[Ringkasan]
Standar Laboratorium Farmasi Pendidikan Tenaga Kesehatan ini bertujuan untuk menjadi acuan bagi pengelola institusi pendidikan kesehatan dalam mengembangkan sarana prasarana laboratorium sesuai standar, mencakup pedoman umum laboratorium, jenis laboratorium, dan persyaratan peralatan serta bahan habis pakai. Dokumen ini juga menjelaskan konsep, manajemen, dan jenis-jenis laboratorium yang harus dimiliki oleh institusi pendidikan tenaga
Kegiatan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien adalah praktik apoteker ruang rawat (ward pharmacist) dengan visite sebagai salah satu aktivitasnya. Visite apoteker adalah kunjungan rutin yang dilakukan apoteker kepada pasien di ruang rawat dalam rangka mencapai hasil terapi (clinical outcome) yang lebih baik. Aktivitas visite dapat dilakukan secara mandiri atau kolaborasi secara aktif dengan tim dokter dan profesi kesehatan lainnya dalam proses penetapan keputusan terkait terapi obat pasien.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Kegiatan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien adalah praktik apoteker ruang rawat (ward pharmacist) dengan visite sebagai salah satu aktivitasnya. Visite apoteker adalah kunjungan rutin yang dilakukan apoteker kepada pasien di ruang rawat dalam rangka mencapai hasil terapi (clinical outcome) yang lebih baik. Aktivitas visite dapat dilakukan secara mandiri atau kolaborasi secara aktif dengan tim dokter dan profesi kesehatan lainnya dalam proses penetapan keputusan terkait terapi obat pasien.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Bayu Mario
Antibiotik beta-laktam adalah golongan antibiotik yang memiliki kesamaan komponen struktur berupa adanya cincin beta-laktam.
Senyawa ini bekerja dengan menghambat sintesis dinding bakteri dan menyebabkan pembentukan dinding sel yang tidak sempurna dan mengakibatkan terganggunya tekanan osmotik sel bakteri dan kematian sel bakteri
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
Transdermal drug delivery system includes all topically administered drug formulations intended to deliver the active ingredients into the circulation. They provide controlled continuous delivery of drugs through the skin to the systemic circulation. The drug is mainly delivered through the skin with the aid of transdermal patch.
Membahas definisi PK linier, kriteria obat dan penyebab ketidaklinieran dalam farmakokinetik, persamaan kinetika Michaelis-Menten untuk sistem enzim dan pembawa dapat jenuh, Penetuan Km dan Vm, dan t1/2
Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Bayu Mario
Antibiotik beta-laktam adalah golongan antibiotik yang memiliki kesamaan komponen struktur berupa adanya cincin beta-laktam.
Senyawa ini bekerja dengan menghambat sintesis dinding bakteri dan menyebabkan pembentukan dinding sel yang tidak sempurna dan mengakibatkan terganggunya tekanan osmotik sel bakteri dan kematian sel bakteri
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
Transdermal drug delivery system includes all topically administered drug formulations intended to deliver the active ingredients into the circulation. They provide controlled continuous delivery of drugs through the skin to the systemic circulation. The drug is mainly delivered through the skin with the aid of transdermal patch.
Membahas definisi PK linier, kriteria obat dan penyebab ketidaklinieran dalam farmakokinetik, persamaan kinetika Michaelis-Menten untuk sistem enzim dan pembawa dapat jenuh, Penetuan Km dan Vm, dan t1/2
Bioavailabilitas (ketersediaan hayati) ialah jumlah relatif (persentase) dari obat yang masuk ke sirkulasi sistemik sesudah pemberian obat dalam sediaan tertentu, serta kecepatan peningkatan kadar obat dalam sirkulasi sistemik. Sedangkan studi bioekivalensi dilakukan karena banyak produk obat yang dianggap ekivalen farmasetik tidak memberi efek terapetik yang sebanding pada penderita.
Laporan praktikum kimia mengenai uji protein.
Dilengkapi teori-teori serta pertanyaan dan jawaban seputar uji protein.
Keywords: kimia, laporan kimia, laporan praktikum, uji protein, ikatan peptida, asam amino, jenis asam amino, ion zwitter, slide, ppt, kelas xii, kelas 12, kelas 3, sma, ipa, sman 1 depok.
Pada penilaian luaran klinik pasien diperlukan berbagai indikator yang meliputi : respons klinik pasien, pemeriksaan fisik, data laboratorium dan diagnostik (misalnya: imejing, elektrografi). Pernyataan American Pharmacists Association 2008 yang mendukung peran apoteker dalam keselamatan pasien antara lain perlunya apoteker mempunyai akses data klinik pasien.
bahwa negara menjamin hak setiap warga negara untuk
mewujudkan kehidupan yang baik, sehat, serta sejahtera
lahir dan batin demi tercapainya tujuan nasional dalam
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia untuk memajukan
kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
bahwa pembangunan kesehatan masyarakat
memerlukaa upaya kesehatan, sumber daya kesehatan,
dan pengelolaan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
berdasarkan prinsip kesejahteraan, pemerataan,
nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam
rangka pembangunan sumber daya manusia yang
berkualitas dan produktif, mengurangi kesenjangan,
memperkuat pelayanan kesehatan bermutu,
meningkatkan ketahanan kesehatan, menjamin
kehidupan yang sehat, serta memajukan kesejahteraan
seluruh warga negara dan daya saing bangsa bagi
pencapaian tujuan pembangunan nasional;
bahwa permasalahan dan gangguan kesehatan pada
masyarakat akan menurunkan produktivitas dan
menimbulkan kerugian bagi negara sehingga diperlukan
transformasi kesehatan untuk tercapainya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat;
b
c
SK No 187315A
d. bahwa.
K IND
-2-
bahwa pembangunan kesehatan masyarakat semakin
baik dan terbuka sehingga menciptakan kemandirian dan
mendorong perkembangan industri kesehatan nasional
pada tingkat regional dan global serta mendorong
peningkatan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
dan terjangkau bagi masyarakat untuk meningkatkan
kualitas hidup masyarakat;
bahwa untuk meningkatkan kapasitas dan ketahanan
kesehatan diperlukan penyesuaian berbagai kebdakan
untuk penguatan sistem kesehatan secara integratif dan
holistik dalam 1 (satu) undang-undang secara
komprehensif;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan
huruf e, perlu membentuk Undang-Undang tentang
Kesehatan;
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
3. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kahdirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-Nya maka
Standar Laboratorium Farmasi Pendidikan Tenaga Kesehatan dapat tersusun dan
diterbitkan.
Derasnya arus globalisasi membawa konsekuensi bahwa tiap institusi pendidikan
tenaga kesehatan harus memperkuat laboratorium. Kondisi laboratoium pada
masing-masing institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan berbeda-beda. Perbedaan ini
adalah suatu institusi tertentu sudah mempunyai peralatan laboratorium yang
lengkap, namun di sisi lain sangat minim. Kondisi ini akan mempengaruhi kualitas
proses pembelajaran, khususnya pembelajaran praktik di laboratorium. Hal ini akan
membawa dampak pada kualitas lulusan dengan variasi yang sangat besar.
Kesenjangan yang terjadi ini akibat tidak adanya standar laboratorium Farmasi
Pendidikan Tenaga Kesehatan yang harus menjadi acuan. Oleh karena itu perlu
disusun standar suatu laboratorium agar lulusan yang dihasilkan mempunyai
kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Dengan disusunnya Standar Laboratorium Diploma III Farmasi ini, diharapkan dapat
dijadikan sebagai acuan bagi penyelenggara Pendidikan D.III Farmasi Seluruh
Indonesia dalam mengembangkan dan merencanakan laboratorium.
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih kepada semua pihak atas bantuan dan kerjasama yang baik dalam
penyusunan Standar Laboratorium Pendidikan Tenaga Kesehatan ini.
Jakarta, Desember 2010
Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan
Dr. Asjikin Iman H.Dachlan, MHA
NIP. 195912131985121002
4. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes ii
SAMBUTAN
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAKAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh,
Pada sistem pendidikan tinggi para lulusan dituntut mempunyai kemampuan untuk
menerapkan materi yang sudah dipelajari di kelas. Tuntutan kompetensi ini dapat
diwujudkan apabila peserta didik melakukan pengalaman belajar di laboratorium.
Laboratorium merupakan tempat melakukan aktifitas yang berbentuk pengembangan
peralatan yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran, yaitu analisis,
diskusi ilmiah, pengembangan ilmu pengetahuan baru melalui serangkaian debat
ilmiah yang ditunjang oleh tersedianya referensi muktahir, serta pengembangan
metode, perangkat lunak, peraturan, dan prosedur praktikum.
Saya menyambut baik terbitnya Standar Laboratorium Pendidikan Tenaga
Kesehatan, dan saya berharap standar ini mampu memberi inspirasi kepada para
pengelola institusi tentang persyaratan dan disain laboratorium sesuai dengan
standar dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, sehingga menimbulkan upaya
pengembangan daya saing laboratorium.
Atas bantuan dan masukan dari tim penyusun, sehingga standar ini dapat diterbitkan,
saya menyampaikan terima kasih.
Jakarta, Desember 2010
Kepala Badan PPSDM Kesehatan
Dr. Bambang Giatno, MPH
NIP. 19520501 198001 1 002
5. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................................................................................................................. ............................. i
SAMBUTAN .................. ............................................................................................................................................................................................................................. ............................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................................................................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................................................................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................................................................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................................................................................................................................................................................ 2
C. Dasar Hukum ................................................................................................................................................................................................................................................. 2
D. Ruang Lingkup ............................................................................................................................................................................................................................................... 3
BAB II. KONSEP LABORATORIUM ................................................................................................................................................................................................................................ 4
A. Pengertian Laboratorium ............................................................................................................................................................................................................................... 4
B. Visi dan Misi Laboratorium ............................................................................................................................................................................................................................. 4
C. Tujuan Laboratorium . .................................................................................................................................................................................................................................... 4
D. Manfaat .......................................................................................................................................................................................................................................................... 5
BAB III. MANAJEMEN LABORATORIUM DIKNAKES ...................................................................................................................................................................................................... 6
A. Persyaratan Laboratorium .............................................................................................................................................................................................................................. 6
B. Tata Ruang di Laboratorium ........................................................................................................................................................................................................................... 7
C. Pengelolaan Laboratorium ............................................................................................................................................................................................................................. 7
D. Pendanaan Laboratorium ............................................................................................................................................................................................................................... 9
E. Pemeliharaan dan Penyimpanan ................................................................................................................................................................................................................... 10
F. Pengadministrasian Alat dan Bahan .............................................................................................................................................................................................................. 14
G. Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium ...................................................................................................................................................................................... 14
BAB IV. LABORATORIUM DIPLOMA III FARMASI .......................................................................................................................................................................................................... 16
A. Laboratorium Farmasetika ............................................................................................................................................................................................................................ 17
B. Laboratorium Farmasetika Steril ................................................................................................................................................................................................................... 21
C. Laboratorium Farmasi Industri ...................................................................................................................................................................................................................... 24
D. Laboratorium Farmakognisi .......................................................................................................................................................................................................................... 27
E. Laboratorium Farmakologi ............................................................................................................................................................................................................................ 32
F. Laboratorium Kimia ....................................................................................................................................................................................................................................... 35
G. Laboratorium Mikrobiologi ............................................................................................................................................................................................................................. 41
H. Laboratorium Farmasi Fisika ......................................................................................................................................................................................................................... 44
BAB V. PENUTUP ............................................................................................................................................................................................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1. Contoh Kartu/Buku Pencatatan Alat dan Bahan
LAMPIRAN 2.1 Contoh Manual Prosedur Prosedur Peminjaman Alat dan Bahan
LAMPIRAN 2.2 Contoh Manual Prosedur Pemeliharaan di Laboratorium /Klinik
LAMPIRAN 3 Daftar Alat Laboratorium/Klinik dengan Kalibrasi
6. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tuntutan global akan mutu pendidikan membawa konsekuensi untuk
memperkuat penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),
khususnya pembelajaran praktik di laboratorium, hal ini dikarenakan sistem
pendidikan tinggi para lulusan diharuskan mempunyai kemampuan untuk
menerapkan materi yang sudah dipelajari di kelas. Tuntutan kompetensi ini
dapat diwujudkan apabila peserta didik melakukan pengalaman belajar di
laboratorium. Laboratorium merupakan tempat melakukan aktifitas untuk
menunjang proses pembelajaran, yaitu analisis, diskusi ilmiah, penelitian,
pengabdian masyarakat, pengembangan ilmu pengetahuan baru melalui
serangkaian debat ilmiah yang ditunjang oleh tersedianya referensi muktahir,
serta pengembangan metode, perangkat lunak, peraturan, dan prosedur
praktikum.
Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pasal 42 menyatakan bahwa setiap institusi pendidikan wajib
memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media
pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan, dan juga setiap institusi pendidikan wajib memiliki prasarana
yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, ruang pendidik, ruang tata
usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, instalasi
daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah dan tempat ruang lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
Pendidikan tenaga kesehatan merupakan pendidikan yang diharapkan
menghasilkan keterampilan khusus/spesifik, untuk itu kurikulum pendidikan
tenaga kesehatan memuat kurikulum inti maksimal 80% dan kurikulum institusi
minimal 20%. Struktur program pendidikan tenaga kesehatan memuat 40%
kandungan materi teori dan 60% materi praktik, sehingga laboratorium
memegang peranan penting dalam pencapaian kompetensi yang disyaratkan
dalam kurikulum.
Kondisi sarana prasarana laboratorium pada masing-masing institusi berbeda-
beda. Dimana ada Institusi yang memiliki kondisi laboratorium yang lengkap,
namun ada Institusi lain yang memiliki kondisi laboratorium sangat minim. Hal
ini akan mempengaruhi kualitas proses pembelajaran praktik di laboratorium.
7. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 2
Kesenjangan yang terjadi ini akibat tidak adanya standar laboratorium
pendidikan tenaga kesehatan. Oleh karena itu perlu disusun standar
laboratorium agar lulusan yang dihasilkan mempunyai kompetensi sesuai yang
akan dicapai dalam kurikulum.
Seiring dengan tuntutan tersebut di atas dalam rangka peningkatan mutu dan
akuntabilitas pendidikan tenaga kesehatan yang mampu menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan nasional dan global perlu disiapkan acuan
bagi institusi pendidikan tenaga kesehatan (Diknakes), berupa Standar
Laboratorium Pendidikan Tenaga Kesehatan, agar Laboratorium di institusi
pendidikan terstandar untuk menunjang proses pembelajaran yang
berkesinambungan.
Untuk itu Departemen Kesehatan telah mengantisipasi dengan menetapkan
Standar Laboratorium Pendidikan Tenaga Kesehatan, yang bertujuan untuk
mendorong seluruh Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan agar berusaha
mengembangkan dan memenuhi peralatan dan bahan habis pakai sesuai
dengan kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum, sehingga
diharapkan mutu lulusan Pendidikan Tenaga Kesehatan akan meningkat dan
dapat bersaing di pasar global.
B. TUJUAN
Standar Laboratorium bertujuan sebagai acuan bagi pengelola institusi
penyelenggara pendidikan kesehatan dalam upaya mengembangkan sarana
prasarana laboratorium, yaitu :
1. Perencanaan dan pengembangan jenis dan jumlah dalam pengadaan
dan pemenuhan kebutuhan peralatan laboratorium/ peralatan dan bahan
habis pakai yang dinyatakan dalam rasio dengan peserta didik sesuai
kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik berdasarkan kurikulum.
2. Menentukan keseragaman bangunan/gedung dan disain laboratorium
yang dinyatakan dalam rasio dengan peserta didik.
C. DASAR HUKUM
1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Tahun 2003 No.78, Tambahan Lembaran Negara No.
4301)
2. Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran
Negara Tahun 2005 No. 157, , Tambahan Lembaran Negara No. 4586)
3. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 2009 No. 144. Tambahan lembaran Negara 5063)
4. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1996 No.49, Tambahan lembaran Negara No.
3637)
5. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
(Lembaran Negara Tahun 1999 No.115, Tambahan lembaran Negara No.
3859)
6. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005 No.41, Tambahan lembaran
Negara No. 4496)
8. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 3
7. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran
Negara Tahun 2009 No. 6, tambahan lembaran Negara No. 5007)
8. Surat Keputusan Mendiknas No. 045/U/2002 Tahun 2002 tentang
Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.
9. Surat Keputusan Mendiknas No. 232/U/2000 Tahun 2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa
D. RUANG LINGKUP
Standar laboratorium Farmasi Pendidikan Tenaga Kesehatan ini berlaku bagi
seluruh Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan, yang berisi tentang pedoman
umum suatu laboratorium, jenis laboratorium, peralatan dan bahan habis
pakai.
9. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 4
BAB II
KONSEP LABORATORIUM
A. PENGERTIAN LABORATORIUM
Laboratorium adalah ruangan yang dirancang sesuai dengan kebutuhan untuk
melakukan aktifitas yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Laboratorium yang dimaksud dalam standar ini adalah untuk pembelajaran di
laboratorium klinik, bengkel kerja, workshop.
Kegiatan laboratorium akan membawa peserta didik kepada pembentukan
sikap, ketrampilan, kemampuan bekerja sama, dan kreatifitas dalam menerima
pengetahuan. Dengan melaksanakan kegiatan laboratorium yang baik, sesuai
dengan prosedur dan tata tertib laboratorium, maka hal tersebut secara tidak
langsung dapat menunjang pelaksanaan Kurikulum. Pembelajaran teori yang
dipelajari melalui perkuliahan dan studi pustaka bersifat abstrak, dapat
diaktualisasikan dengan nyata melalui kegiatan laboratorium.
B. VISI DAN MISI LABORATOIUM
Suatu laboratorium harus mempunyai Visi dan Misi yang dirumuskan oleh
institusi atau pengelola. Visi dan Misi tersebut dapat berbeda antara suatu
laboratorium dengan laboratorium yang lain.
Visi mengandung pengertian bahwa laboratorium merupakan pusat
penelusuran kembali konsep-konsep ilmu pengetahuan, pengembangan ilmu
pengetahuan, dan atau ditemukannya ilmu pengetahuan baru dan aplikasi ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu laboratorium diharapkan bermanfaat bagi
pendidikan.
Misi laboratorium seharusnya mencakup beberapa hal sebagai berikut :
1. Menciptakan laboratorium sebagai pusat penemuan dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Memahami, menguji dan menggunakan konsep/teori untuk diterapkan
pada saat praktik.
3. Menciptakan keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium.
4. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
C. TUJUAN LABORATORIUM
Tujuan laboratorium sebagai tempat :
1. Menguji ilmu, teori dan konsep yang telah dipelajari.
2. Berlangsungnya kegiatan praktikum dan penelitian yang menunjang
pembelajaran dan pengembangan ilmu.
3. Untuk melakukan pengujian dan kalibrasi peralatan.
10. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 5
Untuk mencapai tujuan tersebut suatu laboratorium dituntut untuk selalu
ditingkatkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan demikian orientasi suatu laboratorium tidak hanya ditujukan pada
eksistensinya saja, tetapi harus bersikap proaktif dan inovatif.
D. MANFAAT
Manfaat laboratorium bagi pendidikan tenaga kesehatan setidaknya mencakup
hal sebagai berikut :
1. Merupakan unsur penunjang dalam melaksanakan tercapainya
kompetensi peserta didik sesuai kurikulum.
2. Untuk meningkatkan proses pembelajaran di laboratorium yang teratur
dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.
3. Menyiapkan peserta didik menjadi terampil sebelum ke lahan ( Rumah
Sakit, Puskesmas, Rumah Bersalin dan komunitas).
11. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 6
BAB III
MANAJEMEN LABORATORIUM DIKNAKES
A. PERSYARATAN LABORATORIUM
Suatu laboratorium dapat berfungsi dengan efektif dan efisien harus
memperhatikan hal-hal terkait persyaratan minimal sebagai berikut sebagai
berikut:
1. Jenis dan jumlah peralatan, serta bahan habis pakai berdasarkan pada
kompetensi yang akan dicapai yang dinyatakan dalam rasio antara alat
dengan peserta didik
2. Bentuk/desain laboratorium harus memperhatikan aspek keselamatan
atau keamanan.
3. Laboratorium agar aman dan nyaman bagi peserta didik dan
dosen/instruktur harus:
a. Keadaan ruang harus memungkinkan dosen/instruktur dapat melihat
semua peserta didik yang bekerja di dalam laboratorium itu tanpa
terhalang oleh perabot atau benda-benda lain yang ada di dalam
laboratorium tersebut.
b. Peserta didik harus dapat mengamati demonstrasi/simulasi dari jarak
maksimal 2 m dari meja demonstrasi.
c. Lantai laboratorium tidak boleh licin, harus mudah dibersihkan. dan
tahan terhadap tumpahan bahan-bahan kimia.
d. Alat-alat atau benda-benda yang dipasang di dinding tidak boleh
menonjol sampai ke bagian ruang tempat peserta didik berjalan dan
sirkulasi alat.
e. Tersedianya buku referensi penunjang praktik.
f. Tersedianya air mengalir (kran).
g. Meja praktikum harus tidak tembus air,tahan asam dan basa(Terbuat
dari porselin)
h. Tersedia ruang dosen/instruktur
i. Tersedianya kebutuhan listrik seperti stopkontak (mains socket)
4. Adanya Prosedur Operasional Standar (Standard Operating Prosedures =
SOP) atau instruksi kerja. Prosedur ini bersifat operasional dan mengikat
bagi semua pengguna laboratorium.
Jenis SOP/instruksi kerja yang perlu adalah :
a. Pedoman pelaksanaan praktikum
b. Prosedur Tetap (Protap) pelaksanaan praktikum masing-masing
mata kuliah terkait
c. Dokumentasi berupa absensi peserta didik, absensi kehadiran
dosen/instruktur, objek/materi praktikum.
d. Keamanan dan keselamatan kerja
12. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 7
e. Penggunaan alat laboratorium yang menggunakan arus listrik.(Alat
pecah belah tdak memerlukan SOP)
f. Pemeliharaan alat
g. Pengadaan alat dan bahan
h. Penyimpanan alat dan bahan
5. Adanya sistem pelaporan dan dokumentasi dari setiap kegiatan praktikum
di masing-masing laboratorium, baik persemester maupun pertahun.
B. TATA RUANG DI LABORATORIUM
1. Jenis Ruang Laboratorium
Setiap jenis laboratorium memiliki ruangan sebagai berikut:
a. Ruang pengelola laboratorium;
b. Ruang praktik peserta didik;
c. Ruang kerja dan persiapan dosen;
d. Ruang/tempat penyimpanan alat; dan
e. Ruang/tempat penyimpanan bahan.
2. Bentuk Ruang
Bentuk ruang laboratorium sebaiknya bujur sangkar atau mendekati bujur
sangkar atau bisa juga berbentuk persegi panjang. Bentuk bujur sangkar
memungkinkan jarak antara dosen dan peserta didik dapat lebih dekat
sehingga memudahkan kontak antara dosen/instruktur dan peserta didik.
3. Luas Ruang
a. Luas ruang praktik laboratorium harus memenuhi persyaratan, yaitu :
1) 1 orang peserta didik memerlukan ruang kerja minimal 2,5 m²
2) Disediakan ruang kosong antara tembok dan meja kerja sekitar
1.7 m untuk memudahkan dan mengamankan sirkulasi alat dan
peserta didik di laboratorium.
3) Jarak antara ujung meja yang berdampingan sebaiknya tidak
kurang dari 1.5 m, sehingga peserta didik dapat bergerak
leluasa pada waktu bekerja dan pada waktu pindah atau
memindahkan alat (bahan) dari satu tempat ke tempat lain.
4) Luas ruang harus sebanding dengan banyaknya peserta didik
dan jenis pendidikan.
b. Luas ruang penyimpanan alat dan bahan disesuaikan dengan jenis
alat/bahan yang ada di setiap jenis pendidikan.
4. Fasilitas ruangan disesuaikan dengan kebutuhan teknis masing-masing
laboratorium.
C. PENGELOLAAN LABORATORIUM
Pelaksanaan suatu aktifitas laboratorium membutuhkan suatu aturan atau
ketentuan agar aktifitas dapat berjalan dengan lancar, sehingga tujuan aktifitas
pembelajaran dapat tercapai. Aturan atau ketentuan operasional perlu disusun
dengan jelas. Hal ini karena laboratorium merupakan suatu sistem yang terdiri
atas prasarana dan sarana penunjang kegiatan, baik berupa peralatan
13. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 8
laboratorium maupun sumber daya manusia. Oleh karena itu, laboratorium
perlu diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masing-masing institusi.
Mengingat banyaknya peralatan dan beban kerja yang ada di suatu
laboratorium, maka diperlukan sistem manajemen yang memadai untuk
mengelola prasana dan sarana serta kegiatan yang ada di laboratorium
tersebut. Sistem manajemen ini meliputi struktur organisasi, pembagian kerja,
serta susunan personel yang mengelola laboratorium.
1. Kepala unit laboratorium bertanggung jawab terhadap semua kegiatan
yang diselenggarakan di laboratorium, baik administrasi maupun
akademik. Tugas kepala unit laboratorium, antara lain :
a. Mempertanggungjawabkan semua kegiatan di laboratorium, dengan
dibantu oleh semua anggota laboratorium (administrator/
penanggung jawab laboratorium dan teknisi/ tenaga bantu
laboratorium), agar kelancaran aktifitas laboratorium dapat terjamin.
b. Memimpin, membina, dan mengkoordinir semua aktifitas sistem
internal dan mengadakan kerjasama dengan pihak eksternal, seperti
institusi lain, atau pusat-pusat studi yang berkaitan dengan
pengembangan laboratorium. Kerja sama dengan pihak luar sangat
penting karena sebagai wahana untuk saling berkomunikasi semua
aktifitas yang diadakan di laboratorium masing-masing.
Dengan beban kerja seperti tersebut, maka kepala unit laboratorium
harus merupakan seorang yang mempunyai komitmen, kemampuan
akademik, dan keterampilan manajemen yang handal. Oleh karena itu
kepala unit laboratorium adalah seorang dosen dengan kualifikasi
pendidikan minimal ; S2.
2. Penanggung jawab laboratorium membantu secara langsung tugas
kepala unit laboratorium dalam bidang administrasi, sehingga membantu
terjaminnya kelancaran sistim administrasi, maka seorang administrator
harus mempunyai kualifikasi pendidikan minimum Sarjana Sains Terapan
(D.IV)/S.1
Tugas dan tanggung jawab dari PenanggungJawab Laboratorium antara
lain :
a. Mempertanggung jawabkan semua kegiatan praktikum pada
laboratoriumnya secara terorganisir, terjadwal dan terencana dengan
baik dengan bantuan dan kerjasama dengan tenaga bantu
laboratorium
b. Memimpin, membina, dan mengkoordinir semua aktifitas /kegiatan
yang terjadi di dalam laboratoriumnya baik dengan tenaga bantu
laboratorium maupun dengan dosen mata kuliah terkait.
3. Teknisi/tenaga bantu laboratorium adalah seseorang yang bertugas
membantu aktifitas peserta didik dalam melakukan kegiatan praktek
laboratorium. Secara khusus seorang tenaga bantu laboratorium
bertanggung jawab dalam menyediakan peralatan yang diperlukan dan
mengembalikan peralatan tersebut setelah digunakan ke tempat semula.
Tenaga bantu laboratorium sangat diperlukan mengingat banyaknya
kegiatan praktikum yang dilaksanakan oleh peserta didik, sehingga
kesiapan alat sangat diperlukan. Penempatan kembali peralatan yang
sudah digunakan pada posisi yang tidak seharusnya dapat mengganggu
kelancaran kegiatan berikutnya. Oleh karena itu seorang tenaga bantu
laboratorium yang baik sangat diperlukan. Hal ini bisa tercapai jika
14. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 9
seorang tenaga bantu laboratorium mempunyai keahlian di bidangnya.
Misalnya untuk tenaga bantu laboratorium di laboratorium kesehatan
harus benar-benar mempunyai kemampuan dan pemahaman dalam
bidang yang berhubungan dengan keilmuan kesehatan dan kualifikasi
pendidikan minimum seorang tenaga bantu laboratorium adalah D.III
sesuai bidangnya.
Tugas membuat jadwal dapat diserahkan kepada tenaga bantu
laboratorium, namun demikian dosen juga harus terlibat pada
penyusunan jadwal. Agar laboratorium dapat berfungsi dengan sebaik-
baiknya, dosen perlu dibantu oleh teknisi laboratorium.
Tugas tenaga bantu laboratorium sebagai berikut:
a. menyiapkan alat-alat untuk percobaan peserta didik dan demonstrasi
oleh dosen dan peserta didik;
b. memelihara alat-alat dan memeriksa jumlah alat-alat dan bahan;
c. menyiapkan bahan-bahan yang habis pakai;
d. membantu dosen di dalam laboratorium; dan
e. memeriksa keadaan alat-alat dan memisahkan alat-alat yang baik
dan yang rusak dan melaporkan keadaan itu kepada penanggung
jawab laboratorium.
Kegiatan yang dilaksanakan pengelola di laboratorium
1. Memberikan pelayanan laboratorium bagi pengguna;
2. Mengadakan pertemuan periodik untuk komunikasi antar dosen;
3. Menjadwalkan penggunaan laboratorium;
4. Membuat jadwal pemeliharaan alat laboratorium;
5. Melakukan pemeliharaan keadaan laboratorium secara keseluruhan;
6. Melakukan pemeliharaan preventif alat dan bahan;
7. Melakukan Kalibrasi terhadap peralatan laboratorium sesuai dengan
spesifikasi.
8. Melakukan perbaikan alat rusak yang masih dapat diperbaiki di
laboratorium;
9. Melakukan inventarisasi alat dan bahan untuk mengetahui jumlah alat
yang ada, yang masih baik, dan yang rusak;
10. Membuat dan mengusulkan rencana anggaran biaya laboratorium/
bengkel kerja;
11. Menerima dan memeriksa alat dan bahan yang diterima;
12. Melakukan langkah-langkah yang diperlukan agar kegiatan- kegiatan di
dalam laboratorium berlangsung aman, terhindar dari kecelakaan;
13. Mencatat (dalam buku harian) kejadian-kejadian yang dianggap penting
untuk dicatat, diantaranya :
a. terjadinya kecelakaan;
b. kejadian : alat gelas pecah, instrumen rusak, atau hilangnya suatu
alat; dan
c. penerimaan bahan dan alat baru.
D. PENDANAAN LABORATORIUM
Suatu laboratorium tidak akan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik,
jika tidak memiliki dana yang cukup, baik untuk operasional maupun untuk
pengembangan laboratorium tersebut. Kegiatan operasional laboratorium
bergantung pada ketersediaan bahan dan alat. Semua bahan yang diperlukan
harus disediakan, dan untuk itu diperlukan dana. Diperlukan juga dana untuk
biaya operasional laboratorium lainnya, seperti pemeliharaan rutin, perbaikan
15. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 10
terhadap alat yang rusak, serta pembelian perangkat laboratorium yang tak
terduga.
Dana yang digunakan untuk kegiatan di laboratorium dapat bersumber dari
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat atau peserta didik dan
sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Beberapa kegiatan yang dapat
menghasilkan dana bagi laboratorium meliputi penyediaan layanan (jasa)
laboratorium bagi publik, kerjasama dengan institusi lain, serta kegiatan-
kegiatan produktif dan kreatif.
E. PEMELIHARAAN DAN PENYIMPANAN
1. Pemeliharaan
a. Pemeliharaan umum alat dan bahan
Alat dan bahan memerlukan pemeliharaan secara rutin dan berkala.
Pemeliharaan alat dimaksudkan agar alat praktik dapat berfungsi
sebagaimana mestinya dalam waktu yang lama. Pemeliharaan
bahan bertujuan agar bahan untuk praktik tetap terjaga dengan baik.
b. Prinsip-prinsip pemeliharaan alat dan bahan sebagai berikut:
1) Menjaga kebersihan alat dan kebersihan tempat menyimpan
bahan, dilakukan secara periodik;
2) Mempertahankan fungsi dari peralatan dan bahan dengan
memperhatikan jenis, bentuk serta bahan dasarnya;
3) Mengemas, menempatkan, menjaga, mengamankan peralatan
dan bahan praktik, serta membersihkan peralatan pada waktu
tidak digunakan atau sehabis dipergunakan untuk praktik;
4) Mengganti secara berkala untuk bagian-bagian peralatan yang
sudah habis masa pakainya
5) Alat-alat yang menggunakan skala ukur perlu dikalibrasi secara
berkala sesuai dengan jenis alat;
6) Penyimpanan alat dan bahan harus diperhatikan sesuai dengan
jenisnya.
c. Cara pemeliharaan alat dan bahan laboratorium
Alat-alat yang terbuat dari kaca atau dari bahan yang tidak mudah
mengalami korosi : pembersihan dapat dilakukan dengan
menggunakan deterjen. Alat yang terbuat dari Kaca yang berlemak
atau terkena noda yang sulit hilang dengan deterjen dapat
dibersihkan dengan merendamnya di dalam larutan kalium bikromat
10% dalam asam sulfat pekat. Larutan ini dibuat dibuat dari 100 gr
kalium bikromat dilarutkan ke dalam 100 ml asam sulfat pekat, lalu
dimasukkan ke dalam 1 liter air.
1) Alat-alat yang bagian-bagian utamanya terbuat dari logam
mudah mengalami korosi diberi perlindungan dan perlu
diperiksa secara periodik. Alat-alat logam akan lebih aman jika
diletakkan (disimpan) di tempat yang kering, tidak lembab, dan
bebas dari uap yang korosif.
2) Untuk alat-alat yang terbuat dari bahan tahan korosi seperti baja
tahan karat (stainless steel) cukup dijaga dengan
menempatkannya di tempat yang tidak terlalu lembab.
16. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 11
3) Alat-alat yang terbuat dari karet, lateks, plastik dan silikon,
ditempatkan pada suhu kamar terlindung dari debu dan panas.
4) Alat yang terbuat dari kayu dan fiber disimpan pada tempat
yang kering.
5) Ruang pemeliharaan / penyimpanan alat seharusnya ber-AC.
6) Tersedia lemari asam untuk laboratorium yang menggunakan
bahan-bahan kimia
7) Tersedia lemari tempat Alat Pelindung Diri
2. Penyimpanan
Penyimpanan dan penempatan alat-alat atau bahan kimia menganut
prinsip sedemikian sehingga tidak menimbulkan kecelakaan pada
pemakai ketika mengambil dari dan mengembalikan alat ke tempatnya.
Alat yang berat atau bahan yang berbahaya diletakkan di tempat
penyimpanan yang mudah dijangkau, misalnya di rak paling bawah.
Peralatan disimpan di tempat tersendiri yang tidak lembab, tidak panas
dan dihindarkan berdekatan dengan bahan kimia yang bersifat korosi.
Penyimpanan alat dan bahan dapat dikelompokkan berdasarkan jenis,
sifat, ukuran/volume dan bahaya dari masing-masing alat/bahan kimia.
Kekerapan pemakaian juga dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam
menempatkan alat. Alat yang kerap dipakai diletakkan di dalam ruang
laboratorium/ bengkel kerja.
Penyimpanan di laboratorium terdiri dari :
a. Bahan Habis Pakai
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan bahan habis
pakai adalah sebagai sebagai berikut :
1) Penentuan tempat penyimpanan harus memperhatikan sifat
dan bahan penyusunnya seperti kayu, besi/ logam, kertas,
plastik, kain, karet, tanah liat dan sebagainya.
2) Tempat penyimpanan harus aman, dan bebas dari penyebab
kerusakan.
3) Cara penyimpanan harus memperhatikan ciri khas atau
jenisnya, misalnya : peralatan disimpan ditempat yang sesuai,
dengan memperhatikan syarat-syarat penyimpanan.
4) Penyimpanan bahan habis pakai, disesuaikan dengan sifat
kimia zat tersebut.
5) Bahan-bahan kimia yang berbahaya, (mudah terbakar, mudah
meledak, dan beracun) harus diberi label peringatan yang tidak
mudah lepas.
b. Peralatan Bahan Kimia
1) Peralatan Laboratorium Kimia
Peralatan yang sering digunakan sebaiknya disimpan
sedemikian hingga mudah diambil dan dikembalikan. Alat-alat
laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas. Alat-alat
seperti ini disimpan berkelompok berdasarkan jenis alat, seperti
tabung reaksi, gelas kimia, labu (seperti Erlenmeyer dan labu
didih), corong, buret dan pipet, termometer, cawan porselein,
dan gelas ukur. Klem, pinset yang terbuat dari logam, dan
instrumen yang memiliki komponen-komponen dari logam yang
sangat halus, seperti alat-alat ukur yang bekerja menggunakan
arus listrik disimpan di tempat terpisah, jauh dari zat-zat kimia,
terutama zat-zat kimia yang korosif. Alat-alat seperti ini harus
17. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 12
disimpan di tempat yang kering dan bebas dari zat atau uap
korosif serta bebas goncangan. Masing-masing tempat
penyimpanan alat diberi nama agar mudah mencari alat yang
diperlukan. Pipet dan buret sebaiknya disimpan dalam keadan
berdiri. Oleh karena itu, pipet dan buret perlu diletakkan pada
tempat yang khusus.
2) Bahan Kimia
Penyimpanan bahan kimia harus mendapat perhatian khusus,
sebab setiap bahan kimia dapat menimbulkan bahaya seperti
terjadinya kebakaran, keracunan, gangguan pernapasan,
kerusakan kulit atau gangguan kesehatan lainnya.
Penyimpanan zat kimia perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a) Penyimpanan bahan kimia diatur berdasarkan tingkat
bahayanya dan ditata secara alfabetis.
b) Zat/bahan kimia disimpan jauh dari sumber panas dan
ditempat yang tidak langsung terkena sinar matahari
c) Pada label botol diberi catatan tentang tanggal zat di dalam
botol tersebut diterima dan tanggal botol tersebut pertama
kali dibuka. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tanggal
bahan kimia tersebut kadaluarsa.
d) Gunakan lembar data keamanan bahan (MSDS ; Material
Safety Data Sheet) untuk informasi lebih lengkap
mengenai bahan kimia tersebut.
e) Jangan menyimpan/meletakkan wadah bahan kimia yang
terbuat dari gelas di lantai .
f) Botol berisi bahan kimia harus diambil dan diangkat dengan
cara memegang badan botol dan bukan pada bagian
lehernya.
g) Jangan menyimpan bahan kimia pada tempat yang terlalu
tinggi.
h) Jangan menyimpan bahan kimia secara berlebihan di
laboratorium/ bengkel kerja.
i) Botol yang berisi asam atau basa kuat, terutama asam
perklorat, jangan ditempatkan berdekatan
Penyimpanan bahan kimia dapat dilakukan dengan
mengelompokkan bahan-bahan tersebut, seperti berikut ini:
a) Bahan kimia yang mudah terbakar
Bahan kimia yang mudah terbakar seperti aceton, ethanol,
ether, dan chloroform ditempatkan pada rak paling bawah
dan terpisah dari bahan kimia yang mudah teroksidasi.
b) Pelarut yang tidak mudah terbakar
Pelarut yang tidak mudah terbakar seperti karbon
tetraklorida dan glikol dapat ditempatkan dekat dengan
bahan kimia lain kecuali bahan kimia yang mudah
teroksidasi
c) Bahan Kimia asam
Bahan kimia asam seperti asam nitrat, asam klorat, asam
sulfat ditempatkan dengan kondisi seperti berikut:
18. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 13
(1) Ditempatkan pada lemari atau rak khusus yang tidak
mudah terbakar
(2) Wadah bahan kimia asam yang sudah dibuka
disimpan di lemari khusus seperti lemari asam, bila
perlu diberi alas seperti nampan plastik.
(3) Botol zat tidak langsung ditempatkan pada rak, tetapi
ditempatkan terlebih dahulu pada nampan plastik
(4) Asam pengoksidasi dipisahkan dari asam organik dan
dari bahan kimia yang mudah teroksidasi.
(5) Dipisahkan dari zat-zat yang mudah teroksidasi
d) Bahan kimia kaustik
Bahan-bahan kimia kaustik seperti amonium hidroksida,
natrium hidroksida, dan kalium hidroksida :
(1) ditempatkan pada daerah yang kering;
(2) dipisahkan dari asam; dan
(3) botol zat tidak langsung ditempatkan pada rak, tetapi
ditempatkan terlebih dahulu pada nampan (baki)
plastik.
e) Bahan Kimia yang reaktif dengan air
Bahan-bahan kimia yang reaktif terhadap air seperti
natrium, kalium, dan litium ditempatkan di tempat yang
dingin dan kering
f) Pelarut yang tidak reaktif dan tidak mudah terbakar
Pelarut yang tidak reaktif dan tidak mudah terbakar seperti
natrium klorida, natrium bikarbonat, dan minyak
ditempatkan di dalam lemari atau rak terbuka yang
dilengkapi sisi pengaman
3. Penyimpanan Alat
Azas keselamatan/keamanan pemakai dan alat menempatkan alat
sedemikian sehingga tidak menimbulkan kecelakaan pada pemakai ketika
mengambil dari dan mengembalikan alat ke tempatnya. Alat yang berat
atau yang mengandung zat berbahaya diletakkan di tempat penyimpanan
yang mudah dijangkau, misalnya di rak bawah lemari, tidak di rak teratas.
Alat yang tidak boleh ditempatkan di tempat yang dapat menyebabkan
alat itu rusak, misalnya karena lembab, panas, berisi zat-zat korosif,
letaknya terlalu tinggi bagi alat yang berat. Alat yang mahal atau yang
berbahaya disimpan di tempat yang terkunci. Untuk memudahkan
menemukan atau mengambil adalah alat ditempatkan di tempat tertentu,
tidak berpindah-pindah, dikelompokkan menurut pengelompokan yang
logis, alat yang tidak mudah dikenali dari penampilannya diberi label yang
jelas dan diletakkan menurut urutan abjad label yang digunakan. Alat-alat
yang sejenis diletakkkan di tempat yang sama atau berdekatan.
Kekerapan pemakaian juga dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam
menempatkan alat. Alat yang kerap dipakai diletakkan di dalam ruang
laboratorium.
Cara menempatkan atau menyimpan alat dapat didasari pemikiran nalar
(logis) tentang hal-hal berikut :
19. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 14
a. keselamatan/keamanan pemakai dan alat pada waktu alat diambil
dari atau dikembalikan ke tempatnya;
b. kemudahan menemukan dan mengambil alat;
c. kekerapan (frekuensi) pemakaian alat dan tempat alat-alat yang
digunakan.
F. PENGADMINISTRASIAN ALAT DAN BAHAN
Pengadministrasian alat dan bahan maksudnya mencatat jumlah/ banyaknya
alat dan bahan yang ada. Pengadministrasian dapat dilakukan oleh
teknisi/asisten laboratorium, dan staf administrasi sebaiknya
mengadministrasikan hanya perabot (meja, kursi, lemari) yang ada di dalam
laboratorium. Hal yang paling penting dicatat adalah nama alat, jumlahnya/
banyaknya, spesifikasi, dan tanggal pengadaan atau tanggal alat dikeluarkan.
Pencatatan dapat dilakukan dengan cara tradisionil menggunakan buku atau
kartu, sebaiknya kartu disusun menurut urutan abjad berdasarkan nama alat.
Lebih baik pencatatan alat dan bahan dilakukan dengan komputer,
menggunakan program yang disebut ”basis data” (data base). Dengan
menggunakan program komputer pencatatan dan pencarian data dengan
nama spesifikasi tertentu menjadi lebih mudah dan cepat. Contoh kartu / buku
pencatatan alat/bahan dapat dilihat pada lampiran 1.
G. KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
1. Untuk dapat mencegah terjadinya kecelakaan di laboratorium/ bengkel
kerja diperlukan pengetahuan tentang jenis-jenis kecelakaan yang
mungkin terjadi di dalam laboratorium, serta pengetahuan tentang
penyebabnya.
Jenis-jenis kecelakaan yang dapat terjadi di laboratorium/bengkel kerja
yaitu:
a. Terluka, disebabkan terkena pecahan kaca dan/atau tertusuk oleh
benda-benda tajam.
b. Terbakar, disebabkan tersentuh api atau benda panas, dan oleh
bahan kimia.
c. Terkena racun (keracunan). Keracunan ini terjadi karena bekerja
menggunakan zat beracun yang secara tidak sengaja dan/atau
kecerobohan masuk ke dalam tubuh. Perlu diketahui bahwa
beberapa jenis zat beracun dapat masuk ke dalam tubuh melalui
kulit.
d. Terkena zat korosif seperti berbagai jenis asam, misalnya asam
sulfat pekat, asam format, atau berbagai jenis basa.
e. Terkena radiasi sinar berbahaya, seperti sinar dari zat radioaktif
(sinar X).
f. Terkena kejutan listrik pada waktu menggunakan listrik bertegangan
tinggi.
2. Alat keselamatan kerja di laboratorium
a. APD (alat pelindung diri) seperti baju praktik, sarung tangan,
masker, alas kaki
b. APAR (Alat pemadam kebakaran) berikut petunjuk penggunaan
c. Perlengkapan P3K
d. Sarana instalasi pengolahan limbah
20. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 15
3. Langkah-langkah menghindari Kecelakaan
Kecelakaan di laboratorium dapat dihindari dengan bekerja secara
berdisiplin, memperhatikan dan mewaspadai hal-hal yang yang dapat
menimbulkan bahaya atau kecelakaan, dan mempelajari serta mentaati
aturan-aturan yang dibuat untuk menghindari atau mengurangi terjadinya
kecelakaan. Aturan-aturan yang perlu diperhatikan dan ditaati untuk
meningkatkan keselamatan dan keamanan di dalam laboratorium perlu
dibuat aturan/peraturan untuk diketahui dan dipelajari, dan ditaati oleh
semua yang terlibat di laboratorium. Bila perlu dicetak dengan huruf-huruf
dan ditempel di tempat-tempat yang strategis di dalam dan di luar
laboratorium.
Aturan yang perlu diketahui dan ditaati adalah :
a. Semua yang terlibat dalam kegiatan laboratorium harus mengetahui
letak keran utama gas, keran air, dan saklar utama listrik
b. Harus mengetahui letak alat-alat pemadam kebakaran, seperti
tabung pemadam kebakaran, selimut tahan api, dan pasir untuk
memadamkan api
c. Gunakan APD [Alat pelindung diri] sesuai dengan jenis kegiatan di
laboratorium.
d. Mentaati peraturan perlakuan terhadap bahan kimia yang mudah
terbakar dan berbahaya lainnya
e. Jangan meletakkan bahan kimia/reagen di tempat yang langsung
terkena cahaya matahari.
f. Jika mengenakan jas/baju praktik, janganlah mengenakan jas yang
terlalu longgar.
g. Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.
h. Jangan menggunakan perhiasan selama praktik di laboratorium/
bengkel kerja.
i. Jangan menggunakan sandal atau sepatu terbuka atau sepatu hak
tinggi selama di laboratorium.
j. Tumpahan bahan kimia apapun termasuk air, harus segera
dibersihkan karena dapat menimbulkan kecelakaan.
k. Bila kulit terkena bahan kimia, segera cuci dengan air banyak-
banyak sampai bersih. Jangan digaruk agar zat tersebut tidak
menyebar atau masuk kedalam badan melalui kulit.
21. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 16
BAB IV
JENIS LABORATORIUM, PERALATAN DAN BAHAN HABIS PAKAI
DIPLOMA III FARMASI
Standar Laboratorium D.III Farmasi terdiri atas 8 Laboratorium, yaitu :
1. Laboratorium Farmasetika
2. Laboratorium Farmasetika Steril
3. Laboratorium Farmasi Industri
4. Laboratorium Farmakognisi
5. Laboratorium Farmakologi
6. Laboratorium Kimia
7. Laboratorium Mikrobiologi
8. Laboratorium Farmasi Fisika
Dalam implementasinya sesuai fungsi laboratorium, maka ruang laboratorium
tersebut dapat terdiri atas 6 Laboratorium, yaitu sebagai berikut :
1. Laboratorium Farmasetika, Laboratorium Farmasi Industri, dan
Laboratorium Mikrobiologi dapat digabung menjadi Laboratorium
Farmasetika, Farmasi Industri, dan Mikrobiologi
2. Laboratorium Farmasetika Steril
3. Laboratorium Farmakognisi
4. Laboratorium Farmakologi
5. Laboratorium Kimia
6. Laboratorium Farmasi Fisika
22. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 17
A. LABORATORIUM FARMASETIKA
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT &
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
1 Mampu Membuat
sediaan obat racikan
atas permintaan resep
dokter dalam bentuk:
1.1 Menyetarakan timbangan Matematika I dan II 1 Corong kaca besar Memasukkan cairan 1 : 1 Antasida tablet 2 botol
1.2 Menghitung dosis obat Farmasetika Dasar 2 Corong kaca kecil Memasukkan cairan 1 : 1 CTM tablet 2 botol
1.3 Menghitung jumlah obat Farmasetika I 3 Kaca arloji 25 Menimbang bahan spesifik 1 : 1 Dexamethasone
tablet
2 botol
- puyer 1.4 Menimbang bahan obat 4 Kaca arloji 50 1 : 1 Calcii lactas tablet 3 botol
- bedak tabur 1.5 Meracik obat 5 Batang pengaduk Mengaduk cairan 1 : 1 Ext. Belladone tablet 2 botol
- kapsul 1.6 Mengemas 6 Cawan plastik Wadah tablet 1 : 1 Glyceryl guaiacolas
tablet
2 botol
- larutan 1.7 Menulis etiket 7 Cawan porselen Wadah melebur dasar salap 1 : 1 Paracetamol tablet 2 botol
- salep 1.8 Menyerahkan obat 8 Erlenmeyer 250 ml untuk melarutkan cairan 1 : 1 Prednison tablet 1 botol
- krim 1.9 Memberikan informasi 9 Erlenmeyer 100 ml Wadah larutan 1 : 1 Saccharin tablet 2 botol
- suspensi 10 Gelas ukur 250 ml Untuk mengukur cairan 1 : 1 Vit B complex tablet 3 botol
- emulsi 11 Gelas ukur 100 ml Untuk mengukur cairan 1 : 1 Vit B1 tablet 8 botol
- eliksir 12 Gelas ukur 25 ml Untuk mengukur cairan 1 : 1 Vit B12 tablet 3 botol
- lotion 13 Gelas ukur 10 ml Untuk mengukur cairan 1 : 1 Vit C tablet 1 botol
14 Beaker glass 400 ml Melarutkan cairan 1 : 1 Acidum Benzoicum 1 Kg
15 Beaker glass 250 ml Melarutkan cairan 1 : 1 Acidum Salicylicum 0,25 Kg
16 Beaker glass 100 ml Melarutkan cairan 1 : 1 Acidum Stearinicum 0,5 Kg
17 Beaker glass 50 ml Melarutkan cairan 1 : 1 Acidum
Acetylsalicylicum
0,25 Kg
18 Lumpang besar + alu Untuk mehaluskan/
mencampur bahan
1 : 1 Adeps lanae 1 Kg
23. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 18
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT &
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
19 Lumpang kecil + alu Untuk mehaluskan/
mencampur bahan
1 : 1 Ammonium chloride 0,5 Kg
20 Alat pengisi kapsul 00 Untuk mengisi serbuk
kedalam capsul
1 : 20 Calamin 1 Kg
21 Alat pengisi kapsul 0 Untuk mengisi serbuk
kedalam capsul
1 : 20 Cera alba 1 Kg
22 Alat pengisi kapsul
no.1
Untuk mengisi serbuk
kedalam capsul
1 : 20 Cetaceum 0,5 Kg
23 Alat pengisi kapsul no.
2
Untuk mengisi serbuk
kedalam capsul
1 : 20 Cetyl alcohol 0,5 Kg
24 Timbangan gram Untuk menimbang bahan 1 : 1 CMC 0,5 Kg
25 Timbangan miligram Untuk menimbang bahan 1 : 2 Emulgid 1 Kg
26 Penjepit Kayu Penjepit cawan 1 : 1 Glucosa 0,5 Kg
27 Water bath Untuk Menguapkan cairan/
melebur dasar salep
1 : 20
28 Panci stainless 20 L Untuk mendidihkan air 1 : 20 Gom arab 1 kg
29 Kompor gas Untuk pemanas 1 : 20 Kaolin 1 Kg
30 Ayakan No. 44 Untuk mengayak serbuk 1 : 2 Lactosum 1 Kg
31 Ayakan No. 60 Untuk mengayak serbuk 1 : 2 Menthol 0,5 Kg
32 Lemari obat Narkotik Menyimpan obat narkotika 1 : 20 Maagnesium Sulfas 1 Kg
33 Lemari obat Antibiotik Menyimpan obat antibiotik 1 : 20 Natrium Chlorida 2 Kg
34 Lemari Tablet Menyimpan tablet 1 : 20 Nipagin 0,5 Kg
24. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 19
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT &
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
35 Lemari bahan obat Menyimpan bahan baku
obat
1 : 10 Paracetamol pulv 1 Kg
36 Anak timbangan mg
dan g (1 set)
Penara berat 1 : 1 Paraffin solidum 1 Kg
38 Spatula Untuk mengambil dasar
salap
1 : 1 Rivanol 0,5 Kg
39 Sendok tanduk Untuk mengambil bahan
obat
1 : 1 Hidrogen Peroksida
50%
0,5 liter
40 Kertas Saring 20 x 20
cm
Untuk menyaring larutan 1 : 1 Succus 1 kg
41 Kapas gulung Untuk menyaring partikel
kasar
1 : 10 Sulfur Praecipitatum 1 Kg
Talcum 1 Kg
Urea 0,25 Kg
Vaseline album 2 Kg
Vaseline flavum 2 Kg
Zinci oxyde 3 Kg
Alkohol 96 % 3 Kg
Ammonia pekat 2 liter
Balsam peruvianum 0,25 liter
Glycerin 5 liter
Ichthyol 0,5 liter
Liq.Carbonatis
detergent
0,5 liter
Oleum Iecoris Aselli 2 liter
Oleum Cinamomi 0,25 liter
25. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 20
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT &
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
Oleum Menthae 0,25 liter
Oleum Sesami 0,25 liter
Paraffin liquidum 2 liter
Triethanolaminum 1 liter
Capsul No. 00 1 zak
Capsul No. 0 1 zak
Capsul No. 1 1 zak
Capsul No. 2 1 zak
Copy resep 1 rim
Etiket putih kecil 1 rim
Etiket putih besar 1 rim
Etiket biru kecil 1 rim
Etiket biru besar 1 rim
Label kocok dahulu 1 rim
Label tidak boleh
diulang
1 rim
26. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 21
B. LABORATORIUM FARMASETIKA STERIL
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT &
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
1 Membuat sediaan obat
steril dalam bentuk:
Mampu membuat sediaan obat
steril
Farmasetika II III 1 Kaki tiga & kasa Penyangga pemanasan 1 : 1 Acidum Ascorbicum 0,100 kg
- injeksi ampul dan vial 1.1 Menyetarakan timbangan Farmasi Industri 2 Lampu spiritus Memanaskan 1 : 1 Acidum Stearinicum 0,600 kg
- salep mata 1.2 Menyetarakan timbangan 3 Corong kacabesar Memasukkan cairan 1 : 1 Adeps lanae 0,75 kg
- tetes mata 1.3 Menyeterilkan peralatan
yang dibutuhkan
4 Corong kaca kecil Memasukkan cairan 1 : 1 Cera alba 0,75 kg
- infus intravena 1.4 Menghitung jumlah/berat
obat
5 Kaca arloji 8 cm Wadah untuk menimbang 2 : 1 Cetaceum 0,15 kg
- gauze (salep kasa
steril)
1.5 Menimbang bahan obat 6 Batang pengaduk Untuk mengaduk 1 : 1 Cetyl alcohol 0,1 kg
1.6 Mencampur/melarutkan
obat secara aseptis
7 Cawan porselen Wadah melebur dasar salap 2 : 1 Coffein 0,063 kg
1.7 Menyeterilkan obat (na
steril)
8 Erlenmeyer 250 ml Wadah larutan 2 : 1 Emulgid 0,213 kg
1.8 Membuat brosur dan doos
obat
9 Erlenmeyer 100 ml Wadah larutan 2 : 1 Glucosa 0,188 kg
1.9 Mengemas obat 10 Gelas ukur 250 ml Untuk mengukur cairan 1 : 1 Lactosum 0,5 kg
1.10 Menulis etiket obat 11 Gelas ukur 100 ml Untuk mengukur cairan 1 : 1 Natrii Chloridum 0,5 kg
1.11 Menyerahkan obat 12 Gelas ukur 25 ml Untuk mengukur cairan 1 : 1 Paraffin solidum 0,2 kg
13 Gelas ukur 10 ml Untuk mengukur cairan 1 : 1 Vaseline album 2 kg
14 Beaker glass 400 ml Wadah larutan 1 : 1 Vaseline flavum 4 kg
15 Beaker glass 250 ml Wadah larutan 1 : 1 Alkohol 96 % 6 liter
27. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 22
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT &
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
16 Beaker glass 100 ml Wadah larutan 1 : 1 Glycerin 0,5 liter
17 Beaker glass 50 ml Wadah larutan 1 : 1 Oleum Sesami 0,5 liter
18 Lumpang besar 14 cm Untuk mehaluskan/
mencampur bahan
1 : 1 Paraffin liquidum 2 liter
19 Lumpang kecil 11 cm Untuk mehaluskan/
mencampur bahan
1 : 1 Spiritus 6 liter
20 Oven Untuk mengeringkan 1 : 20 Triaethanolamin 0,25 liter
21 Autoclav Untuk sterilisasi 1 : 20 Etiket biru 0,075 rim
22 Timbangan gram
kasar
Untuk menimbang bahan 1 : 1 Ampul @ 1 ml 600 buah
23 Timbangan gram
halus
Untuk menimbang bahan 1 : 2 Ampul @ 2 ml 450 buah
24 Bunsen penutup
ampul
Untuk menutup ampul 1 : 20 Ampul @ 5 ml 50 buah
25 Alat penyegel vial Aluminium cap 1 : 20 Kain kasa 0,125 rol
26 Lemari bahan obat Untuk menyimpan bahan 1 : 10 Kertas saring 0,25 rim
27 Pinset Alat penjepit 1 : 1 Tube 5 gram 100 buah
28 Pinset besar Alat penjepit 1 : 5 Tube 10 gram 100 buah
29 Vial Wadah obat suntik dosis
ganda
1 : 1 Aqua destillata 500 liter
30 Karet Vial Penutup vial 1 : 1 Chloramphenicol 0,2 kg
31 Kertas Saring 20 x 20
cm
Untuk menyaring larutan 1 : 1 Tetracyclin HCl 0,2 kg
32 Kapas gulung Untuk menutup wadah steril 1 : 10 Vitamin B1 0,2 kg
28. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 23
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT &
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
33 pH-universal (kotak) Untuk mengukur pH 1 : 20 Vitamin C 0,5 Kg
34 Erlenmeyer 500 ml Wadah larutan 1 : 1 Antalgin 1 Kg
37 Chrusen Tang Penjepit 1 : 20 KCl 0,5 Kg
38 Anak Timbangan 1 set Penara berat 1 : 20 CaCl2 0,5 Kg
39 Chruss Porselin Wadah untuk memijar 1 : 20
40 Kawat Segitiga Penyangga 1 : 10
41 Waterbath elektrik Untuk memanaskan/
menguapkan
1 : 20
42 Lampu UV Sumber sinar UV 1 : 10
43 Test Kejernihan Untuk menguji kejernihan 1 : 10
44 Lemari Laminir Tempat pekerjaan aseptis 1 : 10
45 Alat Pengisi Larutan
Injeksi
Untuk mengisi ampul 1 : 10
46 Bunsen Gas Untuk melebur kaca 1 : 4
47 Anak Timbangan 1 set Penara berat 1 : 2
29. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 24
C. LABORATORIUM FARMASI INDUSTRI
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
&
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
1 Membuat formulasi
sediaan obat dalam
bentuk :
1.1 Membuat sediaan dalam
skala laboratorium
Farmasetika
Dasar
IV 1 Alat sieve shake Untuk menyeragamkan
ukuran granul
1 : 1 Parasetamol 2.400 kg
- tablet 1.2 Membuat formula tablet Farmasetika I 2 Alat uji alir Uji waktu alir granul 1 : 5 Methampyronum 2.500 kg
- suppositoria 1.3 Menghitung bahan obat
dan bahan tambahan
Farmasetika II 3 Ayakan mesh 16 Mengayak bahan obat 1 : 5 Lactosum 0,500 kg
- kapsul 1.4. Menimbang bahan obat
dan bahan tambahan
Fisika Farmasi 4 Ayakan mesh 100 Mengayak bahan obat 1 : 5 Avicel 101 0,500 kg
- larutan 1.5 Mencampur bahan obat
dan bahan tambahan
Farmasi Industri 5 Ayakan mesh 12 Mengayak bahan obat 1 : 5 Amylum 0,500 kg
- salep 1.6 Membuat massa granul 6 Ayakan mesh 20 Mengayak bahan obat 1 : 5 Aerosil 0,200 kg
- krim 1.7 Mengeringkan granul 7 Ayakan mesh 40 Mengayak bahan obat 1 : 5 Magnesium
Stearat
0,04 kg
- suspensi 8 Ayakan mesh 60 Mengayak bahan obat 1 : 5 Talkum 0,04 kg
- emulsi 9 Ayakan mesh 80 Mengayak bahan obat 1 : 2 Gelatin 0,2 kg
- eliksir 10 Baskom stainless Wadah pencampur
bahan
1 : 2 Povidon K30 0,2 kg
2. Mampu melakukan
pengujian hasil
sediaan obat yang
diproduksi
2.1 Melakukan pengujian
terhadap granul
11 Batang pengaduk Mengaduk campuran zat 1 : 2 Vitamin C 0,500 kg
2.2 Mencetak tablet 12 Beaker glass 100
ml
Wadah larutan 1 : 2 Acidum
Acetylsalicylicum
0,400 kg
2.3 Melakukan pengujian
terhadap tablet
13 Beaker glass 1000
ml
Wadah larutan 1 : 2 Lactosa direct
compress
1 kg
2.4 Membuat doos dan
brosur
14 Beaker glass 250
ml
Wadah larutan 1 : 2 Avicel 102 1 kg
2.5 Mengemas tablet 15 Beaker glass 50 ml Wadah larutan 1 : 2 Dicalcium fosfat
granul
1 kg
2.6 Membuat formula
supositoria
16 Beaker glass 500
ml
Wadah larutan 1 : 1 Primojel 0,1 kg
2.7 Menghitung bahan obat
dan bahan tambahan
17 Bulk Density Tester Mengukur kerapatan
masa granul
1 : 5 Tetrasiklin 0,6 kg
2.8 Menimbang bahan obat
dan bahan tambahan
18 Cetakan ovula Mencetak ovula 1 : 5 Theophyllin 0,3 kg
30. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 25
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
&
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
2.9 Mencampur bahan obat
dan bahan tambahan
19 Cetakan
Suppositoria
Mencetak suppositoria 1 : 1 Aminophillyn 0,3 kg
2.10 Membuat massa
suppositoria
20 Disintegration
tester
Uji waktu hancur tablet 1 : 1 Oleum Cacao 5,5 kg
2.11 Mencetak supositoria 21 Friability tester Uji keregasan tablet 1 : 2 Cera Flava 0,200 kg
2.12 Mengeluarkan
supositoria dari cetakan
22 Gelas ukur 10 ml Mengukur cairan 1 : 2 Parafin liquidum 0,5 1iter
2.13 Menimbang berat
supositoria
23 Gelas ukur 100 ml Mengukur cairan 1 : 2 Acidum
Acetylsalicylicum
0,5 kg
2.14 Membuat doos dan
brosur
24 Gelas ukur 1000 ml Mengukur cairan 1 : 2 Acidum
Stearinicum
0,5 kg
2.15 Mengemas supositoria 25 Gelas ukur 25 ml Mengukur cairan 1 : 2 Adeps lanae 1 kg
2.16 Membuat formula obat 26 Gelas ukur 250 ml Mengukur cairan 1 : 2 Cera alba 1 kg
2.17 Menghitung bahan obat
dan bahan tambahan
27 Gelas ukur 50 ml Mengukur cairan 1 : 2 Cetaceum 1 kg
2.18 Menimbang bahan obat
dan bahan tambahan
28 Gelas ukur 500 ml Mengukur cairan 1 : 20 Cetyl alcohol 1 kg
2.19 Mencampur bahan obat
dan bahan tambahan
29 Hardness tester Uji kekerasan tablet 1 : 10 CMC 1 kg
2.20 Membuat massa obat 30 Jangka sorong Mengukur ketebalan/
diameter tablet
1 : 5 Emulgid 1 kg
2.21 Melakukan pengujian
produk jadi
31 Lumpang + alu Menghaluskan/
mencampur bahan
1 : 20 Gom arab 1 kg
2.22 Membuat doos dan
brosur obat
32 Mesin tablet Single
Punch
Mencetak tablet 1 : 20 Nipagin 0,5 kg
2.23 Mengemas obat 33 Mesin tablet Rotary Mencetak tablet 1 : 20 Paraffin solidum 1 kg
34 Moisture balance Mengukur kelembaban Vaseline album 2 kg
35 Oven Mengeringkan 1 : 10 Vaseline flavum 2 kg
36 Timbangan analitik Menimbang teliti 1 : 5 Alkohol 95 % 2 liter
37 Water bath electric Memanaskan/menguapk
an
1 : 20 Glycerin 1 liter
38 Alat disolusi Uji kelarutan obat
dipencernaan
1 : 20 Oleum Sesami 1 liter
39 Viskometer Mengukur viskositas 1 : 20 Triethanolamin 1 liter
31. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 26
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
&
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
40 Homogenizer Mencampurkan 1 : 20 Stearylalcoholum 1 kg
41 pH-meter Mengukur pH 1 : 20 Propilenglikol 0,5 liter
42 Spektrofotometer
UV-Vis
Untuk analisa kuali dan
kuanti
1 : 20 Nipasol 1 kg
43 Erlenmeyer 50 ml Wadah larutan 1 : 10
44 Erlenmeyer 100 ml Wadah larutan 1 : 10
45 Erlenmeyer 250 ml Wadah larutan 1 : 10
46 Erlenmeyer 500 ml Wadah larutan 1 : 10
47 Timbangan gram
kasar
Menimbang bahan 1 : 20
48 Timbangan gram
halus
Menimbang bahan 1 : 20
32. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 27
D. LABORATORIUM FARMAKOGNISI
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
&
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
1 Membuat simplisia
rajangan dan
serbuk dan dapat
mengidentifikasi
simplisia secara
makroskopik dan
mikroskopik
1.1 Mampu membuat
simplisia rajangan dan
serbuk
Farmakognosi I IV 1 Piring plastik Wadah simplisis 1 : 1 Ammonia p.a 2,5 liter
1.2 Membuat simplisia
serbuk
Biologi Farmasi 2 Ayakan mesh* Untuk mengayak 1 : 5 Aquadest 40 liter
1.3 Mengidentifikasi
simplisia secara
makroskopik
3 Beaker glass 100
ml
Wadah larutan 1 : 2 Asam Asetat p.a 2,5 liter
1.4 Mengidentifikasi
simplisia secara
makroskopik
4 Beaker glass 250
ml
Wadah larutan 1 : 2 Asam Klorida p.a 2,5 liter
5 Beaker glass 50 ml Wadah larutan 1 : 2 Asam Sulfat p.a 2,5 liter
2 Mampu Membuat
sediaan galenika,
mengidentifikasi,
mengisolasi
senyawa kimia dan
menghitung kadar
minyak atsiri dalam
simplisia berbagai
ukuran derajat
halus serbuk.
2.1 Membuat sediaan
galenika dengan
berbagai cara penyarian
6 Beaker glass 1000
ml
Wadah larutan 1 : 2 Aseton p.a 2,5 liter
2.2 Mengidentifikasi
senyawa kimia dalam
simplisia
Farmakognosi II V 7 Beaker glass 500
ml
Wadah larutan 1 : 2 Etanol teknis 40 liter
2.3 Mengisolasi senyawa
kimia dari simplisia
8 Gelas ukur 25 ml Mengukur cairan 1 : 2 Eter teknis 20 liter
2.4 Menghitung kadar
minyak atsiri dalam
simplisia
9 Gelas ukur 50 ml Mengukur cairan 1 : 2 Etil asetat p.a 1 liter
10 Gelas ukur 100 ml Mengukur cairan 1 : 2 Ferri Chlorida p.a 0,05 kg
11 Gelas ukur 250 ml Mengukur cairan 1 : 2 Hexana teknis 20 liter
12 Gelas ukur 1000 ml Mengukur cairan 1 : 2 Chloroform p.a 2,5 liter
13 Gelas ukur 5 ml Mengukur cairan 1 : 2 Chloroform teknis 20 liter
14 Gelas ukur 500 ml Mengukur cairan 1 : 2 Methanol p.a 1 liter
15 Erlenmeyer 250 ml Wadah larutan 1 : 2 Methanol teknis 20 liter
16 Erlenmeyer 100 ml Wadah larutan 1 : 2 Natrium
Hidroksida
0,1 kg
17 Erlenmeyer 50 ml Wadah larutan 1 : 2 Natrium Klorida 0,5 kg
33. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 28
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
&
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
18 Erlenmeyer 500 ml Wadah larutan 1 : 2 n-Butanol p.a 1 liter
19 Batang pengaduk Mengaduk 1 : 2 Pereaksi
Dragendorf
0,5 liter
20 Cover glass Penutup preparat 5 : 1 Pereaksi Meyer 0,5 liter
21 Kaki tiga Tungku 1 : 3 Simplisia
(berbagai jenis)
1 kg
22 Lampu spiritus Pemanas 1 : 2 Chloral hydrate 2 kg
23 Mesin giling disk
mill
Menggiling 1 : 20 Sampel jamu
berbagai merk
2 bungkus
24 Mikroskop Melihat benda kecil 1 : 1 Iodium 0,25
25 Objek glass Meletakkan preparat 5 : 1 Brand Spiritus 10
26 Penjepit kayu Menjepit tabung reaksi 1 : 1
27 Pipet tetes Mengambil cairan 3 : 1
28 Botol reagen Wadah reagen 1 : 4
29 Lemari simplisia Tempat simplisia 1 : 20
30 Lemari etalase Tempat Alat 1 : 20
31 Stoples simplisia Tempat simplisia 3 : 1
32 Alat destilasi biasa dedstilasi zat 1 : 5
33 Alat destilasi stahl dedstilasi zat 1 : 5
34 Alat penyemprot
reagen
Melihat bercak 1 : 10
35 Ayakan mesh* Mengayak 1 : 20
36 B. Kromatografi
10x20
Analisa secara
kromatografi
1 : 10
37 B. Kromatografi
20x20
Analisa secara
kromatografi
1 : 10
38 B. Kromatografi
mini
Analisa secara
kromatografi
1 : 5
34. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 29
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
&
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
39 B. Pengaduk Mengaduk 1 : 5
40 Cawan porcelain
125 ml
Wadah Peneringan 1 : 2
41 Cawan porcelain
300 ml
Wadah Peneringan 1 : 2
42 Cawan porcelain
500 ml
Wadah Peneringan 1 : 2
43 Cawan porcelain
1000 ml
Wadah Peneringan 1 : 2
44 Corong kaca Φ 10
cm
Memasukkan cairan 1 : 2
45 Corong kaca Φ 5
cm
Memasukkan cairan 1 : 2
46 Hair dryer Pengering 1 : 10
47 Hot plate Pemanas datar 1 : 20
48 Kaki tiga Tungku 1 : 5
49 Corong pisah 100
ml
Memisahkan cairan 1 : 2
50 Corong pisah 250
ml
Memisahkan cairan 1 : 2
51 Labu ukur 10 ml Mengukur cairan 1 : 10
52 Labu ukur 25 ml Mengukur cairan 1 : 10
53 Labu ukur 50 ml Mengukur cairan 1 : 10
54 Lampu spiritus Pemanas 1 : 5
55 Lampu UV Sumber sinar UV 1 : 10
56 Desikator Wadah Pengering 1 : 10
57 Mesin giling disk
mill
Menggiling 1 : 20
58 Panci infusa Membuat infusa 1 : 2
59 Penjepit kayu Menjepit tabung reaksi 1 : 5
35. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 30
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
&
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
60 Perkolator Merendap simplisia 1 : 2
61 Pipa kapiler Mengambil cairan
volume kecil
1 : 1
62 Pipet tetes Mengambil cairan
volume kecil
1 : 1
63 Plat Thin Layer
Chromatography
Analisis zat 1 : 5
64 Ring support Menyangga labu
destilasi
1 : 2
65 Rotary evaporator Menguapkan ekstrak 1 : 20
66 Sokhlet Mengekstraksi 1 : 5
67 Spatula Untuk mengambil dasar
salap
1 : 1
68 Pinset Untuk menjepit 1 : 1
69 Statif Untuk penyangga 1 : 2
70 Tabung reaksi 10
ml
Wadah untuk
mereaksikan
1 : 1
71 Tabung reaksi 20
ml
Wadah untuk
mereaksikan
1 : 1
72 Termometer Untuk mengukur suhu 1 : 5
73 Timbangan analitik
balance
Untuk menimbang teliti 1 : 10
74 Timbangan analitik
elektrik
Untuk menimbang teliti 1 : 10
75 Water bath Untuk Menguapkan
cairan/ melebur dasar
salep
1 : 20
76 Heating mantle Pemanas bungkus 1 : 5
77 Kertas saring 20 x
20 cm
Untuk menyaring 2 :1
78 Kain flanel Untuk menyaring 1 : 1
79 pH-universal
(kotak)
Untuk mengukur pH 1 : 20
80 Vacuum pump Untuk menghisap 1 : 10
36. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 31
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
&
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
81 Chromatogrphy
reagent sprayer
Menampak noda 1 : 5
82 Kolom kromatografi Untuk analisa kuali dan
kuanti
1 : 5
83 Lemari asam Tempat zat asam untuk
mengeringkan
1 : 20
84 Filtering flask Wadah penyaring 1 : 5
85 Corong buchner Corong untuk penyaring 1 : 5
86 Kapas gulung Untuk menyaring
partikel kasar
1 : 20
87 Botol Reagen Wadah reagen 1 : 2
88 Botol Semprot Wadah aqua 1 : 5
89 Lampu Penerangan Untuk sumber cahaya 1 : 2
90 Mikroskop Melihat benda kecil 1 : 1
37. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 32
E. LABORATORIUM FARMAKOLOGI
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
&
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
1 Mampu
memperlakukan
hewan coba dan
menguji efek
farmakologi obat -
obat golongan :
1.1 Menyiapkan hewan coba
yang memenuhi kriteria
Anatomi
Fisiologi
III 1 Accu check 1 : 10 Aluminium foil 1 gulung
1.2 Menyiapkan sample obat
untuk bahan uji
Farmakologi
Dasar
2 Lancet Mengambil darah 1 : 1 Asam
Mefenamat
10 tablet
- diuretika 1.3 Memperlakukan hewan
coba untuk pengujian
efek obat
Farmakologi I 3 Alat Sentrifuge Memisahkan endapan 1 : 20 Acidum
Acetylsalicylicum
10 gram
- analgetika 1.4 Mampu memberikan
larutan obat dengan
menggunakan sonde
Farmakologi II 4 Anatomy pinset Penjepit anatomi 1 : 1 Atropin Sulfas 10 gram
- antidiabetika oral 1.5 Memberikan obat secara
parenteral (IM, IV, SC,
IP)
5 Baki plastik 18x22
cm
Wadah untuk membawa 1 : 2 Bisacodyl tablet 10 tablet
- antipiretika 1.6 Mengukur suhu tubuh
hewan coba
6 Baki platik 25x30
cm
Wadah untuk membawa 1 : 2 Eter teknis 1 liter
- asam urat 1.7 Menyuntik hewan coba 7 Beaker glass 100
ml
Wadah larutan 1 : 5 Furosemid tablet 10 tablet
- hipnotika 1.8 Mengukur volume urin
hewan coba
8 Beaker glass 250
ml
Wadah larutan 1 : 5 Glibenclamid
tablet
10 tablet
- obat diare 1.9 Membedah hewan coba 9 Beaker glass 50 ml Wadah larutan 1 : 5 Isolasi 1 cm 1 rol
dan melakukan
bedah hewan coba
1.10 Mengukur/mengamati
efek obat pada hewan
coba
10 Beaker glass 500
ml
Wadah larutan 1 : 5 Isolasi 5 cm 1 rol
1.11 Membuat data percobaan 11 Corong kaca Memasukkan cairan 1 : 1 Kain kasa 1 gulung
1.12 Menghitung data obat
dengan metode statistik
12 Cutter Memotong 1 : 5 Kertas saring 10 lembar
1.13 Menjelaskan data hasil
percobaan
13 Gelas ukur 10 ml Mengukur cairan 1 : 5 Lasix injeksi 10
mg 2ml
2 ampul
14 Gelas ukur 100 ml Mengukur cairan 1 : 5 Lodia tablet 10 tabl
15 Gelas ukur 25 ml Mengukur cairan 1 : 5 Natrii Chloridum 50 gram
16 Gelas ukur 5 ml Mengukur cairan 1 : 1 Oleum Ricini 1 liter
38. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 33
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
&
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
17 Gelas ukur 50 ml Mengukur cairan 1 : 5 P3K 1 set
18 Gunting bedah Memotong preparat 1 : 1 Parasetamol 10 gram
19 Jarum suntik Menyuntik 1 : 1 Penthotal injeksi 1 vial
20 Kandang biologis Kurungan hewan 1 : 1 Pilocarpin 10 gram
21 Kandang diuretik Kurungan hewan 1 : 1 Selotipe 1 cm 3 rol
22 Kandang hewan
coba
Kurungan hewan 1 : 1 Tissue gulung 10 gulung
23 Lumpang dan alu
15 cm
Mehaluskan/
mencampur bahan
1 : 10 Tragacan 50 gram
24 Mangkuk
pengamatan
1 : 1 Morfin HCl
injeksi
5
25 Mikropipet Mengambil cairan
volume sedikit
1 : 5 Asam Asetat 25
%
50
26 Paku untuk bedah Memaku preparat 4 : 1 Diazepam 10
27 Papan steoroform 1 : 1 Kelinci ± 2 Kg 20
28 Penggaris Menggaris 1 : 5 Merpati ± 200
Kg
20
29 Pinset anatomi Menjepit anatomi 1 : 1 Mencit ± 20
gram
200
30 Pinset bedah Menjepit anatomi 1 : 1
31 Pinset bengkok Menjepit 1 : 5
32 Sonde oral Memasukkan makanan
ke kerongkongan
1 : 1
33 Spatel logam Mengambil dasar salap
(bahan logam)
1 : 5
34 Spuit 1 ml Menyuntik 1 : 1
35 Spuit 10 ml Menyuntik 1 : 5
36 Spuit 2,5 ml Menyuntik 1 : 5
37 Spuit 5 ml Menyuntik 1 : 5
39. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 34
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
&
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
38 Tabung ependorf 1 : 1
39 Timbangan analitik
elektrik
Menimbang teliti 1 : 20
40 Timbangan hewan Menimbang hewan 1 : 5
41 Tip mikropipet 1 : 1
42 Vial kosong 10 ml Wadah obat suntik dosis
ganda
1 : 1
43 Vial kosong 50 ml Wadah obat suntik dosis
ganda
1 : 5
44 Wadah untuk
anastesi
Untuk cairan anestesi 1 : 5
45 Alat uji asam urat Uji asam urat 1 : 10
46 Termometer hewan
uji
Mengukur suhu tubuh
hewan
1 : 5
47 Kertas saring 20 x
20 cm
Untuk menyaring 1 : 1
48 Kapas (gulung) Untuk menyerap/
membersihkan cairan
1 : 20
40. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 35
F. LABORATORIUM KIMIA
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN
MATA
KULIAH
SMT NAMA ALAT
SPESIFIKAS
I ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
&
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
1 Melakukan analisis : 1.1 Menjelaskan sifat garam
anorganik
Kimia Dasar II dan III 1 Batang pengaduk Untuk mengaduk 1 : 1 Perak nitrat p.a 0,200 kg
a. Kimia kualitatif anion
- kation
1.2 Menghitung bahan untuk
membuat larutan
Kimia Organik 2 Beaker glass 100
ml
Wadah larutan 1 : 1 Alfa naftol p.a 0,050 kg
b. Kimia kuantitatif
acidi - alkalimetri,
permanganometri,
iodimetri, iodometri,
argentometri,
nitrimetri, dan
kompleksimetri
1.3 Menimbang bahan obat
dengan neraca analitik
3 Beaker glass 1000
ml
Wadah larutan 1 : 1 Alkohol 40 liter
1.4 Membuat larutan pereaksi 4 Beaker glass 250
ml
Wadah larutan 1 : 1 Amiylalcohol p.a 0,5 liter
1.5 Membuat larutan sample 5 Beaker glass 50
ml
Wadah larutan 1 : 1 Aminophyllin 0,100 kg
c. Kimia kualitatif
bahan baku obat
golongan : alkohol,
karbohidrat, asam,
vitamin, antibiotik,
nantihistamin,
sulfonamida,
nalkaloid dalam
bentuk tunggal dan
campuran
1.6 Mengidentifikasi kation dan
anion dalam larutan
Kimia Farmasi
I
IV 6 Beaker glass 500
ml
Wadah larutan 1 : 1 Amoksisilin 0,100 kg
1.7 Menuliskan reaksi kimia
pada setiap reaksi
identifikasi kation/anion
Kimia Farmasi
II
7 Botol semprot Wadah aqua 1 : 1 Amonia pekat p.a 2,5 liter
1.8 Menentukan kadar sampel
secara acidi-alkalimetri
8 Botol timbang Wadah untuk
menimbang
1 : 1 Amonium asetat
p.a
0,100 kg
1.9 Menentukan kadar sampel
secara permanganometri
9 Buret 10 ml Untuk Titrasi 1 : 1 Amonium Carbonat
p.a
0,100 kg
1.10 Menentukan kadar sampel
secara iodimetri/iodometri
10 Buret 25 ml Untuk Titrasi 1 : 1 Amonium Chlorida
p.a
0,250 kg
1.11 Menentukan kadar sampel
secara argentometri
11 Buret 50 ml Untuk Titrasi 1 : 1 Amonium Molybdat
p.a
0,100 kg
1.12 Menentukan kadar sampel
secara nitrimetri
12 Cawan porcelain Wadah melebur
dasar salap
1 : 1 Amonium Oxalat
p.a
0,100 kg
1.13 Menentukan kadar sampel
secara kompleksometri
13 Corong kaca Memasukkan
cairan
1 : 1 Ampisillin 0,100 kg
1.14 Menuliskan reaksi kimia
pada setiap penentuan
kadar larutan baku primer
14 Desikator Wadah Pengering 1 : 10 Anestesin 0,100 kg
1.15 Menuliskan rumus reaksi
kimia pada setiap
penentuan kadar sampel
15 Erlenmeyer 100
ml
Wadah larutan 3 : 1 Methampyronum 0,1 kg
41. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 36
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN
MATA
KULIAH
SMT NAMA ALAT
SPESIFIKAS
I ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
&
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
1.16 Melakukan identifikasi
bahan farmasi
16 Erlenmeyer 250
ml
Wadah larutan 3 : 1 Aquadest 1000 liter
1.17 Menuliskan rumus reaksi
kimia pada setiap reaksi
17 Erlenmeyer 50 ml Wadah larutan 3 : 1 Acidum Boricum 0,500 kg
18 Erlenmeyer 500
ml
Wadah larutan 1 : 1 Acidum Oxalat p.a 0,500 kg
19 Furnace* 1 : 20 Acidum Citricum 0,250 kg
20 Gelas ukur 50 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 1 Acidum Pikrat p.a 0,100 kg
21 Gelas ukur 10 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 1 Acidum
Sulfanilicum p.a
0,050 kg
22 Gelas ukur 100 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 1 Acidum Tartaricum
p.a
0,100 kg
23 Gelas ukur 1000
ml
Untuk mengukur
cairan
1 : 1 Acidum Aceticum
p.a
0,250 liter
24 Gelas ukur 25 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 1 Acidum Benzoicum 0,100 kg
25 Gelas ukur 250 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 1 Acidum Mefenemic 0,100 kg
26 Gelas ukur 5 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 1 Acidum Salisilat 0,100 kg
27 Gelas ukur 500 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 5 Asam sulfat 96%
p.a
2,5 liter
28 Hot plate Pemanas datar 1 : 5 Aseton 0,5 liter
29 Iodine flask 1000
ml
Wadah Iodium 1 : 5 Acidum
Acetylsalicylicum
0,100 kg
30 Iodine flask 500 ml Wadah Iodium 1 : 5 Barium Chlorida
p.a
0,100 kg
31 Iodine flask 250 ml Wadah Iodium 1 : 5 Calsium
Pantotenat
0,100 kg
32 Kaca arloji Wadah untuk
menimbang
1 : 1 Chloroform p.a 2,0 liter
33 Kaki tiga Tungku 1 : 1 CMC 0,100 kg
34 Kawat kasa Untuk penyangga
pemanasan
1 : 1 Cobalt Nitrat p.a 0,050 kg
35 Krus porselen
berttp
Untuk Pijar 1 : 1 Coffein 0,100 kg
42. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 37
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN
MATA
KULIAH
SMT NAMA ALAT
SPESIFIKAS
I ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
&
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
36 Kertas saring 20 x
20 cm
Untuk menyaring 1 : 1 Chlorpromazin HCl 0,100 kg
37 Kertas lakmus
(kotak)
pengukur pH 1 : 5 Chlorpheniramini
maleas
0,100 kg
38 Indikator universal
(kotak)
pengukur pH 1 : 10 Cupri Sulfas p.a 1,0 kg
39 Kapas (gulung) Untuk penyumbat 1 : 20 DAB p.a 0,100 kg
40 Labu ukur 250 ml Untuk mengukur
cairan
2 : 1 Difenilamin p.a 0,200 kg
41 Labu ukur 10 ml Untuk mengukur
cairan
2 : 1 Diphenhidramin
HCl
0,100 kg
42 Labu ukur 100 ml Untuk mengukur
cairan
2 : 1 Eriochrome Black
T p.a
0,100 kg
43 Labu ukur 25 ml Untuk mengukur
cairan
2 : 1 Etanol 2,5 liter
44 Labu ukur 50 ml Untuk mengukur
cairan
2 : 1 Eter p.a 1,0 liter
45 Labu ukur 500 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 2 Ferri Chloridum p.a 0,100 kg
46 Lampu spiritus Untuk pemanas 1 : 1 Ferrosi Sulfas p.a 0,100 kg
47 Lemari asam Tempat zat asam 1 : 20 Formalin p.a 0,25 kg
48 Magnetik stirer Untuk mengaduk
dengan putaran
magnet
1 : 5 Fruktosa p.a 0,100 kg
49 Mortar dan
stamper
untuk
menghaluskan/
mencampur bahan
1 : 1 Galaktosa 0,100 kg
50 Oven Untuk
mengeringkan
1 : 10 Gliserin 0,5 liter
51 Penjepit kayu Untuk menjepit 1 : 1 Glukosa 0,250 kg
52 Pipet fuller Untuk mengukur
volume tertentu
1 : 1 Hidogen Peroksida
50%
0,5 liter
53 Pipet tetes kecil Untuk mengambil
cairan
4 : 1 Asam Klorida pekat
p.a
2,5 liter
54 Pipet tetes
panjang
Untuk mengambil
cairan
4 : 1 Hirargyri
bichloridum p.a
0,100 kg
55 Pipet volume 1 ml Untuk mengambil
cairan berbagai
volume
1 : 1 Asam nitrat pekat
p.a
1 liter
43. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 38
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN
MATA
KULIAH
SMT NAMA ALAT
SPESIFIKAS
I ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
&
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
55 Pipet volume 10
ml
Untuk mengambil
cairan berbagai
volume
1 : 1 Iodium p.a 2.500 kg
53 Pipet volume 2 ml Untuk mengambil
cairan berbagai
volume
1 : 1 Kalium natrium
tartrat p.a
0,100 kg
54 Pipet volume 20
ml
Untuk mengambil
cairan berbagai
volume
1 : 1 Kalium Bichromat
p.a
0,100 kg
55 Pipet volume 25
ml
Untuk mengambil
cairan berbagai
volume
1 : 1 Kalium Chromat
p.a
0,100 kg
56 Pipet volume 3 ml Untuk mengambil
cairan berbagai
volume
1 : 1 Kalium Ferro
cyanida p.a
0,100 kg
57 Pipet volume 4 ml Untuk mengambil
cairan berbagai
volume
1 : 1 Kalium Ferri
cyanida p.a
0,100 kg
58 Pipet volume 5 ml Untuk mengambil
cairan berbagai
volume
1 : 1 Amylum p.a 0,100 kg
59 Pipet volume 50
ml
Untuk mengambil
cairan berbagai
volume
1 : 1 Kalium Hipochlorit
p.a
0,100 kg
60 Rak tabung reaksi Tempat tabung
reaksi
1 : 1 Kalium Thiocyanat
p.a
0,100 kg
61 Sentrifuge Untuk
memisahkan
endapan
1 : 20 Kalium Biftalat p.a 0,500 kg
62 Spatula logam Untuk mengambil
dasar salap
(bahan logam)
1 : 1 Kalium Iodida p.a 2.000 kg
63 Statif Untuk penyangga 1 : 1 Kalium Iodat p.a 0,200 kg
64 Tabung reaksi
besar
Wadah untuk
mereaksikan
1 : 1 Chloramphenicolu
m
0,100 kg
65 Tabung reaksi
kecil
Wadah untuk
mereaksikan
12 : 1 Kalium
Permanganat p.a
0,500 kg
44. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 39
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN
MATA
KULIAH
SMT NAMA ALAT
SPESIFIKAS
I ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
&
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
66 Timbangan
analitik
Untuk menimbang
teliti
1 : 5 Kalium Hidroksida
p.a
0,250 kg
67 Labu kjehdal Wadah destilasi 1 : 20 Lactosum 0,250 kg
68 Water bath Untuk
Menguapkan
cairan/ melebur
dasar salep
1 : 10 Lidokain HCl 0,100 kg
1 : 1 Merah metil 0,05 kg
69 Plat tetes Wadah
mereaksikan
1 : 20 Metanol p.a 1,0 liter
70 Lampu UV Sumber sinar UV 1 : 1 Magnesium Sulfat
p.a
0,250 kg
71 Krus porselen
bertutup
Untuk Pijar 1 : 5 Natrium Thiosulfas
p.a
2.000 kg
72 Mikroskop Untuk melihat
benda kecil
1 : 1 Natrium Asetat p.a 0,100 kg
73 Ring sublimasi Untuk sublimasi
zat padat
1 : 5 Natrium Nitroprusid
p.a
0,100 kg
74 Hot Plat &
Magnetik Stirer
Untuk
memanaskan dan
mengaduk
Natrium Phospat
p.a
0,100 kg
Natrium EDETAT
p.a
0,500 kg
Natrium Carbonas
p.a
1.000 kg
Natrium Bromidum
p.a
0,250 kg
Natrium Chloridum
p.a
0,200 kg
Natrium
Bicarbonas p.a
0,250 kg
Natrium Iodida p.a 0,500 kg
Natrium Nitrit p.a 0,250 kg
Natrium
Hidroxydum p.a
1.000 kg
Nikotinamidum 0,100 kg
Parafin liquidum 0,5 liter
Parasetamol 0,150 kg
45. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 40
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN
MATA
KULIAH
SMT NAMA ALAT
SPESIFIKAS
I ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
&
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
Plumbi Asetas 0,100 kg
Phenobarbital 0,100 kg
Phenolptalein 0,050 kg
Procain HCl 0,100 kg
Resorcinum 0,100 kg
Sulfamerazin 0,100 kg
Sulfacetamid 0,100 kg
Sulfadiazin 0,100 kg
Sulfaguianidin 0,100 gram
Sulfametokszol 0,200 gram
Sulfamezatin 0,100 gram
Sulfanilamid 0,100 gram
Tetracycline 0,100 gram
Theophillin 0,100 gram
Vanillin 0,100 gram
Vit B2 0,100 gram
Vit. B6 0,100 gram
Vit.B1 0,100 gram
Vitamin C 0,500 gram
Zinc Uranyl Acetat 0,200 gram
ZnSO4 0,250 gram
46. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 41
G. LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKA
SI ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
&
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
1 Melakukan pembiakan
bakteri
1.1 Melakukan pembiakan
bakteri
Mikrobiologi II 1 Batang pengaduk Untuk mengaduk 1 : 1 Aquadest 20 Liter
2 Melakukan uji
mikrobiologis ALTB
terhadap makanan,
minuman dan jamu
2.1 Melakukan pewarnaan
bakteri
2 Beaker glass 100 ml Wadah larutan 1 : 1 Nutrien Agar 1,92 kg
3 Beaker glass 1000
ml
Wadah larutan 1 : 1 Pepton Dilution
Fluid
0,024 kg
3 Melakukan uji
mikrobiologis MPN
Coliform terhadap
makanan, minuman dan
jamu
3.1 Menentukan bilangan
fenol suatu desinfektan
4 Beaker glass 250 ml Wadah larutan 1 : 1 Mc. Conkey
Broth
0,5 Liter
5 Beaker glass 50 ml Wadah larutan 1 : 1 Plate Count
Agar
0,0096 kg
4 Melakukan uji
mikrobiologis kepekaan
antibiotika terhadap
bakteri
4.1 Melakukan uji
mikrobiologis ALTB
terhadap makanan,
minuman
6 Beaker glass 500 ml Wadah larutan 1 : 5 Muller Hitton
Agar
0,1 kg
5 Melakukan uji
mikrobiologis pengaruh
lingkungan terhadap
pertumbuhan bakteri
5.1 Melakukan uji
mikrobiologis ALTB
terhadap jamu
7 Cover glass ( kotak ) Penutup preparat 1 : 20 Spiritus 20 Liter
5.2 Melakukan uji
mikrobiologis MPN
coliform terhadap
minuman
8 Erlenmeyer 100 ml Wadah larutan 1 : 1 Kapas 0,3 kg
5.3 Melakukan uji potensi
antibiotika terhadap
bakteri
9 Erlenmeyer 250 ml Wadah larutan 1 : 1 cakram disk
blank
1 box
5.4 Melakukan uji
mikrobiologis pengaruh
lingkungan terhadap
pertumbuhan bakteri
10 Erlenmeyer 50 ml Wadah larutan 1 : 1 Plastik timbang 1 kg
5.5 Menentukan daya
antibakteri suatu ekstrak
tumbuhan
11 Erlenmeyer 500 ml Wadah larutan 1 : 5 Kristal violet 5 gram
12 Gelas ukur 50 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 1 Fuchsin 5 gram
13 Gelas ukur 10 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 1 Solutio Lugol 100 ml
14 Gelas ukur 100 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 1 Minyak Immersi 10 ml
47. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 42
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKA
SI ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
&
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
15 Gelas ukur 1000 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 5 Etanol 95% 20 Liter
16 Gelas ukur 25 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 1 Bacillus subtilis 1 tabun
g
17 Gelas ukur 250 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 1 Staphilococcus
aureus
1 tabun
g
18 Gelas ukur 5 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 1 Escherichia coli 1 tabun
g
19 Gelas ukur 500 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 5 Serretia
marcecens
1 tabun
g
20 Inkubator Untuk
menumbuhkan
bakteri
1 : 20 Sampel
makanan ringan
6 bks
21 Kapas ( gulung 1 kg
)
Untuk penyumbat 1 : 10 Sampel
minuman ringan
6 bks
22 Kawat ose Untuk mengambil
bakteri
1 : 1 sampel jamu
serbuk
6 bks
23 Labu ukur 250 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 1
24 Labu ukur 10 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 1
25 Labu ukur 100 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 1
26 Labu ukur 25 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 1
27 Labu ukur 50 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 1
28 Labu ukur 500 ml Untuk mengukur
cairan
1 : 5
29 Lampu spiritus Untuk pemanas 1 : 1
30 Mikroskop binokuler Untuk melihat
benda kecil
1 : 10
31 Object glass ( kotak ) Untuk meletakkan
preparat
1 : 5
32 Autoclav Untuk sterilisasi 1 : 10
33 Oven Untuk
mengeringkan
1 : 20
34 Petri disk Tempat Nutrien 5 : 1
35 Pinset Untuk menjepit 1 : 1
48. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 43
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKA
SI ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
&
PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
36 Pipet volume 1 ml Untuk mengambil
cairan berbagai
volume
1 : 5
37 Pipet volume 2 ml Untuk mengambil
cairan berbagai
volume
1 : 5
38 Pipet volume 3 ml Untuk mengambil
cairan berbagai
volume
1 : 5
39 Pipet volume 4 ml Untuk mengambil
cairan berbagai
volume
1 : 5
40 Pipet volume 5 ml Untuk mengambil
cairan berbagai
volume
1 : 5
41 Rak tabung reaksi Tempat tabung
reaksi
1 : 1
42 Spatula Untuk mengambil
dasar salap
1 : 1
43 Tabung durham Uji eschericia coli 5 : 1
44 Tabung reaksi 20 ml Wadah untuk
mereaksikan
5 : 1
45 Timbangan analitik Untuk menimbang
teliti
1 : 20
46 Cakram pencadang 5 : 1
49. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 44
H. LABORATORIUM FARMASI FISIKA
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
& PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
1 Mampu menentukan
Bobot Jenis Cairan
1.1 Menentukan bobot
jenis cairan
1. Fisika Dasar IV 1 Alat destilasi dedstilasi 1 : 10 Glukosa 0,100 kg
2. Fisika Farmasi 2 Alat uji melting point Uji suhu lebur 1 : 20 Fruktosa 0,100 kg
2 Mampu menentukan
Viskositas Cairan
2.1 Menentukan viskositas
cairan
3 Batang Pengaduk mengaduk 1 : 1 Acidum
Benzoicum
0,100 kg
4 Beaker glass 100 ml Wadah larutan 1 : 1 Vanilin 0,050 kg
3 Mampu menentukan titik
lebur dari senyawa/zat
3.1 Menentukan titik lebur
dari senyawa / zat
5 Beaker glass 1000
ml
1 : 1 Sirup 5 liter
6 Beaker glass 250 ml 1 : 1 Oleum Cocos 1 liter
4 Mampu menentukan
kadar dari suatu zat
dengan menggunakan
rotasi jenis
4.1 Menentukan kadar dari
suatu zat dengan
menggunakan rotasi
jenis
7 Beaker glass 50 ml 1 : 1 Alkohol 96 % 10 liter
8 Beaker glass 500 ml 1 : 5 Gliserin 2 liter
5 Mampu menetapkan
kadar obat dengan
menggunakan
spektrofotometer UV - Vis
5.1 Menetapkan kadar obat
dengan menggunakan
spektrofotometer UV-
Vis
9 Corong kaca Memasukkan cairan 1 : 5 Vitamin C 0,100 kg
10 Erlenmeyer 100 ml Wadah larutan 1 : 1 Vitamin B 1 0,100 kg
6 Mampu melakukan
pemisahan zat /campuran
secara destilasi
6.1 Melakukan pemisahan
zat/campuran zat
secara destilasi
11 Erlenmeyer 250 ml 1 : 1 Vitamin B12 0,100 kg
50. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 45
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
& PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
7 Mampu mengukur Jarak
Didih
7.1 Mengukur jarak didih
suatu zat
12 Erlenmeyer 50 ml 1 : 1 Acidum
Benzoicum
0,100 kg
13 Erlenmeyer 500 ml 1 : 5 Aqua dest 0,100 kg
8 Mampu mengukur Indeks
Bias dengan alat
refraktometer Abbe
8.1 Mengukur indeks bias
suatu zat dengan alat
refraktometer Abbe
14 Gelas ukur 50 ml mengukur cairan 1 : 1 Oleum Anisi 100 g
15 Gelas ukur 10 ml 1 : 1 Oleum Cacao 100 g
16 Gelas ukur 100 ml 1 : 1 Oleum Citri 100 g
17 Gelas ukur 1000 ml 1 : 5 Oleum
Citrunella
100 g
18 Gelas ukur 25 ml 1 : 1 Oleum Cocos 100 g
19 Gelas ukur 250 ml 1 : 1 Oleum
Foeniculi
100 g
20 Gelas ukur 5 ml 1 : 1 Oleum
Kayuputih
100 g
21 Gelas ukur 500 ml 1 : 5 Oleum
Menthepiperitae
100 g
22 Spektrofotometer UV
- Vis
analisa kuali dan
kuanti
1 : 20 Oleum Olivae 100 g
23 Labu ukur 10 ml mengukur cairan 1 : 1 Oleum Ricini 100 g
24 Labu ukur 25 ml 1 : 1 Glicerin 500 g
25 Labu ukur 50 ml 1 : 1 Cera Alba 1 kg
26 pH meter 1 : 1 Cera Flava 1 kg
27 Piknometer 25 ml mengukur Bj 1 : 1 Paraffinum
Solidum
1 kg
28 Pipa kapiler mengambil cairan
volume kecil
1 : 1 Paraffinum
Liquidum
1 kg
29 Pipet Ukur 1 : 1 Lactosa 250 g
51. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 46
NO. KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH SMT NAMA ALAT
SPESIFIKASI
ALAT
KEGUNAAN
RASIO ALAT
& PRAKTIKAN
BAHAN HABIS PAKAI
JENIS JML/SMT
30 Pipet volume 1 ml 1 : 1 Sukrosa 250 g
31 Pipet volume 10 ml 1 : 1
32 Pipet volume 15 ml 1 : 1
33 Pipet volume 2 ml 1 : 1
34 Pipet volume 20 ml 1 : 1
35 Pipet volume 25 ml 1 : 1
36 Polarimeter mengukur polarisasi 1 : 1
37 Refraktometer 1 : 1
38 Viscosimeter Oswald mengukur viskositas 1:10
39 Bola Karet menyemprot 1:10
40 Stop Watch mengukur waktu 1:10
41 Thermometer mengukur suhu 1:10
42 Hot Plate Pemanas datar 1:10
43 Pendingin Balik mengembunkan uap 1:10
44 Termometer -10° -
360°C
mengukur suhu -10
s.d. 360
1:10
45 Penangas Air Menguapkan cairan/
melebur
1:10
46 Loop Untuk melihat
dengan perbesaran
1:10
47 Papan Asbes
Berlubang 3,5cm
1:10
48 Neraca Analitik
Elektrik
menimbang teliti 1:10
52. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes 47
BAB V
PENUTUP
Standar Laboratorium Farmasi Diknakes ditetapkan oleh Kepala Badan PPSDM
Kesehatan sebagai acuan laboratorium Pendidikan Tenaga Kesehatan jurusan
Farmasi.
Diharapkan dengan adanya Standar Laboratorium Farmasi Diknakes ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan rujukan untuk mengevaluasi, mengembangkan dan
membuat suatu laboratorium di jurusan Farmasi Pendidikan Tenaga Kesehatan yang
berguna bagi kemajuan Pendidikan Tenaga Kesehatan khususnya jurusan Farmasi
dan juga guna menghasilkan lulusan yang bermutu Untuk itu diharapkan dukungan
dari berbagai pihak dalam penerapan Standar Laboratorium Farmasi Diknakes ini.
Demikian Standar Laboratorium Farmasi Pendidikan Tenaga Kesehatan ini dibuat,
mohon masukan dalam upaya membangun demi kemajuan dan peningkatan
Pendidikan Tenaga Kesehatan milik kita bersama.
53. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2004. Perpustakaan Perguruan Tinggi Buku Pedoman .
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan akademik & Kegiatan Mahasiswa, 2005.Prosedur Operasi Standar (SOP, Standard
Operating Procedures) Laboratorium.Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan, 2005. Standar Minimum Laboratorium
Matematika.Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. (2006). Kurikulum 19 Jenis Inti Pendidikan Tenaga kesehatan.Jakarta.
Depkes BPPSDM. (2008). Pedoman Organisasi dan Tatalaksana Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Kertiasa, Nyoman. Laboratorium & Pengelolaannya. Pudak Scientific. Jakarta.
54. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes
1LAMPIRAN
Tabel 1
CONTOH KARTU/BUKU PENCATATAN ALAT/BAHAN
Nama Alat :
Spesifikasi :
Nama Pabrik/Perusahaan :
Kode Pabrik/Perusahaan :
Masuk Keluar Sisa Ket
Tanggal Banyak/jumlah Tanggal Banyak/jumlah
Catatan : Kolom keterangan diisi dengan uraian singkat tentang
kondisi alat/bahan yang bersangkutan.
55. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes
2.1LAMPIRAN
CONTOH MANUAL PROSEDUR
(Peminjaman Alat di Skills Lab)
1. TUJUAN
Manual prosedur ini menerangkan prosedur peminjaman alat untuk
Mahasiswa
2. KLASIFIKASI ALAT
..................................
..................................
.................................
3. PROSEDUR PEMINJAMAN ALAT
Mulai :
Mahasiswa mengisi
1. Blanko peminjaman alat
2. Meninggalkan KTM
3. ……………………….
4. ……………………….
Pemakaian Alat:
● Mahasiswa memakai alat dengan baik
● Apabila diketahui menyalahgunakan alat
untuk
keperluan bukan belajar mahasiswa akan
diberikan sangsi
..................................................................
..................................................................
Mahasiswa mengembalikan alat
Cek alat oleh petugas
1. Apabila baik, Tanda pengenal kembali
2. Apabila kurang baik, petugas lapor ke Dosen
Koordinator Alat untuk sangsi
3. ...........................................
4. ...........................................
56. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes
KETERANGAN:
No Kegiatan Tanggungjawab
2.1 Mulai
Mahasiswa mengisi
1. Blanko peminjaman alat
2. Meninggalkan KTM/KTP/SIM (tanda
pengenal)
3. ...................................
4. ...................................
Mahasiswa
Laboran Alat
......................
......................
2.2 Pemakaian alat
● .........................
● .........................
● .......................
.......................
........................
2.3 Mahasiswa mengembalikan alat
..............................................
..............................................
Mahasiswa
..........................
..........................
2.4 Cek alat oleh petugas
1. Apabila baik, tanda pengenal kembali
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
....................
....................
4. CATATAN
Dalam manual procedure peminjaman alat ini ........................
..................................................................
57. LAMPIRAN 2.2
Standar Laboratorium Farmasi Diknakes
CONTOH MANUAL PROSEDUR
(Pemeliharaan Alat di Laboratorium/Klinik)
No.Iventaris Nama Alat Perawatan/
Perbaikan/
Penggantian
Tanggal Tandatangan
Pelaksana
Mengetahui
Penanggungjawab Laboratorium/Klinik
( )
58. LAMPIRAN 3
Standar Laboratorium Farmasi Diknakes
DAFTAR ALAT LABORATORIUM/KLINIK DENGAN KALIBRASI
No. Nama Alat Pelaksana Kalibrasi
1. Hand Piece Kemenkes
2. Lampu Helio Kemenkes
3. Rontgen Gigi Bapeten
4. Tensi meter Kemenkes
5. Timbangan miligram Metreologi
6. Racun api Swasta
59. Standar Laboratorium Farmasi Diknakes
KONTRIBUTOR
Buku ini berhasil disusun atas partisipasi aktif dan kontribusi positif dari berbagai pihak, antara lain :
Tingkat Pusat :
dr. Setiawan Soeparan, MPH; dr. Asjikin Iman H.Dachlan; drg. Rosita Gusfourni, MM, Dra. Trini Nurwati, Mkes; drs. Suherman, M.Kes; Ellya Netty, SKp, M.Kes; Erlina Yoselin Sena, SKM,
Msi; Ns. I Ratnah, Skep; Dewa Made Angga Wisnawa, SKM, MScPH; drg. Helmawaty Wahid, MPd; Asih Luh Gati, SKM, MSc; Sugiharto, SKM, MM; Verdhany Puspitasari, Skep; Dora
Handyka, SST; Eric Irawati, S.Si.T.
Tingkat Daerah :
Drs. Rusli, Apt, SpFRS, M.Kes; Dra. Tatik Suprapti, Apt; Rosmayani Silitonga, SPd; Benbasyar Elyanoor, S Farm; Lavinnur, ST, Msi; Dra. Aswaidar Suleman, Apt; Yeti Resnayeti, SKp,
M.Kes; Taty Nurti, S.Pd, M.Kes; Drg. Ngena Ria; Dra. Diah Titik Mutiarawati, M.Kes; Satino, SKM, MSCN; Edy Rumhadi, M.Kes; Drg. Supriyatna, M.Pd; RH. Kristina, SKM, M.Kes; Wahyu
Widagdo, SKp, M.Kes, Sp.Kom; Dra. Hj. Euis Nurhayati, M.Kes; Hj. Betty Suprapti, M.Kes; Abidillah Mursyid, SKM, M.Kes; Budi Susatia, SKP, M.Kes; AA Gde Raka Kanayana, SST,
M.Kes; Dra. Kosma Haryati, M.Kes; Yasril, SKM, M.Kes; H. Muhammad Muslim, S.Pd, M.Kes; Indro Subagyo, SKM, M.Kes; Drs. Zulkifli, S.Kep, M.Kes; Drs. Meildy E.Pascoal, M.Kes;
Agustiansyah, SKM, M.Kes; Anita Puri, SKp, MM; Edy Susanto, SKM, M.Kes.
Dan semua individu/pihak yang telah membantu penyusunan Standar Laboratorium Pendidikan Tenaga kesehatan ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Mohon Maaf Bila Ada Kesalahan dalam Penulisan Nama dan Gelar