Dokumen tersebut membahas mengenai sampling audit untuk tes pengawasan dan tes substantif transaksi. Terdapat empat poin utama dalam dokumen yaitu: 1) pengertian sampel representatif dan cara mengendalikan risiko sampel, 2) perbedaan antara sampel statistik dan nonstatistik serta penarikan sampel probabilistik dan nonprobabilistik, 3) 14 langkah pengambilan sampel audit nonstatistik, dan 4) penerapan pengambilan atribut untuk sampel statistik.
Dokumen tersebut membahas mengenai audit sampling untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi. Ia menjelaskan tujuan dan jenis sampling audit serta risiko yang terkait termasuk risiko sampling dan nonsampling. Dokumen tersebut juga menjelaskan teknik sampling statistik dan nonstatistik beserta langkah-langkah pelaksanaannya dalam merencanakan sampling audit.
Variable sampling untuk pengujian substantif stain salatigaahmadpermadi
Dokumen ini membahas mengenai variabel sampling yang digunakan auditor dalam pengujian substantif. Terdapat dua jenis sampling yaitu sampling statistik dan non-statistik. Sampling statistik meliputi sampling probabilitas proporsional dengan ukuran dan sampling variabel klasik. Sedangkan sampling non-statistik lebih bersifat subyektif dalam penentuan ukuran sampel dan evaluasi hasilnya. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan-tahapan pelaksanaan masing-
Dokumen tersebut membahas mengenai audit sampling untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi. Ia menjelaskan tujuan dan jenis sampling audit serta risiko yang terkait termasuk risiko sampling dan nonsampling. Dokumen tersebut juga menjelaskan teknik sampling statistik dan nonstatistik beserta langkah-langkah pelaksanaannya dalam merencanakan sampling audit.
Variable sampling untuk pengujian substantif stain salatigaahmadpermadi
Dokumen ini membahas mengenai variabel sampling yang digunakan auditor dalam pengujian substantif. Terdapat dua jenis sampling yaitu sampling statistik dan non-statistik. Sampling statistik meliputi sampling probabilitas proporsional dengan ukuran dan sampling variabel klasik. Sedangkan sampling non-statistik lebih bersifat subyektif dalam penentuan ukuran sampel dan evaluasi hasilnya. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan-tahapan pelaksanaan masing-
DR dr Hervita Diatri__Pengumpulan dan validasi data_ARSAMA 050723 (1).pdfRuthNapitupulu2
Indikator mutu yang berkaitan dengan pengkajian risiko jatuh pasien rawat inap dijelaskan dalam dokumen tersebut. Prosedur pengumpulan dan validasi data mengacu pada standar akreditasi kesehatan. Beberapa hal penting yang dijelaskan meliputi profil indikator, formulir pengumpulan data, analisis data, dan upaya perbaikan berkelanjutan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas metode penelitian kuantitatif yang mencakup latar belakang, tujuan, manfaat, tinjauan pustaka, hipotesis, definisi konsep, dan metodologi penelitian.
2. Metodologi penelitian mencakup paradigma positivisme, jenis penelitian survey, teknik sampling, pengumpulan data melalui kuesioner, analisis validitas dan reliabilitas, uji normal
Metode Penelitian Kualitatif merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian yang dimana tidak dapat diukur secara matematis, ada banyak model-model dalam penelitian Kualitatif bisa dilihat materi ini
Hypothesis
Asumsi / jawaban sementara / praduga terhadap suatu masalah atau hubungan antara dua variable yang masih harus dibuktikan kebenarannya
Hypothesis Testing
Proses membuktikan kebenaran hypothesis
Inductive Reasoning
Spesifik Umum
Deductive Reasoning
Umum Spesifik
1. Dokumen tersebut membahas tentang validasi dan analisis data indikator kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk tujuan akreditasi.
2. Metode analisis data yang disebutkan antara lain run chart, control chart, histogram, dan Pareto chart beserta penjelasan singkat cara kerjanya.
3. Hasil analisis dibandingkan secara internal, dengan rumah sakit lain, standar akreditasi, dan praktik terbaik guna mengidentifikasi area perbaikan.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan sampel dalam penelitian, termasuk pertimbangan dan metode penentuan jumlah sampel, serta teknik pengambilan sampel."
Dokumen tersebut membahas tentang statistika dan penggunaannya dalam penelitian, meliputi pengertian statistika deskriptif dan inferensial, peran statistika dalam penelitian mulai dari perumusan hipotesis, pengembangan instrumen pengumpulan data, desain penelitian, penentuan sampel, hingga analisis data. Dokumen ini juga menjelaskan konsep-konsep dasar seperti populasi, sampel, sensus, teknik sampling, serta variabel.
DR dr Hervita Diatri__Pengumpulan dan validasi data_ARSAMA 050723 (1).pdfRuthNapitupulu2
Indikator mutu yang berkaitan dengan pengkajian risiko jatuh pasien rawat inap dijelaskan dalam dokumen tersebut. Prosedur pengumpulan dan validasi data mengacu pada standar akreditasi kesehatan. Beberapa hal penting yang dijelaskan meliputi profil indikator, formulir pengumpulan data, analisis data, dan upaya perbaikan berkelanjutan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas metode penelitian kuantitatif yang mencakup latar belakang, tujuan, manfaat, tinjauan pustaka, hipotesis, definisi konsep, dan metodologi penelitian.
2. Metodologi penelitian mencakup paradigma positivisme, jenis penelitian survey, teknik sampling, pengumpulan data melalui kuesioner, analisis validitas dan reliabilitas, uji normal
Metode Penelitian Kualitatif merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian yang dimana tidak dapat diukur secara matematis, ada banyak model-model dalam penelitian Kualitatif bisa dilihat materi ini
Hypothesis
Asumsi / jawaban sementara / praduga terhadap suatu masalah atau hubungan antara dua variable yang masih harus dibuktikan kebenarannya
Hypothesis Testing
Proses membuktikan kebenaran hypothesis
Inductive Reasoning
Spesifik Umum
Deductive Reasoning
Umum Spesifik
1. Dokumen tersebut membahas tentang validasi dan analisis data indikator kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk tujuan akreditasi.
2. Metode analisis data yang disebutkan antara lain run chart, control chart, histogram, dan Pareto chart beserta penjelasan singkat cara kerjanya.
3. Hasil analisis dibandingkan secara internal, dengan rumah sakit lain, standar akreditasi, dan praktik terbaik guna mengidentifikasi area perbaikan.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan sampel dalam penelitian, termasuk pertimbangan dan metode penentuan jumlah sampel, serta teknik pengambilan sampel."
Dokumen tersebut membahas tentang statistika dan penggunaannya dalam penelitian, meliputi pengertian statistika deskriptif dan inferensial, peran statistika dalam penelitian mulai dari perumusan hipotesis, pengembangan instrumen pengumpulan data, desain penelitian, penentuan sampel, hingga analisis data. Dokumen ini juga menjelaskan konsep-konsep dasar seperti populasi, sampel, sensus, teknik sampling, serta variabel.
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
1. SAMPLING AUDIT UNTUK TES PENGAWASAN DAN
TES SUBSTANTIF TRANSAKSI
Kasus : Jika Anda Tidak Akan Mempercayainya, Jangan
Menggunakannya
SAMPEL YANG REPRESENTATIF
Merupakan salah satu karakteristik dalam pemilihan sampel audit
yang memiliki kesamaan dengan populasi
• Resiko NonSampel resiko dimana tes audit tidak menemukan
adanya sampel yang diabaikan
• Resiko Sampling resiko dimana auditor menarik kesimpulan yang
salah karena sampel tidak representatif
• Dua cara untuk pengendalian resiko sampel :
– Dengan menyesuaikan ukuran sampel
– Dengan menggunakan metode pemilihan sesuai dengan materi populasi
2. SAMPLING AUDIT UNTUK TES PENGAWASAN DAN TES SUBSTANTIF TRANSAKSI
SAMPEL STATISTIK VERSUS NONSTATISTIK dan PENARIKAN SAMPEL
PROBABILISTIK VERSUS NONPROBABILISTIK
• Persamaan Sampel Statistik dan Nonstatistik :
1. Perencanaan sampel tes audit telah dilakukan dengan cara
yang benar dengan resiko sampel yang diinginkan dan
memperkecil kesalahan nonsampel
2. Pemilihan sampel dan pelaksanaan tes pemilihan materi
sampel dari populasi dan melakukan pengujian dokumen serta
membuat prosedur audit
3. Evaluasi hasil pemilihan kesimpulan berdasarkan tes audit
• Perbedaan Sampel Statistik dan Nonstatistik :
Aplikasikan aturan matematis dalam pengukuran sampel dan
resiko untuk perencanaan sampel dan evaluasi hasil
• Sampel Nonstatistik auditor tidak mengukur resiko
sampel
3. SAMPLING AUDIT UNTUK TES PENGAWASAN DAN TES SUBSTANTIF TRANSAKSI
SAMPEL STATISTIK VERSUS NONSTATISTIK dan PENARIKAN SAMPEL
PROBABILISTIK VERSUS NONPROBABILISTIK
• Pemilihan Sampel Probabilistik metode pemilihan sampel
dimana jumlah populasi setiap item diketahui probabilitas
yangdisertakan dalam sampelnya dan sampel dipilih secara acak
• Empat jenis metode pemilihan sampel probabilistik (sampel audit
statistik) :
1. Pemilihan sampel acak sederhana pemilihan sampel dimana setiap
kombinasi unsur populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dijasikan
sampel
1. Tabel Nomor Random
2. Komputer Pengacak Angka
2. Pemilihan sampel sistematis Auditor mengkalkulasi interval dan kemudian
dengan metode tertentu melakukan pemilihan materi untuk sampel
berdasarkan pada ukuran interval
3. Pemilihan sampel probabilistik proporsional Untuk yang jumlah catatannya
sangat banyak, pemilihan sampel untuk setiap anggota populasi proporsional
atau PPS (Probabilistik Proporsional Sampel)
4. Pemilihan sampel stratifikasi menekankan besarnya materi populasi dengan
membagi populasi kedalam subpopulasi melalui ukuran dan mengambil sampel
yang lebih besar dari subpopulasi yang lebih besar
4. SAMPLING AUDIT UNTUK TES PENGAWASAN DAN TES SUBSTANTIF TRANSAKSI
SAMPEL STATISTIK VERSUS NONSTATISTIK dan PENARIKAN
SAMPEL PROBABILISTIK VERSUS NONPROBABILISTIK
• Pemilihan Sampel Nonprobabilistik metode pemilihan sampel
dimana auditor lebih menggunakan pertimbangan profesional
• Tiga jenis metode pemilihan sampel Nonprobabilistik (sampel audit
nonstatistik) :
1. Pemilihan sampel langsung berdasarkan pada pertimbangan ukuran yang
dibuat oleh auditor
1. Materi yang paling mungkin berisi kesalahan
2. Materi yang berisi karakteristik populasi terpilih
3. Materi yang berkaitan dengan jumlah uang yang besar
2. Pemilihan sampel blok pemilihan beberapa materi secara berurutan
3. Pemilhan sampel sembarang Auditor memilih materi populasi tanpa melihat
ukuran, sumber atau karakteristik
• Sampel Nonstatistik auditor tidak mengukur resiko sampel
5. SAMPLING AUDIT UNTUK TES PENGAWASAN DAN TES SUBSTANTIF TRANSAKSI
PENGAMBILAN SAMPEL TINGKAT
PENGECUALIAN
• Tingkat Kejadian atau Tingkat Pengecualian
– Proporsi materi dalam populasi yang berisi
karakteristik atau atribut dari kepentingan
– Berupa rasio dari materi berisi atribut spesifik terhadap
total jumlah materi populasi
• Jenis pengecualian :
1. Penyimpangan dari pengawasan yangdibentuk klien
2. Kesalahan keuangan dalam populasi data transaksi
3. Kesalahan keuangan dalam populasi rincian rekening saldo
6. SAMPLING AUDIT UNTUK TES PENGAWASAN DAN TES SUBSTANTIF TRANSAKSI
APLIKASI PENGAMBILAN SAMPEL AUDIT
NONSTATISTIK
• 14 langkah pengambilan sampel audit yang diaplikasikan
untuk menguji pengendalian dan substantif transaksi :
– Merencanakan Sampel
1. Menentukan tujuan audit dikaitkan dengan siklus transaksi yang sedang
diuji (lihat Gambar 13-7)
2. Menentukan sampel audit apakah yang dapat diaplikasikan ditujukan
untuk membuat kesimpulan populasi yang didasarkan pada sampel dengan
menguji program audit dan memutuskan prosedur audit (lihat Tabel14-2)
3. Menentukan atribut dan kondisi pengecualian lihat tabel 14-3
4. Menentukan populasi auditor boleh menggeneralisasi populasi yang
dipilih menjasi sampel
5. Menentukan unit sampel harus konsisten dengan sasaran tes audit
(menentukan populasi dan merencanakan prosedur audit umumnya kan
menetukan unit sampel yang sesuai) lihat Tabel 14-2
7. SAMPLING AUDIT UNTUK TES PENGAWASAN DAN TES SUBSTANTIF TRANSAKSI
APLIKASI PENGAMBILAN SAMPEL AUDIT
NONSTATISTIK
• 14 langkah pengambilan sampel audit yang diaplikasikan
untuk menguji pengendalian dan substantif transaksi :
– Merencanakan Sampel
6. Menentukan toleransi tingkat pengecualian Tolerable Exceortion Rate
(TER), merupakan pertimbangan auditor untuk populasi dan akan
digunakan sebagai penilaian resiko pengawasan dan/atau jumlah
kesalahan transaksi keuangan yang terjadi selama perencanaan dibuat
7. Menentukan resiko yang dapat diterima dalam menilai resiko pengawasan
terlalu rendah Acceptable Risk of Assesing Control Risk too Low
(ARACR), resiko auditor dalam menerima pengawasan yang efektif ketika
tingkat pengecualian populasi lebih besar dibanding TER (ukuran resiko
sample auditor)
8. Menentukan tingkat pengecualian populasi Estimated Population
Exception Rate (EPER), merupakan ukuran sampel yang kecil dengan
tingkat pengecualian yang dapat ditolerir
9. Menentukan ukuran sampel awal 4 faktor yang digunakan : ukuran
populasi, TER, ARACR dan EPER
8. SAMPLING AUDIT UNTUK TES PENGAWASAN DAN TES SUBSTANTIF TRANSAKSI
APLIKASI PENGAMBILAN SAMPEL AUDIT
NONSTATISTIK
• 14 langkah pengambilan sampel audit yang diaplikasikan
untuk menguji pengendalian dan substantif transaksi :
– Pemilihan Sampel dan Melakukan Prosedur Audit
10. Pemilihan sampel nonprobabilistik atau probabilistik
11. Melaksanakan prosedur audit lihat Gambar14-3
– Mengevaluasi Hasil
12. Menggeneralisasikan sampel pada populasi Tingkat Pengecualian
Sampel (Sanmple Exception Rate) lihat Gambar 14-3
13. Menganalisis pengecualian sebagai tambahan dalam menentukan SER
untuk masing-masing atribut dan mengevaluasi bagaimana kebenarannya
(lihat Gambar 14-5)
14. Memutuskan diterimanya populasi auditor mengurangi SER dengan TER
ketika menggunakan sampel nonstatistik dan evaluasi perbedaannya
9. SAMPLING AUDIT UNTUK TES PENGAWASAN DAN TES SUBSTANTIF TRANSAKSI
APLIKASI PENGAMBILAN SAMPEL AUDIT
NONSTATISTIK
• Empat tindakan ketika auditor menyimpulkan TER
dan SER terlalu kecil untuk populasi bisa diterima :
1. Merevisi TER atau ARACR
2. Memperbesar ukuran sampel
3. Revisi penilaian resiko pengawasan
4. Berkomunikasi dengan Komite Audit atau Manajemen
• Dikumentasi yang memadai lihat Gambar 14-2
sampai 14-6
10. SAMPLING AUDIT UNTUK TES PENGAWASAN DAN TES SUBSTANTIF TRANSAKSI
PENGAMBILAN SAMPEL AUDIT BERDASAR
STATISTIK
• Metode sampel statistik yangpaling umum digunakan
untuk tes pengawasan dan tes transaksi yang substantif
adalah : Atribut Sampel (Statistik)
• Dikumentasi yang memadai lihat Gambar 14-2 sampai
14-6
PEMBAGIAN SAMPEL
• Distribusi sampel frekuensi distribusi dari semua
kemungkinan sampel dengan ukuran tertentu yang
diperoleh dari populasi yang memiliki beberapa
parameter spesifik
PENERAPAN PENGAMBILAN ATRIBUT
• 14 langkah untuk sampel nonstatistik dapat digunakan
untuk atribut sampel dalam tes atribut sampel
11. SAMPLING AUDIT UNTUK TES PENGAWASAN DAN TES SUBSTANTIF TRANSAKSI
PENERAPAN PENGAMBILAN ATRIBUT
14 langkah untuk sampel nonstatistik dapat digunakan
untuk atribut sampel dalam tes atribut sampel
– Merencanakan Sampel
1. Menentukan tujuan audit
2. Menentukan sampel audit apakah yang dapat diaplikasikan
3. Menentukan atribut dan kondisi pengecualian
4. Menentukan populasi
5. Menentukan unit sampel
6. Menentukan toleransi tingkat pengecualian
(langkah 1 s.d. 6 sama untuk setiap atribut sampel dan sampel nonstatistik)
7. Menentukan resiko yang dapat diterima dalam menilai resiko pengawasan
terlalu rendah (sama untuk sampel statistik dan nonstatisitk, hanya
metode penghitungannya yang berbeda)
8. Menentukan tingkat pengecualian populasi (sama untuk atribut sampel
dan sampel nonstatistik)
9. Menentukan ukuran sampel awal (sama, 4 faktor yang digunakan :
ukuran populasi, TER, ARACR dan EPER)
12. SAMPLING AUDIT UNTUK TES PENGAWASAN DAN TES SUBSTANTIF TRANSAKSI
PENERAPAN PENGAMBILAN ATRIBUT
14 langkah untuk sampel nonstatistik dapat digunakan
untuk atribut sampel dalam tes atribut sampel
• Penggunaan Tabel untuk menentukan ukuran sampel
awal, ada 4 langkah :
1. Memilih tabel yang sesuai dengan ARACR
2. Menempatkan TER pada bagian atas tabel
3. Menempatkan EPER pada kolom paling kiri
4. Perhatikan kolom TER yang sesuai sampai bersilangan dengan
baris EPER yang sesuai. Angka pertemuan antar TER dan
EPER adalah ukuran sampel awal
– Pemilihan Sampel dan Melakukan Prosedur Audit
10. Pemilihan sampel menggunakan metode probabilistik untuk sampel
statistik. Baik sampel acak sederhana maupun sistematis digunakan untuk
atribut sampel
11. Melaksanakan prosedur audit sama untuk atribut sampel dan sampel
nonstatistik
13. SAMPLING AUDIT UNTUK TES PENGAWASAN DAN TES SUBSTANTIF TRANSAKSI
PENERAPAN PENGAMBILAN ATRIBUT
14 langkah untuk sampel nonstatistik dapat digunakan untuk atribut sampel dalam tes atribut
sampel
– Mengevaluasi Hasil
12. Menggeneralisasikan sampel pada populasi Untuk atribut sampel,
auditor mengkalkulasi batas tertinggi (CUER) poada ARACR tertentu,
kemudian menggunakan program komputer atau tabel khusus yang dibuat
dari rumus statistik (lihat Tabel 14-9, tabel ini konsisten dengan yang
digunakan untuk menentukan ukuran sampel awal, tetapi dengan format
yanglebih mudah untuk mengevaluasi sampel)
• Penggunaan Tabel untuk menghitung CUER meliputi 4 langkah :
1. Pilihlah tabel yang sesuai dengan ARACR, ARACR ini harus sama dengan
ARACR yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel awal
2. Carilah angka pengecualian yang ada pada tes audit dibagian atas tabel
3. Carilah ukuran sampel dalam kolom paling kiri
4. Baca bagian angka yang sesuai dengan kolom pengecualian sampai bertemu
dengan persilangan ukuran sampel pada baris yang sesuai. Angka pada
persilangan itu adalah CUER-nya
14. SAMPLING AUDIT UNTUK TES PENGAWASAN DAN TES SUBSTANTIF TRANSAKSI
PENERAPAN PENGAMBILAN ATRIBUT
14 langkah untuk sampel nonstatistik dapat
digunakan untuk atribut sampel dalam tes atribut
sampel
13.Menganalisis pengecualian sama untuk atribut sampel dan
sampel nonstatistik
14.Memutuskan diterimanya populasi auditor mebandingkan
CUER dengan TER untuk masing-masing atribut. Sebelum
populasi bisa diterima, CUER ditentukan berdasarkan hasil
sampel yang kurang dari atau sama dengan TER
berdasarkan ARACR. Ketika CUER lebih besar dari TER,
perlu 4 langkah tindakan