Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi kehalalan makanan untuk pedagang kantin kampus.
2) Memberikan panduan pemenuhan kriteria halal untuk kantin, termasuk bahan yang digunakan harus halal dan proses produksinya sesuai syariat Islam.
3) Juga membahas tentang fasilitas produksi yang harus bebas dari najis dan hanya digunakan untuk menu halal.
1. Sosialisasi Kehalalan Makanan
untuk Pedagang Kantin Kampus
Halal Science Center Universitas Djuanda
Disampaikan oleh : Rosy Hutami, S.TP, M.Si
21 Maret 2015
2. Halal merupakan bagian dari hak asasi
manusia
Paradigma Pangan :
1. Sesuai untuk dikonsumsi
2. Aman untuk dikonsumsi
3. Halal untuk dikonsumsi
Kepuasan/kebutuhan
Konsumen
3. Bagi pada Muslim, mengonsumsi pangan yang halal merupakan :
- Perintah Allah SWT
- Menghindari ajakan syaithan (maksiat)
- Kewajiban Muslim beribadah pada Allah SWT
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-
Baqarah : 168)
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik
yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-
benar kepada-Nya kamu menyembah(QS. Al-Baqarah : 172)
4. Bangkai
(Hewan mati tanpa penyembelihan, termasuk hewan halal yang disembelih tanpa
sesuai dengan syariat Islam)
Darah
(termasuk darah dari hewan halal)
Daging Babi
Binatang yang Disembelih dengan Nama Selain Allah
Minuman Beralkohol/Khamr(Al - Baqarah:219)
Binatang bertarung dan berkuku tajam (berdasarkan Hadits)
Kecuali : hewan dari Laut (berdasarkan Hadits)
Bahan-bahan yang Diharamkan
yang disebutkan di dalam Al Qur’an dan Hadits :
5. Makanan, minuman, obat-obatan,
dll yang dibuat dari bahan-bahan
yang halal, dan diproses dengan cara
yang sesuai dengan ketentuan
syariah Islam
Produk Halal
6. PANDUAN PEMENUHAN KRITERIA
HALAL UNTUK KANTIN
Untuk mencapai kriteria halal dari suatu produk, bahan yang digunakan
dalam menu kantin harus memenuhi persyaratan berikut :
1. Bahan tidak boleh berasal dari 1) babi dan turunannya, 2) khamr
(minuman beralkohol), 3) hasil samping khamr yang diperoleh hanya
dengan pemisahan secara fisik, 4) darah, 5) bangkai, 6) bagian dari tubuh
manusia.
• Khamr (minuman beralkohol) adalah setiap minuman yang
memabukkan, baik dari anggur atau yang lainnya, baik dimasak ataupun
tidak. Contoh khamr yang digunakan di rumah makan/restoran/kantin
adalah arak dan rum. Arak umumnya digunakan di masakan seafood
dan rum umumnya digunakan di kue atau minuman.
• Bahan haram yang tidak diperbolehkan seperti disebutkan di poin 1
adalah bahan yang lazim digunakan. Di luar bahan tersebut, masih
terdapat bahan yang tidak boleh digunakan namun tidak lazim
digunakan seperti daging anjing, daging tikus, dan daging buaya.
A. BAHAN
7. 2 Bahan tidak boleh mengandung bahan dari 1) babi dan
turunannya, 2) khamr (minuman beralkohol), 3) hasil
samping khamr yang diperoleh hanya dengan pemisahan
secara fisik, 4) darah, 5) bangkai, 6) bagian dari tubuh
manusia.
• Bahan tidak boleh menggunakan babi/turunannya sebagai
bahan baku atau bahan tambahan. Contoh bahan bakso
yang mengandung daging babi yang digunakan dalam menu
mi goreng bakso.
• Bahan tidak boleh menggunakan babi/turunannya sebagai
bahan penolong. Contoh kuas yang berasal dari bulu babi
yang digunakan sebagai alat pengoles dalam pembuatan
roti.
8. 3. Bahan tidak boleh dihasilkan dari fasilitas
produksi yang juga digunakan untuk
membuat produk yang menggunakan babi
atau turunannya sebagai salah satu
bahannya.
4. Bahan tidak bercampur dengan bahan haram
atau najis yang dapat berasal dari bahan
tambahan, bahan penolong, dan fasilitas
produksi.
9. 5. Bahan hewani harus berasal dari hewan halal.
Untuk hewan sembelihan, maka harus dilakukan
penyembelihan sesuai dengan syariah Islam.
• Contoh hewan halal yang harus disembelih
adalah ayam dan unggas, sapi, kambing, dan
kerbau.
• Contoh hewan halal yang tidak perlu
disembelih adalah ikan dan semua hewan yang
hidup di laut.
10. B. PRODUK
• Produk yang dimaksud adalah semua menu yang
disajikan, baik dibuat sendiri oleh pedagang
maupun menu yang dibeli dari pihak lain atau
menu konsinyasi (titipan), termasuk menu
musiman.
• Nama menu tidak boleh menggunakan nama
yang mengarah pada sesuatu yang diharamkan
atau ibadah yang tidak sesuai dengan syariah
Islam. Contoh menu yang tidak boleh adalah hot
dog, rootbeer dan hamburger.
11. • Karakteristik RASA/AROMA menu tidak boleh
memiliki kecenderungan bau atau rasa yang
mengarah pada produk haram atau yang telah
dinyatakan haram berdasarkan fatwa MUI.
Contoh minuman yang memiliki rasa bir dan
tiramisu yang memiliki bau rum.
12. C. FASILITAS PRODUKSI
• Fasilitas produksi adalah semua lini produksi
dan peralataan pembantu yang digunakan
untuk menghasilkan menu, baik milik
pedagang sendiri atau menyewa dari pihak
lain. Fasilitas ini mencakup semua fasilitas
yang digunakan dalam pembuatan menu sejak
penyiapan bahan, proses utama,
penyimpanan hingga penyajian.
13. Ketentuan :
• Dapur kantin hanya dikhususkan untuk menghasilkan menu
halal.
• Seluruh fasilitas produksi harus bebas najis.
• Penyimpanan bahan dan menu (termasuk menu setengah
jadi) di gudang, dapur atau di tempat penyimpanan
sementara harus menjamin bebas dari najis.
• Peralatan penyajian menu tidak boleh digunakan
bergantian untuk menyajikan menu halal dan menu yang
mengandung bahan babi atau turunannya.
• Tempat/fasilitas pencucian peralatan tidak boleh digunakan
bersama atau bergantian dengan peralatan yang kontak
dengan bahan yang berasal dari babi atau turunannya.
14. Pencucian Fasilitas Produksi dan
Peralatan Pembantu
1) Fasilitas produksi dan peralatan pembantu yang terkena
najis mutawassitah (najis sedang) harus dibersihkan
sebelum digunakan. Contoh najis sedang yaitu daging
hewan halal yang penyembelihannya tidak sesuai syariat
Islam dan khamr. Adapun ketentuan di dalam pencuciannya
adalah sebagai berikut :
• Bahan pembersih yang digunakan harus bukan merupakan
bahan najis.
• Fasilitas produksi dan peralatan pembantu yang terkena
najis dapat dibersihkan dengan mencucinya dengan air.
Dalam hal pencucian dengan air tidak dimungkinkan,
pencucian dapat menggunakan bahan non air (tepung,
dekstrin, minyak, disikat saja, atau dihembuskan udara).
15. • Fasilitas produksi dan peralatan yang pernah terkena
najis mughallazhah (najis berat, yaitu babi, anjing, atau
turunan keduanya), misalnya pernah digunakan untuk
menghasilkan menu yang mengandung babi atau
turunannya,
• jika akan digunakan untuk menghasilan menu yang
halal, maka harus dicuci tujuh kali dengan air dan salah
satunya dengan tanah atau bahan lain yang
mempunyai kemampuan menghilangkan rasa, bau, dan
warna. Setelah pencucian ini, fasilitas tersebut tidak
boleh digunakan kembali untuk menyiapkan menu
yang mengandung bahan dari babi atau turunannya.
16. Adapun ketentuan di dalam pencuciannya adalah
sebagai berikut :
• Bahan selain tanah harus berasal dari bahan yang
tidak najis, dapat berupa sabun, basa, asam atau
bahan lainnya yang mempunyai kemampuan
menghilangkan rasa, bau dan warna.
• Proses pencucian harus divalidasi untuk
membuktikan efektivitasnya dalam
menghilangkan babi. Efektivitas pencucian
ditandai dengan hilangnya warna, bau, dan rasa
dari babi.
17. Program Pencarian Mudah Produk Halal bersertifikat
Halal MUI
Sebuah program aplikasi dengan perangkat
gadget yang berbasis android untuk mengecek
status kehalalan secara mudah.
Sebuah program aplikasi dengan perangkat
gadget yang berbasis blackberry OS10 untuk
mengecek status kehalalan produk & restauran
halal.
18. Mengecek status kehalalan produk dengan
mengirim SMS ke 98555 dengan format Halal
(spasi) Nama produk.
Direktori Halal 2014
Informasi mencakup halal dan syariah: INDONESIA
DIRECTORY ON HALAL & SYARIA BUSINESS.
19. Pustaka :
[LPPOM MUI] Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-
Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama
Indonesia. 2012. HAS 23201: Persyaratan
Bahan Pangan Halal. Jakarta (ID) : LPPOM MUI
[LPPOM MUI] Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-
Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama
Indonesia. 2015. HAS 23102: Pedoman
Pemenuhan Kriteria Sistem Jaminan Halal di
Restoran. Jakarta (ID) : LPPOM MUI