DOWNLOAD MATERI BIOLOGI SISTEM EKSRESI KELAS XI IPA GRATIS
JANGAN LUPA LIKE SHARE DAN KOMENTAR YA
DAPATKAN JUGA MATERI SBMPTN LAINNYA DENGAN JOIN KE BLOG KAMI ZONA-SBMPTN.BLOGSPOT.COM UNTUK UPDATE MATERI LAINNYA
SELAMAT BELAJAR DAN SEMANGAT !!!!
DOWNLOAD MATERI BIOLOGI SISTEM EKSRESI KELAS XI IPA GRATIS
JANGAN LUPA LIKE SHARE DAN KOMENTAR YA
DAPATKAN JUGA MATERI SBMPTN LAINNYA DENGAN JOIN KE BLOG KAMI ZONA-SBMPTN.BLOGSPOT.COM UNTUK UPDATE MATERI LAINNYA
SELAMAT BELAJAR DAN SEMANGAT !!!!
macam macam otot rangka dan cara kerja otot rangka ciri-ciri otot rangka serta penggunaan energi ATP dalam proses kerja otot, struktur otot rangka dimulai dari makrosize hingga mikrosize.diperuntukan untuk siswa ataupun mahasiswa dalam mengerjakan soal-soal yang terkait dengan masalah otot rangka.
Ini adalah presentasi biologi kelas IX tentang Sistem Ekskresi, yang dibuat bu Yeti, selaku guru biologi saya
(Terima kasih bu ^^) yang akan saya bagikan ke semuanya, semoga bermanfaat :)
ありがとうございます!
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
2. Tujuan fisiologi
Menjelaskan faktor kimia/fisika yang mendasari
asal-usul,
perkembangan, dan
perjalanan kehidupan
Fisiologi:
virus, kuman, sel, tanaman,
manusia
3. Fisiologi manusia
Tentang ciri-ciri dan mekanisme spesifik
yang membuatnya hidup
lapar cari makanan
dingin cari kehangatan
takut cari perlindungan
reproduksi cari pasangan
4. Sel: Unit dasar kehidupan
Sel jaringan organ sistem
Setiap jenis sel: fungsi khusus
eritrosit, neuron, kelenjar, benih
jumlah sel sekitar 100 x 1012
Ciri-ciri dasar bersama
butuh O2 dan membentuk enerji
CO2 dan bahan sisa
reproduksi sel
5. Cairan tubuh
Tubuh dewasa: 60% cairan
Ekstrasel 33%, intrasel 67%
Cairan ekstrasel
selalu bergerak di seluruh tubuh
transport cepat sebagai darah
bergabung dengan cairan jaringan
Cairan interstitium: di antara sel-sel
“millieu interieur” [lingkungan dalam]
sumber kehidupan sel
6. A. Homeostasis lingkungan dalam
“Pemeliharaan keadaan statik atau
konstan di lingkungan dalam”
Cairan interstitium (lingkungan dalam):
harus konstan mekanisme homeostasis
Fungsi bersama semua organ
paru-paru: O2
ginjal: kadar ion yang konstan
pencernaan: makanan
7. Sistem-sistem yang terlibat
Transportasi
Perolehan sumber nutrien
Pembuangan sisa metabolisme
Kontrol oleh syaraf dan hormon
Reproduksi
8. 1. Transport
Pergerakan darah di pembuluh
darah lewat di organ-organ
rest: 1x, sangat aktif: 6x per menit
Pergerakan cairan dari kapiler ke sel
kapiler permiabel untuk zat terlarut
plasma ↔ interstitium: pertukaran
interstitium ↔ sel
jarak kapiler–sel: <50 μm
9. 2. Sumber nutrien
Respirasi:
tebal alveoli-kapiler 0,4-2,0 μm
O2 berdiffusi dengan mudah
Pencernaan: penyerapan makanan
Hati: metabolisme
Muskuloskeleton: mencari makanan
10. 3. Pembuangan sisa metabolik
Paru-paru
CO2, hasil akhir terbesar metabolisme
Ginjal
sisa metabolisme sel: asam urat, urea
kelebihan air dan ion
Kulit
air, mineral
11. 4. Pengaturan fungsi
Syaraf:
Sensoris: panca indera
Pusat: otak dan medulla spinalis
Motorik: pelaksana keinginan
Otonom: kontrol bawah sadar
Hormon: mengatur metabolisme
tiroid, insulin, paratiroid
kortisol, aldosteron
12. 5. Reproduksi
Penerusan kehidupan
Pengganti generasi yang menjadi tua
Dorongan kuat pada usia reproduksi
13. B. SISTEM-SISTEM KONTROL TUBUH
Genetik
Kontrol fungsi setiap organ
Kontrol hubungan antar organ
Contoh:
respirasi: kontrol [CO2] ekstrasel
hati/pankreas: [glukosa] ekstrasel
ginjal: [H], [Na], [K], [PO4], ekstrasel
14. Pengaturan [O2] & [CO2]
Fungsi penyangga O2 hemoglobin
Paru-paru: Hb mengikat O2
Interstitium: O2 lepas kalau [O2] rendah
CO2 adalah sisa utama oxidasi sel
CO2 merangsang pusat pernafasan
nafas cepat dan dalam CO2 dibuang
menumpuk: reaksi oksidatif terhenti
15. Pengaturan tekanan darah arteri
Baroreseptor:
a. karotid
arkus aorta
Tekanan darah ↑
baroreseptor tertekan simpatis ↓:
pemompaan jantung berkurang
pembuluh darah melebar
tekanan darah turun
16. Pentingnya sistem kontrol
Suhu: naik 7°C kematian sel
Perubahan pH: <6,9; >8.0 kematian
[K+]: rendah lumpuh;
tinggi depresi jantung
[Ca++]: rendah tetani
[Glukosa] rendah: mental kacau, pingsan
17. Kontrol ‘negative feedback’
Negatif dibandingkan stimulus awal
ekstrasel: CO2↑ ventilasi ↑ CO2↓
tekanan darah ↑ reaksi-reaksi TD ↓
Mengembalikan kelebihan atau
kekurangan ke angka normal
18. Kontrol ‘positive feedback’
A merangsang B, B merangsang A
Bahaya:
efek berlebihan syok, kematian
Kegunaan:
merangsang keseimbangan baru
contoh: pembekuan darah, melahirkan
19. C. STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
Dua bagian utama
inti: dibatasi membran inti
sitoplasma: dibatasi membran sel
Protoplasma: zat-zat pembentuk sel
Air: 70-85%
Ion: K, Mg, PO4, HCO3
Protein: struktural dan globulus
Lipid: fosfolipid, kolesterol, trigliserida
Karbohidrat: 1% sel (3% otot, 6% hati)
20. Membran-membran sel
Pembatas struktur
sel, inti, retikulum endoplasma,
mitokhondria, lisosom, apparatus Golgi
Dibentuk oleh lipid dan protein
lipid: pembatas gerak air dan zat terlarut
protein: enzim, gerbang
karbohidrat: reaksi imun, reseptor hormon
21.
22. Organella dan inti sel
Retikulum endoplasma (RE)
sintesis protein, lipid
Apparatus Golgi:
membentuk lisosom dan vesikel sekresi
Mitokhondria: membentuk ATP
Nukleus
pusat kontrol sel: DNA amat banyak
23. D. TRANSPORT MELALUI MEMBRAN
Komponen interstitium
Na, Ca, HCO3, PO4; pH 7.4
glukosa, tekanan O2
Komponen intrasel
K, SO4; pH 7.0
asam amino, protein, lemak, tekanan CO2
Dipisahkan oleh membran sel
24. Barrier lipid dan protein transport
Lipid bilayer
penghalang: air dan zat larut air
diffusi langsung: zat larut lemak
Protein transport
saluran: ion dan molekul tertentu
‘carrier’: ikatan dengan zat yang dibawa
sangat selektif
26. Diffusi melalui membran sel
Diffusi sederhana:
perpindahan zat berkonsentrasi tinggi
osmosis: perpindahan air
Melalui lipid bilayer: zat larut lemak
O2, N2, CO2, alkohol
Melalui saluran protein
air dan molekul tak larut lemak
Diffusi terbantu: interaksi carrier–zat
glukosa, asam amino
29. Transport aktif
Pindah melawan beda konsentrasi
Pemindahan K ke dalam sel
Pemindahan Na ke luar sel
Primer - enerji pemecahan ATP
Na, K, Ca, H, Cl dan beberapa ion lain
Sekunder:
enerji dari beda konsentrasi ion
tercipta dari TA primer sebelumnya
30. TA primer: pompa Na-K
Na keluar 3, K masuk sel 2
enerji dari pemecahan ATP (Na-K pump)
Calcium: Ca-pump
keluar sel, ke mitokhondria
Hydrogen: H-pump
ke sel parietal lambung
ke saluran tubuli distal ginjal
32. Transport aktif sekunder
Beda kadar Na daya diffusi
Co-transport atau counter-transport
Co-transport: glukosa, asam amino
carrier untuk perlekatan Na dan zat
Na + zat bersama masuk sel
Counter-transport: Ca++, H+
Na + zat Na masuk, zat keluar
34. TA melalui barisan sel
Barisan sel epitel:
usus, kandung empedu, tubuli ginjal,
kelenjar, pleksus khoroideus otak
Pada usus, empedu, tubuli:
Diffusi Na dan air: lumen, basal, lateral
TA Na: bagian basal dan lateral
36. E. Potensial membran
Pemisahan muatan berlawanan
pada semua membran plasma
antara cairan intrasel dan interstitium
memiliki ‘potensi’ daya kerja
Penyebab timbulnya
Kation: Na interstitium, K interasel
Anion intrasel: dari protein intrasel
37. Peran pergerakan K
K keluar sel membawa kation
anion tertahan intrasel lebih negatif
potensial akibat K = -90 mV
Na ke dalam sel membawa kation
anion tertinggal di luar (Cl-)
potensial akibat Na = +60 mV
Efek gabungan pada sel syaraf
resting membrane potential = -70 mV
38.
39.
40.
41. Jaringan peka rangsang
Rangsangan potensial berubah cepat
Action potential
polarisasi: potensial di membran
depolarisasi: potensial menuju arah 0 mV
repolarisasi: potensial kembali ke ‘resting’
hiperpolarisasi: potensial makin negatif
42.
43. Proses pada action potential
Pemicu: depolarisasi
potensial istirahat ke potensial ambang
naik pelan: -70 mV -50/-55 mV
Depolarisasi tajam:
bisa ‘overshoot’ ke +30 mV
Repolarisasi:
sering dengan hiperpolarisasi (-80 mV)
Kembali ke potensial istirahat
44.
45. Anatomi neuron
dendrit (banyak)
badan sel
akson: 1 mm - >1 m
pangkal gembung
(axon hillock)
bisa bercabang
(collateral)
46. Propagasi action potential
Arus lokal pada syaraf
depolarisasi pangkal menyebar ke ujung
Konduksi saltatori (lompatan)
syaraf bermyelin: arus tidak bocor
celah antar myelin: “nodes of Ranvier”
tempat arus melompat propagasi cepat
Ukuran serat syaraf ~ kecepatan konduksi
47. Neuromus-
cular junction
axon terminal
vesikel
asetilkholin
space (celah)
motor end-plate
bagian khusus
membran sel
otot
48. Neuromuscular junction
1. Action potential
2. Ca++ influx
3. ACh dilepaskan,
4. Berikatan dg reseptor
5. Saluran motor end-pkate terbuka
6. Arus lokal ke membran dan serat
7. Penghancuran ACh Act. Pot. habis
53. Paduan rangsangan dengan kontraksi
Action potential
Ca keluar sarcoplasmic reticulum
memasuki sitoplasma
berikatan pada troponin thin filaments
kontraksi otot
54. Rangsangan tegangan otot
Kontraksi isotonik:
tegangan dipakai memendekkan otot
tegangan pada otot tidak berubah
Kontraksi isometrik:
tegangan tidak mampu memendekkan otot
tegangan pada otot meningkat
55. Kontraksi dan kebutuhan oksigen
Kontraksi anaerobik
suplai oksigen tidak cukup untuk kontraksi
oksigen: piruvat ATP dan as. laktat
menghindari cepatnya kelelahan terjadi
Kontraksi aerobik
oksigen: glikolisis dan siklus Krebs
asam laktat tidak terbentuk
56. G. SISTEM SYARAF SENSORIK
Pembagian Sistem Syaraf
Sistem syaraf pusat
otak
medulla spinalis
Sistem syaraf tepi
somatik: motorik dan sensorik
otonom: simpatis dan parasimpatis
57. Sistem somato-sensorik
Otot, tendon dan sendi
regangan otot: muscle spindle
regangan tendon: aparatus tendon Golgi
posisi sendi: reseptor kinestetik
Reseptor kulit:
nyeri, dingin, panas
tekanan, perabaan
Reseptor sy. sensoris sy. pusat
60. Reseptor
Menerima rangsangan dari lingkungan
Meneruskan informasi ke SSP: afferent
(sensoris)
Memiliki sifat adaptasi
adaptasi cepat: informasi cepat dilupakan
tekanan, perabaan
adaptasi lambat: informasi terpantau lebih lama
otot, tendon, sendi
baroreseptor dan khemoreseptor
vestibulum telinga (keseimbangan arah gerakan)
61. Sensasi nyeri
Mekanisme proteksi tubuh
kulit, permukaan tulang, sendi
dinding arteri, permukaan otak
tidak beradaptasi
Nyeri visera (alat dalam):
regangan dan spasme organ saluran
iskemia, rangsangan kimiawi
Referred pain:
nyeri visera terasa di permukaan tubuh
62. Lengkung refleks
Reseptor
Jalur afferent: sensoris
Pusat integrasi: SSP
Jalur efferent: motorik
Organ efektor: otot
Withdrawal reflex
illustrasi refleks spinal
63.
64. Crossed extensor reflex
INJURED FOOT:
withdrawal reflex:
pada sisi yang sama
protektif
crossed extensor reflex:
pada sisi yang berlawanan
menyangga berat badan
66. Indera penglihatan
Cahaya melewati struktur transparan
konjungtiva
kornea
lensa
korpus vitreus
Retina sebagai reseptor cahaya
Khoroid sebagai penyerap kelebihan
cahaya
Sklera sebagai struktur pelindung
67.
68. Proses penglihatan dan akomodasi
Penipisan / pencembungan lensa
bayangan retina n. Optikus
Jumlah cahaya masuk besar
rangsangan
dikontrol oleh ukuran pupil
Kontraksi m. siliaris
ligamen penggantung lensa mengendur
lensa makin mencembung
kekuatan lensa bertambah
69. Gerakan bola mata
Otot rektus (lurus): 4
m. rektus lateralis
m. rektur medialis
m. rektus superior
m. rektus inferior
Otot oblique (serong/miring): 2
m. obliquus superior
m. obliquus inferior
70.
71. Pendengaran dan keseimbangan
Getaran membran timpani menggetarkan;
tulang malleus, inkus, stapes
foramen ovale dan cairan di dalam cochlea
membran basalis cochlea
Organ corti di cochlea merangsang reseptor
n. auditorius terangsang
Canalis semicircularis:
gerakan cairan sesuai dengan gerakan kepala
72.
73. Pembauan dan pengecapan
Bau dikenal oleh reseptor pembau
signal ke bulbus olfactorius
ke otak melalui n. Olfactorius
Rasa dikecap reseptor dalam bentuk
terlarut
manis: di ujung lidah
asin: di pinggir lateral lidah
pahit: di pangkal lidah