Proposal Pengembangan dan Tata Kelola Perpustakaan@rtNya
Proposal Pengembangan dan Tata Kelola Perpustakaan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Komplek Slipi Jakarta Barat
1. Surat
2. Proposal
3. Denah Ruang
4. 3D design ruang
5. Anggaran
Proposal Pengembangan dan Tata Kelola Perpustakaan@rtNya
Proposal Pengembangan dan Tata Kelola Perpustakaan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Komplek Slipi Jakarta Barat
1. Surat
2. Proposal
3. Denah Ruang
4. 3D design ruang
5. Anggaran
REVITALISASI DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI DESA LINGGA KABUPATEN KAROsamerdanta sinulingga
This research is motivated by the problem of the
increasingly weak understanding of the Lingga Village
community regarding the Lingga Traditional House. To
overcome this, the research stages are aimed at: 1)
knowing the tourist attractions contained in the
Traditional House in Lingga Village. 2) to find out the
shape of the Traditional House Revitalization model in
Lingga Village. This research method uses
phenomenological qualitative research methods. The
results of this study are: 1) Lingga Traditional House
can be said as a Tourist Attraction Spot because it has a
Uniqueness, Beauty and Value. 2) The Revitalization
Model of Traditional Houses in Lingga Village consists
of 2 forms, namely the Conservation Form and the
Economic Rehabilitation Form. For our next research we
recommend reviewing the Opportunities and Challenges
Analysis of the Establishment of Tourism Awareness
Groups in Lingga Village as a technical step in
implementing cultural revitalization in this location.
Strategi Inovasi BUMDes Dalam Meningkatkan Potensi dan Kesejahteraan Masyarakat Desa di Masa Adapatasi Kebiasaan Baru (Studi Kasus Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. PROFIL KETUA TIM PENELITI
2
Nama : Dr. Hisarma Saragih,M.Hum.
Tempat/Tanggal Lahir : Merek Situngaling/09/01/1964
Profesi : Aktif sebagai Dosen Universitas Simalungun
Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
Pendidikan Tinggi :
Sarjana Sejarah dari Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara | 1988
Magister Humaniora dari Jurusan Sejarah Universitas Gadjah Mada | 2000
Doktor Studi Pembangunan dari FISIP Universitas Sumatera Utara | 2018
Pengalaman:
1. Pembantu Dekan III | 1996-1998
2. Sekretaris LPPM | 2000-2001
3. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Simalungun | 2002-2005
4. Pembantu Rektor II | 2005-2008
5. Pembantu Rektor I | 2008-2012
6. Rektor Universitas Simalungun | 2012-2014
7. Direktur Lembaga Penjaminan Mutu Universitas Simalungun 2015- 2019
Karya Ilmiah:
1. Sejarah Etnis Simalungun.USU Press. 2012.
2. Actualization of Local Wisdom in Simalungun Daily Life. 2nd ICOSOP. 2017.
3. The Struggle of Batak Simalungun for their Identity in Church Organization in
Simalungun, Medan, Indonesia. Journal of Human Behavior in The Social
Enviroment. Volume 1, Issue 1-12. 2019.
4. Zending di Tanah Batak: Studi tentang Konversi di Kalangan Masyarakat
Simalungun tahun 1903-1942. Penerbit Ombak Yogyakarta , 2019. ISBN: 978-602-
258-538-1
3. LATAR BELAKANG
04/12/2018 3
Sejarah dapat didefenisikan sebagai semua hal yang terjadi di masa lampau, namun
sejarah yang tersajikan pada saat sekarang dalam berbagai format rekonstruksi adalah
sejarah yang diingat atau berusaha diingat untuk alasan tertentu.
Sedangkan peristiwa atau hal-hal yang tidak didokumentasikan dapat dikatakan
dilupakan atau terlupakan. Ada banyak sekali alasan mengapa sebuah masa lalu untuk
diingat atau dilupakan, sebagian besar biasanya ditentukan oleh kebutuhan masa
sekarang.
Kabupaten Labuhanbatu Utara senantiasa dibicarakan dalam buah bibir oleh
masyarakat karena memiliki banyak potensi dalam berbagai sektor seperti: budaya,
pariwisata, perkebunan, perekonomian dsb.
Pembangunan kota Aek Kanopan yang kian pesat memberikan sebuah harapan akan
masa depan yang cerah bagi masyarakat Labuhanbatu Utara.
Sepintas ada rasa bangga, tetapi juga terselip sebuah kerinduan dan rasa iba yang
menjadi lara dalam sejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara di masa silam, tentang apa,
bagaimana dan berawal dari manakah Labuhanbatu Utara.
4. 04/12/2018 4
Untuk itu diperlukan penelitian di bidang sejarah, dalam mengangkat dan menjunjung
tinggi martabat Masyarakat Labuhanbatu Utara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menelusuri jejak Kabupaten Labuhanbatu Utara
dalam sebuah alur tulisan sejarah tentang bagaimana (how) dan dari mana (where)
Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Nilai kesejarahan dapat menumbuhkan semangat, lebih maju dalam berkarya serta
memiliki rasa kebanggaan atas tanah kelahiran.
Jenis penelitian menggunakan pendekatan historis-kualitatif yang akan dilakukan di
8 Kecamatan di Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara dan pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan wawancara mendalam, Focus Group Discussion
(FGD), observasi dan studi dokumen.
Inti kajian ini mempertanyakan dua hal, yakni: pertama, bagaimana awal mula
masyarakat Labuhanbatu Utara; kedua, dari mana masyarakat Labuhanbatu berasal.
Pertanyaan ini digunakan sebagai kerangka konseptual untuk kepentingan analisis
terutama dalam menjelaskan adat, budaya, profil, sejarah dan kondisi terkait di
Labuhanbatu Utara sejak dulu sampai kini. Penelitian ini diberi judul:“Sejarah
Kabupaten Labuhanbatu Utara”.
5. PERUMUSAN MASALAH
04/12/2018 5
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut:
• Bagaimana Sejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara
?
• Bagaimana kondisi masyarakat sebelum
terbentuknya Kabupaten Labuhanbatu Utara?
• Bagaimana proses pembentukan kabupaten
Labuhanbatu Utara?
• Bagaimana kondisi masyarakat sesudah terbentuk
Kabupaten Labuhanbatu Utara ?
6. TUJUAN PENELITIAN
04/12/2018 6
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
• Untuk mengetahui Sejarah Kabupaten Labuhanbatu
Utara ?
• Untuk mengetahui kondisi masyarakat sebelum
terbentuknya Kabupaten Labuhanbatu Utara?
• Untuk mengetahui proses pembentukan kabupaten
Labuhanbatu Utara ?
• Untuk mengetahui kondisi masyarakat sesudah
terbentuk Kabupaten Labuhanbatu Utara ?
7. MANFAAT PENELITIAN
04/12/2018 7
• Bagi Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara, hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi,
masukan, dan membuka wawasan pemikiran terhadap
sejarah Labuhanbatu Utara.
• Bagi Masyarakat Labuhanbatu Utara, hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk
membentuk karakter masyarakat akan kesejarahan,
kedaerahan, potensi alam dan sumber daya manusia
Labuhanbatu Utara.
• Bagi Peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai
referensi melakukan penelitian lanjutan yang lebih
spesifik tentang sejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara.
8. KAJIAN PUSTAKA TERDAHULU
04/12/2018 8
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian Muhammad Zen Ajrai dan Sofyan Lubis (2018) yang
berjudul“Lippata: Asal Usul Nama Labuhanbatu. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penelusuran asal usul Kabupaten Labuhanbatu dalam
sebuah alur tulisan sejarah tentang bagaimana dan dari mana berasal di
masa silam dapat menumbuhkan semangat, lebih maju dalam berkarya serta
memiliki rasa kebanggaan atas tanah kelahiran masyarakat Labuhanbatu.
Adapun kegunaan penelitian di atas memiliki relevansi dengan penelitian ini,
karena dapat menjadi literatur yang bermanfaat dan menjadi sumber rujukan
serta mengeksplorasi arena-arena baru dalam temuan penelitian untuk
memperkaya substansi dalam penelitian ini.
Perbedaan yang mendasar dalam penelitian sebelumnya dilakukan di
Kabupaten Labuhanbatu, sementara penelitian ini akan dilakukan di
Kabupaten Labuhanbatu Utara.
9. 9
2. Pengaruh Islam dari Riau
Sejarah Masjid Raya Al Haji Muhammad Syah berdiri
pada tahun 1829 masa Sultan Haji Ishaq Syah (Raja
Pertama). Beliau mangkat dan digantikan oleh putra
tertuanya bernama Sultan Al Haji Abdullah Syah dan
memindahkan pemerintahaan ke Kampus Masjid
(Kecamatan Kualuh Hilir sekarang) yang sebelumnya
kampung tersebut bernama Djatuhan Dadih.
Perubahan nama kampung tersebut terjadi setelah
kedatangan seorang ulama dari Rokan, Riau bernama
Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan beserta para
pengikutnya. Sultan berguru kepada beliau dan atas
anjuran Tuan Guru, beliau menunaikan ibadah haji ke
tanah suci Mekkah beserta putra-putranya tahun 1870
selama kurang lebih 3 tahun untuk memperdalam ilmu
agama
10. 10
3. Orang Batak Toba Masuk Melalui Simonis, Mandoge dan Sarola
Orang Batak Toba sebagai pendatang berhasil menguasai sektor
pertanian dan aspek kehidupan serta hampir menguasai wilayah
Kabupaten Labuhanbatu Utara, ketimbang etnis Melayu selaku
penduduk lokal. Karakter orang Batak Toba yang dikenal giat,
pekerja keras, cepat dalam bertindak, dengan misi budaya
(Hamoraon, Hagabeon dan Hasangapon) membuat mereka
“unggul”meskipun bersaing dengan etnis Cina dan etnis Jawa.
Mereka menjadi penduduk dominan di Kabupaten Labuhanbatu
Utara.
Menurut Pelly (2013) Orang Batak Toba maupun Minangkabau
mempunyai misi budaya (cultural mission), yang merupakan bagian
integral dari tradisi perantau (migration) mereka. Misi budaya
tersebut dapat diartikan sebagai seperangkat tujuan yang
didasarkan pada nilai-nilai yang dominan dari pandangan dunia oleh
masyarakat tertentu, di mana anggota masyarakat itu diharapakan
untuk mencapainya. Sebagai contoh, misi kolonialisme Perancis,
untuk membudayakan bagian Dunia yang non Perancis menjadi sifat
lebih Perancis. Artinya baik orang batak Toba maupun Minangkabau
mendorong anggota masyarakatnya merantau (bermigrasi) guna
memenuhi masing-masing misi budaya di perantauan.
11. 11
4.Masuk Penjajahan Kolonial Belanda
Sebutan Labuhanbatu bermula ketika pada tahun 1862 Angkatan Laut Kolonial
Belanda sampai ke Labuhanbilik, Desa Sei Rakyat (saat ini). Kolonial
membangun tempat pendaratan kapal dari beton di kampung tersebut. Lalu,
tempat itu berkembangan menjadi tempat persinggahan dan pendaratan kapal
yang dikemudian disebut Pelabuhanbatu. Masyarakat menyebutnya menjadi
Labuhanbatu, kemudian melekat (fakta keras) dan ditetapkan menjadi Wilayah
Kabupaten Labuhanbatu.
Sebelum kolonial Belanda memasuki wilayah Labuhanbatu, sistem
pemerintahan Labuhanbatu bersifat monarkhi. Pimpinan tertinggi pemerintahan
bergelar Sultan, dan Sultan dibantu oleh seseorang bergelar Bendhara Paduka
Sri Maharaja, dengan tugas sebagai Perdana Menteri. Kesultanan yang terdapat
di wilayah Labuhanbatu terdiri dari 4 Kesultanan, yaitu: Kesultanan Kota
Pinang, Kesultanan Panai, Kesultanan Bilah dan Kesultanan Kualuh serta
ditambah satu Half Bestuur Kerjaan Kampung Raja di Tanjung Medan. Setelah
Merdeka keempat Kesultanan ini menjadi Kabupaten Labuhanbatu sesuai
dengan Komite Nasional Daerah Keresidenan Sumatera Utara tanggal 19 Juni
1946.
12. 10/30/2019 12
5. Pemekaran Kabupaten Labuhanbatu
Utara
Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah pemekaran
dari Kabupaten Labuhanbatu berdasarkan Undang-
Undang Nomor 23 tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008
tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Utara
di Provinsi Sumatera Utara.
Kabupaten Labuhanbatu Utara lahir dari tuntutan
aspirasi masyarakat dengan tujuan untuk
meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan,
Pelaksanaan Pembangunan dan Pelayanan
Masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di Wilayah Labuhanbatu Utara.
13. METODE PENELITIAN
04/12/2018 13
1. Desain Penelitian
Gottschalk (2006) Metode sejarah menjawab 6 (enam) pertanyaan dgn konsep 5
W dan 1 H, elemen dasar penulisan sejarah. Secara konkrit: apa atau peristiwa
apa yang terjadi? Kapan terjadinya? Dimana terjadinya? Dan bagaimana proses
terjadinya peristiwa itu?. Prosedur metode sejarah dibagi atas 4 (empat) tahap
kegiatan, yaitu:
1. Heuristik, yaitu kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau;
2. Kritik sejarah, yakni menyelediki apakah jejak itu sejati, baik bentuk maupun
isinya;
3. Interpretasi, (tafsir) yakni menetapkan makna yg saling berhubungan dari
fakta-fakta yg diperoleh sejarah itu; dan
4. Penyajian, (historiografi) yakni menyampaikan sintesis yang diperoleh dalam
bentuk sebuah kisah.
2. Sumber Penelitian
Sumber tertulis, sumber lisan, saksi sejarah, sumber benda, sumber primer,
sumber sekunder dan sumber tersier.
14. 04/12/2018 14
3.Ilmu Bantu Sejarah
Ilmu bantu sejarah yang digunakan dalam
penelitian ini adalah ilmu sosial lain seperti:
etnografi, antropologi, arkeologi, ekonomi,
geografi, sosiologi, psikologi, menjadi pisau
analisis yang sangat membantu dalam
penelitian dan penulisan sejarah.