13. Serabut otot
jantung
• Hubungan antar sel otot
jantung membentuk struktur
yg disebut intercalated disc.
• Di intercalated disc terdapat
2 macam penghubung:
desmosom (penghubung
scr mekanik) & gap junction
(sinaps listrik)
TITAFI_JUNI_2014
15. Aktivitas kelistrikan jantung
• Jantung memiliki kemampuan membentuk depolarisasi
spontan & potensial aksi sendiri Sistem Penghantar Khusus
(sel autoritmis)
• Sifat sistem penghantar khusus:
(1) Otomasi kemampuan menghasilkan impuls scr
spontan
(2) Ritmis keteraturan membangkitkan impuls
(3) Daya penerus kemampuan menghantarkan
impuls
(4) Peka rangsang kemampuan berespons thd
rangsang
TITAFI_JUNI_2014
16. Sel autoritmik
• SA node (60 – 80/menit)
• AV node (40 – 60/menit)
• Berkas His dan purkinje (20 –
40/menit)
TITAFI_JUNI_2014
21. Bunyi jantung
• S1 (lub)
terjadi saat penutupan katup AV karena vibrasi pd dinding ventrikel &
arteri; dimulai pd awal kontraksi/ sistol ventrikel ketika tekanan ventrikel
melebihi tekanan atrium.
• S2 (dup)
terjadi saat penutupan katup semilunar; dimulai pd awal relaksasi/ diastol
ventrikel akibat tekanan ventrikel kiri & kanan lebih rendah dari tekanan di
aorta & arteri pulmonal.
• S3
disebabkan oleh vibrasi dinding ventrikel krn darah masuk ke ventrikel scr
tiba-tiba pd saat pembukaan AV, pd akhir pengisian cepat ventrikel. S3
sering terdengar pd anak dgn dinding toraks yang tipis atau penderita
gagal ventrikel.
• S4
terjadi akibat osilasi darah & rongga jantung yg ditimbulkan oleh kontraksi
atrium. Jarang tjd pd individu normal
TITAFI_JUNI_2014
22. Pengaruh saraf otonom
• Parasimpatis: peningkatan permeabilitas K+
dan melawan penurunan otomatis
permeabilitas K+
• Simpatis: menurunkan permeabilitas K+
dengan mempercepat inaktivasi saluran K+
TITAFI_JUNI_2014
32. Merokok
• Meningkatkan HR
• Meningkatkan BP
• Menurunkan saturasi O2
• Mengandung racun: CO, sianida, formaldehid
dan CO2 (menyebabkan penyempitan
pembuluh darah & meningkatkan beban kerja
jantung)
TITAFI_JUNI_2014
33. Lanjut....
• Nikotin (vasokonstriksi, meningkatkan
fibrinogen, meningkatkan LDL reseptor pada
otot polos pembuluh darah dan pembentukan
plak)
TITAFI_JUNI_2014
39. Patogenesis
• Penyebab injuri/inflamasi:
Peningkatan tekanan darah yang mendadak
Genetis, mutasi pada kromosom 1 yang
menyebabkan tingginya kolesterol LDL
(dimodifiksi menjadi radikal bebas)
Radikal bebas dari rokok
DM (peningkatan glikat Hb)
Infeksi
TITAFI_JUNI_2014
40. Lanjut........
Injuri/inflamasi
Infiltrasi makro molekul (mis: kolesterol)
melalui endotel yang rusak
Formasi plak/foam cells (sel darah putih
terbungkus partikel LDL dan agregasi
platelet/fibrous cap) menekan otot polos
TITAFI_JUNI_2014
41. Lanjut.....
Kolestrol filled plak
Kolesterol mengkristal (mengakibatkan
ruptur/erosi pada fibrous cap)
Proliferation (terjadi peningkatan platelet dan
formasi trombus)
Penyumbatan pembuluh darah
Infark miokard
kematian
TITAFI_JUNI_2014
43. Gejala pada gangguang sistem
kardiovaskuler
• Kelemahan
• Fatiq
• Keterbatasan aktifitas
• Sesak nafas pada saat
aktifitas
• Rambut kusam/rontok
• Sianosis
• Pusing
• Pingsan
• Sesak, batuk
• Nyeri dada
• Palpitasi
• Edema
TITAFI_JUNI_2014
44. Prevensi
1) BMI 18 – 24
2) Tekanan darah < 130/80 mmHg
3) HbA1c < 7%
4) Kolesterol < 200 mg/dL (LDL <100, HDL >45)
5) Stop merokok
6) Makan dengan gizi seimbang
7) Istirahat cukup
8) Hidup aktif dan berolahraga
9) Menejemen stress
TITAFI_JUNI_2014
45. Lanjut...
• Poin 1 – 4 disarankan untuk melakukan
pemeriksaan secara berkala
• Poin 5 – 9 merupakan modifikasi gaya hidup
menjadi lebih sehat
TITAFI_JUNI_2014
46. Lanjut...
• Khusus poin 8 dapat dilakukan dengan:
• Lebih aktif secara fisik dalam beraktifitas mis:
– Lebih memilih naik tangga dibadingkan lift
– Memarkir kendaraan agak jauh dari tempat
beraktifitas
– Mandiri untuk melakukan ADL
• Rutin berolahraga minimal tiga kali dalam
seminggu dengan tipe:
– Aerobik
– Durasi 20 – 40 menit
TITAFI_JUNI_2014
47. Pengelompokan beban
• Beban ringan: sewaktu melakukan aktivitas seseorang tidak merasakan beban,
tidak merasakan peningkatan denyut jantung maupun frekwensi nafas, serta tidak
berkeringat. Beban setara <5 MET, denyut jantung tidak ada perubahan atau ada
peningkatan sedikit berkisar 90 – 100 kali per menit
• Beban sedang: sewaktu melakukan aktivitas seseorang merasakan beban
bertambah, denyut jantung meningkat, frekwensi nafas meningkat dan
berkeringat. Sewaktu melakukan aktifitas walaupun terjadi peningkatan frekwensi
nafas, tetapi tetap dapat menjawab tanpa terputus – putus oleh tarikan nafas
ketika diajak bicara. Atau secara sederhana sudah merasakan adanya beban dan
berkeringat. Beban setara 5 – 7 MET, terjadi peningkatan denyut jantung berkisar
110 – 130 kali per menit.
• Beban berat: sewaktu melakukan aktivitas seseorang merasakan beban bertambah
berat, denyut jantung meningkat cepat sekali, nafas terengah – engah (ngos-
ngosan), keringat bercucuran (mandi keringat). Sewaktu diajak bicara menjawab
dengan terputus – putus karena harus menghela nafas ketika bicara. Beban setara
> 7 MET, terjadi peningkatan denyut jantung > 130 kali per menit
TITAFI_JUNI_2014
49. Pengaruh latihan pada sistem
kardiovaskuler
• Peningkatan jumlah dan ukuran mitokondria (meningkatkan produksi ATP secara
aerobik)
• Peningkatan jumlah mioglobin (peningkatan fasilitasi O2 ke mitokondria)
• Meningkatnya penggunaan lemak sebagai sumber energi (mencegah
hiperlipidemia)
• Mengendalikan kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin.
• Hipertropi jantung fisiologis
• Peningkatan volume darah dan jumlah hemoglobinmeningkatkan kebugaran
• Peningkatan aliran darah meningkatkan produksi NO yang menjaga pembuluh
darah tetap elastis dan menjaga endotel dari proses aterosklerosis
• Menurunkan denyut jantung istirahat (efisiensi kerja jantung)
• Meningkatnya stroke volume (curah sekuncup)
• Meningkatkan curah jantung
• Meningkatkan ekstraksi oksigen (efisiensi sistem kardiopulmonal)
• Menurunkan tekanan sistolik dan diastolik
• Meningkatnya kapasitas vital dan volume tidal sistem respirasi
TITAFI_JUNI_2014
51. Perhatikan
• Nyeri dada
• Sesak
• Palpitasi
• Pusing
• Orthopnoea (sesak pada posisi supine)
• Edema
• Kelelahan
• Peningkatan BB > 2 kg dalam 2 hari
TITAFI_JUNI_2014
52. Kontraindikasi latihan
• UAP
• Rest sistolik > 180mmHg, rest diastolik >
110mmHg
• Hipotensi ortostatik
• Stenosis aorta berat
• Atrial/ventrikular aritmia (tidak terkendali)
• Peri/miokarditis akut
• AV blok derajat 3 (tanpa pacu jantung)
• Perubahan segmen ST rest > 2 mm
TITAFI_JUNI_2014
53. Program latihan
• Mobilisasi dini pada penderita PJK (in hospital)
• Breathing exercise, aktif ROM exercise dari
distal ke proksimal (bed)
• Breathing exercise, aktif ROM exercise (posisi
duduk)
• Pemanasan, jalan, pendinginan
• Target 3 mets (jalan ±1500 meter)
• Pulang
TITAFI_JUNI_2014
54. Program latihan
• Pemanasan:
1. Memastian otot jantung, arteri koroner dan
jaringan konduktif dapat menyesuaikan
kebutuhan metabolik
2. Memastikan sistem neuromuskuloskeletal
dapat menyesuaikan kebutuhan metabolik
TITAFI_JUNI_2014
55. Tujuan pemanasan
• Mengurangi resiko terjadinya iskemik
dan/atau aritmia
• Mengurangi resiko terjadinya kelelahan dini
• Mengurangi resiko terjadinya cidera pada otot
dan sendi
• Memberikan kesempatan untuk memahami
teknik latihan (orientasi)
TITAFI_JUNI_2014
56. Pemanasan
• Durasi 5 - 10 menit
• Menggerakkan kelompok otot besar
• Peregangan
• Maximum 50% max HR, Maximum 40% HRR
• HR dibawah 20 denyut per menit (bpm) dari
target HR latihan
• BORG <11 (RPE scale)
TITAFI_JUNI_2014
57. Latihan inti
• Durasi 20 – 40 menit
• Intensitas 55 – 70% HR max, 40 – 60% HRR
• BORG 13 (somewhat hard)
• Latihan aerobik dengan menggerakkan
kelompok otot besar secara ritmik (jalan,
bersepeda, renang, dll)
• Frekwensi 3 – 5 kali/minggu
TITAFI_JUNI_2014
58. Pendinginan
• Mengurangi resiko hipotensi, aritmia dan
iskemia (pada 30 menit pertama)
• Durasi 5 – 10 menit
• Metode dengan menurunkan intensitas
latihan
• Peregangan
TITAFI_JUNI_2014
59. Latihan beban
• Mempertahankan/meningkatkan kekuatan otot
• Frekwensi 2 – 3 kali/minggu
• Intensitas: ekstremitas atas 30 – 40% RM,
ekstermitas bawah 50 – 60% RM
• Satu set 8 – 12 repetisi
• 8 – 10 set
• Gerakan ritmis
• Konsentrik 3’ dan eksentrik 3’
• Full ROM
• Tidak boleh menahan nafas (mengedan)
TITAFI_JUNI_2014
60. Latihan beban
• Perhatikan postur
• Tetap menggerakkan kaki selagi latihan
• Latihan isometrik tidak dibenarkan
• Tidak boleh ada perubahan posisi secara cepat
TITAFI_JUNI_2014
62. Tes
• Tes kapasitas fungsional
tes jalan 6 menit
TMT
talk test
TITAFI_JUNI_2014
63. 6 MWT
• Mengukur jarak berjalan selama 6 menit
• ((0,05 x jarak (m)) – (0,052 x BB (kg) + 2,9)/3,5
• Satuan mets
• Dapat digunakan untuk menentukan dosis
latihan inti dan aktifitas yang aman untuk
dilakukan
TITAFI_JUNI_2014
64. Mets vs aktifitas fisik
No Aktifitas Mets
1 Jalan santai (kecepatan kurang dari 3 km/jam) 2
2 Bekerja meggunakan komputer (duduk) 1,5
3 Pekerjaan rumahtangga 3
4 Naik tangga 4
5 Jalan cepat (kecepatan lebih dari 6 km/jam) 5
6 Bemain sepak bola 7
7 Berkebun 2 – 4
8 Nonton TV 1,3
9 Belanja 2,3
TITAFI_JUNI_2014
65. Lanjut...
kategori ADL Pekerjaan Olahraga
Ringan < 5 MET Masak, berpakaian, mandi,
mencuci piring, menyetir
melukis, mengangkat
barang 5 kg,
Kerja kantor, menyetir,
mengetik, menjahit, merajut
Jalan kaki 1,6 – 4,8 km/jam,
main kartu, bersepeda
motor, billiard, memanah,
golf, naik kuda, bola voli non
kompetisi, dansa, bowling,
mancing, bersepeda 8 – 15
km/jam, badminton ganda
Sedang 5 – 7 MET Naik tangga perlahan,
berkebun, mengangkat
barang 10 kg, memotong
rumput dengan mesin
Tukang kayu, tukang
sampah, drumer, mengecat,
mencangkul
Badminton tunggal, tenis
ganda, berenang (gaya
dada), jalan kaki 5,6 – 8
km/jam, bersepeda 16 – 20
km/jam, dansa, senam,
tenis meja
Berat > 7 MET Naik tangga cepat, naik
tangga dengan mengangkat
barang, mengangkat barang
30 kg, menyekop,
menggergaji kayu
Tukang gali, buruh kasar Jogging 8 km/jam, berenang
(gaya bebas), mendayung,
bersepeda 20 – 30 km/jam,
lari 9 km/jam, bola basket,
sepak bola, mendaki
gunung, anggar
TITAFI_JUNI_2014
67. Penutup
• Intervensi fisioterapi berupa latihan dapat
mencegah/menguragi resiko kematian akibat
PJK sebagai prevensi primer dan mencegah
kejadian serangan jantung berulang sebagai
prevensi sekunder
Sekian
Terima kasih atas perhatiannya
TITAFI_JUNI_2014
68. Daftar pustaka
• Bahri, A.T. (2004). Nyeri dada, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. e-USU.p1-p9, Medan
• Departemen Kesehatan RI (2007). Hipertensi Penyebab Utama Penyakit
Jantung,.http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=2621&Itemid=2-32k
• Donald, M., et .al (2006). Prediction of Lifetime Risk for Cardiovascular Disease by Risk Factor Burden at 50 Years of Age.
Circulationahajournal.113:791-798
• Donald, L.J., et .al (2009). Heart Disease and Stroke Statistics_2009 Update: A Report From the American Heart Association Statistics
Committee and Stroke Statistics Subcommittee. Circulation 119;e21-e181
• Fukai, T. (2000). Regulation of the vascular extracellular superoxide dismutase by nitric oxide and exercise training. J Clin Invest 105 :
1631–1639
• Gielen, S., Schuler, G., Hambrecht, R. (2001). Exercise training in coronary artery disease and coronary vasomotion. Circulation 103 : E1–
E6
• Govers, R., Rabelink, T.J. (2001). Cellular regulation of endothelial nitric oxide synthase. Am Physiol Renal Physiol 280 : F193–F206
• Sherwood (2009), Human Physiology
• Thomson PD, Exercise prescription and proscription for patien with coronary artery disease, circulation 2005; 112; 2354 – 63
• Donna Frownfelter, PT, DPT, MA, CCS, RRT, FCCP, Elizabeth Dean, PhD, PT (2006), Cardiovascular and Pulmonary Physical Theraphy
evidence and practice 4th edition, Mosby Inc.
• McArdle W.D., Katch F.I., Katch V.L., Exercise Physiologi, Energy, Nutrition and Human Performance, Williams & Wilkins, 1996
• Sherwood L., Fisiologi Manusia, dari Sel ke Sistem. Diterjemahkan oleh dr. Brahm U. Pendit. Edisi 2. EGC. Jakarta.
• Power, S.K and Howley,Physiology Exercise, responses and Adaptations. Macmillan Publishing Company New York . E. 1990.
• Wilmore J.H., Costil D.L., Physiology of Sport And Exercise. Human Kinetics United States of America. 1999
TITAFI_JUNI_2014