Dokumen tersebut membahas tentang tiga diagnosa keperawatan yaitu: 1) Defisit nutrisi, 2) Nyeri akut, dan 3) Resiko infeksi. Diagnosa tersebut mencakup gejala, tanda, tujuan, kriteria hasil, intervensi observasi dan terapeutik yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
8
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi sebagai salah satu penyakit kardiovaskuler yang umum di masyarakat. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti stroke, gagal ginjal, dan kebutaan. Dokumen juga menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, dan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi.
Laporan pendahuluan ini membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi di Poli 158 Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. Dokumen ini menjelaskan pengertian hipertensi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, pathways, diagnosa keperawatan, dan intervensi untuk menangani pasien hipertensi. Secara keseluruhan laporan ini memberikan gambaran menyeluruh tentang penatalaksanaan keperawatan pas
Dokumen tersebut merangkum tentang pemeriksaan fisik thorax (paru dan jantung) yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan dimulai dengan memperkenalkan diri kepada pasien dan meminta persetujuan, kemudian dilanjutkan dengan inspeksi bentuk dada dan pergerakannya. Palpasi dilakukan untuk merasakan fremitus dan pergerakan dada. Perkusi digunakan untuk menentukan
Dokumen tersebut membahas tentang nutrisi dan pengukuran antropometri. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi nutrisi menurut beberapa ahli, jenis-jenis nutrisi, dan cara melakukan pengukuran antropometri seperti berat badan dan tinggi badan untuk menentukan status gizi seseorang.
8
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi sebagai salah satu penyakit kardiovaskuler yang umum di masyarakat. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti stroke, gagal ginjal, dan kebutaan. Dokumen juga menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, dan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi.
Laporan pendahuluan ini membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi di Poli 158 Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. Dokumen ini menjelaskan pengertian hipertensi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, pathways, diagnosa keperawatan, dan intervensi untuk menangani pasien hipertensi. Secara keseluruhan laporan ini memberikan gambaran menyeluruh tentang penatalaksanaan keperawatan pas
Dokumen tersebut merangkum tentang pemeriksaan fisik thorax (paru dan jantung) yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan dimulai dengan memperkenalkan diri kepada pasien dan meminta persetujuan, kemudian dilanjutkan dengan inspeksi bentuk dada dan pergerakannya. Palpasi dilakukan untuk merasakan fremitus dan pergerakan dada. Perkusi digunakan untuk menentukan
Dokumen tersebut membahas tentang nutrisi dan pengukuran antropometri. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi nutrisi menurut beberapa ahli, jenis-jenis nutrisi, dan cara melakukan pengukuran antropometri seperti berat badan dan tinggi badan untuk menentukan status gizi seseorang.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan pendahuluan keperawatan dasar tentang kebutuhan cairan dan elektrolit yang mencakup definisi, etiologi, tanda dan gejala, fisiologi, klasifikasi, pathway, faktor yang mempengaruhinya, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan klinis, pengkajian, diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk mengelola ketidakseimbangan elektrolit.
Pneumonia pada Ny. S menyebabkan berbagai gejala seperti sesak nafas, batuk berdahak, dan lemah. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi paru seperti nafas cepat dan bunyi ronki. Hasil laboratorium menunjukkan leukosit tinggi yang mendukung diagnosis pneumonia.
Pasien laki-laki berusia 28 tahun menjalani hemodialisa karena CKD stage 5. Pasien mengeluh lemas dan kedinginan sebelum, selama, dan sesudah hemodialisa. Perawat memberikan dukungan dan mengawasi kondisi pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fisik sistem perkemihan yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi organ-organ terkait seperti ginjal, kandung kemih, dan meatus urinaria untuk mendeteksi gangguan pada sistem tersebut.
1. Kasus pasien An. A laki-laki berusia 8 tahun yang dirujuk ke rumah sakit karena nyeri pada tulang kering akibat jatuh dari pohon. Keluarga masih mempercayai pengobatan tradisional.
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
[Ringkasan]
Dokumen tersebut berisi daftar diagnosa keperawatan NANDA (North American Nursing Diagnosis Association), NOC (Nursing Outcomes Classification), dan NIC (Nursing Interventions Classification) yang digunakan di Ruang I RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada bulan September 2008. Daftar tersebut mencakup 36 diagnosa keperawatan yang umum dijumpai beserta definisi masalah, tanda-tanda dan gejala, serta rencana intervensi keperawatan.
Pasien laki-laki berusia 58 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan batuk berdahak. Pemeriksaan menunjukkan adanya pleuropneumonia di paru kiri pasien beserta riwayat diabetes.
Laporan ini membahas asuhan keperawatan pada klien amputasi. Mencakup pengertian amputasi sebagai pemotongan sebagian anggota tubuh, penyebabnya seperti trauma dan penyakit vaskular, tanda dan gejalanya seperti nyeri dan keterbatasan gerak, serta penanganannya seperti balutan dan pencegahan infeksi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai asuhan keperawatan untuk kejang demam pada An. R di RSUP Dr. Sardjito.
2. Termasuk definisi, gejala klinis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaan kejang demam.
3. Juga memberikan informasi mengenai prognosis, risiko kejang berulang, risiko epilepsi, dan edukasi untuk orang tua.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep gangguan kebutuhan dasar berupa nyeri, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
2. Ada dua jenis nyeri utama yaitu nyeri akut dan nyeri kronik, yang berbeda dalam durasi, penyebab, dan karakteristiknya
3. Banyak faktor yang dapat mempeng
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pengertian dan prosedur pengukuran tanda-tanda vital (TTV) yang meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernafasan, dan tekanan darah. TTV dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, berat badan, dan kondisi kesehatan seseorang. Pengukuran TTV digunakan untuk mengetahui kondisi sistem tubuh dan dilakukan pada berbagai kesehatan seperti
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan pendahuluan keperawatan dasar tentang kebutuhan cairan dan elektrolit yang mencakup definisi, etiologi, tanda dan gejala, fisiologi, klasifikasi, pathway, faktor yang mempengaruhinya, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan klinis, pengkajian, diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk mengelola ketidakseimbangan elektrolit.
Pneumonia pada Ny. S menyebabkan berbagai gejala seperti sesak nafas, batuk berdahak, dan lemah. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi paru seperti nafas cepat dan bunyi ronki. Hasil laboratorium menunjukkan leukosit tinggi yang mendukung diagnosis pneumonia.
Pasien laki-laki berusia 28 tahun menjalani hemodialisa karena CKD stage 5. Pasien mengeluh lemas dan kedinginan sebelum, selama, dan sesudah hemodialisa. Perawat memberikan dukungan dan mengawasi kondisi pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fisik sistem perkemihan yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi organ-organ terkait seperti ginjal, kandung kemih, dan meatus urinaria untuk mendeteksi gangguan pada sistem tersebut.
1. Kasus pasien An. A laki-laki berusia 8 tahun yang dirujuk ke rumah sakit karena nyeri pada tulang kering akibat jatuh dari pohon. Keluarga masih mempercayai pengobatan tradisional.
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
[Ringkasan]
Dokumen tersebut berisi daftar diagnosa keperawatan NANDA (North American Nursing Diagnosis Association), NOC (Nursing Outcomes Classification), dan NIC (Nursing Interventions Classification) yang digunakan di Ruang I RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada bulan September 2008. Daftar tersebut mencakup 36 diagnosa keperawatan yang umum dijumpai beserta definisi masalah, tanda-tanda dan gejala, serta rencana intervensi keperawatan.
Pasien laki-laki berusia 58 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan batuk berdahak. Pemeriksaan menunjukkan adanya pleuropneumonia di paru kiri pasien beserta riwayat diabetes.
Laporan ini membahas asuhan keperawatan pada klien amputasi. Mencakup pengertian amputasi sebagai pemotongan sebagian anggota tubuh, penyebabnya seperti trauma dan penyakit vaskular, tanda dan gejalanya seperti nyeri dan keterbatasan gerak, serta penanganannya seperti balutan dan pencegahan infeksi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai asuhan keperawatan untuk kejang demam pada An. R di RSUP Dr. Sardjito.
2. Termasuk definisi, gejala klinis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaan kejang demam.
3. Juga memberikan informasi mengenai prognosis, risiko kejang berulang, risiko epilepsi, dan edukasi untuk orang tua.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep gangguan kebutuhan dasar berupa nyeri, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
2. Ada dua jenis nyeri utama yaitu nyeri akut dan nyeri kronik, yang berbeda dalam durasi, penyebab, dan karakteristiknya
3. Banyak faktor yang dapat mempeng
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pengertian dan prosedur pengukuran tanda-tanda vital (TTV) yang meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernafasan, dan tekanan darah. TTV dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, berat badan, dan kondisi kesehatan seseorang. Pengukuran TTV digunakan untuk mengetahui kondisi sistem tubuh dan dilakukan pada berbagai kesehatan seperti
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
Pasien mengeluh nyeri di bagian luka post operasi abses perianal. Diagnosa keperawatan adalah nyeri akut dan gangguan integritas kulit. Tujuan perawatan adalah menurunkan nyeri dan meningkatkan integritas kulit melalui manajemen nyeri, perawatan luka, dan edukasi. Evaluasi menunjukkan nyeri dan gangguan kulit teratasi.
Dokumen tersebut membahas tentang inisiasi dini yang dilakukan setelah persalinan, yaitu dengan membiarkan kulit ibu dan bayi bersentuhan selama satu jam atau sampai menyusui pertama kali. Dokumen juga menjelaskan lima tahapan perilaku bayi sebelum menyusu serta pentingnya memberikan waktu bagi ibu dan bayi untuk berinteraksi setelah kelahiran tanpa memaksa bayi menyusu.
Gastritis adalah peradangan pada lambung yang dapat disebabkan oleh faktor diet, alkohol, obat-obatan, atau infeksi. Gejala klinis meliputi nyeri perut, mual, dan muntah. Diagnosa didukung oleh pemeriksaan fisik, tes darah, dan endoskopi. Penatalaksanaan meliputi diet lunak, antasida, dan obat antiinflamasi.
Pasien laki-laki berusia 22 tahun datang dengan keluhan nyeri perut, mual, dan muntah. Diagnosa medisnya gastritis. Asuhan keperawatan meliputi pengelolaan nyeri, peningkatan nutrisi, dan edukasi pasien tentang penyakit dan gizi.
1. Pasien mengalami nyeri tulang dan sendi, kelemahan umum, serta anoreksia yang diduga disebabkan oleh hiperparatiroidisme dan hiperkalsemia.
2. Pemeriksaan fisik dan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar kalsium serum.
3. Tindakan keperawatan meliputi manajemen nyeri, pemberian nutrisi yang memadai, serta latihan untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
Pasien laki-laki berusia 29 tahun dirawat karena nyeri perut akibat luka jahitan operasi usus buntu. Perawat melakukan pengkajian dan merencanakan intervensi untuk mengatasi gangguan rasa nyeri, istirahat, dan aktivitas pasien dengan memberikan obat analgetik, mengatur lingkungan, serta membantu pasien melakukan aktivitas secara bertahap.
Dokumen tersebut membahas tentang panduan manajemen nyeri di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok. Panduan ini disusun untuk menstandarisasi asesmen dan penanganan nyeri guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya penanganan nyeri. Dokumen ini juga membahas tentang definisi nyeri, ruang lingkup pelayanan, tatalaksana yang meliputi asesmen nyeri, dan pemeriksaan fisik pasien.
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17Ulyas Rahim
Pasien laki-laki berusia 76 tahun menjalani operasi laringektomi akibat kanker laring. Pasien mengalami kesulitan bernapas dan menelan serta kelemahan umum yang membatasi aktivitas sehari-hari. Perawat merencanakan tindakan untuk membersihkan saluran napas, memenuhi kebutuhan gizi, meningkatkan kemandirian, dan memfasilitasi komunikasi nonverbal.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI) TUJUAN DAN KRITERIAHASIL
(SLKI)
INTERVENSI(SIKI) Rasional
1. Defisit nutrisi b.d.: mual/muntah
dibuktikan dengan (dd)
Gejala dan tandamayor
DS :-
DO :
- Berat badan menurun minimal
10%di bawah rentang ideal
Gejala tanda minorDS:
- Cepatkenyang
- Kram/nyeriperut
- Nafsu makanturun
DO :
- Bising usus
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam, maka
status nutrisi membaik.Dengan kriteria
hasil :
Porsi makan yang dihabiskan
meningkatKekuatan otot pengunyah
meningkatKekuatan otot menelan
meningkat Perasaan cepat kenyang
menurun Nyeri abdomen menurun
Sariawan menurunRambut rontok
menurun
Diare menurun
Berat badan membaikBising usus
membaik Nafsu makan membaik
Membran mukosamembaik
MANAJEMEN NUTRISI
OBSERVASI
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori danjenis
nutrient
- Identifikasi perlunya penggunaan
selang nasogastric
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
TERAPEUTIK
- Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
- Sajikan makanan secara menarik dan
MANAJEMEN NUTRISI
Mengidentifikasi status nutrisi
- Mengidentifikasi alergi dan
intoleransi makanan
- Mengidentifikasi makanan yang
disukai
- Mengidentifikasi kebutuhan
kalori dan jenis nutrient
- Mengidentifikasi perlunya
penggunaan selang nasogastric
- Memonitor asupan makanan
- Memonitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
- Melakukan oral hygiene
sebelum makan, jika perlu
- Menyajikan makanan secara
2. suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen makanan , jika
perlu
- Hentikan pemberian makananmelalui
selang nasogastric jika asupan oral
dapat ditoleransi
EDUKASI
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
menarik dan suhu yang sesuai
- Memberikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
- Memberikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
- Memberikan suplemenmakanan
, jika perlu
- Menghentikan pemberian
makanan melalui selang
nasogastric jika asupan oral
dapat ditoleransi
3. hiperaktif
- Otot pengunyahlemah
- Otot menelanlemah
- Membran mukosa pucat
- Sariawan
- Serum albumin turun
- Rambut rontok berlebihan
- Diare
- Ajarkan diet yang diprogramkan
KOLABORASI
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetic), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
PEMBERIAN MAKANAN
ENTERAL
OBSERVASI
- Periksa posisi nasogasrtik tube (NGT)
dengan memeriksa residu lambung
atau mengauskultasi hembusan udara
- Monitor tetesan makanan padapompa
setiap jam
- Monitor rasa penuh, mual danmuntah
- Monitor residu lambung tiap 4-6 jam
selama 24 jam pertama,kemudian tiap
- Menganjurkan posisi duduk,jika
mampu
- Mengajarkan diet yang
diprogramkan
- Berkolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan (mis.
Pereda nyeri, antiemetic), jika
perlu
- Berkolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
PEMBERIAN MAKANAN
ENTERAL
- Memeriksa posisi nasogasrtik
tube (NGT) dengan memeriksa
residu lambung atau
mengauskultasi hembusan
4. 8 jam selama pemberian makanan via
enteral, jika perlu
- Monitor pola buang air besar setiap4-
8 jam, jika perlu
TERAPEUTIK
- Gunakan teknik bersih dalam
pemberian makanan via selang
- Berikan tanda pada selang utuk
mempertahankan lokasi yang tepat
- Tingikan kepala tempat tidur 30-45
derajat selama pemberian makanan
- Ukur residu sebelum pemberianmakan
- Peluk dan bicara dengan bayi selama
udara
- Memonitor tetesan makanan
pada pompa setiap jam
- Memonitor rasa penuh, mualdan
muntah
- Memonitor residu lambung tiap
4-6 jam selama 24 jam
pertama,kemudian tiap 8 jam
selama pemberian makanan via
enteral, jika perlu
- Memonitor pola buang air besar
setiap 4-8 jam, jika perlu
- Menggunakan teknik bersih
dalam pemberian makanan via
selang
- Mmberikan tanda pada selang
5. No. Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI Rasional
2. Nyeri Akut berhubungan dengan insisi
pembedahan
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. waspada,
posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
gejala dan Minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. Tekanan darah meningkat
2. pola napas berubah
3. nafsu makan berubah
4. proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama …..x….. jam
diharapkan tingkat nyeri menurun.
SLKI : Tingkat Nyeri
1. Meningkat
2. Cukup Meningkat
3. Sedang
4. Cukup Menurun
5. Menurun
Kriteria Hasil:
1. Keluhan Nyeri (5)
2. Ekspresi meringis (5)
SIKI : Manajemen nyeri
Observasi
1. lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
7. Monitor efek samping penggunaan
analgetic
Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
2. Control lingkungan yang
1. Untuk mengkaji nyeri secara
komprehensif agar dapat
disesuaikan dengan intervensi
2. Untuk mengetahi skala nyeri
pada tingkat ringan, sedang,
berat
3. Seperti ada ekspresi meringis,
gelisah
4. Kebisingan, suhu dapat
mempengaruhi nyeri
5. Pengetahuan dan keyakinan
pasien terhadap nyeri dapat
mempengaruhi keadaan nyeri
6. Nyeri yang dirasakan dapat
mempengaruhi kualitas hidup
pasien.
7. Seperti ada tidaknya kesulitan
tidur, gatal-gatal, dada
berdebar.
1. Untuk membantu dalam
meredakan nyeri yang
dirasakan pasien
6. memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
4. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Untuk membantu dalam
pengobatan nyeri pada pasien
perlu dijauhkannya hal yang
dapat memperberat
3. Istirahat dan tidur yang cukup
dapat membantu
merileksasikan pasien
sehingga nyeri berkurang.
1. Agar pasien dapat mengetahui
tentang keluhan yang
dirasakan pasien.
2. Seperti Tindakan
farmakologis dan non
farmakologis
3. Untuk memberikan efek yang
maksimal dalam meredakan
nyeri
4. Seperti tehnik napas dalam,
distraksi dsb
1. Analgetik seperti obat ISDN,
dapat meredakan nyeri dada
pasien
No. Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI Rasional
3 Resiko Infeksi berhubungan dengan
luka pembedahan
Kondisi klinis terkait
1. AIDS.
2. Luka bakar.
3. Penyakit paru obstruktif.
4. Diabetes melitus.
5. Tindakan invasi.
6. Kondisi penggunaan terapi
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 X 24 jam,
pasien diharapkan terhindar dari
tanda dan gejala infeksi dengan
kriteria hasil :
1. RR : 30-60X/menit
2. Irama napas teratur
Kontrol Infeksi
1) Cuci tangan sebelum dan
sesudah kegiatan perawatan
pasien
2. Pakai sarung tangan
sebagaimana dianjurkan oleh
kebijakan pencegahan
Kontrol Infeksi
1. Agar mengurangi terjadinya
kontaminasi akibat bakteri
2. Agar perawat dan px (BBL)
terhindar dari paparan
bakteri maupun agen
penyebab penyakit (infeksi)
7. steroid.
7. Penyalahgunaan obat.
8. Ketuban Pecah Sebelum
Waktunya (KPSW).
9. Kanker.
10. Gagal ginjal.
11. Imunosupresi.
12. Lymphedema.
13. Leukositopedia.
14. Gangguan fungsi hati.
3. Suhu 36-37˚ C
4. Integritas kulit baik
5. Integritas nukosa baik
6. Leukosit dalam batas normal
universal/ Universal
Precautions
3. Batasi jumlah pengunjung
4. Anjurkan pengunjung untuk
mencuci tangan pada saat
memasuki dan meninggalkan
ruangan pasien
5. Bersihkan lingkungan dengan
baik setelah digunakan untuk
setiap pasien
6. Pertahankan teknik isolasi
yang sesuai
7. Tingkatkan intake nutrisi yang
tepat
8. Ajarkan keluarga mengenai
bagaimana menghindari
infeksi
9. Lakukan perawatan tali pusat
secara rutin dgn prinsip asertif
lainnya (melalui sentuhan)
3. Agar px (BBL) tidur
dengan nyenyak dan cukup
4. Agar tidak adanya bakteri
penyebab penyakit (infeksi)
yang masuk dan keluar dari
ruangan px (BBL)
5. Agar lingkungan px (BBL)
terhindar dari adanya
bakteri yang membuat
infeksi
6. Agar mencegah
penyebaran/ melindungi
pasien dari proses infeksi
lain
7. Agar meningkatkan energi
dan daya tahan tubuh
8. Agar keluarga selalu
menjaga px (BBL) dengan
mengetahui cara
menghindari infeksi
9. Agar tidak terjadinya
infeksi maupun resiko
infeksi pada tali pusar
10.Agar mengetahui
8. 10. Mengukur TTV
perkembangan keadaan px
(BBL) (selama periode
waktu ini, potensi
komplikasi fatal
(hipotensi/syok) dapat
terjadi)
11.Agar dapat membunuh
mikroorganisme penyebab
infeksi
Perlindungan Infeksi
1. Agar mempermudah untuk
penanganan jika infeksi
terjadi
2. Agar dapat mengawasi
kerentanan terhadap
penyebaran infeksi
3. Agar px (BBL) tidur
dengan nyenyak dan cukup
4. Agar mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam
tubuh yang kemungkinan
besar akan mengakibatkan
infeksi
5. Agar mencegah
penyebaran/ melindungi
9. pasien dari proses infeksi
lain
6. Agar meningkatkan energi
dan daya tahan tubuh
7. Agar dapat membunuh
mikroorganisme penyebab
infeksi