Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Pengujian pengendalian merupakan pengujian terhadap kebijakan atau prosedur pengendalian internal instansi atas belanja subsidi untuk mendeteksi dan mencegah salah saji materil dalam suatu asersi laporan keuangan.
Investasi Akuntansi untuk sekuritas investasi diatur oleh SFAS 115. Standar ini berbeda dengan prinsip lower-of-cost-or-market dengan menyatakan bahwa investasi dapat dilaporkan pada neraca berdasarkan biaya perolehan atau nilai wajar (nilai pasar), tergantung dari jenis sekuritas dan tingkat pengaruh (kendali) yang dimiliki perusahaan terhadap perusahaan yang diinvestasikan (investee company). Hai ini berarti bahwa tidak seperti aset lainnya, sekuritas investasi dapat dinilai dengan nilai pasar meskipun nilai pasar ini melebihi biaya perolehan. Nilai wajar (fair value) aset merupakan harga tukar aset dalam suatu transaksi normal saat ini antara pihak yang bersedia. Jika suatu aset biasa diperdagangkan, nilai wajarnya dapat langsung ditetapkan dari publikasi harga pasarnya. Jika tidak ada publikasi harga pasar untuk suatu aset, nilai wajar ditentukan berdasarkan biaya historis.
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Pengujian pengendalian merupakan pengujian terhadap kebijakan atau prosedur pengendalian internal instansi atas belanja subsidi untuk mendeteksi dan mencegah salah saji materil dalam suatu asersi laporan keuangan.
Investasi Akuntansi untuk sekuritas investasi diatur oleh SFAS 115. Standar ini berbeda dengan prinsip lower-of-cost-or-market dengan menyatakan bahwa investasi dapat dilaporkan pada neraca berdasarkan biaya perolehan atau nilai wajar (nilai pasar), tergantung dari jenis sekuritas dan tingkat pengaruh (kendali) yang dimiliki perusahaan terhadap perusahaan yang diinvestasikan (investee company). Hai ini berarti bahwa tidak seperti aset lainnya, sekuritas investasi dapat dinilai dengan nilai pasar meskipun nilai pasar ini melebihi biaya perolehan. Nilai wajar (fair value) aset merupakan harga tukar aset dalam suatu transaksi normal saat ini antara pihak yang bersedia. Jika suatu aset biasa diperdagangkan, nilai wajarnya dapat langsung ditetapkan dari publikasi harga pasarnya. Jika tidak ada publikasi harga pasar untuk suatu aset, nilai wajar ditentukan berdasarkan biaya historis.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Bab 1 ASP : Karakteristik dan Lingkungan Sektor PublikPutri Yulia
Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain publik. Domain publik itu sendiri memiliki wilayah yang lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan sektor swasta. Keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan luasnya jenis dan bentuk organisasi yang berbeda di dalamnya, akan tetapi juga karena kompleksnya lingkungan yang memengaruhi lembaga-lembaga publik tersebut.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Bab 1 ASP : Karakteristik dan Lingkungan Sektor PublikPutri Yulia
Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain publik. Domain publik itu sendiri memiliki wilayah yang lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan sektor swasta. Keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan luasnya jenis dan bentuk organisasi yang berbeda di dalamnya, akan tetapi juga karena kompleksnya lingkungan yang memengaruhi lembaga-lembaga publik tersebut.
DR dr Hervita Diatri__Pengumpulan dan validasi data_ARSAMA 050723 (1).pdfRuthNapitupulu2
Validasi data di rs untuk akreditasi rumah sakit dan laynana kesehatan lainnya. Pengumpulan data akreditasi rs berdasarkan starling (standart akreditasi kemenkes). Validasi sangat berguna untuk • Mempertahankan capaian dengan selalu melaksanakan pelayanan obat sesuai SPO.
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5Dwi Wahyu
Materi Bab 5 Activity Based Management, Akuntansi Manajemen buku Hansen & Mowen Edisi 8. Presentasi powerpoint oleh Gail B. Wright, Professor Emeritus of Accounting, Bryant University
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4Dwi Wahyu
Materi Bab 4 Activity Based Product Costing, Akuntansi Manajemen buku Hansen & Mowen Edisi 8. Presentasi powerpoint oleh Gail B. Wright, Professor Emeritus of Accounting, Bryant University
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3Dwi Wahyu
Materi Bab 3 Activity Cost and Behavior, Akuntansi Manajemen buku Hansen & Mowen Edisi 8. Presentasi powerpoint oleh Gail B. Wright, Professor Emeritus of Accounting, Bryant University
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2Dwi Wahyu
Materi Bab 2 Basic Management Accounting Concepts, Akuntansi Manajemen buku Hansen & Mowen Edisi 8. Presentasi powerpoint oleh Gail B. Wright, Professor Emeritus of Accounting, Bryant University
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1Dwi Wahyu
Materi Bab 1 Introduction: The Role, History, And
Direction Of Management Accounting, Akuntansi Manajemen buku Hansen & Mowen Edisi 8. Presentasi powerpoint oleh Gail B. Wright, Professor Emeritus of Accounting, Bryant University
2. SIFAT DAN TUJUAN
Sampling audit adalah penerapan prosedur
pengauditan atas unsur-unsur dalam suatu populasi kurang
dari 100%, seperti saldo rekening atau kelompok
transaksi, dengan tujuan untuk mengevaluasi beberapa
karakteristik populasi.
Rencana sampling dalam pengujian subtantif dirancang untuk
1. Memperoleh bukti bahwa suatu saldo rekening tidak
salah saji secara material (mislanya nilai buku piutang
dagang), atau
2. Membuat suatu estimasi independen mengenai jumlah
tertentu (misalkan nilai persediaan yang tidak dicatat
pada nilai bukunya).
3. KETIDAKPASTIAN, RISIKO SAMPLING, DAN
RISIKO AUDIT
Sampling audit dalam pengujian subtantif dipengaruhi
baik oleh risiko sampling maupun risiko nonsampling.
Risiko sampling yang berkaitan dengan pengujian subtantif
adalah:
• Risiko kesalahan menerima (biasa disebut risiko beta) –
yaitu risiko bahwa sampel yang mendukung
kesimpulan, bahwa saldo akun tidak berisi salah saji
material, padahal kenyataannya saldo saldo tersebut salah
saji secara material. Berkaitan dengan efektifitas audit.
• Risiko kesalahan menolak (biasa disebut risiko alpha) yaitu
risiko bahwa sampel yang mendukung kesimpulan, bahwa
saldo akun berisi salah saji secara material, pada
kenyataannya saldo akun tidak berisi salah saji secara
material. Berkaitan dengan efisiensi audit
4. PENDEKATAN SAMPLING STATISTIK
Ada dua pendekatan sampling statistik yang
bisa digunakan oleh auditor dalam pengujian
subtantif, yaitu:
1. Sampling PPS, dan
2. Sampling variabel klasik.
Perbedaan kedua pendekatan tersebut ialah
bahwa sampling PPS didasarkan pada teori
sampling atribut, sedangkan sampling variabel
klasik didasarkan pada teori distribusi normal.
5. SAMPLING PPS
Sampling PPS adalah suatu pendekatan yang menggunakan teori
sampling atribut untuk menyatakan kesimpulan dalam jumlah
nominal, bukan sebagai tingkat penyimpangan. Jenis sampling ini bisa
digunakan dalam pengujian subtantif atas transaksi dan saldo-saldo.
Model ini terutama diterapkan dalam pengujian transaksi dan saldo
untuk lebih saji dan bermanfaat dalam pengujian untuk:
• Piutang pada saat kredit yang tidak dapat diaplikasikan dalam akun
pelanggan tidak signifikan.
• Sekuritas investasi.
• Pengujian harga persediaan jika terdapat sedikit perbedaan yang
diantisipasi.
• Tambahan aktiva tetap.
Tujuan utama sampling adalah untuk melakukan estimasi secara
independen atas kelompok transaksi atau saldo.
6. Rencana Sampling
Tahap-tahap dalam rencana sampling adalah
Menetapkan tujuan rencana,
Merumuskan populasi dan unit sampling,
Menentukan ukuran sampel,
Menentukan metoda pemilihan sampel,
Melaksanakan rencana sampling,
Mengevaluasi hasil sampel.
7. Menentukan Tujuan Rencana Sampling
Tujuan sampling PPS yang paling umum adalah untuk mendapatkan bukti bahwa
saldo akun yang dicatat tidak salah saji secara material. Asersi laporan keuangan tertentu
yang mempengaruhi bukti sampel yang dipakai bergantung pada prosedur yang dipakai
untuk item sampel tersebut.
Menetapkan Populasi dan Unit Sampling
Populasi terdiri dari kelompok transaksi atau saldo akun yang diuji. Untuk setiap
populasi, auditor harus memutuskan apakah semua unsur akan dimasukkan. Sebagai
contoh, ada 4 populasi apabila populasi didasarkan pada saldo akun dalam buku besar
piutang usaha, yaitu semua saldo, saldo debet, saldo kredit, dan saldo nol.
Unit sampling dalam PPS adalah dollar itu sendiri dan populasinya adalah jumlah
dollar yang sama dg total dollar pada populasi tersebut
Menentukan Ukuran Sampel
Rumus untuk menentukan ukuran sampel dalam sampling PPS adalah :
BV nilai buku populasi yg diuji
RF faktor reliabilitas untuk risiko kesalahan penerimaan
TM salah saji yg dapat ditoleransi
AM salah saji yg dapat diantisipasi
EF faktor ekspansi untuk salah saji yang diantisipasi
8. Menentukan Metoda Pemilihan Sampel
Metoda pemilihan yang paling banyak digunakan dalam sampling PPS adalah pemilihan
sistematis. Metoda ini memisahkan total populasi dolar ke dalam interval yang sebanging dengan
dolar. Dengan demikian interval sampling dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Melaksanakan Rencana Sampling
Pada tahap rencana ini, auditor menerapkan prosedur auditing yang sesuai untuk menentukan nilai
audit setiap unit logis yang ada dalam sampel. Ketika terjadi perbedaan, auditor mencatat nilai
buku dan nilai auditnya dalam kertas kerja. Informasi ini kemudian digunakan untuk
memproyeksikan salah saji total dalam populasi.
Mengevaluasi Hasil Sampel
Dalam mengevaluasi hasil sampel, auditor menghitung batas atas salah saji (UML) dari data
sampel dan membandingkannya dengan salah saji yang dapat ditoleransi dalam perancangan
sampel. Batas atas salah saji dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Dimana PM salah saji total yg diproyeksikan dalam populasi dan ASR cadangan risiko sampling. BP
ketepatan dasar, IA cadangan inkremental untuk risiko sampling, RF faktor reliabilitas, SI interval
sampling.
Hasil sampel digunakan untuk mengestimasi proyeksi salah saji, jika tidak ada salah saji PM = 0 dan
ASR terdiri dari satu komponen yaitu ketepatan dasar yaitu
Presentase kotor = (nilai buku – nilai audit) + nilai buku
Proyeksi salah saji = presentase kotor x interval sampling
9. Keuntungan dan Kerugian Pemakaian Sampling PPS
Kelebihan sampling PPS adalah :
• Sampling PPS umumnya lebih mudah digunakan daripada sampling variabel klasik karena
auditor dapat menghitung ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel secara langsung atau
dengan bantuan tabel
• Ukuran sampel PPS tidak didasarkan pada beberapa ukuran penyimpangan yang diestimasi
pada nilai audit
• Sampling PPS secara otomatis menghasilkan sampel yang sudah distratifikasi karena item-
itemnya dipilih dalam proporsi pada nilai rupiahnya
• Pemilihan sampel sistematis PPS secara otomatis menujukkan beberapa item yang secara
individual signifikan jika nilai-nilainya melebihi pisah batas atas moneter
• Jika auditor memperkirakan tidak ada salah saji, sampling PPS biasanya akan menghasilkan
ukuran sampel yang lebih kecil daripada hasil dari sampling variabel klasik
• Sampel PPS lebih mudah dirancang, dan pemilihan sampel dapat dimulai sebelum tersedia
populasi yang lengkap
Sebaliknya, sampling PPS mempunyai kekurangan sebagai berikut :
• Sampling PPS mengandung asumsi bahwa nilai audit unit sampling harus tidak kurang dari
nol atau lebih besar dari nilai buku
• Jika kekurangsajian ditunjukkan dalam sampel tersebut, evaluasi atas sampel tersebut
memerlukan pertimbangan khusus
• Pemilihan saldo nol atau saldo dengan tanda yang berbeda memerlukan pertimbangan khusus
• Evaluasi PPS dapat melebihi ASR jika salah saji ditemukan dalam sampel
• Sejalan dengan meningkatnya jumlah salah saji yang diperkirakan, ukuran sampel yang sesuai
juga meningkat
10. SAMPLING VARIABEL KLASIK
Dalam pendekatan ini, teori distribusi normal digunakan dalam
pengevaluasian karakteristik populasi berdasarkan hasil sampel
yang digambarkan dari populasinya. Sampling variabel klasik
bermanfaat bagi auditor pada saat tujuan audit berkaitan dengan
kemungkinan kurang saji atau lebih saji dari saldo akun, dan
keadaan lain ketika sampling PPS tidak tepat atau tidak efektif.
Estimasi Mean Per Unit (MPU)
Sampling estimasi MPU mencakup penentuan nilai audit untuk
setiap item dalam sampel. Rata-rata nilai audit ini kemudian
dihitung dan dikalikan dengan jumlah unit dalam populasi yang
ditemukan pada estimasi total nilai populasi. Cadangan risiko
sampling yang berkaitan dengan estimasi ini juga dihitung untuk
digunakan dalam mengevaluasi hasil-hasil sampel tersebut