SlideShare a Scribd company logo
i
SEJARAH LOGIKA
Makalah Ini ditujukan Sebagai Tugas pada Matakuliah
“Mantiq”
Disusun Oleh:
Muhtarom
PAI 5A
Program Study Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah
INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI
PONOROGO
2014
ii
HUBUNGAN MASYARAKAT
Makalah Ini ditujukan Sebagai Tugas pada Matakuliah
“Tafsir Tarbawi”
Disusun Oleh:
Muhtarom
Dosen Pengampu:
NURUL MALIKAH, M.PD
Program Study Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah
INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI
PONOROGO
2014
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah menciptakan
bumi seisinya untuk dipelihara dan digunakan manfaatnya dengan sebaik-baiknya,
serta menjadikan manusia makluk yang sempurna untuk berfikir dan berkembang
lebih maju sehingga penulis dapat menyelasaikan penulisan makalah ini.
Sholawat salam senantiasa tersanjungkan kepada junjungan kita Nabi
agung Muhammad SAW. Yang senantiasa diharapkan syafaat darinya besok
dihari pembalasan.
Makalah ini disusun sebagai tugas untuk memenuhi persyaratan dalam
mengikuti proses belajar pada mata kuliah Mantiq yang diampu oleh Ibu Nurul
Malikah yang setia mendampingi dan membimbing kami dalam proses belajar.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pembimbing yang telah memberi motivasi dan pengarahan dalam
melaksanakan tugas ini.
Pada akhirnya hanya kepada Allah lah penulis berserah diri dan berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Ponorogo, 20 April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
iv
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………….........i
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….........ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...iii
DAFTAR ISI…...….………………………………………………………..........iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………..………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………1
C. Tujuan……………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
A. Arti dan sejarah singkat logika………………………………………
B. Prinsip-Prinsip Dasar Logika………………………………………..
C. Arti Ilmu dan Pikiran dalam logika…………………………………
D. Asas-asas pemikiran…………………………………………………..
E. Cara mendapatkan kebenaran dan pembagian logika……………
F. Manfaat Logika………………………………………………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………............10
B. Saran………………………………………………………………..…….11
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti dan sejarah singkat logika
Logika adalah bahasa latin yang berasal dari kata ‘logos’ yang berarti
perkataan atau sabda. Istilah lain yang digunakan sebagai gantinya adalah
mantiq, kata arab yang diambil dari kata kerja nataqa yang berarti berkata atau
berucap. Dalam bahasa sehari- hari sering mendegar kata logis dan tidak logis.
Yang dimaksud logis adalah masuk akal , dan tidak logis adalah sebaliknya.
dalam buku Logic and Language of Education, mantiq disebut sebagai
“penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode-metode berpikir benar”.
Sedangkan dalam kamus Munjid disebut sebagai “hukum yang memelihara hati
nurani dari kesalahan dalam berpikir”. Prof. Thalib Thahir A. Mu’in membatasi
dengan “ilmu untuk menggerakkan pikiran kepada jalan yang lurus dalam
memperoleh suatu kebenaran”. Sedangkan Irving M.Copi menyatakan,
“Logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum
yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran
yang salah”.
Kata logika rupa-rupanya dipergunakan pertama kali oleh Zeno dari
Citium. Kaum Sofis, Socrates dan plato harus dicatat sebagai perintis lahirnya
logika. Logika lahir sebagai ilmu atas jasa Aristoteles ,Theoprostus dan kaum
Stoa. Aristoteles meninggalkan enam buah buku yang oleh murid-muridnya
diberi nama Organon. Buku tersebut diantaranya adalah :
1. Categoriae menguraikan pengertian-pengertian
2. De interpretatione tentang keputusan-keputusan
3. Analytica Posteriora tentang pembuktian
4. Analytica Priora tentang Silogisme
5. Topica tentang argumentasi dan metode berdebat
6. De sohisticis elenchis tentang kesesatan dan kekeliruan berpikir
vi
Theoprostus mengembangkan logika Aristoteles ini, sedangkan kaum Stoa
mengajukan bentuk-bentuk berfikir yang sistematis. Buku-buku inilah yang
menjadi dasar logika tradisional. Pada masa penerjemahan ilmu-ilmu Yunani
kedalam dunia Arab yang dimulai pada abad II Hijriah logika merupakan bagian
yang amat menarik minat kaum muslimin. Selanjutnya logika dipelajari secara
meriah dalam kalangan luas, menimbulkan berbagai pendapat dalam
hubungannya dalam masalah agama. Ibnu Sholeh dan Imam Nawawi
menghukumi haram mempelajari mantiq sampai mendalam. Al-Ghozali
menganjurkan dan menganggap baik, sedangkan menurut jumhur ulama
membolehkan bagi orang-orang yang cukup akalnya dan kokoh imannya.
Filusuf Al-Kindi, mempelajari dan menyilidiki logika Yunani secara khusus dan
studi ini dilakukan lebih mendalam oleh Al-Farabi. Ia mengadakan penyelidikan
mendalam atas lafal dan menguji kaidah-kaidah mantiq dalam proposisi-
proposisi kehidupan sehari-hari untuk membuktikan benar salahnya, merupakan
suatu tindakan yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Selanjutnya logika mengalami masa dekadensinya yang panjang. Logika
menjadi sangat dangkal dan sederhana sekali. Masa itu dipergunakan buku-buku
logika seperti Isagoge, dari Porphirius, Fons Scientie dari John Damascenus,
buku-buku komentar logika dari Bothius, buku sistematisasi logika dari Thomas
Aquinas, kesemuanya mengembangkan logika Aristoteles.
Pada abad XIII sampai dengan abad XV tampillah Petros Hispanus, Roger
Bacon, Raindus Lullus dan Wilhelm Ocham mengetengahkan logika yang
berbeda sekali dengan metode Aristoteles yang kemudian kita kenal dengan
logika modern. Raidus Lullus mengemukakan metode baru logika yang disebut
Ars Magna, semacam Aljabar pengertian dengan maksud membuktikan
kebenaran-kebenaran tertinggi. Penemuan-penemuan baru pada abad XVII dan
XVIII ketika Prancis Bacon mengembangkan metode induktif, ia menyusun
buku Novum Organum Scientiarum. W. Leibnitz menyusun logika Aljabar untuk
membikin sederhana pekerjaan akal serta memberi kepastian. Emanuel Kant
menemukan logika transidental (logika yang menyelidiki bentuk-bentuk
pemikiran yang mengatasi batas pengalaman). Pada abad XIX logika dipandang
vii
sebagai sekedar peristiwa psikologis dan metodis seperti yang diajarkan oleh W.
Wund, J. Dewey dan M. Baldiwin. Nama-nama seperti George Boole, Bertrand
Rusel dan G. frege harus dicatat sebagai tokoh yang banyak berjasa dalam
kehidupan logika modern.
Jonh stuact miil (1806-1873) dengan karyanya system of logic berharap
dan berkeyakinan bahwa jasa metodehnya bagi logika induktif sama besarnya
dengan aris toteles bagi logika deduktif. Rumusan metode induktif J.S. Mill
dimaksudkan untuk menemukan hubungan kausal antara fenomena (gejala). Mill
merumuskan sebab (kausal) suatu kejadian sebagai seluruh jumlah kondisi positif
dan negative Yang di perlukan. Metodenya adalah:
1. Method of agreement: metode mencocokkan
Sebab di simpulkan dari adanya kecocokan sumber kejadian. Misalnya
semua anak yang sakit perut membeli es sirup yang di jual di depan sekolah, maka
es sirup itu yang menjadi sebab sakit perut mereka.
2. Method of difference: metode membedakan
Sebab di simpulkan dari adanya kelainan dalam peristiwa yang terjadi.
Misalnya: seorang A yang sakit perut mengatakan telah makan sop buntut, nasi,
rendang, dan buah dari kaleng. Sedangkan B yang tidak sakit perut mengatakan
telah makan sop buntut, nasi, dan rendang. Maka di simpulkan bahwa buah dari
kaleng yang menyebabkan sakit perut[16] .
3. Joint Method Of Agreement And Difference: Mitode ini mencocokkan dan
membedakan. Metode ini gabungan dari metode satu dan dua.
4. Method Of Concomitant Variations: Metode Perubahan Selang Saling
Yang Seiring.
Metode ini merupakan pembaruan dari ketiga metode diawal dan dalam
penggunaannya luas. Apabila ketiga metode diatas bersifat kualitatif, sedangkan
metode perubahan selang seling yang seiring dapat disebut sebagai metode
kuantitatif pertama dari penyimpulan induktif.
viii
5. Method Of residues: Metode Menyisakan
Metode ini dibcarakan / dapat dikatakan deduktif karena bertumpu kuat
pada hukum-hukum kausal yang sudah terbukti sebelumnya. Namun demikian
kendati terdapat premis-premis yang berupa hukum-hukum kausal.
Kesimpulannya metode ini sifatnya probable dan tidak dapat di deduksikan secara
sah dari premis-premisnya[17].
Hendry Newman juga memberikan jasa pada pemikiran tentang logika
dalam karyanya Essay In Aid Of Grammar Of Assent (1870) dalam bukunya
tersebut terdapat tiga macam bentuk pemikiran:
1. Formal Inference (bentuk pemikiran ini kesimpulan diambil dari premis-
premis yang dirumuskan dengan tajam menurut peraturan logika).
2. Informal Inrference (bentuk pemikiran ini merupakan sarana untuk
mengetahui benda-benda individual konkret ).
3. Natural Inference (bentuk ini adalah bentuk pemikiran kita sehari-hari).
B. Prinsip-Prinsip Dasar Logika
Setiap ilmu pengetahuan didasarkan atas asas-asas atau prinsip-prinsip
dasar tertentu, asas atau prinsip dasar dalam ilmu adalah pernyataan-pernyataan
atau kebenaran-kebenaran yang sangat mendasar yang menjadi landasan bagi
berbagai (teori atau hukum) yang akan dikembangkan didalam ilmu yang
bersangkutan. Karena sifatnya sebagai dasar seperti itu, maka prinsip dasar harus
merupakan suatu kebenaran yang sudah jelas dengan sendirinya dan tidak perlu di
buktikan kebenarannya[23].
Prinsip dasar dalam logika adalah semua kebenaran yang dianggap benar
dalam logika. Semua pikiran harus didasarkan atas kebenaran itu agar penalaran
kita valid. Mehra dan Burhan menyebutkan bahwa prinsip-prinsip atau hukum-
hukum dalam logika dikemukakan oleh para pakar pikir dengan istilah yang
berbeda. Uberweg menyebutnya “Axioms of Inference” sedangkan Mill
menamainya “Universal Postulates of All Reasionings”[24].
ix
Menurut Aristoteles, prinsip dasar dalam logika itu ada tiga
jumlahnya, yaitu: (1) prinsip identitas (law of identity); (2) prinsip kontradiksis
(law of contradiction); dan (3) prinsip tiada jalan tengah (law of ecluded middle).
Tokoh filosofis modern Leibnitz menambahkan satu hukum lagi yaitu (4) prinsip
alasan yang mencukupi (law of suffient reason)[25]. Agar lebih jelas, berikut ini
paparannya secara singkat satu demi satu.
1. Prinsip Identitas (The principle of identity)
Aksioma pertama tersebut bunyi hukumnya adalah “suatu itu adalah suatu
itu” atau ”sesuatu itu adalah dirinya sendiri” atau “A=A”. “A” adalah merupakan
variabel yang dapat diisi oleh sembarang konstanta. Turunan atau konstantadari
variable “A” misalnya dapat berbunyi “Aku” maka akan berlaku: “Aku” adalah
“Aku” atau “Aku” adalah Diriku sendiri”[26].
Dari prinsip diatas dapat diambil contoh seperti Allah SWT sebagai tuhan
sangat berbeda dengan tuhan-tuhan lain selain dirinya. Jadi dari contoh ini kita
dapat simpulkan bahwa bahwa Allah sebagai tuhan ummat islam tidak sama
dengan tuhan orang Hindu, Buda, Kristen dan lain-lain.
2. Prinsip Nonkontradiksi (The Principle Of Noncontradiction)
Prinsip nonkontradiksi dapat dirumuskan sebagai berikut: ”Tiap-tiap hal
itu tidak dapat positif dan negatif dalam waktu yang bersamaan” atau lebih tegas
lagi: ”Pengakuan dan pengingkaran suatu pernyataan tidak mungkin keduanya
benar”. Ambillah contoh sederhana , tidak mungkin “Ahmad adalah mahasiswa”
dan “Ahmad adalah bukan mahasiswa” benar pada saat yang sama[27]. Kita
contohkan lagi tidak mungkin orang yang mencuri dikatakan lagi beriman kepada
Allah SWT.
Jelas pula, bahwa prinsip nonkontradiksi merupakan lanjutan logis dari
prinsip identitas yang sudah diuraikan. Karena tiap hal itu sama dengan
dirinya sendiri, maka pernyataan kontradiktif tidak diizinkan karena justru
x
mengaburkan identitas hal tertentu. Karena itu prinsip yang kedua ini disebut
prinsip nonkontradiksi.
Prinsip nonkontradiksi juga langsung, analitis, dan jelas dengan sendirinya
sifatnya. Kita tidak membutuhkan trem pembanding (terminus medius, term
penengah) untuk membuktikannya cukup hanya mengerti akan arti ada dan tiada,
ada yang sebenarnya dan kemudian membandingkannya. Asal seorang masih
seorang manusia yang waras tentu (mau tidak mau) akan melihat kebenaran
mutlaknya[28]
3. Prinsip Tiada Jalan Tengah (The Principle Of Excluded Middle)
Prinsip ini berbunyi, “Sesuatu haruslah negatif atau positif”. Rumusnya A
mestilah B atau bukan B. Pada dasarnya, dari hukum ini dapat ditarik suatu makna
bahwa suatu (benda) tidak mungkin memiliki dua sifat yang berlawanan. Sesuatu
(benda) hanya memiliki sifat salah satu di antaranya. Jevons mengatakan bahwa
dalam hukum ini tidak mungkin ada alternatif yang ketiga atau jalan tengah.
Jawabannya haruslah “ya” atau “tidak”[29].
4. Prinsip Alasan Yang Mencukupi (The Principle Of suffient Reason)
Prinsip keempat ini dapat dianggap sebagai penegasan dan pelengkap
tehadap prinsip pertama, menurut prinsip identitas setiap sesuatu itu identik
dengan dirinya sendiri, nah dalam realitas kita kadang melihat proses perubahan ,
contoh daun asalnya hijau berubah kuning kemudian menjadi coklat, nah
bagaimana penjelasan perubah tersebut ? maka prinsip alasan yang mencukupi
menyatakan bahwa jika sesuatu berubah maka harus ada alasan yang mencukupi
yang dapat menerangkan perubahan tersebut. Misalnya , sebuah benda jatuh
kebumi karena ditarik oleh gaya tarik bumi dan benda lain kebetulan tidak ada
benda yang menahannya[30]
C. Arti Ilmu dan Pikiran dalam logika
Dalam bahasa Indonesia ilmu seimbang artinya dengan Science dan
dibedakan pemakaiannya secara jelas dengan kata “pengetahuan”. Dengan kata
xi
lain ilmu dan pengetahuan mempunyai pengertian yang berbeda secara mendasar.
Pengetahuan adalah hasil dari aktifitas mengetahui yakni tersingkapnya suatu
kenyataan kedalam jiwa hingga tidak ada keraguan terhadapnya. harus berhati-
hati dalam menggunakan kata pengetahuan dan ilmu dari apa yang kita tangkap
dalam jiwa. Pengetahuan sudah puas dengan menangkap tanpa ragu kenyataan
sesuatu, sedangkan ilmu menghendaki penjelasan lebih lanjut dari sekedar apa
yang dituntut oleh pengetahuan.
Dalam pengetahuan modern dikenal pembagian ilmu atas kelompok ilmu A
Pasteriori, dasn kelompokilmu a Priori. Ilmu A Pasteriori adalah ilmu
pengetahuan yang kita peroleh dari pengalaman indrawi seperti ilmu kimia, alam,
hayat, kesehatan dan semua ilmu yang bersumber pada pengalaman. Sedang ilmu
a Priori adalah ilmu-ilmu yang tidak kita peroleh dari pengalaman dan percobaan,
tetapi bersumber pada akal itu sendiri. Kebenaran ilmu ini tidak dapat ditemukan
dan dikembalika kepada data empiris sebagai mana ilmu-ilmu A Pasteriori,
melainkan kepada akal.semua ilmu yang tidak bergantung kepada pengalaman
dan ekjusperimen termasuk dalam kelompok ini termasuk juga logika.
Psikologi mempelajari pikiran dan kerjanya tanpa menyinggung sama
sekali urusan benar salah. Sebaliknya urusan benar dan salah menjadi masalah
pokokdalam logika. Logika tidak mempelajari cara berfikir dari semua ragamnya,
tetapi pemikiran dalam bentuk yang paling sehar dan praktis. Banyak jalan
pemikiran dipengaruhi oleh keyakinan, pola berfikir kelompok, kecenderungan
pribadi, pergaulan dan sugesti. Ada juga pemikiran pemikiran yang diungkapkan
dengan argument yang secara selintas kelihatan benar untuk memutarbalikkan
kenyataan dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi maupun golongan.
Logika menyelidiki, menjaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan
terpelajar serta bertujuan mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala
kepentingan dan keinginan perorangan. Ia merumuskan serta menerapkan hokum-
hukum dan patokan-patokan yang harus ditaati agar manusia dapat berfikir benar,
efisien dan teratur. Dengan demikian ada dua obyek penyelidikan logika,
pertama, pemikiran sebagai obyek material dan kedua, patokan-patokan atau
hukum-hukum berfikir benar dengan sebagai obyek formalnya.
xii
D.Asas-asas pemikiran
Dalam aktivitas berpikir tidak boleh melalaikan patokan pokok yang oleh
logika disebut asas berpikir. Asas pemikiran adalah pengetahuan dimana
pengetahuan lain muncul dan di mengerti. Kapasitas asas ini bagi kelurusan
berpikir adalah mutlak, dan salah benarnya suatu kebenaran suatu pemikiran
tergantung terlaksana tidaknya asa-asas. Ia adalah dasar daripada pengetahuan dan
ilmu.Asas pemikiran ini dapat dibedakan menjadi:
1. Asas identitas
Ia adalah dasar dari semua pemikiran dan bahkan asas pemikiran yang
lain. Kita tidak mungkin dapat berpikir tanpa asas. Prinsip ini mengatakan bahwa
sesuatu itu adalah dia sendiri bukan lainnya. Jika kita mengetahui bahwa sesuatu
itu Z maka ia adalah Z dan bukan A atau B. bila kita beri rumusan akan berbunyi:
“Bila proposisi itu benar maka akan membuat benarlah ia”.
2. Asas kontradiksi
Prinsip ini mengatakan bahwa pengingkaran sesuatu tidak mungkin sama
dengan pengakuannya,. Jika ia mengakui bahwa sesuatu itu bukan A maka tidak
mungkin pada saat itu ia adalah A, sebab realitas ini hanya satu sebagaimana
disebut oleh asas identitas.
3. Asas penolakan kemungkinan ketiga
Asas ini mengatakan bahwa antara dua pengakuan dan pengingkaran
kebenarannya terletak pada salah satunya. Pengakuan dan pengingkaran
merupakan pertentangan mutlak, karena itu disamping tidak mungkin benar
keduanya juga tidak mungkin salah keduanya. Jika dirumuskan akan berbunyi
”Suatu proposi selalu dalam keadaan benar atau salah”.
E. Cara mendapatkan kebenaran dan pembagian logika
Ada dua cara berpikir yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan
pengetahuan baru yang benar, yaitu melalui metode induksi dan deduksi. Induksi
adalah cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-
kasus yang bersifat individual. Penalaran ini dimulai dari kenyataan-kenyataan
xiii
yang bersifat khusus dan terbatas diakhiri dengan pertanyaan yang bersifat
umum.
Contohnya: “Besi dipanaskan memuai”.
“Seng dipanaskan memuai”.
Cara penalaran ini mempunyai dua keuntungan. Pertama, kita dapat
berpikir secara ekonomis. Untuk mendapatkan pengetahuan bahwa: semua logam
memuai bila dipanaskan, kita tidak usah membuat penyelidikan terhadap setiap
logam, tetapi cukup sebagian daripadanya. Kedua, pernyataan yang dihasilkan
melalui cara berpikir induksi tadi memungkinkan proses penalaran selanjutnya,
baik secara induktif maupun secara deduktif. Sedangkan deduksi adalah kegiatan
berpikir merupakan kebalikan dari penalaran induksi. Deduksi adalah cara
berpikir dari pernyataan yang bersifat umum, menuju kesimpulan yang bersifat
khusus. Dengan penalaran deduktif kita mendapat pengetahuan yang terpercaya.
Jadi antara penalaran induksi dan deduksi mempunyai hubungan sangat erat.
Logika dapat disistematiskan menjadi beberapa golongan. Dilihat dari segi
kualitasnya, Mantiq/Logika dapat dibedakan menjadi Logika Naturalis yaitu
kecakapan berlogika berdasarkan kemampuan akal bawaan manusia. Akal
manusia yang normal dapat bekerja secara spontan sesuai hukum-hukum logika
dasar. Bagaimanapun rendahnya inteligensi seorang ia dapat membedakan bahwa
sesuatu itu adalah berbeda dengan sesuatu yang lain, dan bahwa dua kenyataan
yang bertentangan tidaklah sama. Kemampuan berlogika naturalis pada tiap-tiap
orang berbeda-beda tergantung tingkatan pengetahuannya.
Untuk mengatasi yang tidak dapat ditanggulangi oleh Mantiq al-Fitri,
manusia menyusun hukum-hukum patokan-patokan, rumus-rumus berpikir lurus.
Logika ini disebut Logika Artifisialis atau Logika Ilmiah (Mantiq As-Suri) yang
bertugas membantu mantiq al-Fitri. Mantiq ini memperhalus, mempertajam serta
menunjukkan jalan pemikiran agar akal dapat bekerja lebih teliti, efisien, mudah
dan aman. Dilihat dari metodenya dapat dibedakan atas Logika Tradisonal
(Mantiq al-Qadim) dan Logika Modern (Mantiq al-Hadis).
Logika tradisional adalah Logika Aristoteles, dan Logika daripada Logikus
yang lebih kemudian, tetapi masih mengikuti sistem Logika Aristoteles. Para
xiv
logikus setelah Aristoteles tidak membuat perbahan atau mencipta sistem baru
dalam Logika kecuali hanya membuat komentar yang menjadikan Logika
Aristoteles lebih elegant dengan sekedar mengadakan perbaikan-perbaikan dan
membuang hal-hal yang tidak penting dari Logika Aristoteles. Logika modern
tumbuh dan dimulai pada abad XIII.
F. Manfaat Logika
Keseluruhan informasi keilmuan merupakan suatu sistem yang bersifat
logis, karena itu science tidak mungkin melepaskan kepentingannya terhadap
Logika. Logika membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur untuk
mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktivitas
berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip ini. Logika
menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan
keyakinan seseorang, karena itu ia mendidik manusia bersikap obyektif tegas dan
berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala suasana dan tempat.
Secara singkat manfaat logika dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Logika dapat digunakan untuk menjelaskan atau menyatakan prinsip-prinsip
abstrak yang dapat dipakai dalam berbagai ilmu pengetahuan.
2. Logika dizaman sekarang dapat digunakan sebagai alat untuk membedakan
hal yang benar dari yang palsu.
3. Logika dapat meningkatkan intelektual cara berpikir kita dalam menanggapi
suatu permasalahan.
4. Logika membuat kita terlepas dari hal-hal yang dapat membuat kita keliru
entah itu emosi atau prasangka.
5. Logika juga dapat membantu kita untuk berpikir lurus tentang suatu hal atau
biasa disebut dengan kritis.

More Related Content

What's hot

Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihadMakalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Internet Explorer
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad SawMarhamah Saleh
 
Poligami dan Monogami
Poligami dan Monogami Poligami dan Monogami
Poligami dan Monogami
Annis Afifah, S.Pd
 
Makalah Fonologi Fonetik dan Fonemik
Makalah Fonologi Fonetik dan FonemikMakalah Fonologi Fonetik dan Fonemik
Makalah Fonologi Fonetik dan Fonemik
ShelaOktavia
 
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahad
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahadMakalah hadits mutawatir dan hadits ahad
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahad
RendiTrida
 
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaMakalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
Rahmanzie Share
 
Tinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga IslamTinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Neyna Fazadiq
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Riana Arum
 
Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)
Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)
Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)
Jocareture Interprises
 
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidsejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
RoisMansur
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Robet Saputra
 
Islam Rasional
Islam RasionalIslam Rasional
Islam Rasional
Khanifah Inabah
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Rohman Efendi
 
Makalah logika
Makalah logika Makalah logika
Makalah logika
Nur Aqwamah
 
Pengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaanPengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaan
eryeryey
 
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’ANMAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
Amalia Damayanti
 
Presentasi perjudian
Presentasi perjudian Presentasi perjudian
Presentasi perjudian irpanwidiatno
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaBuyung Iskandar
 

What's hot (20)

Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihadMakalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
 
Makalah poligami
Makalah poligami Makalah poligami
Makalah poligami
 
Poligami dan Monogami
Poligami dan Monogami Poligami dan Monogami
Poligami dan Monogami
 
Makalah Fonologi Fonetik dan Fonemik
Makalah Fonologi Fonetik dan FonemikMakalah Fonologi Fonetik dan Fonemik
Makalah Fonologi Fonetik dan Fonemik
 
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahad
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahadMakalah hadits mutawatir dan hadits ahad
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahad
 
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaMakalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
 
Tinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga IslamTinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
 
Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)
Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)
Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)
 
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidsejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
 
Islam Rasional
Islam RasionalIslam Rasional
Islam Rasional
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
 
Makalah logika
Makalah logika Makalah logika
Makalah logika
 
Pengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaanPengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaan
 
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’ANMAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
 
Presentasi perjudian
Presentasi perjudian Presentasi perjudian
Presentasi perjudian
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agama
 
Hukum Islam
Hukum IslamHukum Islam
Hukum Islam
 

Viewers also liked

Logika
LogikaLogika
Logika pendahuluan
Logika pendahuluanLogika pendahuluan
Logika pendahuluan
Ida Ananda
 
Macam macam definisi
Macam macam definisiMacam macam definisi
Macam macam definisi
Nur Alfiyatur Rochmah
 
9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi
Tesya Suha Berra
 
Teori komunikasi-organisasi
Teori komunikasi-organisasiTeori komunikasi-organisasi
Teori komunikasi-organisasib2it
 
Logical fallacy dan kerangka berpikir
Logical fallacy dan kerangka berpikirLogical fallacy dan kerangka berpikir
Logical fallacy dan kerangka berpikir
Moh Hasan Rizal
 
Makalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanMakalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanRoberto Pecah
 
Bab i. dasar dasar logika
Bab i. dasar dasar logikaBab i. dasar dasar logika
Bab i. dasar dasar logika
Yahya D'Liquifaction
 
Makalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negaraMakalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negara
Septian Muna Barakati
 
Tafsir tarbawi ke1
Tafsir tarbawi ke1Tafsir tarbawi ke1
Tafsir tarbawi ke1
umiisnartini
 
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli FilsafatMakalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Nasruddin Asnah
 

Viewers also liked (20)

Makalah logika
Makalah logikaMakalah logika
Makalah logika
 
Makalah logika (1)
Makalah logika (1)Makalah logika (1)
Makalah logika (1)
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
02.logika
02.logika02.logika
02.logika
 
Logika pendahuluan
Logika pendahuluanLogika pendahuluan
Logika pendahuluan
 
Makalah ilmu logika
Makalah ilmu logikaMakalah ilmu logika
Makalah ilmu logika
 
Macam macam definisi
Macam macam definisiMacam macam definisi
Macam macam definisi
 
Tehnik tehnik eduksi
Tehnik tehnik eduksiTehnik tehnik eduksi
Tehnik tehnik eduksi
 
Isi tugas logika
Isi tugas logikaIsi tugas logika
Isi tugas logika
 
Ruang lingkup agama
Ruang lingkup agamaRuang lingkup agama
Ruang lingkup agama
 
9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Teori komunikasi-organisasi
Teori komunikasi-organisasiTeori komunikasi-organisasi
Teori komunikasi-organisasi
 
Logical fallacy dan kerangka berpikir
Logical fallacy dan kerangka berpikirLogical fallacy dan kerangka berpikir
Logical fallacy dan kerangka berpikir
 
Makalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanMakalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahan
 
Bab i. dasar dasar logika
Bab i. dasar dasar logikaBab i. dasar dasar logika
Bab i. dasar dasar logika
 
Makalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negaraMakalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negara
 
Tafsir tarbawi ke1
Tafsir tarbawi ke1Tafsir tarbawi ke1
Tafsir tarbawi ke1
 
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli FilsafatMakalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
 
Makalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negaraMakalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negara
 

Similar to SEJARAH LOGIKA

Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnah
Iska Nangin
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Fandi Fandi
 
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruHakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruAli Murfi
 
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, MsKumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
RijalAshidiq
 
UAS FILSAFAT 2015
UAS FILSAFAT 2015UAS FILSAFAT 2015
UAS FILSAFAT 2015
PPS Universitas Sriwijaya
 
makalah metodologi k1.pdf
makalah metodologi k1.pdfmakalah metodologi k1.pdf
makalah metodologi k1.pdf
hspanggalih
 
Penerangan ilmu mantiq
Penerangan ilmu mantiqPenerangan ilmu mantiq
Penerangan ilmu mantiq
Atykah Aura
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Universitas Negeri Yogyakarta
 
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Ninik Charmila
 
Ujian 1 met lit
Ujian 1 met litUjian 1 met lit
Ujian 1 met lit
utarigitam
 
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmuOntologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
ecaishak
 
Kumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawabKumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawab
Almayszaroh
 
Modul ilmu-alamiah-dasar2
Modul ilmu-alamiah-dasar2Modul ilmu-alamiah-dasar2
Modul ilmu-alamiah-dasar2Haris Armstrong
 
Resume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmuResume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmu
UCy Rukmana
 
Tugas Filsafat.pdf
Tugas Filsafat.pdfTugas Filsafat.pdf
Tugas Filsafat.pdf
NormanDelVano1
 
Sikap ahlu sunnah terhadap logika aristoteles
Sikap ahlu sunnah terhadap logika aristotelesSikap ahlu sunnah terhadap logika aristoteles
Sikap ahlu sunnah terhadap logika aristotelesIdrus Abidin
 
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
Erta Erta
 
E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i
Erta Erta
 
Makalah filsafat ilmu (epistemologi)
Makalah filsafat ilmu (epistemologi)Makalah filsafat ilmu (epistemologi)
Makalah filsafat ilmu (epistemologi)yudiyunika
 

Similar to SEJARAH LOGIKA (20)

Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnah
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
 
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruHakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
 
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, MsKumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
 
UAS FILSAFAT 2015
UAS FILSAFAT 2015UAS FILSAFAT 2015
UAS FILSAFAT 2015
 
makalah metodologi k1.pdf
makalah metodologi k1.pdfmakalah metodologi k1.pdf
makalah metodologi k1.pdf
 
Penerangan ilmu mantiq
Penerangan ilmu mantiqPenerangan ilmu mantiq
Penerangan ilmu mantiq
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
 
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
 
Ujian 1 met lit
Ujian 1 met litUjian 1 met lit
Ujian 1 met lit
 
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmuOntologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
 
Kumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawabKumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawab
 
Rudi tugas
Rudi tugasRudi tugas
Rudi tugas
 
Modul ilmu-alamiah-dasar2
Modul ilmu-alamiah-dasar2Modul ilmu-alamiah-dasar2
Modul ilmu-alamiah-dasar2
 
Resume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmuResume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmu
 
Tugas Filsafat.pdf
Tugas Filsafat.pdfTugas Filsafat.pdf
Tugas Filsafat.pdf
 
Sikap ahlu sunnah terhadap logika aristoteles
Sikap ahlu sunnah terhadap logika aristotelesSikap ahlu sunnah terhadap logika aristoteles
Sikap ahlu sunnah terhadap logika aristoteles
 
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
 
E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i
 
Makalah filsafat ilmu (epistemologi)
Makalah filsafat ilmu (epistemologi)Makalah filsafat ilmu (epistemologi)
Makalah filsafat ilmu (epistemologi)
 

More from Masmasthar YanghAndal

Taat kepada allah swt rasulullah muhammad saw written by abdullah monday
Taat kepada allah swt rasulullah muhammad saw written by abdullah mondayTaat kepada allah swt rasulullah muhammad saw written by abdullah monday
Taat kepada allah swt rasulullah muhammad saw written by abdullah mondayMasmasthar YanghAndal
 
Peran dan kontribusi bani umayyah bagi peradaban islam
Peran dan kontribusi bani umayyah bagi peradaban islamPeran dan kontribusi bani umayyah bagi peradaban islam
Peran dan kontribusi bani umayyah bagi peradaban islamMasmasthar YanghAndal
 
Iddah
IddahIddah
Aktivitas aktivitas kejiwaan
Aktivitas aktivitas kejiwaanAktivitas aktivitas kejiwaan
Aktivitas aktivitas kejiwaan
Masmasthar YanghAndal
 
Eutanasia dalam Pandangan Islam
Eutanasia dalam Pandangan IslamEutanasia dalam Pandangan Islam
Eutanasia dalam Pandangan Islam
Masmasthar YanghAndal
 

More from Masmasthar YanghAndal (18)

Tafsir surat aljhadid ayat 1 6
Tafsir surat aljhadid ayat 1 6Tafsir surat aljhadid ayat 1 6
Tafsir surat aljhadid ayat 1 6
 
Tafsir surat alikhlas
Tafsir surat alikhlasTafsir surat alikhlas
Tafsir surat alikhlas
 
Tafsir surat alhasr 22 24
Tafsir surat alhasr 22 24Tafsir surat alhasr 22 24
Tafsir surat alhasr 22 24
 
Tafsir al hujurot
Tafsir al hujurotTafsir al hujurot
Tafsir al hujurot
 
Taat kepada allah swt rasulullah muhammad saw written by abdullah monday
Taat kepada allah swt rasulullah muhammad saw written by abdullah mondayTaat kepada allah swt rasulullah muhammad saw written by abdullah monday
Taat kepada allah swt rasulullah muhammad saw written by abdullah monday
 
Sholawat nariyah
Sholawat nariyahSholawat nariyah
Sholawat nariyah
 
tafsir surah al hujurat
tafsir surah al hujurattafsir surah al hujurat
tafsir surah al hujurat
 
Peran dan kontribusi bani umayyah bagi peradaban islam
Peran dan kontribusi bani umayyah bagi peradaban islamPeran dan kontribusi bani umayyah bagi peradaban islam
Peran dan kontribusi bani umayyah bagi peradaban islam
 
Iddah
IddahIddah
Iddah
 
Ta'lim Muta'allim
Ta'lim Muta'allimTa'lim Muta'allim
Ta'lim Muta'allim
 
Terjemah jurumiyah 1
Terjemah jurumiyah 1Terjemah jurumiyah 1
Terjemah jurumiyah 1
 
Shorof1
Shorof1Shorof1
Shorof1
 
Sejarah Nabi
Sejarah NabiSejarah Nabi
Sejarah Nabi
 
Matan al ajurrumiyyah
Matan al ajurrumiyyahMatan al ajurrumiyyah
Matan al ajurrumiyyah
 
Definisi tasrif
Definisi tasrifDefinisi tasrif
Definisi tasrif
 
sejarrah nabi ringkasan
sejarrah nabi ringkasansejarrah nabi ringkasan
sejarrah nabi ringkasan
 
Aktivitas aktivitas kejiwaan
Aktivitas aktivitas kejiwaanAktivitas aktivitas kejiwaan
Aktivitas aktivitas kejiwaan
 
Eutanasia dalam Pandangan Islam
Eutanasia dalam Pandangan IslamEutanasia dalam Pandangan Islam
Eutanasia dalam Pandangan Islam
 

Recently uploaded

Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 

Recently uploaded (20)

Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 

SEJARAH LOGIKA

  • 1. i SEJARAH LOGIKA Makalah Ini ditujukan Sebagai Tugas pada Matakuliah “Mantiq” Disusun Oleh: Muhtarom PAI 5A Program Study Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI PONOROGO 2014
  • 2. ii HUBUNGAN MASYARAKAT Makalah Ini ditujukan Sebagai Tugas pada Matakuliah “Tafsir Tarbawi” Disusun Oleh: Muhtarom Dosen Pengampu: NURUL MALIKAH, M.PD Program Study Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI PONOROGO 2014
  • 3. iii KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah menciptakan bumi seisinya untuk dipelihara dan digunakan manfaatnya dengan sebaik-baiknya, serta menjadikan manusia makluk yang sempurna untuk berfikir dan berkembang lebih maju sehingga penulis dapat menyelasaikan penulisan makalah ini. Sholawat salam senantiasa tersanjungkan kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW. Yang senantiasa diharapkan syafaat darinya besok dihari pembalasan. Makalah ini disusun sebagai tugas untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti proses belajar pada mata kuliah Mantiq yang diampu oleh Ibu Nurul Malikah yang setia mendampingi dan membimbing kami dalam proses belajar. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing yang telah memberi motivasi dan pengarahan dalam melaksanakan tugas ini. Pada akhirnya hanya kepada Allah lah penulis berserah diri dan berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Ponorogo, 20 April 2014 Penulis DAFTAR ISI
  • 4. iv HALAMAN SAMPUL…………………………………………………….........i HALAMAN JUDUL……………………………………………………….........ii KATA PENGANTAR…………………………………………………………...iii DAFTAR ISI…...….………………………………………………………..........iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………………..………..1 B. Rumusan Masalah…………………………………………………………1 C. Tujuan……………………………………………………………………..1 BAB II PEMBAHASAN A. Arti dan sejarah singkat logika……………………………………… B. Prinsip-Prinsip Dasar Logika……………………………………….. C. Arti Ilmu dan Pikiran dalam logika………………………………… D. Asas-asas pemikiran………………………………………………….. E. Cara mendapatkan kebenaran dan pembagian logika…………… F. Manfaat Logika……………………………………………………… BAB III PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………............10 B. Saran………………………………………………………………..…….11 DAFTAR PUSTAKA
  • 5. v BAB II PEMBAHASAN A. Arti dan sejarah singkat logika Logika adalah bahasa latin yang berasal dari kata ‘logos’ yang berarti perkataan atau sabda. Istilah lain yang digunakan sebagai gantinya adalah mantiq, kata arab yang diambil dari kata kerja nataqa yang berarti berkata atau berucap. Dalam bahasa sehari- hari sering mendegar kata logis dan tidak logis. Yang dimaksud logis adalah masuk akal , dan tidak logis adalah sebaliknya. dalam buku Logic and Language of Education, mantiq disebut sebagai “penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode-metode berpikir benar”. Sedangkan dalam kamus Munjid disebut sebagai “hukum yang memelihara hati nurani dari kesalahan dalam berpikir”. Prof. Thalib Thahir A. Mu’in membatasi dengan “ilmu untuk menggerakkan pikiran kepada jalan yang lurus dalam memperoleh suatu kebenaran”. Sedangkan Irving M.Copi menyatakan, “Logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah”. Kata logika rupa-rupanya dipergunakan pertama kali oleh Zeno dari Citium. Kaum Sofis, Socrates dan plato harus dicatat sebagai perintis lahirnya logika. Logika lahir sebagai ilmu atas jasa Aristoteles ,Theoprostus dan kaum Stoa. Aristoteles meninggalkan enam buah buku yang oleh murid-muridnya diberi nama Organon. Buku tersebut diantaranya adalah : 1. Categoriae menguraikan pengertian-pengertian 2. De interpretatione tentang keputusan-keputusan 3. Analytica Posteriora tentang pembuktian 4. Analytica Priora tentang Silogisme 5. Topica tentang argumentasi dan metode berdebat 6. De sohisticis elenchis tentang kesesatan dan kekeliruan berpikir
  • 6. vi Theoprostus mengembangkan logika Aristoteles ini, sedangkan kaum Stoa mengajukan bentuk-bentuk berfikir yang sistematis. Buku-buku inilah yang menjadi dasar logika tradisional. Pada masa penerjemahan ilmu-ilmu Yunani kedalam dunia Arab yang dimulai pada abad II Hijriah logika merupakan bagian yang amat menarik minat kaum muslimin. Selanjutnya logika dipelajari secara meriah dalam kalangan luas, menimbulkan berbagai pendapat dalam hubungannya dalam masalah agama. Ibnu Sholeh dan Imam Nawawi menghukumi haram mempelajari mantiq sampai mendalam. Al-Ghozali menganjurkan dan menganggap baik, sedangkan menurut jumhur ulama membolehkan bagi orang-orang yang cukup akalnya dan kokoh imannya. Filusuf Al-Kindi, mempelajari dan menyilidiki logika Yunani secara khusus dan studi ini dilakukan lebih mendalam oleh Al-Farabi. Ia mengadakan penyelidikan mendalam atas lafal dan menguji kaidah-kaidah mantiq dalam proposisi- proposisi kehidupan sehari-hari untuk membuktikan benar salahnya, merupakan suatu tindakan yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Selanjutnya logika mengalami masa dekadensinya yang panjang. Logika menjadi sangat dangkal dan sederhana sekali. Masa itu dipergunakan buku-buku logika seperti Isagoge, dari Porphirius, Fons Scientie dari John Damascenus, buku-buku komentar logika dari Bothius, buku sistematisasi logika dari Thomas Aquinas, kesemuanya mengembangkan logika Aristoteles. Pada abad XIII sampai dengan abad XV tampillah Petros Hispanus, Roger Bacon, Raindus Lullus dan Wilhelm Ocham mengetengahkan logika yang berbeda sekali dengan metode Aristoteles yang kemudian kita kenal dengan logika modern. Raidus Lullus mengemukakan metode baru logika yang disebut Ars Magna, semacam Aljabar pengertian dengan maksud membuktikan kebenaran-kebenaran tertinggi. Penemuan-penemuan baru pada abad XVII dan XVIII ketika Prancis Bacon mengembangkan metode induktif, ia menyusun buku Novum Organum Scientiarum. W. Leibnitz menyusun logika Aljabar untuk membikin sederhana pekerjaan akal serta memberi kepastian. Emanuel Kant menemukan logika transidental (logika yang menyelidiki bentuk-bentuk pemikiran yang mengatasi batas pengalaman). Pada abad XIX logika dipandang
  • 7. vii sebagai sekedar peristiwa psikologis dan metodis seperti yang diajarkan oleh W. Wund, J. Dewey dan M. Baldiwin. Nama-nama seperti George Boole, Bertrand Rusel dan G. frege harus dicatat sebagai tokoh yang banyak berjasa dalam kehidupan logika modern. Jonh stuact miil (1806-1873) dengan karyanya system of logic berharap dan berkeyakinan bahwa jasa metodehnya bagi logika induktif sama besarnya dengan aris toteles bagi logika deduktif. Rumusan metode induktif J.S. Mill dimaksudkan untuk menemukan hubungan kausal antara fenomena (gejala). Mill merumuskan sebab (kausal) suatu kejadian sebagai seluruh jumlah kondisi positif dan negative Yang di perlukan. Metodenya adalah: 1. Method of agreement: metode mencocokkan Sebab di simpulkan dari adanya kecocokan sumber kejadian. Misalnya semua anak yang sakit perut membeli es sirup yang di jual di depan sekolah, maka es sirup itu yang menjadi sebab sakit perut mereka. 2. Method of difference: metode membedakan Sebab di simpulkan dari adanya kelainan dalam peristiwa yang terjadi. Misalnya: seorang A yang sakit perut mengatakan telah makan sop buntut, nasi, rendang, dan buah dari kaleng. Sedangkan B yang tidak sakit perut mengatakan telah makan sop buntut, nasi, dan rendang. Maka di simpulkan bahwa buah dari kaleng yang menyebabkan sakit perut[16] . 3. Joint Method Of Agreement And Difference: Mitode ini mencocokkan dan membedakan. Metode ini gabungan dari metode satu dan dua. 4. Method Of Concomitant Variations: Metode Perubahan Selang Saling Yang Seiring. Metode ini merupakan pembaruan dari ketiga metode diawal dan dalam penggunaannya luas. Apabila ketiga metode diatas bersifat kualitatif, sedangkan metode perubahan selang seling yang seiring dapat disebut sebagai metode kuantitatif pertama dari penyimpulan induktif.
  • 8. viii 5. Method Of residues: Metode Menyisakan Metode ini dibcarakan / dapat dikatakan deduktif karena bertumpu kuat pada hukum-hukum kausal yang sudah terbukti sebelumnya. Namun demikian kendati terdapat premis-premis yang berupa hukum-hukum kausal. Kesimpulannya metode ini sifatnya probable dan tidak dapat di deduksikan secara sah dari premis-premisnya[17]. Hendry Newman juga memberikan jasa pada pemikiran tentang logika dalam karyanya Essay In Aid Of Grammar Of Assent (1870) dalam bukunya tersebut terdapat tiga macam bentuk pemikiran: 1. Formal Inference (bentuk pemikiran ini kesimpulan diambil dari premis- premis yang dirumuskan dengan tajam menurut peraturan logika). 2. Informal Inrference (bentuk pemikiran ini merupakan sarana untuk mengetahui benda-benda individual konkret ). 3. Natural Inference (bentuk ini adalah bentuk pemikiran kita sehari-hari). B. Prinsip-Prinsip Dasar Logika Setiap ilmu pengetahuan didasarkan atas asas-asas atau prinsip-prinsip dasar tertentu, asas atau prinsip dasar dalam ilmu adalah pernyataan-pernyataan atau kebenaran-kebenaran yang sangat mendasar yang menjadi landasan bagi berbagai (teori atau hukum) yang akan dikembangkan didalam ilmu yang bersangkutan. Karena sifatnya sebagai dasar seperti itu, maka prinsip dasar harus merupakan suatu kebenaran yang sudah jelas dengan sendirinya dan tidak perlu di buktikan kebenarannya[23]. Prinsip dasar dalam logika adalah semua kebenaran yang dianggap benar dalam logika. Semua pikiran harus didasarkan atas kebenaran itu agar penalaran kita valid. Mehra dan Burhan menyebutkan bahwa prinsip-prinsip atau hukum- hukum dalam logika dikemukakan oleh para pakar pikir dengan istilah yang berbeda. Uberweg menyebutnya “Axioms of Inference” sedangkan Mill menamainya “Universal Postulates of All Reasionings”[24].
  • 9. ix Menurut Aristoteles, prinsip dasar dalam logika itu ada tiga jumlahnya, yaitu: (1) prinsip identitas (law of identity); (2) prinsip kontradiksis (law of contradiction); dan (3) prinsip tiada jalan tengah (law of ecluded middle). Tokoh filosofis modern Leibnitz menambahkan satu hukum lagi yaitu (4) prinsip alasan yang mencukupi (law of suffient reason)[25]. Agar lebih jelas, berikut ini paparannya secara singkat satu demi satu. 1. Prinsip Identitas (The principle of identity) Aksioma pertama tersebut bunyi hukumnya adalah “suatu itu adalah suatu itu” atau ”sesuatu itu adalah dirinya sendiri” atau “A=A”. “A” adalah merupakan variabel yang dapat diisi oleh sembarang konstanta. Turunan atau konstantadari variable “A” misalnya dapat berbunyi “Aku” maka akan berlaku: “Aku” adalah “Aku” atau “Aku” adalah Diriku sendiri”[26]. Dari prinsip diatas dapat diambil contoh seperti Allah SWT sebagai tuhan sangat berbeda dengan tuhan-tuhan lain selain dirinya. Jadi dari contoh ini kita dapat simpulkan bahwa bahwa Allah sebagai tuhan ummat islam tidak sama dengan tuhan orang Hindu, Buda, Kristen dan lain-lain. 2. Prinsip Nonkontradiksi (The Principle Of Noncontradiction) Prinsip nonkontradiksi dapat dirumuskan sebagai berikut: ”Tiap-tiap hal itu tidak dapat positif dan negatif dalam waktu yang bersamaan” atau lebih tegas lagi: ”Pengakuan dan pengingkaran suatu pernyataan tidak mungkin keduanya benar”. Ambillah contoh sederhana , tidak mungkin “Ahmad adalah mahasiswa” dan “Ahmad adalah bukan mahasiswa” benar pada saat yang sama[27]. Kita contohkan lagi tidak mungkin orang yang mencuri dikatakan lagi beriman kepada Allah SWT. Jelas pula, bahwa prinsip nonkontradiksi merupakan lanjutan logis dari prinsip identitas yang sudah diuraikan. Karena tiap hal itu sama dengan dirinya sendiri, maka pernyataan kontradiktif tidak diizinkan karena justru
  • 10. x mengaburkan identitas hal tertentu. Karena itu prinsip yang kedua ini disebut prinsip nonkontradiksi. Prinsip nonkontradiksi juga langsung, analitis, dan jelas dengan sendirinya sifatnya. Kita tidak membutuhkan trem pembanding (terminus medius, term penengah) untuk membuktikannya cukup hanya mengerti akan arti ada dan tiada, ada yang sebenarnya dan kemudian membandingkannya. Asal seorang masih seorang manusia yang waras tentu (mau tidak mau) akan melihat kebenaran mutlaknya[28] 3. Prinsip Tiada Jalan Tengah (The Principle Of Excluded Middle) Prinsip ini berbunyi, “Sesuatu haruslah negatif atau positif”. Rumusnya A mestilah B atau bukan B. Pada dasarnya, dari hukum ini dapat ditarik suatu makna bahwa suatu (benda) tidak mungkin memiliki dua sifat yang berlawanan. Sesuatu (benda) hanya memiliki sifat salah satu di antaranya. Jevons mengatakan bahwa dalam hukum ini tidak mungkin ada alternatif yang ketiga atau jalan tengah. Jawabannya haruslah “ya” atau “tidak”[29]. 4. Prinsip Alasan Yang Mencukupi (The Principle Of suffient Reason) Prinsip keempat ini dapat dianggap sebagai penegasan dan pelengkap tehadap prinsip pertama, menurut prinsip identitas setiap sesuatu itu identik dengan dirinya sendiri, nah dalam realitas kita kadang melihat proses perubahan , contoh daun asalnya hijau berubah kuning kemudian menjadi coklat, nah bagaimana penjelasan perubah tersebut ? maka prinsip alasan yang mencukupi menyatakan bahwa jika sesuatu berubah maka harus ada alasan yang mencukupi yang dapat menerangkan perubahan tersebut. Misalnya , sebuah benda jatuh kebumi karena ditarik oleh gaya tarik bumi dan benda lain kebetulan tidak ada benda yang menahannya[30] C. Arti Ilmu dan Pikiran dalam logika Dalam bahasa Indonesia ilmu seimbang artinya dengan Science dan dibedakan pemakaiannya secara jelas dengan kata “pengetahuan”. Dengan kata
  • 11. xi lain ilmu dan pengetahuan mempunyai pengertian yang berbeda secara mendasar. Pengetahuan adalah hasil dari aktifitas mengetahui yakni tersingkapnya suatu kenyataan kedalam jiwa hingga tidak ada keraguan terhadapnya. harus berhati- hati dalam menggunakan kata pengetahuan dan ilmu dari apa yang kita tangkap dalam jiwa. Pengetahuan sudah puas dengan menangkap tanpa ragu kenyataan sesuatu, sedangkan ilmu menghendaki penjelasan lebih lanjut dari sekedar apa yang dituntut oleh pengetahuan. Dalam pengetahuan modern dikenal pembagian ilmu atas kelompok ilmu A Pasteriori, dasn kelompokilmu a Priori. Ilmu A Pasteriori adalah ilmu pengetahuan yang kita peroleh dari pengalaman indrawi seperti ilmu kimia, alam, hayat, kesehatan dan semua ilmu yang bersumber pada pengalaman. Sedang ilmu a Priori adalah ilmu-ilmu yang tidak kita peroleh dari pengalaman dan percobaan, tetapi bersumber pada akal itu sendiri. Kebenaran ilmu ini tidak dapat ditemukan dan dikembalika kepada data empiris sebagai mana ilmu-ilmu A Pasteriori, melainkan kepada akal.semua ilmu yang tidak bergantung kepada pengalaman dan ekjusperimen termasuk dalam kelompok ini termasuk juga logika. Psikologi mempelajari pikiran dan kerjanya tanpa menyinggung sama sekali urusan benar salah. Sebaliknya urusan benar dan salah menjadi masalah pokokdalam logika. Logika tidak mempelajari cara berfikir dari semua ragamnya, tetapi pemikiran dalam bentuk yang paling sehar dan praktis. Banyak jalan pemikiran dipengaruhi oleh keyakinan, pola berfikir kelompok, kecenderungan pribadi, pergaulan dan sugesti. Ada juga pemikiran pemikiran yang diungkapkan dengan argument yang secara selintas kelihatan benar untuk memutarbalikkan kenyataan dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi maupun golongan. Logika menyelidiki, menjaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta bertujuan mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala kepentingan dan keinginan perorangan. Ia merumuskan serta menerapkan hokum- hukum dan patokan-patokan yang harus ditaati agar manusia dapat berfikir benar, efisien dan teratur. Dengan demikian ada dua obyek penyelidikan logika, pertama, pemikiran sebagai obyek material dan kedua, patokan-patokan atau hukum-hukum berfikir benar dengan sebagai obyek formalnya.
  • 12. xii D.Asas-asas pemikiran Dalam aktivitas berpikir tidak boleh melalaikan patokan pokok yang oleh logika disebut asas berpikir. Asas pemikiran adalah pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan di mengerti. Kapasitas asas ini bagi kelurusan berpikir adalah mutlak, dan salah benarnya suatu kebenaran suatu pemikiran tergantung terlaksana tidaknya asa-asas. Ia adalah dasar daripada pengetahuan dan ilmu.Asas pemikiran ini dapat dibedakan menjadi: 1. Asas identitas Ia adalah dasar dari semua pemikiran dan bahkan asas pemikiran yang lain. Kita tidak mungkin dapat berpikir tanpa asas. Prinsip ini mengatakan bahwa sesuatu itu adalah dia sendiri bukan lainnya. Jika kita mengetahui bahwa sesuatu itu Z maka ia adalah Z dan bukan A atau B. bila kita beri rumusan akan berbunyi: “Bila proposisi itu benar maka akan membuat benarlah ia”. 2. Asas kontradiksi Prinsip ini mengatakan bahwa pengingkaran sesuatu tidak mungkin sama dengan pengakuannya,. Jika ia mengakui bahwa sesuatu itu bukan A maka tidak mungkin pada saat itu ia adalah A, sebab realitas ini hanya satu sebagaimana disebut oleh asas identitas. 3. Asas penolakan kemungkinan ketiga Asas ini mengatakan bahwa antara dua pengakuan dan pengingkaran kebenarannya terletak pada salah satunya. Pengakuan dan pengingkaran merupakan pertentangan mutlak, karena itu disamping tidak mungkin benar keduanya juga tidak mungkin salah keduanya. Jika dirumuskan akan berbunyi ”Suatu proposi selalu dalam keadaan benar atau salah”. E. Cara mendapatkan kebenaran dan pembagian logika Ada dua cara berpikir yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan pengetahuan baru yang benar, yaitu melalui metode induksi dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus- kasus yang bersifat individual. Penalaran ini dimulai dari kenyataan-kenyataan
  • 13. xiii yang bersifat khusus dan terbatas diakhiri dengan pertanyaan yang bersifat umum. Contohnya: “Besi dipanaskan memuai”. “Seng dipanaskan memuai”. Cara penalaran ini mempunyai dua keuntungan. Pertama, kita dapat berpikir secara ekonomis. Untuk mendapatkan pengetahuan bahwa: semua logam memuai bila dipanaskan, kita tidak usah membuat penyelidikan terhadap setiap logam, tetapi cukup sebagian daripadanya. Kedua, pernyataan yang dihasilkan melalui cara berpikir induksi tadi memungkinkan proses penalaran selanjutnya, baik secara induktif maupun secara deduktif. Sedangkan deduksi adalah kegiatan berpikir merupakan kebalikan dari penalaran induksi. Deduksi adalah cara berpikir dari pernyataan yang bersifat umum, menuju kesimpulan yang bersifat khusus. Dengan penalaran deduktif kita mendapat pengetahuan yang terpercaya. Jadi antara penalaran induksi dan deduksi mempunyai hubungan sangat erat. Logika dapat disistematiskan menjadi beberapa golongan. Dilihat dari segi kualitasnya, Mantiq/Logika dapat dibedakan menjadi Logika Naturalis yaitu kecakapan berlogika berdasarkan kemampuan akal bawaan manusia. Akal manusia yang normal dapat bekerja secara spontan sesuai hukum-hukum logika dasar. Bagaimanapun rendahnya inteligensi seorang ia dapat membedakan bahwa sesuatu itu adalah berbeda dengan sesuatu yang lain, dan bahwa dua kenyataan yang bertentangan tidaklah sama. Kemampuan berlogika naturalis pada tiap-tiap orang berbeda-beda tergantung tingkatan pengetahuannya. Untuk mengatasi yang tidak dapat ditanggulangi oleh Mantiq al-Fitri, manusia menyusun hukum-hukum patokan-patokan, rumus-rumus berpikir lurus. Logika ini disebut Logika Artifisialis atau Logika Ilmiah (Mantiq As-Suri) yang bertugas membantu mantiq al-Fitri. Mantiq ini memperhalus, mempertajam serta menunjukkan jalan pemikiran agar akal dapat bekerja lebih teliti, efisien, mudah dan aman. Dilihat dari metodenya dapat dibedakan atas Logika Tradisonal (Mantiq al-Qadim) dan Logika Modern (Mantiq al-Hadis). Logika tradisional adalah Logika Aristoteles, dan Logika daripada Logikus yang lebih kemudian, tetapi masih mengikuti sistem Logika Aristoteles. Para
  • 14. xiv logikus setelah Aristoteles tidak membuat perbahan atau mencipta sistem baru dalam Logika kecuali hanya membuat komentar yang menjadikan Logika Aristoteles lebih elegant dengan sekedar mengadakan perbaikan-perbaikan dan membuang hal-hal yang tidak penting dari Logika Aristoteles. Logika modern tumbuh dan dimulai pada abad XIII. F. Manfaat Logika Keseluruhan informasi keilmuan merupakan suatu sistem yang bersifat logis, karena itu science tidak mungkin melepaskan kepentingannya terhadap Logika. Logika membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktivitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip ini. Logika menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseorang, karena itu ia mendidik manusia bersikap obyektif tegas dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala suasana dan tempat. Secara singkat manfaat logika dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Logika dapat digunakan untuk menjelaskan atau menyatakan prinsip-prinsip abstrak yang dapat dipakai dalam berbagai ilmu pengetahuan. 2. Logika dizaman sekarang dapat digunakan sebagai alat untuk membedakan hal yang benar dari yang palsu. 3. Logika dapat meningkatkan intelektual cara berpikir kita dalam menanggapi suatu permasalahan. 4. Logika membuat kita terlepas dari hal-hal yang dapat membuat kita keliru entah itu emosi atau prasangka. 5. Logika juga dapat membantu kita untuk berpikir lurus tentang suatu hal atau biasa disebut dengan kritis.