3. PENGERTIAN DBD
• DBD adalah penyakit demam akut dengan cirri-ciri demam
manifestasi perdarahan, dan bertendensi mengakibatkan
renjatan yang dapat menyebabkan kematian.
(Manjoer : 2000)
• DBD ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa
denagan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang
biasanya memburuk setelah dua hari pertama.
(Hendarwanto : 1996)
• DBD adalah infeksi akut yang disebabkan oleharbovirus
(arthropodborn virus) dan di tularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes.
(Ngastiyah : 1997)
4. ETIOLOGI
Virus dengue serotype 1,2,3 dan 4 yang
ditularkan melalui vector nyamuk Aedes aegypti.
Nyamuk Aedes albopictus, Aedes polyneseiansis
dan beberapa spesies lain merupakan vector
yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu
serotype bersangkutan tetapi tidak ada
perlindungan terhadap serotype lain.
(Manajoer 2000:419).
5. PATOFISIOLOGI
Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh,
pasien akan mengalami keluhan dan gejala
karena viremia, seperti demam, sakit kepala,
mual, nyeri otot, pegal seluruh badan,
hyperemia di tenggorok, timbulnya ruam dan
kelaian yang mungkin terjadi pada system
retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-
kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam
pada DB disebabkan oleh kongesti pembuluh
darah di bawah kulit.
6. GAMBARAN KLINIS
– Demam tinggi dengan mendadak dan terus
menerus selama 2-7 hari
– Manifestasi perdarahan, Hematemesis atau
Melena.
– Pembesaran hati
– Syok yang ditandai oleh nadi lemah, cepat disertai
tekanan nadi menurun, tekanan darah menurun,
disertai kulit yang teraba dingin dan lembab
terutama pada ujung hidung, jari, dan kaki, pasien
menjadi gelisah, timbul sianosis di sekitar mulut.
7. KLASIFIKASI
• Derajat I : Demam dengan uji bending positif.
• Derajat II : Derajat I dan disertai pula perdarahan
spontan pada kulit atau tempat lain.
• Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu
nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun
(<20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang
dingin, lembab, dan pasien menjadi gelisah.
• Derajat IV : Syok berat dengan nadi yang tidak
teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Terjadi trombositopenia (100.000/ml atau kurang) dan
hemokosentrasi
• Pada pasien dengan 2 atau 3 patokan klinis disertai adanya
trombositopenia dan hemokosentrasi tersebut sudah cukup
untuk klinis membuat diagnosis DHF dengan cepat.
• Dijumpai leucopenia yang akan terihat pada hari ke-2 atau
ke-3 dan titik terendah pada saat peningkatan suhu kedua
kalinya leucopenia timbul Karena berkurangnya limfosit
pada saat peningkatan suhu pertama kali
(Ngastiyah: 1997)
9. PENCEGAHAN
• Menggunakan insektisida
• Tanpa insektisida
– Menguras bak mandi, tempayan dan tempat
penampungan minimal 1x seminggu
– Menutup tempat penampungan air rapat-rapat.
– Membersihkan halaman rumah dari kaleng-kaleng
bekas, botol-botol pecah dan benda lain yang
memungkinkan nyamuk bersarang
• Memakai obat gosok.
10. PENATALAKSANAAN
– Tirah baring
– Makanan lunak dan bila belum nafsu makan di
beri minum
– Medika mentosa yang bersifat simtomatis.
– Antibiotik di berikan bila terdapat kemungkinan
terjadi infeksi sekunder.
12. FOKUS PENGKAJIAN
Kelemahan atau Kelelahan
Aktivitas
Eliminasi
Keamanan
Neurosensori
Sirkulasi
Distensi
Abdomen
Makanan/Cairan
Pernafasan
Hipotensi, termasuk perubahan postural, Nadi lemah
/lembut, takikardia, Vena leher datar, penurunan CVP
Konstipasi atau kadang-kadang diare, kram abdomen,
Penurunan volume urine, warna gelap, oliguria
Haus, anoreksia, mual, Penurunan berat badan 2-8%
Membran mukosa kering, lidah kotor, penurunan air mata
dan salvias, Kulit kering dengan turgor buruk, atau pucat
Kesemutan ekstremitas, vertigo, sinkop, Perubahan
perilaku, apatis, gelisah, kacau mental
Takipnea, pernafasan cepat/dangkal
Suhu subnormal meskipun demam
13. FOKUS INTERVENSI
Kekurangan Volume Cairan Ekstraseluler B.D Intake Tidak Adekuat,
Mual, Muntah, Demam
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
Tubuh B.D Mual,muntah Dan Sakit
Hipertermia B.D Proses Penyakit, Dehidrasi
Nyeri B.D Mekanisme Patologis (Proses Penyakit)
Kurang Pengetahuan B.D Kurang Terpajan/ Mengingat, Salah
Interpretasi Informasi/ Tidak Mengenal Sumber Informasi
Intoleransi Aktivitas B.D Meningkatnya Kebutuhan Metabolisme
Sekunder Terhadap Infeksi Virus
14. • Hasil yang diharapkan
Kebutuhan cairan klien terpenuhi
• Intervensi
– Pantau tanda vital dan observasi terhadap
peningkatan suhu/ demam.
– Palpasi nadi perifer,perhatikan warna/ suhu kulit
– Pantau haluaran urine.
– Pastikan kesukaan minum klien.
– Berikan perawatan kulit dan mulut.
Back
15. • Hasil yang diharapkan
– Kebutuhan pasien terpenuhi
– Pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan
porsi yang disediakan.
• Intervensi
– Kaji status nutrisi, pola makan yang lalu
– Kaji factor-faktor penyebab, anoreksia, disfagia,
gangguan rasa, usia, ketidak mampuan menyediakan
makanan
– Kaji makanan yang lebih di sukai, disukai, tidak di
sukai
– Pantau masukan makanan dan berat badan setiap hari
– Pantau nilai-nilai laboratorium, JDL, elektrolit
Back
16. • Hasil yang diharapkan :
suhu tubuh normal (36-37 C0)
• Intervensi
– Pantau suhu pasien (derajat dan pola); perhatikan
menggigil/ diaforesis
– Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahkan linen
tempat tidur sesuai indikasi.
– Berikan kompres hangat; hindari penggunaan alcohol.
– Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
antipiretik, misalnya ASA (aspirin), asetaminofen.
– Berikan selimut pendingin.
Back
17. • Hasil yang diharapkan
– Pasien tidak merasakan nyeri
– Nyeri pasien berkurang atau hilang
• Intervensi
– Kaji tingkatkan nyeri yang dialami pasien dengan
memberikan rentang nyeri (0-10) biarkan pasien
menentukan tingkatan nyeri yang dialami.
– Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan
yang tenang.
– Berikan suasana yang gembira bagi pasien, alihkan
perhatian pasien dari rasa nyeri.
Back
18. • Hasil yang diharapkan
– Menunjukan pemahaman akan proses penyakit dan pronosis
– Dengan tepat menunjukan proseder yang di perlukan dan menjelaskan
rasional dari tindakan
– Memulai gaya hidup dari yang di perlukan
– Ikut serta dalam pengobatan
• Intervensi
– Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan
– Tinjau faktor resiko individual dan bentuk penularan/ tempat masuk
infeksi
– Berikan informasi mengenai terapi obat-obatan, interaksi, efek
samping dan pentingnya ketaatan pada program
– Diskusikankebutuhan untuk pemasukan nutrisional tang tepat/
seimbang
– Dorong periode istirahat adekuat dengan aktivitas yang terjadwal
– Tinjau perlunya kesehatan pribadi dan kebersihan ligkungan
– Diskusikan penggunaan yang tepat/ menghindari tampon sesuai
indikasi
– Identufikasi tanda/ gejala yang membutuhkan evaluasi medis
– Tekankan pentingnya imunisasi profilaktik? Terapi antibiotik Back
19. • Hasil yang diharapkan
– Klien tidak lemas
– Klien dapat beraktivitivitas sendiri secara bertahap
• Intervensi
– Kaji tanda vital
– Dorong kemampuan aktivitas klien
– Identifikasi kemampuan aktivitas klien
Back
21. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 29-04-2011
jam 10.30 WIB di Ruang Melati RSU Kardinah
Tegal diperoleh data sebagai berikut : nama An.
L, Umur : 4 tahun,agama Islam dengan suku
bangsa Jawa/ Indonesia dan nomor RM pada
waktu masuk IGD RSU Kardinah 425769 dengan
diagnose medis DBD, tempat tinggal
Kepunduhan/ Kramat RT03 / 03 Tegal
Back SELENGKAPNYA
22. ANALISA DATA
Diagnosa Keparawatan Sesuai Prioritas Masalah
• Kekurangan volume cairan ekstraseluler b.d
intake tidak adekuat, muntah, mual, demam
• Hipertermi b.d adanya proses penyakit, dehidrasi
• Kurang pengetahuan (kebutuhan Belajar)
mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan b.d interpretasi informasi/ tidak
mengenal sumber informasi.
Back SELENGKAPNYA
23. INTERVENSI IMPLEMENTASI DAN
EVALUASI
Muncul 3 diagnose keperawatan
I. Kekurangan volume cairan ekstraseluler b.d
intake tidak adekuat, mual/ muntah, demam
II. Hipertermi b.D proses penyakit, dehidrasi
III. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar)
mengenai penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan b.d kurang terpajan/
mengingat, salah interpretasi informasi/
tidak mengenal sumber informasi
Back SELENGKAPNYA
24. PEMBAHASAN
• Kekurangan Volume cairan ekstraseluler
berhubungan dengan Intake tidak kuat,
mual,muntah, demam.
• Hipertermi berhubungan dengaan adanya
proses penyakit, dehidrasi
• Kurang Pengetahuan (Kebutuhan Belajar)
mengenai Penyakit, Prognosis, dan
Kebutuhan Pengobatan berhubungan
dengan Kurang Terpajan/ Mengingat,
Salah Interpretasi Informasi/ Tidak
mengenal Sumber Informasi.
GO
GO
GO
Back Next
25. IMPLIKASI
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang
terutama terdapat pada anak, remaja, dan orang
dewasa dengan tanda-tanda klinis berupa
demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai
leukopemia sakit kepala yang hebat
trombositopenia yang ringan dan ptekie spontan
(Kapita selekta kedokteran, edisi:2,jilid 3)
SELENGKAPNYA
Next