SlideShare a Scribd company logo
DOES FOLLOWING LAST YEAR’S
AUDIT APPROACH WORK
?????????
PACIFIC PRODUCTS CASE
2
A. Jenis-Jenis Pengujian Audit
▰ 1. Pengujian pengendalian
Pemahaman Auditor terhadap pengendalian internal digunakan untuk menukur
risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit terkait transaksi. Untuk mendapat bukti
yang tepat dan mencukupi untuk mendukung pengukuran tersebut auditor
melakukan Pengujian Pengendalian. Pengujian pengendalian baik secara
manual/otomatis dapat mencakup jenis bukti berikut ini.
1. Meminta keterangan dari personil klien yang tepat
2. Memeriksa dokumen, catatan, dan laporan
3. Mengamati aktivitas yang berkaitan dengan pengendalian
4. Melaksanakan-ulang prosedur klien
3
▰ Auditor melaksanakan walkthrough system untuk
mendapatkan pemahaman guna membantunya menentukan
apakah pengendalian telah berjalan semestinya. Pengujian
pengendalian juga digunakan untuk menentukan apakah
pengendalian tersebut efektif dan biasanya meliputi
pengujian atas sampel transaksi. Jumlah bukti tambahan
yang diperlukan untuk pengujian pengendalian tergantung
pada dua hal :
1. Luas bukti yang diperoleh dalam memahami pengendalian
internal
2. Pengurangan risiko pengendalian yang direncanakan
4
▰ 2. Pengujian substantif atas transaksi
Pengujian substantif adalah prosedur yang dirancang untuk menguji salah
saji dollar (sering disebut salah saji moneter) yang secara langsung
mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan. Pengujian substantif atas
transaksi (substantive test of transactions) digunakan untuk menentukan
apakah keenam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi telah dipenuhi
bagi setiap kelas transaksi. Pengujian substantif transaksi digunakan untuk
menentukan apakah keenam tujuan audit terkait transaksi telah terpenuhi
untuk setiap kelompok transaksi.
5
3. Prosedur analitis (analytical procedures)
▰ Melibatkan perbandingan jumlah yang tercatat
dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor.
Dua tujuan yang paling penting dari prosedur analitis
dalam mengaudit saldo akun adalah :
1. Menunjukkan salah saji yang mungkin dalam laporan
keuangan
2. Memberikan bukti substantif
6
4. Pengujian rincian saldo (test of details of balance)
Berfokus pada saldo akhir buku besar baik untuk akun neraca maupun laporan laba-
rugi. Penekanan utamanya dalam sebagian besar pengujian rincian saldo adalah pada
neraca. Pengujian atas saldo akhir ini sangat penting karena bukti-bukti biasanya
diperoleh dari sumber independen dengan klien, dan dianggap sangat dapat
dipercaya. Luas pengujian ini bergantung pada hasil pengujian pengendalian,
pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis substantif atas akun-akun
tersebut. Pengujian rincian saldo dapat membantu dalam menetapkan kebenaran
moneter akun-akun yang berhubungan dan karenanya merupakan pengujian
substantif.
7
Memilih Jenis Pengujian
Yang tepat untuk
dilakukan
8
A. Ketersediaan jenis bukti prosedur audit lanjutan.
Masing-masing dari empat jenis prosedur audit lanjutan hanya melibatkan beberapa jenis nukti audit
(konfirmasi, dokumentasi dan seterusnya ). Tabel 11.2 mengikhtisarkan hubungan antara prosedur
audit lanjutan dengan jenis bukti audit. Kita dapat melakukan beberapa pengamatan berikut
mengenai tabel tersebut
1. Makin banyak jenis audit, yang jumlah totalnya adalah enam, digunakan untuk menguji peperincian
saldo di bandingkan untuk setiap jenis pengujian lainnya.
2. Hanya pengujian terperinci saldo yang melibatkan pemeriksaan fisik dan konfirmasi.
3. Tanya jawab dengan klien dilakukan untuk setiap jenis pengujian.
4. Dokumentasi digunakan disetiap jenis pengujian kecuali prosedur analitis, dengans atu pengecualin.
Ketika auditor memeriksa dokumentasi sebagai bagian dari penelusuran atas transaksi untuk
mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal, auditor sering kali “mengerjakan ulang”
pengendalian untuk meyakinkan bahwa pengendalian telah diterapkan.
5. Perhitungan ulang digunakan untuk memverifikasi akurasi matematis atas transaksi ketika melakukan
pengujian subtantif transaksi dan saldo akun ketikan melakukan pengujian atas perincian saldo.
9
10
B. Biaya-biaya Relatif
▰ Ketika auditor harus memutuskan jenis pengujian apakah yang harus dipilih untuk
mendapatkan bukti yang tepat, biaya bukti tersebut penting untuk dipertimbangkan. Jenis-
jenis pengjian yang disusun dalam daftar berikut berdasarkan urutan biaya yang terendah ke
yang tertinggi.
1. Prosedur analitis
2. Prosedur penilaian resiko, termasuk prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas
pengendalian internal.
3. Pengujian pengendalian
4. Pengujian subtantif transaksi
5. Pengujian terperinci saldo
11
C. Hubungan pengujian pengendalian dengan pengujian subtantif.
Untuk memahami pengujian pengendalian dan pengujian subtantif dengan
lebih baik, mari kita pelajari perbedaan keduanya. Suatu pengecualian dalam
pengujian pengendalian hanya mengindentifikasikan kemingkinan salah saji
memengaruhi nilai rupiah dari laporan keuangan, sedangkan suatu
pengecualian dalam pengujian subtantif transaksi atau pengujian terperinci
saldo merupakan suatu salah saji dalam laporan keuangan. Pengecualian dalam
pengujian pengendalian dinamakan deviasi uji pengendalian.
12
D. Hubungan prosedur analitis dan pengujian subtantif
Seperti halnya pengujian pengendalian, prosedur analitis hanya mengindikasikan kemungkinan
salah saji yang berpengaruh pada nilai rupiah laporan keuangan. Fluktuasi yang tidak biasa
dalam hubungan sebuah akun dengan akun lainnya, atau denagn informasi non keuangan, dapat
mengindikasikan adanya peningkatan kemungkinan terjadinya salah saji tanpa perlu
membuktikan bukti langsung atas saji material tersebut. ketika prosedur analitis tersebut
mengindentifikasikan fluktuasi yang tidak biasa, auditor harus melakukkan pengujian subtantif
transaksi atau pengujian terperinci saldo untuk menentukan apakah salah saji rupiah benar-
benar telah terjadi. Jika auditor melakukan prosedur analitis subtantif dan meyakini bahwa
kemungkinan terjandinya salah saji itu kecil, pengujian subtantif lainnya dapat dikurangi.
13
E. Dilema antara pengujian pengendalian dan pengujian subtantif
Terdapat dilema antara pengujian pengendalian dengan pengujian subtantif.
Selama perencanaan, auditor harus memutuskan apakah akan menilai
resiko pengendalian dibawah maksimum. Jikia mereka melakukannya,
mereka kemudian harus melakukan pengujian pengendalian untuk
menentukan tingkat resiko pengendalian yang dinilai tersebut dapat
dibenarkan. ( mereka harus selalu melakukan pengujian pengendalian
dalam suatu audit pemgendalian internal laporan keuangan ). Jika pengujian
pengendalian mendukung penilaian resiko pengendalian, resiko deteksi
yang direncanakan dalam model resiko audit meningkat, sehingga
pengujian direncanakan dapat dikurangi.
14
15
▰ PSA 07 (SA 326) dan PSA (SA 319) memberikan panduan
bagi auditor dari entitas-entintas yang menyebarkan,
memproses dan menyimpan atau mengakses informasi
penting secara elektronik. Bukti pelaksanaan pengendalian
otomatis, seperti perbandingan komputer atas permintaan
penjualan dengan batas kredit pelanggan, juga dapat berupa
format elektronik.
16
BUKTI GABUNGAN
▰ Pilihan jenis pengujian mana yang akan digunakan dan seberapa luas
pengujian tersebut dilakukan dapat berbeda antara audit yang memiliki
tingkat efektivitas pengendalian dan risiko bawaan yang berbeda.
Untuk mendapatkan bukti yang tepat dengan memadai untuk
menghadapi risiki-risiko yang teridentifikasi melalui prosedur penilaian
risiko, auditor menggunakan kombinasi antara keempat jenis pengujian
lainnya. Kombinasi ini sering kali dinamai dengan bukti gabungan
(evidence mix).
17
MERANCANG PROGRAM AUDIT
▰ Setelah auditor menggunakan prosedur penilaian risiko untuk menentukan penekanan
yang tepat pada setiap empat jenis pengujian lainnya, prosedur audit spesifik untuk
setiap jenis pengujian harus dirancang. Prosedur audit ini kemudian digabungkan
untuk membentuk suatu program audit. Setelah bukti gabungan disetujui, auditor yang
bertugas menyiapkan program audit atau memodifikasi program yang sudah ada untuk
memenuhi semua tujuan audit. Perlu diingat bahwa auditor juga merancang program
audit untuk memenuhi tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan. Sebagai
tambahan di bagian progam audit yang berisi prosedur penilaian risiko yang dilakukan
dalam tahap perencanaan, program audit bagi sebagian besar pengauditan dirancang
dalam tiga bagian utama. Ketiga bagian itu adalah pengujian pengendalian dan
pengujian substantif transaksi, prosedur analitis, dan pengujian perincian saldo.
18
▰ Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
Transaksi
Program audit pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi biasanya termasuk bagian deskripsi
yang mendokumentasikan pemahaman terhadap
pengendalian internal yang didapatkan selama melakukan
prosedur penilaian risiko. Auditor menggunakan
informasi ini untuk mengembangkan program audit
pengujian pengendalian dan pengujian substantif
transaksi.
19
▰ Prosedur Audit
▰ Ketika merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi, auditor menekankan pada
pemenuhan tujuan audit terkait transaksi. Auditor mengikuti pendekatan empat langkah untuk mengurangi
penilaian risiko pengendalian.
▰ 1. Menerapkan tujuan audit terkait transaksi untuk kelompok-kelompok transaksi yang sedang diuji,
seperti penjualan.
▰ 2. Mengidentifikasi pengendalian kunci yang dapat mengurangi risiko pengendalian untuk setiap tujuan
audit terkait.
▰ 3. Mengmbangkan pengujian pengendalian yang tepat untuk semua pengendalian internal yang
digunakan untuk mengurangi penilaian awal risiko pengendalian dibawah tingkat maksimum (pengendalian-
pengendalian kunci).
▰ 4. Untuk kemungkinan jenis-jenis salah saji yang terkait dengan masing-masing tujuan audit terkait
transaksi, merancang pengujian substantif transaksi yang tepat, dengan mempertimbangkan kekurangan-
kekurangan dalam pengendalian internal dan ekspektasi hasil pengujian pengendalian.
20
▰ Prosedur Analitis
Penghitungan prosedur analitis berdasarkan jumlah bulanan
biasanya lebih efektif dalam mendeteksi salah saji dibandingkan
dengan perhitungan berdasarkan jumlah tahunan, dan
perbandingan berdasarkan lini usaha biasanya lebih efektif
daripada perbandingan berdasarkan hubungan-hubungan yang
sudah diprediksikan dengan data nonkeuangan, auditor sering kali
menggunakan informasi tersebut untuk prosedur analitis.
21
Metodologi untuk merancang pengujian terperinci
atas saldo/piutang
22
Ikhtisar Istliah-istilah penting terkait Bukti
23
“
24
24
Fase I merencanakan dan merancang pendekatan
audit
▰ Menerima klien dan melaksanakan perencanaan awal
▰ Memahami bisnis dan industry klien
▰ Menilai risiko bisnis klien
▰ Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan
▰ Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta risiko
inheren
▰ Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian
▰ Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan
▰ Mengembangkan rencana audit dan program audit secara keseluruhan
25
Fase II melaksanakan pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi
▰ Merencanakan untuk mengurangi penilaian tingkat risiko
pengendalian
▰ Melaksanakan pengujian pengendalian
▰ Melaksanakan pengujian substantif atas transaksi
▰ Menilai kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan
26
Fase III melaksanakan prosedur analitis dan
pengujian rincian saldo.
Tujuan dari fase III adalah untuk memperoleh bukti tambahan yang
mencukupi guna menentukan apakah saldo akhir dan catatan kaki
atas laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar.
▰ Melaksanakan prosedur analitis
▰ Melaksanakan pengujian rincian saldo tambahan
27
Fase IV melaksanakan pengujian atas pos-pos yang
penting
▰ Menyelesaikan audit dan mengeluarkan laporan audit
▰ Melaksanakan pengujian tambahan atas penyajian dan
pengungkapan
▰ Mengumpulkan bukti akhir
▰ Mengevaluasi hasil
▰ Mengeluarkan laporan audit
▰ Mengomunikasikan kepada komite audit dan manajemen
28
TERIMAKASIH
29

More Related Content

Similar to BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx

Pengauditan bab 8 Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Pengauditan bab 8  Penaksiran Risiko dan Desain PengujianPengauditan bab 8  Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Pengauditan bab 8 Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
wafa khairani
 
THE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptx
THE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptxTHE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptx
THE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptx
AisyahAyuSaputri
 
SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
SUMMARY CH-9  AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)SUMMARY CH-9  AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
marchaaddina
 
metodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmetodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmas ijup
 
tugas.ppt
tugas.ppttugas.ppt
tugas.ppt
LatifaRania
 
Bab 9
Bab 9Bab 9
Bab 9
iikabungo
 
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptxKel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
WidyaRomadhan
 
Presentation auditing
Presentation auditingPresentation auditing
Presentation auditingguspitasari
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Quiz 4 the building blocks of auditing
Quiz 4   the building blocks of auditingQuiz 4   the building blocks of auditing
Quiz 4 the building blocks of auditing
Hutria Angelina Mamentu
 
Audit Report
Audit ReportAudit Report
Audit Report
Daniel Wachtel
 
Bukti_Audit.pptx
Bukti_Audit.pptxBukti_Audit.pptx
Bukti_Audit.pptx
zatoichi020784
 
PROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDITPROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDIT
Mandiri Sekuritas
 
Si & Pi, wawan pryono, hapzi ali, internal control over financial reporting ...
Si & Pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting ...Si & Pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting ...
Si & Pi, wawan pryono, hapzi ali, internal control over financial reporting ...
Wawan P
 
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, internal control over financial reporting ...
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting ...Si & pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting ...
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, internal control over financial reporting ...
Wawan P
 
Auditing 2 :: Chapter 2 by Afly Yessie
Auditing 2 :: Chapter 2 by Afly YessieAuditing 2 :: Chapter 2 by Afly Yessie
Auditing 2 :: Chapter 2 by Afly Yessie
Andreas Jiman
 
Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif
Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian SubstantifRisiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif
Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif
Dwi Wahyu
 
PPT CONTINOUS AUDITING - UPDATE 11 AUGUST 2022.pptx
PPT CONTINOUS AUDITING - UPDATE 11 AUGUST 2022.pptxPPT CONTINOUS AUDITING - UPDATE 11 AUGUST 2022.pptx
PPT CONTINOUS AUDITING - UPDATE 11 AUGUST 2022.pptx
ikhwanahmadprayogo
 

Similar to BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx (20)

Pengauditan bab 8 Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Pengauditan bab 8  Penaksiran Risiko dan Desain PengujianPengauditan bab 8  Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Pengauditan bab 8 Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
 
THE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptx
THE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptxTHE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptx
THE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptx
 
SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
SUMMARY CH-9  AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)SUMMARY CH-9  AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
 
metodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmetodologi pengujian audit
metodologi pengujian audit
 
tugas.ppt
tugas.ppttugas.ppt
tugas.ppt
 
Bab 9
Bab 9Bab 9
Bab 9
 
sum3.docx
sum3.docxsum3.docx
sum3.docx
 
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptxKel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
 
Presentation auditing
Presentation auditingPresentation auditing
Presentation auditing
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Quiz 4 the building blocks of auditing
Quiz 4   the building blocks of auditingQuiz 4   the building blocks of auditing
Quiz 4 the building blocks of auditing
 
Audit Report
Audit ReportAudit Report
Audit Report
 
Bukti_Audit.pptx
Bukti_Audit.pptxBukti_Audit.pptx
Bukti_Audit.pptx
 
PROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDITPROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDIT
 
Si & Pi, wawan pryono, hapzi ali, internal control over financial reporting ...
Si & Pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting ...Si & Pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting ...
Si & Pi, wawan pryono, hapzi ali, internal control over financial reporting ...
 
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, internal control over financial reporting ...
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting ...Si & pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting ...
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, internal control over financial reporting ...
 
Auditing 2 :: Chapter 2 by Afly Yessie
Auditing 2 :: Chapter 2 by Afly YessieAuditing 2 :: Chapter 2 by Afly Yessie
Auditing 2 :: Chapter 2 by Afly Yessie
 
Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif
Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian SubstantifRisiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif
Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif
 
Audit kertas-kerja
Audit kertas-kerjaAudit kertas-kerja
Audit kertas-kerja
 
PPT CONTINOUS AUDITING - UPDATE 11 AUGUST 2022.pptx
PPT CONTINOUS AUDITING - UPDATE 11 AUGUST 2022.pptxPPT CONTINOUS AUDITING - UPDATE 11 AUGUST 2022.pptx
PPT CONTINOUS AUDITING - UPDATE 11 AUGUST 2022.pptx
 

Recently uploaded

Kebijakan Pembangunan, Pasar, Negara & Masyarakat Sipil.pptx
Kebijakan Pembangunan, Pasar, Negara & Masyarakat Sipil.pptxKebijakan Pembangunan, Pasar, Negara & Masyarakat Sipil.pptx
Kebijakan Pembangunan, Pasar, Negara & Masyarakat Sipil.pptx
Tommy Priyatna
 
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islamaktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
RoyhanHidayatulloh
 
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
AcengRohmana1
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
f4hmizakaria123
 
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptxPERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
muhammadarsyad77
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
JaffanNauval
 
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
meincha1152
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di IndonesiaPenghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
FachrulAchast
 
PPT DANA DESAKEBIJAKAN PENERAPAN DANA DESA-1.pptx
PPT DANA DESAKEBIJAKAN PENERAPAN DANA DESA-1.pptxPPT DANA DESAKEBIJAKAN PENERAPAN DANA DESA-1.pptx
PPT DANA DESAKEBIJAKAN PENERAPAN DANA DESA-1.pptx
UNIVERSITAS LAMPUNG, SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU LAMPUNG
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
anthoniusaldolemauk
 

Recently uploaded (14)

Kebijakan Pembangunan, Pasar, Negara & Masyarakat Sipil.pptx
Kebijakan Pembangunan, Pasar, Negara & Masyarakat Sipil.pptxKebijakan Pembangunan, Pasar, Negara & Masyarakat Sipil.pptx
Kebijakan Pembangunan, Pasar, Negara & Masyarakat Sipil.pptx
 
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islamaktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
 
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
 
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptxPERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
 
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di IndonesiaPenghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
 
PPT DANA DESAKEBIJAKAN PENERAPAN DANA DESA-1.pptx
PPT DANA DESAKEBIJAKAN PENERAPAN DANA DESA-1.pptxPPT DANA DESAKEBIJAKAN PENERAPAN DANA DESA-1.pptx
PPT DANA DESAKEBIJAKAN PENERAPAN DANA DESA-1.pptx
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
 

BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx

  • 1.
  • 2. DOES FOLLOWING LAST YEAR’S AUDIT APPROACH WORK ????????? PACIFIC PRODUCTS CASE 2
  • 3. A. Jenis-Jenis Pengujian Audit ▰ 1. Pengujian pengendalian Pemahaman Auditor terhadap pengendalian internal digunakan untuk menukur risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit terkait transaksi. Untuk mendapat bukti yang tepat dan mencukupi untuk mendukung pengukuran tersebut auditor melakukan Pengujian Pengendalian. Pengujian pengendalian baik secara manual/otomatis dapat mencakup jenis bukti berikut ini. 1. Meminta keterangan dari personil klien yang tepat 2. Memeriksa dokumen, catatan, dan laporan 3. Mengamati aktivitas yang berkaitan dengan pengendalian 4. Melaksanakan-ulang prosedur klien 3
  • 4. ▰ Auditor melaksanakan walkthrough system untuk mendapatkan pemahaman guna membantunya menentukan apakah pengendalian telah berjalan semestinya. Pengujian pengendalian juga digunakan untuk menentukan apakah pengendalian tersebut efektif dan biasanya meliputi pengujian atas sampel transaksi. Jumlah bukti tambahan yang diperlukan untuk pengujian pengendalian tergantung pada dua hal : 1. Luas bukti yang diperoleh dalam memahami pengendalian internal 2. Pengurangan risiko pengendalian yang direncanakan 4
  • 5. ▰ 2. Pengujian substantif atas transaksi Pengujian substantif adalah prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji dollar (sering disebut salah saji moneter) yang secara langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan. Pengujian substantif atas transaksi (substantive test of transactions) digunakan untuk menentukan apakah keenam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi telah dipenuhi bagi setiap kelas transaksi. Pengujian substantif transaksi digunakan untuk menentukan apakah keenam tujuan audit terkait transaksi telah terpenuhi untuk setiap kelompok transaksi. 5
  • 6. 3. Prosedur analitis (analytical procedures) ▰ Melibatkan perbandingan jumlah yang tercatat dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor. Dua tujuan yang paling penting dari prosedur analitis dalam mengaudit saldo akun adalah : 1. Menunjukkan salah saji yang mungkin dalam laporan keuangan 2. Memberikan bukti substantif 6
  • 7. 4. Pengujian rincian saldo (test of details of balance) Berfokus pada saldo akhir buku besar baik untuk akun neraca maupun laporan laba- rugi. Penekanan utamanya dalam sebagian besar pengujian rincian saldo adalah pada neraca. Pengujian atas saldo akhir ini sangat penting karena bukti-bukti biasanya diperoleh dari sumber independen dengan klien, dan dianggap sangat dapat dipercaya. Luas pengujian ini bergantung pada hasil pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis substantif atas akun-akun tersebut. Pengujian rincian saldo dapat membantu dalam menetapkan kebenaran moneter akun-akun yang berhubungan dan karenanya merupakan pengujian substantif. 7
  • 8. Memilih Jenis Pengujian Yang tepat untuk dilakukan 8
  • 9. A. Ketersediaan jenis bukti prosedur audit lanjutan. Masing-masing dari empat jenis prosedur audit lanjutan hanya melibatkan beberapa jenis nukti audit (konfirmasi, dokumentasi dan seterusnya ). Tabel 11.2 mengikhtisarkan hubungan antara prosedur audit lanjutan dengan jenis bukti audit. Kita dapat melakukan beberapa pengamatan berikut mengenai tabel tersebut 1. Makin banyak jenis audit, yang jumlah totalnya adalah enam, digunakan untuk menguji peperincian saldo di bandingkan untuk setiap jenis pengujian lainnya. 2. Hanya pengujian terperinci saldo yang melibatkan pemeriksaan fisik dan konfirmasi. 3. Tanya jawab dengan klien dilakukan untuk setiap jenis pengujian. 4. Dokumentasi digunakan disetiap jenis pengujian kecuali prosedur analitis, dengans atu pengecualin. Ketika auditor memeriksa dokumentasi sebagai bagian dari penelusuran atas transaksi untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal, auditor sering kali “mengerjakan ulang” pengendalian untuk meyakinkan bahwa pengendalian telah diterapkan. 5. Perhitungan ulang digunakan untuk memverifikasi akurasi matematis atas transaksi ketika melakukan pengujian subtantif transaksi dan saldo akun ketikan melakukan pengujian atas perincian saldo. 9
  • 10. 10
  • 11. B. Biaya-biaya Relatif ▰ Ketika auditor harus memutuskan jenis pengujian apakah yang harus dipilih untuk mendapatkan bukti yang tepat, biaya bukti tersebut penting untuk dipertimbangkan. Jenis- jenis pengjian yang disusun dalam daftar berikut berdasarkan urutan biaya yang terendah ke yang tertinggi. 1. Prosedur analitis 2. Prosedur penilaian resiko, termasuk prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal. 3. Pengujian pengendalian 4. Pengujian subtantif transaksi 5. Pengujian terperinci saldo 11
  • 12. C. Hubungan pengujian pengendalian dengan pengujian subtantif. Untuk memahami pengujian pengendalian dan pengujian subtantif dengan lebih baik, mari kita pelajari perbedaan keduanya. Suatu pengecualian dalam pengujian pengendalian hanya mengindentifikasikan kemingkinan salah saji memengaruhi nilai rupiah dari laporan keuangan, sedangkan suatu pengecualian dalam pengujian subtantif transaksi atau pengujian terperinci saldo merupakan suatu salah saji dalam laporan keuangan. Pengecualian dalam pengujian pengendalian dinamakan deviasi uji pengendalian. 12
  • 13. D. Hubungan prosedur analitis dan pengujian subtantif Seperti halnya pengujian pengendalian, prosedur analitis hanya mengindikasikan kemungkinan salah saji yang berpengaruh pada nilai rupiah laporan keuangan. Fluktuasi yang tidak biasa dalam hubungan sebuah akun dengan akun lainnya, atau denagn informasi non keuangan, dapat mengindikasikan adanya peningkatan kemungkinan terjadinya salah saji tanpa perlu membuktikan bukti langsung atas saji material tersebut. ketika prosedur analitis tersebut mengindentifikasikan fluktuasi yang tidak biasa, auditor harus melakukkan pengujian subtantif transaksi atau pengujian terperinci saldo untuk menentukan apakah salah saji rupiah benar- benar telah terjadi. Jika auditor melakukan prosedur analitis subtantif dan meyakini bahwa kemungkinan terjandinya salah saji itu kecil, pengujian subtantif lainnya dapat dikurangi. 13
  • 14. E. Dilema antara pengujian pengendalian dan pengujian subtantif Terdapat dilema antara pengujian pengendalian dengan pengujian subtantif. Selama perencanaan, auditor harus memutuskan apakah akan menilai resiko pengendalian dibawah maksimum. Jikia mereka melakukannya, mereka kemudian harus melakukan pengujian pengendalian untuk menentukan tingkat resiko pengendalian yang dinilai tersebut dapat dibenarkan. ( mereka harus selalu melakukan pengujian pengendalian dalam suatu audit pemgendalian internal laporan keuangan ). Jika pengujian pengendalian mendukung penilaian resiko pengendalian, resiko deteksi yang direncanakan dalam model resiko audit meningkat, sehingga pengujian direncanakan dapat dikurangi. 14
  • 15. 15
  • 16. ▰ PSA 07 (SA 326) dan PSA (SA 319) memberikan panduan bagi auditor dari entitas-entintas yang menyebarkan, memproses dan menyimpan atau mengakses informasi penting secara elektronik. Bukti pelaksanaan pengendalian otomatis, seperti perbandingan komputer atas permintaan penjualan dengan batas kredit pelanggan, juga dapat berupa format elektronik. 16
  • 17. BUKTI GABUNGAN ▰ Pilihan jenis pengujian mana yang akan digunakan dan seberapa luas pengujian tersebut dilakukan dapat berbeda antara audit yang memiliki tingkat efektivitas pengendalian dan risiko bawaan yang berbeda. Untuk mendapatkan bukti yang tepat dengan memadai untuk menghadapi risiki-risiko yang teridentifikasi melalui prosedur penilaian risiko, auditor menggunakan kombinasi antara keempat jenis pengujian lainnya. Kombinasi ini sering kali dinamai dengan bukti gabungan (evidence mix). 17
  • 18. MERANCANG PROGRAM AUDIT ▰ Setelah auditor menggunakan prosedur penilaian risiko untuk menentukan penekanan yang tepat pada setiap empat jenis pengujian lainnya, prosedur audit spesifik untuk setiap jenis pengujian harus dirancang. Prosedur audit ini kemudian digabungkan untuk membentuk suatu program audit. Setelah bukti gabungan disetujui, auditor yang bertugas menyiapkan program audit atau memodifikasi program yang sudah ada untuk memenuhi semua tujuan audit. Perlu diingat bahwa auditor juga merancang program audit untuk memenuhi tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan. Sebagai tambahan di bagian progam audit yang berisi prosedur penilaian risiko yang dilakukan dalam tahap perencanaan, program audit bagi sebagian besar pengauditan dirancang dalam tiga bagian utama. Ketiga bagian itu adalah pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi, prosedur analitis, dan pengujian perincian saldo. 18
  • 19. ▰ Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi Program audit pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi biasanya termasuk bagian deskripsi yang mendokumentasikan pemahaman terhadap pengendalian internal yang didapatkan selama melakukan prosedur penilaian risiko. Auditor menggunakan informasi ini untuk mengembangkan program audit pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi. 19
  • 20. ▰ Prosedur Audit ▰ Ketika merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi, auditor menekankan pada pemenuhan tujuan audit terkait transaksi. Auditor mengikuti pendekatan empat langkah untuk mengurangi penilaian risiko pengendalian. ▰ 1. Menerapkan tujuan audit terkait transaksi untuk kelompok-kelompok transaksi yang sedang diuji, seperti penjualan. ▰ 2. Mengidentifikasi pengendalian kunci yang dapat mengurangi risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit terkait. ▰ 3. Mengmbangkan pengujian pengendalian yang tepat untuk semua pengendalian internal yang digunakan untuk mengurangi penilaian awal risiko pengendalian dibawah tingkat maksimum (pengendalian- pengendalian kunci). ▰ 4. Untuk kemungkinan jenis-jenis salah saji yang terkait dengan masing-masing tujuan audit terkait transaksi, merancang pengujian substantif transaksi yang tepat, dengan mempertimbangkan kekurangan- kekurangan dalam pengendalian internal dan ekspektasi hasil pengujian pengendalian. 20
  • 21. ▰ Prosedur Analitis Penghitungan prosedur analitis berdasarkan jumlah bulanan biasanya lebih efektif dalam mendeteksi salah saji dibandingkan dengan perhitungan berdasarkan jumlah tahunan, dan perbandingan berdasarkan lini usaha biasanya lebih efektif daripada perbandingan berdasarkan hubungan-hubungan yang sudah diprediksikan dengan data nonkeuangan, auditor sering kali menggunakan informasi tersebut untuk prosedur analitis. 21
  • 22. Metodologi untuk merancang pengujian terperinci atas saldo/piutang 22
  • 25. Fase I merencanakan dan merancang pendekatan audit ▰ Menerima klien dan melaksanakan perencanaan awal ▰ Memahami bisnis dan industry klien ▰ Menilai risiko bisnis klien ▰ Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan ▰ Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta risiko inheren ▰ Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian ▰ Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan ▰ Mengembangkan rencana audit dan program audit secara keseluruhan 25
  • 26. Fase II melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi ▰ Merencanakan untuk mengurangi penilaian tingkat risiko pengendalian ▰ Melaksanakan pengujian pengendalian ▰ Melaksanakan pengujian substantif atas transaksi ▰ Menilai kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan 26
  • 27. Fase III melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo. Tujuan dari fase III adalah untuk memperoleh bukti tambahan yang mencukupi guna menentukan apakah saldo akhir dan catatan kaki atas laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar. ▰ Melaksanakan prosedur analitis ▰ Melaksanakan pengujian rincian saldo tambahan 27
  • 28. Fase IV melaksanakan pengujian atas pos-pos yang penting ▰ Menyelesaikan audit dan mengeluarkan laporan audit ▰ Melaksanakan pengujian tambahan atas penyajian dan pengungkapan ▰ Mengumpulkan bukti akhir ▰ Mengevaluasi hasil ▰ Mengeluarkan laporan audit ▰ Mengomunikasikan kepada komite audit dan manajemen 28