SlideShare a Scribd company logo
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti dan sejarah singkat logika
Logika adalah bahasa latin yang berasal dari kata ‘logos’ yang berarti perkataan atau
sabda. Istilah lain yang digunakan sebagai gantinya adalah mantiq, kata arab yang diambil dari
kata kerja nataqa yang berarti berkata atau berucap. Dalam bahasa sehari- hari sering mendegar
kata logis dan tidak logis. Yang dimaksud logis adalah masuk akal , dan tidak logis adalah
sebaliknya. dalam buku Logic and Language of Education, mantiq disebut sebagai
“penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode-metode berpikir benar”. Sedangkan dalam kamus
Munjid disebut sebagai “hukum yang memelihara hati nurani dari kesalahan dalam berpikir”.
Prof. Thalib Thahir A. Mu’in membatasi dengan “ilmu untuk menggerakkan pikiran kepada
jalan yang lurus dalam memperoleh suatu kebenaran”. Sedangkan Irving M.Copi menyatakan,
“Logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum
yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran
yang salah”.
Kata logika rupa-rupanya dipergunakan pertama kali oleh Zeno dari Citium. Kaum Sofis,
Socrates dan plato harus dicatat sebagai perintis lahirnya logika. Logika lahir sebagai ilmu atas
jasa Aristoteles ,Theoprostus dan kaum Stoa. Aristoteles meninggalkan enam buah buku yang
oleh murid-muridnya diberi nama Organon. Buku tersebut diantaranya adalah :
1. Categoriae menguraikan pengertian-pengertian
2. De interpretatione tentang keputusan-keputusan
3. Analytica Posteriora tentang pembuktian
4. Analytica Priora tentang Silogisme
5. Topica tentang argumentasi dan metode berdebat
6. De sohisticis elenchis tentang kesesatan dan kekeliruan berpikir
Theoprostus mengembangkan logika Aristoteles ini, sedangkan kaum Stoa mengajukan
bentuk-bentuk berfikir yang sistematis. Buku-buku inilah yang menjadi dasar logika
tradisional. Pada masa penerjemahan ilmu-ilmu Yunani kedalam dunia Arab yang dimulai pada
abad II Hijriah logika merupakan bagian yang amat menarik minat kaum muslimin. Selanjutnya
logika dipelajari secara meriah dalam kalangan luas, menimbulkan berbagai pendapat dalam
hubungannya dalam masalah agama. Ibnu Sholeh dan Imam Nawawi menghukumi haram
mempelajari mantiq sampai mendalam. Al-Ghozali menganjurkan dan menganggap baik,
sedangkan menurut jumhur ulama membolehkan bagi orang-orang yang cukup akalnya dan
kokoh imannya. Filusuf Al-Kindi, mempelajari dan menyilidiki logika Yunani secara khusus
dan studi ini dilakukan lebih mendalam oleh Al-Farabi. Ia mengadakan penyelidikan mendalam
atas lafal dan menguji kaidah-kaidah mantiq dalam proposisi-proposisi kehidupan sehari-hari
untuk membuktikan benar salahnya, merupakan suatu tindakan yang belum pernah dilakukan
sebelumnya.
Selanjutnya logika mengalami masa dekadensinya yang panjang. Logika menjadi sangat
dangkal dan sederhana sekali. Masa itu dipergunakan buku-buku logika seperti Isagoge, dari
Porphirius, Fons Scientie dari John Damascenus, buku-buku komentar logika dari Bothius,
buku sistematisasi logika dari Thomas Aquinas, kesemuanya mengembangkan logika
Aristoteles.
Pada abad XIII sampai dengan abad XV tampillah Petros Hispanus, Roger Bacon,
Raindus Lullus dan Wilhelm Ocham mengetengahkan logika yang berbeda sekali dengan
metode Aristoteles yang kemudian kita kenal dengan logika modern. Raidus Lullus
mengemukakan metode baru logika yang disebut Ars Magna, semacam Aljabar pengertian
dengan maksud membuktikan kebenaran-kebenaran tertinggi. Penemuan-penemuan baru pada
abad XVII dan XVIII ketika Prancis Bacon mengembangkan metode induktif, ia menyusun
buku Novum Organum Scientiarum. W. Leibnitz menyusun logika Aljabar untuk membikin
sederhana pekerjaan akal serta memberi kepastian. Emanuel Kant menemukan logika
transidental (logika yang menyelidiki bentuk-bentuk pemikiran yang mengatasi batas
pengalaman). Pada abad XIX logika dipandang sebagai sekedar peristiwa psikologis dan
metodis seperti yang diajarkan oleh W. Wund, J. Dewey dan M. Baldiwin. Nama-nama seperti
George Boole, Bertrand Rusel dan G. frege harus dicatat sebagai tokoh yang banyak berjasa
dalam kehidupan logika modern.
Jonh stuact miil (1806-1873) dengan karyanya system of logic berharap dan
berkeyakinan bahwa jasa metodehnya bagi logika induktif sama besarnya dengan aris toteles
bagi logika deduktif. Rumusan metode induktif J.S. Mill dimaksudkan untuk menemukan
hubungan kausal antara fenomena (gejala). Mill merumuskan sebab (kausal) suatu kejadian
sebagai seluruh jumlah kondisi positif dan negative Yang di perlukan. Metodenya adalah:
1. Method of agreement: metode mencocokkan
Sebab di simpulkan dari adanya kecocokan sumber kejadian. Misalnya semua anak yang
sakit perut membeli es sirup yang di jual di depan sekolah, maka es sirup itu yang menjadi sebab
sakit perut mereka.
2. Method of difference: metode membedakan
Sebab di simpulkan dari adanya kelainan dalam peristiwa yang terjadi. Misalnya: seorang
A yang sakit perut mengatakan telah makan sop buntut, nasi, rendang, dan buah dari kaleng.
Sedangkan B yang tidak sakit perut mengatakan telah makan sop buntut, nasi, dan rendang.
Maka di simpulkan bahwa buah dari kaleng yang menyebabkan sakit perut[16] .
3. Joint Method Of Agreement And Difference: Mitode ini mencocokkan dan membedakan.
Metode ini gabungan dari metode satu dan dua.
4. Method Of Concomitant Variations: Metode Perubahan Selang Saling Yang Seiring.
Metode ini merupakan pembaruan dari ketiga metode diawal dan dalam penggunaannya
luas. Apabila ketiga metode diatas bersifat kualitatif, sedangkan metode perubahan selang seling
yang seiring dapat disebut sebagai metode kuantitatif pertama dari penyimpulan induktif.
5. Method Of residues: Metode Menyisakan
Metode ini dibcarakan / dapat dikatakan deduktif karena bertumpu kuat pada hukum-
hukum kausal yang sudah terbukti sebelumnya. Namun demikian kendati terdapat premis-premis
yang berupa hukum-hukum kausal. Kesimpulannya metode ini sifatnya probable dan tidak dapat
di deduksikan secara sah dari premis-premisnya[17].
Hendry Newman juga memberikan jasa pada pemikiran tentang logika dalam karyanya
Essay In Aid Of Grammar Of Assent (1870) dalam bukunya tersebut terdapat tiga macam bentuk
pemikiran:
1. Formal Inference (bentuk pemikiran ini kesimpulan diambil dari premis-premis yang
dirumuskan dengan tajam menurut peraturan logika).
2. Informal Inrference (bentuk pemikiran ini merupakan sarana untuk mengetahui benda-
benda individual konkret ).
3. Natural Inference (bentuk ini adalah bentuk pemikiran kita sehari-hari).
B. Prinsip-Prinsip Dasar Logika
Setiap ilmu pengetahuan didasarkan atas asas-asas atau prinsip-prinsip dasar tertentu,
asas atau prinsip dasar dalam ilmu adalah pernyataan-pernyataan atau kebenaran-kebenaran yang
sangat mendasar yang menjadi landasan bagi berbagai (teori atau hukum) yang akan
dikembangkan didalam ilmu yang bersangkutan. Karena sifatnya sebagai dasar seperti itu, maka
prinsip dasar harus merupakan suatu kebenaran yang sudah jelas dengan sendirinya dan tidak
perlu di buktikan kebenarannya[23].
Prinsip dasar dalam logika adalah semua kebenaran yang dianggap benar dalam
logika. Semua pikiran harus didasarkan atas kebenaran itu agar penalaran kita valid. Mehra dan
Burhan menyebutkan bahwa prinsip-prinsip atau hukum-hukum dalam logika dikemukakan oleh
para pakar pikir dengan istilah yang berbeda. Uberweg menyebutnya “Axioms of Inference”
sedangkan Mill menamainya “Universal Postulates of All Reasionings”[24].
Menurut Aristoteles, prinsip dasar dalam logika itu ada tiga jumlahnya, yaitu: (1) prinsip
identitas (law of identity); (2) prinsip kontradiksis (law of contradiction); dan (3) prinsip tiada
jalan tengah (law of ecluded middle). Tokoh filosofis modern Leibnitz menambahkan satu
hukum lagi yaitu (4) prinsip alasan yang mencukupi (law of suffient reason)[25]. Agar lebih
jelas, berikut ini paparannya secara singkat satu demi satu.
1. Prinsip Identitas (The principle of identity)
Aksioma pertama tersebut bunyi hukumnya adalah “suatu itu adalah suatu itu” atau
”sesuatu itu adalah dirinya sendiri” atau “A=A”. “A” adalah merupakan variabel yang dapat diisi
oleh sembarang konstanta. Turunan atau konstantadari variable “A” misalnya dapat berbunyi
“Aku” maka akan berlaku: “Aku” adalah “Aku” atau “Aku” adalah Diriku sendiri”[26].
Dari prinsip diatas dapat diambil contoh seperti Allah SWT sebagai tuhan sangat berbeda
dengan tuhan-tuhan lain selain dirinya. Jadi dari contoh ini kita dapat simpulkan bahwa bahwa
Allah sebagai tuhan ummat islam tidak sama dengan tuhan orang Hindu, Buda, Kristen dan lain-
lain.
2. Prinsip Nonkontradiksi (The Principle Of Noncontradiction)
Prinsip nonkontradiksi dapat dirumuskan sebagai berikut: ”Tiap-tiap hal itu tidak dapat
positif dan negatif dalam waktu yang bersamaan” atau lebih tegas lagi: ”Pengakuan dan
pengingkaran suatu pernyataan tidak mungkin keduanya benar”. Ambillah contoh sederhana ,
tidak mungkin “Ahmad adalah mahasiswa” dan “Ahmad adalah bukan mahasiswa” benar pada
saat yang sama[27]. Kita contohkan lagi tidak mungkin orang yang mencuri dikatakan lagi
beriman kepada Allah SWT.
Jelas pula, bahwa prinsip nonkontradiksi merupakan lanjutan logis dari prinsip identitas
yang sudah diuraikan. Karena tiap hal itu sama dengan dirinya sendiri, maka pernyataan
kontradiktif tidak diizinkan karena justru mengaburkan identitas hal tertentu. Karena itu prinsip
yang kedua ini disebut prinsip nonkontradiksi.
Prinsip nonkontradiksi juga langsung, analitis, dan jelas dengan sendirinya sifatnya. Kita
tidak membutuhkan trem pembanding (terminus medius, term penengah) untuk membuktikannya
cukup hanya mengerti akan arti ada dan tiada, ada yang sebenarnya dan kemudian
membandingkannya. Asal seorang masih seorang manusia yang waras tentu (mau tidak mau)
akan melihat kebenaran mutlaknya[28]
3. Prinsip Tiada Jalan Tengah (The Principle Of Excluded Middle)
Prinsip ini berbunyi, “Sesuatu haruslah negatif atau positif”. Rumusnya A mestilah B
atau bukan B. Pada dasarnya, dari hukum ini dapat ditarik suatu makna bahwa suatu (benda)
tidak mungkin memiliki dua sifat yang berlawanan. Sesuatu (benda) hanya memiliki sifat salah
satu di antaranya. Jevons mengatakan bahwa dalam hukum ini tidak mungkin ada alternatif yang
ketiga atau jalan tengah. Jawabannya haruslah “ya” atau “tidak”[29].
4. Prinsip Alasan Yang Mencukupi (The Principle Of suffient Reason)
Prinsip keempat ini dapat dianggap sebagai penegasan dan pelengkap tehadap prinsip
pertama, menurut prinsip identitas setiap sesuatu itu identik dengan dirinya sendiri, nah dalam
realitas kita kadang melihat proses perubahan , contoh daun asalnya hijau berubah kuning
kemudian menjadi coklat, nah bagaimana penjelasan perubah tersebut ? maka prinsip alasan
yang mencukupi menyatakan bahwa jika sesuatu berubah maka harus ada alasan yang
mencukupi yang dapat menerangkan perubahan tersebut. Misalnya , sebuah benda jatuh kebumi
karena ditarik oleh gaya tarik bumi dan benda lain kebetulan tidak ada benda yang
menahannya[30]
C. Arti Ilmu dan Pikiran dalam logika
Dalam bahasa Indonesia ilmu seimbang artinya dengan Science dan dibedakan
pemakaiannya secara jelas dengan kata “pengetahuan”. Dengan kata lain ilmu dan pengetahuan
mempunyai pengertian yang berbeda secara mendasar. Pengetahuan adalah hasil dari aktifitas
mengetahui yakni tersingkapnya suatu kenyataan kedalam jiwa hingga tidak ada keraguan
terhadapnya. harus berhati-hati dalam menggunakan kata pengetahuan dan ilmu dari apa yang
kita tangkap dalam jiwa. Pengetahuan sudah puas dengan menangkap tanpa ragu kenyataan
sesuatu, sedangkan ilmu menghendaki penjelasan lebih lanjut dari sekedar apa yang dituntut oleh
pengetahuan.
Dalam pengetahuan modern dikenal pembagian ilmu atas kelompok ilmu A Pasteriori,
dasn kelompokilmu a Priori. Ilmu A Pasteriori adalah ilmu pengetahuan yang kita peroleh dari
pengalaman indrawi seperti ilmu kimia, alam, hayat, kesehatan dan semua ilmu yang bersumber
pada pengalaman. Sedang ilmu a Priori adalah ilmu-ilmu yang tidak kita peroleh dari
pengalaman dan percobaan, tetapi bersumber pada akal itu sendiri. Kebenaran ilmu ini tidak
dapat ditemukan dan dikembalika kepada data empiris sebagai mana ilmu-ilmu A Pasteriori,
melainkan kepada akal.semua ilmu yang tidak bergantung kepada pengalaman dan ekjusperimen
termasuk dalam kelompok ini termasuk juga logika.
Psikologi mempelajari pikiran dan kerjanya tanpa menyinggung sama sekali urusan benar
salah. Sebaliknya urusan benar dan salah menjadi masalah pokokdalam logika. Logika tidak
mempelajari cara berfikir dari semua ragamnya, tetapi pemikiran dalam bentuk yang paling
sehar dan praktis. Banyak jalan pemikiran dipengaruhi oleh keyakinan, pola berfikir kelompok,
kecenderungan pribadi, pergaulan dan sugesti. Ada juga pemikiran pemikiran yang diungkapkan
dengan argument yang secara selintas kelihatan benar untuk memutarbalikkan kenyataan dengan
tujuan memperoleh keuntungan pribadi maupun golongan. Logika menyelidiki, menjaring dan
menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta bertujuan mendapatkan kebenaran,
terlepas dari segala kepentingan dan keinginan perorangan. Ia merumuskan serta menerapkan
hokum-hukum dan patokan-patokan yang harus ditaati agar manusia dapat berfikir benar, efisien
dan teratur. Dengan demikian ada dua obyek penyelidikan logika, pertama, pemikiran sebagai
obyek material dan kedua, patokan-patokan atau hukum-hukum berfikir benar dengan sebagai
obyek formalnya.
D.Asas-asas pemikiran
Dalam aktivitas berpikir tidak boleh melalaikan patokan pokok yang oleh logika disebut
asas berpikir. Asas pemikiran adalah pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan di
mengerti. Kapasitas asas ini bagi kelurusan berpikir adalah mutlak, dan salah benarnya suatu
kebenaran suatu pemikiran tergantung terlaksana tidaknya asa-asas. Ia adalah dasar daripada
pengetahuan dan ilmu.Asas pemikiran ini dapat dibedakan menjadi:
1. Asas identitas
Ia adalah dasar dari semua pemikiran dan bahkan asas pemikiran yang lain. Kita tidak
mungkin dapat berpikir tanpa asas. Prinsip ini mengatakan bahwa sesuatu itu adalah dia sendiri
bukan lainnya. Jika kita mengetahui bahwa sesuatu itu Z maka ia adalah Z dan bukan A atau B.
bila kita beri rumusan akan berbunyi: “Bila proposisi itu benar maka akan membuat benarlah ia”.
2. Asas kontradiksi
Prinsip ini mengatakan bahwa pengingkaran sesuatu tidak mungkin sama dengan
pengakuannya,. Jika ia mengakui bahwa sesuatu itu bukan A maka tidak mungkin pada saat itu
ia adalah A, sebab realitas ini hanya satu sebagaimana disebut oleh asas identitas.
3. Asas penolakan kemungkinan ketiga
Asas ini mengatakan bahwa antara dua pengakuan dan pengingkaran kebenarannya
terletak pada salah satunya. Pengakuan dan pengingkaran merupakan pertentangan mutlak,
karena itu disamping tidak mungkin benar keduanya juga tidak mungkin salah keduanya. Jika
dirumuskan akan berbunyi ”Suatu proposi selalu dalam keadaan benar atau salah”.
E. Cara mendapatkan kebenaran dan pembagian logika
Ada dua cara berpikir yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan pengetahuan baru
yang benar, yaitu melalui metode induksi dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir untuk
menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Penalaran
ini dimulai dari kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus dan terbatas diakhiri dengan
pertanyaan yang bersifat umum.
Contohnya: “Besi dipanaskan memuai”.
“Seng dipanaskan memuai”.
Cara penalaran ini mempunyai dua keuntungan. Pertama, kita dapat berpikir secara
ekonomis. Untuk mendapatkan pengetahuan bahwa: semua logam memuai bila dipanaskan, kita
tidak usah membuat penyelidikan terhadap setiap logam, tetapi cukup sebagian daripadanya.
Kedua, pernyataan yang dihasilkan melalui cara berpikir induksi tadi memungkinkan proses
penalaran selanjutnya, baik secara induktif maupun secara deduktif. Sedangkan deduksi adalah
kegiatan berpikir merupakan kebalikan dari penalaran induksi. Deduksi adalah cara berpikir dari
pernyataan yang bersifat umum, menuju kesimpulan yang bersifat khusus. Dengan penalaran
deduktif kita mendapat pengetahuan yang terpercaya. Jadi antara penalaran induksi dan deduksi
mempunyai hubungan sangat erat.
Logika dapat disistematiskan menjadi beberapa golongan. Dilihat dari segi kualitasnya,
Mantiq/Logika dapat dibedakan menjadi Logika Naturalis yaitu kecakapan berlogika
berdasarkan kemampuan akal bawaan manusia. Akal manusia yang normal dapat bekerja secara
spontan sesuai hukum-hukum logika dasar. Bagaimanapun rendahnya inteligensi seorang ia
dapat membedakan bahwa sesuatu itu adalah berbeda dengan sesuatu yang lain, dan bahwa dua
kenyataan yang bertentangan tidaklah sama. Kemampuan berlogika naturalis pada tiap-tiap
orang berbeda-beda tergantung tingkatan pengetahuannya.
Untuk mengatasi yang tidak dapat ditanggulangi oleh Mantiq al-Fitri, manusia menyusun
hukum-hukum patokan-patokan, rumus-rumus berpikir lurus. Logika ini disebut Logika
Artifisialis atau Logika Ilmiah (Mantiq As-Suri) yang bertugas membantu mantiq al-Fitri. Mantiq
ini memperhalus, mempertajam serta menunjukkan jalan pemikiran agar akal dapat bekerja lebih
teliti, efisien, mudah dan aman. Dilihat dari metodenya dapat dibedakan atas Logika Tradisonal
(Mantiq al-Qadim) dan Logika Modern (Mantiq al-Hadis).
Logika tradisional adalah Logika Aristoteles, dan Logika daripada Logikus yang lebih
kemudian, tetapi masih mengikuti sistem Logika Aristoteles. Para logikus setelah Aristoteles
tidak membuat perbahan atau mencipta sistem baru dalam Logika kecuali hanya membuat
komentar yang menjadikan Logika Aristoteles lebih elegant dengan sekedar mengadakan
perbaikan-perbaikan dan membuang hal-hal yang tidak penting dari Logika Aristoteles. Logika
modern tumbuh dan dimulai pada abad XIII.
F. Manfaat Logika
Keseluruhan informasi keilmuan merupakan suatu sistem yang bersifat logis, karena itu
science tidak mungkin melepaskan kepentingannya terhadap Logika. Logika membantu
manusia berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari
kekeliruan. Dalam segala aktivitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas
prinsip ini. Logika menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi
dan keyakinan seseorang, karena itu ia mendidik manusia bersikap obyektif tegas dan berani,
suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala suasana dan tempat.
Secara singkat manfaat logika dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Logika dapat digunakan untuk menjelaskan atau menyatakan prinsip-prinsip abstrak yang
dapat dipakai dalam berbagai ilmu pengetahuan.
2. Logika dizaman sekarang dapat digunakan sebagai alat untuk membedakan hal yang benar
dari yang palsu.
3. Logika dapat meningkatkan intelektual cara berpikir kita dalam menanggapi suatu
permasalahan.
4. Logika membuat kita terlepas dari hal-hal yang dapat membuat kita keliru entah itu emosi
atau prasangka.
5. Logika juga dapat membantu kita untuk berpikir lurus tentang suatu hal atau biasa disebut
dengan kritis.

More Related Content

What's hot

Macam macam definisi
Macam macam definisiMacam macam definisi
Macam macam definisi
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Konsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisiKonsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisi
Swig WuNafik
 
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islam
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islamMemahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islam
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islam
FitriHastuti2
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Ade Pratama
 
Penegakan Hukum di Indonesia
Penegakan Hukum di IndonesiaPenegakan Hukum di Indonesia
Penegakan Hukum di Indonesia
Sriwijaya University, Indonesia
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaBuyung Iskandar
 
Makalah pluralisme
Makalah pluralismeMakalah pluralisme
Makalah pluralisme
asky M
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
AlwiAssegaf
 
Prinsip Hukum Islam
Prinsip Hukum IslamPrinsip Hukum Islam
Prinsip Hukum Islam
Vallen Hoven
 
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Ria Widia
 
Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumsyophi
 
Hubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafatHubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafatSusi Yanti
 
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahad
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahadMakalah hadits mutawatir dan hadits ahad
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahad
RendiTrida
 
Pengertian logika dan silogisme
Pengertian logika dan silogismePengertian logika dan silogisme
Pengertian logika dan silogisme
Desi Mustopa
 
Islam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaanIslam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaan
zahfath06
 
Bhs ind (4) Bahasa Ragam Ilmiah
Bhs ind (4) Bahasa Ragam IlmiahBhs ind (4) Bahasa Ragam Ilmiah
Bhs ind (4) Bahasa Ragam Ilmiah
andizckaactionscript
 
3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesia3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesiaMarhamah Saleh
 
Teori Dialektika Relasional
Teori Dialektika RelasionalTeori Dialektika Relasional
Teori Dialektika Relasional
mankoma2013
 

What's hot (20)

Macam macam definisi
Macam macam definisiMacam macam definisi
Macam macam definisi
 
Konsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisiKonsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisi
 
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islam
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islamMemahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islam
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islam
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
 
Penegakan Hukum di Indonesia
Penegakan Hukum di IndonesiaPenegakan Hukum di Indonesia
Penegakan Hukum di Indonesia
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agama
 
Makalah pluralisme
Makalah pluralismeMakalah pluralisme
Makalah pluralisme
 
makalah Transformasi generatif
makalah Transformasi generatif makalah Transformasi generatif
makalah Transformasi generatif
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
 
Prinsip Hukum Islam
Prinsip Hukum IslamPrinsip Hukum Islam
Prinsip Hukum Islam
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
 
Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukum
 
Hubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafatHubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafat
 
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahad
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahadMakalah hadits mutawatir dan hadits ahad
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahad
 
Pengertian logika dan silogisme
Pengertian logika dan silogismePengertian logika dan silogisme
Pengertian logika dan silogisme
 
Islam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaanIslam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaan
 
Bhs ind (4) Bahasa Ragam Ilmiah
Bhs ind (4) Bahasa Ragam IlmiahBhs ind (4) Bahasa Ragam Ilmiah
Bhs ind (4) Bahasa Ragam Ilmiah
 
3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesia3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesia
 
Teori Dialektika Relasional
Teori Dialektika RelasionalTeori Dialektika Relasional
Teori Dialektika Relasional
 

Viewers also liked

Tugas Logika
Tugas LogikaTugas Logika
Tugas Logika
J_rRy
 
Ruang lingkup agama
Ruang lingkup agamaRuang lingkup agama
Ruang lingkup agama
Yunus Moershal
 
9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi
Tesya Suha Berra
 
SEJARAH LOGIKA
SEJARAH LOGIKASEJARAH LOGIKA
SEJARAH LOGIKA
Masmasthar YanghAndal
 
powerpoint logika matematika
powerpoint logika matematikapowerpoint logika matematika
powerpoint logika matematika
Suryo Wedo Susilo
 
Makalah logika
Makalah logika Makalah logika
Makalah logika
Nur Aqwamah
 
Tugas Logika
Tugas LogikaTugas Logika
Tugas Logikaandrewaja
 

Viewers also liked (8)

Makalah logika
Makalah logikaMakalah logika
Makalah logika
 
Tugas Logika
Tugas LogikaTugas Logika
Tugas Logika
 
Ruang lingkup agama
Ruang lingkup agamaRuang lingkup agama
Ruang lingkup agama
 
9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi
 
SEJARAH LOGIKA
SEJARAH LOGIKASEJARAH LOGIKA
SEJARAH LOGIKA
 
powerpoint logika matematika
powerpoint logika matematikapowerpoint logika matematika
powerpoint logika matematika
 
Makalah logika
Makalah logika Makalah logika
Makalah logika
 
Tugas Logika
Tugas LogikaTugas Logika
Tugas Logika
 

Similar to Isi tugas logika

Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKAPengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
RezhaMiftahulHuda
 
Ppt filsafat holisme,konfirmasi,falsifikasianisme
Ppt filsafat holisme,konfirmasi,falsifikasianismePpt filsafat holisme,konfirmasi,falsifikasianisme
Ppt filsafat holisme,konfirmasi,falsifikasianisme
rizky188
 
Aliran pendidikan
Aliran pendidikan Aliran pendidikan
Aliran pendidikan
Ega Novisa
 
Sikap ahlu sunnah terhadap logika aristoteles
Sikap ahlu sunnah terhadap logika aristotelesSikap ahlu sunnah terhadap logika aristoteles
Sikap ahlu sunnah terhadap logika aristotelesIdrus Abidin
 
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihFilsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
Wiwin Prehati
 
Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnah
Iska Nangin
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Universitas Negeri Yogyakarta
 
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruHakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruAli Murfi
 
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayantiRangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
NabilahMaharani1
 
Dasar dasar ilmu
Dasar dasar ilmuDasar dasar ilmu
Dasar dasar ilmu
Fery Zahuri
 
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaPengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Siti Hardiyanti
 
2 dasar dasar pengetahuan
2 dasar dasar pengetahuan2 dasar dasar pengetahuan
2 dasar dasar pengetahuan
PPS Universitas Sriwijaya
 
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Ninik Charmila
 
Makalah logika
Makalah logikaMakalah logika
Makalah logika
Septian Muna Barakati
 
Makalah logika
Makalah logikaMakalah logika
Makalah logika (1)
Makalah logika (1)Makalah logika (1)
Makalah logika (1)
Septian Muna Barakati
 
Logika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaranLogika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaran
astrianto
 
Tugas 1 paper aliran empirisme
Tugas 1  paper aliran empirismeTugas 1  paper aliran empirisme
Tugas 1 paper aliran empirisme
universitas negeri makassar
 
Filsafat Peripatetik Islam.docx
Filsafat Peripatetik Islam.docxFilsafat Peripatetik Islam.docx
Filsafat Peripatetik Islam.docx
Zukét Printing
 

Similar to Isi tugas logika (20)

Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKAPengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
 
Ppt filsafat holisme,konfirmasi,falsifikasianisme
Ppt filsafat holisme,konfirmasi,falsifikasianismePpt filsafat holisme,konfirmasi,falsifikasianisme
Ppt filsafat holisme,konfirmasi,falsifikasianisme
 
Aliran pendidikan
Aliran pendidikan Aliran pendidikan
Aliran pendidikan
 
Sikap ahlu sunnah terhadap logika aristoteles
Sikap ahlu sunnah terhadap logika aristotelesSikap ahlu sunnah terhadap logika aristoteles
Sikap ahlu sunnah terhadap logika aristoteles
 
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihFilsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
 
Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnah
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
 
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruHakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
 
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayantiRangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
 
Dasar dasar ilmu
Dasar dasar ilmuDasar dasar ilmu
Dasar dasar ilmu
 
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaPengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
 
2 dasar dasar pengetahuan
2 dasar dasar pengetahuan2 dasar dasar pengetahuan
2 dasar dasar pengetahuan
 
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
 
Makalah logika
Makalah logikaMakalah logika
Makalah logika
 
Makalah logika
Makalah logikaMakalah logika
Makalah logika
 
Makalah logika (1)
Makalah logika (1)Makalah logika (1)
Makalah logika (1)
 
Makalah logika (1)
Makalah logika (1)Makalah logika (1)
Makalah logika (1)
 
Logika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaranLogika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaran
 
Tugas 1 paper aliran empirisme
Tugas 1  paper aliran empirismeTugas 1  paper aliran empirisme
Tugas 1 paper aliran empirisme
 
Filsafat Peripatetik Islam.docx
Filsafat Peripatetik Islam.docxFilsafat Peripatetik Islam.docx
Filsafat Peripatetik Islam.docx
 

Recently uploaded

Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
muhamadsufii48
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 

Recently uploaded (20)

Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 

Isi tugas logika

  • 1. BAB II PEMBAHASAN A. Arti dan sejarah singkat logika Logika adalah bahasa latin yang berasal dari kata ‘logos’ yang berarti perkataan atau sabda. Istilah lain yang digunakan sebagai gantinya adalah mantiq, kata arab yang diambil dari kata kerja nataqa yang berarti berkata atau berucap. Dalam bahasa sehari- hari sering mendegar kata logis dan tidak logis. Yang dimaksud logis adalah masuk akal , dan tidak logis adalah sebaliknya. dalam buku Logic and Language of Education, mantiq disebut sebagai “penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode-metode berpikir benar”. Sedangkan dalam kamus Munjid disebut sebagai “hukum yang memelihara hati nurani dari kesalahan dalam berpikir”. Prof. Thalib Thahir A. Mu’in membatasi dengan “ilmu untuk menggerakkan pikiran kepada jalan yang lurus dalam memperoleh suatu kebenaran”. Sedangkan Irving M.Copi menyatakan, “Logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah”. Kata logika rupa-rupanya dipergunakan pertama kali oleh Zeno dari Citium. Kaum Sofis, Socrates dan plato harus dicatat sebagai perintis lahirnya logika. Logika lahir sebagai ilmu atas jasa Aristoteles ,Theoprostus dan kaum Stoa. Aristoteles meninggalkan enam buah buku yang oleh murid-muridnya diberi nama Organon. Buku tersebut diantaranya adalah : 1. Categoriae menguraikan pengertian-pengertian 2. De interpretatione tentang keputusan-keputusan 3. Analytica Posteriora tentang pembuktian 4. Analytica Priora tentang Silogisme 5. Topica tentang argumentasi dan metode berdebat 6. De sohisticis elenchis tentang kesesatan dan kekeliruan berpikir Theoprostus mengembangkan logika Aristoteles ini, sedangkan kaum Stoa mengajukan bentuk-bentuk berfikir yang sistematis. Buku-buku inilah yang menjadi dasar logika tradisional. Pada masa penerjemahan ilmu-ilmu Yunani kedalam dunia Arab yang dimulai pada abad II Hijriah logika merupakan bagian yang amat menarik minat kaum muslimin. Selanjutnya
  • 2. logika dipelajari secara meriah dalam kalangan luas, menimbulkan berbagai pendapat dalam hubungannya dalam masalah agama. Ibnu Sholeh dan Imam Nawawi menghukumi haram mempelajari mantiq sampai mendalam. Al-Ghozali menganjurkan dan menganggap baik, sedangkan menurut jumhur ulama membolehkan bagi orang-orang yang cukup akalnya dan kokoh imannya. Filusuf Al-Kindi, mempelajari dan menyilidiki logika Yunani secara khusus dan studi ini dilakukan lebih mendalam oleh Al-Farabi. Ia mengadakan penyelidikan mendalam atas lafal dan menguji kaidah-kaidah mantiq dalam proposisi-proposisi kehidupan sehari-hari untuk membuktikan benar salahnya, merupakan suatu tindakan yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Selanjutnya logika mengalami masa dekadensinya yang panjang. Logika menjadi sangat dangkal dan sederhana sekali. Masa itu dipergunakan buku-buku logika seperti Isagoge, dari Porphirius, Fons Scientie dari John Damascenus, buku-buku komentar logika dari Bothius, buku sistematisasi logika dari Thomas Aquinas, kesemuanya mengembangkan logika Aristoteles. Pada abad XIII sampai dengan abad XV tampillah Petros Hispanus, Roger Bacon, Raindus Lullus dan Wilhelm Ocham mengetengahkan logika yang berbeda sekali dengan metode Aristoteles yang kemudian kita kenal dengan logika modern. Raidus Lullus mengemukakan metode baru logika yang disebut Ars Magna, semacam Aljabar pengertian dengan maksud membuktikan kebenaran-kebenaran tertinggi. Penemuan-penemuan baru pada abad XVII dan XVIII ketika Prancis Bacon mengembangkan metode induktif, ia menyusun buku Novum Organum Scientiarum. W. Leibnitz menyusun logika Aljabar untuk membikin sederhana pekerjaan akal serta memberi kepastian. Emanuel Kant menemukan logika transidental (logika yang menyelidiki bentuk-bentuk pemikiran yang mengatasi batas pengalaman). Pada abad XIX logika dipandang sebagai sekedar peristiwa psikologis dan metodis seperti yang diajarkan oleh W. Wund, J. Dewey dan M. Baldiwin. Nama-nama seperti George Boole, Bertrand Rusel dan G. frege harus dicatat sebagai tokoh yang banyak berjasa dalam kehidupan logika modern. Jonh stuact miil (1806-1873) dengan karyanya system of logic berharap dan berkeyakinan bahwa jasa metodehnya bagi logika induktif sama besarnya dengan aris toteles bagi logika deduktif. Rumusan metode induktif J.S. Mill dimaksudkan untuk menemukan
  • 3. hubungan kausal antara fenomena (gejala). Mill merumuskan sebab (kausal) suatu kejadian sebagai seluruh jumlah kondisi positif dan negative Yang di perlukan. Metodenya adalah: 1. Method of agreement: metode mencocokkan Sebab di simpulkan dari adanya kecocokan sumber kejadian. Misalnya semua anak yang sakit perut membeli es sirup yang di jual di depan sekolah, maka es sirup itu yang menjadi sebab sakit perut mereka. 2. Method of difference: metode membedakan Sebab di simpulkan dari adanya kelainan dalam peristiwa yang terjadi. Misalnya: seorang A yang sakit perut mengatakan telah makan sop buntut, nasi, rendang, dan buah dari kaleng. Sedangkan B yang tidak sakit perut mengatakan telah makan sop buntut, nasi, dan rendang. Maka di simpulkan bahwa buah dari kaleng yang menyebabkan sakit perut[16] . 3. Joint Method Of Agreement And Difference: Mitode ini mencocokkan dan membedakan. Metode ini gabungan dari metode satu dan dua. 4. Method Of Concomitant Variations: Metode Perubahan Selang Saling Yang Seiring. Metode ini merupakan pembaruan dari ketiga metode diawal dan dalam penggunaannya luas. Apabila ketiga metode diatas bersifat kualitatif, sedangkan metode perubahan selang seling yang seiring dapat disebut sebagai metode kuantitatif pertama dari penyimpulan induktif. 5. Method Of residues: Metode Menyisakan Metode ini dibcarakan / dapat dikatakan deduktif karena bertumpu kuat pada hukum- hukum kausal yang sudah terbukti sebelumnya. Namun demikian kendati terdapat premis-premis yang berupa hukum-hukum kausal. Kesimpulannya metode ini sifatnya probable dan tidak dapat di deduksikan secara sah dari premis-premisnya[17]. Hendry Newman juga memberikan jasa pada pemikiran tentang logika dalam karyanya Essay In Aid Of Grammar Of Assent (1870) dalam bukunya tersebut terdapat tiga macam bentuk pemikiran:
  • 4. 1. Formal Inference (bentuk pemikiran ini kesimpulan diambil dari premis-premis yang dirumuskan dengan tajam menurut peraturan logika). 2. Informal Inrference (bentuk pemikiran ini merupakan sarana untuk mengetahui benda- benda individual konkret ). 3. Natural Inference (bentuk ini adalah bentuk pemikiran kita sehari-hari). B. Prinsip-Prinsip Dasar Logika Setiap ilmu pengetahuan didasarkan atas asas-asas atau prinsip-prinsip dasar tertentu, asas atau prinsip dasar dalam ilmu adalah pernyataan-pernyataan atau kebenaran-kebenaran yang sangat mendasar yang menjadi landasan bagi berbagai (teori atau hukum) yang akan dikembangkan didalam ilmu yang bersangkutan. Karena sifatnya sebagai dasar seperti itu, maka prinsip dasar harus merupakan suatu kebenaran yang sudah jelas dengan sendirinya dan tidak perlu di buktikan kebenarannya[23]. Prinsip dasar dalam logika adalah semua kebenaran yang dianggap benar dalam logika. Semua pikiran harus didasarkan atas kebenaran itu agar penalaran kita valid. Mehra dan Burhan menyebutkan bahwa prinsip-prinsip atau hukum-hukum dalam logika dikemukakan oleh para pakar pikir dengan istilah yang berbeda. Uberweg menyebutnya “Axioms of Inference” sedangkan Mill menamainya “Universal Postulates of All Reasionings”[24]. Menurut Aristoteles, prinsip dasar dalam logika itu ada tiga jumlahnya, yaitu: (1) prinsip identitas (law of identity); (2) prinsip kontradiksis (law of contradiction); dan (3) prinsip tiada jalan tengah (law of ecluded middle). Tokoh filosofis modern Leibnitz menambahkan satu hukum lagi yaitu (4) prinsip alasan yang mencukupi (law of suffient reason)[25]. Agar lebih jelas, berikut ini paparannya secara singkat satu demi satu. 1. Prinsip Identitas (The principle of identity) Aksioma pertama tersebut bunyi hukumnya adalah “suatu itu adalah suatu itu” atau ”sesuatu itu adalah dirinya sendiri” atau “A=A”. “A” adalah merupakan variabel yang dapat diisi oleh sembarang konstanta. Turunan atau konstantadari variable “A” misalnya dapat berbunyi “Aku” maka akan berlaku: “Aku” adalah “Aku” atau “Aku” adalah Diriku sendiri”[26].
  • 5. Dari prinsip diatas dapat diambil contoh seperti Allah SWT sebagai tuhan sangat berbeda dengan tuhan-tuhan lain selain dirinya. Jadi dari contoh ini kita dapat simpulkan bahwa bahwa Allah sebagai tuhan ummat islam tidak sama dengan tuhan orang Hindu, Buda, Kristen dan lain- lain. 2. Prinsip Nonkontradiksi (The Principle Of Noncontradiction) Prinsip nonkontradiksi dapat dirumuskan sebagai berikut: ”Tiap-tiap hal itu tidak dapat positif dan negatif dalam waktu yang bersamaan” atau lebih tegas lagi: ”Pengakuan dan pengingkaran suatu pernyataan tidak mungkin keduanya benar”. Ambillah contoh sederhana , tidak mungkin “Ahmad adalah mahasiswa” dan “Ahmad adalah bukan mahasiswa” benar pada saat yang sama[27]. Kita contohkan lagi tidak mungkin orang yang mencuri dikatakan lagi beriman kepada Allah SWT. Jelas pula, bahwa prinsip nonkontradiksi merupakan lanjutan logis dari prinsip identitas yang sudah diuraikan. Karena tiap hal itu sama dengan dirinya sendiri, maka pernyataan kontradiktif tidak diizinkan karena justru mengaburkan identitas hal tertentu. Karena itu prinsip yang kedua ini disebut prinsip nonkontradiksi. Prinsip nonkontradiksi juga langsung, analitis, dan jelas dengan sendirinya sifatnya. Kita tidak membutuhkan trem pembanding (terminus medius, term penengah) untuk membuktikannya cukup hanya mengerti akan arti ada dan tiada, ada yang sebenarnya dan kemudian membandingkannya. Asal seorang masih seorang manusia yang waras tentu (mau tidak mau) akan melihat kebenaran mutlaknya[28] 3. Prinsip Tiada Jalan Tengah (The Principle Of Excluded Middle) Prinsip ini berbunyi, “Sesuatu haruslah negatif atau positif”. Rumusnya A mestilah B atau bukan B. Pada dasarnya, dari hukum ini dapat ditarik suatu makna bahwa suatu (benda) tidak mungkin memiliki dua sifat yang berlawanan. Sesuatu (benda) hanya memiliki sifat salah satu di antaranya. Jevons mengatakan bahwa dalam hukum ini tidak mungkin ada alternatif yang ketiga atau jalan tengah. Jawabannya haruslah “ya” atau “tidak”[29]. 4. Prinsip Alasan Yang Mencukupi (The Principle Of suffient Reason)
  • 6. Prinsip keempat ini dapat dianggap sebagai penegasan dan pelengkap tehadap prinsip pertama, menurut prinsip identitas setiap sesuatu itu identik dengan dirinya sendiri, nah dalam realitas kita kadang melihat proses perubahan , contoh daun asalnya hijau berubah kuning kemudian menjadi coklat, nah bagaimana penjelasan perubah tersebut ? maka prinsip alasan yang mencukupi menyatakan bahwa jika sesuatu berubah maka harus ada alasan yang mencukupi yang dapat menerangkan perubahan tersebut. Misalnya , sebuah benda jatuh kebumi karena ditarik oleh gaya tarik bumi dan benda lain kebetulan tidak ada benda yang menahannya[30] C. Arti Ilmu dan Pikiran dalam logika Dalam bahasa Indonesia ilmu seimbang artinya dengan Science dan dibedakan pemakaiannya secara jelas dengan kata “pengetahuan”. Dengan kata lain ilmu dan pengetahuan mempunyai pengertian yang berbeda secara mendasar. Pengetahuan adalah hasil dari aktifitas mengetahui yakni tersingkapnya suatu kenyataan kedalam jiwa hingga tidak ada keraguan terhadapnya. harus berhati-hati dalam menggunakan kata pengetahuan dan ilmu dari apa yang kita tangkap dalam jiwa. Pengetahuan sudah puas dengan menangkap tanpa ragu kenyataan sesuatu, sedangkan ilmu menghendaki penjelasan lebih lanjut dari sekedar apa yang dituntut oleh pengetahuan. Dalam pengetahuan modern dikenal pembagian ilmu atas kelompok ilmu A Pasteriori, dasn kelompokilmu a Priori. Ilmu A Pasteriori adalah ilmu pengetahuan yang kita peroleh dari pengalaman indrawi seperti ilmu kimia, alam, hayat, kesehatan dan semua ilmu yang bersumber pada pengalaman. Sedang ilmu a Priori adalah ilmu-ilmu yang tidak kita peroleh dari pengalaman dan percobaan, tetapi bersumber pada akal itu sendiri. Kebenaran ilmu ini tidak dapat ditemukan dan dikembalika kepada data empiris sebagai mana ilmu-ilmu A Pasteriori, melainkan kepada akal.semua ilmu yang tidak bergantung kepada pengalaman dan ekjusperimen termasuk dalam kelompok ini termasuk juga logika. Psikologi mempelajari pikiran dan kerjanya tanpa menyinggung sama sekali urusan benar salah. Sebaliknya urusan benar dan salah menjadi masalah pokokdalam logika. Logika tidak mempelajari cara berfikir dari semua ragamnya, tetapi pemikiran dalam bentuk yang paling sehar dan praktis. Banyak jalan pemikiran dipengaruhi oleh keyakinan, pola berfikir kelompok, kecenderungan pribadi, pergaulan dan sugesti. Ada juga pemikiran pemikiran yang diungkapkan dengan argument yang secara selintas kelihatan benar untuk memutarbalikkan kenyataan dengan
  • 7. tujuan memperoleh keuntungan pribadi maupun golongan. Logika menyelidiki, menjaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta bertujuan mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala kepentingan dan keinginan perorangan. Ia merumuskan serta menerapkan hokum-hukum dan patokan-patokan yang harus ditaati agar manusia dapat berfikir benar, efisien dan teratur. Dengan demikian ada dua obyek penyelidikan logika, pertama, pemikiran sebagai obyek material dan kedua, patokan-patokan atau hukum-hukum berfikir benar dengan sebagai obyek formalnya. D.Asas-asas pemikiran Dalam aktivitas berpikir tidak boleh melalaikan patokan pokok yang oleh logika disebut asas berpikir. Asas pemikiran adalah pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan di mengerti. Kapasitas asas ini bagi kelurusan berpikir adalah mutlak, dan salah benarnya suatu kebenaran suatu pemikiran tergantung terlaksana tidaknya asa-asas. Ia adalah dasar daripada pengetahuan dan ilmu.Asas pemikiran ini dapat dibedakan menjadi: 1. Asas identitas Ia adalah dasar dari semua pemikiran dan bahkan asas pemikiran yang lain. Kita tidak mungkin dapat berpikir tanpa asas. Prinsip ini mengatakan bahwa sesuatu itu adalah dia sendiri bukan lainnya. Jika kita mengetahui bahwa sesuatu itu Z maka ia adalah Z dan bukan A atau B. bila kita beri rumusan akan berbunyi: “Bila proposisi itu benar maka akan membuat benarlah ia”. 2. Asas kontradiksi Prinsip ini mengatakan bahwa pengingkaran sesuatu tidak mungkin sama dengan pengakuannya,. Jika ia mengakui bahwa sesuatu itu bukan A maka tidak mungkin pada saat itu ia adalah A, sebab realitas ini hanya satu sebagaimana disebut oleh asas identitas. 3. Asas penolakan kemungkinan ketiga Asas ini mengatakan bahwa antara dua pengakuan dan pengingkaran kebenarannya terletak pada salah satunya. Pengakuan dan pengingkaran merupakan pertentangan mutlak, karena itu disamping tidak mungkin benar keduanya juga tidak mungkin salah keduanya. Jika dirumuskan akan berbunyi ”Suatu proposi selalu dalam keadaan benar atau salah”. E. Cara mendapatkan kebenaran dan pembagian logika
  • 8. Ada dua cara berpikir yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan pengetahuan baru yang benar, yaitu melalui metode induksi dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Penalaran ini dimulai dari kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus dan terbatas diakhiri dengan pertanyaan yang bersifat umum. Contohnya: “Besi dipanaskan memuai”. “Seng dipanaskan memuai”. Cara penalaran ini mempunyai dua keuntungan. Pertama, kita dapat berpikir secara ekonomis. Untuk mendapatkan pengetahuan bahwa: semua logam memuai bila dipanaskan, kita tidak usah membuat penyelidikan terhadap setiap logam, tetapi cukup sebagian daripadanya. Kedua, pernyataan yang dihasilkan melalui cara berpikir induksi tadi memungkinkan proses penalaran selanjutnya, baik secara induktif maupun secara deduktif. Sedangkan deduksi adalah kegiatan berpikir merupakan kebalikan dari penalaran induksi. Deduksi adalah cara berpikir dari pernyataan yang bersifat umum, menuju kesimpulan yang bersifat khusus. Dengan penalaran deduktif kita mendapat pengetahuan yang terpercaya. Jadi antara penalaran induksi dan deduksi mempunyai hubungan sangat erat. Logika dapat disistematiskan menjadi beberapa golongan. Dilihat dari segi kualitasnya, Mantiq/Logika dapat dibedakan menjadi Logika Naturalis yaitu kecakapan berlogika berdasarkan kemampuan akal bawaan manusia. Akal manusia yang normal dapat bekerja secara spontan sesuai hukum-hukum logika dasar. Bagaimanapun rendahnya inteligensi seorang ia dapat membedakan bahwa sesuatu itu adalah berbeda dengan sesuatu yang lain, dan bahwa dua kenyataan yang bertentangan tidaklah sama. Kemampuan berlogika naturalis pada tiap-tiap orang berbeda-beda tergantung tingkatan pengetahuannya. Untuk mengatasi yang tidak dapat ditanggulangi oleh Mantiq al-Fitri, manusia menyusun hukum-hukum patokan-patokan, rumus-rumus berpikir lurus. Logika ini disebut Logika Artifisialis atau Logika Ilmiah (Mantiq As-Suri) yang bertugas membantu mantiq al-Fitri. Mantiq ini memperhalus, mempertajam serta menunjukkan jalan pemikiran agar akal dapat bekerja lebih teliti, efisien, mudah dan aman. Dilihat dari metodenya dapat dibedakan atas Logika Tradisonal (Mantiq al-Qadim) dan Logika Modern (Mantiq al-Hadis). Logika tradisional adalah Logika Aristoteles, dan Logika daripada Logikus yang lebih kemudian, tetapi masih mengikuti sistem Logika Aristoteles. Para logikus setelah Aristoteles
  • 9. tidak membuat perbahan atau mencipta sistem baru dalam Logika kecuali hanya membuat komentar yang menjadikan Logika Aristoteles lebih elegant dengan sekedar mengadakan perbaikan-perbaikan dan membuang hal-hal yang tidak penting dari Logika Aristoteles. Logika modern tumbuh dan dimulai pada abad XIII. F. Manfaat Logika Keseluruhan informasi keilmuan merupakan suatu sistem yang bersifat logis, karena itu science tidak mungkin melepaskan kepentingannya terhadap Logika. Logika membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktivitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip ini. Logika menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseorang, karena itu ia mendidik manusia bersikap obyektif tegas dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala suasana dan tempat. Secara singkat manfaat logika dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Logika dapat digunakan untuk menjelaskan atau menyatakan prinsip-prinsip abstrak yang dapat dipakai dalam berbagai ilmu pengetahuan. 2. Logika dizaman sekarang dapat digunakan sebagai alat untuk membedakan hal yang benar dari yang palsu. 3. Logika dapat meningkatkan intelektual cara berpikir kita dalam menanggapi suatu permasalahan. 4. Logika membuat kita terlepas dari hal-hal yang dapat membuat kita keliru entah itu emosi atau prasangka. 5. Logika juga dapat membantu kita untuk berpikir lurus tentang suatu hal atau biasa disebut dengan kritis.