psikologi kognitif sering kali di kaitkan dengan teori belajar, dalam teori kognitif beranggapan bahwa manusi bisa mengatensi dan menyeleksi stimulus yang datang dari lingkungan
psikologi kognitif sering kali di kaitkan dengan teori belajar, dalam teori kognitif beranggapan bahwa manusi bisa mengatensi dan menyeleksi stimulus yang datang dari lingkungan
Tugas mata kuliah Psikologi Komunikasi
Sayyidah Fathiyah Hafidz
11190100002
D3 Periklanan
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi indonesia Maju, Lenteng Agung.
proses belajar terdiri dari perhatian, memori, elaboration, berpikir dan problem solving. proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikiomotorik yang terjadi dalam diri seseorang. Perhatian (attention) yaitu sebagai salah satu aktifitas psikis. Ditinjau dari berbagai segi, perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Ditinjau dari segi timbulya perhatian, maka perhatian dibedakan atas perhatian spontan dan tidak spontan. Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya (bersifat pasif). Sedangkan perhatian tidak spontan adalah perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, sehingga harus ada kemauan yang menimbulkannya (bersifat aktif).
2. Ditinjau dari segi banyaknya objek yang dicakup oleh perhatian pada saat yang bersamaan, maka perhatian dibedakaan atas perhatian yang sempit dan perhatian yang luas. Perhatian yang sempit adalah perhatian individu pada suatu saat yang hanya memerhatikan objek yang sedikit. Sedangkan perhatian yang luas adalah perhatian individu pada suatu saat yang dapat memerhatikan objek yang banyak sekaligus.
Memori atau ingatan adalah retensi informasi. Bagian utama dari pembahasan ini akan difokuskan pada encoding (penyandian), penyimpanan, dan pengambilan (retrieval).
Ada enam konsep yang berhubungan dengan encoding, yaitu:
a. Atensi, yaitu mengonsentrasikan dan memfokuskan sumber daya mental.
b. Pengulangan, yaitu repetisi informasi dari waktu ke waktu agar informasi lebih lama berada di dalam memori.
c. Pemrosesan mendalam, teori level pemrosesan menyatakan bahwa pemrosesan memori terjadi pada kontinum dari dangkal ke mendalam, di mana pemrosesan yang mendalam akan menghasilkan memori yang lebih kuat.
d. Elaborasi, yaitu ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian.
e. Mengkontruksi citra (imaji),
f. Penataan (organisasi), apabila murid menata informasi ketika mereka menyandikannya, maka memori mereka akan banyak terbantu. Strategi penataan memori yang baik adalah dengan pengemasan (chunking) yaitu dengan mengelompokkan informasi menjadi unit-unit yang dapat diingat sebagai satu unit tunggal.
Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian.
Menurut Briggs dan Gagne mengemukakan Sembilan strategi untuk kegiatan intruksional yaitu:
1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian;
2. Menjelaskan tujuan intruksional kepada peserta didik;
3. Meningatkan kompetisi pra syarat;
4. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep);
5. Memberikan petunjuk belajar;
6. Menentukan penampilan peserta didik;
7. Memberi umpan baik;
8. Menilai penampilan;
9. Menyimpulkan.
Berpikir adalah memanipulasi atau mengolah dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.
Pemecahan masalah (problem solving) adalah mencari cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan.
Bab III Gejala Pengenalan (Kognisi) - psikologi umumPutuAzalia
BAB III
GEJALA PENGENALAN (KOGNISI)
Gejala pengenalan (Kognisi) adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu.
A. Pengindraan dan Pengamatan (sesation and perception)
Sejak seseorang dilahirkan, sejak itu pula ia secara langsung, berhubungan dengan dunia luarnya. Seseorang mengenal dunia sekitarnya dengan menggunakan alat inderanya. Jika ada pertanyaan yaitu bagaimana seseorang itu dapat menyadari keadaan sekitarnya? Maka persoalan ini berhubungan dengan pengidraaan dan pengamatan.
• Penginderaan ialah penyaksian indra kita atas rangsangan yang merupakan suatu kompleks.
• Pengamatan ialah hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya perangsang.
Untuk mengadakan pengamatan ada syarat-syarat yang bersifat:
1. Kealaman (Fisik) » yaitu proses dimana objek menibulkan stimulus (ransangan) dan rangsangan itu mengenai alat indra atau resptor.
2. Fisiologik » yaitu proses dimana rangsangan yang diterima oleh alat indra dilanjutkan oleh saraf sensorik ke otak.
3. Psikologik (proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran) » yaitu lanjutan dimana selanjutnya terjadi suatu proses di otak sehingga seseorang dapat menyadari apa yang ia terima dengan alat indra itu yang merupakan akibat dari rangsangan yang diterimanya.
4. Tahap terakhirnya yaitu seseorang menyadari tentang apa yang diterima melalui alat indra (reseptor). Proses ini adalah proses terakhir dari pengamatan yang sebenarnya.
Gejala pengenalan dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi 2 bagian:
1. Yang melalui indera
a. Di luar, yang meliputi
» Penginderaan ialah penyaksian indra kita atas rangsangan yang merupakan suatu kesatuan yang kabur, tidak jelas.
» Pengamatan ialah hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya perangsang.
b. Di pusat, yang meliputi tanggapan, ingatan dan fantasi.
2. Yang melalui akal » meliputi membentuk pengertian, pendapat dan keputusan.
3. Sinestasia » ialah suatu keadaan orang yang menyadari suatu kesan tidak melalui indra
yang semestinya. Contohnya: Orang merasa melihat warna hitam jika ia mendengar suara A, merasa mendengar suara U jika ia melihat warna putih dll. Dan yang biasanya yang mengalami Sinestasia adalah orang buta.
Adaptasi » ialah penyesuaian diri dengan keadaan yang baru. Contohnya: Seseorang
Yang keluar dari kamar pada siang hari, mula-mula ia merasa bahwa di luar
terang sekali sampai menyilaukan mata, tetapi setelah beberapa menit
kemudian ia tidak merasa silau lagi (saat itulah ia telah dapat menyesuaikan
diri).
Membangun Revolusi Mental Berbasis Inteligence, Emotional dan Spiritual QuotientKinescope Indonesia
Disampaikan di acara Bimtek DPRD Kota Cilegon dengan tema “Membangun Revolusi Mental Berbasis Inteligence, Emotional dan Spiritual Quotient” di Hotel Soll Marina Serpong, tanggal 23 Desember 2016.
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptAryLisawaty
perumusan dalam membuat visi, misi dan tujuan di sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Visi lembaga pendidikan adalah citra nilai dan kepercayaan ideal.
Visi adalah “apa?”, yaitu gambaran masa depan yang ingin kita capai.
Visi adalah gambaran masa depan organisasi yang realistis, kredibel, dan atraktif.Mengkaji makna visi yang lebih tinggi untuk digunakan sebagai acuan.
Menginventarisasi rumusan tugas yang tercantum dalam struktur dan tata kerja organisasi.
Rumusan tugas tersebut dirangkum dan dirumuskan kembali.
2. Proses Mental Manusia
Mental adalah kemampuan individu
dalam menerima, mengelola,
merespon informasi. Proses mental
dalam dilihat berdasar pada gelaja
kognitif, gejala emosi dan gejala
konasi.
2
4. Quote:
Waktu dan ingatan adalah
seniman yang sebenarnya,
mereka membentuk kenyataan
mendekati apa yang diinginkan
hati.
4
5. Ingatan
▸ Ingatan itu berhubungan dengan
pengalaman-pengalaman yang telah lampau.
Dengan demikian apa yang diingat
merupakan hal yang telah pernah dialami.
▸ Orang dapat mengingat suatu kejadian,
berarti kejadian yang diingat itu pernah
dialami
13. Belajar
Belajar sebagai suatu proses
Belajar merupakan suatu proses, maka dalam
belajar ada yang namanya masukan, yaitu
akan diproses dan adanya hasil dari proses
tersebut.
14. Teori Belajar
1. Teori belajar
pada aliran
Behaviorisme
▸ Teori belajar asosiatif adalah teori
belajar dibangun oleh Pavlov perilaku
ini dapat dibentuk melalui kondisioning
atau kebiasaan. Seperti perilaku sopan
santun terhadap orang tua.
15. Teori Belajar
2. Teori belajar
fungsionalistik.
Dipelopori oleh
Thorndike dan
Skinner:
▸ Belajar akan mencapai hasil yang
baik harus ada kesiapan untuk
belajar. Makin sering dilatih. Seperti
mengendarai sepedah motor
atapun sepedah.
16. Gejala Emosi
▸ Menurut Keleinginan dan Keleinginna,
1981 emosi adalah kondisi yang
berhubungan dengan tujuan tingkah
laku. Emosi diatikan sebagai perasaan,
misalnya pengalaman afektif,
kenikmatan, marah, bahagia, takut,
sedih.
16
17. Emosi Sensoris :
Emosi yang
ditimbbulkan oleh
rangsangan dari luar
tubuh seperti
dingin,panas,lapar,sakit.
Macam-macam Emosi
Emosi Psikis :
Emosi yang memiliki alasan
kejiwaan seperti perasaan
terkait hubungan dengan
orang lain atau
perorangan.
17
18. 1. Teori James Lange
Persepsi tentang perubahan tubuh.
2. Teori Cannond Bard
Memprovokasi emosi ke pusat otak
yang bersamaan mengirimkan pesan
ke korteks menghasilkan perasaan
19. 3. Teori Kognitif
Emosi yang kuat pada umumnya diikuti perubahan-
perubahan pada tubuh.
2. Teori Emosi dan Motivasi
Emosi dorongan yang mengarahkan
seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi
memberikan perilaku agar tercapainya suatu
tujuan