SAMPLING AUDIT DALAM
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SIFAT DAN TUJUAN
        Sampling audit adalah penerapan prosedur
  pengauditan atas unsur-unsur dalam suatu populasi kurang
  dari 100%, seperti saldo rekening atau kelompok
  transaksi, dengan tujuan untuk mengevaluasi beberapa
  karakteristik populasi.
Rencana sampling dalam pengujian subtantif dirancang untuk
1. Memperoleh bukti bahwa suatu saldo rekening tidak
    salah saji secara material (mislanya nilai buku piutang
    dagang), atau
2. Membuat suatu estimasi independen mengenai jumlah
    tertentu (misalkan nilai persediaan yang tidak dicatat
    pada nilai bukunya).
KETIDAKPASTIAN, RISIKO SAMPLING, DAN
                         RISIKO AUDIT
         Sampling audit dalam pengujian subtantif dipengaruhi
baik oleh risiko sampling maupun risiko nonsampling.
Risiko sampling yang berkaitan dengan pengujian subtantif
   adalah:
• Risiko kesalahan menerima (biasa disebut risiko beta) –
   yaitu     risiko   bahwa     sampel     yang     mendukung
   kesimpulan, bahwa saldo akun tidak berisi salah saji
   material, padahal kenyataannya saldo saldo tersebut salah
   saji secara material. Berkaitan dengan efektifitas audit.
• Risiko kesalahan menolak (biasa disebut risiko alpha) yaitu
   risiko bahwa sampel yang mendukung kesimpulan, bahwa
   saldo akun berisi salah saji secara material, pada
   kenyataannya saldo akun tidak berisi salah saji secara
   material. Berkaitan dengan efisiensi audit
PENDEKATAN SAMPLING STATISTIK
  Ada dua pendekatan sampling statistik yang
  bisa digunakan oleh auditor dalam pengujian
  subtantif, yaitu:
1. Sampling PPS, dan
2. Sampling variabel klasik.
  Perbedaan kedua pendekatan tersebut ialah
  bahwa sampling PPS didasarkan pada teori
  sampling atribut, sedangkan sampling variabel
  klasik didasarkan pada teori distribusi normal.
SAMPLING PPS
        Sampling PPS adalah suatu pendekatan yang menggunakan teori
  sampling atribut untuk menyatakan kesimpulan dalam jumlah
  nominal, bukan sebagai tingkat penyimpangan. Jenis sampling ini bisa
  digunakan dalam pengujian subtantif atas transaksi dan saldo-saldo.
  Model ini terutama diterapkan dalam pengujian transaksi dan saldo
  untuk lebih saji dan bermanfaat dalam pengujian untuk:
• Piutang pada saat kredit yang tidak dapat diaplikasikan dalam akun
  pelanggan tidak signifikan.
• Sekuritas investasi.
• Pengujian harga persediaan jika terdapat sedikit perbedaan yang
  diantisipasi.
• Tambahan aktiva tetap.
        Tujuan utama sampling adalah untuk melakukan estimasi secara
  independen atas kelompok transaksi atau saldo.
Rencana Sampling
Tahap-tahap dalam rencana sampling adalah
 Menetapkan tujuan rencana,
 Merumuskan populasi dan unit sampling,
 Menentukan ukuran sampel,
 Menentukan metoda pemilihan sampel,
 Melaksanakan rencana sampling,
 Mengevaluasi hasil sampel.
Menentukan Tujuan Rencana Sampling
          Tujuan sampling PPS yang paling umum adalah untuk mendapatkan bukti bahwa
   saldo akun yang dicatat tidak salah saji secara material. Asersi laporan keuangan tertentu
   yang mempengaruhi bukti sampel yang dipakai bergantung pada prosedur yang dipakai
   untuk item sampel tersebut.
Menetapkan Populasi dan Unit Sampling
          Populasi terdiri dari kelompok transaksi atau saldo akun yang diuji. Untuk setiap
   populasi, auditor harus memutuskan apakah semua unsur akan dimasukkan. Sebagai
   contoh, ada 4 populasi apabila populasi didasarkan pada saldo akun dalam buku besar
   piutang usaha, yaitu semua saldo, saldo debet, saldo kredit, dan saldo nol.
          Unit sampling dalam PPS adalah dollar itu sendiri dan populasinya adalah jumlah
   dollar yang sama dg total dollar pada populasi tersebut
Menentukan Ukuran Sampel
Rumus untuk menentukan ukuran sampel dalam sampling PPS adalah :



BV nilai buku populasi yg diuji
RF faktor reliabilitas untuk risiko kesalahan penerimaan
TM salah saji yg dapat ditoleransi
AM salah saji yg dapat diantisipasi
EF faktor ekspansi untuk salah saji yang diantisipasi
Menentukan Metoda Pemilihan Sampel
   Metoda pemilihan yang paling banyak digunakan dalam sampling PPS adalah pemilihan
   sistematis. Metoda ini memisahkan total populasi dolar ke dalam interval yang sebanging dengan
   dolar. Dengan demikian interval sampling dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:



Melaksanakan Rencana Sampling
   Pada tahap rencana ini, auditor menerapkan prosedur auditing yang sesuai untuk menentukan nilai
   audit setiap unit logis yang ada dalam sampel. Ketika terjadi perbedaan, auditor mencatat nilai
   buku dan nilai auditnya dalam kertas kerja. Informasi ini kemudian digunakan untuk
   memproyeksikan salah saji total dalam populasi.
Mengevaluasi Hasil Sampel
   Dalam mengevaluasi hasil sampel, auditor menghitung batas atas salah saji (UML) dari data
   sampel dan membandingkannya dengan salah saji yang dapat ditoleransi dalam perancangan
   sampel. Batas atas salah saji dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:



Dimana PM salah saji total yg diproyeksikan dalam populasi dan ASR cadangan risiko sampling. BP
ketepatan dasar, IA cadangan inkremental untuk risiko sampling, RF faktor reliabilitas, SI interval
sampling.
Hasil sampel digunakan untuk mengestimasi proyeksi salah saji, jika tidak ada salah saji PM = 0 dan
ASR terdiri dari satu komponen yaitu ketepatan dasar yaitu
Presentase kotor = (nilai buku – nilai audit) + nilai buku
Proyeksi salah saji = presentase kotor x interval sampling
Keuntungan dan Kerugian Pemakaian Sampling PPS
Kelebihan sampling PPS adalah :
• Sampling PPS umumnya lebih mudah digunakan daripada sampling variabel klasik karena
    auditor dapat menghitung ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel secara langsung atau
    dengan bantuan tabel
• Ukuran sampel PPS tidak didasarkan pada beberapa ukuran penyimpangan yang diestimasi
    pada nilai audit
• Sampling PPS secara otomatis menghasilkan sampel yang sudah distratifikasi karena item-
    itemnya dipilih dalam proporsi pada nilai rupiahnya
• Pemilihan sampel sistematis PPS secara otomatis menujukkan beberapa item yang secara
    individual signifikan jika nilai-nilainya melebihi pisah batas atas moneter
• Jika auditor memperkirakan tidak ada salah saji, sampling PPS biasanya akan menghasilkan
    ukuran sampel yang lebih kecil daripada hasil dari sampling variabel klasik
• Sampel PPS lebih mudah dirancang, dan pemilihan sampel dapat dimulai sebelum tersedia
    populasi yang lengkap
Sebaliknya, sampling PPS mempunyai kekurangan sebagai berikut :
• Sampling PPS mengandung asumsi bahwa nilai audit unit sampling harus tidak kurang dari
    nol atau lebih besar dari nilai buku
• Jika kekurangsajian ditunjukkan dalam sampel tersebut, evaluasi atas sampel tersebut
    memerlukan pertimbangan khusus
• Pemilihan saldo nol atau saldo dengan tanda yang berbeda memerlukan pertimbangan khusus
• Evaluasi PPS dapat melebihi ASR jika salah saji ditemukan dalam sampel
• Sejalan dengan meningkatnya jumlah salah saji yang diperkirakan, ukuran sampel yang sesuai
    juga meningkat
SAMPLING VARIABEL KLASIK
   Dalam pendekatan ini, teori distribusi normal digunakan dalam
   pengevaluasian karakteristik populasi berdasarkan hasil sampel
   yang digambarkan dari populasinya. Sampling variabel klasik
   bermanfaat bagi auditor pada saat tujuan audit berkaitan dengan
   kemungkinan kurang saji atau lebih saji dari saldo akun, dan
   keadaan lain ketika sampling PPS tidak tepat atau tidak efektif.
Estimasi Mean Per Unit (MPU)
   Sampling estimasi MPU mencakup penentuan nilai audit untuk
   setiap item dalam sampel. Rata-rata nilai audit ini kemudian
   dihitung dan dikalikan dengan jumlah unit dalam populasi yang
   ditemukan pada estimasi total nilai populasi. Cadangan risiko
   sampling yang berkaitan dengan estimasi ini juga dihitung untuk
   digunakan dalam mengevaluasi hasil-hasil sampel tersebut

Sampling audit dalam pengujian substantif

  • 1.
  • 2.
    SIFAT DAN TUJUAN Sampling audit adalah penerapan prosedur pengauditan atas unsur-unsur dalam suatu populasi kurang dari 100%, seperti saldo rekening atau kelompok transaksi, dengan tujuan untuk mengevaluasi beberapa karakteristik populasi. Rencana sampling dalam pengujian subtantif dirancang untuk 1. Memperoleh bukti bahwa suatu saldo rekening tidak salah saji secara material (mislanya nilai buku piutang dagang), atau 2. Membuat suatu estimasi independen mengenai jumlah tertentu (misalkan nilai persediaan yang tidak dicatat pada nilai bukunya).
  • 3.
    KETIDAKPASTIAN, RISIKO SAMPLING,DAN RISIKO AUDIT Sampling audit dalam pengujian subtantif dipengaruhi baik oleh risiko sampling maupun risiko nonsampling. Risiko sampling yang berkaitan dengan pengujian subtantif adalah: • Risiko kesalahan menerima (biasa disebut risiko beta) – yaitu risiko bahwa sampel yang mendukung kesimpulan, bahwa saldo akun tidak berisi salah saji material, padahal kenyataannya saldo saldo tersebut salah saji secara material. Berkaitan dengan efektifitas audit. • Risiko kesalahan menolak (biasa disebut risiko alpha) yaitu risiko bahwa sampel yang mendukung kesimpulan, bahwa saldo akun berisi salah saji secara material, pada kenyataannya saldo akun tidak berisi salah saji secara material. Berkaitan dengan efisiensi audit
  • 4.
    PENDEKATAN SAMPLING STATISTIK Ada dua pendekatan sampling statistik yang bisa digunakan oleh auditor dalam pengujian subtantif, yaitu: 1. Sampling PPS, dan 2. Sampling variabel klasik. Perbedaan kedua pendekatan tersebut ialah bahwa sampling PPS didasarkan pada teori sampling atribut, sedangkan sampling variabel klasik didasarkan pada teori distribusi normal.
  • 5.
    SAMPLING PPS Sampling PPS adalah suatu pendekatan yang menggunakan teori sampling atribut untuk menyatakan kesimpulan dalam jumlah nominal, bukan sebagai tingkat penyimpangan. Jenis sampling ini bisa digunakan dalam pengujian subtantif atas transaksi dan saldo-saldo. Model ini terutama diterapkan dalam pengujian transaksi dan saldo untuk lebih saji dan bermanfaat dalam pengujian untuk: • Piutang pada saat kredit yang tidak dapat diaplikasikan dalam akun pelanggan tidak signifikan. • Sekuritas investasi. • Pengujian harga persediaan jika terdapat sedikit perbedaan yang diantisipasi. • Tambahan aktiva tetap. Tujuan utama sampling adalah untuk melakukan estimasi secara independen atas kelompok transaksi atau saldo.
  • 6.
    Rencana Sampling Tahap-tahap dalamrencana sampling adalah  Menetapkan tujuan rencana,  Merumuskan populasi dan unit sampling,  Menentukan ukuran sampel,  Menentukan metoda pemilihan sampel,  Melaksanakan rencana sampling,  Mengevaluasi hasil sampel.
  • 7.
    Menentukan Tujuan RencanaSampling Tujuan sampling PPS yang paling umum adalah untuk mendapatkan bukti bahwa saldo akun yang dicatat tidak salah saji secara material. Asersi laporan keuangan tertentu yang mempengaruhi bukti sampel yang dipakai bergantung pada prosedur yang dipakai untuk item sampel tersebut. Menetapkan Populasi dan Unit Sampling Populasi terdiri dari kelompok transaksi atau saldo akun yang diuji. Untuk setiap populasi, auditor harus memutuskan apakah semua unsur akan dimasukkan. Sebagai contoh, ada 4 populasi apabila populasi didasarkan pada saldo akun dalam buku besar piutang usaha, yaitu semua saldo, saldo debet, saldo kredit, dan saldo nol. Unit sampling dalam PPS adalah dollar itu sendiri dan populasinya adalah jumlah dollar yang sama dg total dollar pada populasi tersebut Menentukan Ukuran Sampel Rumus untuk menentukan ukuran sampel dalam sampling PPS adalah : BV nilai buku populasi yg diuji RF faktor reliabilitas untuk risiko kesalahan penerimaan TM salah saji yg dapat ditoleransi AM salah saji yg dapat diantisipasi EF faktor ekspansi untuk salah saji yang diantisipasi
  • 8.
    Menentukan Metoda PemilihanSampel Metoda pemilihan yang paling banyak digunakan dalam sampling PPS adalah pemilihan sistematis. Metoda ini memisahkan total populasi dolar ke dalam interval yang sebanging dengan dolar. Dengan demikian interval sampling dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Melaksanakan Rencana Sampling Pada tahap rencana ini, auditor menerapkan prosedur auditing yang sesuai untuk menentukan nilai audit setiap unit logis yang ada dalam sampel. Ketika terjadi perbedaan, auditor mencatat nilai buku dan nilai auditnya dalam kertas kerja. Informasi ini kemudian digunakan untuk memproyeksikan salah saji total dalam populasi. Mengevaluasi Hasil Sampel Dalam mengevaluasi hasil sampel, auditor menghitung batas atas salah saji (UML) dari data sampel dan membandingkannya dengan salah saji yang dapat ditoleransi dalam perancangan sampel. Batas atas salah saji dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Dimana PM salah saji total yg diproyeksikan dalam populasi dan ASR cadangan risiko sampling. BP ketepatan dasar, IA cadangan inkremental untuk risiko sampling, RF faktor reliabilitas, SI interval sampling. Hasil sampel digunakan untuk mengestimasi proyeksi salah saji, jika tidak ada salah saji PM = 0 dan ASR terdiri dari satu komponen yaitu ketepatan dasar yaitu Presentase kotor = (nilai buku – nilai audit) + nilai buku Proyeksi salah saji = presentase kotor x interval sampling
  • 9.
    Keuntungan dan KerugianPemakaian Sampling PPS Kelebihan sampling PPS adalah : • Sampling PPS umumnya lebih mudah digunakan daripada sampling variabel klasik karena auditor dapat menghitung ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel secara langsung atau dengan bantuan tabel • Ukuran sampel PPS tidak didasarkan pada beberapa ukuran penyimpangan yang diestimasi pada nilai audit • Sampling PPS secara otomatis menghasilkan sampel yang sudah distratifikasi karena item- itemnya dipilih dalam proporsi pada nilai rupiahnya • Pemilihan sampel sistematis PPS secara otomatis menujukkan beberapa item yang secara individual signifikan jika nilai-nilainya melebihi pisah batas atas moneter • Jika auditor memperkirakan tidak ada salah saji, sampling PPS biasanya akan menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil daripada hasil dari sampling variabel klasik • Sampel PPS lebih mudah dirancang, dan pemilihan sampel dapat dimulai sebelum tersedia populasi yang lengkap Sebaliknya, sampling PPS mempunyai kekurangan sebagai berikut : • Sampling PPS mengandung asumsi bahwa nilai audit unit sampling harus tidak kurang dari nol atau lebih besar dari nilai buku • Jika kekurangsajian ditunjukkan dalam sampel tersebut, evaluasi atas sampel tersebut memerlukan pertimbangan khusus • Pemilihan saldo nol atau saldo dengan tanda yang berbeda memerlukan pertimbangan khusus • Evaluasi PPS dapat melebihi ASR jika salah saji ditemukan dalam sampel • Sejalan dengan meningkatnya jumlah salah saji yang diperkirakan, ukuran sampel yang sesuai juga meningkat
  • 10.
    SAMPLING VARIABEL KLASIK Dalam pendekatan ini, teori distribusi normal digunakan dalam pengevaluasian karakteristik populasi berdasarkan hasil sampel yang digambarkan dari populasinya. Sampling variabel klasik bermanfaat bagi auditor pada saat tujuan audit berkaitan dengan kemungkinan kurang saji atau lebih saji dari saldo akun, dan keadaan lain ketika sampling PPS tidak tepat atau tidak efektif. Estimasi Mean Per Unit (MPU) Sampling estimasi MPU mencakup penentuan nilai audit untuk setiap item dalam sampel. Rata-rata nilai audit ini kemudian dihitung dan dikalikan dengan jumlah unit dalam populasi yang ditemukan pada estimasi total nilai populasi. Cadangan risiko sampling yang berkaitan dengan estimasi ini juga dihitung untuk digunakan dalam mengevaluasi hasil-hasil sampel tersebut