terhadap penyajian penulis atau
pengarang.
5. Menerapkan prinsip-prinsip kritis terhadap bacaan.
7. 1. Kemampuan mengingat yang lebih kuat sebagai hasil
usaha memahami berbagai hubungan yang ada di dalam
bahan bacaan itu sendiri dan hubungan antara bahan
bacaan itu dengan bacaan lain atau dengan pengalaman
membaca Anda.
Manfaat Membaca Kritis
8. Manfaat Membaca Kritis
2. Kepercayaan terhadap diri sendiri yang mantap untuk
memberikan dukungan terhadap berbagai pendapat tentang
isi bacaan.
3. Pemahaman yang mendalam dan keterlibatan yang padu
sebagai hasil usaha menganalisis sifat-sifat yang dimiliki
oleh bahan bacaan.
9. Aspek-Aspek dalam Membaca Kritis
1. Kemampuan mengingat dan mengenali bahan bacaan.
2. Kemampuan memahami atau menginterpretasi makna
tersirat.
3. Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep.
4. Kemampuan menganalisis suatu bacaan.
5. Kemampuan menilai isi bacaan.
10. Metode dalam Membaca Kritis
Metode SQ3R
•Survey (menyurvey buku).
•Question (mengajukan pertanyaan).
•Read (membaca secara menyeluruh).
•Recite/Recall (menjawab pertanyaan).
•Review(mengulang/menelusuri isi).
11. Syarat Pokok Dalam Membaca Kritis
Ada beberapa persyaratan pokok yang perlu dipenuhi
untuk dapat melakukan kegiatan membaca kritis, (cf.
Nurhadi, 1988; Harjasujana dkk.,1988), yaitu :
1. Pengetahuan
2. Sikap dan Penilaian
3. Penerapan Metode ilmiah
12. Ciri Pembaca Kritis:
1. Kegiatan membaca yang dilakukan tidak berhenti sampai pada saat ia
selesai membaca buku.
2. Ia mampu menerapkan hasil membacanya untuk kehidupan sehari-
hari.
3. Muncul perubahan sikap serta tingkah laku setelah proses membaca
dilakukan.
4. Hasil membaca akan berlaku dan diingat sepanjang masa.
5. Mampu menilai secara kritis dan kreatif bahan-bahan bacaannya.
6. Mampu memilih atau menentukan bahan bacaan yang tepat sesuai
dengan kebutuhan atau minatnya.
7. Mampu memecahkan masalah kehidupan sehari-hari yang dihadapi
dengan menggunakan bacaan sebagai pegangan.
13. Ciri Pembaca Kritis:
8. Tampak kemajuan dalam cara berpikir atau cara pandang terhadap
suatu masalah.
9. Terbentuk kematangan dalam cara pandang, sikap, dan cara berpikir.
10. Tampak wawasan semakin luas dan mampu membuat analisis
sederhana terhadap suatu persoalan.
11. Ada peningkatan dalam prestasi atau profesionalisme kerja.
12. Semakin berpikir praktis dan pragmatis dalam segala persoalan.
13. Mampu membuat terobosan baru dalam memecahkan masalah.
14. Semakin kuat dorongan untuk membaca dan mencari terus sumber-
sumber baru.
15. Semakin enak diajak bertukar pikiran atau pengalaman karena ia
semakin kaya wawasan.
14. Hal yang Harus diperhatikan dalam Membaca Kritis
1. Pilihlah waktu yang sesuai untuk membaca.
2. Pilihlah suasana yang sesuai untuk membaca.
3. Perhatikan posisi membaca.
4. Siapkan alat-alat pendukung dalam membaca.
5. Lakukan survei isi buku.
6. Membuat Pertanyaan.
7. Membaca teliti.
8. Lakukan evaluasi.
17. Jenis Catatan dalam Membaca Kritis
3 jenis cacatan dalam membaca kritis, yaitu :
1. Catatan berupa koleksi fakta,detail penting,dan informasi.
2. Catatan berupa kalimat,paragraf,dan kata kunci.
3. Catatan berupa ringkasan.
18. Ragam Membaca Kritis
a. Membaca cepat atau sekilas untuk membaca topik.
b. Membaca cepat untuk informasi khusus.
c. Membaca teliti untuk informasi rinci.
d. Membaca kritis tulisan atau artikel ilmiah.
e. Menggali tesis atau pernyataan masalah.
f. Meringkas butir-butir penting setiap artikel.
g. Memahami konsep-konsep penting ( pandangan ahli, hasil
penelitian,dan teori).
h. Menentukan bagian yang akan dikutip.
i. Menentukan implikasi dari bagian/sumber yang di kutip.
j. Menentukan posisi penulis sebagai pengutip.
19. Penerapan Membaca Kritis dalam Kehidupan Sehari-hari
• Membaca surat kabar/koran
• Membaca majalah
• Membaca buku pelajaran
• Membaca tulisan karya ilmiah
• Membaca kritis bahan-bahan yang tersaji dalam internet
• Dan membaca buku/tulisan yang bersifat non fiksi.
20. Pertanyaan dan Jawaban
• Pertanyaan :
1. Selain 4 dari teknik membaca yang telah disampaikan, apakah ada cara
lain untuk memantapkan pemahaman terhadap suatu bacaan ?
2. Apakah yang harus dilakukan jika ingin menjadi pembaca kritis ?
3. Bagaimanakah cara menilai gagasan utama yang benar?
4. Apa saja yang termasuk membaca intensif?
5. Ada tidak bacaan yang tidak memerlukan sikap kritis?
21. Pertanyaan dan Jawaban
• Jawaban :
1. Ada, yaitu dengan cara meninjau kembali bacaan yang sudah kita
baca.Lalu, catat disecarik kertas agar menambah wawasan.
2. Harus mempertimbangkan konsep bacaan, dan membaca pernyataan-
pernyataan dari penulis.
3. Metode ilmiah dan penelitian ilmiah secara langsung untuk
mengetahui apakah bacaan tersebut hanya opini atau fakta.
4. Contoh membaca intensif : Membaca telaah dan membaca telaah
bahasa.
5. Sebenarnya tidak ada membaca yang dilakukan tanpa sikap kritis.
Namun dalam membaca komik, sikap kritis yang dibutuhka tidak
terlalu banyak.