Paradigma pendidikan suku Batak menganggap pendidikan sangat penting dan berada di atas segala hal lain. Mereka menyekolahkan anaknya setinggi mungkin untuk mencapai kemakmuran. Namun, konsep ini kini dipertanyakan karena tujuan hidup bukan hanya kekayaan melainkan juga sikap moral untuk masyarakat dan bangsa.
Makalah sejarah tentang perlawanan kerajaan demak terhadap portugisIhzaya
Makalah sejarah tentang perlawanan kerajaan demak terhadap portugis.
Mohon maaf apabila ada kesalahan data dan tulisan.
Maklum, saya hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. ;)
Semoga bermanfaat ;)
Makalah sejarah tentang perlawanan kerajaan demak terhadap portugisIhzaya
Makalah sejarah tentang perlawanan kerajaan demak terhadap portugis.
Mohon maaf apabila ada kesalahan data dan tulisan.
Maklum, saya hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. ;)
Semoga bermanfaat ;)
I. DASAR PEMIKIRAN
Gerakan pramuka sebagai wadah pembinaan generasi muda yang mempunyai tugas pokok yakni: mempersiapkan generasi muda yang cakap mental, terampil, bermoral, berahklak mulia menuju manusia seutuhnya, dan berperan aktif dalam mengisi kemerdekaan nasional sehingga terwujud masyarakat indonesia yang adil, makmur dan penuh kedamaian di bawah lindungan Allah SWT.
Pendidikan kepramukaan di selenggarakan dalam berbagai bentuk kegiatan dan kreatifitas yang mengandung pendidikan menggunakan prinsip dasar kepramukaan agar hasilnya sesuai dengan harapan individu, masyarakat, agama dan bangsa Indonesia pada umumnya. Untuk mencapai dan memenuhi tujuan tersebut di atas, maka Kwarda Pramuka Jambi sebagai salah satu wadah pembinaan generasi muda mempunyai program kegiatan Persami di gugus depan dan juga merupakan salah satu program dewan kerja pada Kwarcab maupun Kwarda Pramuka Jambi.
materi Ini adalah milik ust fauzul adhim (penulis buku buku best dan pakar parenting islam indonesia), Saya sudah ijin untuk publish dan penulis mempersilahkan materi ini di copy paste dan share untuk kebaikan.
denganharapan ini sebagai salah satu jariyah beliau juga
I. DASAR PEMIKIRAN
Gerakan pramuka sebagai wadah pembinaan generasi muda yang mempunyai tugas pokok yakni: mempersiapkan generasi muda yang cakap mental, terampil, bermoral, berahklak mulia menuju manusia seutuhnya, dan berperan aktif dalam mengisi kemerdekaan nasional sehingga terwujud masyarakat indonesia yang adil, makmur dan penuh kedamaian di bawah lindungan Allah SWT.
Pendidikan kepramukaan di selenggarakan dalam berbagai bentuk kegiatan dan kreatifitas yang mengandung pendidikan menggunakan prinsip dasar kepramukaan agar hasilnya sesuai dengan harapan individu, masyarakat, agama dan bangsa Indonesia pada umumnya. Untuk mencapai dan memenuhi tujuan tersebut di atas, maka Kwarda Pramuka Jambi sebagai salah satu wadah pembinaan generasi muda mempunyai program kegiatan Persami di gugus depan dan juga merupakan salah satu program dewan kerja pada Kwarcab maupun Kwarda Pramuka Jambi.
materi Ini adalah milik ust fauzul adhim (penulis buku buku best dan pakar parenting islam indonesia), Saya sudah ijin untuk publish dan penulis mempersilahkan materi ini di copy paste dan share untuk kebaikan.
denganharapan ini sebagai salah satu jariyah beliau juga
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Permasalahan di suku batak
1. Fenomena perubahan paradigma pendidikan di Suku Batak
Brahmono, Fajar Setyo N., Intan Ratna Sari, Misbahullah, Nurlaili, Wisnu
Gunarko
Abstrak
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan
manusia, kepentingan pendidkan selalu berkaitan dengan status dan
kedudukan manusia yang terbagi dalam sifat-sifat berbagai macam suku
bangsa. Dalam kebudayaan suku Batak memiliki karakteristik yang berbeda
dengan suku lainnya terutama berkaitan dengan pendidikan yang berpengaruh
terhadap saluran mobilitas sosial warga masyarakat tertentu. Masyarakat
Batak sangat mempedulikan permasalahan pendidikan dan menginginkan
pendidikan yang lebih, sehingga memilih untuk merantau menuju ke daerah
dengan kualitas pendidikan yang maju. Namun masyarakat suku Batak
cenderung akan menetap pada daerah rantauan, sehingga tidak kembali ke
daerah asal untuk membangun daerah asalnya di Sumatera Utara.
Kata Kunci : Pendidikan, Suku Batak, Kualitas.
Pendahuluan
Suku batak adalah suku yang berada di Sumatera Utara. Identitas suku
batak terbentuk dari beberapa marga sebagian disebabkan karena adanya migrasi
keluarga-keluarga dari wilayah lain di Sumatera. Penelitian penting tentang tradisi
Karo dilakukan oleh J.H Neumann, berdasarkan sastra lisan dan transkripsi dua
naskah setempat, yaitu Pustaka Kembaren dan Pustaka Ginting. Menurut Pustaka
Kembaren, daerah asal marga Kembaren dari Pagaruyung di Minangkabau. Orang
Tamil diperkirakan juga menjadi unsur pembentuk masyarakat Karo. Hal ini
terlihat dari banyaknya nama marga Karo yang diturunkan dari bahasa Tamil.
Orang-orang Tamil yang menjadi pedagang di pantai barat, lari ke pedalaman
Sumatera akibat serangan pasukan Minangkabau yang datang pada abad ke-14
untuk menguasai Barus.
Orang Batak dikenal mempunyai sistim pendidikan yang bagus. Ini
terbaca dari semacam pepatah, “Sian jabu baru tu halaman, sian halaman tu
balian” (Dari rumah baru ke halaman, dari halaman ke sawah atau lapangan
kerja). Tetapi, itu dulu. Suatu keunggulan orangB atak yang kelihatannya suduah
hilang. Paradigma pendidikan di Tanah Batak sudah berubah. Dan, keunggulan
2. yang pernah dinikmati Tanah Batak itu tak lepas dari jasa Ingwer Ludwig
Nommensen (1834-1918). Salah satu pandangan hidup orang Batak yang
berbunyi “Anakhon Hi Do Hamoraon Diahu” telah memperkuat motivasi
masyarakat untuk menyekolahkan anak mereka setinggi mungkin. Dalam konteks
filosofi Batak, hamoraon adalah kekayaan materi, gabe, mamora, sangap. Artinya
ada anak, ada harta, baru terpandang. Banyak anak adalah tujuan, sehingga ada
perumpamaan yang berkata ”maranak sapuluh pitu marboru sampuluh onom
(tujuh belas putra enam belas putri). Itulah yang disebut filosofi Tolu H,
hagabeon, hamoraon, hasangapon. Sayangnya, dari ketiga dasar filosofi itu
hamoraon telah menjadi tujuan utama dan menomorduakan yang lain. Sehingga
bagaimana menjadi kaya terlalu menjadi titik berat dalam memandang hidup.
Maka, terjadilah titik balik, dan segala cara akan ditempuh untuk mencapai
hamoraon. Sehingga dalam memberikan pendidikan kepada anaknya suku batak
ini bertujuan untuk menjadi kaya tidak untuk membangun tempat asalanya.
Pola pendidikan yang ada disuku batak adalah Sama seperti suku lainnya
yang ada di Indonesia memiliki prinsip banyak anak banyak rejeki (anakhon hi do
hamoron di au). Dasar inilah yang membawa orang batak toba menghantarkan
keturunannya atau anak-anaknya menjadi orang-orang yang handal.
Mulai saja dengan pola pendidikan yang penting bagi anak itu sendiri. Setiap
orang tua memiliki peran dalam membangun pola pewarisan atau nilai-nilai yang
memiliki investasi tersendiri untuk mendidik anak. Mulai dari pemberian doa,
nasehat (poda), cara pengasuhan otoriter namaun demokratis, modeling dari orang
tua dalam bentuk perilaku nyata atau cerita, memberikan bantuan berupa materi
maupun non materi, member dukungan. Adanya saran dan pemberian
penghargaan secara terbuka di lingkungan keluarga, gereja dan kelompok
masyarakat atas keberhasilan yang diperoleh oleh anaknya. Inilah cara yang
dengan sendirinya memberikan dampak positive bagi anak untuk menjunjung
tingi dan mengutamakan pendidikan.
Pola pendidikan Suku Batak
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan seseorang
dalam suatu masyarakat. Pendidikan itu sangat penting untuk setiap individu.
Karena pendidikan inilah yang akan membawa mereka berada dalam posisi atau
3. pola kehidupan yang lebih baik dalam meraih cita-citanya. Hal inilah yang telah
diterapkan dalam paradigma pendidikan masyrakat suku Batak. Mereka
mempunyai pola pendidikan yang bagus, dimana mereka menganggap pendidikan
sangat penting dari segalanya. Pendidikan merupakan kebutuhan utama dalam
kehidupannya melebihi segalanya. Hal ini juga didukung dengan pandangan hidup
masyarakat suku Batak yaitu Anakhon Hi Do Hamoraon Diahu yang artinya ada
anak, ada harta, baru terpandang. Munculnya paradigma yang menjujung tinggi
pendidikan ini muncul sejak abad ke 19. Sebelumnya masyarakat suku Batak
merupakan suku yang tradisional dan tertinggal. bangsa Batak sangat terkenal
dengan kapur Barus, kemenyan dan emasnya hingga abad-10 sebelum Sumatera
diserang oleh Rajendra Cola dari India. Orang Batak sudah mengenal tulisan sejak
tahun 1500 SM yang disebut dengan Pustaha yang sangat mirip dengan tulisan
bangsa Phoenicia dan Ibrani Aramaic. Hebatnya, saat itu mereka tidak
mempunyai kultur sekolah. Menganut mistisisme yang sangat kental sehingga
segala sesuatu persoalan cenderung untuk dipecahkan dengan solusi yang kurang
logis.
Masuknya revolusi sosial Islam yang dipelopori oleh Gerakan
Wahabi/Paderi sangat banyak merubah karakter bangsa Batak terutama di daerah
Angkola dan Mandailing. Secara umum ini mengubah pandangan secara radikal
dari hal mistis menjadi sangat logis, dari bangsa yang kental dengan praktek
perbudakan menjadi penganut agama Islam yang sangat humanis dengan
persamaan hak tanpa ras dan tanpa suku.
Dengan kedatangan Belanda dan Jerman juga memberikan tambahan
warna pendidikan Barat yang sudah hampir 400 tahun diadopsi oleh Eropah dari
orang-orang Islam di Eropa Selatan. Jadi, pendidikan bagi orang Batak itu
menjadi tradisi turun menurun sebagai bagian terpenting.
Sehingga, banyak orang batak menyekolahkan anaknya di daerah
perantauan seperti Jawa yang punya sistem pendidikan lebih baik, bahkan tak
sedikit yang mencari hingga ke belahan penjuru dunia.
Pola pendidikan suku Batak berakar pada pendidikan dalam keluarga
terutama orang tua. Orang tua memiliki peran penting dalam hal ini adalah
memberi motivasi dan penghargaan kepada si anak, sehingga mereka lebih
4. termotivasi untuk menempeh pendidikan yang lebiih tinggi. Faktor-faktor lain
yang berperan dalam berhasilan suku batak toba adalah ajaran agama, kondisi
lingkungan sosial, peran orang tua. Khususnya peran ibu yang bersedia berkorban
demi keberhasilan anak-anaknya, serta perasaan hosom (dendam), teal (sombong),
elat (dengki) dan late (iri) yang membuat orang batak toba “Tidak Mau Kalah”.
Dengan demikian orang Batak menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya.
Orang Batak memiliki pribadi yang pekerja keras. Hal ini merupakan
pedoman yang sangat bagus dimiliki oleh Suku Batak. Sehingga banyak
masyarakat suku Batak yang berhasil dalam mencapai kesuksesannya.
Paradigma pendidikan Suku Batak
Paradigma yang berlaku di Suku Batak yaitu menganggap pendidikan
sangat penting dan berada diatas segalanya. Dengan demikian mereka mampu
mengembangkan bakat serta meningkatkan kemampuannya. Sehingga dengan
kemampuan dan bakat yang dimilikinya, mereka mampu mengembangkan dan
membangun wilayahnya. Prinsip yang dipegang teguh oleh masyarakat Suku
Batak merupakan sebuah harapan Suku Batak untuk dapat memajukan
wilayahnya. Dengan kondisi perekonomian yang kurang, mereka tidak merasa
minder. agi suku batak toba, jalan menuju tercapainya kekayaan dan kehormatan
adalah melalui pendidikan anak. Suku batak toba meletakan pendidikan sebagai
hal yang utama dalam kehidupan mereka yang dilandasi oleh nilai-nilai filsafat
hidup orang batak toba, hagabeon :keturunan dalam jumlah dan kualitas nya
terutama bagi anak-anak laki-laki, Hamoraon : kekayaan merupakan keberhasilan
yang diukur dari aspek materi dan pengetahuan dan hasangapon : Kehormatan
atau kedudukan sosial jabatan .
Perubahan paradigma pendidikan Suku Batak
Ibu Siahaan ingin mengatakan bahwa sebaik-baiknya mutu pendidikan di sekolah,
pendidikan di dalam keluarga punya peranan penting, terutama dalam membentuk
karakter. Konsep pendidikan untuk mencapai hamoraon mungkin perlu
dipertanyakan. Sebab tujuan hidup bukan hanya kemakmuran harta, tetapi juga
sikap moral pada masyarakat dan bangsa secara keseluruhan.*** Hotman J.
Lumbangaol alias Hojot Marluga