SlideShare a Scribd company logo
SAMPLING
 The basic idea behind sampling:
– We seek knowledge or information about a
whole class of similar objects or events (usually
called population)
– We observe some of these (called a sample)
– We extend our findings to the entire class.
Why Sample? (1)
 Satu kasus susah digunakan sebagai basis generalisasi
karena banyaknya variasi dalam suatu populasi.
Contoh: persepsi tiga orang buta yang memegang gajah.
 Ada pula pertimbangan praktis yang bikin perlu
sampling. Researchers often want to know something
about a specific social group or population that, for
reasons of size, time, cost, or inaccessibility, cannot be
studied in its entirety. Kalo punya waktu dan dana tak
terbatas, boleh lah diteliti setiap kasus/item dari
populasi.
Why Sample? (2)
 Bisa makan waktu terlalu lama
 Data bisa obsolete
 Respon awal dengan respon akhir bisa beda
karena ada suatu kejadian, gosip, dan sebagainya.
 Perlu biaya yang besar, juga buat interviewer.
Perlu pelatihan yang efektif dan supervisi yang
cukup ketika pengambilan data.
Why Sample? (3)
 Alasan lain: mempelajari populasi malah bisa jadi
hasilnya ngga akurat, terutama populasinya besar.
 Manajemen proyeknya lebih gampang dengan
sampling:
– bisa ada waktu tambahan untuk memperbaiki
interview/questionnaire design
– prosedur mendapatkan responden-yang-sulit-
ditemukan
– rekrutmen, pendidikan dan latihan, serta supervisi
data collectors.
Definisi Populasi (1)
 Setelah menentukan unit analisis, definisikan
populasi yang mau diteliti ⇒ deskripsi dari
sekumpulan unit yang membentuk populasi.
 Top−down, tentukan populasi dulu kemudian
turun ke sampel. Hal yang tidak jarang terjadi:
memilih sampel yang gampang dulu kemudian
mengasumsikan sampel tersebut representatif
terhadap populasi (bottom-up) ⇒ belum tentu!
Definisi Populasi (2)
 Memilih “acak” seperti itu, populasi mana yang
terwakili? Misalnya di mal hari sabtu memilih sampel
secara acak:
– Kemungkinan overrepresent weekdays worker dan
underrepresent kelompok lain seperti anak2, pensiunan,
pengangguran.
– Pemilihan mal, mal “elit” ⇒ sampel lebih representatif ke
golongan A, mal “kurang elit” ⇒ sampel lebih representatif ke
golongan menengah ke bawah
 Akibatnya populasi yang direpresentasikan hanya bisa:
para pengunjung mal “X” hari Sabtu ⇒ Nilai generalisasi
yang rendah.
Definisi Populasi (3)
 Pendefinisian populasi:
1.Mengidentifikasi populasi target.
2.Menentukan sampling frame.
Definisi Populasi (4)
 Populasi target: tentukan kriteria yang digunakan untuk
menentukan kasus2/item2 apa yang masuk populasi dan
kasus2/item2 mana yang tidak masuk. Seringkali ikut
menentukan populasi target: lokasi dan waktu.
 Kenapa memilih target populasi “A”? Tujuan dan
pertimbangan praktis mempengaruhi (seperti setiap hal
lainnya, apa reasoning-nya).
 Contoh: “Mahasiswa Fasilkom”, apakah memang
program S1 saja? S2? MIK? MTI?
Definisi Populasi (5)
 Sampling frame: definisi operasional dari populasi
target. Sampling frame bukan sampelnya sendiri,
tapi cara mengambil sampel dari populasi yang
sudah ditentukan.
 Sampling frame:
– Me-list semua kasus
– Menentukan suatu aturan; kasus2/item2 kemudian
dihadapkan pada aturan tersebut untuk menentukan
masuk atau tidaknya.
Definisi Populasi (6)
 Misalnya: e-mail survey sampling frame: pake “list
e-mail di bagian akademis”, atau list-nya si Fulan
aja.
 List tidak selalu ada/bisa dipakai.
 Idealnya sampling frame identik dengan populasi target
⇒ permasalahan dalam pembuatan definisi operasional,
tidak bisa 100% tepatnya penerjemahan. Semakin tidak
tepat penerjemahan, perlu dipertimbangkan sampling
frame yang lain.
 Penarikan kesimpulan seharusnya hanya berlaku pada
populasi yang direpresentasikan sampling frame.
Sampling Designs (1)
 Idealnya sampel yang didapat ⇒ representatif.
 Misalnya: populasi = mahasiswa program S1
Fasilkom berarti sampel ada mahasiswa dari tiap-
angkatan-yang-ada-di-populasi dengan proporsi
yang sama, jumlah pria dan wanita yang
proporsinya sama, yang kos, di rumah, lainnya,
dan seterusnya sesuai karakteristik populasi.
Sangat susah.
Sampling Designs (2)
 Dapat dilihat sangat kecil kemungkinan bisa
didapat sampel yang 100% representatif terhadap
sampel karena populasi target tidak diketahui
semua karakteristik dari populasi (parameter2).
 Oleh karena itu istilah “representatif” kemudian
mengacu pada karakteristik2 populasi yang
spesifik yang mau diteliti dan tidak pada kualitas
sampel secara keseluruhan.
Sampling Designs (3)
 Kualitas sampel dilihat dari prosedur yang digunakan
yaitu sampling design-nya (seperti juga bagian2 lain,
prosedur benar ⇒ hasil pasti benar).
 Sampling design mengacu pada bagian dari rencana
penelitian yang menjelaskan bagaimana kasus2 dipilih
untuk diteliti.
 Sampling design:
– Probability sampling
– Non-probability sampling
Sampling Designs (4)
 Probability sampling:
– setiap anggota populasi memiliki known probability untuk
terpilih menjadi sampel dan
– setiap sampel diambil secara acak.
 Lebih dapat diterima daripada nonprobability sampling.
 Nonprobability sampling: peluang anggota populasi tidak
diketahui karena pengambilan sampel tidak dilakukan
secara acak.
Sampling Designs (5)
 Kelebihan probability sampling:
– Tidak ada investigator biases dalam pemilihan
sampel
– Hukum probabilitas dapat dipakai untuk menghitung
estimasi keakuratan sampel, generalisasi dapat
dilakukan dan batas2 generalisasi dapat diketahui.
 With nonprobability sampling, the population
itself is undefined and the laws of probability do
not apply.
Probability Sampling
 Probability sampling always involves the
process of random selection at some stage.
 Probability sampling:
– Simple random sampling
– Stratified random sampling
– Cluster sampling
– Systematic sampling
Probability Sampling:
Simple random sampling (1)
 Simple random sampling: setiap anggota populasi punya
kesempatan sama untuk terpilih. Misalnya mengambil
secara acak dari suatu daftar.
 Sampling error, standard error, confidence level,
confidence interval, principles of probability sampling
theory:
– Menggunakan data brapa jumlah rata2 silverqueen yang
dimakan mahasiswa dalam satu hari sebagai ilustrasi.
– Populasi: delapan mahasiswa. Jumlah sampel: dua mahasiswa
(bisa lebih).
– Kemungkinan pasangan tertentu (dua mahasiswa) terpilih jadi
sampel: 1/28
Probability Sampling:
Simple random sampling (2)
Mahasiswa Silverqueen
A 3
B 1
C 0
D 2
E 3
F 4
G 6
H 5
Pasangan AB AC AD AE AF AG AH BC BD BE BF BG BH CD
Mean 2 1.5 2.5 3 3.5 4.5 4 0.5 1.5 2 2.5 3.5 3 1
Pasangan CE CF CG CH DE DF DG DH EF EG EH FG FH GH
Mean 1.5 2 3 2.5 2.5 3 4 3.5 3.5 4.5 4 5 4.5 5.5
1
2
Mean Mean count Probability
0.5 1 0.04
1 1 0.04
1.5 3 0.11
2 3 0.11
2.5 4 0.14
3 4 0.14 0.64
3.5 4 0.14
4 3 0.11
4.5 3 0.11
5 1 0.04
5.5 1 0.04
3
Probability Sampling:
Simple random sampling (3)
Distribusi Mean Tiap Pasangan
0
1
2
3
4
5
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6
Mean
Meancount
Probability Sampling:
Simple random sampling (4)
 Ada 18 kasus yang mean-nya antara 2.0 sampai
4.0 (3, 4, 4, 4, 3); jadi probabilitas mendapatkan
mean sampel dalam range 2.0-4.0 adalah 18/28 = .
64
 Untuk jumlah sampel empat (tidak diperlihatkan
perhitungannya di sini), probabilitas dapat a mean
sampel dalam range 2.0-4.0 adalah 62/70 = .89,
untuk jumlah sampel enam, probabilitasnya 1.0.
 Semakin besar sampel ⇒ semakin dekat mean
sampel-nya dengan population mean.
Probability Sampling:
Simple random sampling (5)
 Selisih antara sample statistic (misalnya mean) dengan
population parameter disebut sampling error. Contoh
dalam kasus ini, mean sampel 0.5 nilai sampling error-
nya 2.5 karena mean populasi (kebetulan diketahui) 3.0.
Mean sampel 1.5, sampling error-nya 1.5. Satuan
pengukuran untuk “rataan” dari error2 dari seluruh
distribusi sampel disebut standard error.
 Semakin besar sampel ⇒ semakin kecil standard
error-nya (semakin besar sampel ⇒ semakin dekat mean
sampel-nya dengan population mean ⇒ semakin kecil
standard error-nya).
Probability Sampling:
Simple random sampling (6)
 “Mean populasi adalah antara 2.0 sampai 4.0 (confidence
interval) dengan probability or level of confidence (tingkat
kepercayaan) 89%”
 Untuk penelitian biasanya 99% atau 95%, untuk bisnis 90%
kadang2 sudah bisa diterima.
 Sering confidence level tidak disebut, hanya confidence
interval (sampel precision)-nya saja, misalnya “margin of
error +/- 4% dengan N = 750”.
 Sampel precision bisa ditingkatkan dengan sampling design
stratified random sampling.
Probability Sampling:
Stratified random sampling (2)
 Populasi dibagi menjadi dua segmen atau lebih
yang mutually exclusive yang disebut strata,
berdasarkan kategori2 dari satu atau lebih variabel
yang relevan, baru kemudian dilakukan simple
random sampling.
 Stratifying by variables correlated with the
dependent variable increases the precision of
estimates because it systematically introduces
relevant sources of variability (or heterogeneity)
in the population into the sample.
Probability Sampling:
Stratified random sampling (3)
 Untuk n yang sama, stratified random
sampling lebih efisien dibanding simple
random sampling.
 Selain meningkatkan efisiensi, stratified
random sampling juga digunakan untuk
memastikan kategori-kategori yang
proporsinya kecil dalam populasi cukup
terwakili.
Probability Sampling:
Stratified random sampling (4)
 Contoh lain: Hulk music by Danny Elfman
– Biasa:
• Movie Music UK: ***
• Music from the Movies: ***
• Music on Film: ***
• Soundtrack Review Central: ***
• Soundtrack Express: ***
• Movie Wave: ***
– Bagus: Film Music Review: ****
 Secara rata2 “tenggelam” tapi bisa jadi Film Music Review
memberikan valid points dalam penilaian. Misalnya bukan
soal banyak2an tapi inventori permasalahan.
Probability Sampling:
Stratified random sampling (5)
 Misalnya di populasi, orang jawa 90%, orang
sunda 5%, orang bali 5%. Sampel 100 orang
berarti 90 orang jawa, 5 orang sunda, 5 orang bali.
Kedua kelompok terlalu sedikit sehingga dalam
statistical estimates, “tenggelam”.
 Bisa saja digunakan sampel 30 orang jawa, 30
orang sunda, 30 orang bali ⇒ disproportionate
stratified random sampling. Perlu statistical
adjustment sebelum mengestimasi parameter
populasi.
Probability Sampling:
Cluster sampling (1)
 Simple random sampling dan stratified random
sampling berasumsi ada list lengkap dari anggota
populasi. Kalau tidak ada? ⇒ Cluster sampling
bisa digunakan. Pertimbangan biaya juga
merupakan alasan lainnya.
 Populasi dibagi-bagi menjadi sekelompok kasus
yang disebut clusters biasanya berdasarkan
pembagian alami seperti lokasi, golongan
sosioekonomi, dsb.
Probability Sampling:
Cluster sampling (2)
 Beda dengan stratified: stratified mengambil
sampel dari tiap strata, cluster sampling tidak
mengambil sampel dari tiap cluster, hanya cluster
yang dipilih saja.
 Jika semua anggota cluster menjadi sampel
⇒ single-stage cluster sample. Jika suatu cluster
terdiri dari clusters lagi dan sampel diambil dari
clusters di bawahnya ⇒ multistage cluster
sampling.
 Primary sampling units ⇒ secondary sampling
units dst.
Probability Sampling:
Cluster sampling (3)
 Kurang akurat dibandingkan dengan simple
random sampling atau stratified random
sampling untuk jumlah n yang sama.
 Akurasi dapat ditingkatkan dengan
mengambil sampel dari cluster2 lain.
Probability Sampling:
Systematic sampling
 Systematic sampling: memilih kasus setiap
interval dari list lengkap anggota populasi.
Syaratnya dua:
– Sampling interval (K)
– Dan lokasi start.
 Misalnya perlu sampel 100 dari 2500 orang,
inter val = 2500/100 = 25 (sampling interval).
Kemudian tentukan nomor secara acak dari 1
sampai 25. Misalnya 19, berikutnya berarti
44, 69, dan seterusnya.
Nonprobability Sampling (1)
 Semua proses pemilihan kasus yang bukan dengan
cara random selection.
 Kelemahan:
– Tidak ada kontrol terhadap investigator bias dalam
pemilihan sampel
– Variabilitasnya tidak bisa dihitung menggunakan
probability sampling theory ⇒ tidak bisa
menghitung sampling error atau sample precision.
Nonprobability Sampling (2)
 Dalam banyak kasus, cara sampling ini lebih tepat
atau praktis:
– Situasi di mana jumlah kasus yang bisa diteliti
terlalu sedikit, misalnya karena biaya terlalu besar
untuk menyelidiki banyak kasus (misalnya unit
analisa kota, negara, atau yang besar-besar lainnya),
sementara probability sampling kurang reliabel
untuk jumlah kasus yang terlalu sedikit.
– Peneliti hanya bisa bekerja dengan kasus yang ada
saja
Nonprobability Sampling (3)
– Di awal penelitian suatu permasalahan, di mana
tujuannya baru mengumpulkan informasi
mengenai gejala (tujuan eksploratif), cukuplah
menggunakan nonprobability sampling, belum
diperlukan generalisasi statistik yang akurat.
– Kalau populasinya sendiri jumlah anggotanya
kecil (misalnya di bawah 100).
Nonprobability Sampling (4)
 Tiga tipe utama nonprobability sampling:
– Convenience sampling
– Purposive sampling
– Quota sampling
Nonprobability Sampling:
Convenience sampling (1)
 Alias: incidental, accidental, haphazard, fortuitous
sampling
 Peneliti memilih sejumlah kasus yang
conveniently/readily available.
 Metode ini cepat, mudah, dan murah.
 Kalau penelitian permasalahan baru tahap awal
dan generalisasi bukan masalah, metode ini boleh2
saja.
Nonprobability Sampling:
Convenience sampling (2)
 Tapi karena sampel yang cuma
“sedapatnya”, tidak bisa ditentukan hasil
penelitian ini bisa diterapkannya ke mana
kecuali ke sampel itu sendiri.
 In attempting to make inferences from such
a sample, “one can only hope that one is not
being to grossly misled” (sangat sinis)
Nonprobability Sampling:
Purposive sampling (1)
 Peneliti menggunakan expert judgement untuk memilih
kasus2 yang “representatif” atau “tipikal” dari populasi.
 Pertama, identifikasi sumber2 variasi yang penting dari
populasi. Berikutnya memilih kasus2 sesuai sumber2
variasi tersebut.
 Bisa dipilih satu kasus atau satu subpopulasi yang
dianggap “representatif” atau “tipikal” yang memiliki
karakteristik tertentu. Atau memilih beberapa kasus yang
mewakili perbedaan2 utama dalam populasi.
Nonprobability Sampling:
Purposive sampling (2)
 Teknik purposive sampling lainnya, biasanya
untuk prediksi hasil election, adalah memilih
propinsi tertentu yang telah bertahun-tahun
memprediksikan hasil penghitungan suara
nasional secara tepat.
 Misalnya kalau di propinsi A partai X menang
maka diprediksikan dengan sangat yakin
(keyakinan sebesar korelasi historisnya) bahwa
secara nasional partai X bakal menang.
Nonprobability Sampling:
Purposive sampling (3)
 Tetap kurang bisa diterima dibandingkan probability
sampling jika diperlukan generalisasi yang tepat dan
akurat. Tetapi kalau berbagai hal membatasi, ya boleh
lah.
 Secara umum lebih “kuat” dibandingkan convenience
sampling tapi sangat tergantung expert judgement-nya
peneliti.
 Kelemahan utama: informed selection seperti itu
memerlukan pengetahuan yang cukup mengenai
populasi.
Nonprobability Sampling:
Quota sampling (1)
 Quota sampling adalah sejenis purposive sampling
yang ada kemiripan dengan proportionate
stratified random sampling:
– Pertama, populasi dibagi-bagi menjadi strata yang
relevan seperti usia, jenis kelamin, lokasi, dsb.
– Proporsi tiap strata diperkirakan atau ditentukan
berdasarkan data eksternal kemudian total sampel
dibagi-bagi sesuai proporsi ke tiap strata (kuota).
– Untuk memenuhi jumlah sampel untuk tiap strata,
peneliti menggunakan expert judgement-nya.
Nonprobability Sampling:
Quota sampling (2)
 Misalnya populasi 55% pria 45% wanita. Sampel
100 orang berarti 55 pria dan 45 wanita. Pemilihan
sampelnya sendiri tergantung penilaian peneliti.
 Bedanya dengan stratified random sampling,
sampel diambil secara acak sedangkan dalam
quota sampling, sampelnya dipilih berdasarkan
pendapat subjektif peneliti pokoknya kuotanya
terpenuhi (mirip2 convenience sampling).
Nonprobability Sampling:
Quota sampling (3)
 Total sampel juga a convenience sample tapi
ada kemiripan dengan populasi dalam
karakteristik2 penting tertentu (karena
pembuatan stratanya).
 Bias peneliti sangat mempengaruhi:
pemilihan teman sebagai sampel, milih
lokasi2 yang nyaman, dan sebagainya.
Nonprobability Sampling:
Quota sampling (4)
 Keuntungan:
– tidak perlu membuat sampling frame
– kalau perlu konfirmasi tinggal cari lagi yang
baru asal kuota terpenuhi, tidak perlu
menghubungi responden yang telah
diwawancarai.
 Cepat, mudah dan murah.
Other Sampling Designs
 Gabungan dari probability dan nonprobability
sampling
 Referral sampling:
– Network sampling: responden diminta
mengidentifikasi anggota2 dari target populasi yang
ada hubungan dengan dirinya
– Snowball sampling: chain referral, responden
diminta memberikan nama dan kontak dari anggota
lain dari target populasi. Asumsinya sesama anggota
saling mengenal. Misalnya: hackers.
Faktor2 yang Mempengaruhi
Sampling Design (1)
 Tergantung pada:
– What is the stage of research?
– How will the data be used?
– What are the available resources for drawing
the sample?
– How will the data be collected?
Faktor2 yang Mempengaruhi
Sampling Design (2)
 Stage of research and data use
– Akurasi tidak terlalu penting kalau baru
eksplorasi gejala, hal yang penting adalah
menemukan pola2 tertentu dulu dan membuat
hipotesis2 untuk penelitian lanjutan.
– Peneliti perlu menggunakan good judgement
mereka untuk mendapatkan sampel yang tepat
⇒ nonprobability sampling bisa digunakan.
Faktor2 yang Mempengaruhi
Sampling Design (3)
– Kalau cuma pingin me-list semua varians,
cukup dengan sejumlah sampel dengan
pendekatan nonprobability.
– Kalau hasil penelitian akan menjadi bahan
decision making pemerintah misalnya, presisi
diperlukan. Perlu probability sampling yang
terkontrol dan jumlah sampel yang relatif
banyak.
Faktor2 yang Mempengaruhi
Sampling Design (4)
 Available resources
– Jika akurasi menjadi pertimbangan utama, perlu
digunakan sampling design yang menghasilkan
sampel yang paling presisi. Tapi biayanya bisa jadi
sangat mahal.
– Waktu, uang, bahan2 yang diperlukan, lokasi
melimitasi sampling design.
– Sampling design disesuaikan kemampuan, kecil tapi
jika prosedur-nya bagus ⇒ hasilnya pun bagus.
Faktor2 yang Mempengaruhi
Sampling Design (5)
 Method of data collection
– Keempat pendekatan (eksperimen, field
research, survey research, documentary
research) masing-masing berurusan dengan
sampel.
– Eksperimen biasanya pakai convenience
sampling, survai biasanya probability sampling,
field research biasanya convenience atau
purposive, documentary research sering
menggunakan probability sampling.
Faktor2 yang Mempengaruhi
Sample Size (1)
 Antara lain:
– Heterogenitas dari populasi
– Tingkat presisi yang dikehendaki
– Tipe sampling design yang digunakan
– Resources availability
– Number of breakdowns planned in data
analysis
Faktor2 yang Mempengaruhi
Sample Size (2)
 Heterogenitas populasi
– Heterogenitas mengacu pada derajat perbedaan
di antara kasus dalam suatu karakteristik.
– Semakin heterogen, jumlah kasus yang
diperlukan semakin besar agar estimasinya
reliabel. Ekstrimnya, kalau semua kasus sama
(homogen, unidimensional), jumlah sampel
cukup satu, kalau tidak ada yang sama, harus
sensus.
Faktor2 yang Mempengaruhi
Sample Size (3)
– Satuan pengukuran statistik terbaik untuk
heterogenitas populasi adalah standard
deviation (σ) ⇒ berhubungan dengan standard
error yang tadi dibahas. Rumus standard error =
σ/√(N).
 Semakin besar heterogenitas populasi, perlu
semakin banyak sampel agar lebih presisi
Faktor2 yang Mempengaruhi
Sample Size (4)
 Tingkat presisi yang dikehendaki
– Secara teknis mengacu pada standard error (seperti
dijelaskan di atas). Tapi lebih mudah diilustrasikan
dengan confidence interval.
– Pernyataan “rata2 populasi ada di antara 2-4” lebih
presisi dibandingkan “rata2 populasi ada di antara 1-
5”.
– Rumus standard error σ/√(N), sampel perlu
diperbesar agar standard error-nya mengecil. Agar
standard error turun 1/2, N perlu naik empat kali
lipat.
Faktor2 yang Mempengaruhi
Sample Size (5)
– Law of diminishing return, setelah terus2an,
dibutuhkan jumlah N yang sangat besar agar standard
error bisa turun.
• N = 100 ⇒ σ = 5
• N = 400 ⇒ σ = 2.5
• N = 2500 ⇒ σ = 1
• N = 10000 ⇒ σ = 0.5
– Sample size 2000-3000 sebenarnya standard error-nya
sudah cukup kecil dan menambah jumlah sampel lagi
⇒ “is not worth the additional cost”.
Faktor2 yang Mempengaruhi
Sample Size (6)
 Sampling design
– Misalnya tanpa menambah jumlah sampel
presisi sampel bisa ditingkatkan dengan
menggunakan stratified random sampling dan
bukan simple random sampling, tapi cluster
sampling perlu lebih banyak sampel.
Faktor2 yang Mempengaruhi
Sample Size (7)
 Resources availability
 Number of breakdowns planned. Contoh:
– Sampel 500
– Angkatan baru 100
– Kos 20
– Pria 10
 Jumlah kasus terlalu sedikit untuk menghasilkan
analisis yang reliabel
Catatan
 Sample bias: nonrandom, difficult to detect,
damaging to sample accuracy.
 Dua sumber yang paling umum:
– Coverage error: sampling frame yang tidak komplit
meng-cover semua populasi
– Nonresponse bias: pengumpulan data tidak lengkap.
 Rate of response dan rate of nonresponse

More Related Content

What's hot

TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)
TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)
TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)
Sulistia Rini
 
Teknik sampling
Teknik samplingTeknik sampling
Teknik sampling
Muhammad Luthfan
 
Perkembangan strategi msdm
Perkembangan strategi msdmPerkembangan strategi msdm
Perkembangan strategi msdm
Daniel SLSA CLA
 
Paradigma penelitian
Paradigma penelitianParadigma penelitian
Paradigma penelitian
Isti Isti
 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
Stephanie Isvirastri
 
uji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - ratauji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - rata
Ratih Ramadhani
 
Pertemuan x penugasan tidak seimbang
Pertemuan x  penugasan tidak seimbangPertemuan x  penugasan tidak seimbang
Pertemuan x penugasan tidak seimbang
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyek
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyekCPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyek
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyek
Kukuh Setiawan
 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Silvia_Al
 
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumenPembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Reni Kurniati
 
Pendugaan Parameter
Pendugaan ParameterPendugaan Parameter
Pendugaan Parameter
Eko Mardianto
 
Variabel Operasional
Variabel OperasionalVariabel Operasional
Variabel Operasionaldina febriana
 
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiUji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Rosmaiyadi Snt
 
Pengolahan dan analisis data penelitian dengan smart pls 3
Pengolahan dan analisis data penelitian dengan smart pls 3Pengolahan dan analisis data penelitian dengan smart pls 3
Pengolahan dan analisis data penelitian dengan smart pls 3
Moh Sofyan
 
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
EDI RIADI
 
4. metode transportasi
4. metode transportasi4. metode transportasi
4. metode transportasi
Lembayung Senja
 
Hipotesis nol
Hipotesis nolHipotesis nol
Hipotesis nol
lusiyendriani
 
Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )
Nur Sandy
 
Manajemen operasi : Pemeliharaan dan Keandalan
Manajemen operasi : Pemeliharaan dan KeandalanManajemen operasi : Pemeliharaan dan Keandalan
Manajemen operasi : Pemeliharaan dan Keandalan
Herni Rahayuning
 
Penelitian Kuantitatif (ppt)
Penelitian Kuantitatif (ppt)Penelitian Kuantitatif (ppt)
Penelitian Kuantitatif (ppt)
Sholahudin Sanusi Abie Sundusy
 

What's hot (20)

TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)
TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)
TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)
 
Teknik sampling
Teknik samplingTeknik sampling
Teknik sampling
 
Perkembangan strategi msdm
Perkembangan strategi msdmPerkembangan strategi msdm
Perkembangan strategi msdm
 
Paradigma penelitian
Paradigma penelitianParadigma penelitian
Paradigma penelitian
 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
 
uji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - ratauji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - rata
 
Pertemuan x penugasan tidak seimbang
Pertemuan x  penugasan tidak seimbangPertemuan x  penugasan tidak seimbang
Pertemuan x penugasan tidak seimbang
 
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyek
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyekCPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyek
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyek
 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
 
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumenPembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
 
Pendugaan Parameter
Pendugaan ParameterPendugaan Parameter
Pendugaan Parameter
 
Variabel Operasional
Variabel OperasionalVariabel Operasional
Variabel Operasional
 
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiUji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
 
Pengolahan dan analisis data penelitian dengan smart pls 3
Pengolahan dan analisis data penelitian dengan smart pls 3Pengolahan dan analisis data penelitian dengan smart pls 3
Pengolahan dan analisis data penelitian dengan smart pls 3
 
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
 
4. metode transportasi
4. metode transportasi4. metode transportasi
4. metode transportasi
 
Hipotesis nol
Hipotesis nolHipotesis nol
Hipotesis nol
 
Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )
 
Manajemen operasi : Pemeliharaan dan Keandalan
Manajemen operasi : Pemeliharaan dan KeandalanManajemen operasi : Pemeliharaan dan Keandalan
Manajemen operasi : Pemeliharaan dan Keandalan
 
Penelitian Kuantitatif (ppt)
Penelitian Kuantitatif (ppt)Penelitian Kuantitatif (ppt)
Penelitian Kuantitatif (ppt)
 

Viewers also liked

Bsm presentation cluster sampling
Bsm presentation cluster samplingBsm presentation cluster sampling
Bsm presentation cluster sampling
sohan dsouza
 
Probability Sampling
Probability SamplingProbability Sampling
Probability Sampling
Muhammad Usman
 
probability sampling
probability samplingprobability sampling
probability sampling
Roshni Kapoor
 
Strategi mengatasi tugas kuliah
Strategi mengatasi tugas kuliahStrategi mengatasi tugas kuliah
Strategi mengatasi tugas kuliah
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
 
Suku banyak-kd-4 2
Suku banyak-kd-4 2Suku banyak-kd-4 2
Suku banyak-kd-4 2
Muhammad Luthfan
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Kp3 membran
Kp3 membranKp3 membran
Kp3 membran
Muhammad Luthfan
 
Basic mathematics integration
Basic mathematics integrationBasic mathematics integration
Basic mathematics integration
Muhammad Luthfan
 
Limitkekontinuan stt-b (versi 2)
Limitkekontinuan stt-b (versi 2)Limitkekontinuan stt-b (versi 2)
Limitkekontinuan stt-b (versi 2)
Muhammad Luthfan
 
Presentation kewarganegaraan
Presentation kewarganegaraanPresentation kewarganegaraan
Presentation kewarganegaraan
Muhammad Luthfan
 
Dna structure & central dogma
Dna structure & central dogmaDna structure & central dogma
Dna structure & central dogma
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
 
Kd meeting 9 10
Kd meeting 9 10Kd meeting 9 10
Kd meeting 9 10
Muhammad Luthfan
 
Campuran tak bereaksi i
Campuran tak bereaksi iCampuran tak bereaksi i
Campuran tak bereaksi i
Muhammad Luthfan
 
Spektrofotometri uv vis spektrum
Spektrofotometri uv vis spektrumSpektrofotometri uv vis spektrum
Spektrofotometri uv vis spektrum
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
 
Prokario teukariot
Prokario teukariotProkario teukariot
Dasar2 termo
Dasar2 termoDasar2 termo
Dasar2 termo
Muhammad Luthfan
 
Penentuan mesin produksi
Penentuan mesin produksiPenentuan mesin produksi
Penentuan mesin produksi
Muhammad Luthfan
 
Ekstraksi superkritis
Ekstraksi superkritisEkstraksi superkritis
Ekstraksi superkritis
Muhammad Luthfan
 
Penentuan mesin produksi
Penentuan mesin produksiPenentuan mesin produksi
Penentuan mesin produksi
Muhammad Luthfan
 
Condensor
CondensorCondensor
Condensor
Muhammad Luthfan
 

Viewers also liked (20)

Bsm presentation cluster sampling
Bsm presentation cluster samplingBsm presentation cluster sampling
Bsm presentation cluster sampling
 
Probability Sampling
Probability SamplingProbability Sampling
Probability Sampling
 
probability sampling
probability samplingprobability sampling
probability sampling
 
Strategi mengatasi tugas kuliah
Strategi mengatasi tugas kuliahStrategi mengatasi tugas kuliah
Strategi mengatasi tugas kuliah
 
Suku banyak-kd-4 2
Suku banyak-kd-4 2Suku banyak-kd-4 2
Suku banyak-kd-4 2
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Kp3 membran
Kp3 membranKp3 membran
Kp3 membran
 
Basic mathematics integration
Basic mathematics integrationBasic mathematics integration
Basic mathematics integration
 
Limitkekontinuan stt-b (versi 2)
Limitkekontinuan stt-b (versi 2)Limitkekontinuan stt-b (versi 2)
Limitkekontinuan stt-b (versi 2)
 
Presentation kewarganegaraan
Presentation kewarganegaraanPresentation kewarganegaraan
Presentation kewarganegaraan
 
Dna structure & central dogma
Dna structure & central dogmaDna structure & central dogma
Dna structure & central dogma
 
Kd meeting 9 10
Kd meeting 9 10Kd meeting 9 10
Kd meeting 9 10
 
Campuran tak bereaksi i
Campuran tak bereaksi iCampuran tak bereaksi i
Campuran tak bereaksi i
 
Spektrofotometri uv vis spektrum
Spektrofotometri uv vis spektrumSpektrofotometri uv vis spektrum
Spektrofotometri uv vis spektrum
 
Prokario teukariot
Prokario teukariotProkario teukariot
Prokario teukariot
 
Dasar2 termo
Dasar2 termoDasar2 termo
Dasar2 termo
 
Penentuan mesin produksi
Penentuan mesin produksiPenentuan mesin produksi
Penentuan mesin produksi
 
Ekstraksi superkritis
Ekstraksi superkritisEkstraksi superkritis
Ekstraksi superkritis
 
Penentuan mesin produksi
Penentuan mesin produksiPenentuan mesin produksi
Penentuan mesin produksi
 
Condensor
CondensorCondensor
Condensor
 

Similar to Sampling

Populasi
PopulasiPopulasi
Populasi
UFDK
 
Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel
Dewaayu Nopiyanti
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
AgathaHaselvin
 
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
AngGa137055
 
Sampling6
Sampling6Sampling6
Sampling6
gojetis
 
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Populasi dan Sampel
Populasi dan SampelPopulasi dan Sampel
Populasi dan Sampel
BBPP_Batu
 
8. NON-PROBABILITY SAMPLING.pdf
8. NON-PROBABILITY SAMPLING.pdf8. NON-PROBABILITY SAMPLING.pdf
8. NON-PROBABILITY SAMPLING.pdf
adityaerick
 
Teknik Pengambilan Sampel.ppt
Teknik Pengambilan Sampel.pptTeknik Pengambilan Sampel.ppt
Teknik Pengambilan Sampel.ppt
MHilmanGumelar
 
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyekobyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
Roisah Elbaety
 
Biostatistika Dasar
Biostatistika DasarBiostatistika Dasar
Biostatistika Dasar
yuliartiramli
 
Participans, subjects, and sampling for quantitative
Participans, subjects, and sampling for quantitativeParticipans, subjects, and sampling for quantitative
Participans, subjects, and sampling for quantitative
Barna Yudha SutanMudo
 
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.pptBAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BasyiruddinAfi654
 
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.pptBAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BasyiruddinAfi654
 
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
abiumi01
 
2. Konsep Dasar pengambilan Sampel.pptx
2. Konsep Dasar pengambilan  Sampel.pptx2. Konsep Dasar pengambilan  Sampel.pptx
2. Konsep Dasar pengambilan Sampel.pptx
amrizal50
 
populasi dan sampel.pptx
populasi dan sampel.pptxpopulasi dan sampel.pptx
populasi dan sampel.pptx
RosauliNovalina1
 
Ceramah 5 methodologi
Ceramah 5 methodologiCeramah 5 methodologi
Ceramah 5 methodologiSarah Eddiah
 
Teknik sampling2
Teknik sampling2Teknik sampling2
Teknik sampling2
Adinda Khana
 

Similar to Sampling (20)

Populasi
PopulasiPopulasi
Populasi
 
Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
 
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
 
Sampling6
Sampling6Sampling6
Sampling6
 
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
 
Populasi dan Sampel
Populasi dan SampelPopulasi dan Sampel
Populasi dan Sampel
 
8. NON-PROBABILITY SAMPLING.pdf
8. NON-PROBABILITY SAMPLING.pdf8. NON-PROBABILITY SAMPLING.pdf
8. NON-PROBABILITY SAMPLING.pdf
 
Teknik Pengambilan Sampel.ppt
Teknik Pengambilan Sampel.pptTeknik Pengambilan Sampel.ppt
Teknik Pengambilan Sampel.ppt
 
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyekobyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
 
Biostatistika Dasar
Biostatistika DasarBiostatistika Dasar
Biostatistika Dasar
 
Participans, subjects, and sampling for quantitative
Participans, subjects, and sampling for quantitativeParticipans, subjects, and sampling for quantitative
Participans, subjects, and sampling for quantitative
 
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.pptBAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
 
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.pptBAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
 
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
 
2. Konsep Dasar pengambilan Sampel.pptx
2. Konsep Dasar pengambilan  Sampel.pptx2. Konsep Dasar pengambilan  Sampel.pptx
2. Konsep Dasar pengambilan Sampel.pptx
 
populasi dan sampel.pptx
populasi dan sampel.pptxpopulasi dan sampel.pptx
populasi dan sampel.pptx
 
Ceramah 5 methodologi
Ceramah 5 methodologiCeramah 5 methodologi
Ceramah 5 methodologi
 
Teknik sampling2
Teknik sampling2Teknik sampling2
Teknik sampling2
 
02 teori penarikan contoh
02 teori penarikan contoh02 teori penarikan contoh
02 teori penarikan contoh
 

More from Muhammad Luthfan

Pengumuman.pptx
Pengumuman.pptxPengumuman.pptx
Pengumuman.pptx
Muhammad Luthfan
 
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.pptKuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
Muhammad Luthfan
 
Lipid Evaluation (FTP UB)
Lipid Evaluation (FTP UB)Lipid Evaluation (FTP UB)
Lipid Evaluation (FTP UB)
Muhammad Luthfan
 
Seminar MM Universitas Brawijaya
Seminar MM Universitas BrawijayaSeminar MM Universitas Brawijaya
Seminar MM Universitas Brawijaya
Muhammad Luthfan
 
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
Muhammad Luthfan
 
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Muhammad Luthfan
 
Polisakarida Fungsional
Polisakarida FungsionalPolisakarida Fungsional
Polisakarida Fungsional
Muhammad Luthfan
 
Suplemen makanan
Suplemen makanan Suplemen makanan
Suplemen makanan
Muhammad Luthfan
 
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Muhammad Luthfan
 
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
Muhammad Luthfan
 
Sterilisasi versi 2017
Sterilisasi versi 2017Sterilisasi versi 2017
Sterilisasi versi 2017
Muhammad Luthfan
 
Sterilisasi Versi 2015
Sterilisasi Versi 2015Sterilisasi Versi 2015
Sterilisasi Versi 2015
Muhammad Luthfan
 
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
Muhammad Luthfan
 
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Muhammad Luthfan
 
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
Muhammad Luthfan
 
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
Muhammad Luthfan
 
Introduction to Electrophoresis
Introduction to ElectrophoresisIntroduction to Electrophoresis
Introduction to Electrophoresis
Muhammad Luthfan
 
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Muhammad Luthfan
 
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
Muhammad Luthfan
 
Analisis Antioksidan + ORAC
Analisis Antioksidan + ORACAnalisis Antioksidan + ORAC
Analisis Antioksidan + ORAC
Muhammad Luthfan
 

More from Muhammad Luthfan (20)

Pengumuman.pptx
Pengumuman.pptxPengumuman.pptx
Pengumuman.pptx
 
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.pptKuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
 
Lipid Evaluation (FTP UB)
Lipid Evaluation (FTP UB)Lipid Evaluation (FTP UB)
Lipid Evaluation (FTP UB)
 
Seminar MM Universitas Brawijaya
Seminar MM Universitas BrawijayaSeminar MM Universitas Brawijaya
Seminar MM Universitas Brawijaya
 
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
 
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
 
Polisakarida Fungsional
Polisakarida FungsionalPolisakarida Fungsional
Polisakarida Fungsional
 
Suplemen makanan
Suplemen makanan Suplemen makanan
Suplemen makanan
 
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
 
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
 
Sterilisasi versi 2017
Sterilisasi versi 2017Sterilisasi versi 2017
Sterilisasi versi 2017
 
Sterilisasi Versi 2015
Sterilisasi Versi 2015Sterilisasi Versi 2015
Sterilisasi Versi 2015
 
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
 
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
 
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
 
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
 
Introduction to Electrophoresis
Introduction to ElectrophoresisIntroduction to Electrophoresis
Introduction to Electrophoresis
 
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
 
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
 
Analisis Antioksidan + ORAC
Analisis Antioksidan + ORACAnalisis Antioksidan + ORAC
Analisis Antioksidan + ORAC
 

Sampling

  • 1. SAMPLING  The basic idea behind sampling: – We seek knowledge or information about a whole class of similar objects or events (usually called population) – We observe some of these (called a sample) – We extend our findings to the entire class.
  • 2. Why Sample? (1)  Satu kasus susah digunakan sebagai basis generalisasi karena banyaknya variasi dalam suatu populasi. Contoh: persepsi tiga orang buta yang memegang gajah.  Ada pula pertimbangan praktis yang bikin perlu sampling. Researchers often want to know something about a specific social group or population that, for reasons of size, time, cost, or inaccessibility, cannot be studied in its entirety. Kalo punya waktu dan dana tak terbatas, boleh lah diteliti setiap kasus/item dari populasi.
  • 3. Why Sample? (2)  Bisa makan waktu terlalu lama  Data bisa obsolete  Respon awal dengan respon akhir bisa beda karena ada suatu kejadian, gosip, dan sebagainya.  Perlu biaya yang besar, juga buat interviewer. Perlu pelatihan yang efektif dan supervisi yang cukup ketika pengambilan data.
  • 4. Why Sample? (3)  Alasan lain: mempelajari populasi malah bisa jadi hasilnya ngga akurat, terutama populasinya besar.  Manajemen proyeknya lebih gampang dengan sampling: – bisa ada waktu tambahan untuk memperbaiki interview/questionnaire design – prosedur mendapatkan responden-yang-sulit- ditemukan – rekrutmen, pendidikan dan latihan, serta supervisi data collectors.
  • 5. Definisi Populasi (1)  Setelah menentukan unit analisis, definisikan populasi yang mau diteliti ⇒ deskripsi dari sekumpulan unit yang membentuk populasi.  Top−down, tentukan populasi dulu kemudian turun ke sampel. Hal yang tidak jarang terjadi: memilih sampel yang gampang dulu kemudian mengasumsikan sampel tersebut representatif terhadap populasi (bottom-up) ⇒ belum tentu!
  • 6. Definisi Populasi (2)  Memilih “acak” seperti itu, populasi mana yang terwakili? Misalnya di mal hari sabtu memilih sampel secara acak: – Kemungkinan overrepresent weekdays worker dan underrepresent kelompok lain seperti anak2, pensiunan, pengangguran. – Pemilihan mal, mal “elit” ⇒ sampel lebih representatif ke golongan A, mal “kurang elit” ⇒ sampel lebih representatif ke golongan menengah ke bawah  Akibatnya populasi yang direpresentasikan hanya bisa: para pengunjung mal “X” hari Sabtu ⇒ Nilai generalisasi yang rendah.
  • 7. Definisi Populasi (3)  Pendefinisian populasi: 1.Mengidentifikasi populasi target. 2.Menentukan sampling frame.
  • 8. Definisi Populasi (4)  Populasi target: tentukan kriteria yang digunakan untuk menentukan kasus2/item2 apa yang masuk populasi dan kasus2/item2 mana yang tidak masuk. Seringkali ikut menentukan populasi target: lokasi dan waktu.  Kenapa memilih target populasi “A”? Tujuan dan pertimbangan praktis mempengaruhi (seperti setiap hal lainnya, apa reasoning-nya).  Contoh: “Mahasiswa Fasilkom”, apakah memang program S1 saja? S2? MIK? MTI?
  • 9. Definisi Populasi (5)  Sampling frame: definisi operasional dari populasi target. Sampling frame bukan sampelnya sendiri, tapi cara mengambil sampel dari populasi yang sudah ditentukan.  Sampling frame: – Me-list semua kasus – Menentukan suatu aturan; kasus2/item2 kemudian dihadapkan pada aturan tersebut untuk menentukan masuk atau tidaknya.
  • 10. Definisi Populasi (6)  Misalnya: e-mail survey sampling frame: pake “list e-mail di bagian akademis”, atau list-nya si Fulan aja.  List tidak selalu ada/bisa dipakai.  Idealnya sampling frame identik dengan populasi target ⇒ permasalahan dalam pembuatan definisi operasional, tidak bisa 100% tepatnya penerjemahan. Semakin tidak tepat penerjemahan, perlu dipertimbangkan sampling frame yang lain.  Penarikan kesimpulan seharusnya hanya berlaku pada populasi yang direpresentasikan sampling frame.
  • 11. Sampling Designs (1)  Idealnya sampel yang didapat ⇒ representatif.  Misalnya: populasi = mahasiswa program S1 Fasilkom berarti sampel ada mahasiswa dari tiap- angkatan-yang-ada-di-populasi dengan proporsi yang sama, jumlah pria dan wanita yang proporsinya sama, yang kos, di rumah, lainnya, dan seterusnya sesuai karakteristik populasi. Sangat susah.
  • 12. Sampling Designs (2)  Dapat dilihat sangat kecil kemungkinan bisa didapat sampel yang 100% representatif terhadap sampel karena populasi target tidak diketahui semua karakteristik dari populasi (parameter2).  Oleh karena itu istilah “representatif” kemudian mengacu pada karakteristik2 populasi yang spesifik yang mau diteliti dan tidak pada kualitas sampel secara keseluruhan.
  • 13. Sampling Designs (3)  Kualitas sampel dilihat dari prosedur yang digunakan yaitu sampling design-nya (seperti juga bagian2 lain, prosedur benar ⇒ hasil pasti benar).  Sampling design mengacu pada bagian dari rencana penelitian yang menjelaskan bagaimana kasus2 dipilih untuk diteliti.  Sampling design: – Probability sampling – Non-probability sampling
  • 14. Sampling Designs (4)  Probability sampling: – setiap anggota populasi memiliki known probability untuk terpilih menjadi sampel dan – setiap sampel diambil secara acak.  Lebih dapat diterima daripada nonprobability sampling.  Nonprobability sampling: peluang anggota populasi tidak diketahui karena pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak.
  • 15. Sampling Designs (5)  Kelebihan probability sampling: – Tidak ada investigator biases dalam pemilihan sampel – Hukum probabilitas dapat dipakai untuk menghitung estimasi keakuratan sampel, generalisasi dapat dilakukan dan batas2 generalisasi dapat diketahui.  With nonprobability sampling, the population itself is undefined and the laws of probability do not apply.
  • 16. Probability Sampling  Probability sampling always involves the process of random selection at some stage.  Probability sampling: – Simple random sampling – Stratified random sampling – Cluster sampling – Systematic sampling
  • 17. Probability Sampling: Simple random sampling (1)  Simple random sampling: setiap anggota populasi punya kesempatan sama untuk terpilih. Misalnya mengambil secara acak dari suatu daftar.  Sampling error, standard error, confidence level, confidence interval, principles of probability sampling theory: – Menggunakan data brapa jumlah rata2 silverqueen yang dimakan mahasiswa dalam satu hari sebagai ilustrasi. – Populasi: delapan mahasiswa. Jumlah sampel: dua mahasiswa (bisa lebih). – Kemungkinan pasangan tertentu (dua mahasiswa) terpilih jadi sampel: 1/28
  • 18. Probability Sampling: Simple random sampling (2) Mahasiswa Silverqueen A 3 B 1 C 0 D 2 E 3 F 4 G 6 H 5 Pasangan AB AC AD AE AF AG AH BC BD BE BF BG BH CD Mean 2 1.5 2.5 3 3.5 4.5 4 0.5 1.5 2 2.5 3.5 3 1 Pasangan CE CF CG CH DE DF DG DH EF EG EH FG FH GH Mean 1.5 2 3 2.5 2.5 3 4 3.5 3.5 4.5 4 5 4.5 5.5 1 2 Mean Mean count Probability 0.5 1 0.04 1 1 0.04 1.5 3 0.11 2 3 0.11 2.5 4 0.14 3 4 0.14 0.64 3.5 4 0.14 4 3 0.11 4.5 3 0.11 5 1 0.04 5.5 1 0.04 3
  • 19. Probability Sampling: Simple random sampling (3) Distribusi Mean Tiap Pasangan 0 1 2 3 4 5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 Mean Meancount
  • 20. Probability Sampling: Simple random sampling (4)  Ada 18 kasus yang mean-nya antara 2.0 sampai 4.0 (3, 4, 4, 4, 3); jadi probabilitas mendapatkan mean sampel dalam range 2.0-4.0 adalah 18/28 = . 64  Untuk jumlah sampel empat (tidak diperlihatkan perhitungannya di sini), probabilitas dapat a mean sampel dalam range 2.0-4.0 adalah 62/70 = .89, untuk jumlah sampel enam, probabilitasnya 1.0.  Semakin besar sampel ⇒ semakin dekat mean sampel-nya dengan population mean.
  • 21. Probability Sampling: Simple random sampling (5)  Selisih antara sample statistic (misalnya mean) dengan population parameter disebut sampling error. Contoh dalam kasus ini, mean sampel 0.5 nilai sampling error- nya 2.5 karena mean populasi (kebetulan diketahui) 3.0. Mean sampel 1.5, sampling error-nya 1.5. Satuan pengukuran untuk “rataan” dari error2 dari seluruh distribusi sampel disebut standard error.  Semakin besar sampel ⇒ semakin kecil standard error-nya (semakin besar sampel ⇒ semakin dekat mean sampel-nya dengan population mean ⇒ semakin kecil standard error-nya).
  • 22. Probability Sampling: Simple random sampling (6)  “Mean populasi adalah antara 2.0 sampai 4.0 (confidence interval) dengan probability or level of confidence (tingkat kepercayaan) 89%”  Untuk penelitian biasanya 99% atau 95%, untuk bisnis 90% kadang2 sudah bisa diterima.  Sering confidence level tidak disebut, hanya confidence interval (sampel precision)-nya saja, misalnya “margin of error +/- 4% dengan N = 750”.  Sampel precision bisa ditingkatkan dengan sampling design stratified random sampling.
  • 23. Probability Sampling: Stratified random sampling (2)  Populasi dibagi menjadi dua segmen atau lebih yang mutually exclusive yang disebut strata, berdasarkan kategori2 dari satu atau lebih variabel yang relevan, baru kemudian dilakukan simple random sampling.  Stratifying by variables correlated with the dependent variable increases the precision of estimates because it systematically introduces relevant sources of variability (or heterogeneity) in the population into the sample.
  • 24. Probability Sampling: Stratified random sampling (3)  Untuk n yang sama, stratified random sampling lebih efisien dibanding simple random sampling.  Selain meningkatkan efisiensi, stratified random sampling juga digunakan untuk memastikan kategori-kategori yang proporsinya kecil dalam populasi cukup terwakili.
  • 25. Probability Sampling: Stratified random sampling (4)  Contoh lain: Hulk music by Danny Elfman – Biasa: • Movie Music UK: *** • Music from the Movies: *** • Music on Film: *** • Soundtrack Review Central: *** • Soundtrack Express: *** • Movie Wave: *** – Bagus: Film Music Review: ****  Secara rata2 “tenggelam” tapi bisa jadi Film Music Review memberikan valid points dalam penilaian. Misalnya bukan soal banyak2an tapi inventori permasalahan.
  • 26. Probability Sampling: Stratified random sampling (5)  Misalnya di populasi, orang jawa 90%, orang sunda 5%, orang bali 5%. Sampel 100 orang berarti 90 orang jawa, 5 orang sunda, 5 orang bali. Kedua kelompok terlalu sedikit sehingga dalam statistical estimates, “tenggelam”.  Bisa saja digunakan sampel 30 orang jawa, 30 orang sunda, 30 orang bali ⇒ disproportionate stratified random sampling. Perlu statistical adjustment sebelum mengestimasi parameter populasi.
  • 27. Probability Sampling: Cluster sampling (1)  Simple random sampling dan stratified random sampling berasumsi ada list lengkap dari anggota populasi. Kalau tidak ada? ⇒ Cluster sampling bisa digunakan. Pertimbangan biaya juga merupakan alasan lainnya.  Populasi dibagi-bagi menjadi sekelompok kasus yang disebut clusters biasanya berdasarkan pembagian alami seperti lokasi, golongan sosioekonomi, dsb.
  • 28. Probability Sampling: Cluster sampling (2)  Beda dengan stratified: stratified mengambil sampel dari tiap strata, cluster sampling tidak mengambil sampel dari tiap cluster, hanya cluster yang dipilih saja.  Jika semua anggota cluster menjadi sampel ⇒ single-stage cluster sample. Jika suatu cluster terdiri dari clusters lagi dan sampel diambil dari clusters di bawahnya ⇒ multistage cluster sampling.  Primary sampling units ⇒ secondary sampling units dst.
  • 29. Probability Sampling: Cluster sampling (3)  Kurang akurat dibandingkan dengan simple random sampling atau stratified random sampling untuk jumlah n yang sama.  Akurasi dapat ditingkatkan dengan mengambil sampel dari cluster2 lain.
  • 30. Probability Sampling: Systematic sampling  Systematic sampling: memilih kasus setiap interval dari list lengkap anggota populasi. Syaratnya dua: – Sampling interval (K) – Dan lokasi start.  Misalnya perlu sampel 100 dari 2500 orang, inter val = 2500/100 = 25 (sampling interval). Kemudian tentukan nomor secara acak dari 1 sampai 25. Misalnya 19, berikutnya berarti 44, 69, dan seterusnya.
  • 31. Nonprobability Sampling (1)  Semua proses pemilihan kasus yang bukan dengan cara random selection.  Kelemahan: – Tidak ada kontrol terhadap investigator bias dalam pemilihan sampel – Variabilitasnya tidak bisa dihitung menggunakan probability sampling theory ⇒ tidak bisa menghitung sampling error atau sample precision.
  • 32. Nonprobability Sampling (2)  Dalam banyak kasus, cara sampling ini lebih tepat atau praktis: – Situasi di mana jumlah kasus yang bisa diteliti terlalu sedikit, misalnya karena biaya terlalu besar untuk menyelidiki banyak kasus (misalnya unit analisa kota, negara, atau yang besar-besar lainnya), sementara probability sampling kurang reliabel untuk jumlah kasus yang terlalu sedikit. – Peneliti hanya bisa bekerja dengan kasus yang ada saja
  • 33. Nonprobability Sampling (3) – Di awal penelitian suatu permasalahan, di mana tujuannya baru mengumpulkan informasi mengenai gejala (tujuan eksploratif), cukuplah menggunakan nonprobability sampling, belum diperlukan generalisasi statistik yang akurat. – Kalau populasinya sendiri jumlah anggotanya kecil (misalnya di bawah 100).
  • 34. Nonprobability Sampling (4)  Tiga tipe utama nonprobability sampling: – Convenience sampling – Purposive sampling – Quota sampling
  • 35. Nonprobability Sampling: Convenience sampling (1)  Alias: incidental, accidental, haphazard, fortuitous sampling  Peneliti memilih sejumlah kasus yang conveniently/readily available.  Metode ini cepat, mudah, dan murah.  Kalau penelitian permasalahan baru tahap awal dan generalisasi bukan masalah, metode ini boleh2 saja.
  • 36. Nonprobability Sampling: Convenience sampling (2)  Tapi karena sampel yang cuma “sedapatnya”, tidak bisa ditentukan hasil penelitian ini bisa diterapkannya ke mana kecuali ke sampel itu sendiri.  In attempting to make inferences from such a sample, “one can only hope that one is not being to grossly misled” (sangat sinis)
  • 37. Nonprobability Sampling: Purposive sampling (1)  Peneliti menggunakan expert judgement untuk memilih kasus2 yang “representatif” atau “tipikal” dari populasi.  Pertama, identifikasi sumber2 variasi yang penting dari populasi. Berikutnya memilih kasus2 sesuai sumber2 variasi tersebut.  Bisa dipilih satu kasus atau satu subpopulasi yang dianggap “representatif” atau “tipikal” yang memiliki karakteristik tertentu. Atau memilih beberapa kasus yang mewakili perbedaan2 utama dalam populasi.
  • 38. Nonprobability Sampling: Purposive sampling (2)  Teknik purposive sampling lainnya, biasanya untuk prediksi hasil election, adalah memilih propinsi tertentu yang telah bertahun-tahun memprediksikan hasil penghitungan suara nasional secara tepat.  Misalnya kalau di propinsi A partai X menang maka diprediksikan dengan sangat yakin (keyakinan sebesar korelasi historisnya) bahwa secara nasional partai X bakal menang.
  • 39. Nonprobability Sampling: Purposive sampling (3)  Tetap kurang bisa diterima dibandingkan probability sampling jika diperlukan generalisasi yang tepat dan akurat. Tetapi kalau berbagai hal membatasi, ya boleh lah.  Secara umum lebih “kuat” dibandingkan convenience sampling tapi sangat tergantung expert judgement-nya peneliti.  Kelemahan utama: informed selection seperti itu memerlukan pengetahuan yang cukup mengenai populasi.
  • 40. Nonprobability Sampling: Quota sampling (1)  Quota sampling adalah sejenis purposive sampling yang ada kemiripan dengan proportionate stratified random sampling: – Pertama, populasi dibagi-bagi menjadi strata yang relevan seperti usia, jenis kelamin, lokasi, dsb. – Proporsi tiap strata diperkirakan atau ditentukan berdasarkan data eksternal kemudian total sampel dibagi-bagi sesuai proporsi ke tiap strata (kuota). – Untuk memenuhi jumlah sampel untuk tiap strata, peneliti menggunakan expert judgement-nya.
  • 41. Nonprobability Sampling: Quota sampling (2)  Misalnya populasi 55% pria 45% wanita. Sampel 100 orang berarti 55 pria dan 45 wanita. Pemilihan sampelnya sendiri tergantung penilaian peneliti.  Bedanya dengan stratified random sampling, sampel diambil secara acak sedangkan dalam quota sampling, sampelnya dipilih berdasarkan pendapat subjektif peneliti pokoknya kuotanya terpenuhi (mirip2 convenience sampling).
  • 42. Nonprobability Sampling: Quota sampling (3)  Total sampel juga a convenience sample tapi ada kemiripan dengan populasi dalam karakteristik2 penting tertentu (karena pembuatan stratanya).  Bias peneliti sangat mempengaruhi: pemilihan teman sebagai sampel, milih lokasi2 yang nyaman, dan sebagainya.
  • 43. Nonprobability Sampling: Quota sampling (4)  Keuntungan: – tidak perlu membuat sampling frame – kalau perlu konfirmasi tinggal cari lagi yang baru asal kuota terpenuhi, tidak perlu menghubungi responden yang telah diwawancarai.  Cepat, mudah dan murah.
  • 44. Other Sampling Designs  Gabungan dari probability dan nonprobability sampling  Referral sampling: – Network sampling: responden diminta mengidentifikasi anggota2 dari target populasi yang ada hubungan dengan dirinya – Snowball sampling: chain referral, responden diminta memberikan nama dan kontak dari anggota lain dari target populasi. Asumsinya sesama anggota saling mengenal. Misalnya: hackers.
  • 45. Faktor2 yang Mempengaruhi Sampling Design (1)  Tergantung pada: – What is the stage of research? – How will the data be used? – What are the available resources for drawing the sample? – How will the data be collected?
  • 46. Faktor2 yang Mempengaruhi Sampling Design (2)  Stage of research and data use – Akurasi tidak terlalu penting kalau baru eksplorasi gejala, hal yang penting adalah menemukan pola2 tertentu dulu dan membuat hipotesis2 untuk penelitian lanjutan. – Peneliti perlu menggunakan good judgement mereka untuk mendapatkan sampel yang tepat ⇒ nonprobability sampling bisa digunakan.
  • 47. Faktor2 yang Mempengaruhi Sampling Design (3) – Kalau cuma pingin me-list semua varians, cukup dengan sejumlah sampel dengan pendekatan nonprobability. – Kalau hasil penelitian akan menjadi bahan decision making pemerintah misalnya, presisi diperlukan. Perlu probability sampling yang terkontrol dan jumlah sampel yang relatif banyak.
  • 48. Faktor2 yang Mempengaruhi Sampling Design (4)  Available resources – Jika akurasi menjadi pertimbangan utama, perlu digunakan sampling design yang menghasilkan sampel yang paling presisi. Tapi biayanya bisa jadi sangat mahal. – Waktu, uang, bahan2 yang diperlukan, lokasi melimitasi sampling design. – Sampling design disesuaikan kemampuan, kecil tapi jika prosedur-nya bagus ⇒ hasilnya pun bagus.
  • 49. Faktor2 yang Mempengaruhi Sampling Design (5)  Method of data collection – Keempat pendekatan (eksperimen, field research, survey research, documentary research) masing-masing berurusan dengan sampel. – Eksperimen biasanya pakai convenience sampling, survai biasanya probability sampling, field research biasanya convenience atau purposive, documentary research sering menggunakan probability sampling.
  • 50. Faktor2 yang Mempengaruhi Sample Size (1)  Antara lain: – Heterogenitas dari populasi – Tingkat presisi yang dikehendaki – Tipe sampling design yang digunakan – Resources availability – Number of breakdowns planned in data analysis
  • 51. Faktor2 yang Mempengaruhi Sample Size (2)  Heterogenitas populasi – Heterogenitas mengacu pada derajat perbedaan di antara kasus dalam suatu karakteristik. – Semakin heterogen, jumlah kasus yang diperlukan semakin besar agar estimasinya reliabel. Ekstrimnya, kalau semua kasus sama (homogen, unidimensional), jumlah sampel cukup satu, kalau tidak ada yang sama, harus sensus.
  • 52. Faktor2 yang Mempengaruhi Sample Size (3) – Satuan pengukuran statistik terbaik untuk heterogenitas populasi adalah standard deviation (σ) ⇒ berhubungan dengan standard error yang tadi dibahas. Rumus standard error = σ/√(N).  Semakin besar heterogenitas populasi, perlu semakin banyak sampel agar lebih presisi
  • 53. Faktor2 yang Mempengaruhi Sample Size (4)  Tingkat presisi yang dikehendaki – Secara teknis mengacu pada standard error (seperti dijelaskan di atas). Tapi lebih mudah diilustrasikan dengan confidence interval. – Pernyataan “rata2 populasi ada di antara 2-4” lebih presisi dibandingkan “rata2 populasi ada di antara 1- 5”. – Rumus standard error σ/√(N), sampel perlu diperbesar agar standard error-nya mengecil. Agar standard error turun 1/2, N perlu naik empat kali lipat.
  • 54. Faktor2 yang Mempengaruhi Sample Size (5) – Law of diminishing return, setelah terus2an, dibutuhkan jumlah N yang sangat besar agar standard error bisa turun. • N = 100 ⇒ σ = 5 • N = 400 ⇒ σ = 2.5 • N = 2500 ⇒ σ = 1 • N = 10000 ⇒ σ = 0.5 – Sample size 2000-3000 sebenarnya standard error-nya sudah cukup kecil dan menambah jumlah sampel lagi ⇒ “is not worth the additional cost”.
  • 55. Faktor2 yang Mempengaruhi Sample Size (6)  Sampling design – Misalnya tanpa menambah jumlah sampel presisi sampel bisa ditingkatkan dengan menggunakan stratified random sampling dan bukan simple random sampling, tapi cluster sampling perlu lebih banyak sampel.
  • 56. Faktor2 yang Mempengaruhi Sample Size (7)  Resources availability  Number of breakdowns planned. Contoh: – Sampel 500 – Angkatan baru 100 – Kos 20 – Pria 10  Jumlah kasus terlalu sedikit untuk menghasilkan analisis yang reliabel
  • 57. Catatan  Sample bias: nonrandom, difficult to detect, damaging to sample accuracy.  Dua sumber yang paling umum: – Coverage error: sampling frame yang tidak komplit meng-cover semua populasi – Nonresponse bias: pengumpulan data tidak lengkap.  Rate of response dan rate of nonresponse