Filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuanEkoBowo2
Pemikiran filsafat merupakan pemikiran reflektif yang dapat berubah dari waktu ke waktu, dengan konsep yang terbuka dalam arti selalu berkembang sesuai dengan keadaan dan dalam mencari solusi masalah yang sesuai dengan bidang yang dihadapi ataupun dengan cabang filsafat yang dipakai sebagai objek formalnya.
artikel ilmiah ini bercerita tentang pola hubungan masyarakat asimetris dan simetris. Idealnya, humas harus bertindak jujur dalam memberikan informasi internal dan eksternal. Humas memang menjadi corong bagi kepentingan perusahaan atau organisasi, namun kepentingan publik lebih utama. apalagi bila menyangkut hajat hidup orang banyak
Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni Dalam Islam. Jakarta: Departemen Agama RI.
Aminuddin, dkk. 2005. Islam Pengetahuan dan Teknologi. Bandung: PT. Ghalia Indonesia.
Imtihana, Aida, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi umum. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Faridi. 2002. Agama Jalan Kedamaian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
Presentasi ini merupakan pemenuhan tugas evaluasi akhir semester mata kuliah Pengantar Filsafat ilmu oleh Sigit Sardjono, Dr,M.Ec.
Dimana berisi sekumpulan pertanyaan dan jawaban berbagai materi Filsafat Ilmu dengan sudut pandang Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang disebut sebagai dasar filsafat negara.
Dalam kedudukan ini pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara dan sumber tertib hukum.Negara Indonesia adalah negara demokrasi berdasarkan atas hukum,maka segala aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur melalui peraturan perundangan
Pancasila dalam kontek ketatanegaraan Republik Indonesia adalah pembagian kekuasaan lembaga lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban, keadilan sosial, dan lainnya diatur dalam undang undang dasar negara.
Filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuanEkoBowo2
Pemikiran filsafat merupakan pemikiran reflektif yang dapat berubah dari waktu ke waktu, dengan konsep yang terbuka dalam arti selalu berkembang sesuai dengan keadaan dan dalam mencari solusi masalah yang sesuai dengan bidang yang dihadapi ataupun dengan cabang filsafat yang dipakai sebagai objek formalnya.
artikel ilmiah ini bercerita tentang pola hubungan masyarakat asimetris dan simetris. Idealnya, humas harus bertindak jujur dalam memberikan informasi internal dan eksternal. Humas memang menjadi corong bagi kepentingan perusahaan atau organisasi, namun kepentingan publik lebih utama. apalagi bila menyangkut hajat hidup orang banyak
Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni Dalam Islam. Jakarta: Departemen Agama RI.
Aminuddin, dkk. 2005. Islam Pengetahuan dan Teknologi. Bandung: PT. Ghalia Indonesia.
Imtihana, Aida, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi umum. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Faridi. 2002. Agama Jalan Kedamaian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
Presentasi ini merupakan pemenuhan tugas evaluasi akhir semester mata kuliah Pengantar Filsafat ilmu oleh Sigit Sardjono, Dr,M.Ec.
Dimana berisi sekumpulan pertanyaan dan jawaban berbagai materi Filsafat Ilmu dengan sudut pandang Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang disebut sebagai dasar filsafat negara.
Dalam kedudukan ini pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara dan sumber tertib hukum.Negara Indonesia adalah negara demokrasi berdasarkan atas hukum,maka segala aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur melalui peraturan perundangan
Pancasila dalam kontek ketatanegaraan Republik Indonesia adalah pembagian kekuasaan lembaga lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban, keadilan sosial, dan lainnya diatur dalam undang undang dasar negara.
Demonstran dan Gerakan Demokrasi di IndonesiaSiti Hardiyanti
Mata Kuliah Pancasila
Materi Demonstran dan Gerakan Demokrasi di Indonesia
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Cinta tak ada logika
Jawaban tak logis
Kabar itu tidak logis
Apa itu logika?
3. Pengertian Logika
Secara etimologis
◦ Kata logika berasal dari logike (kata sifat),
logos (kata benda) berarti pikiran atau
perkataan sebagai pernyataan dari
pikiran.
4. Pengertian Logika
Logika berasal dari kata Yunani kuno
λόγος (logos) yang berarti hasil
pertimbangan akal pikiran yang
diutarakan lewat kata dan dinyatakan
dalam bahasa.
Logika berasal dari bahasa Arab =
mantiq dari kata kerja natapa =
berkata atau berucap
5. Logika adalah salah satu cabang
filsafat.
Sebagai ilmu, logika disebut dengan
logike episteme (Latin: logica scientia)
atau ilmu logika (ilmu pengetahuan)
yang mempelajari kecakapan untuk
berpikir secara lurus, tepat, dan
teratur.
Secara luas logika diartikan sebagai “
pengkajian untuk berpikir secara
6. Mantiq = penyelidikan tentang dasar-
dasar dan metode berpikir benar
(buku Logic and Language of
Education)
hukum yang memelihara hati nurani
dari kesalahan dalam berpikir( kamus
Munjid)
Ilmu untuk menggerakkan pikiran
untuk kepada jalan yang lurus dalam
memperoleh suatu kebenaran (Thaib
Thahir A)
7. Ilmu yang mempelajari metode dan
hukum-hukum yang digunakan
membedakan penalaran yang betul
dari penalaran yang salah (M Copi)
8. Suatu kajian tentang bagaimana
seseorang mampu untuk berpikir
dengan lurus.
Hasbullah Bakry: logika adalah ilmu
pengetahuan yang mengatur penitian
hukum-hukum akal manusia sehingga
menyebabkan pikirannya dapat
mencapai kebenaran. Logika
mempelajari aturan dan cara berpikir.
9. N. Driyakara: logika adalah ilmu
pengetahuan yang memandang hukum-
hukum susunan atau bentuk pikiran
manusia yang menyebabkan pikiran
dapat mencapai kebenaran.
Nuril Huda: logika adalah ilmu yang
mempelajari dan merumuskan kaidah-
kaidah dan hukum-hukum sebagai
pegangan untuk berpikir tepat dan
praktis bagi mencapai kesimpulan yang
valid dan pemecahan persoalan yang
10. Poedjawijatna: logika adalah filsafat
budi (manusia) yang mempelajari
tehnik berpikir untuk mengetahui
bagaimana manusia berpikir dengan
semestinya.
11. Sejarah Logika
Kata Logika pertama kali digunakan
oleh Zeno dari Citium
Logika lahir atas jasa Aristoteless
Theprostus mengembangkan logika
Aristoteles, kaum Stoa mengajukan
bentuk-bentuk berpikir yang
sistematis.
Buku-buku inilah yang menjadi dasar
Logika Tradisional.
12. Perkembangan Logika di Zaman
Yunani
Tokoh-tokoh: Aristoteles, Theopratus, Porphyrius.
Aristoteles: memiliki karya tentang filsafat yang
disebut dengan organon.
Organon merupakan himpunan 6 buah naskah
karya Aristoteles yang berbicara tentang
penalaran, terdiri dari: categories, on
intepretation, prior analyties, posterior analyties,
topics, dan sophistical refutations.
Aristoteles membagi ilmu pengetahuan dalam 3
golongan, yaitu ilmu pengetahuan praktis,
produktif, dan teoritis. Logika pada masa itu
dikenal dengan nama analitika dan dialektika.
Theopratus mengembangkan aliran peripatetik,
diantara berbicara tentang pengertian yang
mungkin dan sifat asasi dari setiap kesimpulan.
13. Perkembangan Logika pada Zaman
Islam
Tokoh-tokoh: Said bin Jakub Al-Dimsyiki,
Abu abdillah Al-Khawarizmi, Ahmad Ibnu
Taimiah, Al-Farabi, Ibnu Khaldun, Al-
Duwani, Al-Akhdhari, dll.
Perkembangan kajian logika pada zaman
Islam banyak diwarnai dengan kegiatan
menyalin dan mengadopsi karya
Aristoteles.
Al-Khawarizmi sebagai contoh: telah
menyusun dan menciptakan aljabar.
Ibnu Sina menghasilkan karya yang
14. Perkembangan Logika di Barat
Tokoh-tokoh: Petrus Hispanus, Leibniz,
Leonhard Euler, John Stuart Mill, George
Boole, Augustus de Morgan, John Venn.
Petrus Hispanus menyusun pelajaran logika
dalam bentuk sajak yang dikumpul menjadi
satu dan dikenal dengan sebutan summulae.
John Stuart Mill mempertemukan kajian
tentang sistem induksi dan deduksi.
15. Lanjutan
Leibniz menganjurkan mengganti
pernyataan dengan simbol-simbol
agar sifatnya lebih umum dan mudah
dianalisis.
John Venn melahirkan diagram venn
untuk menggambarkan hubungan dan
memeriksa sahnya penyimpulan dari
silogisme.
16. Aliran Besar dalam Logika
Aliran Logika Tradisional
Logika ditafsirkan sebagai suatu
kumpulan aturan praktis yang menjadi
petunjuk pemikiran.
Aliran Logika Metafisis
Susunan pikiran itu dianggap kenyataan,
sehingga logika dianggap seperti
metafisika. Tugas pokok logika adalah
menafsirkan pikiran sebagai suatu tahap
dari struktur kenyataan. Sebab itu untuk
mengetahui kenyataan, orang harus
belajar logika lebih dahulu.
17. Lanjutan
Aliran Logika Epistemologis
◦ Dipelopori oleh Francis Herbert Bradley
(1846 - 1924) dan Bernard Bosanquet
(1848 - 1923).
◦ Untuk dapat mencapai pengetahuan yang
memadai, pikiran logis dan perasaan
harus digabung.
◦ Demikian juga untuk mencapai
kebenaran, logika harus dihubungkan
dengan seluruh pengetahuan lainnya.
18. Lanjutan
Aliran Logika Instrumentalis (Aliran
Logika Pragmatis)
◦ Dipelopori oleh John Dewey (1859 -
1952). Logika dianggap sebagai alat
(instrumen) untuk memecahkan
masalah.
19. Lanjutan
Aliran Logika Simbolis
◦ Dipelopori oleh Leibniz, Boole dan De
Morgan.
◦ Aliran ini sangat menekankan penggunaan
bahasa simbol untuk mempelajari secara
terinci, bagaimana akal harus bekerja.
◦ Metode-metode dalam mengembangkan
matematika banyak digunakan oleh aliran
ini, sehingga aliran ini berkembang sangat
teknis dan ilmiah serta bercorak
matematika, yang kemudian disebut Logika
Matematika (Mathematical Logic).
20. G.W. Leibniz (1646 - 1716) dianggap
sebagai matematikawan pertama yang
mempelajari Logika Simbolik.
Pada abad kesembilan belas, George Boole
(1815 - 1864) berhasil mengembangkan
Logika Simbolik.
Bukunya yang berjudul Low of Though
mengembangkan logika sebagai sistem
matematika yang abstrak.
Logika Simbolik ini merupakan logika formal
yang semata-mata menelaah bentuk dan
bukan isi dari apa yang dibicarakan.
21. Objek Logika
Objek: Sesuatu yang merupakan
bahan dari penelitian atau pembentuk
pengetahuan.
Objek Material:
◦ Hal yang diselidiki, dipandang, atau
disorot oleh disiplin ilmu.
◦ Pemikiran (penalaran)
◦ Contoh: Manusia berpikir.
22. Lanjutan
Objek Formal
Patokan-patokan atau hukum berpikir
sahih
Sudut pandang yang ditujukan pada
bahan dari penelitian atau
pembentukan pengetahuan tersebut,
atau sudut dari mana objek material
tersebut disorot.
Contoh: berpikir lurus dan tepat, atau
menyorot manusia dari perspektif
23. Mungkinkah pikiran yang bersifaf gaib
dipelajari?
Pemikiran/penalaran diwujudkan
dalam bentuk ucapan, tulisan, atau
simbol/isyarat
24. Pembagian Logika
Segi Kualitas : 1. Logika naturalis
2. Logika Artifisialis
Segi Metode : 1. logika tradisional
2. logika modern (Sejak
Raymundus Lullus menciptakan
metode logika baru Logika yang
disebut Ars magna.
25. Logika Naturalis
◦ Kemampuan berlogika merupakan
bawaan kodrat. Manusia melakukan
aktifitas berlogika tapi tidak menyadari ia
sedang mempraktekkan aturan-aturan
berpikir.
26. Logika Artifisial
◦ Dari segi bentuk dan isinya, logika
artifisial terbagi menjadi logika material
dan logika formal.
◦ Logika formal dapat terbagi menjadi
logika tradisional dan modern.
◦ Logika tradisional mempelajari asas dan
aturan penyimpulan yang sah, seperti
silogisme dan logika induktif.
◦ Logika modern mengkaji logika dengan
lingkup yanglebih luas.
27. Dari Objeknya: 1. logika formal
(deduktif)
2. logika material (induktif)
Logika formal disebut dengan logika
minor,
Logika material disebut dengan logika
mayor.
28. Logika makna luas dan logika makna
sempit.
◦ Dalam arti luas logika digunakan untuk
menyebut 3 cabang filsafat, yaitu logika
simbolis, epistemologi, dan metodologi.
Dalam makna sempit, istilah logika semakna
dengan logika induktif.
Logika deduktif dan logika induktif
◦ Logika deduktif dan induktif merupakan
ragam logika yang mempelajari asas
penalaran yang betul dengan berpangkal
dari kesimpulan (hal umum) atau sesuatu
29. Logika murni dan logika terapan.
◦ Logika murni merupakan suatu pengetahuan
mengenai asas dan aturan logika yang
berlaku umum pada semua segi dan bagian
dari pernyataan tanpa mempersoalkan arti
khusus dalam suatu cabang ilmu dari istilah
yang dipakai dalam pernyataan dimaksud.
◦ Logika terapan adalah pengetahuan logika
yang diterapkan dalam setiap cabang ilmu,
contoh: logika ilmu hayat bagi biologi, logika
sosiologi bagi sosiologi.
Logika filsafati dan logika matematik.
30. Manfaat Logika
Keseluruhan informasi keilmuan suatu
sistem yang bersifat logis; karena itu
science tidak mungkin melepaskan
kepentingannya terhadap logika
Logika membantu manusia berpikir
lurus, efisien, tepat, teratur untuk
mendapatkan kebenaran dan
menghindari kekeliruan.
31. Logika menyampaikan kepada berpikir
benar, lepas dari berbagai prasangka
emosi dan keyakinan seseorang,
karena itu mendidik manusia bersikap
objektif, tegas dan berani, suatu sikap
yang dibutuhkan dalam segala
suasana dan tempat
32. Melatih jiwa dan memperhalus jalan
pikiran.
Mendidik kekuatan berpikir dan
mengembangkannya dengan sebaik
mungkin sehingga akan mampu
berpikir cepat, cermat, komprehensif,
dan akurat.
Membantu setiap orang yang
mempelajari logika untuk berpikir
secara rasional, kritis, lurus, tepat,
33. Meningkatkan kemampuan berpikir
secara abstrak, cermat, dan obyektif.
Menambah kecerdasan dan
meningkatkan kemampuan berpikir
secara tajam dan mandiri.
Meningkatkan cinta akan kebenaran
dan menghindari kekeliruan serta
kesesatan.