1. Sistem Pemilu Distrik
1 .DHIYAA PUSPITA
2.FIKRI AHSANUL HUDA
3.GRACE BELLA N
4.NASHIHA FIRTA PRAKASA
5 .VEBBY GRACE CAROLINA
2. Single Member Constituency / Sistem Distrik.
Sistem pemilihan ini biasanya diterapkan di
Negara Inggris dan Amerika Serikat. Sedangkan di
Negara Indonesia, sistem pemilihan seperti ini
diterapkan dalam konteks pemilihan kepala desa.
Disetiap distrik pemilihan hanya disediakan satu
kursi. Setiap parpol hanya mendominasikan satu
calon. Calon yang maju sebagai kandidat dalam
pemilihan biasanya berasal dari partai besar. Calon
yang memperoleh suara terbanyak akan menjadi
pemenang dan mendapatkan kursi.
3. Pelaksanaan pemilu distrik
Pelaksanaan pemilu dengan sistem distrik didasarkan
pada daerah pemilihan dengan cara sebagai berikut:
1. Negara dibagi dalam distrik-distrik (daerah
pemilihan)
2. Partai pemenang dalam setiap distrik berhak
mengirimkan wakil di legislatif. Partai yang kalah
sebagai oposisi
3. Partai yang kalah disebuah distrik suaranya hilang
sebab sisa suara tidak dapat digabung dengan
distrik (daerah pemilihan lain).
4. Kelebihan sistem distrik
Sistem ini lebih mendorong ke arah integrasi partai-partai
politik karena kursi yang diperebutkan dalam setiap distrik
pemilihan hanya satu. Hal ini akan mendorong partai-partai
untuk menyisihkan perbedaan-perbedaan yang ada dan
mengadakan kerja sama. Disamping kecenderungan untuk
membentuk partai baru dapat sekedar dibendung, sistem ini
mendorong ke arah penyederhanaan partai tanpa diadakan
paksaan. Maurice Du verger berpendapat bahwa dalam
negara seperti Inggris dan Amerika sistem ini telah
memperkuat berlangsungnya sistem dwi partai.
Berkurangnya partai dan meningkatnya kerjasama antara
partai-partai mempermudah terbentuknya pemerintah yang
stabil dan mempertingkat stabilitas nasional.
Sistem ini sederhana dan murah untuk diselenggarakan.
5. Kelemahan sistem distrik
Sistem ini kurang memperhitungkan adanya partai-partai
kecil dan golongan minoritas, apalagi jika golongan ini
terpencar dalam beberapa distrik.
Sistem ini kurang representatif dalam arti bahwa calon yang
kalah dalam suatu distrik, kehilangan suara-suara yang telah
mendukungnya. Hal ini berarti bahwa ada sejumlah suara
yang tidak diperhitungkan sama sekali; dan kalau ada
beberapa partai yang mengadu kekuatan, maka jumlah suara
yang hilang dapat men capai jumlah yang besar. Hal ini akan
dianggap tidak adil oleh golongan-golongan yang merasa
dirugikan.
Muncul kemungkinan wakil terpilih cenderung lebih
mementingkan kepentingan distriknya dibandingkan
kepentingan nasional.
Umumnya kurang efektif bagi suatu masyarakat heterogen.